PERENCANAAN RAMAH KARIR SISWA MELALUI PE

PERENCANAAN RAMAH KARIR SISWA MELALUI PENDEKATAN
STRATEGI PADA SMK SYUHADA BANJARMASIN
H. Jarkawi dan Zainal Fauzi
Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Uniska MAB Banjarmasin
Email - jarkawi010462@gmail.com
Abstrak
Perencanaan ramah karir siswa merupakan hal yang sangat penting saat
ini.Perencanaan ramah karir menpersiapkan siswa mengoptimalisasikan potensi
dimilikinya sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa adanya unsur pemaksaan.
Fokus penelitian,Perencanaan ramah karir siswa di 4 prodi SMK Syuhada
Banjarmasin melalui pendekatan stategi. Metode digunakan deskriptif kualitatif, Subjek
penelitian siswa. Objek penelitian perencanaan ramah karir siswa. Teknik pengumpul
data : wawancara, observasi, angket. Teknik analisa :Pengumpulan Data, Reduksi Data,
Sajian Data dan Penarikan Kesimpulan
Hasil dan Pembahasan. Bersipat kualitatif : BK bidang karir mulai semester
ganjil 2015/2016, Kebijakan kepala sekolah, wakasek kurikulum 1 jam masuk kelas.
Diberikan layanan resposif, masalah karir, studi lanjut, bekeluarga. Masalah studi lanjut
perencanaan ramah keperguruan tinggi sedikit karena faktor ekonomui. Respon siswa
menanyakan biaya dimandirikan untuk studi lanjut ke peruguran tingggi, menanyakan
lapangan kerja dimandirikan mengikuti latihan tenaga kerja, alternative studi lanjut

mendapatkan beasiswa. Perencanaan ramah karir siswa melalui layanan konseling
individual 30 siswa datang keruang BKdan konseling kelompok dengan tehnik diskusi.
Sebelumnya siswa bingung merencanakan karirnya di masa depan, berpikiran ingin
bekerja, sangat kurang berpikir studi lanjut, mengambang. Setelah perencanaan ramah
karir dengan pendekatan strategi siswa tanpa pemaksaan, atas dasar kesukarelaan,
inisiatif siswa datang keruangan BK meminta informasi karir.Terlihat perbedaan
sebelum dan sesudah. Sedangkan bersifat kualitatif perencanaan ramah karir dengan
pendekatan strategi sebelum dengan niali rata-rata = 163 katagori C (cukup) setelah
diberikan layanan informasi dengan bimbingan klasikal nilai rata-rata naik menjadi 191
dengan katagori T (tinggi). Ada perbedan sebelum dan sesudah secara kuantitatif dan
secara progres rata-rata sebesar 28 atau rata-rata sekitar 12 %.
Kesimpulan : 1. Perencanaan ramah karir sebelumnya masih rendah, studi lanjut
keperguruan tinggi sedikit karena factor ekonomi, bingung merencanakan karir masa
depan dan secara kuantitattif sebesar 163 kategori C (cukup), 2. Sesudah diberikan
layanan bimbingan perencanaan ramah karir siswa merspon positif, kesadaran diri
sendiri tanpa paksaan, dan secara kuantitatif ada kenaikan sebesar 191 dengan kategori
T (tinggi) 3. Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan karir
tentang perencanaan ramah karirdan secara kuantitatif skor progress sebelum dan
sesudah sebesar 28 atau 12 %.
Kata Kunci : Perencanaan Ramah, Karir Siswa, Strategi


1

DIRECTION OF STUDENTS CAREER PLANNING STRATEGY THROUGH
APPROACH IN SMK SHUHADA BANJARMASIN
H. Jarkawi
Study Program Guidance and Counseling. Faculty of Teacher Training and Education
MAB Uniska Banjarmasin
Email - jarkawi010462@gmail.com
Abstract
Planning friendly student's career is very important today. Prepare students planning
careers friendly optimize its potential in accordance with the interests and talents
without any element of coercion.
The focus of research, planning careers friendly 4 Prodi SMK students in
Banjarmasin Martyrs approach strategy. Methods used qualitative descriptive study
subject the students. The object of research students planning careers friendly. Pact
collection techniques: interviews, observations, questionnaires. Mechanical analysis:
Pact Collection, Pact Reduction, and Withdrawal Pact Serving Conclusion
Results and Discussion.
Results and Discussion. Are qualitative: GC career fields ranging semester of

2015/2016, policy principal, vice principal of curriculum 1 hour class. Granted resposif
services, career issues, further studies, family. Issues of further studies teacher training
friendly planning a little high because of factors economic.Problems friendly planning
further studies to college a little due to economic factors. Check the cost of student
responses on the self for further studies to university campuses, asking self-employment
in the labor training, alternative further study scholarship. Friendly planning careers
students through individual counseling services 30 students come chamber GC and
group counseling with technical discussions. Previous students confused plotting his
career in the future, thinking to work, much less think of further studies, floating. After
a career with a friendly planning strategy approach students without coercion, on a
voluntary basis, the initiative asks student comes spatial GCcareer information. Visible
difference before and after. Being the qualitative planning careers friendly approach
strategy before the average value = 163 category S (sufficient) after being given
information services with guidance classical average value rose to 191 in the category H
(High). There is a difference before and after the progress quantitatively and an average
of 28, or an average of about 12%.
Conclusion: 1. Planning friendly earlier career is still low, high teacher training
little further studies because of economic factors, confused plotting future career and
quantitative by 163 category S (Sufficient), 2. After a given career guidance service
friendly planning responsive students positive, self-consciousness without coercion, and

quantitatively there is an increase of 191 category H (High) 3. there is a difference
before and after the provision of career guidance services about planning careers
friendly and quantitatively score progress before and after by 28 or 12%.
Keywords: Sustainable Planning, Career Student, Strategy

2

1.

