Sebuah Solusi Material Baru di Bidang Je

JURNAL TEKNIK SIPIL

SEBUAH SOLUSI MATERIAL BARU DI BIDANG JEMBATAN,
FRP TAUFIQ-GIRDER: KONSEP DAN PERILAKU
Taufiq Rochman
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
Abstrak
Gelagar T beton bertulang konvensional sudah sangat lazim digunakan terutama pada struktur jembatan
dengan bentang 5m – 25m. Akan tetapi sebenarnya, berat sendiri jembatan murni beton bertulang sangatlah berat.
Pelaksanaan jembatan balok T ini juga sering mengalami kendala di lapangan pada banyaknya perancah serta
schaffolding yang digunakan khususnya bila dasar sungai sangat curam. Seandainya pun dapat dilaksanakan, resiko
bahaya banjir serta stabilitas tanah dan jembatan selama proses pelaksanaan sangat rentan untuk terganggu,
akibatnya lendutan awalpun menjadi sangat besar. Bahan FRP dapat menjadi alternatif yang baik karena rasio
kekuatan terhadap beratnya sangat tinggi.
Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah oleh para
peneliti asing yang rata-rata menyoroti aplikasi dari FRP sebagai bahan perbaikan dari struktur yang telah ada
(retrofit) dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar
(smart/intelligent). Akan tetapi jarang sekali yang meneliti struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai
bagian dari struktur primer. Dan kalaupun ada, beberapa dari penelitian itu menggunakan FRP sebagai pelat lantai.
Adapun gelagar FRP masih merupakan suatu teka-teki penelitian yang amat menarik.
Penulis mengusulkan sebuah gelagar baru yang diberi nama TAUFIQ (Totally Audacity U-Fibered Intelligent

Quality)-girder. Dalam tulisan ini akan dikupas perkembangan, konsep dan perilaku umum gelagar TAUFIQ.
Kata-kata kunci: serat berlapis, gelagar TAUFIQ, lamina.

1. PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang

Struktur ringan pada masa kini merupakan komponen yang sangat penting pada pengembangan
produksi pada semua lini industri (Zemcik, 2006). Tidak seperti bahan tradisional kebanyakan semisal
kayu, baja atau beton, FRP (fiber reinforced polymer/plastic) sebagai bahan komposit berlapis merupakan
salah satu bahan dasar struktur ringan dengan spesifikasi yang tinggi terutama dalam kekakuan dan
kekuatan sehingga menjanjikan alternatif penggantian bahan struktur konvensional. Karakteristik itu
adalah rasio yang tinggi antara kekuatan terhadap berat dan rasio yang tinggi pula antara kekakuan
terhadap berat, yang intinya terletak pada densitas yang ringan. Keunggulan lainnya adalah performa
ketahanan terhadap korosi dan pengaruh serangan kimiawi, awet, umur lelah yang lama, stabilitas
dimensi, ketahanan terhadap api, ketahanan terhadap benturan (crashworthiness), tahan terhadap
perambatan keretakan, serta mampu menyerap energi selama deformasi (Suseno, 1996), tahan terhadap
beban kejut dan panas (Setyo, 1997), dapat dibentuk dengan mudah pada sebarang geometri, mudah
dibuat sendiri dengan bahan relatif murah yang banyak tersedia di pasaran, dapat disambung tanpa

menggunakan baut, keling ataupun las sehingga mempunyai permukaan finishing yang sempurna,
konduktifitas suhu yang rendah. Harga yang murah dan perawatan yang mudah dari resin dan serat kaca
menggantikan kayu yang rentan terhadap serangan biologis seperti rayap, sehingga biaya perawatan
menjadi jauh lebih rendah.
Penggunaan FRP dalam teknik sipil telah dipelajari dan didiskusikan dalam berbagai karya ilmiah
oleh para peneliti seperti Tarek (2010), Freymond dan Maceri (2005), Bank (2006), USACE (2007) serta
Qasrawi (2007). Para peneliti ini menyoroti dua aplikasi dari FRP yaitu perbaikan dari struktur yang telah
ada dan pembangunan struktur yang baru dengan menggunakan FRP sebagai bagian dari struktur primer
dan mereka mengatakan FRP berpotensi menjadi bahan bangunan dan sistem struktur yang pintar
(smart/intelligent).

