Makalah Perencanaan Pesan Pesan Bisnis L
PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS LINTAS BUDAYA
“STRATEGI MC DONALD’S DALAM MEMASARKAN BURGER DI INDONESIA”
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
Firial Dhia Salsabila
Sela Oktaviyati
Azka Mufida
Aulia Ekasiwi Zulaikha
Ika Wulandari
(142160033)
(142160045)
(142160046)
(142160061)
(142160069)
Kelas EA-F
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Burger merupakan salah satu makanan cepat saji ala barat yang dibuat dari roti
dengan isian daging serta sayuran segar. Burger sudah menjadi salah satu kudapan
yang disukai mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan telah menjamur di
Indonesia. Olahan burger yang hadir sejak lama di tengah masyarakat Indonesia
hingga kini masih saja mendapat tempat di hati masyarakat.
Sekarang ini burger mulai diadaptasi dengan makanan khas dalam negeri.
Inovasi burger yang dibuat oleh restoran cepar saji McDonald’s dengan perpaduan
bumbu rendang ala Indonesia tengah mencuat di masyarakat. Burger tersebut dinamai
“burger rendang”. Rendang merupakan salah satu masakan Indonesia yang dibuat dari
bahan daging yang dimasak lama dengan kuah yang menggunakan bumbu dan
rempah-rempah khas Indonesia dengan cita rasa lezatnya yang khas. Burger rendang
merupakan salah satu inovasi burger yang masih sangat baru di dunia kuliner.
Kudapan burger rendang masih belum banyak diketahui orang sehingga makanan ini
masih sangat baru dan fresh. Perpaduan makanan modern ala Eropa dengan makanan
tradisional khas Indonesia tersebut memang merupakan gebrakan baru.
Burger rendang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan
dimana masih jarang ditemui pelaku usaha burger yang ada di Indonesia. Banyaknya
masyarakat yang penasaran untuk mencoba olahan burger membuat potensi usaha
burger rendang begitu bagus. Hadirnya burger rendang kini disambut sangat baik
dengan prospek usaha yang cukup laris dan diserbu pasar.
Pada makalah kali ini, kami akan membahas mengenai perencanaan bisnis
lintas budaya dimana produk bisnis budaya asing dipadukan dengan budaya Indonesia
yang menjadikan bisnis tersebut menjadi suatu hal yang unik dan digemari
masyarakat, yaitu burger rendang. Tentu saja bisnis yang mulai mencuat ini memiliki
pesan-pesan bisnis yang akan kami bahas pula pada makalah ini.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana komunikasi bisnis lintas budaya yang dilakukan oleh McDonald’s kepada
Indonesia dalam rangka ekspansi bisnis burger?
2. Bagaimana strategi pengkomunikasian pesan bisnis produk tersebut kepada audiens?
3. Bagaimana respon masyarakat mengenai komunikasi bisnis lintas budaya dan
apakah pesan bisnis yang disampaikan oleh McDonald’s tersampaikan dengan
baik?
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Komunikasi Lintas Budaya
A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas
budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi
juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah
suatu negara.
B. Definisi Budaya
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam
masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah
banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan
atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
Menurut Mitchel
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individuindividu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Budaya suatu
masyarakat disampaikan dari generasi ke generasi dan aspek-aspek seperti
bahasa, kepercayaan/keyakinan, adat, dan hukum, akan saling berkaitan dan
membentuk pandangan masyarakat akan otoritas, moral, dan etika. Pada
akhirnya budaya akan bermanifestasi ke dalam bagaimana seseorang
menjalankan bisnis, menegosiasikan kontrak atau menangani hubungan bisnis
potensial.
Menurut Murphy dan Hildebrandt
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan
nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok
tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
C. Komponen Budaya
1. Budaya Material
Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu
teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan
untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat
berguna bagi masyarakat pada umumnya. Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan
sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran, dan penghasilan yang
diperoleh dari kegiatan kreasi.
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial (social institution) dan pendidikan adalah suatu lembaga
yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis
dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi
berikutnya.
3. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan atau keyakinan (belief system) yang dianut oleh suatu
masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat
tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat juga akan
mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka, bagaimana mereka memandang
hidup dan kehidupan ini, jenis produk yang mereka konsumsi dan cara
bagaimana mereka membeli suatu produk.
4. Estetika
Estetika (aesthetics) berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama
dan tari-tarian. Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam
berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang
disampaikan mencapai sasaran secara efektif. Contoh sederhana, di kalangan
masyarakat Barat ada yang beranggapan angka 13 adalah angka yang akan
membawa kesialan sehingga angka 13 sering dilewati dan dijadikan 14A.
5. Bahasa
Bahasa (language) adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam
mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.
Bahasa adalah suatu komponen budaya yang paling sulit dipahami. Untuk
dapat memahami bahasa asing secara baik dan benar diperukan ketekunan,
kesabaran, dan latihan yang cukup.
D. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan
budaya, yaitu:
1. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi satu kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi. Contohnya, sebuah
kalimat sebaiknya terdiri dari subjek, predikat, objek. Dimensi waktu yang
diukur dengan satuan tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, dan detik juga
termasuk bagian dari budaya tingkat formal.
2. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai
(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu
dilakukan. Contoh, mengapa seseorang bersedia dipanggil dengan nama
julukan bukan nama aslinya, hal tersebut dilakukan karena dia tahu temantemannya biasa memanggil dengan nama julukan.
3. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang
terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus
dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pembelajaran secara teknis
memiliki ketergantungan sangat tinggi pada orang yang mampu memberikan
alasan-alasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu.
E. Mengenal Perbedaan Budaya
Nilai-Nilai Sosial
Peran dan Status
Pengambilan Keputusan
Konsep Waktu
Konsep Jarak Komunikasi
Konteks Budaya
Bahasa Tubuh
Perilaku Sosial
Perilaku Etis
Perbedaan Budaya Perusahaan
F. Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai
pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu
ketidaksetujuan pun bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat
cenderung relatif impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan
mereka dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur
kepercayaan penting di antara mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan
Jepang lebih suka pada suasana hubungan sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi,
Anda sebaiknya bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan personal
(pribadi) di Cina. Anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai
dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai suasana
yang formal dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak
lain.Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik
pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika
mempelajari budaya partner Anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih mudah
dalam memahami pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan sikap luwes,
hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi
proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat menemukan
solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
2.2
Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan bisnis. Proses
itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran; pengorganisasian ide;
membuat draf, merangkai kata / kalimat / paragraph; dan merevisi.
Perencanaan pesan-pesan bisnis terdiri dari:
1) Perencanaan Pesan
Dalam tahap ini, ditentukan hal – hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan
dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi :
Penentuan tujuan
Analisis audiens
Penentuan ide pokok
Pemilihan saluran dan media
2) Penyusunan Pesan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gaasan dituangkan ke dalam pesan
tertulis. Tahap itu meliputi dua kegiatan, yaitu :
Mengorganisasikan pesan:
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan kata kalimat, dan
paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang
sederhana, mudah dimengerti, dan dilaksanakan.
Memformulasikan pesan
3) Revisi
Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang
diungkapkan sudah memadai. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah :
Menyunting pesan
Menulis ulang
Memproduksi pesan
Mencetak pesan
Alasan Tujuan Harus Jelas
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis, waktu
tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan kemampuan,
ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.
Penentuan Tujuan Pesan Bisnis
1. Memberi informasi (informing)
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang
berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain.
2. Membujuk atau persuasi (persuading)
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain
agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering
dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan
orang lain dalam bisnis.
3. Melakulakan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Malalui jalinan komunikasi
bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama bisnis, baik
dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
Tujuan harus jelas
Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses
pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
1. keputusan untuk meneruskan pesan
2. keputusan untuk menanggapi audiens
3. keputusan untuk memusatkan isi pesan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Komunkasi Lintas Budaya yang Dilakukan oleh Mcdonald’s Kepada Indonesia
dalam Ekspansi Bisnis Burgernya
McDonald’s merupakan bisnis waralaba dari Amerika Serikat yang telah
sukses mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Tidak hanya sampai di situ,
McDonald’s terus mengembangkan usahanya yaitu dengan salah satu terobosan
usahanya yakni burger rendang. Burger tersebut disesuaikan dengan budaya kita
dan disesuaikan dengan cita rasa makanan khas Indonsia yang digemari oleh
masyarakat kita.
Burger rendang dengan burger biasa memang hampir sama. Namun, tetap saja
burger biasa dan burger rendang memiliki perbedaan. Sama halnya dengan budaya
asing berbeda dengan budaya Indonesia, cita rasa dan ragam makanan yang
disukai pun berbeda. Burger biasa memiliki rasa daging yang gurih, sedangkan
burger rendang memiliki rasa yang unik dan pedas.
Burger rendang merupakan produk baru diluncurkan dalam rangka merayakan
Hari Kemerdekaan RI yang ke-72. Setiap tahunnya, gerai makanan siap saji ini selalu
menyajikan menu seasonal khas Nusantara yang menjadi daya tarik bagi masyarakat
Indonesia. Sama seperti tahun lalu ketika McDonald's menghadirkan Burger Sate dan
Teh Soda Markisa. Tahun ini, McDonald's mengusung 'Ini Rasa Kita' sebagai tema
besarnya dalam launching Burger Rendang untuk makanannya, dan sebagai pelepas
dahaga, McDonald's menghadirkan Soda Belimbing.
