BAB I DAYA TARIK WISATA
BAB I
DAYA TARIK WISATA
A.
Daya Tarik Wisata
1. Pengertian Daya Tarik Wisata secara umum
Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda
dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
unsur: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat
serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya
kegiatan kepariwisataan.
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber
daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai
adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata
merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu
daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata
namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek
wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan
wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata.”
2. Pengertian Daya Tarik Wisata Menurut Undang-Undang Pariwisata dan
Pendapat para ahli
a.
Pengertian menurut Undang-undang Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun
2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang
memiliki
keunikan,
kemudahan,
dan
nilai
yang
berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
b.
Pengertian daya tarik wisata menurut pendapat para ahli
1) A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun
1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist
attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala
sesuatu
yang
menjadi
daya
tarik
bagi
orang
untuk
mengunjungi suatu daerah tertentu
2) Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun
1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu
yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
B. Macam-macam/jenis-jenis Daya Tarik Wisata
1. Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa
daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :
a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam, flora dan fauna.
b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata
petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.
c. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung,
gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras,
tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.
2. Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi
serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi
menjadi 4 kawasan yaitu :
1) Flora fauna
a)
Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai
dan ekosistem hutan bakau
b)
Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan
danau
c)
Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,
peternakan, usaha perikanan
b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai onjek dan daya tarik wisata meliputi museum,
peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru
dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada
wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian,
biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya:
berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata,
dll.
Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya
maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan
rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua
kebijakan
rencana
tersebut
belum
tersusun,
tim
perencana
pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumskan
rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan.
C. Syarat –syarat Daya Tarik Wisata
Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut
Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah :
1. What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda
dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus
memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
“entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan
alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
2. What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus
disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal
lama ditempat itu.
3. What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama
barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa
pulang ke tempat asal.
4. What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya
tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa
lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.
5. What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut.
Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non
berbintang dan sebagainya.
Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
a. Adanya sunber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
e. Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu
objek buah karya manusia pada masa lampau.
Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat
a. Keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional
mulai dari upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging,
sayuran dan umbi/talas yang disekam dalam lubang, ditutup batu lalu
dibakar, serta keunikan cara memakan masakan tersebut.
b. Keaslian, alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dalam berpakaian dan
kehidupan keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan
menggendong babi yang dianggapnya sangat berharga dari pada
menggendong anak sendiri.
c. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain.
d. Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisatawan.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi
daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya
adalah:
1.
Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan
pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus
diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang
ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki
dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja
berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan
penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan,
pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangan tidak
semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara
lebih luas.
3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk
membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut
rendah. Daya tarik suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan
para wisatawan.
4. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang
mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.
Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan, tetapi sekedar
memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan
alam dan manusia dengan Tuhannya.
D. Unsur-Unsur Daya Tarik Pariwisata
Penentuan
Unsur
Pengembangan
dan
Bobot
Daya
Tarik
Wisata
Pariwisatadilandasi oleh pengertian dan konsep disajikan dalam blog
pedoman ini dikembangkan dengan menentukan unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap pengembangan destinasi pariwisata dan memberikan
bobot atau nilai penting terhadap masing-masing unsur tersebut.
Penentuan unsur utamanya berkaitan dengan pengembangan suatu produk
pariwisata di suatu destinasi. Adapun unsur-unsur yang berpengaruh
pengembangan produk pariwisata dan bobot masing-masing unsur adalah
sebagai berikut :
1. Daya Tarik Wisata adalah Unsur terkuat dalam sistem pariwista.
Dibanding dengan unsur-unsur lain pembentuk produk pariwisata, daya
tarik wisata merupakan pull factor bagi wisatawan dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan mengunjungi suatu destinasi pariwisata. No
Attraction, No Destination.
