FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMP DI DESA BUMI REJO KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014

(1)

ABSTRACT

FACTORS CAUSING CHILDREN DROPOUTS AT THE LEVEL OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN BUMI REJO VILLAGE,

BARADATU DISTRICT WAY KANAN DISTRICT OF 2014

By Noor Rizqa

The objective of this research was to analyze factors causing children dropouts at the level of junior high school students in Bumi Rejo village, baradatu districts. This is income, parents, level parent education, distance of residence to school. The method used in research is descriptive method, the subject of his research are the parents of school children at rate the level junior high school, totalling 44 people, and the sample of 22 people. Data collection technique used observation techniques, interview techniques and techniques questionnaire. Techniques used tabulation and percentage.

The results showed of the 22 parents of children dropping out of school are 86,4 % low income, 86,4% had many children, 77,3% the less educated and all children droputs to get to school a distance of more than 5 kilometers. The conclusion that the factors that causes the children dropouts of school in bumi rejo village.


(2)

ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMP DI DESA BUMI REJO KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY

KANAN TAHUN 2014

Oleh Noor Rizqa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab anak putus sekolah yang ada di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu yaitu dari segi pendapatan orang tua, jumlah anggota keluarga yg menjadi tanggungan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan jarak tempat tinggal kesekolah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, subjek penelitiannya adalah orang tua anak putus sekolah tingkat SMP yang berjumlah 22 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tekhnik wawancara, dan teknik kuisioner. Setelah mendapatkan data dari responden digunakan teknik analisis data yaitu tabulasi dan persentase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 22 orang tua anak putus sekolah 86,4 % orang tua berpenghasilan rendah, 86, 4 % memiliki anak banyak, 77,3% orang berpendidikan rendah dan seluruh anak putus sekolah ini berjarak diatas 5 km untuk mencapai sekolah, sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor inilah yang menyebabkan anak-anak di Desa Bumi Rejo putus sekolah.


(3)

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMP DI DESA BUMI REJO KECAMATAN BARADATU

KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 (Skripsi)

Oleh : NOOR RIZQA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

ABSTRACT

FACTORS CAUSING CHILDREN DROPOUTS AT THE LEVEL OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN BUMI REJO VILLAGE,

BARADATU DISTRICT WAY KANAN DISTRICT OF 2014

By Noor Rizqa

The objective of this research was to analyze factors causing children dropouts at the level of junior high school students in Bumi Rejo village, baradatu districts. This is income, parents, level parent education, distance of residence to school. The method used in research is descriptive method, the subject of his research are the parents of school children at rate the level junior high school, totalling 44 people, and the sample of 22 people. Data collection technique used observation techniques, interview techniques and techniques questionnaire. Techniques used tabulation and percentage.

The results showed of the 22 parents of children dropping out of school are 86,4 % low income, 86,4% had many children, 77,3% the less educated and all children droputs to get to school a distance of more than 5 kilometers. The conclusion that the factors that causes the children dropouts of school in bumi rejo village.


(5)

ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMP DI DESA BUMI REJO KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY

KANAN TAHUN 2014

Oleh Noor Rizqa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab anak putus sekolah yang ada di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu yaitu dari segi pendapatan orang tua, jumlah anggota keluarga yg menjadi tanggungan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan jarak tempat tinggal kesekolah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, subjek penelitiannya adalah orang tua anak putus sekolah tingkat SMP yang berjumlah 22 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tekhnik wawancara, dan teknik kuisioner. Setelah mendapatkan data dari responden digunakan teknik analisis data yaitu tabulasi dan persentase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 22 orang tua anak putus sekolah 86,4 % orang tua berpenghasilan rendah, 86, 4 % memiliki anak banyak, 77,3% orang berpendidikan rendah dan seluruh anak putus sekolah ini berjarak diatas 5 km untuk mencapai sekolah, sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor inilah yang menyebabkan anak-anak di Desa Bumi Rejo putus sekolah.


(6)

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMP DI DESA BUMI REJO KECAMATAN BARADATU

KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014

Oleh NOOR RIZQA

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Noor Rizqa dilahirkan di Baradatu pada tanggal 04 Agustus 1990. Penulis merupakan putra keempat dari lima bersaudara pasangan almarhum Bapak Hi. Paksi Nursiwan dan Hj. Solina. Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 3 Setianegara pada tahun 2002, pendidikan menengah pertama di SMP Negri 1 Baradatu pada tahun 2005 dan pendidikan menengah atas di SMA Negri 1 Baradatu pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas lampung, S1 Pendidikan Geografi melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Mandiri.


(11)

MOTO

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus

lebih besar daripada ketakutanmu

Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang


(12)

PERSEMBAHAN

Sujud syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

Ridho dan karuniaNya padaku

Dengan mengucap “ Al

-

Hamdu Lil Laahi Robbil Aalamiin”, kupersmebahkan karya

kecilku

Ini dengan kerendahan hati, ketulusan,kesederhanaan dan perjuanganku sebagai

tanda bukti Cinta kasihku kepada:

Ayahanda almarhum Hi.Paksi Nursiwan yang telah membesarkanku dan ibunda

tercinta Hj. Solina, untuk segala doa dan tahajudnya. Begitu banyak cinta yang

tak dapt terangkai dengan kata sepanjang masa.

Ke empat saudaraku tersayang, Ratu Mas Anita, S.Pd, Anna Siska, Novawan

P.N. dan adikku Pandji Nugraha

Sahabatku Endah Dewi yang senantiasa mendoakan dan menantikan

Keberhasilanku

Para Pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat

Almamater tercinta.


(13)

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul “Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan”. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada teladan terbaik Nabi Muhammad SAW berserta keluarga, para sahabat dan insyaAllah kita sebagai umatnya.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Pembimbing Utama. Ibu Rahma Kurnia Sri Utami, S.Si, M.Pd. selaku Pembimbing Pembantu. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Dosen Penguji. Untuk itu, tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikan dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini pula, disampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, selaku plt. Dekan FKIP Unila yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan.

2. Bapak Wakil Dekan Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. (Wakil Dekan II), Dr. Hi. Muhammad Fuad, M. Hum, (Wakil Dekan III) yang telah memberikan izin penelitian.


(14)

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila sekaligus pembahas skripsi saya yang telah memberikan kemudahan dalam semua hal menyangkut perkuliahan selama menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan berbagai ilmu yang bermanfaat.

6. Bapak Sutaryono, selaku Kepala Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan yang telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian di Desa tersebut.

