Ide Untuk Event Budaya Robo Robo

AHMAD SUKANDAR
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FISIP UNTAN
085750168862

Ide Untuk Event Budaya Robo Robo
Robo-robo adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota
Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia. Upacara ini digelar pada hari
Rabu pekan terakhir bulan Safar, Hijriah. Pada awalnya acara ini digelar
untuk menyambut Opu Daeng Menambon dari Kerajaan Matan
(Martapura) di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di
Kabupaten Mempawah pada tahun 1737 M atau 1448 H. Opu Daeng
Menambon adalah keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Opu
Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama
Islam. Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga
membangun Mempawah dengan menjadi seorang raja di Kerajaan di
Mempawah. Ritual Robo-robo dimulai saat Opu Daeng Menambon
beserta keluarga, serta punggawa dan pengawal berangkat dari Desa
Benteng, Mempawah menggunakan perahu bidar. Perahu bidar adalah
perahu kerajaan dari Istana Amantubillah. Kapal tersebut berlayar
menuju muara sungai Mempawah yang berada di Desa Kuala,

Mempawah dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan. Berlayar
keluarga kerajaan ini diiringi dengan 40 perahu. Saat masuk Muara
Kuala Mempawah, rombongan tersebut disambut dengan suka cita oleh
masyarakat Mempawah. Sambutan tersebut dilakukan dengan
memasang berbagai kain warna-warni dan kertas di rumah penduduk
yang berada di pinggir sungai. Karena kedatangan rombongan tersebut
bertepatan dengan bulan Safar, maka masyarakat Mempawah
memperingatinya sebagi upacara tolak bala, karena masyarakat
Mempawah yakin pada bulan Safar banyak diturunkan bala. Sekarang,
Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang
hari wafatnya Opu Daeng Menambun. Untuk memeriahkan ritual Roborobo, masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional seperti jepin,
tundang atau pantun berdendang, dan lomba perahu bidar. Biasanya
memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman
rumah dan adanya acara yang biasa dilaksanakan selama satu bulan
didaerah kuala. Disana ada berbagai barang yang dijual, berupa
pakaian, sepatu atau sandal, alat-alat rumah tangga, dan lain-lain baik

Ide Untuk Event Budaya Robo Robo

1


dari barang baru maupun barang bekas yang masih layak pakai
(id.wikipedia.org).
Acara Robo Robo Fair (RRF) ini di adakan sekitar satu bulan
lamanya dimana didalamnya ada berbagai kegiatan Event Budaya Robo
Robo seperti salah satu contohnya Adalah lomba perahu bidar. Hanya
saja menurut penulis tidak ada perubahan yang nyata dalam kegiatan
RRF ini. Yang berubah hanya perubahan lokasi dari sebelah timur jalan
raya ke sebelah barat didaerah kuala, Mempawah. Tidak berubahnya
kegiatan RRF ini didasari pada bangunan-bangunan stand yang tidak
rapi. Lalu apa akibatnya acara RRF ini dilaksanakan hanya dengan
kondisi yang seadanya? bagaimana sebenarnya RRF yang sebaiknya
dilaksanankan ? apakah peran campur tangan pemerintah daerah perlu
dalam penyelenggaraan RRF ini ? yang pasti semuanya akan ada
sebab akibatnya.
Memang acara RRF merupakan acara yang ditunggu-tunggu
masyarakat sekitar dan setiap tahunnya antusiasme warga sangat baik.
Hanya saja tidak ada perubahan yang nyata. Hal ini bisa saja membuat
para masyarakat merasa jenuh karena disetiap tahunnya acara yang
dilaksanakan cenderung sama. Selain itu, akibat dari penyelenggaran

yang cenderung sama ini akan mengalami kesulitan untuk menggait
para pengunjung dari luar kabupaten untuk berkunjung ke acara RRF ini
karena lagi-lagi hal yang sudah disebutkan diatas. Berbagai
permasalahan yang ada seperti contohnya tatanan lokasi yang tidak
teratur, pembangunan stand yang kurang layak, kesadaran terhadap
sampah yang masih kurang menjadi penyebabnya.
Dalam berbagai pelaksanaan Fair diperlukan manajemen yang
baik, semua harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dari proses
perencanaan, pengorganisasian, tindakan dan evaluasinya. Memang
kita tidak boleh berandai-andai namun kita boleh bermimpi, disini penulis
bermimpi bagaimana seandainya penyelenggaraan RRF ini bisa sejajar
dengan Jakarta Fair. Apa itu tidak mungkin terjadi? Disitulah harus
adanya komitmen dan dilakukan dengan konsisten. Untuk mendapatkan
suatu yang besar kita harus memulai dari yang kecil. Disini penulis ingin
menyampaikan berbagai ide
Pertama, pembangunan stand harus mengikuti standar saat ini,
dimana trend pada saat ini stand pada atapnya bukan lagi berbentuk
seperti “tanjakan” tetapi berbentuk limas atau kerucut. Dalam
penelusuran di internet, sebuah situs penyedia layanan penjualan tenda
(http://www.astratenda.com/2010/06/daftar-harga.html)

menjelaskan
harga-harganya dan ukurannya yaitu ukuran 3x3 seharga 1.700.000,
Ide Untuk Event Budaya Robo Robo