Menu yang ditawarkan pun bervariasi. Ada tiga varian Burger Rendang yang
ditawarkan antara lain Burger Rendang, Burger Rendang Dobel, dan Burger
Rendang Spesial. Seluruhnya disediakan dengan irisan daging sapi, lengkap dengan
saus dan irisan bawang bombay. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah daging
dan irisan telur. Secara keseluruhan, Burger Rendang ini memiliki rasa nikmat dan
cukup mirip dengan aslinya. Pada akhir gigitan, kita akan merasakan sensasi pedas
dan gurih dari rempah yang tertinggal pada lidah.
McDonald’s tidak semata-mata membuat inovasi secara asal. Tentu saja
McDonald’s mengamati makanan yang digemari masyarakat Indonesia yang cocok
dikombinasikan dengan burgernya. Ya, bagi McDonald’s memahami kebudayaan
masyarakat Indonesia baik tingkah lakunya dan tingkat konsumsinya sangatlah
penting untuk keberlangsungan produk barunya ini.
Burger rendang merupakan salah satu inovasi yang ditawarkan oleh
McDonald’s dengan melihat kebiasaan orang Indonesia yang identik dengan
masakan pedas. McDonald’s melihat hal itu sebagai peluang dalam rangka
ekspansi bisnis kepada masyarakat dengan memahami kebiasaan masyarakat
Indonesia.
Burger rendang dari McDonald’s pun menyesuaikan komponen-komponen
budaya yang ada di Indonesia. Budaya material Indonesia saat ini sudah
menggunakan teknologi canggih dalam pembuatan burgernya. Dengan adanya
burger rendang ini ekonomi Indonesia bisa terdongkrak karena banyak masyarakat
yang membelinya. Dalam organisasi sosial, peran masyarakat Indonesia yaitu
sebagai penjual dan pembeli atau produsen dengan konsumen, keduanya saling
berhubungan dan saling berkaitan dalam melakukan kegiatan jual beli. Nilai estetika
yang dimiliki burger rendang pun juga ada, burger rendang merupakan seni dan
inovasi dari pemikiran manusia. McDonald’s bisa mengkombinasikan burger dengan
makanan turun-temurun dengan cita rasa yang sangat lezatnya.
McDonald’s memiliki tingkatan budaya formal karena memiliki peraturan
mengenai jam kerja karyawan, waktu restoran tersebut buka hingga tutup, harga
makanan dan minuman yang telah ditentukan, serta gaji karyawannya. Selain itu,
McDonald’s memiliki izin pendirian serta perusahaan tersebut membayar pajak yang
membuat perusahaan tersebut resmi berdiri. Namun, kegiatan jual belinya dilakukan
secara informal dan santai.
Komunikasi lintas budaya yang dilakukan McDonald’s sudah sangat baik
dalam mempromosikan dan mengiklankan produknya sehingga bisnis yang
dijalankan sudah cukup berhasil dan diterima masyarakat. Dengan kata lain,
McDonald’s sudah melakukan negosiasi lintas budaya ketika mengkombinasikan
burger dengan rendang. Burger rendang termasuk budaya permukaan atau surface
culture.
3.2. Strategi Pengkomunikasian Pesan Bisnis Burger Rendang Kepada Audiens
Dalam menyampaikan pesan bisnis produk burger rendang, tentu saja melalui
proses seperti perencanaan, pengorganisasian, dan revisi. Pesan yang ingin
disampaikan apa saja direncanakan terlebih dahulu dan dibuat list, misalnya akan
mencantumkan nama produk, gambar, keterangan rasa, spesifikasi makanan, serta
harga makanan. Setelah itu diorganisir dengan dibuat draft iklan, kata-kata yang
menarik dan mudah dipahami, serta dibuat desain. Draft tersebut jika disetujui maka
sudah bisa dipublikasi, jika belum maka dilakukan revisi dan pembenahan.
Tujuan pesan bisnis yang dilakukan oleh McDonald’s yaitu untuk memberi
informasi dan melakukan persuasi. McDonald’s mempromosikan produknya melalui
beberapa media supaya calon konsumen bisa mengetahui informasi mengenai produk
yang diiklankan. Selain itu, pesan bisnis yang disampaikan juga bisa menarik calon
konsumen untuk membeli produk tersebut karena menu tersebut menarik dan berbeda
dari burger pada umumnya.
Audiens dari pesan bisnis tersebut yaitu masyarakat Indonesia. Sasaran
pemasaran produk burger rendang juga dibuat khusus dan spesial untuk masyarakat
Indonesia. Hal tersebut karena burger rendang hanya dijual di wilayah Indonesia, di
negara lain tidak memproduksi burger rendang. Alasannya yaitu karena rendang
merupakan makanan khas Indonesia dan burger rendang dibuat khusus dalam rangkat
HUT Kemerdekaan Indonesia.
Dalam pengkomunikasian bisnisnya di Indonesia, Mc Donald’s menggunakan
saluran lisan (oral) dan tertulis. Komunikasi lisan yang dilakukan di antaranya
dengan memberikan promosi produk kepada pelanggan secara langsung, ketika
pelanggan datang ke gerai Mc Donald’s. Pengkomunikasian secara lisan juga
dilakukan dengan alat bantu audiovisual seperti video clip, yang nantinya dipublikasi
di media sosial yang ada saat ini seperti di Instagram dan juga TV. Dalam bentuk
tertulis, terdapat pada menu atau poster atau flyer di gerai McDonald’s. Menu tersebut
mencantumkan nama produk dan harga sehingga pelanggan bisa mengetahuinya.
