LAPORAN PRAKTIKUM DAn IKTIOLOGI 4

ACARA IV
SISTEM UROGENITAL IKAN

Oleh :
Zahra Safira Aulia
NIM. L1C016040

LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2017

I. PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Sistem urogenital merupakan kombinasi dari sistem urinaria (ekskresi) dan
sistem genetalia (reproduksi). Sistem urinaria meliputi pembuangan sisa hasil

metabolisme baik melalui usus dan kulit maupun melalui alat ekskresi khususnya
ginjal. Sistem genetalia di dalam reproduksi yaitu proses dihasilkannya spesies
sebelum itu nampak pada spesies baru. Sistem urinari mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine
melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem genitalis ikan dapat membedakan
jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika gonadnya berwarna putih maka ikan
berjenis kelamin jantan dan jika gonad berwarna kuning kecoklatan maka ikan
berjenis kelamin betina (Norris, 1987).
Ikan memiliki sistem ekskresi khusus yang terdiri dari beberapa organ untuk
mengeluarkan sisa metabolisme di dalam tubuhnya. Ikan mengeluarkan zat sisa
dalam bentuk amonia (NH3). Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal
berwarna kemerahan. Ginjal dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan
muara kelamin dinamakan muara saluran urogenitalis dan letaknya ada di belakang
anus. Ikan air tawar memiliki konsentrasi kadar garam yang lebih tinggi
dibandingkan

dengan

lingkungannya.


Akibat

kondisi

tersebut

air

dari

lingkungannya cenderung masuk kedalam tubuh ikan secara osmosis dan garam
keluar tubuh melalui proses difusi. Untuk menjaga kestabilan kadar garam tubuh,
ikan akan mengeluarkan kelebihan air melalui ginjalnya (Amin Alamsjah, 2013).
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Pada umumnya ikan
bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat
kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui
saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital
merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.Alat kelamin
betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur

dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah
ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu,
maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma (Ainun Safitri,
2016).

Jumlah kelamin ikan jantan dan ikan betina di alam diperkirakan mendekati
1:1, yang menunjukkan jumlah ikan jantan dan betina yang tertangkap relatif sama
banyaknya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sering terjadi penyimpangan dari kondisi
ideal tersebut karena adanya perbedaan pola tingkah laku bergerombol antara ikan
jantan dan betina, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhan. Beberapa populasi
ikan menunjukkan nisbah kelamin yang menyimpang dari 1:1 disebabkan oleh
pengaruh suhu terhadap determinasi kelamin, mortalitas yang selektif terhadap jenis
kelamin tertentu, tingkah laku seksual dan laju pertumbuhan yang berbeda. Jenis
kelamin yang memiliki laju pertumbuhan lebih cepat akan bertumbuh besar
sehingga mengurangi predasi dan kejadian sebaliknya terjadi pada jenis kelamin
yang lambat bertumbuh dan akan menjadi santapan bagi predator (Sharifuddin,
2014).

I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara sistem urogenital adalah untuk mengetahui

organ-organ yang berperan dalam ekskresi dan reproduksi. Praktikum ini dipelajari organorgan yang berperan dalam ekskresi seperti ginjal dan saluran urinari, serta organ
reproduksi seperti testes dan ovarium pada ikan nilem (Osteochilus hasselti).

II. MATERI DAN METODE
2.1.

Materi

2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara sistem urogenital ikan adalah
gunting bedah, baki plastik, pinset, cutter, alat tulis, kamera, dan buku gambar.

2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara sistem urogenital ikan adalah
ikan nilem jantan dan ikan nilem betina.

2.2.

Metode
Ikan nilem jantan dan betina yang telah mati (diawetkan dengan formalin

atau dirusak saraf pusatnya) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala
disebelah kiri dan punggung di atas. Kemudian ikan dibedah dengan hati-hati agar
tidak merusak organ di dalamnya, lalu alat pencernaan ikan dikeluarkan agar alat
reproduksinya terlihat jelas. Lalu dilihat bentuk dan letak gonad (testes dan ovarium),
serta ginjal dan saluran-salurannya. Testes maupun ovarium diletakkan di luar tubuh ikan
dengan cara menariknya, dalam ini harus menggunakan pinset dan gunting. Lalu organ
reproduksi dan eksresi di foto, kemuadian digambar dan diberi keterangan.