7. Sahabat-sahabatku Hafidudin, Ebbie Prambesi, Warlan, Aditiya Murdani, Endri Saputra, Ujang Solihin, Beni Saputra, Adi Irawan, Azam Sahroni, Widodo Prasetyo, Aldrin, Roni Kurniawan, Ade Nofriyan Syah, Ferry Julianda Geo Mandiri 2008, Angga Margianto, S.Pd dan seluruh angkatan Program Studi Pendidikan Geografi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 16 Desember 2015


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian Geografi ... 10

2. Geografi Sosial ... 11

3. Pengertian Pendidikan ... 11

4. Putus Sekolah ... 13

5. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah... 14

6. Tingkat Pendapatan Orang Tua Yang Rendah ... 16

7. Banyaknya Jumlah Anak Dalam Keluarga ... 18

8. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 19

9. Jarak Dari Rumah Kesekolah ... 21

B. Penelitian Yang Relevan ... 22

C. Kerangka Pikir ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 26

C. Dafinisi Operasional Variabel ... 28


(16)

E. Teknik Analisis Data. ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum lokasi penelitian ... 33

1. Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 33

2. Letak Astronomis dan Letak Administrasif ... 34

B. Keadaan Penduduk di Dessa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu... 37

1. Jumlah Penduduk ... 37

2. Pertumbuhan Penduduk ... 37

3. Komposisi Penduduk ... 38

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 39

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45

C. Hasil Penelitian ... 46

1. Jumlah Respondan Menurut Jenis Kelamin ... 46

2. Data Usia Responden ... 48

3. Pendapatan Orang Tua ... 49

4. Jumlah Anak Dalam Keluarga ... 56

5. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 61

6. Jarak Tempat Tinggal ... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP di Desa Bumi Rejo . 5 2. Jumlah Sampel Perdusun di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu... 27 3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok, Umur dan Jenis Kelamin Desa

Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Tahun 2014 ... 39 4. Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 41 5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kecamatan

Baradatu... 44 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bumi Merapi

Kecamatan Baradatu... 45 7. Komposisi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 47 8. Data usia responden ... 47 9. Ditribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Desa Bumi Rejo Kecamatan

Baradatu... 60 10. Pendapatan Orang Tua Anak Putus Sekolah di Desa Bumi Rejo

Kecamatan Baradatu... 51 11. Jumlah anak dalam keluarga responden di Desa Bumi Rejo Kecamatan

Baradatu Tahun 2015 ... 56 12. Jumlah Anak Responden di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu .... 58 13. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 62 14. Tingkat Pendidikan di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu ... 64 15. Jarak Anak-Anak Menuju Sekolah Tingkat Pada Tingkat SMP di Desa


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 24

2. Gambar Peta Administrasi Kecamatan Baradatu ... 35

3. Gambar Peta Desa Bumi Rejo ... 36

4. Diagram Jumlah Penduduk Menurut Kelompuk Umur dan Jenis Kelamin ... 40

5. Diagram Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 42

6. Perbandingan Sex Ratio ... 43

7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 44

8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45

9. Diagram Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin ... 47

10. Komposisi Jumlah Responden Menurut Tingkap Pendapatan ... 51

11. Jumlah Anggota Keluarga Responden ... 57

12. Jumlah Anak Responden ... 58

13. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 62


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional sangat membutuhkan sumber daya manusia berkualitas. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas harus dibekali dengan pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Melalui pendidikan, seseorang akan dapat mengembangkan potensi yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu yang semakin berkembang pesat, serta untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.

Lingkungan dalam pendidikan berperan besar dalam mengubah tingkah laku manusia. Lingkungan yang ada di sekitar individu akan berpengaruh terhadap aktivitas, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Bahkan kebanyakan lingkungan sosial masyarakat dimana individu berada berpengaruh terhadap jenis aktivitas yang dilakukannya.

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Karena proses pendidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok


(20)

2 manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera menurut konsep pandangan mereka. Namun cita-cita demikian tak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.

Jika suatu bangsa ingin maju, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan. Untuk itu, semua anak usia sekolah harus mengenyam pendidikan. Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia saat ini dimana masih banyak anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya.

Sekolah gratis yang banyak diwacanakan dan diinginkan oleh kalangan masyarakat dinilai bukan solusi tepat untuk menolong anak putus sekolah, karena banyak faktor yang menjadi penyebab anak tidak melanjutkan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari keadaan penduduknnya yang penuh dengan keterbatasan dan keterbelakangan dalam sumber daya manusia dan sosial ekonomi. Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Bidang pendidikan adalah bidang yang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional.

Sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terpadu dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seluruhnya merupakan wahana kelangsungan hidup bangsa dan Negara, pada hakikatnya menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia dan dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah.


(21)

3 Masalah utama pendidikan Indonesia adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mengakibatkan banyak kemiskinan sehingga anak tidak mampu melanjutkan sekolah. Hal yang sama dinyatakan oleh Mulyanto Sumardi (1985:308) bahwa semakin tinggi jenjang sekolah, maka semakin besar pula biaya, sehingga banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, terutama anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan anak-anak tersebut memilih bekerja.

Anak merupakan bagian keluarga yang penting, dengan memiliki anak diharapkan dapat meneruskan pendidikan serta generasi keluarga yang akhirnya membantu kehidupan perekonomian keluarga. Anak juga merupakan generasi penerus pembangunan bangsa, yang sehat, mendapat pendidikan yang tinggi dan kebutuhan hidupnya terpenuhi. Namun tidak semua anak dapat menikmati hak dan kebutuhanya dengan baik. Hal tersebut kerena kondisi kemiskinan dalam keluarga yang menyebabkan anak-anak kurang mendapatkan kehidupan yang layak.

Pada hakikatnya anak dilarang untuk bekerja karena waktu yang selayaknya digunakan untuk belajar agar mendapatkan kesempatan mencapai cita-cita masa depannya. Namun suatu kenyataan masih banyak dijumpai adalah anak-anak yang bekerja diusia sekolah, yaitu pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) .

Keadaan ekonomi orang tua yang cenderung rendah membuat anak-anak berusaha untuk membantu ekonomi orang tuanya masing-masing. Salah satu


(22)

4 upaya untuk membantu ekonomi orang tuanya adalah dengan memanfaatkan kesempatan kerja pada sektor informal. Pekerjaan yang bergerak di sektor informal tidak hanya dilakukan oleh penduduk usia kerja yaitu penduduk yang di usia 15 tahun ke atas, tetapi juga dilakukan oleh anak-anak dibawah usia kerja yaitu anak-anak usia sekolah yang seharusnya waktu untuk bekerja digunakan untuk belajar agar prestasinya menjadi meningkat.

