Ruang Lingkup teo E Commerce

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

EKOJI999 Nomor

147, 2 Februari 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Ruang Lingkup E-Commerce
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected]

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected].

HALAMAN 1 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI


PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Salah  satu  subset  terpenting  dan  terbesar  dari  e‐business  adalah  e‐commerce,  dimana 
berbagai  aktivitas  transaksi  jual  beli  dilakukan  melalui  medium  internet.  Karena  sangat 
lebarnya  spektrum  proses  dari  transaksi  jual  beli  yang  ada,  sangat  sulit  menentukan ruang 
lingkup  atau  batasan  dari  domain  e‐commerce.  Salah  satu  cara  yang  dapat  dipergunakan 
untuk  dapat  mengerti  batasan‐batasan  dari  sebuah  e‐commerce  adalah  dengan  mencoba 
mengkaji dan melihat fenomena bisnis tersebut dari berbagai dimensi, seperti yang dijelaskan 
berikut ini.

Teknologi

Kontributor terbesar yang memungkinkan terjadinya e‐commerce adalah teknologi informasi, 
dalam  hal  ini  perkembangan  pesat  teknologi  komputer  dan  telekomunikasi.  Tidak  dapat 
dipungkiri bahwa arena jual beli  di  dunia maya terbentuk karena terhubungnya  berjuta‐juta 
komputer  ke  dalam  sebuah  jaringan  raksasa  (internet).  Dari  sisi  ini  e‐commerce  dapat 
dipandang sebagai sebuah prosedur atau mekanisme berdagang (jual beli) di internet dimana 
pembeli  dan  penjual  dipertemukan  di  sebuah  dunia  maya  yang  terdiri  dari  sekian  banyak 
komputer.

 

Marke�ng dan “New Consumer Processes”

Dari  segi  pemasaran,  e‐commerce sering dilihat  sebagai  sebuah kanal  atau  cara  baru untuk 
berhubungan dengan pelanggan.  Melalui e‐commerce jangkauan sebuah perusahaan menjadi 
semakin  luas  karena yang  bersangkutan  dapat  memasarkan produk  dan jasanya ke seluruh 
dunia tanpa memperhatikan batasan‐batasan geogra�is.  Dengan cara yang sama pula sebuah 
perusahaan dapat langsung berhubungan dengan end‐comsumers‐nya.

Economic

E‐commerce  merupakan  sebuah  pemicu  terbentuknya  prinsip  ekonomi  baru  yang  lebih 
dikenal  dengan  ekonomi  digital  (digital  economy).  Di  dalam  konsep  ekonomi  ini,  semua 
sumber daya yang dapat didigitalisasikan menjadi tak terbatas jumlahnya (bukan merupakan 
“scarce of resources”) dan berpotensi menjadi public goods yang dapat dimiliki oleh siapa saja 
dengan bebas.  Di dalam  konsep ekonomi ini  pula  informasi  dan knowledge menjadi sumber 
daya penentu sukses tidaknya para pelaku ekonomi  melakukan aktivitasnya. Beragam model 
bisnis  (business  model)  pun  diperkenalkan di  dalam  konsep ekonomi  baru ini  yang  belum 
pernah dijumpai  sebelumnya.  Dari  segi  produksi,  selain physical  value  chain,  diperkenalkan 

pula konsep virtual  value chain yang sangat menentukan proses penciptaan produk  dan jasa 
di dunia maya.

Electronic Linkage

Di  suatu  sisi  yang  lain,  banyak  orang  melihat  e‐commerce  sebagai  sebuah  mekanisme 
hubungan  secara  elektronis  antara  satu  entiti  dengan  entiti  lainnya.  Dengan  adanya  e‐
commerce, maka dua buah divisi  dapat bekerja sama secara e�isien melalui pertukaran data 
elektronis; demikian juga antara dua buah kelompok berbeda seperti misalnya antara kantor 
pemerintah  dengan  masyarakatnya;  atau  mungkin  antara  pelanggan  dengan  perusahaan‐
perusahaan tertentu.
HALAMAN 2 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT


Informa�on Value Adding

Di dalam e‐commerce,  bahan baku yang paling penting adalah informasi. Sehubungan dengan 
hal  ini,  proses  pertambahan  nilai  (value  adding  processes) menjadi  kunci  terselenggaranya 
sebuah mekanisme e‐commerce.  Konsep ini dikuatkan dengan teori virtual value chain yang 
menggambarkan bagaimana proses pertambahan nilai diberlakukan terhadap informasi, yaitu 
melalui  langkah‐langkah  proses:  gathering,  organizing,  selecting,  synthesizing,  dan 
distributing.

