Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Solution Preheater Terhadap Kinerja Mesin Refrigerasi Sistem Absorpsi Dengan Sumber Energi Panas Bumi - repository civitas UGM
PROCEEDING PR ENGINEERING O C 2013 EE D PROCEEDING PROCEEDING
IN SEMINAR G ANNUAL ENGINEERING SEMINAR 2013 UNIVERSIT AS GADJAH MADA Towards Sustainable Engineering Dies Natalis ke-67 Pendidikan Tinggi Teknik
Proceeding
Annual
Engineering
Seminar 2013
ISBN 978-602-98726-2-0
13 Februari 2013
Kantor Pusat Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Towards Sustainable Engineering
Dies Natalis ke-67 Pendidikan Tinggi Teknik
Fakultas Teknik
Proceeding Annual Engineering Seminar 2013 Towards Sustainable Engineering Dies Natalis ke-67 Pendidikan Tinggi Teknik © 2013, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta
ISBN 978-602-98726-2-0
Alamat : Jalan Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281 Telpon : (0274) 513665, 6492190 Fax : (0274) 589659 seminar-teknik@ugm.ac.id
E-mail :
KATA SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufieq,
dan hidayah-Nya, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dapat menyelenggarakan
Seminar Nasional 2013 dengan tema “Towards Sustainable Engineering”.Tema ini merupakan buah pemikiran yang muncul kearah mana Fakultas Teknik
UGM akan melangkah di masa yang akan datang. Ini merupakan kesadaran global untuk
mengantisipasi dampak negatif dari berbagai kegiatan pembangunan, di mana para insinyur
harus memikirkan tentang kegitan pembangunan berkelanjutan. Kita perlu melihat fakta
sejarah ke belakang, bahwa bagian yang paling banyak memberikan dampak lingkungan
adalah bidang keteknikan. Sejak diciptakannya mesin-mesin di era revolusi industri hingga
saat ini, produk inovasi teknik sangatlah berpengaruh terhadap pertumbuhan peradaban
manusia. Untuk itu, perlu diupayakan terlaksananya pembangunan dengan memperhatikan
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang.Seminar Nasional ini merupakan rangkaian dari acara peringatan Hari Pendidikan
Tinggi Teknik (HPTT) ke 67, dan tahun ini merupakan seminar tahunan yang ke 3. Seminar
ini dimaksudkan terutama untuk memberi kesempatan kepada para dosen Fakultas Teknik
UGM untuk mempresentasikan hasil penelitiannya yang pendanaannya bersumber dari dana
masyarakat Fakultas Teknik. Walaupun demikian, Fakultas Teknik UGM juga membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada fakultas ataupun perguruan tinggi dan institusi lain yang
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia
penyelenggara, para pemakalah, para peserta, dan semua pihak yang telah berperan aktif
dalam kegiatan seminar nasional ini, sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik dan
lancar.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
D e k a n, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
KATA PENGANTAR
Teknologi tidak bisa dipungkiri lagi merupakan pendorong kemajuan dalam
kesejahteraan kehidupan manusia. Teknologi berperan besar dalam pengolahan sumber daya
alam menjadi produk-produk yang dipergunakan dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi bisa menyebabkan sebuah negara menjadi lebih unggul dari negara lain.
Pemanfaatan teknologi untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang lebih efisien
bisa mendorong peningkatan kemakmuran sebuah negara.Dewasa ini kemajuan teknologi yang dipadukan dengan pemanfaatannya untuk
komunikasi telah banyak merubah peta politik beberapa negara. Kemajuan jejaring sosial
tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi komunikasi. Jika dipandang dari bidangnya hal ini
merupakan integrasi dari bidang science dan bidang sosial. Sehingga bisa dilihat
perkembangan teknologi mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat. Di sisi
yang lain teknologi yang ramah lingkungan telah mulai banyak dikembangkan untuk menjaga
kelestarian dengan alam. Arah penelitian di bidang teknik nampaknya akan menuju pada
tujuan untuk melakukan peningkatan efisiensi sistem, penghematan energi dan sumber daya
serta penemuan material baru yang ramah lingkungan.Dengan semangat meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk kesejahteraan
kehidupan masyarakat, dan bertepatan dengan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-67 Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada. Kami, Badan Pembina Penelitian Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar tahunan. Seminar dengan judul “Annual
Engineering Seminar” mengambil tema “Toward Sustainable Engineering”. Seminar ini akan
mempresentasikan beberapa penelitian dosen-dosen di lingkungan Fakultas Teknik – UGM,
serta beberapa peneliti dari berbagai perguruan tinggi teknik di Indonesia.Makalah-makalah yang dipresentasikan pada “Annual Engineering Seminar”
dikumpulkan dalam buku prosiding ini. Topik-topik makalah akan dikelompokkan menjadi
empat klaster yaitu Klaster Material, Struktur dan Manufaktur; Klaster Energi, Perpindahan
Massa dan Proses; Klaster Instrumentasi, Informatika dan Sistem; Klaster Kebumian,
Perencanaan dan Lingkungan.Mewakili panitia, kami berharap buku prosiding ini bisa memberikan manfaat bagi
perkembangan teknologi, utamanya untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.Ketua Panitia Seminar Dr. Eng. M. Arif Wibisono
SUSUNAN PANITIA
5. Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D.