Pesan-pesan bisnis tersebut pun bisa tersampaikan kepada audiens.
3.3. Respon Masyarakat Mengenai Komunikasi Bisnis Lintas budaya dan Pesan
Bisnis yang Tersampaikan dengan baik
Komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh McDonald’s mengenai burger
rendang sudah cukup baik dan diterima masyarakat Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan produk tersebut merupakan produk yang unik dan sesuai dengan selera
masyarakat Indonesia. Selain itu, dalam pengkomunikasian produk tersebut juga tidak
melecehkan atau mencemarkan makanan rendang itu sendiri. Dalam
pengkomunikasiannya tidak melanggar nilai maupun norma yang ada di Indonesia.
Produk tersebut malah dianggap menarik dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pesan bisnis yang disampaikan sukses apabila audiens tertarik dengan produk
tersebut dan paham mengenai produk tersebut. Akan menambah nilai ‘plus’ bagi
McDonald’s apabila produk tersebut banyak diminati masyarakat dan detail mengenai
produk tersebut sudah diketahui konsumen sebelum membelinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. pengertian lintas budaya
dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya
yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara dengan
bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan ketrampilan komunikasi bisnis
lintas budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan dunia
bisnis yang semakin mengglobal. Sepertti contohnya bisnis lintas budaya yang telah
dilakukan oleh McDonald’s di Indonesia, dalam bisnisnya di Indonesia McDonald’s
menyesuaikan produknya dengan budaya masyarakat Indonesia. Misalnya saja produk
Burger Rendang, seperti yang kita tahu bahwa Burger ialah produk yang berasal dari
buaya luar negri, sedangakn rendang adalah makanan asli Indonesia. Tentu saja
dengan kolaborasi yang bagus ini produk Burger Rendang dari McDonald’s dapat
dengan mudah diterima masyarakat Indonesia.
Dalam makalah ini komunikasi bisnis lintas budaya dikaitkan dengan
perencanaan pesan-pesan bisnis, dengan topik yang kami ambil adalah “Perencanaan
Pesan-Pesan Bisnis Lintas Budaya”. Perencaaan pesan-pesan bisnis ini sendiri
merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu organisasi secara
menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi.
Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian
tujuan komunikasi bisnis lintas budaya ini. Misalnya saja perencaan pesan-pesan
bisnis yang telah dilakukan oleh Mc Donalds, yang menggunakan saluran lisan (oral)
dan tertulis, seperti memberikan promosi produk kepada pelanggan secara langsung,
ketika pelanggan datang ke gerai Mc Donald’s. Dan juga dilakukan dengan alat bantu
audiovisual seperti video clip, yang nantinya dipublikasi di media sosial yang ada saat
ini seperti di Instagram dan juga TV.
4.2. SARAN
Dalam hal komunikasi bisnis lintas budaya, seseorang dapat mempelajari
budaya tertentu dengan cara membaca buku-buku dan artikel, berbicara dengan orang
yang menjadi bagian dari suatu budaya, mengunjungi suatu negara, belajar bahasanya,
belajar sejarah suatu negara, agama, politik, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat suatu negara. McDonald’s misalnya, usaha mereka telah
berdomisili cukup lama Indonesia maka tidak menutup kemungkinan mereka telah
mengetahui banyak sekali budaya yang ada di Indonesia misalnya saja budaya dalam
bidang makananya yakni rendang. Berawal dari pengetahuannya inilah McDonald’s
mengkolabirasikan produk nya dengan Rendang dari Indonesia.
Sedangkan dalam merencanakan pesan-pesan bisnis, perlu juga dilakukan
pemilihan saluran komunikasi yang akan digunakan, komunikasi lisan maupun
komunikasi tertulis. Dalam memilih media komunikasi, apakah menggunakan surat,
surat elektronik, telepon, telepon genggam, telekonferensi, video, atau media lain
perlu diperhatikan formalitas, kerahasian, umpan balik/feedback, kompleksitas, waktu
dan biaya. Sebagai penerapannya misalnya saja McDonald’s, ia memyampaikan
pesan bisnis nya melalui media televisi, dengan mengetahui kebiasaan masyarakat
Indonesia yang gemar menonton tv Mc Donalad beranggapan bahwa pesan bisnisnya
ini akan mendapatkan feedback yang bagus dari masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
:
Pirwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga, 2011.