2

ukuran 3x4 seharga 2.000.000, ukuran 4x4 seharga 2.200.000, ukuran
3x6 seharga 2.500.000, ukuran 4x6 seharga 3.100.000, ukuran 5x5
seharga 3.500.000 dan ukuran 6x6 seharga 4.500.000. memang itu
mahal, tapi semua itu bisa diakali dengan membeli secara bertahap.
Jika pembelian tenda tidak bisa dilakukan, maka kita menggunakan cara
yang lain dengan membangun stand secara manual dari kayu namun
menyerupai kerucut atau limas, dengan syarat antara stand yang satu
dengan yang lainnya terlihat sama dan teratur.
Kedua, adanya pengelompokkan penjualan. Pengelompokkan ini
bisa dilakukan dengan memberikan kategori ataupun blok disetiap
wilayah. Dengan pengelompokkan ini mempermudah masyarakat untuk
mencari barang yang diinginkan dan juga dapat menciptakan tatanan
lokasi yang teratur.
Ketiga, biaya sewa tenda diturunkan dengan syarat setiap tenda

yang disewa harus dihiasi dengan pernak pernik yang unik bertemakan
budaya untuk menarik pengunjung. Memang ini memerlukan sosialisasi
yang intensif untuk mewujudkannya. Namun, dengan semangat yang
tinggi semuanya pasti bisa.
Keempat, adanya standar khusus dalam tatanan tenda. Hal ini
ditujukan agar tenda yang satu dengan yang lainnya memiliki tatanan
yang sama baik dari segi interior maupun eksterior. Meskipun dapat
dihias, namun tanpa merubah struktur dasar.
Kelima, adanya pintu gerbang selamat datang dipintu masuk RRF
yang unik dengan berdasarkan kubudayaan Mempawah. Dalam
berbagai evet-event besar pintu gerbang selamat datang itu pasti ada.
Jangan sepelekan ini, karena ini bisa saja menjadi identitas. Jika ide
penulis dari yang pertama sampai kelima ini dapat dilaksanakan dengan
baik, maka kemungkinan bisa menarik pengunjung lebih banyak dan
dapat juga menarik sponsor.
Keenam, dengan kemajuan teknologi membuat banyak
masyarakat memiliki akun sosial media diantaranya adalah facebook,
twitter, instagram, path dan yang lainnya terutama dikalangan remaja,
banyak cara yang dilakukannya untuk menunjukkan eksistensinya
dalam sosial media salah satu contohnya adalah mengupload photo.

Sehingga, dalam penyelenggaraan RRF harus sadar akan hal itu. Para
panitia penyelenggara harus menyiapkan backround sponsorship
sebagaimana media untuk melakukan photo bersama ataupun untuk
selfie. Backround sponsorship harus disedikan lebih dari satu untuk
mengantisipasi banyaknya orang yang ingin berphoto.
Ide Untuk Event Budaya Robo Robo

3

Ketujuh, penyediaan toilet yang bersih. Ini adalah hal yang tidak
terpikirkan pada saat jauh-jauh hari, namun akan dirasakan apabila
pada saat RRF dilaksanakan. Jangan menganggap hal ini sebagai hal
yang sepele, karena sekali lagi penulis katakan bahwasanya hal yang
kecil bisa menciptakan hal yang besar. Tempat yang baik harus
diimbangi dengan toilet yang bersih.
Kedelapan, perlunya disediakan tempat sampah disekitar RRF
untuk menjaga kebersihan dan keindahan. Selain itu, perlu adanya
sosialisasi kepada masyarakat dan para pengguna stand untuk tidak
membuang sambah sembarangan. Karena acara RRF ini adalah milik
bersama, ada baiknya kita saling menjaga.

Dalam mewujudkan semua itu, pemkab diperlukan campur tangan
dalam penyelenggarannya. Setiap dinas juga dapat berpartisipasi dalam
kegiatan ini atau menjadi pihak sponsor dari kegiatan penyelenggaran
RRF ini. Tatanan lokasi dan program yang akan dilaksanakan ada
baiknya jika hal tersebut direncanakan oleh pemkab. Pemkab tidak
hanya menyerahkan dana kepada pihak penyelenggaran dan
mengundang artis ibu kota tetapi juga harus memberikan idenya untuk
kemajuan RRF.
Dapat disimpulkan bahwa, semuanya harus dilakukan dari hal-hal
yang kecil untuk mendapatkan yang besar. Setidaknya ada delapan ide
yang dapat membantu dalam membesarkan RRF agar go nasional dan
tidak menutup kemungkinan untuk menjadi go internasional. Hal
tersebut perlu adanya sinergis antara pemkab dan masyarakat. Go
nasional dan go internasional bukanlah hal yang tidak mungkin jika
adanya komitmen dan dilakukan dengan konsisten. Selain itu, jika
kegiatan RRF menjadi pembicaraan nasional, maka sisi-sisi lain dari
kabupaten mempawah juga akan terekspose.

Ide Untuk Event Budaya Robo Robo


4