19. Dr.Eng. F. Danang Wijaya, ST., MT.
18. Dr.Eng. Suharyanto, ST., M.Eng.
17. Diananta Pramitasari, ST., M.Eng., Ph.D.
16. Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.
15. Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.
14. Dr.Eng. Muh Arif Wibisono, ST., MT.
13. Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, MSE.
12. Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA.
10. Dr.-Ing. Ir. Sihana 11. Dr.-Ing. Awang N. I. Wardana, ST., M.Sc.
9. Ir. Djoko Wintolo, DEA
8. Dr. Ir. I Wayan Warmada
6. Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto 7. Ali Awaludin, ST., M.Eng., Ph.D.
Panitia Pengarah
1. Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. (Dekan FT, UGM)
3. Prof. Ir. I Made Bendiyasa, M.Sc., Ph.D.
2. Prof. Ir. Rochmadi, SU., Ph.D.
Mitra Bestari 1. Dr. Ir. T. Aris Sunantyo, M.Sc.
8. Ir. Djoko Wintolo, DEA.
7. Diananta Pramitasari, ST., M.Eng., Ph.D.
6. Dr.-Ing. Awang N. I. Wardana, ST., M.Sc.
5. Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc.
4. Dr. Ir. T. Aris Sunantyo, M.Sc.
3. Ali Awaludin, ST., M.Eng., Ph.D.
2. Dr.Eng. F. Danang Wijaya, ST., MT.
4. Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D. (Wakil Dekan Bid. Kemahasiswaan, Penelitian dan Kerjasama FT, UGM) Panitia Pelaksana 1. Dr.Eng. Muh Arif Wibisono, ST., MT.
3. Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto (Wakil Dekan Bid. Administrasi Keuangan dan
SDM FT, UGM)2. Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D. (Wakil Dekan Bid. Akademik dan Penjaminan Mutu FT, UGM)
4. Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul i Kata Sambutan iii Kata Pengantar v Susunan Panitia vi Daftar Isi vii Kode-Hal
A KLASTER STRUKTUR, MATERIAL DAN MANUFAKTUR
1 Pengaruh Perubahan Kadar Air Tanah Terhadap Parameter Kekuatan Tanah A - 1
Lempung Agus Darmawan Adi
2 Sifat Mekanik Beton dengan Penggunaan Epoxy (EPS) sebagai Subtitusi A - 7
Parsial Pasir Alam dalam Campuran Material Beton Agus Setiawan
3 Prediksi Kekuatan Lateral Sambungan Kayu Menggunakan Alat Sambung A - 13
Pasak Kayu dan Bambu (Prediction of Lateral Resistance of Timber Joints with Wood and Bamboo Dowel-Type Fasteners) Ali Awaludin, Niken Palaeowati dan Septian Hariadi
4 Kajian Kemampuan Filter Beton Pasir dalam Menurunkan Mineral Lempung A - 19
dalam Air Sungai (Study of Concrete Sand Filter Performance for Removing Clay Mineral in River Water) Budi Kamulyan, Fatchan Nurrochmad, Radianta Triatmadja dan Sunjoto
5 Karakterisasi Sifat Akustik Jalinan Serat Alam A - 25
Faridah dan Sentagi Sesotya Utami
6 Kajian Modulus Reaksi Tanah Dasar Oleh Pengaruh Pemasangan Tiang pada A - 32
Pasir Hary Christady Hardiyatmo
7 Aplikasi Berbagai Damping Layer pada Resonator Sintetis untuk A - 38
Mendapatkan Kualitas Suara Resonator Bambo (Application of Various Damping Layer on Synthetic Resonator to Obtain Sound Quality of Bamboo Resonator)I Made Miasa dan Teguh Pudji Purwanto
8 Sifat Mekanika Tarik Sejajar Serat Bilah Bambu Laminasi Petung A - 42
(Dendrocalamus Asper) Diuji Berdasarkan ISO 22157 Inggar Septhia Irawati, Ashar Saputra dan Bambang Suhendro
9 Menurunkan Cacat Pecok pada Door-Assy Inner Outer Engine Hood Pada A - 49
Shell Part Line A89B di PT XYZ Iwan Tutuka Pambudi dan Khilmy Hidayat
10 Perilaku Lentur Balok Komposit Castellated Bukaan Heksagonal dengan A - 57
11 Pembuatan Piston Secara Metalurgi Serbuk Dari Bahan Aluminium Matrix A - 63
Composite Berpenguat Abu Terbang Janu Pardadi dan Subarmono
12 Perilaku Geser Balok Komposit Castellated Bukaan Heksagonal dengan A - 67
Selimut Mortar Muslikh, A. Aminullah dan D. A. Pradipta
13 Pengembangan Framework dan Model Kuantitatif untuk Memonitor A - 72
Kemajuan Proyek dengan Pendekatan Bayesian Networks Nur Mayke Eka Normasari dan Budi Hartono
14 Karakteristik Material Pengisi pada Struktur Batu Candi Siwa, Prambanan A - 78
Rifa’i Ahmad
15 Pengaruh Suhu dan Kadar Solven terhadap Ekstraksi Enzim Papain dari A - 83
Getah Pepaya Sang Kompiang Wirawan, Agus Prasetya dan Herianto
16 Pengaruh Kadar Resin Pada Sifat Fisik Dan Mekanik Beton Resin A - 91
(Effect of Resin Content to the Physical and Mechanical Properties of Resin Concrete) Saputra Ashar, Syukroni, A. dan Putra, K.A.
