STUDI TENTANG ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA OMUKECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI

  

STUDI TENTANG ANAK PUTUS SEKOLAH DI DESA OMU

KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI

1 2 2 Handok o Susanto , Lilik Prihadi Utomo , dan Iwan Alim Saputra

ham, iwansaputra83@gmail.com

1 3 Mahasiswa Pendidikan Geografi Dosen Pendidikan Geografi

  

Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

  

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi pada orang tua yang memiliki

anak putus sekolah. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan anak

putus sekolah di wilayah daerah penelitian. Pendekatan geografi yang dipakai adalah pendekatan keruangan

dengan Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua orang tua yang memiliki anak putus sekolah sejumlah 150 KK. Pengambilan sampel menggunakan

teknik kouta, yang kemudian didapat sejumlah 45 sampel KK. Sampel tersebut tersebar di empat dusun yang

berbeda. Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dokumentasi, dan dianalisis menggunakan

analisis presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Omu

adalah faktor lingkungan sebanyak 39 orang atau 86,67 %. faktor lingkungan yang sangat berpengaruh karena

banyak terdapat anak putus sekolah. Karena lingkungan sangat berpangaruh besar terdap perkembangan anak,

jika lingkungan tempat tinggal banyak anak yang putus sekolah maka secara tidak langsung anak-anak yang

sekolah akan terpengaruh oleh anak-anak yang sudah tidak sekolah karenakan pergaulan, jika pergaulannya

mengarah ke hal-hal yang negatif maka akan sangat merugikan orang tua dan anaknya.

  Kata Kunci: Studi, Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

ABSTRACT

  

This research was conducted in Omu Village, Gumbasa Subdistrict, Sigi Regency, in the

parents who have dropped out of school children. The purpose of this research is to study the

factors that cause drop out of school in the area of research area. Geography approach used

is spatial approach with the research method used is descriptive qualitative. The population

in this study were all parents who had drop out of 150 families. Sampling using kouta

technique, which then obtained a number of 45 samples KK. The sample is scattered in four

different hamlets.Data collection using questionnaires, interviews, documentation, and

analyzed using percentage analysis. The results showed that the cause of drop out children in

the village of Omu is environmental factors as many as 39 people or 86.67%. environmental

factors are very influential because there are many children drop out of school. Because the

environment is highly influenced by the development of children, if the environment where

many children are dropped out of school then indirectly the children of the school will be

affected by children who are not school because of the association, if the association leads to

things that are negative then will be very harmful to parents and children.

  Keywords: Study, Factors Causing School Dropouts

  PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan

manusia tidak dapat hidup berkembang sejalan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia.

  

Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial, sebagai bimbingan, dan

sebagai sarana pertumbuhan yang mempersiapkan diri membentuk disiplin hidup. Sekolah gratis yang

banyak di wacanakan dan diinginkan oleh kalangan masyarakat dan salah satu solusi tepat untuk

menolong anak putus sekolah, tidak menjadi jaminan untuk anak bisa melanjutkan sekolah, karena

banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab anak tidak melanjutkan sekolah. Hal ini dapat di lihat

dari keadaan penduduknya yang penuh dengan keterbatasannya dan keterbelakangan dalam sumber

daya manusia dan sosial ekonomi. Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh pendidikan..

  Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas sumber daya

manusia yang mengakibatkan banyak kemiskinan sehingga anak tidak mampu melanjutkan sekolah.

Hal yang sama dinyatakan oleh Mulyanto Sumardi (1985:308) bahwa semakin tinggi jenjang sekolah,

maka semakin besar pula biaya, sehingga banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah ketingkat

yang lebih tinggi, terutama anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan anak-anak tersebut memilih

untuk bekerja.

  Anak merupakan bagian yang penting, dengan memiliki anak diharapkan dapat meneruskan

pendidikan serta generasi keluarga yang akhirnya membantu kehidupan dimasa depan. Pada

hakikatnya anak usia sekolah dilarang untuk bekerja karena waktu yang selayaknya digunakan untuk

belajar agar mendapatkan kesempatan mencapai cita-cita masa depannya, kenyataannya masih banyak

dijumpai anak yang bekerja di usia sekolah yaitu pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah

pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA).

  Anak Putus sekolah akan berdampak besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Anak

putus sekolah akan membawa keresahan sosial, ekonomi moral, dan masa depan. Salah satu pemicu

keresahan sosial adalah semakin bertambahnya tingkat pengangguaran di masyarakat. Anak yang

putus sekolah sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan dikarenakan tidak mempunyai surat

keterangan lulus sekolah yang menjadi acuan atau syarat utama dalam mencari suatu pekerjaan dan

tidak adanya pembekalan skiil atau kemampuan kepada mereka yang putus sekolah. Anak putus

sekolah tidak selamanya berdampak negatif ada pula yang berdampak positif dimana anak mereka

yang putus sekolah biasanya membantu orang tuanya dalam melakukan pekerjaan untuk mengurangi

beban orang tua dari segi mencukupi kehidupan sehari-hari.