Market‐Making

E‐commerce dikatakan sebagai  market‐making karena  keberadaannya secara langsung telah 
membentuk sebuah pasar perdagangan tersendiri yang mempertemukan berjuta‐juta penjual 
dan pembeli di  sebuah pasar digital maya (e‐market). Di  pasar maya ini terjadi perdagangan 
secara terbuka dan bebas,  karena masing‐masing penjual  dan pembeli dapat bertemu secara 
e�isien  tanpa  perantara.  E‐market  juga  disinyalir  sebagai  arena  perdagangan  yang  paling 
e�isien  karena  kecenderungannya  untuk  selalu  mencari  bentuk‐bentuk  perdagangan  yang 
berorientasi  kepada  pembeli  (customer  oriented),  disamping  struktur  persaingan  antar 
penjual produk dan jasa yang hampir berada dalam suasana perfect competition.


Service Infrastructure

Konsep  e‐commerce  ternyata  tidak  hanya  membuahkan  mekanisme  transaksi  jual  beli 
semata,  namun  ternyata  banyak  sekali  jasa‐jasa  baru  yang  diperlukan  sebagai  sarana 
pendukung aktivitas  jual beli produk tersebut.  Katakanlah jasa dari  institusi  keuangan untuk 
menawarkan cara pembayaran secara elektronik, jasa dari vendor aplikasi  yang menawarkan 
cara melakukan transaksi secara aman (secure), jasa dari ISP (internet service provider) yang 
menawarkan cara mengakses internet dengan cepat dan murah, jasa perusahaan hosting yang 
menawarkan perangkat  penyimpan  data maupun situs  perusahaan yang  bersangkutan,  dan 
lain‐lain. 

Legal, Privacy, dan Public Policy

Sisi  terakhir  dalam  melihat  e‐commerce  adalah mencoba  memandangnya  dari  unsur‐unsur 
semacam hukum, peraturan, kebijakan, proses,  dan prosedur yang diberlakukan. Secara tidak 
langsung  terlihat  bahwa  interaksi  perdagangan  elektronis  yang  telah  mengikis  batas‐batas 
ruang  dan  waktu  mau  tidak  mau  mendatangkan  tantangan  baru  bagi  pemerintah  dan 
masyarakat  dalam  mencoba  membuat  regulasi  tertentu  agar  di  satu  pihak  terbentuk 
lingkungan  bisnis  yang  kondusif,  sementara  di  pihak  lain  hak‐hak  individu  maupun 

masyarakat dapat terjaga dengan baik.
Berdasarkan  kedelapan  perspektif  tersebut  di  atas  dapat  digambarkan  lima  domain  yang 
membatasi ruang lingkup dari e‐commerce, yaitu masing‐masing sebagai sarana untuk:


Enterprise Management, yang berarti menghubungkan divisi‐divisi yang ada di  dalam 
perusahaan  dengan  cara  mengalirkan  informasi  dari  satu  tempat  ke  tempat  lainnya 
melalui medium elektronik/digital (�low of information); 

HALAMAN 3 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI










PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Linking with Suppliers,  yang berarti menghubungkan sebuah perusahaan dengan satu 
atau keseluruhan mitra bisnisnya secara  elektronik agar  proses  pemesanan dan/atau 
pengadaan bahan mentah/baku produksi dapat dilakukan see�isien mungkin;
Linking with  Distributors/Retailer,  yang  berarti  menghubungkan  perusahaan  dengan 
para  distritributor,  wholesaler,  maupun  retailer  yang  bertanggung  jawab  untuk 
menyebarkan produk dari perusahaan ke tangan pelanggan;

Interface  with  Consumers,  yang  berarti  menghubungkan  perusahaan  dengan  calon 
pembelinya  secara  langsung  (end‐consumers)  tanpa  melalui  perantara  atau  broker; 
dan
Global  E‐Commerce Infrastructure,  yang  berarti  menghubungkan  perusahaan  dengan 
pihak‐pihak  pendukung  lain semacam vendor,  ISP,  lembaga  keuangan,  penyedia jasa 
infrastruktur,  dan  lain‐lain  karena  merekalah  yang  merupakan  institusi  pendukung 

dapat terselenggaranya rangkaian proses transaksi e‐commmerce secara utuh.

Michael J. Shaw, 2000.

‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

HALAMAN 4 DARI 4



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Modul TK E 2016 150 hlm edit Tina M imas

2 44 165

Pengaruh Penerapan E Spt Ppn dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Pengusaha Kena Pajak di KPP Bandung Karees)

6 35 50

Pengaruh Penerapan E Faktur dan Efisiensi Pengisian SPT Terhadap Persepsi Pengusha Kena Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Garut)

10 42 26

Tinjauan Kenyamanan Ruang Kumpul Panti Jompo Di Bandung (Dengan Studi Kasus PSTW Paku Tandang)

0 16 1

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Penerapan E Filling Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Subang)

5 56 42

Ulumul Quran dan Ruang Lingkup Pembahasa

1 18 17

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86