17 Desain konektor elemen struktur dalam keterpaduan dengan knock-down and A - 97
collapsible system shelter berbentuk icosahedron berbahan kayu atau bambu di YogyakartaSoeleman Saragih dan Mario Lionar
18 Pengaruh faktor inovasi pada kesuksesan produk A - 103
Subagyo, A.Y. Masura,dan F. Trapsilawati
19 Karakteristik Panel Dinding Beton Ringan Styrofoam A - 109
Suprapto Siswosukarto
20 Kinetika Esterifikasi Asam Stearat dengan Methanol A - 116
Suprihastuti Sri Rahayu dan Sofiyah
21 Studi Pemisahan Molibdenum dengan Metode Elektrolisis A - 123
Susetyo Hario Putero, Mondjo dan Haryono Budi Santosa
22 Ekstraksi Minyak Bekatul dengan Menggunakan Limonen sebagai Solven A - 127
Ramah Lingkungan Teguh Ariyanto, Imam Prasetyo dan Ragaguci
23 Pengaruh Suhu dan Waktu sintering pada kualitas gelas keramik borosilikat A - 132
berbasis bahan local (Impact of temperature and sintering time on the quality borosilicate glass ceramics made from local material)Widya Rosita dan Ferdiansjah
B. KLASTER ENERGI, PERPINDAHAN PANAS DAN PROSES
1 Pembuatan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Tanggap Darurat B - 1
Bencana (Development of a Solar/Photovoltaic Power System for Disaster Response and Reconstruction) Ahmad Agus Setiawan, Rachmawan Budiarto, Fajar Zawa TM dan Irawan E
2 Absorpsi CO2 dari Biogas dengan Larutan Abu Batang Pisang dalam Rangka B - 6
Persiapan untuk Pembangkit Tenaga Listrik Aswati Mindaryani dan M.Arif Wibisono3 Analisis Operasi Paralel Generator Induksi Penguatan Sendiri B - 12
F. Danang Wijaya, Yusuf Susilo W, Kevin Dito G dan M Isnaeni BS
4 Pengaruh Komposisi dan Suhu Pirolisis Terhadap Sifat-Sifat Briket Biocoal B - 18
dari Batubara dan Cangkang Kelapa Ahmad T. Yuliansyah dan Muslikhin Hidayat
5 Pengujian Kinerja Turbin Angin Horisontal dengan Penambahan Selubung B - 23
Dengan Metode Eksperimen di Kendaraan Roda Empat Ridway Balaka Aditya Rachman Jenny Delly Kadir
6 Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Solution Preheater Terhadap B - 27
Kinerja Mesin Refrigerasi Sistem Absorpsi Dengan Sumber Energi Panas Bumi Suhanan , Prajitno dan R. Kiay Demak.