2. Aksesibilitas merupakan salah satu unsur utama dalam produk karena
mendorong pasar potensial menjadi pasar nyata. Aksesibilitas mencakup
transportasi masuk ke negara, inter dan intra region (daerah) serta di
dalam kawasan, dan kemudahan memperoleh informasi tentang
destinasi.
3. Fasilitas Wisata; pada unsur ini penting pembentuk produk pariwisata
setelah aksesibilitas adalah fasilitas wisata, yang berperan menunjang
kemudahan dan kenyamanan wisatwan, seperti; ketersediaan sarana
akomodasi, prasarana wisata dalam radius tertentu dan sarana wisata
pendukung lainnya.
4. Lingkungan dan Masyarakat; Untuk lingkungan yang terjada, terpelihara
dan sikap atau persepsi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata
adalah salah satu unsur yang menentukan keberhasilan suatu
pengembangan pariwisata disamping indikator tingkat kesejahteraan.
5. Potensi Pasar yang dimaksud mencakup pasar wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara. Untuk pasar wisatawan nusantara, utamanya
diarahkan berdasarkan jumlah penduduk di radius tersentu.
6. Pengelolaan
dan
membackupkeberatan
Pelayanan;
Pengelolaan
dan
dokumen
pengelolaan
seperti
pelayanan
rencana
pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata, kemantapan
organisasi pengelolaan mutu pelayanan, dan Pengelolaan, dan pelayanan
serta kelengkapan saran pendukung dan perawatan hubungan dengan
Daya Tarik lain.
7. Keberhasilan pengembangan ditentukan pula oleh persaingan antar daya
tarik wiata sejenis.
E.
Badan Usaha Daya Tarik Wisata
1. Pengertian
a.
Pengusahaan Daya tarik Wisata Alam adalah usaha pemanfaatan
sumber daya alam dan tata lingkungan untuk dijadikan sasaran
wisata.
b.
Pengusahaan Daya tarik Wisata Budaya adalah usaha pemanfaatan
seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai Daya tarik Wisata
untuk dijadikan sasaran wisata.
c.
Pengusahaan Daya tarik Wisata minat khusus adalah usaha
pemanfaatan sumber daya alam atau potensi seni budaya bangsa
untuk dijadikan sasaran wisata bagi wisatawan yang mempunyai
minat khusus.
2. Persyaratan Usaha
a.
Berbentuk PT atau koperasi yang maksud dan tujuan usahanya
dinyatakan dalam akta pendirian.
b.
Mempunyai kantor tetap yang didukung fasilitas usaha.
c.
Modal seluruhnya dimiliki oleh WNI kecuali dalam rangka
penanaman modal asing.
d.
Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman dan
telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
e.
Untuk Daya tarik Wisata harus mempekerjakan Pramuwisata dan
atau tenaga ahli yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
f.
Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati / Walikota.
3. Izin Usaha Daya Tarik Wisata
Dasar Hukum : Perda Nomor 09 tahun 2007
a. Persyaratan:
1)
Mengisi formulir permohonan;
2)
Izin Prinsip;
3)
Fotocopy Akte pendirian perusahaan;
4)
Fotocopy KTP Pemilik Badan Usaha;
5)
Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
6)
Fotocopy Izin gangguan (HO);
7)
Study
kelayakan
yang
diverifikasi
oleh
Instansi
berwenang;
8)
Fotocopy NPWP;
9)
Pas Photo berwarna terbaru ukuran 4x6 3 (tiga) lembar.
b.Biaya Perizinan:
-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
: Rp. 500.000,-
-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaza : Rp. 500.000,-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus
c).Waktu Penyelesaian Izin Usaha:
: Rp. 500.000,-
yang
-6 hari kerja
Kawasan Wisata
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa pengertian kawasan wisata
adalah suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang dibangun dan
disediakan untuk kegiatan pariwisata. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air,
pengertian tersebut berarti suatu kawasan yang disediakan untuk kegiatan
pariwisata dengan mengandalkan obyek atau daya tarik kawasan perairan.