Pendahuluan
Perencanaan ramah karir setiap individu merupakan salah satu hal yang sangat
penting saat ini. Perencanaan ramah karir ini dimaksudkan untuk menpersiapkan peserta
didik mengoptimalisasikan potensi yang dimilikinya. Setiap peserta didik berhak unruk
menentukan arah perencanaan ramah karirnya kedepan, namun terlepas dari itu semua.
peserta didik tersebut harus memahami betul akan dunia karir yang akan digeluti
nantinya, terlebih peserta didik tersebut harus memahami potensi yang dimilikinya
apakah sudah sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga individu tersebut tidak salah
dalam menentukan ataupun merencanakan karir yang di inginkanya tanpa keterpaksaan.
Karir seringkali disamakan dengan pekerjaan. Perencanaan ramahkarir disamakan
dengan pemilihan pekerjaan. Sebenarnya arti karir lebih luas darisekedar memilih

pekerjaan. Karir berkaitan dengan perkembangan seseorang dan menjadi bagian penting
dalam kesuksesan hidup seseorang, untuk itu karir perlu direncanakan dengan baik dan
ramah. Kemampuan perencanaan ramah karir yang matang erat kaitannya dengan
pemahaman siswa mengenai karir itu sendiri. Suksesnya pencapaian karir seseorang
dipengaruhi oleh adanya kemampuan perencanaan ramahkarir dan pengambilan
keputusan yang matang tanpa keterpaksaan. Seseorang yang memiliki kemampuan
perencanaan ramahkarir, tentunya mampu memahami dirinya. Dengan demikian,
individu tersebut dapat memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya tanpa ada unsur keterpaksan.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sebagai individu
yang sedang mengalami proses peralihan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan
yang mengarah pada kesiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang
dewasa. Orientasi masa depan atau karir merupakan salah satu fenomena perkembangan
kognitif yang terjadi pada masa remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Syamsul Yusuf
( 2012 : 12) tugas kunci masa remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa
Siswa yang duduk SMK sudah mulai merencanakan masa depan atau karir yang
sesuai dengan yang mereka harapkan sebelum mereka benar-benar menginjak dunia
kerja setelah lulus SMK. Menurut Montessori (dalam Suryabrata.2001 :189) periode III
(12.0-18.0) adalah periode penemuan diri dan kepekan rasa social, dalam masa ini
kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan keharusankeharusan. Kemudian Demita (2015 : 36) masa rema (12-21) tahun merupakan masa

peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa.
Perencanaan ramah karir adalah sebuah proses yang belangsung dalam diri
individu untuk menentukan, memilih, dan merencanakan karir dimasa akan datang, dan
tidak ada tekanan, pemaksaandari orang lain (orang tua, saudara, wali, teman, guru,
masyarakat) melainkan peserta didik dengan kesadaran dirinya menentukan karirnya
dimasa akan datang.Seorang individu dalam merencanakan karir tidak terlepas dari
pengaruh internal (dalam diri) maupun faktor eksternal (luar diri). Kedua faktor tersebut
selama ini merupakan faktor yang dapat memperngaruhi dan dapat pula merupakan
faktor pendukung seseorang dalam menentukan arah perencanaan ramah karir individu
kedepan sesuai dengan apa yang telah individu tersebut rencanakan. Winkel (2007)
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan
karir individu, faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan
ekternal sebagai berikut. Faktor internal yaitu (1) nilai-nilai kehidupan (values), (2) taraf
intelegensi, (3) bakat khusus, (4) minat, (5) sifat-sifat, (6) pengetahuan, dan (7) keadaan
jasmani. Sedangkan faktor eksternal yaitu (1) masyarakat, (2) keadaan sosial ekonomi
negara atau daerah, (3) status ekonomi keluarga, (4) pengaruh dari seluruh anggota

3

keluarga besar dan keluarga inti, (5) pendidikan sekolah, (6) pergaulan dengan teman

sebaya, dan (7) tuntutan.
2.
Kajian Teori
2.1. Karir
Karir merupakan suatu proses yang menunjukkan kepada fungsidevelopmental
dalam pengambilan keputusan sebagaimana dijelaskan Suherman (2008: 27)
Kariradalah jalannya peristiwa-peristiwa kehidupan ; sekuensi okupasi-okupasi dan
peranan-peranan kehidupan lainnya yang keseluruhan nya menyatakan tanggung jawab
seorang kepada pekerjaan dalam keseluruahnnya keseluruhan pola perkembangan
dirinya; serangkaian posisi-posisi yang diberi upah atau tidak berupah yang diduduki
oleh seorang sejak remaja sampai pension, yang mana okupasinya hanya satu;
mencakup peranan-pernan yang berkaitan dengan pekerjaan Herr & Crammaer (1984 :
4) dalam Suherman ( 2008 : 29 mengunkapkan bahwa karir menggambarkan seseorang
yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresap keseluruhan atau
pikiran dan perasaan sekaligus mewarnai seluruh gaya hidup (life styles) kehidupannya;
karir lebih dari sekedar pekerjaan; karir berhubungan dengan bagaimana individu (self
development) dlam rentang kehidupan yang meliputi peran-peran hidup, setting-setting
dan peristiwa-peristiwa kehidupan seseorang
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa karir merupakan suatu
pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang untuk memajukan kehidupannya yang memiliki