7 Karakterisasi Mekanis Lapisan Hard-Chrome Elektroplating pada Permukaan B - 33
Baja Tahan Karat AISI 410 Viktor Malau dan SoekrisnoC. KLASTER INSTRUMENTASI, INFORMATIKA DAN SISTEM
1 Pengaruh Perubahan Digital Elevation Model (DEM) dalam Simulasi C - 1
Banjir Bandang di Kali Putih, Kabupaten Jember, Tahun 2006, Menggunakan SIMLAR V.1.0 Adam Pamudji Rahardjo dan Argitalia F.K Delay Agus Darmawan, Loretta Ollich dan Herianto
3 Penerapan Power Meter Berbasis Web-Site pada Panel Utama Distribusi C - 13
Tegangan Rendah Agus Sofwan S. Triatmodjo D dan A.Priyono
4 Teknik Penambangan Data untuk Membangun Model Simulator Informasi C - 19
Geospasial berbasis Peta Historis Ahmad Zuhdi, Aniati Murni dan Heru Suhartanto
5 Implementasi Penginterpolasi Linear pada Pengestimasi Kanal Sistem OFDM C - 24
Budi Setiyanto dan Mulyana
6 Pengembangan Model Layanan Angkutan Perdesaan C - 31
Dewanti
7 Membangun Interoperabilitas Data Spasial untuk Pemenuhan Kebutuhan C - 37
Pengendalian Pertanahan di Kabupaten Sleman Diyono dan Subaryono
8 Evaluasi Kekuatan Geometri Jaring Pemantau Deformasi Horizontal Candi C - 42
Borobudur Dwi Lestari dan Nurrohmat Widjajanti
9 Klasifikasi Pola Batik Berbasis Ekstraksi Ciri Eigenimage C - 49
Indah Soesanti dan Thomas Sri Widodo
10 Pemodelan Pola Perilaku Perjalanan Sebelum Keberangkatan Kerja C - 55
11 Pengembangan Model Tutoring Policy untuk Memaksimalkan Student C - 61
Learning dengan Menggunakan Pendekatan Analisis Keputusan Nur Aini Masruroh, Mifthafirsty Annisa Cesarysti dan Muhammad Kusumawan Herliansyah12 Analisis Penerapan Interface X2 saat Proses Handover pada Teknologi LTE C - 67
Patrieca Eka Risty dan Uke Kurniawan Usman
13 Pokayoke Control System Design using Programmable Logic Controller C - 74
(PLC) on Station Final Check Propeller Shaft Syahril Ardi, Lin Prasetyani dan Reza Guntur BudiantoD. KLASTER KEBUMIAN, PERENCANAAN DAN LINGKUNGAN
1 Mineralisasi Emas di Gunung Gupit, Magelang, Jawa Tengah: Sebuah D - 1
Penemuan Baru Prospek Emas Tipe Epitermal Sulfidasi Tinggi Pada Rangkaian Pegunungan Kulon Progo-Menoreh Arifudin Idrus, I Wayan Warmada dan Resty Intan Putri
2 Identifikasi Posisi Matahari Saat Terbit Fajar Shadiq D - 8
Djawahir Fahrurrazi dan Bambang Kun Cahyono
3 Klasifikasi Digital Berdasar Intensitas Pantulan Data Lidar D - 14
Djurdjani dan Istarno
4 Prosentase Dan Bentuk Kerusakan Elemen Konstruksi Bangunan Kayu D - 21
Sebagai Dasar Restorasi (Studi Kasus: Bangunan Kayu Bangsal Trajumas dan Rumah Tradisional Kudus) Eugenius Pradipto dan Dimas Wihardyanto
5 Analisis Prioritas Pemeliharaan Jaringan Irigasi Beberapa Daerah Irigasi D - 26
(Analysis of Maintenance Priority of Irrigation Infrastructure of Command Areas in Kabupaten Sleman-Bantul) Endita Prima Ari Pratiwi dan Fatchan Nurrochmad
6 Kombinasi Fotogrametri Terestris dengan Fotogrametri Udara untuk D - 32
Pembuatan Model Bangunan Virtual 3D Harintaka dan Christine Noegroho Kartini
7 Ratio Abstraksi Awal Metode SCS-CN untuk Perhitungan Volume Limpasan D - 39
Joko Sujono
8 Konsolidasi Tanah Oleh Pengembang Perumahan Di kabupaten Sleman D - 43
Prijono Nugroho D., Untung R., Ratih P.P. dan Irsyad Adhi W.H
9 Pembuatan Model Analisis Spasial untuk Memetakan Daerah Tanah Longsor D - 50
Menggunakan DEM dan Citra Satelit Purnama Budi Santosa dan Aryono Prihandito
10 Evaluasi Status Mutu Air di Sungai Gadjah Wong dengan Indeks Kualitas Air D - 56
(The Evaluation of Water Quality Status in Gadjah Wong Stream by Water Quality Index) Sri Puji Saraswati, Sunyoto, B. Agus Kironoto, Suwarno Hadisusanto dan Darmanto
11 Analisis Kualitas Peta Batas Wilayah Pada Lampiran Undang-Undang D - 63
Pembentukan Daerah Otonom Di Indonesia Sumaryo dan Gondang Riyadi
12 Kontribusi Banjir dari Kampus UGM Terhadap Wilayah Kota Yogyakarta D - 69
(Contribution of Flood from UGM Campus to Yogyakarta Municipality) Sunjoto
13 Pendefinisian Jaring Kerangka Geodetik Aktif yang dikelola oleh BPN RI: D - 75
Studi Kasus Kanwil DIY BPN RI T. Aris Sunantyo dan Slamet Basuki
14 Pemetaan KADASTRAL untuk Pembebasan Tanah pada Proyek Normalisasi D - 82
Kali Putih Kabupaten Magelang Untung Rahardjo, Prijono Nugroho D. dan Binar Rona Nugraha
15 KajianKadar Batas Optimum (Optimum Cut-off Grade) pada Penambangan D - 89
Nikel Laterit denganPenjualan dalam Bentuk Material Bijih Mentah Wahyu Sasongko, Arifudin Idrus dan Lediyantje Lintjewas
16 Kajian Perumahan Layak Anak di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman D - 93
Widyasari Her Nugrahandika dan Isti Hidayati
17 Analisis Pergeseran Kerangka Kontrol Di Sekitar Waduk Sermo, Kulonprogo D - 103
Yulaikhah dan Parseno