Pengertian kawasan pariwisata ini juga diungkapkan oleh seorang ahli yaitu
Inskeep (1991:77) sebagai area yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas
dan
pelayanan
lengkap (untuk
rekreasi/relaksasi,
pendalaman
suatu
pengalaman/kesehatan).
Sedangkan pengertian kawasan pariwisata secara umum adalah suatu kawasan
dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata dan jasa wisata.
Dalam lingkup yang lebih luas kawasan pariwisata dikenal sebagai Resort
Cityyaitu perkampungan kota yang mempunyai tumpuan kehidupan pada
penyediaan sarana dan prasarana wisata seperti penginapan, restoran, olah raga,
hiburan dan penyediaan jasa tamasya lainnya. Apabila kawasan pariwisata
tersebut mengandalkan pemandangan alam berupa kawasan perairan sebagai ciri
khasnya, maka penyediaan sarana dan prasarana serta hiburan atau atraksi
wisatanya diarahkan untuk memanfaatkan dan menikmati kawasan perairan
tersebut.
Perkembangan suatu kawasan wisata tergantung pada apa yang dimiliki kawasan
tersebut untuk ditawarkan kepada wisatawan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari
peranan para pengelola kawasan wisata.
Dalam Oka A. Yeti (1997:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat
wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu
atraksi (attraction), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).
1)
Atraksi (attraction)
Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian kesenian
rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Dalam Oka A. Yoeti
(1997:172) tourism disebut attractive
spontance, yaitu
segala
sesuatu
yang
terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata diantaranya adalah :
a)
Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam
istilahNatural Aminities.
Termasuk kelompok ini adalah:
-Iklim contohnya curah hujan, sinar matahari, panas, hujan, dan salju.
-Bentuk tanah dan pemandangan contohnya pegunungan, perbukitan,
pantai, air terjun, dan gunung api.
-Hutan belukar.
-Flora dan fauna, yang tersedia di cagar alam dan daerah perburuan.
-Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air mineral, sumber air panas, dan
mandi lumpur. Dimana tempat tersebut diharapkan dapat menyembuhkan
macam-macam penyakit.
b)
Hasil ciptaan manusia (man made supply). Kelompok ini dapat dibagi
dalam empat produk wisata yang berkaitan dengan tiga unsur penting
yaitu historical (sejarah), cultural (budaya), dan religius (agama).
- Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau (artifact)
- Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, dan kerajinan tangan.
- Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, pernikahan,
khitanan, dan lain-lain.
-Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, candi, gereja, dan kuil.
2)
Aksesibilitas (accesibility)
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi
karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang
untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesibilitas
adalah transportasi, maksudnya yaitu frekuensi penggunaannya, kecepatan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.
Selain transportasi yang berkaitan dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi
jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk
menghubungkan suatu tepat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.
3)
Fasilitas (amenities)
Fasilitas pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan. Karena
pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginapan. Fasilitas wisata
merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana penting yang
berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut:
a.
Akomodasi hotel
b.
Restoran
c.
Air bersih
d.
Komunkasi
e.
Hiburan
f.