Internet
:
http://id.wikipeda.org/Komunikasi_bisnis
https://nindy21.wordpress.com/2015/05/05/perancanaan-pesan-bisnis
LAMPIRAN
“STRATEGI MC DONALD’S DALAM MEMASARKAN BURGER DI INDONESIA”
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
Firial Dhia Salsabila
Sela Oktaviyati
Azka Mufida
Aulia Ekasiwi Zulaikha
Ika Wulandari
(142160033)
(142160045)
(142160046)
(142160061)
(142160069)
Kelas EA-F
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Burger merupakan salah satu makanan cepat saji ala barat yang dibuat dari roti
dengan isian daging serta sayuran segar. Burger sudah menjadi salah satu kudapan
yang disukai mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan telah menjamur di
Indonesia. Olahan burger yang hadir sejak lama di tengah masyarakat Indonesia
hingga kini masih saja mendapat tempat di hati masyarakat.
Sekarang ini burger mulai diadaptasi dengan makanan khas dalam negeri.
Inovasi burger yang dibuat oleh restoran cepar saji McDonald’s dengan perpaduan
bumbu rendang ala Indonesia tengah mencuat di masyarakat. Burger tersebut dinamai
“burger rendang”. Rendang merupakan salah satu masakan Indonesia yang dibuat dari
bahan daging yang dimasak lama dengan kuah yang menggunakan bumbu dan
rempah-rempah khas Indonesia dengan cita rasa lezatnya yang khas. Burger rendang
merupakan salah satu inovasi burger yang masih sangat baru di dunia kuliner.
Kudapan burger rendang masih belum banyak diketahui orang sehingga makanan ini
masih sangat baru dan fresh. Perpaduan makanan modern ala Eropa dengan makanan
tradisional khas Indonesia tersebut memang merupakan gebrakan baru.
Burger rendang menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan
dimana masih jarang ditemui pelaku usaha burger yang ada di Indonesia. Banyaknya
masyarakat yang penasaran untuk mencoba olahan burger membuat potensi usaha
burger rendang begitu bagus. Hadirnya burger rendang kini disambut sangat baik
dengan prospek usaha yang cukup laris dan diserbu pasar.
Pada makalah kali ini, kami akan membahas mengenai perencanaan bisnis
lintas budaya dimana produk bisnis budaya asing dipadukan dengan budaya Indonesia
yang menjadikan bisnis tersebut menjadi suatu hal yang unik dan digemari
masyarakat, yaitu burger rendang. Tentu saja bisnis yang mulai mencuat ini memiliki
pesan-pesan bisnis yang akan kami bahas pula pada makalah ini.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana komunikasi bisnis lintas budaya yang dilakukan oleh McDonald’s kepada
Indonesia dalam rangka ekspansi bisnis burger?
2. Bagaimana strategi pengkomunikasian pesan bisnis produk tersebut kepada audiens?
3. Bagaimana respon masyarakat mengenai komunikasi bisnis lintas budaya dan
apakah pesan bisnis yang disampaikan oleh McDonald’s tersampaikan dengan
baik?
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Komunikasi Lintas Budaya
A. Pengertian Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas
budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi
juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah
suatu negara.
B. Definisi Budaya
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam
masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah
banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan
atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
Menurut Mitchel
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individuindividu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Budaya suatu
masyarakat disampaikan dari generasi ke generasi dan aspek-aspek seperti
bahasa, kepercayaan/keyakinan, adat, dan hukum, akan saling berkaitan dan
membentuk pandangan masyarakat akan otoritas, moral, dan etika. Pada
akhirnya budaya akan bermanifestasi ke dalam bagaimana seseorang
menjalankan bisnis, menegosiasikan kontrak atau menangani hubungan bisnis
potensial.
Menurut Murphy dan Hildebrandt
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan
nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok
tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
C. Komponen Budaya
1. Budaya Material
Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu
teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan
untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat
berguna bagi masyarakat pada umumnya. Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan
sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Termasuk di dalamnya adalah segala bentuk kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa, distribusi, konsumsi, cara pertukaran, dan penghasilan yang
diperoleh dari kegiatan kreasi.
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial (social institution) dan pendidikan adalah suatu lembaga
yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang
lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis
dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi
berikutnya.
3. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan atau keyakinan (belief system) yang dianut oleh suatu
masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat
tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat juga akan
mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka, bagaimana mereka memandang
hidup dan kehidupan ini, jenis produk yang mereka konsumsi dan cara
bagaimana mereka membeli suatu produk.
4. Estetika
Estetika (aesthetics) berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama
dan tari-tarian. Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam
berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang
disampaikan mencapai sasaran secara efektif. Contoh sederhana, di kalangan
masyarakat Barat ada yang beranggapan angka 13 adalah angka yang akan
membawa kesialan sehingga angka 13 sering dilewati dan dijadikan 14A.
5. Bahasa
Bahasa (language) adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam
mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.
Bahasa adalah suatu komponen budaya yang paling sulit dipahami. Untuk
dapat memahami bahasa asing secara baik dan benar diperukan ketekunan,
kesabaran, dan latihan yang cukup.
D. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan
budaya, yaitu:
1. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi satu kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi. Contohnya, sebuah
kalimat sebaiknya terdiri dari subjek, predikat, objek. Dimensi waktu yang
diukur dengan satuan tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, dan detik juga
termasuk bagian dari budaya tingkat formal.
2. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai
(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu
dilakukan. Contoh, mengapa seseorang bersedia dipanggil dengan nama
julukan bukan nama aslinya, hal tersebut dilakukan karena dia tahu temantemannya biasa memanggil dengan nama julukan.
3. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang
terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus
dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pembelajaran secara teknis
memiliki ketergantungan sangat tinggi pada orang yang mampu memberikan
alasan-alasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu.
E. Mengenal Perbedaan Budaya
Nilai-Nilai Sosial
Peran dan Status
Pengambilan Keputusan
Konsep Waktu
Konsep Jarak Komunikasi
Konteks Budaya
Bahasa Tubuh
Perilaku Sosial
Perilaku Etis
Perbedaan Budaya Perusahaan
F. Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai
pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu
ketidaksetujuan pun bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat
cenderung relatif impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan
mereka dalam sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur
kepercayaan penting di antara mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan
Jepang lebih suka pada suasana hubungan sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi,
Anda sebaiknya bersikap bersabar dan menguasai bagaimana hubungan personal
(pribadi) di Cina. Anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai
dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai suasana
yang formal dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak
lain.Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik
pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika
mempelajari budaya partner Anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih mudah
dalam memahami pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan sikap luwes,
hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi
proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya dapat menemukan
solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
2.2
Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan bisnis. Proses
itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran; pengorganisasian ide;
membuat draf, merangkai kata / kalimat / paragraph; dan merevisi.
Perencanaan pesan-pesan bisnis terdiri dari:
1) Perencanaan Pesan
Dalam tahap ini, ditentukan hal – hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan
dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi :
Penentuan tujuan
Analisis audiens
Penentuan ide pokok
Pemilihan saluran dan media
2) Penyusunan Pesan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gaasan dituangkan ke dalam pesan
tertulis. Tahap itu meliputi dua kegiatan, yaitu :
Mengorganisasikan pesan:
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan kata kalimat, dan
paragraf perlu diperhatikan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang
sederhana, mudah dimengerti, dan dilaksanakan.
Memformulasikan pesan
3) Revisi
Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang
diungkapkan sudah memadai. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah :
Menyunting pesan
Menulis ulang
Memproduksi pesan
Mencetak pesan
Alasan Tujuan Harus Jelas
Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis, waktu
tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan kemampuan,
ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.
Penentuan Tujuan Pesan Bisnis
1. Memberi informasi (informing)
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang
berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain.
2. Membujuk atau persuasi (persuading)
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain
agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering
dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan
orang lain dalam bisnis.
3. Melakulakan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Malalui jalinan komunikasi
bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama bisnis, baik
dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
Tujuan harus jelas
Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses
pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
1. keputusan untuk meneruskan pesan
2. keputusan untuk menanggapi audiens
3. keputusan untuk memusatkan isi pesan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Komunkasi Lintas Budaya yang Dilakukan oleh Mcdonald’s Kepada Indonesia
dalam Ekspansi Bisnis Burgernya
McDonald’s merupakan bisnis waralaba dari Amerika Serikat yang telah
sukses mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Tidak hanya sampai di situ,
McDonald’s terus mengembangkan usahanya yaitu dengan salah satu terobosan
usahanya yakni burger rendang. Burger tersebut disesuaikan dengan budaya kita
dan disesuaikan dengan cita rasa makanan khas Indonsia yang digemari oleh
masyarakat kita.
Burger rendang dengan burger biasa memang hampir sama. Namun, tetap saja
burger biasa dan burger rendang memiliki perbedaan. Sama halnya dengan budaya
asing berbeda dengan budaya Indonesia, cita rasa dan ragam makanan yang
disukai pun berbeda. Burger biasa memiliki rasa daging yang gurih, sedangkan
burger rendang memiliki rasa yang unik dan pedas.
Burger rendang merupakan produk baru diluncurkan dalam rangka merayakan
Hari Kemerdekaan RI yang ke-72. Setiap tahunnya, gerai makanan siap saji ini selalu
menyajikan menu seasonal khas Nusantara yang menjadi daya tarik bagi masyarakat
Indonesia. Sama seperti tahun lalu ketika McDonald's menghadirkan Burger Sate dan
Teh Soda Markisa. Tahun ini, McDonald's mengusung 'Ini Rasa Kita' sebagai tema
besarnya dalam launching Burger Rendang untuk makanannya, dan sebagai pelepas
dahaga, McDonald's menghadirkan Soda Belimbing.