18 Eksistensi Konsep Natah pada Tata Ruang Rumah Tinggal Orang Bali di D - 109
Yogyakarta Ahmad Saifullah Malangyudo dan T.Yoyok Wahyu SubrotoB Klaster
Energi, Perpindahan Panas dan Proses
Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Solution Preheater Terhadap
Kinerja Mesin Refrigerasi Sistem Absorpsi
dengan Sumber Energi Panas Bumi
Suhanan a* , Prajitno
a
dan R. Kiay Demak b . a
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fak. Teknik. Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2. Yogyakarta 55528 Indonesia
bProgram Studi S2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fak. Teknik. Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2. Yogyakarta 55528 Indonesia
Email : suhanan@ugm.ac.id
Abstract
Absorption refrigeration system is a heat driven refrigeration system, therefore this system is highlydependent on the availibility of heat sourses. Indonesia has many geothermal resources such as hot springs,
sometimes the rate of flow from high temperature hot spring is not sufficient whereas in the same location there is
another hot spring with lower temperature whis is potential to drive absorption refrigeration system. Therefore in
this ressearch we conduct experiments by utilizing two hot water sources, the secondary hot water sources
(medium temperature) is used to heat the solution preheater and the primary hot water sources (high
temperature) is used to heat the generator. In this experiments we compared the performances of absorption
refrigeration system with solution preheater and without solution preheater.This experiments is conduct with a water-lithium bromide absorption system which is utilizing two hot water
sources in different temperature. The secondary hot water source is used to heat rich solution which flow in a
single pass anulus heat exchanger (solution preheater) before the solution entered generator. In this experiments
we use a solution preheater in 1 meter length and the secondary hot water sources is vary from 55 o C to 70 o C. The simulation from previous experimental data shows that utilization of solution preheater can reducegenerator heat load from 7% to 19% compared to normal generator heat load, and there is no significant
difference of COP from both trial condition. From this result it is posible to develop a system of absorption
refrigeration machine with greater cooling load in the same hot water sources.Keywords: refrigeration, absorption systems, H20-LiBr, Geothermal, Solution Preheater.
1. Pendahuluan
o
C - 100
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terletak pada garis cincin api dunia mempunyai banyak gunung berapi yang aktif dan juga mempunyai banyak potensi sumber panas bumi, menurut badan geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia mempunyai potensi panas bumi sekitar 27.441 MW atau sekitar 40% dari total cadangan panas bumi dunia. Lokasi panas bumi umumnya terdiri dari beberapa manifestasi seperti fumarol, kolam lumpur, mata air panas, geyser dan lain sebagainya. Pengamatan di beberapa lokasi di Indonesia menunjukan bahwa terdapat beberapa sumber air panas yang memiliki temperatur cukup tinggi dengan kisaran 60
C [1,2,3], dimana temperatur air panas tersebut potensial untuk menjalankan mesin refrigerasi sistem absorpsi.
Mesin refrigerasi sistem absorpsi/ Absorption
refrigeration system (ARS) adalah mesin refrigerasi yang bekerja dengan memanfaatkan panas/ kalor.
Mesin refrigerasi sistem absorpsi menjadi menarik secara ekonomis apabila terdapat sumber panas murah / cuma-cuma dengan temperatur 50-200
o
C, contohnya sumber panas alternatif seperti panas sisa, panas matahari, geothermal [4]. Terdapat beberapa penelitian yang memanfaatkann energi panas bumi untuk menjalankan mesin refrigerasi peneliti sebelumnya [5,6,7], .0dimana energi panas bumi berpotensi untuk menjalankan mesin refrigerasi sistem absorpsi untuk berbagai kebutuhan seperti penyimpanan sayuran dan buah, refrigerator, dan proses pencairan hidrogen
Mesin refrigrasi sistem absorpsi secara utama dijalankan oleh panas (heat driven) sehingga kinerja dari mesin refrigerasi sistem absorpsi sangat dipengaruhi oleh potensi panas yang dimanfaatkan dalam menjalankan sistem. Umumnya manifestasi panas bumi yang terdapat di lokasi panas bumi terdiri dari beberapa sumber mata air panas, dan terkadang debit air panas dengan temperatur tinggi yang tersedia di lokasi panas bumi tidak cukup besar, sedangkan di lokasi tersebut terdapat juga mata air panas lain dengan temperatur yang lebih rendah akan tetapi masih potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber air sekunder dalam mengoperasikan mesin refrigerasi sistem absorpsi.
Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti melakukan eksperimen dengan memanfaatkan dua sumber air panas geothermal dengan temperatur bebeda, dimana sumber air panas utama yang bertemperatur tinggi dimanfaatkan untuk menguapkan refigeran di dalam generator sedangkan sumber air panas sekunder yang bertemperatur sedang dimanfaatkan untuk memanaskan rich solution sebelum
o
- Evaporator Kesetimbangan energi pada evaporator
11
(3.1)
5
11
4
m m m (3.2)
Kesetimbangan energi pada absorber
5
5
11
4 Q 4 . . h m h m h m a
4 Q 3 h h m e
(3.3)
8
8
9
9
1
1 . . . h m h m h m Q g
3
proses asbsorpsi dan desorpsi dari refrigeran. Siklus ini mempunyai lima komponen utama seperti terlihat pada Gambar 1 yaitu Generator, Kondensor, Evaporator, Absorber dan Solution Heat Exchanger (SHE).
exchanger yang selanjutnya disebut dengan solution preheater (SPH). Penambahan Solution
Heat Exchanger (SHE) dan Refrigerant Heat Exchanger (RHE) yang berfungsi untuk menyerap energi yang tersimpan di dalam sistem dapat meningkatkan COP sebesar 44% untuk SHE dan 2,8% untuk RHE [8] . Penelitian ini akan membandingkan kinerja dari kedua macam kondisi (dengan dan tanpa menggunakan solution
preheater) pada berbagai variasi temperatur air panas.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan solution preheater terhadap kinerja mesin refrigerasi sistem absorpsi dan mengetahui kondisi operasional yang optimal untuk potensi sumber panas yang ada.
Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan
solution preheater dalam mengurangi beban panas
yang masuk pada generator, sehingga dengan memanfaatkan dua sumber air panas tersebut dapat dibangun sistem refrigerasi dengan daya yang lebih besar menggunakan potensi sumber air panas yang ada.
3. Metodologi Penelitian Siklus Absorpsi
- Absorber Kesetimbangan massa pada absorber
- Generator Kesetimbangan energi pada generator
- Solution Preheater (SPH) Kesetimbangan energi pada solution prehetater
Gambar 1. Skema Siklus Absorpsi Pada Generator terjadi proses desorpsi dimana refrigeran akan menguap dari water-lithium
) .(
bromide solution (1), sedangkan weak solution (9)
akan mengalir turun menuju solution heat
exchanger (SHE). Selanjutnya uap refrigeran akan
terkondensasi pada kondensor sehingga berubah fasa menjadi cair (2), cairan refrigeran tersebut akan diekspansikan pada katup ekspansi sehingga temperaturnya akan turun (3) dan masuk ke evaporator. Cairan refrigeran didalam evaporator akan menyerap beban kalor pada evaporator (Qe) sehingga menguap (4) dan terabsorpsi pada
absorber. Di dalam absorber weak solution yang
mengalir dari SHE (11) akan menyerap uap air (4) dari evaporator sehingga menjadi rich solution (5) yang selanjutnya akan disirkulasikan oleh pompa menuju SHE (6), pada SHE panas sisa dari weak
solution akan diserap oleh rich solution sehingga efisiensi dari siklus absorpsi dapat ditingkatkan.
Siklus Absorpsi dengan Solution Preheater (SPH)
Siklus absorpsi dengan solution preheater, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, sama dengan siklus absorpsi pada umumnya, perbedaan dari siklus ini adalah dengan ditambahkannya sebuah heat exchanger sebelum memasuki generator, heat exchanger ini akan berfungsi sebagai solution preheater (SPH) yang berfungsi untuk memanaskan rich solution dengan memanfaatkan sumber air panas sekunder yang bertemperatur lebih rendah dari sumber air panas primer yang memanaskan generator.
Analisa Termodinamika pada Siklus Absorpsi
(3.4)
mm) dan dimensi tube (Panjang: 1100 mm; Di: 8.1
SPH 8 '
7
7 Q m .( h h ) (3.5) mm Do: 9.52 mm)
- Coefficient of Performance ( COP )
Q e
COP
(3.6)
Q in
Q Q
in g
Gambar 3. Peralatan eksperimen
Alat pengukuran
Dalam eksperimen ini dilakukan pengukuran temperatur di setiap titik pengamatan. Temperatur diukur menggunakan termokopel tipe K yang terhubung dengan sebuah data logger yang terkoneksi ke komputer, pengukuran temperatur dilakukan secara otomatis setiap 30 detik. Laju aliran fluida pada sistem diukur dengan
Gambar 2. Skema Siklus Absorpsi dengan Solution menggunakan flowmeter tipe rotameter pada 8 titik
Preheater (SPH).
pengamatan yaitu pada aliran refrigeran, weak
solution, rich solution, generator, solution preheater, evaporator, kondensor dan absorber.