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat mengantarkan anak-anak ke pintu gerbang kesuksesan sesuai dengan harapan dan cita-citanya. Dalam pengembangan sumber daya manusia, pendidikan merupakan prioritas pembangunan nasional. Namun dengan kondisi masyarakat Indonesia masih banyak yang miskin, menjadi salah satu penyebab anak tersebut putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Bumi Rejo merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Way kanan. Berdasarkan prasurvei yang dilakukan di bulan Juli tahun 2014, ternyata masih banyak anak usia Sekolah Dasar di berbagai desa yang tidak melanjutkan ke pendidikan formal sekolah menengah pertama. Padahal berdasarkan Undang Undang Sisdiknas Tahun 2003 dinyatakan bahwa anak usia 7-15 diwajibkan untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Setiap desa memiliki jumlah anak usia sekolah yang tidak putus sekolah ditingkat SMP tidak merata, hal ini dikarenakan faktor-faktor penyebab anak putus sekolah.


(23)

5 Tabel 1. Jumlah Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Desa Bumi Rejo

No Dusun Jumlah Anak Putus Sekolah

1 Dusun Satu (I) 7

2 Dusun Dua (II) 8

3 Dusun Tiga (II)I 8

4 Dusun Empat (IV) 6

5 Dusun Lima (V) 9

6 Dusun Enam (VI) 6

Jumlah 44

Sumber : Data Dinas Pendidikan Kabupaten Way Kanan Tahun 2014

Terdapat banyak hal yang menyebabkan anak usia sekolah tidak melanjutkan pendidikannya ke SMP. Permasalahan putus sekolah sangat berpengaruh terhadap pembangunan di pedesaan. Tututan penyediaan sumber daya manusia untuk pembangunan tidak hanya berkisar pada sumber daya yang melek huruf, tetapi perlu adanya sumber daya yang memilki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi yang tinggi.

Peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan lewat pendidikan menghadapi beberapa kendala, antara lain faktor lingkungan fisik yaitu jarak dan transportasi suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lain. Kondisi wilayah Desa Bumi Rejo merupakan daerah yang cukup padat penduduknya namun penduduknya masih banyak yang tidak melanjutkan ke SMP karena sekolah terdekat masih sedikit dan lokasi geografisnya masih banyak melewati perkebunan yang luas.

Berkenaan dengan hal tersebut, masalah tentang masih banyaknya lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SMP salah satu permasalahan yang menarik untuk diteliti, sehingga dipilih judul Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada


(24)

6 Tingkat SMP Di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014, dengan alasan sekolah merupakan salah satu kewajiban anak bangsa yang berguna untuk dirinya dan bangsa. Pembangunan pendidikan yang baik berarti peningkatan sumber daya manusia karena di dalamnya dikembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan yang merupakan syarat menentukan tenaga terampil.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka ada empat masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai penyebab anak putus sekolah, yaitu:

1. Pendapatan orang tua

2. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua 3. Tingkat pendidikan orang

4. Jarak tempat tinggal ke sekolah jauh

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pendapatan orang tua menjadi faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014?


(25)

7 2. Apakah jumlah anggota keluarga menjadi faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014?

3. Apakah tingkat pendidikan orang tua menjadi faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014?

4. Apakah jarak tempat tinggal menjadi faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengkaji pendapatan orang tua anak putus sekolah pada tingkat SMP di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014

2. Untuk mengkaji jumlah anggota dalam keluarga yang anak putus sekolah pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014

3. Untuk mengkaji jarak tempat tinggal ke sekolah yang jauh pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014


(26)

8 4. Untuk mengkaji rendahnya tingkat pendidikan orang tua anak putus sekolah pada tingkat SMP terjadi di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2014

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai aplikasi ilmu untuk mengetahui masalah putus sekolah pada tingkat SMP.

3. Sebagai masukan bagi pemerintah atau lembaga swasta yang berwenang dalam menyusun atau menentukan kebijaksanaan dalam pemerataan kesejahteraan anak.

4. Sebagai masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan sistem pendidikan nasional terutama bagi anak-anak dari keluarga yang ekonomi keluarganya masih kurang mampu.

5. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS kurikulum KTSP kelas VIII SMP pokok bahasan Permasalahan Kependudukan Serta Penanggulangannya Dan Dampaknya pada sub pokok bahasan Kualitas Penduduk Indonesia dan mata pelajaran Geografi kurikulum KTSP kelas XI SMA pada pokok bahsan Antroposfer pada sub pokok bahasan Kualitas Penduduk Berdasarkan pendidikan, Kesehatan, Mata Pencaharian, Dan Pendapatan.


(27)

9 F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak putus sekolah pada tingkat SMP.

3. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2014-2015. 5. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Sosial. Geografi sosial adalah cabang ilmu geografi manusia yang aspek studinya aspek keruangan karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan (Nursyid Sumaatmadja, 1988:56). Digunakannya geografi sosial sebagai ruang ilmu, karena yang menjadi kajian penelitian ini adalah tentang pendidikan, dimana pendidikan merupakan kebutuhan imateril manusia dan kebutuhan yang lebih tinggi, juga pendidikan termasuk dalam salah satu unsur kebudayaan.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi

Pengertian ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka buma bumi dan peristiwa yang terjadi dimuka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses keberhasilan pembangunan (Daljoeni N ,1992:19)

Ilmu geografi tidak hanya mengkaji faktor-faktor yang menggambarkan keadaan fisis bumi, tetapi juga mengkaji masalah manusia yang berkaitan dengan aktivitasnya di bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, budaya yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia.

Bintarto (1977:9) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dan waktu.


(29)

11 2. Geografi sosial

Geografi Sosial adalah studi tentang bentang alam muka bumi oleh adanya interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik dan biotis dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono, 2003:17). Fenomena anak yang putus sekolah merupakan salah satu masalah sosial yang banyak terjadi dikehidupan masyarakat saat ini. Masalah putus sekolah akan berakibat buruk pada suatu bangsa apabila tidak secepatnya ditanggulangi, karena putus sekolah akan memutus juga pengetahuan tentang pentingnya pendidikan untuk memajukan bangsa dan negara.

