BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Zaman sekarang ini, teknologi telah berkembang semakin pesat dan menjadi kebutuhan hampir semua masyarakat. Bahkan, banyak perusahaan saat ini memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dengan stakeholder untuk penyampaian informasi keuangan dan non-keuangan sekaligus menjadi media untuk penyebarluasan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan memiliki stakeholder terutama investor yang tersebar di dalam negeri bahkan di luar negeri yang sulit untuk dijangkau dimana para investor ingin selalu mengetahui berbagai informasi dari perusahaan sebagai pertimbangan dalam menanamkan modal mereka. Salah satu media yang dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau seluruh investornya dalam penyebaran informasi perusahaan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah internet.

  Internet (interconnection networking) merupakan jaringan komputer- komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan ini sangat besar dan wilayahnya mencakup seluruh dunia (wikipedia.org). Jaringan komputer tersebut berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data berupa teks, gambar, suara, dan juga video. Internet memberikan kemudahan karena mampu menjangkau wilayah geografis yang lebih luas hingga melewati batas negara.

  Keberadaan internet memberikan peluang-peluang baru bagi perusahaan dalam pemangku kepentingan. Penggunaan internet memungkinkan informasi disebarluaskan ke seluruh dunia yang dapat meningkatkan ketersediaan informasi perusahaan sehingga menarik banyak investor dari berbagai wilayah geografis. Perkembangan pada teknologi internet menuntut perusahaan untuk dapat memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin sebagai senjata bagi perusahaan dalam bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu untuk memanfaatkan serta mengembangkan teknologi ke dalam perusahaannya merupakan perusahaan yang dapat bersaing secara kompetitif dengan para pesaingnya.

  Penyediaan informasi melalui internet dapat memberikan kemudahan bagi publik dalam mengetahui setiap informasi yang dimiliki oleh perusahaan.

  Begitu juga sebaliknya, perusahaan akan mudah untuk menyebarluaskan informasi perusahaan dengan cepat dan lebih efisien. Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini membentuk perilaku individu dalam hal penggunaan internet. Hal ini ditunjukkan dengan survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai perilaku pengguna internet di Indonesia. Survey tersebut menjelaskan mengenai perilaku masyarakat dalam memanfaatkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan membantu individu atau institusi dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang menyebarkan informasinya akan memberikan kemudahan bagi publik untuk mengakses informasi tersebut. Publik dapat menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai keuangan perusahaan, program yang dilakukan perusahaan, tenaga kerja serta informasi mengenai kualifikasi apa saja yang diperlukan untuk memenuhi syarat yang diajukan perusahaan dan informasi perusahaan lainnya.

  Publik juga dapat menggunakan internet untuk membantu mereka dalam melakukan pekerjaan, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam informasi yang tersedia di dalam internet. Selain itu, adanya internet dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam mempromosikan bisnis dan kelebihan yang dimiliki untuk menarik para konsumen. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil survey yang dilakukan oleh APJII:

  Tabel 1.1 PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA

  Jumlah Pengguna Alasan Mengakses Internet Presentase (%) (dalam jutaan)

  1. 25,3 31,3 Update informasi

  2. 20,8 27,6 Terkait pekerjaan

  3. 13,5 17,9 Mengisi waktu luang

  4. 10,3 13,6 Sosialisasi 5. 9,2 12,2 Terkait pendidikan 6. 8,8 11,7 Hiburan 7. 8,5 10,4 Bisnis, berdagang dan cari barang

  Sumberah Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa presentase tertinggi sebesar 25,3 persen yaitu update informasi dengan pengguna sebanyak 31.300.000 orang.

  Hal ini membuktikan bahwa internet dapat memberikan kemudahan dalam menyebarkan informasi dan mengakses informasi. Selain itu, pengguna internet untuk melakukan bisnis, berdagang dan cari barang juga memiliki pengguna yang cukup tinggi yaitu sebanyak 10.400.000 orang dengan presentase sebesar 8,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa internet memberikan kemudahan di bidang bisnis karena internet dapat menjangkau konsumen secara lebih luas.