- COP dengan solution preheater
Tekanan diukur pada tekanan tinggi (kondensor) (2.2) dan tekanan rendah (evaporator) menggunakan
vacuum pressure gauge.
Q e
COP
(3.7) Fluida kerja
Q in
Pengujian ini menggunakan H20-LiBr solution
dengan konsentrasi 50% sebanyak 5,5 liter.
Q Q Q in g SPH
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap:
Peralatan Eksperimen
1. Percobaan pengujian sistem absorpsi Peralatan eksperimen dalam pengujian ini dengan siklus normal (tanpa menggunakan dirancang menggunakan desain dari Kalogirou [9]
SPH) untuk mengetahui unjuk kerja dan dengan melakukan modifikasi berupa penambahan kondisi operasional dalam sistem terebut. sebuah heat exchanger yang berfungsi sebagai
2. Pengujian unjuk kerja dari solution solution preheater.
preheater (SPH) dengan variasi temperatur o
Solution preheater dalam ekperimen ini berupa
masuk SPH (55-70) C dan laju aliran 5 Tabel 3. Data simulasi untuk temperatur dan entalpi lpm untuk mendapatkan nilai T dari pada setiap titik pengamatan. setiap variasi temperatur. 3. dari kedua data pengujian diatas dilakukan simulasi untuk mendapatkan unjuk kerja teoritis pada sistem absorpsi yang menggunakan SPH dengan variasi temperatur masuk SPH (55 C -70 C ).
4. Hasil dan Pembahasan
Data dari hasil pengujian sistem absorpsi dengan siklus normal (tanpa menggunakan SPH) dapat dilihat pada tabel 1, dan data dari pengujian unjuk kerja dari solution preheater (SPH) dengan variasi temperatur masuk SPH (55 C-70
C) dapat dilihat pada tabel 2.
Data entalpi dari tabel 3 selanjutnya digunakan Tabel 1. Hasil pengujian sistem absorpsi dengan untuk menghitung beban kalor pada generator, siklus normal (tanpa penggunaan SPH) kondensor, evaporator, absorber dan solution
preheater.
Tabel 4. Hasil simulasi beban kalor pada komponen utama dari sistem untuk setiap kondisi operasional.
Pada tabel 4 ditampilkan hasil simulasi untuk nilai beban kalor pada generator, kondensor, evaporator, absorber dan solution preheater serta COP untuk setiap kondisi operasional.
Hubungan kondisi operasional dan COP ditunjukkan pada Gambar 4. Pada grafik tersebut terlihat bahwa nilai COP cenderung meningkat seiring dengan naiknya temperatur air yang masuk
Tabel 2. Hasil pengujian unjuk kerja solution kedalam SPH, akan tetapi peningkatan COP yang
preheater (SPH)
terjadi tidak signifikan, dari T sph 55 C ke70 C terjadi peningkatan COP yang sangat kecil dari 0,72 ke 0,73.
Dari kedua data diatas selanjutnya T pada tabel 2 disimulasikan untuk mendapatkan temperatur pada titik 8 untuk setiap kondisi operasional yang menggunakan SPH.