Geografi sosial adalah cabang ilmu geografi manusia yang aspek studinya aspek keruangan karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan (Nursyid Samaatmadja, 1988:56).

3. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting yang harus dipenuhi, karena dengan pendidikan maka seseorang dapat mempertinggi taraf kehidupannya. Tingkat pendidikan orang tua akan mempengaruhi pendapatan yang diterima, selain itu tingkat pendidikan juga akan berpengaruh pada tingkat pendidikan anaknya.


(30)

12 Loekman Soetrisno (1997:25) menyatakan bahwa pendidikan adalah lahan yang ampuh untuk mengangkat manusia dari kegagalan, termasuk dalam lembah kemiskinan, melalui pendidikan selain memperoleh kepandaian berupa keterampilan berolah pikir, manusia juga memperoleh wawasan baru yang dapat membantu upaya meningkatkan harkat hidup mereka. Pendidikan yang rendah menyebabkan keluarga miskin dan harus mau menerima pekerjaan yang rendah baik dari segi upah maupun jenis pekerjaan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi perkembangan kehidupan manusia dalam mendapatkan pekerjaan dan kehidupan dengan penghasilan yang baik.

Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran, dan cara penyajian bahan pengajaran. Tingkat pendidikan dapat digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu:

a. Pendidikan dasar : Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama

b. Pendidikan menengah : Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan

c. Pendidikan Tinggi : Perguruan tinggi

Dalam era globalisasi, kesejahteraan bangsa selain dari sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, juga juga pada modal intelektual, modal sosial dan


(31)

13 modal kepercayaan. Tuntutan untuk memperluas pengetahuan menjadi suatu keharusan agar tidak tertinggal dengan manuisa lain. Peran pendidikan formal sangat penting sekali di samping pendidikan informal dan non formal. Dalam pendidikan formal tingkat pendidikan menengah merupakan tempat anak untuk mendapatkan bekal iptek dan imtaq yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan diaplikasikan di kehidupan masyarakat agar meningkatkan kualitas hidup.

4. Putus Sekolah

Putus sekolah atau drop out adalah mereka yang terpaksa berhenti sekolah sebelum waktunya (Martono HS dan Saidiharjo, 2002: 74). Pendapat lain menyatakan bahwa putus sekolah adalah meninggalkan sekolah sebelum menyelesaikan keseluruhan masa belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan (Mudyaharjo, 2001: 498).

Menurut Gunawan (2011: 91) bahwa, putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini berarti, putus sekolah ditujukan kepada sesorang yang pernah bersekolah namun berhenti untuk bersekolah.

Menurut Ahmad (2011: 86) bahwa yang dimaksud dengan putus sekolah yaitu berhentinya belajar seorang murid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti. sekolah. Hal ini berarti


(32)

14 putus sekolah dimaksudkan untuk semua anak yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, putus sekolah adalah tidak terselesaikannya seluruh masa belajar pada suatu jenjang pendidikan.

5. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

Faktor penyebab anak putus sekolah terdiri dari beberapa unsur seperti kondisi sosial ekonomi yang kurang baik, keadaan sarana dan prasarana yang kurang mendukung, bahkan motivasi anak untuk bersekolah yang rendah. Selain faktor-faktor itu juga, faktor lingkungan tempat tinggal anak dan lingkungan bermain sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pendidikan anak.

Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan pemerataan pendidikan. Situasi lingkungan itu meliputi: lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan sosio kultural. Sebagai salah satu faktor lingkungan ini secara potensial dapat menunjang atau menghambat usaha pendidikan (Hadikusumo, 1996:47).

Nazili Shaleh Ahmad (2011: 134-135) menyatakan bahwa, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah yaitu: (1) adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu, (2) karena kecilnya pendapatan orang tua murid, (3) jauhnya jarak antara rumah dan sekolah (4) lemahnya kemampuan murid untuk meneruskan belajar dari satu kelas ke kelas selanjutnya dan (5)


(33)

15 kurang adanya perhatian dari pihak sekolah. Mencermati apa yang diungkapkan oleh Nazili Shaleh Ahmad dapat diketahui bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah yaitu faktor eksternal anak dan faktor internal anak. Faktor eksternal anak meliputi adat istiadat atau budaya, faktor ekonomi, jarak yang ditempuh untuk mengakses sekolah serta kurangnya perhatian dari orang tua 26 dan sekolah. Sedangkan yang termasuk dalam faktor internal anak adalah kemampuan belajar anak.

Berbagai macam faktor-faktor yang ada tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Maksudnya, faktor ekonomi dapat menyebabkan rendahnya minat anak, fasilitas belajar dan perhatian orang tua yang kurang. Faktor minat anak yang kurang dapat diakibatkan oleh perhatian orang tua dan fasilitas belajar yang rendah, budaya kurang mendukung, dan jarak antara tempat tinggal anak dengan sekolah yang jauh. Dari berbagai penjelasan tentang permasalahan yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah dapat diketahui bahwa yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah dipengaruhi oleh berbagai sebab, baik yang berasal dari internal anak maupun eksternal anak. Dalam penelitian ini, peneliti akan lebih fokus pada sebab eksternal yaitu perhatian orang tua pada pendidikan anak.

Berkembangnya suatu negara sangat bergantung pada kualitas teknis serta sosial rakyatnya. Untuk sampai pada tahap demikian, diperlukan sistem pendidikan maju, yang dibimbing dan diawali oleh negara.


(34)

16 Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat ada tiga faktor utama dalam pembangunan ekonomi, ialah sumber-sumber daya manusia, sumber-sumberdaya alam dan modal. Dari ketiga faktor tersebut yang terpenting adalah faktor sumberdaya manusia, karena manusia adalah sekaligus tujuan dan alat, subyek sekaligus objek dari pembangunan. Disini dapat dikatakan bahwa tingginya sumber daya manusia sangat berperan dalam pencapaianpembangunan nasional (Napitupulu, 1985:132).

6. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Menurut Mulyanto Sumardi (1985:29) pendapatan keluarga adalah jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal, dan pendapatan sampingan. Pendapatan formal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan sedangkan pendapatan subsitan pendapatan yang diperoleh melalui sektor produksi yang dinilai dengan uang.

Banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, salah satunya yaitu kondisi ekonomi keluarga yang kurang beruntung. Kondisi ekonomi masyarakat tentu saja berbeda, tidak semua keluarga memilki kemampuan yang memadai dan mampu memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama putus sekolah. Kenyataan itu dibuktikan dengan tingginya kemiskinan di Indonesia yang anaknya tidak bersekolah atau putus sekolah sebelum waktunya karena sebagian besar tidak


(35)

17 mampu membiayai, banyaknya tanggungan keluarga, rendahnya minat anak untuk sekolah.

Pendapatan adalah gambaran tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dari kekayaan keluarga (termasuk barang-barang dan hewan ternak) dipakai untuk membagi ekonomi keluarga ke dalam tiga kelompok yaitu: pendapatan rendah, pendapatan sedang, dan pendapatan tinggi (Masri Singarimbun, 1986:24).

Dari teori diatas dapat digolongkan menjadi dua golongan karena mengacu pada standar pendapatan upah minimum daerah tertentu yang sudah ditetapkan pemerintah daerah kabupaten. Penggolongan pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggolongan menurut upah minimim yang ada di Kabupaten Way Kanan yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Way Kanan pada tahun 2013 yaitu Rp 1.160.000,- yang dihitung setiap bulannya. Upah Minimum Kabupaten Way Kanan ditetapkan berdasarkan perbedaan tingkat upah di berbagai Kabupaten di Propinsi Lampung tergantung pada jumlah penduduk, tingkat inflasi, infrastruktur daerah masing-masing dan sebagainya. Sama seperti Upah Minimum Propinsi (UMP), UMK pun diperbaharui setiap satu tahun sekali.

Pada tahun 2013 upah minimum Kabupaten Way Kanan telah ditetapkan sebesar Rp 1.160.000.00, berdasarkan upah minimum Kabupaten Way Kanan, tingkat pendapatan dibagi menjadi tiga golongan yaitu :


(36)

18 a. Golongan berpendapatan rendah, jika pendapatan orang tua yang memiliki anak putus sekolah kurang dari atau sama dengan Rp 1.160.000 per bulan.

b. Golongan berpendapatan sedang, jika pendapatan orang tua yang memiliki anak putus sekolah sama dengan Rp. 1.160.000 dan kurang dari Rp. 1.500.000 per bulan

c. Golongan berpendapatan tinggi, jika pendapatan yang diterima orang tua yang memiliki anak putus sekolah lebih dari Rp 1.500.000 per bulan.

7. Banyaknya Jumlah Anak Dalam Keluarga

Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi putus sekolah, hal ini sesuai dengan pendapat Bintarto (1977:32) yang menyatakan bahwa kelahiran anak kadang-kadang dapat dipandang sebagai beban ekonomi, beban pendidikan. Adanya kelahiran bayi berarti akan menambah jumlah anak dalam suatu rumah tangga, jumlah anak artinya banyaknya anak yang dimiliki oleh suatu keluarga, di mana anak tersebut dalam keadaan hidup. Jumlah anak yang dimiliki oleh suatu keluarga merupakan salah satu komponen besar kecilnya jumlah anggota keluarga.

Dengan demikian, banyaknya jumlah anak dalam keluarga akan lebih menyulitkan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup anaknya termasuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan anak akan pendidikannya. Banyak putus sekolah salah satunya karena banyaknya anak yang dimiliki kepala keluarga.


(37)

19 Menurut pendapat Bintarto (1977:35) bahwa keluarga besar/banyak, dengan jumlah anak 5 mengalami kesulitan memasukkan anaknya di sekolah-sekolah yang baik mutunya dan untuk biaya pendidikannya.

Jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orang tua merupakan salah satu komponen besar atau kecilnya jumlah anggota keluarga. Untuk itu, banyak sedikitnya jumlah anggota keluarga didasarkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) tahun 2003 yang menjelaskan bahwa keluarga kecil adalah suatu keluarga yang terdiri dari 1 ayah 1 ibu, dan 2 orang anak. Jadi, suatu keluarga disebut keluarga kecil, keluarga yang memiliki 2 anak, dan apabila lebih dari 2 anak maka disebut keluarga besar.

Pembagian besar kecilnya jumlah anggota keluarga yaitu ukuran yang menyatakan suatu keluarga besar adalah anak lebih dari 3 orang, sedangkan keluarga kecil adalah kurang dari 3 anak (Muhamad Hasan, 1982: 108).

Jumlah anak orang tua, dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Jumlah anak banyak, apabila jumlah anak orang tua yang dimiliki lebih dari 2 orang.

b. Jumlah anak sedikit, apabila jumlah anak orang tua yang dimiliki sama atau kurang dari 2 orang.

8. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan orang tua akan mempengaruhi pendidikan anak-anaknya. Hal ini dinyatakan oleh A. Murni Yusuf (1986:8) bahwa kemiskinan orang tua baik


(38)

20 ilmu maupun kekayaan, akan mempengaruhi pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution dan Nurhadijah Nasution (1985:4) bahwa untuk membantu proses pendidikan sebaiknya orang tua harus belajar mempertinggi pengetahuannya, sebab semakin banyak pengetahuan yang dimiliki orang tua semakin banyak pula yang dapat diberikan orang tua pada anak-ankanya.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh orang tua akan berpengaruh pada kelanjutan pendidikan anak-anak mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi akan memberikan pertimbangan yang rasional dalam menghadapi suatu masalah, yang berpengaruh terhadap pandangan dan wawasannya. Pendidikan anak-anak mereka, orang tua akan memberikan dorongan dan motivasi yang besar untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Pendidikan formal kepala keluarga adalah pendidikan yang ditempuh oleh kepala keluarga yang dihitung berdasarkan tahun sukses, dengan ketentuan kurang dari atau sama dengan 9 tahun digolongkan rendah, apabila lebih dari 9 tahun dikatagorikan tinggi (Bambang Sumitro, 2003:19). Sehubungan dengan penelitian ini

a. Orang tua hanya yang tamat Sekolah Menengah Pertama/berpendidikan kurang dari 9 tahun, digolongkan berpendidikan rendah

b. Orang tua yang tamat Sekolah Menengah Atas dikatakan Sedang. c. Dan tamat perguruan tinggi dikatakan Tinggi.


(39)

21 9. Jarak dari Rumah ke Sekolah

Keterjangkauan yang rendah akan menyebabkan sukarnya suatu daerah mencapai kemajuan, sebaliknya semakin mudah daerah itu dijangkau maka semakin mudahnya daerah itu mengalami kemajuan. Hal ini berkaitan dengan jarak, semakin dekat jarak semakin mudah kontak terjadi (Bintarto, 1977:16). Jarak merupakan suatu yang harus di tempuh dari suatu lokasi yang lain, jarak dapat dinyatakan jarak mutlak dan jarak nisbi. Jarak mutlak diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, meter, dan sebagainya. Selain itu jarak dapat meliputi jarak ongkos dan jarak waktu.