  Adanya kemudahan dalam mengakses internet memberikan perkembangan yang pesat pada teknologi internet sebagai media untuk penyebaran informasi. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyebarkan informasi positif mengenai perusahaan kepada para

  

stakeholder dan calon investor. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan

membuat dan mengelola website untuk menyebarkan informasi perusahaan.

  Berbagai informasi positif perusahaan yang disajikan dalam website akan memudahkan para stakeholder dan calon investor dalam mengumpulkan informasi perusahaan serta bertujuan untuk menarik minat calon investor lebih banyak lagi.

  Menurut Novita dan Dul (2013) website merupakan salah satu media yang dapat digunakan perusahaan untuk menyajikan informasi secara lebih cepat, mudah dan akurat. Website tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk menampilkan profil mengenai perusahaan, pengenalan sekaligus pemasaran produk perusahaan, memberikan informasi mengenai kegiatan perusahaan, dan sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dengan masyarakat luas.

  Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Dengan adanya tuntutan tersebut, perusahaan memanfaatkan website-nya untuk melakukan pelaporan keuangan perusahaan agar dapat memberikan informasi mengenai investor, sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.

  Pelaporan keuangan melalui website dapat mengurangi adanya asimetri informasi perusahaan dengan pihak luar. Selain itu dengan melakukan pengungkapan informasi keuangan melalui website dapat meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pihak luar khususnya para investor mengenai prospek kinerja masa depan perusahaan. Para investor dapat menganalisis informasi yang disajikan perusahaan untuk mempertimbangkan penanaman modal mereka di perusahaan tersebut.

  Menurut Seetharaman et al (2006) penggunaan internet dalam dunia bisnis telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian informasi perusahaan.

  Penggunaan media internet sebagai media pelaporan keuangan bagi setiap pemangku kepentingan disebut Internet Financial Reporting (IFR). Dalam beberapa tahun ini, Internet Financial Reporting (IFR) berkembang menjadi metode yang paling cepat dalam melakukan penyebaran informasi yang terkait dengan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa seiring dengan berkembangnya teknologi, maka dalam penyajian informasi yang mulanya berupa paper-based

  

reporting system berubah menjadi paper less-based reporting system. Tentunya,

  perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting (IFR) akan lebih mudah dikenal secara luas oleh para investor dibandingkan dengan yang tidak menerapkan Internet Financial Reporting (IFR).

  Pihak-pihak yang menggunakan informasi perusahaan khususnya fleksibel, dan mudah untuk diakses. Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) mendorong perusahaan agar lebih transparansi terhadap informasi-informasi terkait perusahaan. Ashbaugh et al (1999) menjelaskan bahwa Internet Financial

  

Reporting (IFR) dipandang sebagai media komunikasi yang efektif dan efisien

  terhadap pelanggan, investor, dan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa

  IFR dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya dan juga memengaruhi keputusan pinjaman oleh kreditur.

  Menurut Asbaugh et al (1999) terdapat beberapa karakteristik dan keunggulan yang dimiliki internet, seperti: mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderless-ness), real time, berbiaya rendah (low cost), dan mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction). Dengan berbagai macam keunggulan tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan media internet untuk menyebarkan informasi keuangan dan non keuangan yang berguna bagi pihak eksternal. Internet Financial Reporting (IFR) merupakan salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan dan komunikasi dengan

  

stakeholder , terutama investor, dengan lebih baik dan lebih cepat. Tanggungjawab

  merupakan salah satu hal yang penting untuk meingkatkan kualitas komunikasi dan mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal. Selain itu, IFR dapat memberikan image yang baik dimata pihak luar karena perusahaan lebih transparan terhadap informasinya.