2.3.

Waktu dan Tempat
Praktikum acara sistem urogenital ikan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei
2017 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.

Hasil
Tabel 5. Hasil pengamatan ciri khusus ikan Nilem (Osteochilus hasselti) terkait
sistem urogenital.

No

Jenis Kelamin

Ciri Morfologi
1. Ukuran
tubuh
lebih kecil.
2. Warna

bergerigi
tubuh

lebih cerah.
1

Ciri Anatomi
1. Gonad
tampak
sepasang.

2. Gonad

Jantan

dan
berwarna

putih.
3. Overkulum

lebih

kasar.
4. Gonad
1. Ukuran

tubuh

lebih besar.
2


2. Warna

Betina

tampak

memanjang.
1. Gonad
berwarna
kuning.

tubuh

lebih gelap.

2. Gonad

tampak


membesar.
3. Operculum

lebih

halus.
Tabel 6. Hasil pengamatan sistem urogenital ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
No

1

Jenis
Kelamin

Organ Sistem Urogenital
Sistem Urinary
Sistem Genital
1.
2.
3.

4.
5.
6.
Insang
Ginjal Anus
Gonad
Vas
Lubang

Jantan
Insang

2

Ginjal

Anus

Betina


Jantan

Deferen

Genital

(testes)
Gonad

Oviduct

Lubang

Betina
(ovum)

3.2.

Pembahasan

3.2.1. Proses Pengamatan Sistem Urogenital Ikan

Genital

Sistem urogenitalia merupakan gabungan dari sistem urinari atau ekskresi dan
sistem genitalis merupakan Sistem yang berbeda dalam fungsinya. Namun secara anatomi
kedua sistem tersebut memiliki hubungan yang erat karena ada lubang pembuluh dan
lubang pelepasan yang digunakan secara bersama-sama. Sistem urinaria biasa disebut
sistem ekskresi. Saluran ekskresi merupakan saluran untuk mengeluarkan sisa metabolisme
seperti karbondioksida dan urin. Saluran ekskresi pada ikan adalah ginjal yang berjumlah
sepasang dan berwarna kuning kecoklatan. Sistem genitalia pada ikan berfungsi untuk
melakukan perkembangbiakan. Organ utama pada ikan jantan berupa testis yang nantinya
akan menghasilkan spermatozoa. Organ utama pada ikan betina berupa ovarium yang
nantinya akan menghasilkan ovum (Norris, 1987).
Langkah-langkah dalam mengamati sistem urogenital ikan pada saat praktikum
yaitu, ikan nilem jantan dan betina yang telah mati (diawetkan dengan formalin atau
dirusak saraf pusatnya) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiri dan
punggung di atas. Kemudian ikan dibedah dengan hati-hati agar tidak merusak organ di
dalamnya, lalu alat pencernaan ikan dikeluarkan agar alat reproduksinya terlihat jelas. Lalu
dilihat bentuk dan letak gonad (testes dan ovarium), serta ginjal dan saluran-salurannya. Testes
maupun ovarium diletakkan di luar tubuh ikan dengan cara menariknya, dalam ini harus
menggunakan pinset dan gunting. Lalu organ reproduksi dan eksresi di foto, kemuadian digambar
dan diberi keterangan. Langkah – kangkah tersebut sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu
ikan dibedah. Ditusukkan pada bagian anus dengan bagian runcing pada gunting bedah. Digunting
ke arah rongga perut bagian atas dengan bagian tumpul gunting bedah. Digunting ke ujung
terdepan rongga perut bagian atas. Digunting ke bagian bawah hingga ke dasar perut. Dibuka
daging yang telah tergunting. Dikeluarkan alat pencernaan agar dapat mempermudah. Digambar
bagian bagian alat ekskresi (ginjal) dan alat reproduksi (gonad) ikan tersebut dan diberi nama
bagian bagian organ tersebut. Difoto ikan dan sistem pencernaan ikan tersebut sebagai dokumentasi
(Khairuman, 2007).

