Laporan Ternak Babi 4 PERUBAHAN POLA P

MK
: Produksi Ternak Babi dan Kuda
Dosen : Dr. Ir. Salundilk, M Si
Asisten : Desmawita K Barus, S Pt, M Si
Jadwal : Kamis, 07.00-10.00 WIB

PERUBAHAN POLA PIKIR SETELAH
MEMPELAJARI TERNAK BABI

LOU AYY ALZAMAKHSYARI
D14154001

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandangan masyarakat tentang peternakan babi di Indonesia masih cukup

tabu, beberapa opini masyarakat tentang ternak babi adalah ternak yang kotor,
jorok, dan memiliki kandungan cacing pita pada dagingnya. Hal tersebut di dasari
dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari media dan perbincangan seharihari, sehingga tak heran meraka menganggap bahwa babi adalah hewan yang hina.
Selain menganggap hewan yang kotor, masyarakat memiliki pedoman bahwa babi
adalah haram untuk dikonsumsi terutama bagi masyarakat muslim sehingga
masyarakat semakin menjadi untuk menganggap remeh ternak babi
Sebagian masyarakat non-muslim menganggap bahwa ternak babi adalah
aset atau tabungan, khususnya masyarakat Indonesia yang berada di beberapa
wilayah seperti Medan, Nias, Kalimantan, dan Papua. Menurut Pattiselanno dan
Iyai (2005), Di Papua nilai sosial ternak babi sangat tinggi karena budaya
masyarakat memelihara hewan ini erat kaitannya dengan praktek adat istiadat dan
upacara ritual budaya setempat. Binatang yang dianggap sakral ini sering
digunakan dalam berbagai kegiatan ritual budaya, termasuk untuk mas kawin dan
alat tukar. Selain itu, jumlah babi yang dimiliki biasanya dijadikan sebagai ukuran
kekayaan seseorang (status sosial). Semakin banyak babi yang dimiliki, berarti
semakin tinggi pula status sosialnya. Adat dan status sosial merupakan faktor
yang mempengaruhi masyarakat di Papua untuk memelihara ternak babi.
Mahasiswa peternakan merupakan pionir dalam mengembangkan dunia
peternakan di Indonesia. Mahasiswa peternakan juga memiliki andil dalam
mengembangkan opini tentang ternak babi ke dalam masyarakat. Menurut

penulis, ternak babi dapat di manfaatkan sebagai produk ekspor ke luar negeri.
Memenuhi hal tersebut dibutuhkannya pengetahuan yang tepat dalam mempelajari
ilmu produksi ternak babi sehingga menciptakan opini yang tepat untuk
masyarakat Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar mampu mendeskripsikan perubahan
pandangan atau pola pikir terhadap ternak babi setelah mempelajari dan responsi
pada mata kuliah teknologi produksi ternak babi.

2 METODE
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Responsi produksi ternak babi dan kuda dilakukan pada hari Rabu, 1
Oktober 2015. Pelaksanaan responsi dilakukan di RK A1D, gedung Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Metode Kerja
Metode kerja dilakukan dengan mendeskripsikan pola pikir penulis tentang
ternak babi serta mencari pustaka yang dapat berupa jurnal ilmiah, buku, dan
internet dari sumber yang terpercaya.


3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pandangan dan Pola Pikir Penulis Tentang Ternak babi
Penulis mendiskripsikan ternak babi merupakan ternak yang memiliki
potensi besar dalam dunia peternakan sebagai produk ekspor ke luar negeri, tetapi
sebelum memahami hal tersebut penulis beranggapan bahwa ternak babi
merupakan hal yang kotor. Babi merupaka hewan yang tidak terlalu diminati oleh
masyarakat untuk dijadikan sebagai hewan ternak karena sebagian besar
penduduk di Indonesia menganut agama Islam. Mempelajari ilmu produksi ternak
babi merupakan sebuah kesempatan yang sangat disyukuri oleh penulis, karena
dengan mempelajari ilmu tersebut penulis mendapatkan ilmu pengetahuan yang
baru dan sekiranya dapat memberikan manfaat nantinya. Pandangan penulis
setelah mempelajari ternak babi mengalami beberapa perubahan salah satunya
adalah, ternak babi yang sebelumnya dianggap kotor berubah menjadi hal yang
patut untuk dipertimbangkan. Hal tersebut terjadi karena penilaian terhadap ternak
babi, tidak semua peternakan babi adalah peternakan yang kotor. Kemajuan
teknologi pemeliharaan sudah cukup berkembang sehingga mendorong peternak
untuk melakukan sistem pemeliharaan yang baik dan benar pada peternakannya.
Pandangan terhadap manfaat sosial ternak babi di beberapa daerah juga
merupakan salah satu sikap saling bertenggang rasa antar suku di Indonesia.
3.2 Pandangan Penulis Pada Manfaat Ekonomis Tentang Ternak babi