berbagai persyaratan misalnya tingkat pendidikan, tanggung jawab dan syarat lainnya.
Sedangkan karakteristik perkembangan karir remaja di usia 15 - 24 tahun dengan
mulai mentelaah diri dan melakukan pencarian pekerjaan dengan tahapan
perkembangan karir Super (dalam Suherman. 2013 : 112) tahapan perkembangan karir
1) tahap pertumbuhan 2) tahap eksplorasi 3) tahap pendirian 4) tahap pemeliharaan 5)
tahap kemunduran. Bahkan guru dalam hal ini guru bimbingan dan konseling
diungkapkan direktorat pembinaan tahun 2008 (dalam Husamah. 2013 : 80) harus
mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari, membangun dan
membentuk serta mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupannya. Serta dilihat dari
tugas perkembangan pada masa rema (Hurlolock. 1980 : 209) dipusatkan kepada
penanggulangan sikap dan pola prilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan
persiapan untuk menghadapi masa dewa
2.2. Perencanaan Ramah Karir
Merujuk uraian tersebut bahwa karir merupakan suatu yang ditekuni untuk
memajukan kehidupannya dan memenuhi persyaratan tersebut, maka diperlukan suatu
perencanaan ramah. Winkel (2004: 682) menyatakan bahwa “perencanaan yang baik
disebut juga perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang
hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan dalam jangka
waktu pendek (short-range goals)”. Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2004: 626-623)
merumuskan perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan

pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan
pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta
penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa kemampuan perancanaan karir adalah kecakapan atau kesanggupan
siswa dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan

4

pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja
tanpa tekanan dan paksaan.
Menurut Winkel (2004: 682), “perencanaan yang matang menuntut pemikiran
tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka panjang (long-range goals) dan
semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short-range goals)”. Secara
ideal, tujuan jangka pendek menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan
siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk
tujuan dalam jangka panjang misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin
direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijazah yang dipersiapkan untuk memegang suatu
rencana pekerjaan di masa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek. Menurut

Winkel (2004: 683), “kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga
tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga”. Hal ini sesuai
dengan pandangan Anne Roe (dalam Winkel, 2004: 629), yang menekankan unsur
perkembangan dalam pilihan karir, lebih-lebih pada corak pergaulan dengan orang tua
selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak
kecil sehingga berdampak terhadap perkembangan jabatan. Selain itu, Winkel (2004:
683) juga memaparkan bahwa “hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu
yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih”.
Keputusan tersebut akan semakin dimudahkan apabila dipikirkan secara matang dan
merupakan hasil dari perencanaan ramah, bukan sekedar langkah yang mengawangawang atau tingkah laku yang bersifat mencoba-coba saja dan jauh dari tekanan dan
ancaman dari pihak lain di luar diri peserta didik. Dipertegas lagi oleh Wlgito (2010 :
208) dalam merencanakan masa depan siswa memahami apa yang ada dalam dirinya,
keadaan dirinya, nilai-nilai yang ada dalam diri sendiri dan masyarakat, lingkungan.
Dalam merencanakan ramah karir, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri
sendiri (eksternal). Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan satu sama lain, namun tidak
dapat dipisahkan karena secara bersamaan faktor-faktor tersebut akan membentuk
keunikan kepribadian seseorang.Winkel (2004:647) mengemukakan bahwa “ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan karir seseorang yang diantaranya adalah
faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal, yang meliputi nilai-nilai

kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan
jasmani. Faktor eksternal, yang meliputi masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara,
status sosial ekonomi keluarga, pengaruh keluarga, pendidikan sekolah, pergaulan
teman sebaya, dan tuntutan jabatan. Kunci bagi perencanaan ramah yang matang dan
keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan
tentang lingkungan hidupnya tanpa pemaksaan ataupun tekanan kepada peserta didik.
Dengan kata lain, hanyalah peserta didik yang memiliki informasi yang relevan dan
menafsirkan maknanya bagi dirinya sendiri, dapat membuat pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, guru BK/konselor sekolah harus membantu
siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik melalui kegiatan
bimbingan karir dalam bentuk bimbingan kelompok maupun individual.
Data informasi yang perlu diperoleh dan ditafsirkan siswa dalam membuat
perencanaan karir siswa (Winkel, 2004: 685): 1). Informasi tentang diri sendiri yang
meliputi data tentang: (a) kemampuan intelektual lebih luas; (b) bakat khusus di bidang
studi akademik; (c) minat-minat baik yang bersifat lebih luas maupun lebih khusus; (d)
hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti; (e) sifat-sifat kepribadian yang
mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi akademik, suatu

5

program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan
bertindak, kooperatif, sopan, dapat diandalkan, bijaksana, rajin, berpotensi dalam
bidang kepemimpinan, rapi, tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan,
terbuka, jujur, dan berwatak baik; (f) perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan
untuk mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus pikiran sendiri
dalam menghadapi suatu problem, kemampuan menguraikan secara lisan dan secara
tertulis, kemampuan mengatur kegiatannya sendiri, kemampuan memahami dan
berbicara bahasa asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain; (g) nilai-nilai
kehidupan dan cita-cita masa depan; (h) bekal berupa keterampilan khusus yang
dimiliki dalam bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta
koordinasi motorik, yang semuanya sangat relevan bagi program perencanaan karir
yang diinginkan; (i) kesehatan fisik serta mental; (j) kematangan vokasional. 2). Data
tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi tentang
gambaran diri sendiri yang sebenarnya merupakan data sosial. Namun, keadaan
keluarga sebagai lingkungan hidup yang paling bermakna bagi individu yang sehari-hari
bersama keluarga ikut berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri.
Keadaan keluarga dekat meliputi tentang: (a) posisi anak dalam keluarga; (b) pandangan
keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan perempuan; (c) harapan keluarga
untuk masa depan anak; (d) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarganya; (e) gaya hidup
dan suasana keluarga; (f) taraf pendidikan orang tua; (g) sumber konflik antara orang
tua dan anak; (h) status perkawinan orang tua; (i) tinggal di rumah selain orang tua
sendiri dan kakak adik sekandung. 3). Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan
bagi perencanaan karir, khususnya informasi pendidikan (educational information) dan
informasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama dikenal dengan
informasi karir (career information). Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa
mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam masyarakat,
mengenai informasi-informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek
informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di masa depan. Berdasarkan uraian
tersebut dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir yaitu faktor
yang berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri sendiri (eksternal).
2.3. Pendekatan Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para
ahli. Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan
gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai
dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Dapat dipahami bahwa pada
dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan
Menurut. Menurut Dess ( 1993), “strategic formulation is the process that
transforms this homework into the plan “ ( strategi formulasi adalah suatu proses yang
merubah analisis dari masalah menjadi sebuah perencanaan). Juga dikemukan oleh
Alfred Chandler (dalam Kurniawan. 2008 : 11) strategi didefinisikan “penetapan sasaran
dan tujuan jangka panjang suatu perusahan dan alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan” sedangkan Kennet Adrew (dalam Kuniawan. 2008 : 11) strategi
“sebagai upaya untuk mengevaluasi kekauatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan
dengan peluang serta ancaman dalam lingkungan yang dihadaapi” . Selanjutnya
Kurniawan (2008:11) menegaskan strategi merupakan salah satu hal penting karena ia
memberikan landasan untuk mencapai suatu tujuan dalam berbagai bentuk.Eggen (2012
: 87) menegaskan strategi merupakan tindakan guru akan meningkatkan pembelajaran
siswa secara lebih baikDalam Bimbingan dan Konseling istilah strategi dikemukakan

