Makalah Ilmu Kealaman Dasar (2)

 Biosfer
Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk hidup tinggal dan
melangsungkan kegiatan hidupnya.
Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
1.

Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan
melangsungkan kehidupannya. Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan
padat yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas
(magma). Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti:
 Mineral
 Batuan
 Fluida

2.

Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan
merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan. Hidrosfer
meliputi 71 persen dari permukaan Bumi yg merupakan air. Yang paling besar adalah
samudra-samudra, yang berisi di atas 97 persen dari semua Air Di Atas Bumi. Gletsergletser dan selubung es kutub berisi lebih sedikit 2 persen dari air Bumi dalam wujud es
yang padat. Hanya sekitar 6 persen sebagai groundwater.


3.

Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup,
karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis
diperoleh. Bahkan unsur hara dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan
juga diperoleh dari atmosfer. Atmosphere adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi
dengan ketebalan kurang lebih 1.000 km dari permukaan bumi. Atmosphere terdiri dari:
 Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18
km di atas permukaan bumi.
 Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer bumi, terletak diatas troposfer dan
dibawah mesosfer
 Mesosfer . Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya.
 Termosfer (ionosfer). Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Karena
lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel partikel yang dapat
memberikan efek pada perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang
panjang maupun pendek.
 Eksosfer atau Desifasister Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan
atom-atom secara tidak beraturan.


2

 Makhluk hidup
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan “makhluk hidup”, agak sulit dijawab secara
sederhana, kita dapat membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati dengan
mengetahui ciri-cirinya, dibawah ini ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, yaitu:
1. Respirasi/bernafas
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel.
Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
2. Memerlukan makanan/nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan
dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

3. “bergerak”
4. Tumbuh dan berkembang
5. Berkembang biak/reproduksi
Reproduksi merupakan proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk
menghasilkan individu baru (keturunan) dari jenisnya dinamakan reproduksi
(perkembangbiakan). Tujuan reproduksi adalah untuk mempertahankan kelestarian
suatu spesies (jenis) makhluk hidup.
6. Menyesuaikan diri terhadap lingkungannya /beradaptasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya
mampu untuk: memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh
alaminya, bereproduksi, merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
7. Peka terhadap rangsang/ irritabilitas
Gerakan pada tumbuhan merupakan suatu resapan terhadap rangsangan (stimulus)
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Jadi timbulnya gerak pada
tumbuhan merupakan bukti adanya iritabilitas.

3


 Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas
dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil
penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang
diperoleh dari pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler) yang
disebut zigot. Akibatnya organisme mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu dikatakan sel
sebagai unit pertumbuhan. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin (sel benih) jantan dan
betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel dikatakan juga sebagai
unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel kelamin jantan dan sel kelamin betina)
membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat (karakter) yang akan diwariskan
kepada turunannya (individu baru). Sifat oleh karena itu sel dikatakan juga sebagai unit
hereditas.
Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua aktivitas
kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung membentuk
koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh aktivitas hidup
dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak
diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan
organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan.
Komposisi kimiawi sel yang spesifik, kemampuan melaksanakan metabolisme, reproduksi,
tumbuh menjadi besar, tanggap terhadap rangsang dan berdaur hidup adalah hal-hal yang

membedakan organisme dengan benda mati.
Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama,
yaitu membran plasma, protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organelorganel sel yang terdapat di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik
(genom).
 Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi
1.

Teori Makhluk Hidup Berasal Dari Tuhan

2. Teori Cosmozoa
Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta
ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau telah ada di suatu
tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar
benda angkasa ke bumi.
3. Teori Pfugler
Teori ini mengatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen berbentuk senyawa cyanogens
(CN), dimana senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan
selanjutnya berbentuk zat protein sebagai pembentuk protoplasma yang akan menjadi
makhluk hidup.