  Indonesia juga sudah mulai menerapkan pelaporan keuangan melalui website pribadi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan dari Modal dan Lembaga Keuangan aturan nomor X.K.6 lampiran keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor Kep-431/BL/2012 yang menunjukkan bahwa setiap perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir. Setiap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan paling sedikit dua eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli dan disertai dengan laporan salinan elektronik serta disediakan di laman perusahaan. Hal tersebut mendapatkan respon positif dari emiten karena emiten tidak perlu lagi memasang pengumuman atau iklan di surat kabar sehingga akan menghemat biaya. Adanya peraturan dari BAPEPAM-LK nomor aturan X.K.6 ini menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keuangan melalui website merupakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan publik.

  Kewajiban perusahaan publik untuk mengungkapkan laporan keuangan melalui website perusahaan seperti yang telah disebutkan dalam peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM-LK, tidak membuat semua perusahaan publik telah menerapkan aturan tersebut. Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang memberikan hasil bahwa masih ada perusahaan yang belum menerapkan

  

Internet Financial Reporting . Penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017)

  menunjukkan bahwa dari 314 perusahaan yang terdaftar di Indonesia Sharia Stock

  

Exchange tahun 2015, hanya 273 perusahaan yang menerapkan Internet Financial

Reporting . I Gusti dan I Ketut (2017) memberikan temuan bahwa dari 415 yang menerapkan Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova (2016) menunjukkan bahwa dari 54 perusahaan di sektor properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di BEI dan berdasarkan IDX

  

Fact 2013, terdapat 53 perusahaan yang menerapkan IFR. Sedangkan penelitian

  yang dilakukan oleh M. Riduan (2015) menunjukkan bahwa dari 135 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013, hanya 102 perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting.

  Beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai

  

Internet Financial Reporting adalah teori keagenan dan teori sinyal. Teori

  keagenan mengemukakan bahwa terdapat benturan kepentingan yang terjadi diantara prinsipal dan agen (Novita dan Dul, 2013). Para pemangku kepentingan dalam perusahaan dianggap bertindak sebagai prinsipal, sedangkan yang bertindak sebagai agen adalah manajemen perusahaan. Setiap pihak termotivasi untuk memaksimalkan kepentingannya sehingga menimbulkan konflik diantara prinsipal dan agen. Ball (2006) dalam Luciana (2008) menyatakan bahwa untuk menyelaraskan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham maka perusahaan sebaiknya meningkatkan transparansi dan pengungkapan mengenai informasi perusahaan. Laporan keuangan dianggap sebagai media akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Dengan adanya pengungkapan yang luas pada laporan keuangan perusahaan, maka diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan memantau kinerja manajemen. Salah satu metode yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaporkan informasi-informasi perusahaan adalah

  Hanny dan Anis (2012) menyebutkan bahwa teori sinyal menjelaskan mengenai bagaimana sebaiknya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangannya. Sinyal tersebut dapat berupa informasi mengenai hal-hal apa saja yang sudah berhasil dilakukan oleh manajemen dalam merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi secara lebih lengkap dengan memanfaatkan media internet untuk meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan. Pelaporan laporan keuangan melalui media internet atau yang disebut dengan Internet Financial Reporting dapat membantu perusahaan dalam menyebarluaskan sinyal positif berupa informasi terkait keunggulan yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menarik calon-calon investor. Sehingga dapat dikatakan bahwa Internet Financial Reporting dianggap sebagai sarana komunikasi yang positif kepada masyarakat luas.

  Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan praktik

  

Internet Financial Reporting yaitu profitabilitas, leverage, blockholder ownership,

public ownership dan reputasi auditor. Menurut Ardi dan Lana (2007),

  profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Profitabilitas yang selalu meningkat tiap tahunnya mengindikasikan bahwa manajemen berhasil mengelola kekayaan perusahaan dengan baik sehingga manajemen akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal. Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi pembuatan website sampai dengan biaya pengelolaan website untuk menerapkan

  

Internet Financial Reporting dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada

  pihak eksternal. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting yaitu penelitian yang dilakukan oleh Momany dan Pillai (2013) serta Abdul (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Reskino dan Nova (2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Deasy (2013), Agboola dan Salawu (2012) dan Hanny dan Anis (2012) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan

  terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2006:306). Damaso dan Lourenco (2011) “menyatakan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap

  

Internet Financial Reporting” (Reskino dan Nova, 2016). Hal ini disebabkan

  karena perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki resiko yang tinggi pula bahwa perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Semakin tinggi tingkat leverage yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan berupaya untuk melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi agar mengurangi resiko kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan cenderung untuk tidak menerapkan Internet Financial Reporting agar lebih menghemat biaya. Sebaliknya, jika tingkat leverage rendah, perusahaan akan termotivasi untuk menyebarluaskan informasi dengan menerapkan Internet

  

Financial Reporting untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modalnya.

  

Internet Financial Reporting adalah I Gusti dan I Ketut (2017) serta Hanny dan

  Anis (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova (2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Momany dan Pillai (2013) Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar, dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Kepemilikan blockholder yang tinggi akan meningkatkan pengawasan yang ketat dari pihak shareholders untuk selalu memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Adanya pengawasan tersebut dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya dan mengelola perusahaan secara lebih transparan. Pengungkapan laporan keuangan secara sukarela melalui media internet atau Internet Financial

  

Reporting dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi

  pemegang saham secara lebih transparan. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

  

Reporting adalah M. Riduan (2015). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

  oleh Dara dan Sari (2012) menyatakan bahwa blockholder ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public ownership (kepemilikan saham oleh publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik kurang dari lima persen. Pemilik saham yang menyebar di berbagai wilayah geografis akan meningkatkan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat sebagai pertimbangan pemilik saham dalam menentukan keputusan. Pengungkapan laporan keuangan melalui media internet seperti website pribadi perusahaan dapat menjadi suatu alternatif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham, selain itu juga dapat meminimalisir konflik keagenan yang mungkin terjadi. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa public

  

ownership berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting adalah Maulida et

  al (2017). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan bahwa public ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Salah satu hal yang dapat dijadikan sinyal positif bagi perusahaan adalah dengan menggunakan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi karena perusahaan tersebut akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut dapat memotivasi perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti

  

website pribadi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan

  investor karena laporan keuangannya dapat dipercaya, selain itu juga akan berdampak pada meningkatnya citra perusahaan. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

  Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017), I Gusti dan I Ketut (2017), serta Basuony dan Mohamed (2014) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Penelitian ini hanya akan berfokus pada sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor manufaktur dianggap sebagai salah satu penopang perekonomian nasional karena sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini cukup stabil dan menjadi salah satu penopang perekonomian negara di tengah ketidakpastian perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan yang positif. Industri manufaktur juga memegang peranan penting dalam perdagangan internasional karena dengan peningkatan kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan maka dapat meningkatkan daya saing industri di pasar global (Arif, 2016). Alasan lain yang menyebabkan sektor manufaktur dipilih adalah sektor ini memiliki sub-sektor dan jumlah perusahaan terbanyak sehingga diharapkan hasil penelitian akan dapat digeneralisasi. Selain itu, sektor manufaktur merupakan sektor yang paling dominan apabila dibandingkan dengan sektor lainnya sebagai emiten terbesar. Sektor ini memberikan peluang besar bagi investor untuk berinvestasi. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan manufaktur selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak, khususnya investor, karena pada dasarnya investor tertarik untuk berinvestasi pada emiten besar. Berbagai alasan itulah yang menyebabkan sektor manufaktur cocok untuk penting dalam menyediakan informasi baik keuangan maupun non-keuangan bagi para investor dalam menentukan keputusan investasinya.