6

oleh Nurihsan (2012 : 9) adalah suatu pola yang direncakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka strategi dapat dijelaskan sebagai suatu
rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu
lembaga dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan, terutama
perusahaan atau organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif. Dengan strategi
diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber
daya yang dimiliki lembaga menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan.
Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan,
antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh
mata-mata musuh.
Dari penjelasan strategis dalam dunia manajemen tersebut dapat kita ambil nilai
yang terkandung dalam strategi itu adalah suatu yang berkaitan dengan perencanaan
ramah yang kompetitif, efiesien, unggul, bersaing dan berselancar ditengah arus
persaingan tanpa paksaan dan tekanan dari pihak lain.Siagian (2008:17) Strategi sebagai
rencana berskala besar, berarti anatara lain pengambilan keputusan mendasar sekarang
untuk dilaksanakan di masa depan. Dan di jelaskan Siagian (2008 :17) rencana yang
baik apabila di dalamnya telah tercakup upaya memperhitungkan berbagai factor yang
diduga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan rencana.
Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam suatu strategi agar mampu
berkompetitif dan tepat sasaran maka ada beberal hal yang perlu mendapatkan perhatian
dan dikenali dengan baik sebagaimana diungkapkan Siagian ( 2008 :18-20) sebagai
berikut : a) keterlibatan, b). alokasi dana, sarana, prasarana, c) waktu, d) masa depan e)
strategi multifaset f) lingkungan eksternal
Dalam lingkungan manajemen pelayanan bimbingan dan konseling, strategi
memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi
memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar
tujuan yang diinginkan tercapai. Untuk melihat suatu kelayakan suatu lembaga harus
dilakukan suatu analisis yang benar dan tepat sebagai mana diungkapkan Siagian
(2008:172) salah satunya adalah dengan analisis “ SWOT (strengths, weaknesses,
opurtunites, thereats ) yaitu :
a)
Kekuatan dan kelemahan merupakan suatu yang terdapat padainternal
b)
Ancama dan peluang merupakan factor lingkungan yang dipahami terdapat
pada eksternal
Strategi yang tepat dan handal dalam perencanaan ramah karir siswa dalam studi
lanjut dan dunia kerja dilakukan setelah melakukan suatu proses analisis kekuatan
internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga
siswa dalam merencanakan karir tidak ada paksaan dan tekanan batin akan tetapi benar
benar atas kesadaran diri, inisiatif sendiri, kriatif dan bertanggung jawab untuk masa
depannya sendiri dan bermakna bagi kehidupannya studi lanjut dan dunia kerja dimasa
depan.
3.

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena
penelitian deskriptif sangat sederhana yaitu sekedar menanyakan atau mengumpulkan
informasi dan melaporkan hasilnya. Maolani (2015:72) menjelaskan penelitian
deskriptif adalah menggambarkan situasi atau fenomena yang dirancang untuk