4

4. Teori Moore
Mengatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan
anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks
dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
makhluk hidup.
5. Teori Allen
Mengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa
reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara nitrogen,
karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk
zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
6. Teori Transedental atau Penciptaan
Merupakan jawaban secara religi bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature
atau Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
7. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Aristoteles, dia mengatakan
bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan. Hal tersebut berdasarkan pengamatan

seperti cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk.
8. Teori Fransisco Redi (1626-1697)
Redi pernah melakukan eksperimen menggunakan keratan daging segar yang dimasukkan
ke dalam labu-labu/ gelas-gelas yang sebagian dibiarkan terbuka dan yang lainnya ditutup
rapat. Setelah beberapa hari diamati, gelas yang terbuka dihinggapi lalat dan lalat tersebut
kemudian bertelur di sana. Akhirnya muncullah ulat-ulat pada daging yang mulai
membusuk pada gelas tanpa tutup tersebut. Sebaliknya gelas yang ditutup rapat tidak
ditemukan adanya ulat/ kesimpulan yang dapat diambil adalah asal mula kehidupan dari
telur omne vivum ex ovo.
9. Percobaan Lazzaro Spalanzani (1729-1799)
Dia melakukan eksperimen dengan menggunakan air kaldu yang dimasukkan dalam
tabung reaksi dengan perlakuan yang berbeda-beda. Dalam tabung reaksi I diisi air kaldu
dan ditutup rapat-rapat kemudian disimpan. Tabung reaksi II diisi kaldu, dipanaskan ± 15
menit, ditutup rapat kemudian disimpan. Tabung raksi III diisi air kaldu terus dipanaskan
± 15 menit kemudian disimpan tanpa diberi tutup. Setelah beberapa hari diamati ternyata
tabung reaksi I dan III dijumpai ada jasad renik/kehidupan. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwa adanya telur harus ada jasad renik dulu atau omne ovum ex vivo.
10. Teori Biogenesis
Dikemukakan oleh Louis Pasteur (1822-1895) yang melakukan eksperimen dengan
menggunakan air kaldu dengan labunya yang berbentuk leher angsa. Kesimpulan dari

eksperimennya adalah kehidupan yang terjadi karena adanya kehidupan sebelumnya, dan
segala sesuatu yang hidup berasal dari telur atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo.
Adanya teori Biogenesis menggugurkan teori Abiogenesis.

5

11. Harold urey (1893)
Berpendapat bahwa atmosfer di bumi suatu saat kaya akan zat-zat kimia seperti CH4
(Metana), NH3 (Amoniak), H2 (Hidrogen) yang bersama-sama uap air akan bereaksi
dengan sinar kosmis dan loncatan-loncatan/ kilatan-kilatan listrik alam (petir) dapat
membentuk senyawa protein yang merupakan komponen dasar dari makhluk hidup. Zatzat ini berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai organisme.
12. A. I. Oparin
Pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan, namun
kurang diterima ahli-ahli lain. Akan tetapi setelah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa
pada tahun 1936 barulah mendapat tanggapan. Pada saat yang hampir bersamaan secara
terpisah I.B.S Haldane juga mengemukakan pendapat yang serupa dengan Oparin.
Rangkuman pendapat mereka sebagai berikut : “Jasad hidup terbentuk dari senyawasenyawa kimiawi dalam laut pada masa atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas
(O2), asam amino sederhana, purine, pirimidin, golongan gula; kemudian terbentuk juga
senyawa-senyawa polipeptida, asam polinukleat, polisakarida yang terbentuk dengan
bantuan sinar ultraviolet, petir dan sinar radiasi. Jasad hidup yang pertama disebut

protobiont diperkirakan hidup di dalam laut 5-10 m di bawah permukaan laut, karena di
tempat itulah mereka akan terlindungi dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dari matahari.
Baru setelah jasad hidup itu berkembang lebih sempurna dan mampu untuk memproduksi
oksigen, kemudian lama kelamaan kehidupan merayap ke pantai-pantai dan terakhir
memenuhi daratan.”
13. Stanley L. Miller (1953)
Mengadakan percobaan dengan bunga-bunga api listrik dan sumber listrik bertegangan
tinggi ke suatu saluran yang di dalamnya terdapat larutan uap yang mengandung metana,
amoniak, dan nitrogen. Dari percobaan itu terbentuk senyawa-senyawa organik seperti
asam amino dan deoksiribosa serta asam nukleat. Ini semua merupakan senyawa-senyawa
dasar yang biasanya ditemukan pada setiap jasad hidup. Kesimpulan percobaan ini adalah
: kehidupan ada karena kehidupan sebelumnya, unsur yang paling banyak dalam makhluk
hidup adalah oksigen, persenyawaan yang terbanyak dalam makhluk hidup adalah air.