  Desa Omu terletak di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi, Desa Omu memiliki 4 dusun

dimana pekerjaan masyarakatnya sangat bervariasi tetapi yang lebih menonjol atau mayoritas

masyarakatnya bekerja sebagai petani. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ternyata masih

banyaknya anak usia sekolah yang tidak melanjutkan kependidikan selanjutya, dari data Desa yang

tercatat anak putus sekolah berjumlah 177 dari 150 KK yang tersebar di 4 dusun (Data Dasar

  

Keluarga Desa Omu Kec. Gumbasa Tahun 2017). Hasil observasi tersebut peneliti tertarik untuk

mengambil judul tersebut untuk diteliti mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi anak

putus sekolah di Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan keruangan,

pendekatan keruangan yang dimaksud adalah anak yang putus sekolah pada masing-masing dusun

sebanyak empat dusun. Pendekatan keruangan adalah suatu cara pandang atau kerangka analisis yang

menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi

dipandang dari struktur, pola dan proses. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang

memiliki anak putus sekolah sejumlah 150 KK. Pengambilan sampel menggunakan teknik kouta,

yang kemudian didapat sejumlah 45 sampel KK. Sampel tersebut tersebar di empat dusun yang

berbeda. Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dokumentasi, dan dianalisis

menggunakan analisis persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  Desa Omu meupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah terletak antara 1

  09’19’’ - 0 21’41” LS dan 119 55’03” BT, luas Desa 2. Omu 49,18 km Batas

  • – batas administrasi Desa Omu sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Simoro Sebelah Timur : Desa Tuwa Sebelah Selatan : Desa Anca Sebelah Barat : Desa Bangga 2.

Faktor Yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah

  Kondisi lingkungan masyarakat yang ada di Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi yaitu lingkung yang dimana masyarakatnya bekerja sebagai petani. Llingkungan yang ada di Desa Omu orang tua banyak memiliki anak yang putus sekolah atau tidak melanjutkan kejenjang yang selanjutnya, dengan otomotis pengaruh lingkungan yang anak yang tidak melanjutkan sekolah akan memepengaruhi teman sebayanya atau sepergaulannya, karena lingkungan juga berperan penting dalm hal proses pendidikan. Dari hasil angket yang diedarkan kepada responden tentang lingkungan seperti apa yang berpangruh yang meyebabbkan anak putus sekolah dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

  

Tabel 1. Kondisi Lingkungan Banyak Anak Putus Sekolah

No Jawaban Dusun F %

  1

  2

  3

  4

  1. Ya

  11

  12

  10

  12 45 100

  2. Tidak - - - - Jumlah

  11

  12

  10

  12 45 100

   (Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2018)

  Pada Dusun 1 jumlah responden menyatakan Ya sebanyak 11 orang, Dusun 2 sebanyak 12 orang, Dusun 3 sebanyak 10 orang , dan Dusun 4 sebanyak 12 orang. Dalam persentase menunjukan tentang kondisi lingkungan yang banyak anak putus sekolah, dari keseluruhan responden yang menjawab Ya sebanyak 45 orang atau 100%, kondisi lingkungan yang ada di desa tersebut banyak anak yang putus sekolah.

  

Tabel 2. Faktor Lingkungan Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Anak Putus Sekolah

No Pernyataan Dusun F %

  1

  2

  3

  4

  1. Banyaknya terdapat anak putus 9 11 10

  10 39 86,67 sekolah disekitar tempat tinggal

  2. Terbawa-bawa oleh teman yang 3 -

  1

  2 6 13,33 tidak sekolah

  3. Jauhya tempat tinggal dengan - - - - sekolah JUMLAH 12 12 10

  12 45 100

   (Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Tahun 2018)

  Pada Dusun 1 jumlah responden menyatakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap anak putus sekolah Banyaknya terdapat anak putus sekolah disekitar tempat tinggal sebanyak 9 orang, Dusun 2 sebanyak 11 orang, Dusun 3 sebanyak 10 orang, dan Dusun 4 sebanyak 10 orang, pada Dusun 1 responden yang menyatakan Terbawa-bawa oleh teman yang tidak sekolah sebanyak 3 orang, Dusun 2 sebanyak 1 orang, Dusun 3 kosong, dan Dusun 4 sebanyak 1 orang.