3.2.2. Ikan Nilem Jantan (Osteochilus hasselti)

Gambar 1. Ikan Nilem Jantan (Osteochilus hasselti)
Sumber : Praktikum iktiologi 2017
Berdasaran praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan nilem jantan
memiliki ciri morfologi yaitu ukuran tubuhnya lebih kecil dai ikan nilem betina dan warna
tubuhnya lebih cerah dari ikan nilem betina. Ciri anatominya yaitu, gonad berwarna putih,
gonad tampak bergerigi dan sepasang, gonad tampak memanjang, dan overkulum lebih
kasar. Pada bagian dekat anus saat ditekan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma).
Hasil praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu kebanyakan testis (gonad
jantan) memiliki warna putih atau kekuningan. Testis berjumlah sepasang dan di
gantungkan pada dinding tengah rongga abdomen (Listia, 2009).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa organ-organ
yang berperan dalam sistem urinari ikan nilem jantan yaitu insang, ginjal dan anus.
Sedangkan organ-organ yang berperan dalam sistem genital ikan nilem jantan yaitu gonat
jantan yang berwarna putih, vas deferen, dan lubang genital. Hal ini sesuai dengan
referensi yang diperoleh yaitu sistem kelamin jantan ikan disusun oleh testes yang terletak
di bawah gelembung renang dan di atas intestinum, vas deferens yang terletak di
antara ureter atau papila urinaria dan anus, dan lubang genital (porus genitalia)
merupakan lubang yang terbuka ke arah luar dan tempat pelepasan sperma. Organ
utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada
juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan
sisa-sisa metabolisme terutama melalui insang dan ginjal (Radiopoero , 1998).
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerahan. Ginjal
dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan muara kelamin dinamakan muara
saluran urogenitalis (terdapat dibelakang anus). Alat ekskresi ikan terdiri dari:
 Insang : berfungsi untu mengeluarkan CO2 dan H2O.

 Kulit (kelenjar kulitnya) : berfungsi untuk mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya
licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
 Sepasang ginjal berwarna merah kehitaman, terletak di luar ruang peritoneum,
menempel di bawah tulang punggung memanjang dari dekat anus ke arah
depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan ammonia dan persenyawaan- persenyawaannya yang non-toksik,
menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang dan zat-zat yang diperlukan
tubuh diedarkan kembali melalui darah, mengatur kekentalan urin yang dibuang
untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan pada tubuh
 Anus : berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan (Fujaya, 2004).
Sistem kelamin pada ikan jantan disusun oleh testis, vas deferens dan lubang
genital. Adapun fingsi dari organ-organ reproduksi ikan jantan yaitu :
 Testes, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk
testes agak kompak dan berwarna putih. Fugsi testes pada ikan nilem jantan
adalah untuk memproduksi spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa
disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung
kepada spesies ikan. Alat penggantung testes disebut mesorchium.
 Vas deferensi, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada
bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah
luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus. Vas deferens berfungsi
mengalirkan sperma.

 Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar
dan tempat pelepasan sperma (Norris, 1987).

3.2.3. Ikan Nilem Betina (Osteochilus hasselti)

Gambar 2. Ikan Nilem Betina (Osteochilus hasselti)
Sumber : Praktikum iktiologi 2017
Berdasaran praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan nilem betina
memiliki ciri-ciri morfologi yaitu ukuran tubuhnya lebih besar daripada ikan nilem jantan,
dan warna tubuhnya lebih gelap. Adapun ciri-ciri anatominya yaitu memiliki gonad
berwarna kuning, gonad tampak membesar dan operculum betina lebih halus. Hasil dari
pengamatan sudh sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu ikan nilem betina
(Osteochilus hasselti) memiliki gonad betina berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai
kantung telur atau ovarium . Ikan nilem betina mempunyai sepasang ovarium panjang dan
secara simetris terletak pada sisi kanan dan kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat
sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia / oosit). Ovarium ini
mempunyai rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct, yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis (Rhicard, 1997).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa organ-organ
yang berperan dalam sistem urinari ikan nilem betina yaitu insang, ginjal dan anus.
Sedangkan organ-organ yang berperan dalam sistem genital ikan nilem betina yaitu gonat
betina yang berwarna kekuningan, oviduct dan lubang genital. Hal ini sesuai dengan
referensi yang diperoleh yaitu sistem reproduksi ikan bertulang sejati pada betina disusun
oleh ovarium dan saluran telur. Ovarium umumnya ada dua buah. Ovarium tampak seperti
agar-agar yang jernih dan terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat
penggantung padaovarium disebut mesovarium. Saluran telur (oviduct) merupakan saluran
tempat lewatnya ovum. Saluran telur sangat pendek dan bersatu pada bagian belakangnya
untuk selanjutnya bermuara pada porus genitalia. Organ utama dari sistem pembuangan
sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa
metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme
terutama melalui insang dan ginjal (Radiopoero , 1998).

Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerahan. Ginjal
dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan muara kelamin dinamakan muara
saluran urogenitalis (terdapat dibelakang anus). Alat ekskresi ikan terdiri dari:
 Insang : berfungsi untu mengeluarkan CO2 dan H2O.
 Kulit (kelenjar kulitnya) : berfungsi untuk mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya
licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
 Sepasang ginjal berwarna merah kehitaman, terletak di luar ruang peritoneum,
menempel di bawah tulang punggung memanjang dari dekat anus ke arah
depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan ammonia dan persenyawaan- persenyawaannya yang non-toksik,
menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang dan zat-zat yang diperlukan
tubuh diedarkan kembali melalui darah, mengatur kekentalan urin yang dibuang
untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan pada tubuh
 Anus : berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan (Fujaya, 2004).
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem
kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh :
 Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang
jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium. Oogenesis adalah fungsi paling penting yang terjadi di
dalam ovarim atau sel telur tersebut. Oogenesis merupakan suatu proses reproduksi,
dimana hewan betina mengalami proses produksi telur.

 Saluran telur (oviduct), merupakan saluran yang berfungsi sebagai tempat
lewatnya ova, sangatpendek dan bersatu pada bagian
belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada porus genitalia (Norris, 1987).

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan

praktikum

yag

telah

dilakukan

dapat

disimpulkan

bahwa

sistem urogenital merupakan sistem penggabungan antara sistem urinaria dan genital, yaitu
sistem eskresi dan sistem reproduksi. Ikan nilem memiliki organ urinaria berupa ginjal dan
saluran urin, sementara untuk organ reproduksi adalah gonad, pada nilem jantan gonad
jantan adalah testis dan berwarna putih. Sedangkan gonad betina merupakan ovarium yang
berwarna kuning kecoklatan.
5.2.

Saran
Sebaiknya pada saat proses pembedahan ikan harus dilakukan dengan hati-hati agar

organ dalam pada ikan tidak rusak.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Alamsjah. 2013. Feeding With Different Levels Of Crude Fiber On The
Diggestibility Of Feed In True Stomach Fish And Stomachless Fish. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. 4(2) : 187-189.
Ainun Safitri. 2016. Sistem Reproduksi pada Kelompok Vertebrata. Jurnal Biologi.
2 (3) : 124-126.
Fujaya. 2004. Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknik Perikanan). PT. Rineka Cipta :
Jakarta.
Khairuman. 2007. Mengenal Ikan Nilem. Agro Media : Jakarta.
Listia. 2009. Reproduksi Ikan Air Tawar. Cipta Karya : Jakarta.
Norris. 1978. Hormones and Reproduction in Fishes. Erlangga : Jakarta.
Radiopoero. 1998. Zoologi . Jakarta : Erlangga
Rhicard. 1977. IKTIOLOGI. Aneka Pustaka : Bandung.
Sharifuddin. 2014. Aspek Reproduksi Ikan Nilem Osteochilus hasselti di Danau
Sidenreng, Sulawesi Selatan. Jurnal Iktiologi Indonesia. 10 (2) : 111-122.

LAMPIRAN

Gambar 1. Atas ikan nilem betina, bawah ikan nilem jantan.

Gambar 2. Ikan nilem jantan.

Gambar 3. Ikan nilem betina.