Mengenai jauh dekatnya jarak sekolah dari tempat tinggal ditentukan oleh Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, sebagai berikut: jarak capai sekolah dengan tempat tinggal anak/siswa adalah; jarak capai lokasi Taman Kanak-kanak maksimal dapat di tempuh dalam waktu 15 menit atau berjarak 1 km, jarak lokasi Sekolah Dasar di tempuh 30 menit atau berjarak 2,4 km, dan jarak capai lokasi sekolah lanjutan maksimal dapat di tempuh 60 menit atau berjarak 5 km. Dari kutipan tersebut dapat dilihat jarak maksimal lokasi sekolah dari tempat tinggal untuk siswa tingkat lanjutan dapat ditempuh 60 menit atau berjarak 5 km.

Ketentuan oleh Johanes Hang Kueng (2001:56) bahwa jarak dikatakan dekat apabila jarak tempuh penduduk dari berjalan kaki kurang atau sama dengan 1 km dan jarak dikatakan jauh apabila jarak tempuh lebih dari 1 km. Waktu tempuh penduduk dikatakan sebentar bila waktu yang dibutuhkan sama


(40)

22 dengan atau kurang dari 15 menit, dan lama bila waktu lebih dari 15 menit. Sedangkan menggunakan kendaraan jarak tempuh penduduk dikatakan jauh apabila lebih dari 2 km, dan dikatakan dekat jika krang dari 2 km dan waktu tempuh penduduk dikatakan sebentar apabila kurang dari atau sama dengan 15 menit dan dikatakan lama apabila lebih dari 15 menit.

Jarak digolongkan sebagai berikut:

a. Jarak digolongkan dekat apabila waktu tempuh kurang dari 60 menit dan jarak tempuh ke sekolah kurang dari 5 km

b. Jarak digolongkan jauh apabila waktu tempuh lebih dari 60 menit dan jarak tempuh lebih dari 5 km.

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini dikemukakan penelitian relevan dengan membahas permasalahan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu penelitian Fathul Kamil (2006) yang berjudul Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2005, penelitian ini membahas tentang faktor yang menyebabkan anak putus sekolah seperti pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, banyaknya tanggungan keluarga dan jarak rumah ke sekolah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, lokasi penelitian di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Pada Tahun 2005. Hasil penelitian dari keempat masalah yang dikemukakannya, yang menjadi faktor utama penyebab masalah anak putus sekolah adalah banyaknya


(41)

23 tanggungan keluarga, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua, sedangkan jarak dari rumah esekolah bukan menjadi faktor penyebab, karena jarak kesekolah tidak tergolong jauh.

Penelitian ini akan membahas tentang permasalah sosial ekonomi orang tua anak putus sekolah yang menyebabkan anak putus sekolah, faktor yang dimaksud adalah pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jumlah tanggungan orang tua dan jarak rumah kesekolah yang menjadi daktor penyebab anak putus sekolah di desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2014.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan adalah modal utama untuk mendapatkan kehidupan atau kesejahteraan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan hak anak-anak usia sekolah khususnya anak usia sekolah yaitu di usia 6-15 tahun. Semua anak Indonesia berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Permasalahan putus sekolah di usia wajib sekolah saat ini masih banyak padahal saat ini juga menggalakan pendidikan wajib belajar 9 tahun namun sepertinya hal tersebut masih dinilai kurang berjalan, karena di Desa Bumi Rejo masih banyak anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak-anak tersebut tersebar diberbagai desa yang ada di Desa Bumi Rejo. Atas dasar hal tersebut maka perlu diteliti tentang sebaran dan penyebab masalah anak putus


(42)

24 sekolah pada tingkat SMP di Desa Bumi Rejo Kabupaten Baradatu Tahun 2014.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Anak Putus Sekolah Tingkat SMP a. Pendapatan orang tua yang

rendah

b. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua banyak

c. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah

d. Jarak tempat tinggal ke sekolah jauh


(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005: 4) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi seluruh orang tua anak putus sekolah yang diwakili oleh satu orang tua setiap anak di tingkat SMP yang ada di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu sebanyak 44 orang tua anak atau wali murid yang tersebar di 6 Dusun.


(44)

26 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau wakil populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan teknik diantaranya sampel bertujuan atau purposive sampling.

Pengertian sampel bertujan atau purposive sampling menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 139) Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

a. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel merupakan benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjec).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi pendahuluan”.


(45)

27 Dari pengertian diatas pengambilan sampel dalam penelitian ini mempertimbangkan pengambilan sampel disetiap wilayahnya yang terdiri dari 6 dusun yang rata-rata memiliki 7 anak putus sekolah dari total 44 anak putus sekolah. Karena keterbatasan waktu dan biaya, sehingga diambil sampel setengah disetiap wilayahnya atau setiap dusun yang memiliki ciri khusus seperti keluarga yang kurang mampu berada di desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu atau berjumlah 22 responden.

Tabel 2. Jumlah Sampel per Dusun di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu

No Nama Dusun Jumlah Anak Putus Sekolah Tingkat SMP

Jumlah

Sampel/setengah dari jumlah populasi

1 Dusun I 7 4

2 Dusun II 8 4

3 Dusun III 8 4

4 Dusun IV 6 3

5 Dusun V 9 4

6 Dusun VI 6 3

Jumlah 44 22

Sumber : Data Populasi Anak Putus Sekolah di Desa Bumi Rejo Tahun 2014

Populasi penelitian ini berjumlah 44 orang tua anak putus sekolah yang terdapat di desa Bumi Rejo di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Dari 44 populasi tersebut yang akan dijadikan sampel sebanyak 22 responden yang diambil menurut area sampling.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 22 dari populasi yang ada di setiap dusun, jika hasil pembagian populasi bukan bilangan bulat maka sampel yang diambil dibulatkan misalnya populasi sebanyak 3 dikalikan 50% maka hasilnya 1,5 maka dibulatkan menjadi 1.