  Dalam prentase menunjukan bahwa lingkungan yang banyak terdapat anak putus sekolah turut berpengaruh terhadap anak putus sekolah. Jumlah responden yang menjawab banyaknya terdapat anak putus sekolah disekitar tempat tinggal berjumlah 39 orang atau

  86,67% menyatakan hal ini sedangkan terbawa-bawa oleh teman yang tidak sekolah hanya 6 orang atau 13,33%. Jarak dari rumah kesekolah tidak turut berpengaruh dalam faktor penyebab anak putus sekolah.

  Lingkungan sangat berperan penting dalam prosess pertumbuhan pola pikir seseorang. Jika disuatu lingkungan tempat tinggal kita banyak hal-hal yang negatif otomatis dengan seiring berjalannya waktu kita akan terpengaruh oleh lingkukan tersebut sebaliknya lingkungan yang kita tempati banyak yang memberikan hal-hal positif serta bermannfaat bagi kita otomatis kita juga akan ikut, karena pendidikan bukan hanya didapat di lingkungan sekolah maupun keluarga, lingkungan masyarakat juaga sangat berperan penting dalam proses pendidikan karakter yang ada dilingkungan sekitar.

  Untuk memperkuat hasil angket tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan salah satuorang tua anak yang putus sekolah.

  “ lingkungan tempat tinggal saya banyak orang tua yang memiliki anak putus sekolah anak saya putus sekolah pada jenjang tingkat smp dan anak saya pergaulannya banyak dengan anak-anak yang sudah tidak sekolah lagi.( A 49 tahun ,6 februari 2018).

  PENUTUP Kesimpulan

  Faktor faktor penyebab anak putus sekolah yang ada di Desa Omu Kecamatan Gumbsa Kabupaten Sigi disebabkan oleh faktor lingkungan sebanyak 39 orang atau 86,67 %. Faktor Lingkungan sangat berperan penting dalam prosess pertumbuhan pola pikir seseorang. Jika disuatu lingkungan tempat tinggal kita banyak hal-hal yang negatif otomatis dengan seiring berjalannya waktu kita akan terpengaruh oleh lingkukan tersebut sebaliknya lingkungan yang kita tempati banyak yang memberikan hal-hal positif serta bermannfaat bagi kita otomatis kita juga akan ikut, karena pendidikan bukan hanya didapat di lingkungan sekolah maupun keluarga, lingkungan masyarakat juaga sangat berperan penting dalam proses pendidikan karakter yang ada dilingkungan sekitar,jika lingkungan tempat tinggal anak banyak anak yang putus sekolah maka secara tidak langsung akan berpangaruh besar terdapat anak-anak lainnya lewat pergaulan.

  Saran

  Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah dikemukakan dikaitakan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini ,maka dapat pula dikemukakan saran-saran yang dapat berguna sebagai bahan pertimbangan atau informasi dalam rangka mengatasi atau mencegah maupun mengurangi terjadinya lagi anak putus sekolah yang ada di Desa Onu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi.

  1. Pemerintah setempat lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyrakat yang ada diderah dimana kondisi sosial ekominya masih relatif rendah sehingga dalam kebutuhan hidupnya kurang berkecukupan apalagi dalam segi pembiaayaan anak- anak mereka yang sekolah.

  2. Pemerintah lebih memperhatiakan anak-anak yang putus sekolah yang ada di desa tersebut agar kiranya dilakukan sosialisasi atau pembekalan keterampilan dan skil bagai mereka yang sudah tidak bisa lagi melanjutkan kesekolah agar kiranya mereka juga punya keterampilan sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi mreka karena sudah dibekali ilmu-lmu yang mereka dapat. Dengan pembekalan tersebut membuat mereka mempunyai kegiatan yang positif dan tidak merugikan mereka sendiri selain manambah wawasan juga dapat membantu pemenuhan kenutuhan bagi kelurganya.

  3. Pemerintah lebih memperhatikan kesejateraan para petani dalam hal hasil panen serta pengadaan lapangan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan penambahan kebutuhan hidup mereka.

  DAFTAR RUJUKAN Ahmad. (2011). Pendidikan Dasar Pada Anak. Jakarta: Trans Info Media.

  A Murni Yusuf. (1986). Kemiskinan Dan Kebutuhan Pokok . Jakarta : C.V.Rajawali. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Beeby , C. E. (1989). Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: LP3ES. Gunawan. (2011). Remaja Dan Permasalahannya. Yogyakarta.: Hanggar Kreator. Hadi Kusumo. (1996). Pengantar Pendidikan. Semarang Ikip : Semarang Pres. Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mulyanto Sumardi. (1985). Kemiskinan dan kebutuhan pokok. Jakarta: Rajawali. Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.