7

mendapat suatu informasi dalam keadaan sekarang.Tempat dilakukannya penelitian ini
yakni pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Syuhada Banjarmasin. Subjek
Penelitian adalah subjek yang dituju atau diteliti oleh penelitiArikunto, (2006: 145).
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII SMK Syuhada
Banjarmasin. Objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Arikunto, (2006: 118). objek dari penelitian ini adalah perencanaan ramah karir siswasiswi SMK Syuhada Banjarmasin.Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari lapangan, termasuk dalam data primer adalah hasil pedoman
observasi mengenai perencanaan karir siswa-siswi kelas XII SMK Syuhada
Banjarmasin.Data skunder diperoleh dari sumber-sumber yang ada melalui perpustakan,
jurnal, maupun buku yang berkaitan dengan perencanaan karir siswa-siswi kelas XII
SMK Syuhada Banjarmasin. Instrumen peneltian dengan mewawancari peronil sekolah
yang terkait dengan pelaksanaan program bimbingan konseling untuk diminta
keterangannya mengenai perencanaan karir di sekolah yang peneliti meneliti.Peneliti
menggunakan wawancara secara tatap muka dan terstruktur, yang nantinya peneliti
mengolah sebuah instrument wawancara mengenai perencanaan karir. Dokumentasi
adalah cacra memahami individu melalui upaya mengumpulkan data, mempelajari dan
menganalisis laporan tertulis, dan rekaman audio visual dari suatu peristiwa yang isinya
terdiri atas penjelasan dan pemikiran yang berhubungan dengan keperluan yang
dibutuhkan. Disini peneliti nantinya akan mendokumentasi hal-hal yang dirasa penting
dalam kaitanya dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.Angket yang
digunakan oleh peneliti yakni angket tertutup dimana peneliti membuat sebuah
isntrument dengan beberapa item yang nantinya pilihan jawaban sudah dibuat oleh
peneliti, sehingga para siswa tinggal mengisi kolom jawaban yang dirasa sesuai dengan
keadaan serta kondisi siswa tersebut.Teknik kualitatif digunakan unuk menganalisis data
nontes yang diperoleh melalui kegiatan observasi,dokumentasi,wawancara, dan juga
angket. Analisis data kualitatif berupa analisis diskriptif. Penelitian diskriptif biasanya
mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk mengetahui perkembangan sarana
fisik tertentu atau frekuensi tersedianya suatu aspek fenomena sosial tertentu. Yang
kedua adalah untuk mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu,
umpamanya interaksi, sosial, sistem kekerabatan dan lain-lain. Adapun teknik analisa
data yang digunakan untuk menganalisa masalah yang sudah dirumuskan terdahulu
digunakan model analisa interaktif, yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
(dalam Sugiyono 2011, 334). Teknik analisis interaktif terdiri dari empat komponen
analisis, yaitu : 1) Pengumpulan Data, Data yang dikumpulkan dari pengamatan atau
observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan, yang terdiri dari
dua bagian, yaitu: Pertama, catatan kasus yang merupakan catatan tentang apa yang
diamati, didengar, dilihat dan dialami sendiri oleh peneliti secara alami atau apa adanya
dari lapangan tanpa ada pendapat dan tafsiran dari peneliti. Kedua, catatan reflektif yang
merupakan catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat dan tafsiran peneliti tentang
fenomena yang baaru saja dijumpai, dalam catatan refleksi, peneliti mulai melakukan
penarikan kesimpulan awal yang bersifat sementara dan baru pada data secara sendirisendiri. Disamping itu dalam catatan lapangan dibuat rencana untuk kegiatan
pengumpulan data pada tahap berikutnya. 2) Reduksi Data, Data yang dicatat dalam
catatan lapangan yang jumlahnya banyak akan mempersulit penarikan kesimpulan,
maka perlu dipersingkat, dirangkum dan dipilih data yang penting dan berkaitan
langsung dengan pokok persoalan kegiatan ini disebut reduksi data. Reduksi data
dilakukan dengan hati-hati dan diulang terus untuk menghindari kemungkinan terjadi

8

kekeliruan dalam mereduksi, karena dapat saja data yang ternyata penting dan perlu,
tetapi direduksi, dan data yang tidak penting justru tidak direduksi. 3) Sajian Data, Data
yang telah direduksi, perlu disajikan dalam bentuk tulisan yang disusun secara
sistematik, atau dibuat matrik, grafik atau tabel, supaya mudah dilihat dan dipahami
hubungannya antara satu data dengan lainnya, sehingga memudahkan penarikan
kesimpulan. 4) Penarikan Kesimpulan, Penarikan kesimpulan dilakukan selama
penelitianberlangsung. Data yang diperoleh sejak awal penelitian sudah mulai
ditafsirkan dan diambil kesimpulannya.Ketika data masih sedikit jumlahnya,
kesimpulan yang ditarik masih belum jelas, makin banyak data yang didapat, maka
kesimpulan akan makin jelas. Apabila kesimpulan dirasa masih kurang mantap, maka
peneliti perlu kembali mengumpulkan data di lapangan. Untuk analisis Data
KuantitatifDalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif persentase
dengan menjelaskan hasil perhitungan skor pre test (evaluasi awal) dan post test
(evaluasi hasil). Teknik analisis deskripsi persentase adalah teknik analisis data yang
dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan perencanaan karir siswa sebelum
diberikan layanan informasi karir dan setelah diberikan layanan informasi karir. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing
indikator dalam variabel, dan perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan
kedalam kalimat. Adapun cara menentukan kategori adalah sebagai berikut:
1)
Banyaknya kategori
Ada 5 kategori, yaitu: Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Cukup (C), Rendah (R),
Sangat Rendah (SR)
2)
Menghitung persentase maksimal
4x60 = 240
3)
Menghitung persentase minimal
1x60 = 60
4)
Panjang kelas interval
(240-60)+1/5 = 37
Bedasarkan perhitungan diatas maka kategori penilaian tentang tingkat
kemampuan perencanaan karir siswa sebagai berikut :
Interval
Kategori
240-277
Sangat Tinggi
171-239
Tinggi
134-170
Cukup
97-133
Rendah
60-96
Sangat Rendah
4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil penelitian diperoleh ada dua jenis data yakni data yang bersipat
kualitatif dan data yang bersipat kuantitatif lebih jelasnya dapat dilihat dari penyajian
data dibawah ini :
4.1. Data Kualitatif
a.
Keterlaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling bidang karir
Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling bidang karir untuk
meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan oleh guru Bimbingan dan
Konseling di SMK Syuhada di jelaskan secara jelas bahwa Bimbingan dan
Konseling di SMK Syuhada dulunya belum ada diberikan jam masuk kelas untuk
9