64

JURNAL TEKNIK SIPIL
1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan terkait penelitian dan analisis
TAUFIQ-Girder sebagai struktur lentur sebagai berikut:

1) Bagaimana analisis gelagar FRP ini terhadap tegangan yang terjadi ?
2) Apakah gelagar FRP ini dapat dipakai dan aman untuk struktur jembatan ?

1.3

Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik, maka diberlakukan batasan-batasan sebagai berikut:
a) Gelagar kotak FRP yang diuji ialah TAUFIQ-Girder yang terbuat dari bahan komposit berlapis
berserat gelas tipe E, beserta matriksnya yaitu resin atau epoxy yang diasumsikan bersifat isotropis
transversal dalam arah longitudinal seratnya dan elastis linier.
b) Pengaruh suhu tidak diperhitungkan karena bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya
adalah jenis termoseting, bukan termoplastik.
c) Beban adalah mengikuti pembebanan mati dan hidup, baik beban D dan beban T untuk jembatan
jalan raya

1.4

Tujuan


Tujuan telaah pustaka ini adalah untuk mensosialisasikan konsep dan perilaku gelagar baru FRP
sehingga menanamkan opini pada publik pemerintahan, akademis dan umum untuk memanfaatkan,
menerapkan serta mengembangkan hasil teknologi struktur jembatan berbasis bahan FRP yang murah,
relatif mudah dan cepat dalam pelaksanaannya, mempunyai kapasitas struktur yang baik serta unsur
estetika yang indah.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Bahan Komposit Berlapis

Bahan komposit berlapis (laminated composite material) dibuat dari dua atau lebih lapisan seratserat yang berukuran sangat halus (berdiameter antara 5-15 µm) yang direkatkan dalam suatu bahan yang
disebut matriks. Bahan serat dapat terbuat dari Kevlar, karbon atau gelas, yang masing-masing lapisannya
(lamina) bersifat isotropis transversal dalam satu arah longitudinal seratnya yang merupakan penguat
utama dalam menahan beban. Bahan serat memiliki karakteristik bermutu tinggi, tetapi ringan, getas dan
berdiameter kecil.
Matriks terbuat dari perekat khusus yang kuat biasanya disebut resin seperti epoxy, dan sejenisnya
dan dapat berupa bahan organik, keramik atau metalik yang menyatukan serat secara bersama-sama
menjadi suatu unit struktur dan melindungi serat dari kerusakan luar serta mentransfer dan
mendistribusikan beban yang bekerja ke serat. Matriks ini dalam banyak kasus juga memberikan

kontribusi sifat yang diperlukan seperti daktilitas, keteguhan (toughness) dan sebagainya. Polimer ialah
bahan matriks yang paling banyak digunakan dan paling mudah untuk dikombinasikan dengan bahan
serat yang dilapiskan dalam struktur komposit berlapis.
Di antara bahan-bahan komposit, yang paling digunakan secara luas adalah komposit yang
diperkuat serat FRP (fiber reinforced polymer) yang disusun berlapis-lapis untuk mencapai sifat mekanis
yang diinginkan. Meskipun bahan komposit adalah bahan heterogen yang harus dianalisis nonlinier
(materially nonlinear), ada pula teori yang memperlakukannya secara homogen pada arah tertentu setiap
layer, dan bahkan adapula yang mengasumsikan secara homogen penuh sebagaimana teori ESL
(equivalent single layer) yang akan diperinci oleh Tanov (2000).
Beberapa hal yang sangat mempengaruhi pertimbangan disain struktur komposit berlapis adalah
arah orientasi sudut serat ortotropis masing-masing lapisan, rasio antara modulus bidang dengan modulus
geser transversal (E/G) serta urutan penyusunan lapisan (ply stacking sequence) dari lamina. Dengan arah
sudut ortotropi serat yang sesuai pada setiap lamina, parameter kekuatan dan kekakuan dapat dicapai
(Khare dan Kant, 2004).