Daging sapi dan ayam merupakan komoditas yang cukup populer di
Indonesia, tanpa disadari daging babi juga merupakan salah satu komoditas hasil
peternakan yang cukup diminati setelah daging sapi. Hal tersebut tidak diketahui
banyak oleh masyarakat Indonesia termasuk penulis, jika dilihat dari sisi
informasi media baik televisi ataupun internet masih sedikit dalam
menginformasikan daging babi dibandingkan komoditas lainnya bahkan media
lebih condong menginformasikan tentang hal negatif dari daging babi.
Mempelajari ilmu produksi ternak babi tidak hanya pada bagian hulu saja, tetapi
juga pada bagian hilir yang berpusat pada analisis usaha tersebut. Manfaat
ekonomis pada ternak babi menurut penulis adalah peningkatan pendapatan pada
individu peternak khususnya peternak tradisional, selain itu juga terdapat manfaat
ekonomis untuk negara. Menurut Sauland (2015), bahwa bisnis peternakan babi
itu masih menjanjikan. Bahkan, ternak babi adalah satu-satunya komoditi ternak
Indonesia yang diekspor dalam jumlah besar yaitu sebanyak 12.000 ekor per hari.
Selain itu, daging babi dari Indonesia banyak diminati negara-negara ASEAN
Singapura, Malaysia, dan Filipina. Daging babi dari Indonesia diminati karena
lebih segar daripada daging babi negara lain.

3.3 Tugas Mahasiswa Peternakan dalam Pembentukan Opini Masyarakat
Menyikapi beberapa hal yang telah dibahas pada subbab sebelumnya bahwa

ternak babi, mahasiswa peternakan memiliki andil dalam menyampaikan
anggapan kepada masyarakat tentang ternak babi. Sudah seharusnya mahasiswa
memulai penyuluhan yang tepat kepada dua sisi masyarakat yang pro dan kontra
terhadap ternak babi. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat pro terhadap
ternak babi agar masyarakat tersebut mampu mengelola peternakan babi dengan
cara yang tepat sehingga tidak memberikan anggapan yang buruk terhadap
masyarakat yang kontra terhadapnya. Memberikan opini terhadap masyarakat
yang berpihak kontra terhadap ternak babi tentang manfaat ekonomisnya pada
pendapatan negara sebagai adalah hal yang positif sehingga masyarakat dapat
mengerti akan hal tersebut. Megakhiri pembahasan ini, penulis mengakui bahwa
sikap saling tenggang rasa sangat diperlukan antar masyarakat Indonesia serta
menganut kepada norma-norma yang berlaku dalam menanggapi pandangan
terhadap ternak babi.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada laporan praktikum pandangan dan
pola pikir setelah mempelajari ilmu produks ternak babi, bahwa ternak babi tidak
harus selalu menjadi ternak yang kotor. Ternak babi juga memiliki manfaat pada
bidang sosial dan ekonomis baik terhadap individu peternak dan negara.


DAFTAR PUSTAKA
Pattiselanno F dan Iyai A D. 2005. Peternakan Babi di Manokwari:
Mempertahankan Tradisi & Meningkatkan Taraf Hidup. Manokwari (ID): Fak.
Peternakan Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Negeri Papua (UNIPA).
Sauland S. 2015. Bisnis ternak babi masih menjanjikan. [internet]. [diunduh 2015
Oktober 5]. Tersedia pada: http://www.kompasiana.com/febronipurba/saulandsinaga-bisnis-ternak-babi-masih-menjanjikan_55bacabe1dafbd4e09129009