(46)

28 Kemudian setelah mendapat jumlah sampel dari desa Bumi Rejo, jumlah yang didapat sebagai sampel adalah 22.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2014. Variabel ini memiliki 4 indikator, dimana keempat Indikator penelitian ini memiliki batasan-batasan terhadap setiap variabel penelitian, yaitu:

a. Pendapatan Orang Tua

Keriteria golongan pendapatan tinggi dan rendahnya mengacu pada upah minimum Kabupaten Way Kanan Tahun 2013:

1) Rendah apabila ≤ Rp 1.160,000,- per bulan.

2) Sedang apabila antara Rp. 1.160.000,- sampai Rp. 1.500.000,- per bulan

3) Tinggi apabila > 1.500.000,- per bulan b. Jumlah Anak Dalam Keluarga

Berkaitan dengan jumlah anak orang tua, dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Banyak apabila > 2 orang. 2) Sedikit apabila ≤ 2 orang.


(47)

29 c. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Kriteria pendidikan orang tua yang memiliki anak putus sekolah yaitu sebagai berikut :

1) Rendah apabila tamat SMP/SD/tidak sekolah 2) Sedang apabila lulus SMA

3) Tinggi apabila jenjang akademi atau perguruan tinggi (lebih dari SMA)

d. Jarak dari Rumah ke Sekolah Jauh Jarak dikatagorikan sebagai berikut:

1) Dekat, bila ditempuh < 60 menit dan jarak tempuh ke sekolah < 5 km 2) Jauh, bila ditempuh > 60 menit dan jarak tempuh ke sekolah > 5 km.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:44) observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Dengan teknik ini dapat diperoleh tentang keadaan lokasi atau wilayah penelitian dan keadaan subjek penelitian Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang jumlah anak usia sekolah yang putus sekolah di tingkat SMP di Kecamatan Baradatu Kabupaten Waykanan Tahun 2013.


(48)

30 2. Teknik Wawancara

Menurut Sugiyono (2006:154) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara tidak terstruktur untuk menemukan masalah dan teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer mengenai anak usia sekolah yang putus sekolah di tingkat SMP di Kecamatan Baradatu Kabupaten Waykanan Tahun 2014.

3. Teknik Kuisioner

Moh. Pabundu Tika (2005:54) kuisioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data langsung sebagai data dengan menggunakan daftar pertanyaan seperti informasi: umur responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan sebagainya.

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang terkumpul dapat berupa data primer dan data sekunder hasil dari observasi, dokumentasi, dan wawancara. Untuk menjawab rumusan masalah, maka teknik analisa data yang digunakan ada dua yaitu analisa data deskriptif kualitatif yang digunakan pengelola untuk menggambarkan,


(49)

31 menceritakan, menjelaskan kondisi geografis di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan secara sistematis dan mendetail sesuai dengan tujuan penelitian.

Sedangkan data yang terkumpul berupa angka-angka disajikan dalam bentuk tabel. Teknik analisa data yang digunakan yaitu analisis tabulasi. Dimana tabel data dibuat berdasarkan klasifikasi tertentu, kemudian dari variabel-variabel tersebut diinterpretasikan selanjutnya dilakukan deskripsi secara sistematis yang digunakan sebagai laporan hasil penelitian dan akhirnya ditarik kesimpulan sebagai laporan akhir penelitian ini, kemudian dipersentasekan.

Distribusi persentase sederhana menurut Arief Sukadi Sadiman (1990: 96) adalah distribusi yang frekuensinya telah diubah dalam persentase. Langkah pertama dalam menyusun distribusi presentase adalah membagi jumlah observasi kedalam masing-masing katagori variabel (F) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghaslkan persentase. Dalam suatu distribusi sederhana total (T) dari persentase harus sama dengan 100% namun jika ada pembulatan, jumlahnya mungkin sedikit berbeda. Selanjutnya dari hasil tersebut dibuat suatu deskripsi yang sistematis sebagai ghasil penelitian dan kemudian diambil suatu kesimpulan sebagai hasil akhir laporan penelitian.


(50)

32 P =

N f

x 100% Keterangan : P : Persentase f : Jumlah jawaban N : Total pertanyaan


(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian dan telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan mengenai faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2014, sebagai berikut :

1. Sebanyak 86,4% orang tua anak putus sekolah pada tingkat SMP tergolong dalam kategori berpendapatan rendah.

2. Sebanyak 86,4% kepala keluarga anak putus sekolah pada tingkat SMP memiliki jumlah anak dalam keluarga yang tergolong banyak.

3. Sebanyak 77,3% kepala keluarga anak putus sekolah tergolong dalam kriteria memiliki pendidikan yang rendah.

4. Jarak antara tempat tinggal anak putus SMP ke sekolah keseluruhan lebih dari 5 km.

B. Saran

1. Faktor penyebab anak putus sekolah adalah biaya, hendaknya orang tua siswa memiliki pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan


(52)

72 tambahan pendapatan untuk membantu menyekolahkan anak ketingkat yang lebih tinggi

2. Banyaknya anak dalam keluarga menjadi penyebab anak putus sekolah, untuk menekan angka kelahiran didesa karena akan membebani kebutuhan pendidikan anak. Sosialisasi pragram Keluarga Berencana dari pihak-pihak terkait jika terus menerus dilakukan akan mnimbulkan kesadaran didalam masyarakat, sehinga visi dari Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera yaitu “Dua Anak Cukup”, dapat tercapai, sehingga anak di Kecamatan Baradatu mempunyai masa depan yang lebih baik.

3. Pendidikan orang tua yang rendah menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Orang tua siswa di Desa Bumi merapi hendaknya dapat mengambil sikap untuk tetap terus melanjutkan pendidikan anaknya agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik.

4. Jarak jangkauan anak-anak menuju ke sekolah sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikannya, tentunya ini menyangkut pada sarana dan prasarana yang ada di daerah tersebut, jika sarana transportasi dan prasarana yang ada cukup memadai tentunya akan meminimalisir angka putus sekolah di pedesaan.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

A Murni Yusuf. 1986. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta. C.V. Rajawali Ahmad. 2011. Pendidikan dasar pada anak. Jakarta. Trans Info Media.

Arif Sukadi Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Bambang Sumitro. 1989. Diktat. Geografi Regional Indonesia. Bandar Lampung. FKIP Unila.

Bintarto. 1977. Buku Panduan Geografi Sosial. Yogyakarta. U.P> Spring

Bintarto. 1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM

Budioyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung. Unila

Daan Dimara. 1985. Pengaruh Pendapatan Terhadap Pendidikan. Yogyakarta. U.P. Spring.

Daldjoeni N. 1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktik. Bandung. Alumni.