65

JURNAL TEKNIK SIPIL
2.2


Aplikasi FRP untuk rekayasa teknik sipil

Penggunaan bahan komposit secara penuh untuk struktur dilakukan pada jembatan cancang kabel
Aberfeldy, Skotlandia (Skinner, 2009 dan Busel, 2009). Jembatan ini mempunyai bentang total 113m dan
bentang utama 63 m selebar 2.23 m dan memiliki sejumlah 40 kabel pada dua bidang pada pilon setinggi
18 m. Struktur pilon, gelagar, lantai dan bahkan kabel jembatan ini terbuat dari 14.5 ton bahan komposit.
Gelagar, parapet dan pilon terbuat dari GRP, sedangkan kabel dari Parafil yang terbuat dari serat aramid
Kevlar yang dilindungi coating polyethylene. Sedangkan GRP terbuat dari serat gelas tipe-E dan
isophthalic polyester resin. Keseluruhan struktur dirakit hanya dalam 8 minggu. Gambar 2.1 a)
memperlihatkan struktur Jembatan Aberfeldy, sedangkan bentuk gelagar Jembatan Aberfeldy ditampilkan
pada Gambar 2.1 b).

Gambar 2.1

a) Jembatan komposit penuh Aberfeldy
b) Bentuk gelagar jembatan Aberfeldy berbahan komposit penuh

Sumber: Skinner dan Busel, 2009

Saat ini banyak dilakukan penelitian tentang penggunaan bahan komposit untuk teknik sipil. Amir

Fam dari Universitas Queen meneliti gelagar komposit pada tahun 1996, kolom dan pier jembatan pada
tahun 2000, serta pelat lantai pada tahun 2003 seperti yang tampak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 a) Kolom FRP,

b) Pier FRP isi beton

c) Pelat lantai FRP

Sumber: Fam, 2005

Jenis CFCC (carbon fiber cement concrete) dikembangkan di Jepang sebagai bahan strand dan
tendon prategang dan diterapkan pada Jembatan Hisho dan ini menunjukkan kekuatan bahan komposit.

Gambar 2.3 Strand dan tendon CFCC
Sumber: Bussel dan Motavalli, 2007

66

JURNAL TEKNIK SIPIL


Gambar 2.3 Strand dan tendon CFCC pada Jembatan Hisho
Sumber: Bussel dan Motavalli, 2007

Gelagar boks untuk jembatan dengan bahan komposit juga dapat ditemukan pada Jembatan Tech21
di Ohio seperti yang tampak pada Gambar 2.4. Gelagar bok ini sangat ringan sehingga mobilisasi ke
lokasi proyek dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Gambar 2.4. Jembatan Tech21, Ohio bergelagar boks komposit
Sumber: Busel, 2009 dan Farhey, 2005

Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 memperlihatkan bahan komposit yaitu serat nano yang merupakan
bahan komposit dengan kekuatan sangat tinggi dan juga serat gelas dan beberapa aplikasinya pada dunia
industri konstruksi, seperti batang tulangan beton dari GFRP dan profil hollow serta profil I dari FRP.