Menu yang ditawarkan pun bervariasi. Ada tiga varian Burger Rendang yang
ditawarkan antara lain Burger Rendang, Burger Rendang Dobel, dan Burger
Rendang Spesial. Seluruhnya disediakan dengan irisan daging sapi, lengkap dengan
saus dan irisan bawang bombay. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah daging
dan irisan telur. Secara keseluruhan, Burger Rendang ini memiliki rasa nikmat dan
cukup mirip dengan aslinya. Pada akhir gigitan, kita akan merasakan sensasi pedas
dan gurih dari rempah yang tertinggal pada lidah.
McDonald’s tidak semata-mata membuat inovasi secara asal. Tentu saja
McDonald’s mengamati makanan yang digemari masyarakat Indonesia yang cocok
dikombinasikan dengan burgernya. Ya, bagi McDonald’s memahami kebudayaan
masyarakat Indonesia baik tingkah lakunya dan tingkat konsumsinya sangatlah
penting untuk keberlangsungan produk barunya ini.
Burger rendang merupakan salah satu inovasi yang ditawarkan oleh
McDonald’s dengan melihat kebiasaan orang Indonesia yang identik dengan
masakan pedas. McDonald’s melihat hal itu sebagai peluang dalam rangka
ekspansi bisnis kepada masyarakat dengan memahami kebiasaan masyarakat
Indonesia.
Burger rendang dari McDonald’s pun menyesuaikan komponen-komponen
budaya yang ada di Indonesia. Budaya material Indonesia saat ini sudah
menggunakan teknologi canggih dalam pembuatan burgernya. Dengan adanya
burger rendang ini ekonomi Indonesia bisa terdongkrak karena banyak masyarakat
yang membelinya. Dalam organisasi sosial, peran masyarakat Indonesia yaitu
sebagai penjual dan pembeli atau produsen dengan konsumen, keduanya saling
berhubungan dan saling berkaitan dalam melakukan kegiatan jual beli. Nilai estetika
yang dimiliki burger rendang pun juga ada, burger rendang merupakan seni dan
inovasi dari pemikiran manusia. McDonald’s bisa mengkombinasikan burger dengan
makanan turun-temurun dengan cita rasa yang sangat lezatnya.
McDonald’s memiliki tingkatan budaya formal karena memiliki peraturan
mengenai jam kerja karyawan, waktu restoran tersebut buka hingga tutup, harga
makanan dan minuman yang telah ditentukan, serta gaji karyawannya. Selain itu,
McDonald’s memiliki izin pendirian serta perusahaan tersebut membayar pajak yang
membuat perusahaan tersebut resmi berdiri. Namun, kegiatan jual belinya dilakukan
secara informal dan santai.
Komunikasi lintas budaya yang dilakukan McDonald’s sudah sangat baik
dalam mempromosikan dan mengiklankan produknya sehingga bisnis yang
dijalankan sudah cukup berhasil dan diterima masyarakat. Dengan kata lain,
McDonald’s sudah melakukan negosiasi lintas budaya ketika mengkombinasikan
burger dengan rendang. Burger rendang termasuk budaya permukaan atau surface
culture.
3.2. Strategi Pengkomunikasian Pesan Bisnis Burger Rendang Kepada Audiens
Dalam menyampaikan pesan bisnis produk burger rendang, tentu saja melalui
proses seperti perencanaan, pengorganisasian, dan revisi. Pesan yang ingin
disampaikan apa saja direncanakan terlebih dahulu dan dibuat list, misalnya akan
mencantumkan nama produk, gambar, keterangan rasa, spesifikasi makanan, serta
harga makanan. Setelah itu diorganisir dengan dibuat draft iklan, kata-kata yang
menarik dan mudah dipahami, serta dibuat desain. Draft tersebut jika disetujui maka
sudah bisa dipublikasi, jika belum maka dilakukan revisi dan pembenahan.
Tujuan pesan bisnis yang dilakukan oleh McDonald’s yaitu untuk memberi
informasi dan melakukan persuasi. McDonald’s mempromosikan produknya melalui
beberapa media supaya calon konsumen bisa mengetahui informasi mengenai produk
yang diiklankan. Selain itu, pesan bisnis yang disampaikan juga bisa menarik calon
konsumen untuk membeli produk tersebut karena menu tersebut menarik dan berbeda
dari burger pada umumnya.
Audiens dari pesan bisnis tersebut yaitu masyarakat Indonesia. Sasaran
pemasaran produk burger rendang juga dibuat khusus dan spesial untuk masyarakat
Indonesia. Hal tersebut karena burger rendang hanya dijual di wilayah Indonesia, di
negara lain tidak memproduksi burger rendang. Alasannya yaitu karena rendang
merupakan makanan khas Indonesia dan burger rendang dibuat khusus dalam rangkat
HUT Kemerdekaan Indonesia.