melaksnaakan pemberian pelayanan Bimbingan dan Konseling. Sekarang mulai
disemester ganjil 2015./2016 telah diberikan kebijakan oleh kepala sekolah dan
wakasek kurikulum 1 jam masuk kelas untuk kelas I sampai dengan kelas III
dengan jumlah kelas seluruhnya ada 12 kelas dan masing-masing guru Bimbingan
dan Konseling di SMK Syuhad mendapat tugas sebanyak 6 kelas/guru bimbingan
dan konseling, karena di SMK Syuhada ada 2 orang guru Bimbingan dan
Konseling yakni (A) dan (B). Ini dijelaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling
(A) dan dipertegas lagi oleh guru Bimbingan dan Konseling (B) dengan
menjelaskan waktu untuk masuk kelas sebanyak 40 menit / pertemuan pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
Untuk Pelayanan Bimbingan Karir sudah diberikan pada siswa Kelas 1 (A),
dan Layanan resposif (B). Berkaitan dengan perencaan karir juga ada diberikan di
kelas III bukan saja di kelas I (A). kelas masing masing guru BK dengan materi
masalah kerja, studi lanjut, bekeluarga, (A). Masalah studi lanjut terlihat untuk
kuliah peminatnya atau perencanaan kearah studi lanjut ke perguruan tinggi
sedikit karena. Hal karena terbatas masalah ekonomui (orang tua rata rata
pekerjaannya adalah petani, buruh)dan bahkan ada siswa sambil kerja (B) inilah
kadang kadang siswa kelelahan di dalam kelas.
Respon siswa setelah diberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling
(bertanya, kalau kuliah dimana dan bagaiaman masalah biaya) dijelaskan (B)
untuk setudi lanjut ke peruguran tingggi hendaknya sesuaikan dengan jurusan
yang sedang ditempuh sekarang ini ) ditambahkan (A) kalau masalah kerja yang
ditanyakan oleh siswa adalah menanyakan lapangan kerja dan kebanyakan untuk
jurusan teknik mesin kedunia kerja bengkel, dan ditambahkan (A) untuk
menambah ketrampilan hendaknya mengikuti pelatihan melalui Latihan Tenaga
Kerja (LTK) atau di Balai Latihan Kerja (BLK) daerah Banjar Baru sungai Ulin
(A). ditambahkan (B) siswa bekerja kerja sambil kuliah dengan mengatur waktu
siang kerja dan malam kuliah bagi yang tidak mampu.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMK Syuhada diberikan kepada
siswa (A) berupa layanan studi lanjut, dunia kerja, karir seera strategi menghadapi
UN dengan tehnik belajar yang teratur dan kontinu (B) menambahkanhany baru 4
kali layanan Bimbingan telah diberikan berkaitan dengan tentang kepribadian
dengan cerita, permasalah pergaulan teman sebaya, narkoba, setelah diberikan
layanan siswa responnya masih perlu ditingkatkan (A). dan menegaskan (B)
Memang masa perkembangan pada usia SMK sekarang ini lebih banyak
pergaualan ketimbangan masalah masa depan.
Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling khusus dibidang karir
dalam meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan, (A) Melalui layanan
Bimbingan dan Konseling karir dengan melalui layanan konseling individual
sedangkan (B) dengan konseling kelompok dengan melalui tehnik diskusi
dilakukan ditempat perpustakaan sekolah pada waktu jam pelajaran kosong.
Bukti telah dilakukannya pelayanan Bimbingan dan Konseling disekolah
(SMK Syuhada) dengan layanan konseling individual selama satu semester ada 30
orang yang datang keruang Bimbingan dan Konseling meminta bantuan tentang
perencanaan karir kedepan (A) dijelaskan siswa yang datang memang dalam
posisi kebingungan dalam merencanakan karirnya di masa depan hal ini dapat
dibuktikan dari catatankunjungan siswa keruang Bimbingan dan Konseli
(Dokumentasi). Sedangkan (B) yang melakukan dengan layanan bimbingan

10

kelompok ada 4 kali pertemua dengan kelompok membahasa masalah narkoba,
membolos, spp, tentang kareir (studi lanjut merencanakan karir masa depan, dunia
kerja) dan rat-rata 1 kelompok 6 sampai 7 orang siswa. Ditambahkan berkaitan
dengan layanan konseling individual dalam layanan Bimbingan dan Konseling
karir adalah tentang studi lanjut dan dunia kerja(A),dan (B) untuk bimbingan
kelompok masalah studi lanjut lebih dominan kemana melanjutkan dan berapa
lama studinya serta dimana lokasinya.
Baik (A) maupun (B) mengungkapkan bahwa hampir semua siswa
berpikiran ingin bekerja sangat kurang untuk berpikir studi lanjut kalau studi
lanjut ke Poltek (Unlam, Hasnor, Uniska) dan bahkan tidak ada untuk keluar
Kalimantan
Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan karir adalah
melalui broser yang diterima SMK Syuhada dari salah satu perguruan tinggi dari
Malang. (A). Dari keperawatan, tahun kemaren dari FKM uniska 2015/2016
untuk sekarang tahun 2016/2017 belum ada satupun dari lembaga perguruan
tinggi yang melakukan promosinya ke SMK Syuhada. Dari beberapa layanan
yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan perencanaan karir siswa
mengambang sesuai pengetahuan yang dialami siswa (B)
Pelaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling bidang karir untuk
meningkatkan perencanaan karir siswa kedepan dengan mengunakan suatu
pendekatan khusus, Dalam perencanaan karir siswa dilakukan oleh siswa atas
dasar kesukarelaan siswa dan layanan diberikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling (A) atas inisiatif guru Bimbingan dan Konseling dan yang sering kali
siswa yang datang keruangan Bimbingan dan Konseling untuk meminta informasi
tentang karir (B) namun untuk masalah karir sudah lebih dominan masuk kelas
memberikan informasi karir. Sedang ada beberapa kasus lain (A) lebih banyak
merokok, Zinet dan tentang karir ada siswa cendrung berhenti karena sekolah
sambil bekerja.(B) Guru Bimbingan dan Konseling menindak lanjuti dengan
melakukan home visit dan bekerja sama orang tua siswa serta wali kelas, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Hasil setelah dilakukan home
visit, siswa kemudian melanjutkan studinya dan sekarang aktif kembali dengan
kebijakaan kepala sekolah bebas SPP. (A) (B)
Pelaksanaan layanan BK bidang karir untuk meningkatkan perencanaan
karir siswa kedepan mempunyai jadwal khusus(A). Jadwal khusus tentang
perencaaan karir kadang kadang saja layanan diberikan sesuai keingan siswa
namun kareir kadang kala diselipkan karena ada diantara siswa menanyakan
tentang karirnya (B). Dan lama kelama diskusinya ujung ujungnya masalah masa
depan tentang karir. Rata rata siswa belum memiliki rencana kareirnya namun
setelah diberikan layanan karir siswa merasa ada keperyaan dirinya tentang karir
(A) (B).
(A)(B) Melaksanakan layanan BK bidang karir untuk meningkatkan
perencanaan karir siswa kedepan di perpustakaan untuk bimbingan kelompok,
untuk individual di ruang BK kalau kelasikal sesuai jadwal yang diberikan
kebijakan oleh kepala sekolah dan wakasek
b.
Tujuan pelaksanaan layanan BK bidang karir
Tujuan khusus dalam pelaksanaan layanan BK bidang karir. (B)
memberikan pencrerahan lebih focus ke studi lanjut dan sebagian ke dunia kerja
sedangkan (B) mempertegas pernyataan (A) alasannya karena agar siswa