Gambar 2.5. Serat nano, serat gelas, serta lembaran komposit dengan serat acak
Sumber: http://www.e21.com , http://www.gtresearchnews.gatech.edu

67


JURNAL TEKNIK SIPIL

Gambar 2.6. Tulangan beton GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer) yang terbuat dari serat Basalt
Sumber: http://www. pulwell.en.made-in-china.com

Gambar 2.7. Profil FRP yang banyak terdapat di pasaran
Sumber: http://www.diytrade.com

Gambar 2.8 Foto mikroskopik SEM (scan electron microscope) penampang serat dan matriks
Sumber: Nanotech dan AAC

3. METODE ANALISIS
3.1

Backward Analysis

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan representatif, maka perlu dilakukan analisis
balik (backward analysis) secara global dalam struktur jembatan sebenarnya. Analisis ini sangat
diperlukan untuk menentukan besarnya parameter pembebanan, sifat mekanis bahan, memprediksi
besarnya beban layan yang bekerja, konsentrasi tegangan dalam penampang lokal yang ditinjau serta

perilaku kehancurannya dalam rangka memprediksi dimensi dan spesifikasi spesimen pengujian dan
kapasitas peralatan uji terkait dengan range beban monotonik dan dinamis yang diberikan sehingga
struktur tetap responsif terhadap beban akan tetapi memperoleh data yang lengkap sebelum
kehancurannya.

68

JURNAL TEKNIK SIPIL
3.2

Dimensi Tipikal Jembatan Sebenarnya

Dimensi dari jembatan mengikuti standar jembatan tipe-T kelas A dengan kelas muatan BM 100
(100% muatan T dan muatan D) bentang 25 m, lebar jalur lalu lintas atau lantai kendaraan 7.00 m, lebar
trotoir 2 x1.0 m dan lebar total 9.6 m, sejumlah 5 buah gelagar prategang pada Gambar 2.34 atau 6 buah
gelagar beton bertulang nonprategang pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1. Dimensi tipikal gelagar tipe-T beton prategang untuk bentang 25 m
Sumber: Standar Bangunan Atas Gelagar Beton Prategang-Direktorat Jenderal Bina Marga (dalam cm), 1993


Gambar 3.2. Dimensi tipikal gelagar tipe-T beton bertulang untuk bentang 25 m
Sumber: Standar Bangunan Atas Gelagar Beton Bertulang-Direktorat Jenderal Bina Marga (dalam mm), 1993

3.3

Analisis Detail dan Tegangan TAUFIQ-girder

Perbandingan dilakukan dengan memodelkan gelagar FRP dengan metode elemen hingga
dilakukan dengan memodelkan setiap lapisan menjadi elemen benda pejal seperti Gambar 3.3.

69

JURNAL TEKNIK SIPIL

Gambar 3.3 Elemen cangkang tebal (solid shell) untuk memodelkan slip dan tegangan interlaminar

Sedangkan dimensi jembatan dengan gelagar FRP ialah sebagai berikut:
9600
200 mm
1120 mm

2000

2000

2000

2000

Gambar 3.4. Dimensi gelagar FRP TAUFIQ-Girder untuk bentang 25 m

Jembatan dibuat dengan lebar 9.6m dan bentang 25m. Gelagar FRP direncanakan berjumlah 5 buah
mengikuti standar Bina Marga dengan jarak gelagar sebesar 2000 mm, tinggi 1120 mm dan ketebalan 30
mm. Tebal tipikal pelat lantai jembatan adalah 200 mm sebagaimana terlihat pada Gambar 3.4. Struktur
gelagar FRP dimodelkan sebagai elemen cangkang dan struktur pelat lantai dimodelkan sebagai elemen
solid 3D sebagaimana terlihat dalam Gambar 3.4 dan 3.5.

Elemen
cangkang

Elemen
Solid

Gambar 3.5.

Potongan pemodelan penampang jembatan FRP

Gambar 3.6.