Dalam pengkomunikasian bisnisnya di Indonesia, Mc Donald’s menggunakan
saluran lisan (oral) dan tertulis. Komunikasi lisan yang dilakukan di antaranya
dengan memberikan promosi produk kepada pelanggan secara langsung, ketika
pelanggan datang ke gerai Mc Donald’s. Pengkomunikasian secara lisan juga
dilakukan dengan alat bantu audiovisual seperti video clip, yang nantinya dipublikasi
di media sosial yang ada saat ini seperti di Instagram dan juga TV. Dalam bentuk
tertulis, terdapat pada menu atau poster atau flyer di gerai McDonald’s. Menu tersebut
mencantumkan nama produk dan harga sehingga pelanggan bisa mengetahuinya.
Pesan-pesan bisnis tersebut pun bisa tersampaikan kepada audiens.
3.3. Respon Masyarakat Mengenai Komunikasi Bisnis Lintas budaya dan Pesan
Bisnis yang Tersampaikan dengan baik
Komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh McDonald’s mengenai burger
rendang sudah cukup baik dan diterima masyarakat Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan produk tersebut merupakan produk yang unik dan sesuai dengan selera
masyarakat Indonesia. Selain itu, dalam pengkomunikasian produk tersebut juga tidak
melecehkan atau mencemarkan makanan rendang itu sendiri. Dalam
pengkomunikasiannya tidak melanggar nilai maupun norma yang ada di Indonesia.
Produk tersebut malah dianggap menarik dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pesan bisnis yang disampaikan sukses apabila audiens tertarik dengan produk
tersebut dan paham mengenai produk tersebut. Akan menambah nilai ‘plus’ bagi
McDonald’s apabila produk tersebut banyak diminati masyarakat dan detail mengenai
produk tersebut sudah diketahui konsumen sebelum membelinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. pengertian lintas budaya
dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya
yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara dengan
bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan ketrampilan komunikasi bisnis
lintas budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan dunia
bisnis yang semakin mengglobal. Sepertti contohnya bisnis lintas budaya yang telah
dilakukan oleh McDonald’s di Indonesia, dalam bisnisnya di Indonesia McDonald’s
menyesuaikan produknya dengan budaya masyarakat Indonesia. Misalnya saja produk
Burger Rendang, seperti yang kita tahu bahwa Burger ialah produk yang berasal dari
buaya luar negri, sedangakn rendang adalah makanan asli Indonesia. Tentu saja
dengan kolaborasi yang bagus ini produk Burger Rendang dari McDonald’s dapat
dengan mudah diterima masyarakat Indonesia.
Dalam makalah ini komunikasi bisnis lintas budaya dikaitkan dengan
perencanaan pesan-pesan bisnis, dengan topik yang kami ambil adalah “Perencanaan
Pesan-Pesan Bisnis Lintas Budaya”. Perencaaan pesan-pesan bisnis ini sendiri
merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu organisasi secara
menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi.
Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian
tujuan komunikasi bisnis lintas budaya ini. Misalnya saja perencaan pesan-pesan
bisnis yang telah dilakukan oleh Mc Donalds, yang menggunakan saluran lisan (oral)
dan tertulis, seperti memberikan promosi produk kepada pelanggan secara langsung,
ketika pelanggan datang ke gerai Mc Donald’s. Dan juga dilakukan dengan alat bantu
audiovisual seperti video clip, yang nantinya dipublikasi di media sosial yang ada saat
ini seperti di Instagram dan juga TV.
4.2. SARAN
Dalam hal komunikasi bisnis lintas budaya, seseorang dapat mempelajari
budaya tertentu dengan cara membaca buku-buku dan artikel, berbicara dengan orang
yang menjadi bagian dari suatu budaya, mengunjungi suatu negara, belajar bahasanya,
belajar sejarah suatu negara, agama, politik, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat suatu negara. McDonald’s misalnya, usaha mereka telah
berdomisili cukup lama Indonesia maka tidak menutup kemungkinan mereka telah
mengetahui banyak sekali budaya yang ada di Indonesia misalnya saja budaya dalam
bidang makananya yakni rendang. Berawal dari pengetahuannya inilah McDonald’s
mengkolabirasikan produk nya dengan Rendang dari Indonesia.
Sedangkan dalam merencanakan pesan-pesan bisnis, perlu juga dilakukan
pemilihan saluran komunikasi yang akan digunakan, komunikasi lisan maupun
komunikasi tertulis. Dalam memilih media komunikasi, apakah menggunakan surat,
surat elektronik, telepon, telepon genggam, telekonferensi, video, atau media lain
perlu diperhatikan formalitas, kerahasian, umpan balik/feedback, kompleksitas, waktu
dan biaya. Sebagai penerapannya misalnya saja McDonald’s, ia memyampaikan
pesan bisnis nya melalui media televisi, dengan mengetahui kebiasaan masyarakat
Indonesia yang gemar menonton tv Mc Donalad beranggapan bahwa pesan bisnisnya
ini akan mendapatkan feedback yang bagus dari masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
:
Pirwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga, 2011.
Internet
:
http://id.wikipeda.org/Komunikasi_bisnis
https://nindy21.wordpress.com/2015/05/05/perancanaan-pesan-bisnis
LAMPIRAN