11

termotivasi melanjutkan studinya sesuai dengan minat dan bakatnya serta latar
belakang pendidikan sekarang ini. (A) Adapun masalah dunia kerja ini memang
disukai siswa rata-rata karena ekonomi siswa lemah sehingga pemikirannya
cendrung kepada pekerjaan setelah selesai sekolah. (B) Bagi mampu yang mampu
ekonomi nya di beikan layanan untuk melanjutkan studi lanjut ke PT
Bentuk tujuan khusus yang diprogramkan dalam pelaksanaan layanan BK
bidang karir (A) (B)Layanan infromasi dalam leplet, brusur baik local maupun
dari malang politeknik ITN malang (Hasnor politeknik ). (B) Diarahkan yang
kampus ada kuliah malam hari sehingga siswa dapat studi lanjut sambil berja
siang hari
c.
Komponen layanan BK bidang karir
Menurut (A) Kompetensi yang harus dimiliki guru bimbingan dan konseling
sebagai penyelenggara layanan : Guru BK berpendidikan S-1 BK. (B) Aktif
mengikuti kegiatan di Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
kota Banjarmasin khusus SMK. Mengikuti pelatihan K 13 oleh LPMP malang di
Banjarbaru (Bapelkes banjarbaru desember 2015 sekalimantan selatan)
(A) Melaksanakan sistem penilian program BK, Instrumen BK,
mengobeservasiBK karir meminta rencana pemberian layanan (RPL) sebagai
monitoring dari pihak yang berkepentingan, (B) PSB tentang peminatan tentang
karir untuk siswa baru guru bk tidak banyak terlibat dengan PSB. (A) (B) Dari
wawancara siswa berminat kejuruan listrik tapi dimasukkan ke jurusan tehnik
permesianan dengan alasan kelas yang diminati koseong sehingga diarahkan ke
yang kurang kelasnya.
(A) Kriteria yang dipertimbangkan dalam menentukan peserta layanan.
Waktu menjelang UN, Sosialisasi PT kesekolah, Permintaan siswa, Sesuai jadwal
masuk kelas. (A) Topik yang sering dibahas dalam pelaksanaan layanan BK
bidang karir.Studi lanjut, dan dunia kerja. (B) Guru bimbingan dan konseling
pernah membahas topik yang berkaitan dengan perencanaan karir mengenai dunia
kerja dan studi lanjut
d.
Perencanaan kegiatan BK bidang karir
Proses perencanaan layanan BK bidang karir yang sering dilakukan adalah
konseling individual dan sekali kali kelompok dan masuk kelas (A). (B) Dengan
menggunakan need assesment sebelum memberikan layanan BK bidang karir.
Pada awanyal ada need asesssmen pertama kali bekerja selanjutnya kondisional
sesuai kebutuhan atau permintaan siswa. (B) Instrument yang sering digunakan
untuk need assesment,Test IQ aplikasi dari dari guru tehnik listrik (rekanan kerja),
Problem cek list ( lebih dominan masalah studi lanjut / ekonomi)
e.
Tahap-tahap pelaksanaan BK bidang karir
Dalam layanan BK bidang karir terdapat tahapan-tahapan tertentu. Masuk
kelas absen, berbicara dan sapa, menanyakan masalah kelanjut setelah lulus (A).
Dijawab siswa. (B) Penjelasan/ informasi yang dibutuh. Menyiapkan beberapa
topik diarahkan ke pekerjaan(B) Usaha yang dilakukan guru bimbingan dan
konseling untuk menumbuhkan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan BK bidang karir. Dengan spirit dan dorongan, (A) Memberikan gambaran
masa depan, Kendala ekonomi dan siswa senang bercanda
Pertimbangan tertentu dalam menentukan teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan antsiasme siswa dalam mengikuti layanan BK bidang karir (B).
Melihat siswa akan masa depan yang masih belum matang merencanakan, Pesimis