Pemodelan 3D jembatan FRP dengan bentang 25 m

Sumber: Rancangan

70

JURNAL TEKNIK SIPIL
Untuk meneliti perilaku jembatan FRP terhadap gaya dalam normal tarik dan tekan secara murni
misalnya, maka jembatan sesungguhnya atau full scale dapat diisi dengan beton (concrete in-filled) tanpa
diperlukan adanya suatu penghubung geser. Hal ini untuk menghindarkan FRP dari pengaruh sekunder
seperti tekuk, slip, torsi dan delaminasi serta memastikan perilaku yang sedang ditinjau bukan aksi
komposit antara FRP dan beton akan tetapi antar lapisan dalam FRP sehingga yang dominan hanyalah
lentur murni yang menghasilkan tegangan normal tarik dan tekan.
Adapun pembebanan dapat dipilih dengan dua cara. Pertama, beban ”D” hasil dari beban roda ”T”
yang telah ditransformasikan, diekivalensikan dan disederhanakan untuk tujuan disain menjadi beban
UDL sebesar q=2.2 t/m dan beban garis (KEL) sebesar P=12 ton sebagaimana terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar. 3.7. a) Diagram beban ”D” tersebar merata (UDL) dan beban garis (KEL)
b) Beban truk “T” sebesar 2.5 t (25 kN) dan 10 t (100 kN)
Sumber: Bina Marga, BMS

Kedua, beban ”T” setiap titik roda sebesar 2.5 t dan 10 t berturut-turut untuk roda depan dan
belakang. Kedua cara ini menghasilkan hasil yang hampir sama sebagaimana terlihat pada Gambar 3.7 b).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a)

c)

b)

Gambar 3.7.

Tegangan Sxx jembatan FRP sebenarnya terjadi di tengah bentang sebesar 78.5 MPa:
a) tampak atas, b) tampak bawah c) Distribusi tegangan Sxx di tengah bentang girder-3

71

JURNAL TEKNIK SIPIL

a)

b)

Gambar 3.8.

Tegangan Jembatan FRP a) SYY tampak atas sebesar 155 MPa,
b) SXY tampak bawah sebesar 37.9 Mpa
c) Distribusi tegangan Syy pada daerah tumpuan girder ke-3
d) Distribusi tegangan Sxy pada daerah tumpuan girder ke-3

Gambar 3.9. Tegangan Sxx dari jembatan FRP sebenarnya terjadi di tumpuan sebesar 168.7 MPa untuk
tekan dan 198.25 MPa untuk tarik (tampak bawah)

72

JURNAL TEKNIK SIPIL
Gaya dan tegangan termasuk respon struktur yang terjadi dari luar sehingga akan dipengaruhi
oleh dimensinya, dan tidak terikat dengan spesifikasi bahan, tidak demikian halnya dengan regangan dan
deformasi yang termasuk respon dari dalam struktur sehingga berhubungan sangat erat dengan parameter
bahan yang akan mempengaruhi kapasitas tahanan terhadap beban luar tadi. Maka analisis 3D linier
sederhana dipandang mencukupi untuk tahap pra analisis dalam menentukan dan mengecek dimensi
terhadap respon beban statis.
Analisis secara kasar menunjukkan, berdasarkan Gambar 3.7, gelagar FRP setebal 30 mm untuk
bentang jembatan 25 m akan mampu menahan tegangan normal tarik sebesar 78.5 Mpa, karena menurut
literatur tegangan hancur bahan komposit dengan sudut serat 0° berada di sekitar angka 1000 MPa. Akan
tetapi, menurut Gambar 3.8 a), tegangan normal tekan khususnya di daerah tumpuan mempunyai nilai
yang cukup besar yaitu berkisar 155 Mpa yang mendekati kisaran 120 – 200 Mpa untuk serat bersudut
90° sehingga perlu ada penebalan atau diisi dengan beton disekitar tumpuan untuk menghindari adanya
kehancuran tumpu atau bahkan tekuk pada badan gelagar FRP. Sedangkan menurut Gambar 3.8 b),
tegangan geser cukup besar yaitu sekitar 37.9 Mpa mendekati kehancurannya pada kisaran 40 MPa.
Kehancuran lokal menurut Gambar 3.9 diperkirakan akan terjadi pada sekitar tumpuan, sebesar
168.7 MPa untuk tegangan tekan dan 198.2 MPa untuk tegangan tarik sehingga diperlukan beberapa
pengaku lokal atau diisi beton (concrete in-filled) sekitar 30 cm pada daerah tumpuan.