 Keanekaragaman Makhluk Hidup
Sel terdiri dari membran sel, nukleus (inti sel) dan protoplasma yang terdiri dari sitoplasma
dan nukleoplasma.Pada nukleoplasma terdapat bagian yang mampu mengadakan
metabolisme, sedangkan membran melindungi serta mengatur hubungan sel dengan dunia
luar. Pada hakikatnya, sel tumbuhan dan hewan adalah sama, perbedaannya hanya terdapat
pada adanya khloroplast pada tumbuhan dan adanya sentroplast pada hewan.

Tidak ada makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari
sifat atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak. Masingmasing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan bentuk tubuh, warna,
ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-individu yang berasal dari induk yang
sama, juga menunjukkan perbedaan sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda
jenisnya. Semua ini menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup. Tidak ada
makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari sifat atau
karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak. Masing-masing
6

individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan bentuk tubuh, warna, ukuran,
kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-individu yang berasal dari induk yang sama, juga
menunjukkan perbedaan sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda jenisnya.
Semua ini menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup.
Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini
terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses
evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah
dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian
memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk
hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai
hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup.

Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem yang
dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya berbagai
macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang terlihat pada tingkat yang
berdeda-beda. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam aspek seperti ciriciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang selanjutnya akan
menyusun suatu ekosistem tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup tidak hanya terjadi
antar jenis tetapi juga di dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis misalnya antara
bawang merah dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam satu jenis misalnya
antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.
Keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme evolusi. Nomenklatur
adalah cara pemberian nama ilmiah kepada makhluk hidup agar keanekaragaman makhluk
hidup dapat di pelajari. Makin banyak spesies organisme yang ditemukan, menyebabkan
orang melakukan klasifikasi/pengelompokan berdasarkan kepada ciri khas organisme
tersebut.
Makhluk hidup di dunia ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: dunia Protista, dunia
Plantarum dan dunia Animalia.
1. Dunia Protista terdiri dari: Virus, Bacteri , Alga hijau-biru dan Protozoa
2. Dunia Plantarum terdiri dari dua super divisio yaitu:
 Thallophyta, merupakan tumbuhan yang ber-thallus, artinya tumbuhan yang
belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, termasuk diantaranya adalah
Fungi dan Alga.
 Cormophyta, adalah tumbuhan ber-cormus, artinya tumbuhan yang sudah
dibedakan antara akar, batang dan daun, termasuk diantaranya adalah Bryophyta,
Pteridophyta, Spermatophyta
Beberapa divisio dari tumbuhan antara lain:
a. Divisio Mycota (jamur/Fungi) terdiri atas: Myxomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
b. Divisio Algae (ganggang) terdiri atas: Chlorophyceae, Rhodophyceae,
Chrysophyceae dll.
c. Divisio Bryophyta (lumut) merupakan comophyta berspora terdiri atas:
Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut Daun).
7

d. Divisio Pterydophyta (tumbuhan Paku) merupakan comophyta berspora terdiri
atas: Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodiinae, Filicinae.
e. Divisio Spermatophyta/tumbuhan Biji (Antophyta/tumbuhan bunga,
Phanerogamae/tumbuhan beralat kelamin jelas, Embryophyta/ tumbuhan
berlembaga dengan perkawinan melalui pembuluh merupakan comophyta
berbiji terdiri atas:
o sub Divisio Gymnospermae (contoh: Agatis alba/damar dan Gnetum
gnemon/melinjo)
o sub Divisio Angiospermae, ada 2 kelas yaitu Monocotyledoneae (contoh:
Zea
mays/jagung)
dan
Dicotyledoneae
(contoh:
Hibiscus
rosasinensis/bunga sepatu