Keamanan
Contoh daya tarik wisata budaya
1. Prosesi pemotongan Anak Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng, Jawa
Tengah
2. Prosesi Sekaten Yogyakarta
3. Prosesi sedekah bumi di desa-des
4. Upacara adat Meron di Sukolilo, Kabupaten Pati
5. Tradisi larung sesaji di laut
6. Prosesi adat di Bali, seperti Ngaben, upacara penguburan mayat di Truyan
yang cukup mistis, upacara Ngurek, Melasti, Omed-omedan, Mepandes,
Tumpek Landep, Mesuryak, Perang Pandan, dll
7. Kirab lurub dan ikan lengkur haul Sunan Prawoto di Sukolilo, Kabupaten
Pati yang sering dikunjungi wisatawan asing mancanegara
Contoh daya tarik wisata alam
1. Pesona dan keindahan Pulau Karimunjawa dengan segala potensinya
2. Pantai Kuta dan Tanah Lot di Bali
3. Pantai Parangtritis dan berbagai pantai di Yogyakarta, termasuk Kabupaten
Gunungkidul
4. Dataran Tinggi Dieng dengan pesona negeri di atas awan, negeri pada
dewa-dewi
5. Snorkeling di Kepulauan Seribu, Jakarta
6. Gunung Bromo di Jawa Timur yang sangat terkenal dan populer di dunia
7. Danau Toba
8. Gunung Rinjani
9. Taman Nasional Komodo
10. Taman Nasional Bunaken
Contoh daya tarik wisata minat khusus
1.Belanja di Malioboro Jogja
2.Rafting di Sungai Elo Magelang
3.Mendaki Gunung Merbabu, Slamet, Gede, Ciremai, Semeru, Ungaran, dll
4.Susur gua menjelajah perut bumi Pegunungan Kendeng di Goa Pancur,
Kayen, Kabupaten Pati
5.Berkunjung ke wisata pembuatan batik di Pekalongan, Desa Bakaran
Juwana,
Solo, Jogja, dll
6.Ziarah ke makam-makam Walisongo, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga,
Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Giri,
Sunan Drajad, Sunan Gresik
7.Ziarah ke makam tokoh, Presiden Soekarno, Soeharto, Gus Dur, dll
8.Ziarah ke makam para waliyullah
9.Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Borobudur, dll
10.Camping atau kemah ke tempat-tempat tertentu
Contoh daya tarik wisata buatan
1. Jogja Bay
2. Jepara Ourland Park (JOP) Jepara
3. Waterblaster Semarang
4. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta
5. Monumen Nasional (Monas) Jakarta
6. Taman Safari Indonesia, kebun binatang, dll
7. Taman Impian Jaya Ancol
8. Dunia Fantasy (Dufan)
9. Pemandian air panas
10. Kolam pemancingan ikan
DAYA TARIK WISATA
A.
Daya Tarik Wisata
1. Pengertian Daya Tarik Wisata secara umum
Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda
dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
unsur: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat
serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya
kegiatan kepariwisataan.
Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber
daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai
adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata
merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu
daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata
namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek
wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan
wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata.”
2. Pengertian Daya Tarik Wisata Menurut Undang-Undang Pariwisata dan
Pendapat para ahli
a.
Pengertian menurut Undang-undang Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun
2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang
memiliki
keunikan,
kemudahan,
dan
nilai
yang
berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
b.
Pengertian daya tarik wisata menurut pendapat para ahli
1) A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun
1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist
attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala
sesuatu
yang
menjadi
daya
tarik
bagi
orang
untuk
mengunjungi suatu daerah tertentu
2) Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun
1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu
yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
B. Macam-macam/jenis-jenis Daya Tarik Wisata
1. Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa
daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :
a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
keadaan alam, flora dan fauna.
b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata
petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.
c. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung,
gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras,
tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.
2. Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi
serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi
menjadi 4 kawasan yaitu :
1) Flora fauna
a)
Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai
dan ekosistem hutan bakau
b)
Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan
danau
c)
Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,
peternakan, usaha perikanan
b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai onjek dan daya tarik wisata meliputi museum,
peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru
dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada
wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian,
biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya:
berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata,
dll.
Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya
maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan
rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua
kebijakan
rencana
tersebut
belum
tersusun,
tim
perencana
pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumskan
rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan.
C. Syarat –syarat Daya Tarik Wisata
Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut
Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah :
1. What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda
dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus
memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
“entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan
alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
2. What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus
disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal
lama ditempat itu.
3. What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama
barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa
pulang ke tempat asal.
4. What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya
tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa
lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.
5. What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut.
Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non
berbintang dan sebagainya.
Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
a. Adanya sunber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
e. Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu
objek buah karya manusia pada masa lampau.
Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat
a. Keunikan, contoh: bakar batu (di Papua) sebuah cara masak tradisional
mulai dari upacara memotong hewan (babi) sampai membakar daging,
sayuran dan umbi/talas yang disekam dalam lubang, ditutup batu lalu
dibakar, serta keunikan cara memakan masakan tersebut.
b. Keaslian, alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dalam berpakaian dan
kehidupan keluarga dimana seorang perempuan lebih mengutamakan
menggendong babi yang dianggapnya sangat berharga dari pada
menggendong anak sendiri.
c. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain.
d. Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisatawan.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi
daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya
adalah:
1.
Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan
pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus
diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang
ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki
dampak sosial ekonomi secara regional; dapat menciptakan lapangan kerja
berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan
penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan,
pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangan tidak
semata-mata komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara
lebih luas.
3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk
membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut
rendah. Daya tarik suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan
para wisatawan.
4. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan
pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang
mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.
Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan, tetapi sekedar
memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan
alam dan manusia dengan Tuhannya.
D. Unsur-Unsur Daya Tarik Pariwisata
Penentuan
Unsur
Pengembangan
dan
Bobot
Daya
Tarik
Wisata
Pariwisatadilandasi oleh pengertian dan konsep disajikan dalam blog
pedoman ini dikembangkan dengan menentukan unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap pengembangan destinasi pariwisata dan memberikan
bobot atau nilai penting terhadap masing-masing unsur tersebut.
Penentuan unsur utamanya berkaitan dengan pengembangan suatu produk
pariwisata di suatu destinasi. Adapun unsur-unsur yang berpengaruh
pengembangan produk pariwisata dan bobot masing-masing unsur adalah
sebagai berikut :
1. Daya Tarik Wisata adalah Unsur terkuat dalam sistem pariwista.
Dibanding dengan unsur-unsur lain pembentuk produk pariwisata, daya
tarik wisata merupakan pull factor bagi wisatawan dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan mengunjungi suatu destinasi pariwisata. No
Attraction, No Destination.
2. Aksesibilitas merupakan salah satu unsur utama dalam produk karena
mendorong pasar potensial menjadi pasar nyata. Aksesibilitas mencakup
transportasi masuk ke negara, inter dan intra region (daerah) serta di
dalam kawasan, dan kemudahan memperoleh informasi tentang
destinasi.
3. Fasilitas Wisata; pada unsur ini penting pembentuk produk pariwisata
setelah aksesibilitas adalah fasilitas wisata, yang berperan menunjang
kemudahan dan kenyamanan wisatwan, seperti; ketersediaan sarana
akomodasi, prasarana wisata dalam radius tertentu dan sarana wisata
pendukung lainnya.
4. Lingkungan dan Masyarakat; Untuk lingkungan yang terjada, terpelihara
dan sikap atau persepsi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata
adalah salah satu unsur yang menentukan keberhasilan suatu
pengembangan pariwisata disamping indikator tingkat kesejahteraan.
5. Potensi Pasar yang dimaksud mencakup pasar wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara. Untuk pasar wisatawan nusantara, utamanya
diarahkan berdasarkan jumlah penduduk di radius tersentu.
6. Pengelolaan
dan
membackupkeberatan
Pelayanan;
Pengelolaan
dan
dokumen
pengelolaan
seperti
pelayanan
rencana
pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata, kemantapan
organisasi pengelolaan mutu pelayanan, dan Pengelolaan, dan pelayanan
serta kelengkapan saran pendukung dan perawatan hubungan dengan
Daya Tarik lain.
7. Keberhasilan pengembangan ditentukan pula oleh persaingan antar daya
tarik wiata sejenis.
E.
Badan Usaha Daya Tarik Wisata
1. Pengertian
a.
Pengusahaan Daya tarik Wisata Alam adalah usaha pemanfaatan
sumber daya alam dan tata lingkungan untuk dijadikan sasaran
wisata.
b.
Pengusahaan Daya tarik Wisata Budaya adalah usaha pemanfaatan
seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai Daya tarik Wisata
untuk dijadikan sasaran wisata.
c.