5. KESIMPULAN
Struktur jembatan TAUFIQ girder dari bahan FRP merupakan struktur jembatan yang handal,
aman, murah serta relatif mudah dilaksanakan dibanding jembatan balok T, prategang, jembatan gantung
dan lain-lain yang harus menggunakan crane berkapasitas besar, gantry maupun lifting equipment yang
canggih. Engineer nasional dapat menguasai teknologi jembatan FRP dengan baik, dengan
memperhatikan hal-hal yang penting sebagai berikut:
1. Teknologi komposit harus mendapat perhatian khusus terutama yang menyangkut jenis serat, arah
serat, jumlah lapisan, tipe resin dan metode pembuatan laminat FRP.
2. Analisis yang teliti sangat diperlukan untuk mendesain struktur gelagar komposit FRP.
Untuk lebih dapat menganalisis TAUFIQ-girder secara sempurna bisa digunakan software seperti
MIDAS/Civil, Larsa, TNO DIANA, ANSYS, ABAQUS dan sebagainya.

6. DAFTAR PUSTAKA
Zemcik, R. dan Rolfes, R, 2006. “High Performance 4-Node Shell Element with Piezoelectric Coupling”.
Mechanics of Advanced Material and Structures. 13, pp. 393-401. File: 21808368.pdf
Suseno, H. 1996. Penerapan Metode Elemen Hingga pada Analisis Struktur Pelat Klasik dari Bahan
Komposit Satu Arah Akibat Aksi Gabungan Beban Lateral Merata dan Gaya-gaya Aksial Tekan.
Malang: Laporan Penelitian Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Setyo, E. 1997. Analisis Pelat Persegi Model Reissner-Mindlin dari Bahan Komposit Satu Arah dengan
Sudut Ortotropi Bervariasi Menggunakan Metode Elemen Hingga. Skripsi S1. Universitas
Brawijaya Malang.
Rochman, Taufiq. 2002. Analisis Pelat Persegi Berlapis Model Levinson dari Bahan Komposit dengan
Menggunakan Metode Elemen Hingga. Tesis S2. Universitas Brawijaya Malang.
Maunsell Structural Plastic. Case History Aberfeldy.pdf
Burgoyne, C.J dan Head, P.R. 1993. “Aberfeldy Bridge: An Advanced Textile Reinforced Footbridge”.
TechTextil Symposium, Frankfurt, Germany. File: cp25.pdf
Skinner, J.M. 2009. “A Critical Analysis of The Aberfeldy Footbridge, Scotland”. Proceeding of Bridge
Engineering 2. Conference in University of Bath, UK. File: SKINNER.pdf
Busel, J.P. Composites Industry’s Perspective on Transportation Infrastructures Opportunities. Virginia
Fiber Reinforced Composites Showcase, Bristol.
File: bridge-09FRPOpportunitiesinTransportation.pdf