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta. . Rineka Cipta

Fathul Kamil. 2006. Faktor – Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2005. Skripsi. Bandar Lampung. FKIP Pendidikan Geografi Unila.

Faisyal Kasryno. 1989. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.


(54)

Hadikusumo. 1996. Pengantar Pendidikan Semarang. IKIP Semarang Press. Semarang

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Jakarta. . Pustaka Pelajar

Johanes Hang Kueng. 2001. Konsumsi Kayu Bakar Penduduk di Desa tanah Kecamatan Buya. (Tesis). Politik Ekonomi Sosial Kehutanan. Jurusan Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Mulawarman. Loekman Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Kansis.

Yogyakarta

Martono HS dan Saidiharjo, 2002. Geografi dan Kependudukan. Solo. Tiga Serangkai.

Martono HS dan Saidiharjo, 1983. Geografi dan Kependudukan. Solo. Tiga Serangkai.

Masri Singarimbun. 1986. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta. LP3ES Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara Mulyanto Sumardi. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta, Rajawali Napitulu. 1985. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES

Nazili Ahmad Shaleh. 2011. Pendidikan Dan Masyarakat. Yogyakarta. Sabda Media Nurhayati. 1997. Karakteristik Siswa Putus Sekolah. Skripsi. Bandar Lampung. Unila

Nursyid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung, Alumni

Redja Mudyaharjo. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,Research, dan Development. Bandung. Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Metode Penelitian Suatu Praktek. Jakarta. Rineka Cipta


(55)

Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution. 1985. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Yogyakarta. Kanisius

Sumber lain :

Desa Bumi Rejo, 2013. Data Monografi penduduk Desa Harapan Mukti. Kabupaten Way Kanan. Desa Harapan Mukti

Dinas tenaga kerja dan transmigrasi, 2014. Upah Minimum Kabupaten (UMK). Way Kanan. Lampung.


(1)

32

P = N

f

x 100%

Keterangan : P : Persentase f : Jumlah jawaban N : Total pertanyaan


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian dan telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan mengenai faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMP di Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2014, sebagai berikut :

1. Sebanyak 86,4% orang tua anak putus sekolah pada tingkat SMP tergolong dalam kategori berpendapatan rendah.

2. Sebanyak 86,4% kepala keluarga anak putus sekolah pada tingkat SMP memiliki jumlah anak dalam keluarga yang tergolong banyak.

3. Sebanyak 77,3% kepala keluarga anak putus sekolah tergolong dalam kriteria memiliki pendidikan yang rendah.

4. Jarak antara tempat tinggal anak putus SMP ke sekolah keseluruhan lebih dari 5 km.

B. Saran

1. Faktor penyebab anak putus sekolah adalah biaya, hendaknya orang tua siswa memiliki pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan


(3)

72 tambahan pendapatan untuk membantu menyekolahkan anak ketingkat yang lebih tinggi

2. Banyaknya anak dalam keluarga menjadi penyebab anak putus sekolah, untuk menekan angka kelahiran didesa karena akan membebani kebutuhan pendidikan anak. Sosialisasi pragram Keluarga Berencana dari pihak-pihak terkait jika terus menerus dilakukan akan mnimbulkan kesadaran didalam masyarakat, sehinga visi dari Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera yaitu “Dua Anak Cukup”, dapat tercapai, sehingga anak di Kecamatan Baradatu mempunyai masa depan yang lebih baik.

3. Pendidikan orang tua yang rendah menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Bumi Rejo Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan. Orang tua siswa di Desa Bumi merapi hendaknya dapat mengambil sikap untuk tetap terus melanjutkan pendidikan anaknya agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik.

4. Jarak jangkauan anak-anak menuju ke sekolah sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikannya, tentunya ini menyangkut pada sarana dan prasarana yang ada di daerah tersebut, jika sarana transportasi dan prasarana yang ada cukup memadai tentunya akan meminimalisir angka putus sekolah di pedesaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A Murni Yusuf. 1986. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta. C.V. Rajawali Ahmad. 2011. Pendidikan dasar pada anak. Jakarta. Trans Info Media.

Arif Sukadi Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Bambang Sumitro. 1989. Diktat. Geografi Regional Indonesia. Bandar Lampung. FKIP Unila.

Bintarto. 1977. Buku Panduan Geografi Sosial. Yogyakarta. U.P> Spring

Bintarto. 1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM

Budioyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung. Unila

Daan Dimara. 1985. Pengaruh Pendapatan Terhadap Pendidikan. Yogyakarta. U.P. Spring.

Daldjoeni N. 1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktik. Bandung. Alumni.

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta. . Rineka Cipta

Fathul Kamil. 2006. Faktor – Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2005. Skripsi. Bandar Lampung. FKIP Pendidikan Geografi Unila.

Faisyal Kasryno. 1989. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.


(5)

Hadikusumo. 1996. Pengantar Pendidikan Semarang. IKIP Semarang Press. Semarang

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Jakarta. . Pustaka Pelajar

Johanes Hang Kueng. 2001. Konsumsi Kayu Bakar Penduduk di Desa tanah Kecamatan Buya. (Tesis). Politik Ekonomi Sosial Kehutanan. Jurusan Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Mulawarman. Loekman Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Kansis.

Yogyakarta

Martono HS dan Saidiharjo, 2002. Geografi dan Kependudukan. Solo. Tiga Serangkai.

Martono HS dan Saidiharjo, 1983. Geografi dan Kependudukan. Solo. Tiga Serangkai.

Masri Singarimbun. 1986. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta. LP3ES Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara Mulyanto Sumardi. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta, Rajawali Napitulu. 1985. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES

Nazili Ahmad Shaleh. 2011. Pendidikan Dan Masyarakat. Yogyakarta. Sabda Media Nurhayati. 1997. Karakteristik Siswa Putus Sekolah. Skripsi. Bandar Lampung. Unila

Nursyid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung, Alumni

Redja Mudyaharjo. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,Research, dan Development. Bandung. Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Metode Penelitian Suatu Praktek. Jakarta. Rineka Cipta


(6)

Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution. 1985. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Yogyakarta. Kanisius

Sumber lain :

Desa Bumi Rejo, 2013. Data Monografi penduduk Desa Harapan Mukti. Kabupaten Way Kanan. Desa Harapan Mukti

Dinas tenaga kerja dan transmigrasi, 2014. Upah Minimum Kabupaten (UMK). Way Kanan. Lampung.