3. Dunia Animalia terdiri dari 9 phyllum:
a. Phyllum Porifera (hewan berpori) contoh: bunga karang,
b. Phyllum Coelenterata (hewan berongga) contoh: ubur-ubur,
c. Phyllum Platyhelminthes (cacing pipih), ada 3 klas: Turbellaria(cacing
berbulu getar) contoh: planaria; Trematoda (cacing isap) contoh: cacing Hati ;
Cestoda contoh: cacing pita.
d. Phyllum Nemathelminthes (cacing gilig) contoh: cacing Tambang.
e. Phyllum Annelida (cacing gelang) ada 3 klas: Polychaeta contoh: nereis,
Olygochaeta contoh: cacing tanah, Hirudinae conto: lintah.
f. Phyllum Mollusca (hewan bertubuh lunak), ada 3 klas: Gastopoda contoh:
siput; Pelecipoda contoh: kerang; Cephalopoda contoh: cumi-cumi
g. Phyllum Echinodermata (hewan berkulit duri) contoh: bintang laut,
h. Phyllum Arthropoda (hewan kaki beruas-ruas) terdiri atas: Insecta contoh:
belalang; Crustacea contoh: udang; Myriapoda contoh: lipan; Arachnida
contoh: laba-laba
i. Phyllum Chordata (hewan yang mempunyai notocorda/ tali sumbu tubuh)
terdiri atas 4 sub phyllum: Hemichordata, Urochordata, Cephalochordata dan
Vertebrata. Vertebrata terdiri dari 7 kelas:
o Kelas Agnatha contoh: ikan lamprey
o Kelas Chondrichthyes contoh: ikan pari, hiu
o Kelas Osteichthyes contoh: ikan mas
o Kelas Amphibia (hewan yang memiliki 2 dunia) contoh: katak
o Kelas Reptilia (hewan melata) contoh: ular
o Kelas Aves contoh: burung beo
o Kelas Mammalia (hewan menyusui) contoh: manusia
Mammalia terbagi menjadi 16 ordo:
i. Ordo Monotremata (mammalia yang bertelur) contoh: itik
platypus
ii. Ordo Marsupialia (hewan berkantung) contoh: kangguru
iii.
Ordo Insectivora (hewan pemakan serangga) contoh: cecurut
iv. Ordo Chiroptera (mammalia bersayap yang aktif di malam hari/
nocturnal) contoh: kelelawar
v.
Ordo Primata (hewan tinggi pertama/ hewan yang berdiri
tegak) contoh: kera, manusia
vi. Ordo Edentata (mammalia tak bergigi seri) contoh: armadillo
8

vii.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.
xiii.
xiv.
xv.
xvi.

Ordo Pholidota (mammalia tak bergigi, rambut berubah
menjadi sisik) contoh: trenggiling
Ordo Tubulidentata ( waktu masih kecil gigi banyak, setelah
dewasa sedikit) contoh: ardvark
Ordo Rodentia (hewan pengerat) contoh: marmut
Ordo Lagomorpha , hewan golongan kelinci
Ordo Cetacea, hewan golongan paus
Ordo Sirenia, hewan golongan ikan duyung
Ordo Carnivora, , hewan pemakan daging, contoh: beruang
Ordo Proboscidea, hewan yang bebelalai contoh: gajah
Ordo Perissodactyla, hewan herbivora berjari ganjil, contoh:
badak
Ordo Artiodactyla, hewan herbivora berjari genap, contoh:
kerbau

 Persebaran Makhluk Hidup
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup
1.

Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik dan biotic. Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
a. Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
i.
Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan
hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu
lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas
suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi
spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor
pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan
sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan namanama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik,
vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
ii.

Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada
tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab
bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah. Berdasarkan
tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
o Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap
lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah,
misalnya kaktus.
o Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di
lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan
cendawan.

9

o Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di
daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
o Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau.
Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus
Anggrek Lotus Cendawan/jamur

2.

iii.

Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan
beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat
berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya
dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.

iv.

Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat
tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya
jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas
bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis
vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada
lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan
produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah
padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan
sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

Faktor Sejarah Geologi
Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama
bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini
disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini
disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua
(continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai
memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130
juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu secara langsung. Namun,
Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya
dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat
“jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari
Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada
saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak,
hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik
dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme,
seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat
terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi
percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya.
Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
10

Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua
memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu,
Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia
berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata
terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3.

Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi)
seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan
(isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan
membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah
terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di
kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga
berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch
tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran
dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Ketiga faktor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor
geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun
mutasi genetik.
Geografi tumbuhan, ternyata merupakan variasi pantai tropik menuju kutub yang sama
dengan variasi dari pantai tropik ke puncak gunung, yaitu daerah tropis berhutan lebat,
subtropis hutannya agak menipis, dan pada daerah beriklim dingin terdapat padang
rumput atau hutan cemara dan pakis, serta daerah dekat kutub terdiri dari taiga kemudian
tundra dan lumut. Di kutub tak ada tumbuhan. Geografi hewan, terbagi enam daerah
geografik, sebagai berikut.
a. Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa
rein.
b. Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah
dan gorila.
c. Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
d. India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau,
gajah India dan kerbau.
e. Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan
semacam rusa rein yang disebut Caribau.
f. Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan
monyet Howler.

11