  Penelitian ini juga hanya akan berfokus pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 dan 2016. Pemilihan tahun 2015 dan 2016 didasarkan pada pencapaian investasi sebesar 46 persen dari total investasi atau setara dengan Rp 172.000.000.000.000 pada sektor manufaktur sepanjang tahun 2015. Realisasi investasi tersebut meningkat 16,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan hal tersebut dianggap telah melampaui target yang dicanangkan (beritasatu.com). Selain itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menempatkan sektor manufaktur sebagai prioritas investasi tahun 2016. Hal tersebut disebabkan karena separuh dari total investasi, yaitu sebesar 54,7 persen atau sebesar Rp 335.800.000.000.000 diinvestasikan pada sektor manufaktur dari total keseluruhan investasi sebesar Rp 613.000.000.000.000 pada tahun 2016. Adapun realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai 103 persen melampaui dari target yang dicanangkan dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 102,7 persen yang juga melampaui dari target yang dicanangkan (databoks.com). Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur sangat diminati dan menjadi sorotan dari berbagai pihak khususnya investor karena sektor tersebut selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2015 dan tahun 2016 selalu melampaui target investasi yang dicanangkan dan menjadi dana investasi terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.

  Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk

  (IFR) sebagai media untuk penyebarluasan informasi terkait perusahaan, khususnya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dan 2016. Hal ini disebabkan karena meskipun penerapan Internet

  

Financial Reporting telah diatur oleh BAPEPAM-LK aturan nomor X.K.6 dan

  telah menjadi pengungkapan wajib, namun banyak penelitian yang menghasilkan temuan bahwa terdapat banyak perusahaan yang belum menerapkan praktik IFR.

  Hal tersebut yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan

  

Internet Financial Repoting. Peneliti ingin melakukan pengujian lebih lanjut agar

  dapat mengetahui konsistensi temuan jika diterapkan pada kondisi lingkungan yang berbeda. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia memanfaatkan media internet untuk mendorong transparansi informasi dan meningkatkan kualitas komunikasi mereka dengan para investor. Selain itu, adanya ketidakkonsistenan variabel- variabel independen yang ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu juga menjadi alasan peneliti ingin melakukan survey lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting.

  Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership, dan reputasi auditor.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

  “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, BLOCKHOLDER OWNERSHIP, PUBLIC OWNERSHIP

DAN REPUTASI

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting? 2.

  Apakah leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting? 3. Apakah blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

  Reporting ? 4.

  Apakah public ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

  Reporting ? 5.

  Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

  Reporting?

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meneliti pengaruh profitabilitas terhadap Internet Financial

  Reporting 2.

  Untuk meneliti pengaruh leverage terhadap Internet Financial Reporting 3. Untuk meneliti pengaruh blockholder ownership terhadap Internet Financial

  Reporting 4.

  Untuk meneliti pengaruh public ownership terhadap Internet Financial

  Reporting 5.

  Untuk meneliti pengaruh reputasi auditor terhadap Internet Financial

1.4 Manfaat Penelitian

  Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi serta literature yang dijadikan sebagai acuan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi praktik penerapan Internet Financial Reporting (IFR).

  2. Manfaat Praktis: a.

  Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan melalui internet, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan aturan untuk memberikan informasi-informasi mengenai perusahaan oleh manajemen.

  b.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang melakukan praktik penerapan Internet Financial Reporting untuk lebih memperhatikan isi serta kelengkapan laporan keuangannya agar dapat bermanfaat secara maksimal bagi pemegang saham dan masyarakat luas.

  c.

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya terkait Internet Financial Reporting.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

  Pembahasan pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang disusun secara sistematis, dimana dalam setiap bab berisi sub-sub bab. Adapun

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang,

  perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan metodologi penelitian.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu, teori-

  teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta kerangka pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis.

  BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan

  penelitian, identifikasi variabel, defines operasional, populasi, sampel, cara pengumpulan data dan teknik analisis data.

  BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini akan diuraikan tentang subyek penelitian, analisis data dan pembahasan yang menguraikan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian serta saran dari penelitian ini.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, Aktivitas, dan sales growth terhadap kondisi financial distress - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh kinerja keuangan, dewan komisaris, blockholder ownership, auditor type, Dan umur perusahaan terhadap Voluntary disclosure - Perbanas Institutional Repository

0 0 12

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 2 19

Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 1 18