73

JURNAL TEKNIK SIPIL
Tarek, 2010. “Flexural Behaviour of Sandwich Panels Composed Of Polyurethane Core And GFRP Skins
and Ribs”. PhD. Thesis. Queen’s University of Canada. File: Sharaf_Tarek_A_201008_PhD.pdf
M. Fremond dan F. Maceri. 2005. Mechanical Modeling and Computational Issues in Civil Engineering.
Lecture Notes in Applied and Computational Mechanics. Springer
Bank, Lawrence. 2006. Composites for Construction: Structural Design with FRP Materials. John Wiley
& Sons, Inc.
US Army Corps of Engineers. 1997. Engineering and Design: Composite Materials For Civil
Engineering Structures.
Qasrawi, Yazan. 2007. Flexural Behaviour Of Spun-Cast Concrete Filled Fibre Reinforced Polymer
Tubes For Pole Applications. Master Thesis. Queen’s University of Canada.
C. E. Bakis; L. C. Bank, F.; V. L. Brown, M.; E. Cosenza; J. F. Davalos, A.M.; J. J. Lesko; A. Machida;
S. H. Rizkalla, F.; And T. C. Triantafillou. 2002. Fiber-Reinforced Polymer Composites For
Construction—State-Of-The-Art Review. Journal Of Composites For Construction. 150th
Anniversary Of The American Society Of Civil Engineers (Asce). File: FRP Composites for
Construction.pdf
Darby, J. J. 1999, “Role of bonded fibre-reinforced composites in strengthening of structures” in
Strengthening of Reinforced Concrete Structures, eds. L. C. Hollaway & M. B. Leeming,
Woodhead Publishing Ltd, CRC Press LLC, Cornwall, England, pp. 1-10. File: 33781_01.pdf
Oehlers, D. J. 2000, 'Development of Design Rules for Retrofitting by Adhesive Bonding or Bolting either
FRP or Steel Plates to RC Beams in Bridges and Buildings.' In Composites in the Transportation
Industry, eds. S. Bandyopadhyay et al., University of New South Wales, Sydney, Australia, pp.110119. File:783561.pdf
Nanni, A., Alkhrdaji, T., Chen, G., Barker, M., Xinbao, Y., and Mayo, R., "Overview of Testing to
Failure Program of a Highway Bridge Strengthened with FRP Composites," Selected Presentation
Proc., 4th International Symposium on FRP for Reinforcement of Concrete Structures (FRPRCS4),
Baltimore, MD, Nov. 1999, pp. 69-80. File: CF 1999 Nanni.pdf
Nanni, A., P.C. Huang and G. Tumialan, "Strengthening of Impact-Damaged Bridge Girder Using FRP
Laminates," 9th Int. Conf., Structural Faults and Repair, London, UK, July 4-6, 2001, M.C. Forde,
Ed., Engineering Technics Press, CDROM version, 7pp. File: impctdmg.pdf
S.H. Park, I.N. Robertson, H.R. Riggs. 2002. A Primer for FRP Strengthening of Structurally Deficient
Bridges. Report No. HWY-L-2001-01. Department of Civil and Environmental Engineering
University of Hawaii at Manoa. File: A Primer for FRP Strengthening of Structurally Deficient
Bridges.pdf
A. Rizzo, N. Galati, and A. Nanni, 2005. Strengthening of Off-System Bridges with Mechanically
Fastened
Pre-Cured
FRP
Laminates.
File:
StrengtheningofOffSystemBridgeswithMechanicallyFastenedPre-CuredFRPLaminates.pdf
E. Agneloni, Casadei, dan Celestini. 2011. Innovation on advanced composite materials for civil
engineering and architectural applications: case studies. First Middle East Conference on Smart
Monitoring, Assessment and Rehabilitation of Civil Structures, 8-10 February 2011. Dubai, UAE.
File: 348.pdf
J. Chajes, P. Chacon, W. Swinehart, R. Richardson, C. Wenczel, Wei Liu. 2005. Applications of
Advanced Composites to Steel Bridges: A Case Study on the Ashland Bridge (Delaware-Usa).
Department of Civil and Environmental Engineering College Of Engineering. University Of
Delaware. File: Rpt. 181 Appl. of Adv. Composits to Steel Brdg Final.pdf
J. Lee, S.-E. Kim, K. Hong. 2002. Lateral buckling of I-section composite beams. Engineering Structures
Vol. 24 (2002).pp. 955–964. File: 10) Lateral buckling of I-section composite beams.pdf
Khare, K., Kant, T. dan Garg, K.2004. “Free Vibration of Composite and Sandwich Laminates with a
Higher Order Facet Shell Element”. Composite Structures 65. pp. 405-418.
http:/www.repository.ias.ac.in/15651/1/314.pdf

74