Pengusahaan Daya tarik Wisata minat khusus adalah usaha
pemanfaatan sumber daya alam atau potensi seni budaya bangsa
untuk dijadikan sasaran wisata bagi wisatawan yang mempunyai
minat khusus.
2. Persyaratan Usaha
a.
Berbentuk PT atau koperasi yang maksud dan tujuan usahanya
dinyatakan dalam akta pendirian.
b.
Mempunyai kantor tetap yang didukung fasilitas usaha.
c.
Modal seluruhnya dimiliki oleh WNI kecuali dalam rangka
penanaman modal asing.
d.
Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman dan
telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
e.
Untuk Daya tarik Wisata harus mempekerjakan Pramuwisata dan
atau tenaga ahli yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
f.
Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati / Walikota.
3. Izin Usaha Daya Tarik Wisata
Dasar Hukum : Perda Nomor 09 tahun 2007
a. Persyaratan:
1)
Mengisi formulir permohonan;
2)
Izin Prinsip;
3)
Fotocopy Akte pendirian perusahaan;
4)
Fotocopy KTP Pemilik Badan Usaha;
5)
Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
6)
Fotocopy Izin gangguan (HO);
7)
Study
kelayakan
yang
diverifikasi
oleh
Instansi
berwenang;
8)
Fotocopy NPWP;
9)
Pas Photo berwarna terbaru ukuran 4x6 3 (tiga) lembar.
b.Biaya Perizinan:
-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
: Rp. 500.000,-
-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaza : Rp. 500.000,-Peng. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus
c).Waktu Penyelesaian Izin Usaha:
: Rp. 500.000,-
yang
-6 hari kerja
Kawasan Wisata
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa pengertian kawasan wisata
adalah suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang dibangun dan
disediakan untuk kegiatan pariwisata. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air,
pengertian tersebut berarti suatu kawasan yang disediakan untuk kegiatan
pariwisata dengan mengandalkan obyek atau daya tarik kawasan perairan.
Pengertian kawasan pariwisata ini juga diungkapkan oleh seorang ahli yaitu
Inskeep (1991:77) sebagai area yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas
dan
pelayanan
lengkap (untuk
rekreasi/relaksasi,
pendalaman
suatu
pengalaman/kesehatan).
Sedangkan pengertian kawasan pariwisata secara umum adalah suatu kawasan
dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan
pariwisata dan jasa wisata.
Dalam lingkup yang lebih luas kawasan pariwisata dikenal sebagai Resort
Cityyaitu perkampungan kota yang mempunyai tumpuan kehidupan pada
penyediaan sarana dan prasarana wisata seperti penginapan, restoran, olah raga,
hiburan dan penyediaan jasa tamasya lainnya. Apabila kawasan pariwisata
tersebut mengandalkan pemandangan alam berupa kawasan perairan sebagai ciri
khasnya, maka penyediaan sarana dan prasarana serta hiburan atau atraksi
wisatanya diarahkan untuk memanfaatkan dan menikmati kawasan perairan
tersebut.
Perkembangan suatu kawasan wisata tergantung pada apa yang dimiliki kawasan
tersebut untuk ditawarkan kepada wisatawan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari
peranan para pengelola kawasan wisata.
Dalam Oka A. Yeti (1997:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat
wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu
atraksi (attraction), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).
1)
Atraksi (attraction)
Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian kesenian
rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Dalam Oka A. Yoeti
(1997:172) tourism disebut attractive
spontance, yaitu
segala
sesuatu
yang
terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata diantaranya adalah :
a)
Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam
istilahNatural Aminities.
Termasuk kelompok ini adalah:
-Iklim contohnya curah hujan, sinar matahari, panas, hujan, dan salju.
-Bentuk tanah dan pemandangan contohnya pegunungan, perbukitan,
pantai, air terjun, dan gunung api.
-Hutan belukar.
-Flora dan fauna, yang tersedia di cagar alam dan daerah perburuan.
-Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air mineral, sumber air panas, dan
mandi lumpur. Dimana tempat tersebut diharapkan dapat menyembuhkan
macam-macam penyakit.
b)
Hasil ciptaan manusia (man made supply). Kelompok ini dapat dibagi
dalam empat produk wisata yang berkaitan dengan tiga unsur penting
yaitu historical (sejarah), cultural (budaya), dan religius (agama).
- Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau (artifact)
- Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, dan kerajinan tangan.
- Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, pernikahan,
khitanan, dan lain-lain.
-Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, candi, gereja, dan kuil.
2)
Aksesibilitas (accesibility)
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi
karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang
untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesibilitas
adalah transportasi, maksudnya yaitu frekuensi penggunaannya, kecepatan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.
Selain transportasi yang berkaitan dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi
jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk
menghubungkan suatu tepat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.
3)
Fasilitas (amenities)
Fasilitas pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan. Karena
pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginapan. Fasilitas wisata
merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana penting yang
berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut:
a.
Akomodasi hotel
b.
Restoran
c.
Air bersih
d.
Komunkasi
e.
Hiburan
f.
Keamanan
Contoh daya tarik wisata budaya
1. Prosesi pemotongan Anak Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng, Jawa
Tengah
2. Prosesi Sekaten Yogyakarta
3. Prosesi sedekah bumi di desa-des
4. Upacara adat Meron di Sukolilo, Kabupaten Pati
5. Tradisi larung sesaji di laut
6. Prosesi adat di Bali, seperti Ngaben, upacara penguburan mayat di Truyan
yang cukup mistis, upacara Ngurek, Melasti, Omed-omedan, Mepandes,
Tumpek Landep, Mesuryak, Perang Pandan, dll
7. Kirab lurub dan ikan lengkur haul Sunan Prawoto di Sukolilo, Kabupaten
Pati yang sering dikunjungi wisatawan asing mancanegara
Contoh daya tarik wisata alam
1. Pesona dan keindahan Pulau Karimunjawa dengan segala potensinya
2. Pantai Kuta dan Tanah Lot di Bali
3. Pantai Parangtritis dan berbagai pantai di Yogyakarta, termasuk Kabupaten
Gunungkidul
4. Dataran Tinggi Dieng dengan pesona negeri di atas awan, negeri pada
dewa-dewi
5. Snorkeling di Kepulauan Seribu, Jakarta
6. Gunung Bromo di Jawa Timur yang sangat terkenal dan populer di dunia
7. Danau Toba
8. Gunung Rinjani
9. Taman Nasional Komodo
10. Taman Nasional Bunaken
Contoh daya tarik wisata minat khusus
1.Belanja di Malioboro Jogja
2.Rafting di Sungai Elo Magelang
3.Mendaki Gunung Merbabu, Slamet, Gede, Ciremai, Semeru, Ungaran, dll
4.Susur gua menjelajah perut bumi Pegunungan Kendeng di Goa Pancur,
Kayen, Kabupaten Pati
5.Berkunjung ke wisata pembuatan batik di Pekalongan, Desa Bakaran
Juwana,
Solo, Jogja, dll
6.Ziarah ke makam-makam Walisongo, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga,
Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Giri,
Sunan Drajad, Sunan Gresik
7.Ziarah ke makam tokoh, Presiden Soekarno, Soeharto, Gus Dur, dll
8.Ziarah ke makam para waliyullah
9.Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Borobudur, dll
10.Camping atau kemah ke tempat-tempat tertentu
Contoh daya tarik wisata buatan
1. Jogja Bay
2. Jepara Ourland Park (JOP) Jepara
3. Waterblaster Semarang
4. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta
5. Monumen Nasional (Monas) Jakarta
6. Taman Safari Indonesia, kebun binatang, dll
7. Taman Impian Jaya Ancol
8. Dunia Fantasy (Dufan)
9. Pemandian air panas
10. Kolam pemancingan ikan