12

sekolah lebih tinggi. (B) Guru bk memotivasi siswa yang ekomominya lemah
untuk bekerja dan diberikan saran setelah ekonomi kuat atau ada peluang sambil
kerja sambil kuliah dan dinformasi beasiswa untuk studi lanjut
f.
Evaluasi dan tindak lanjut
Prosedur evaluasi yang dilakukan, pemantau dan ditanyakan lewat BBM
lewat HP, Waktu bertemu / pertemuan, Siswa menghubungi guru BK memberikan
informasi pekerjaan (A). Pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan, Kadang ada
catatan,Untuk sekarang hanya lewat BBM (B)
Tingkat ketercapaian tujuan dalam setiap pertemuan layanan informasi karir
Sekitar 40 % direspon siswa berkaitan lebih banyak masalah dunia kerja (A)
sebelumnya tidak terpantau karena tidak ada jam sekarang ada namun kalau
diminta (B)
Pertemuan layanan informasi karir dilaksanakan untuk membahas topik
secara tuntas ada4 kali (B). Konsleing invidual 30 rata sartu semester (B)
g.
Faktor penunjang dan faktor penghambat
Kendala yang muncul ketika pelaksanaan layanan informasi karir : segi
waktu, biaya, siswa-siswi sebagai peserta layanan (B)stackholder sekolah, siswa
kurang perhatian, waktu terbatas, dana tidak ada. (B) Faktor penunjang
eefektivitas layanan informasi karir di sekolah : Ruang, Terjadwal, Mudah
kerjasama, BKK ( badan ketenaga kerja) Sebelum non aktif sekarang mau
diaktifkan. (A) Pendidikan guru BK S-1 Jurusan Bimbingan dan
Konseling.Memiliki Instrumen : Tes IQ, problem cek list
4.2. Data Kuantitatif
Dari 117 Jumlah siswa kelas X SMK Syuhada Banjarmasin ditemukan 34 orang
yang katagori cukup ( C ) .
Gafik .4.2.1 Perencanaan Ramah Karir Siswa Kelas X Dengan Kategori cukup
175
170
165
160
155
150
145
140
135
130

nilai

Dengan melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi layanan bimbingan
dan konseling yang diberikan kepada siswa agar efektif, efisien dan kriatif serta
produktif maka diberikan skala perencanaan ramah karir yang sudah di validitas dan
reliabilitas sebelumnya, sehingga ditemukan siswa SMK Syuhada Banjarmasin ada 34
orang yang katagori cukup, kemudiann diberikan layanan informasi karir tentang
kemampuan diri dan studi lanjut bidang bimbingan karirbersipat klasikal, sehingga
dapat dibandingkan sebelum dan sesudah serta progress perencanaan ramah karir siswa,
dimana sebelumnya perencanaan ramah karir nilai ratanya 163 dan sesudah skor rataratanya 191 sehingga dapat dilihat skor perbedaaannya dengan skor 28 dan progresnya
12 %

13

Gafik .4.2.2Perbandingan antara pre-test dengan pos-test serta progres
perencanaan Ramah Karir Siswa Kelas X
250
200
150

PRE-TEST
POST-TEST
SKOR

100
50
0

5.

Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan Perencanaan Ramah Karir Siswa Melalui
Pendekatan Strategi Pada SMK Syuhada Banjarmasin dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.
Perencanaan ramah karirsiswa tanpa pendekatan strategi sebelumnya masihada
siswa bingung menentukan minatnya dalam studi lanjut dan dunia kerja serta ada
34 orang katagori cukup
2.
Sesudah diberikan layanan bimbingan informasi dengan pendekatan strategi
perencanaan ramah karirsiswa meningkat dengan merspon positif dengan
kesadaran diri sendiri tanpa paksaandalam menentukan studi lanjut dan dunia
kerja dengan menja di katagori tinggi
3.
Ada perbedaan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan karir tentang
perencanaan ramah karirdengan pendekatan strategi sebelumnya siswa bingung
menentukan minatnya dalam studi lanjut dan dunia kerja dengan kategori cukup,
setelah diberikan perencanaan karir dengan pendekatan strategi siswa merspon
positif dengan kesadaran diri sendiri tanpa paksaan dengan kategori tinggi dan
progresnya 12 %
Berdasarkan dari kesimpulan dari hasil penelitian disarankan :
1.
Guru SMK dalam melakasanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMK
harus menggunakan pendekatan strategi dimulai, kegiatan need asessmen,
analisis SWOT factor internal dan ekternal kemudian menetapkan strategi
inplementasi dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Karir
2.
Siswa SMK dalam perencanaan ramah karir dimasa depan yang efektif, efisien,
kriatif dan produktif serta outcomes melalui layanan bimbingan dan konseling
karir dengan pendekatan berbasis startegi
3.
Siswa SMK dalam merencanakan studi lanjut, dunia kerja dengan kesadaran diri,
inisitif sendiri, kriatif sendiri, tanpa ada unsur keterpaksaan berdasarkan suatu
pendekatan strategi
4.
Perencanaan ramah karir siswa SMK perlu dikembangkan lebih luas dan
mendalam untuk pengembangan ilmu manajemen bimbingan dan konseling karir

14

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
Rineka Cipta
Eggen, Paul. Don Kauchak. 2012. Strategi dan Modul pembelajaran. Jakarta : PT Indeks
Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung : Rosda
Dess..Gregory G & Miller Alex. 1993. Stategic Management. United state copyright Act
of 1976 by McGraw-Hill,inc
Husamah. Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Hurlock, Elezabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Kurniawan, Fitri Lukiastuti. Muliawan Hamdani. 2008. Manajemen Strategik Dalam
Organisasi. Jakarta : Medpress
Maolani,Rukaesih A. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Startegi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung
: PT Refika Aditama
Yusuf, Syamsul. Nani M. Sugandhi. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Rajagrafindo Persada
Sodang, P. Siagian. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman AS, Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung :
Program Studi Bimbingan dan konseling. Sekolah Pasca sarjana UPI.
Suryabrata. Sumadi. 2001. Psikologi pendidikan. Yogyakarta : Raja Grafindo Persada
Winkel, WS dan MM. Siti Astuti. 2007. Bimbigan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi
Walgito, Bimo. 2010. Bimbiungan dan Konseling. Yoyakarta : CV. Andi Offset

15