Dari data temperatur untuk setiap titik tersebut Gambar 4. Hubungan kondisi operasional dan COP maka akan didapatkan nilai entalpi untuk setiap titik terdapat selisih COP sebesar 0,02. Hal ini lebih 25.000 disebabkan karena adanya heat loss yang terjadi 20.000 dari titik 7 ke titik 8 sehingga terjadi penurunan 19.630
o o )
temperatur dari 50.3 C ke 49.26 C sehingga ( % 15.518 in 15.000 menyebabkan nilai COP pada kondisi tanpa SPH /Q h lebih kecil daripada kondisi dengan penggunaan p Q s 10.000 7.520 10.348 SPH. 5.000 Hubungan beban kalor terhadap kondisi 0.000 operasional ditunjukkan pada Gambar 5. Terlihat 55 °C 60 °C 65 °C 70 °C pada grafik bahwa beban kalor pada generator (Qg) T sph cenderung menurun seiring dengan naiknya beban
Gambar 6. Hubungan Tsph terhadap persentase kalor pada SPH, sehingga total heat input (Qin) pemanfaatan SPH. yang masuk kedalam sistem cenderung tetap. Qg Qsph Qin Gambar 7 menunjukkan perubahan temperatur 0.600 evaporator terhadap waktu untuk kondisi tanpa 0.300 0.400 0.500 beban. 25 30 0.000 0.200 0.100 Tanpa SPH SPH T=55 C SPH T=60C SPH T=65 C SPH T=70 C K ondi si Ope r a si ona l T lc v e a (C p ) s e iu 20 10 15
5 Gambar 5. Hubungan beban kalor terhadap kondisi 5 1 1 5 2 5 2 3 3 5 4 4 5 5 5 5 6 6 5 7 7 5 8 8 5 9 5 9 5 operasional. Time (min) 1 1 Persentase pemanfaatan SPH pada setiap
Gambar 6. Grafik Temperatur evaporator terhadap kondisi operasional ditunjukkan dalam Tabel 5 dan waktu dalam kondisi tanpa beban
Gambar 6. Pada tabel 5 dan gambar 6 terlihat bahwa semakin tinggi temperatur air yang masuk Pengujian selama 107 menit menunjukan ke solution preheater akan berbanding lurus dengan bahwa temperatur evaporator terus turun seiring persentase pemanfaatan SPH. dengan lamanya waktu operasi, seperti terlihat pada
Dimana terlihat pada Tsph = 55 C persentase gambar bahwa temperatur terendah yang dapat pemanfaatan SPH hanya sebesar 7,5% dari total dicapai adalah 88 C pada waktu 105 menit, pada kebeutuhan heat input pada sistem, sedangkan pada grafik terlihat beberapa peningkatan temperatur Tsph = 70 C persentase pemanfaatan SPH dapat evaporator seperti pada menit 66 -70 dan 90-95, hal mencapai 19,6% dari total heat input yang ini disebabkan pada saat operasi refrigeran yang dibutuhkan oleh sistem. tertumpuk pada evaporator dialirkan ke absorber melalui jalur by pass dan mengakibatkan
Tabel 5. Persentase pemanfaatan SPH pada setiap temperatur evaporator mengalami kenaikan. kondisi operasional
5. Kesimpulan
Dari beberapa analisa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Penggunaan SPH tidak menghasilkan peningkatan COP yang signifikan terhadap sistem
2. Semakin tinggi temperatur air panas yang masuk kedalam SPH akan meningkatkan persentase pemanfaatan SPH terhadap total heat input yang dibutuhkan oleh
3. Apabila terdapat dua sumber air panas dengan temperatur yang berbeda pada sumber air panas geothermal maka memungkinkan untuk memanfaatkan kedua sumber air panas tersebut sehingga dapat menghasilkan daya refrigerasi yang lebih besar daripada hanya menggunakan sebuah sumber air panas saja.
Holland, F.A., 1990, Developments in geothermal energy in Mexico – Part twenty- six: experimental assessment of an ammonia/water absorption cooler operating on low enthalpy geothermal energy, Heat Recovery Systems & CHP, 10(1), 61-70. [6] Ayala, R. Frias, J. L. Lam, L. Heard, C.L. and
energy , XXX, 1-12. [8] Kaynakli, O. and Kilic, M., 2007, Theoritical study on the effect of operating conditions on performance of absorption refrigeration system, Energy conversion and management, 48, 599-607. [9] Kalogirou, S., Florides, G., Tassou, S. And
production and liquefaction by geothermal energy, International journal of hydrogen
Gadalla, M., 2011, Economics of hydrogen
Recovery Systems & CHP, 14 (4), pp. 437- 446. [7] Yilmaz, C., Kanoglu, M., Bolatturk, A. and
assessment of an ammonia/lithium nitrate absorption cooler operated on low temperature geothermal energy, Heat
A., 1993, Experimental
Holland, F.
48 [5] Best, R. Heard, C. L. Fernandez, H. and
Daftar Pustaka [1] Poorter, R. P. E. Varekamp, J. C. Sriwana, T.
1999, Thermodynamic analysis of the absorption refrigeration system with geothermal energy: an experimental study, Energy conversion and management, 41, 37-
Pemaparan hasil-hasil dan kegiatan lapangan dan non lapangan [4] Kececiler, A., Acar, H.I. and Dogan, A.,
panas bumi daerah Songa-Wayau, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Proceeding
Rustama, I., 2006, Geologi dan geokimia
[2] Marini, L. and Susangkyono, A., 1999, Fluid geochemistry of Ambon Island (Indonesia), Geothermics, 28, 189-204. [3] Sundhoro, H. , Kasbani, Sulaeman, B. dan
Geochemistry of hot spring and fumarolic gases from the Banda Arc, Netherland Journal of Sea Ressearch, 24 (2/3), 323:331.
Van Bergen, M. J. Erfan, R. D. Suharyono, K. Wirakusumah, A. D. and Vroon, P. Z., 1989,
Wrobel, L., 2001, Design and Construction of a Lothium Bromide Water Absorption Refrigerador, CLIMA 2000/ Napoli 2001 World Congress.