Asuhan keperawatan pada klien gastritis

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ..i
BAB 1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
1.1.Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.Tujuan penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..3
1.2.1 Tujuan umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2.2 Tujuan khusus. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

BAB 2. Tinjauan Teoritis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.1. Konsep medis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..4
2.1.1. Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
2.1.2. Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……........4
2.1.3. Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.1.4. Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
2.1.5. Manifestasi Klinis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..7
2.1.6. Komplikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...7
2.1.7. Penatalaksanaan Medis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 8
2.1.8. Pencegahan………………………………………………………9
ii


2.2. Konsep keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …...10
2.2.1. Pengkajian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……....11
2.2.2. Diagnosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……......12
2.2.3. Intervensi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……….13
BAB 3. Tinjauan Kasus……………………………………………………………...22
3.3.1. Pengkajian Keperawatan………………………………………………..23
3.3.2. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………47
3.3.3. Intervensi Keperawatan ………………………………………………..48
3.3.4. Implementasi Keperawatan…………………………………………….51
3.3.5. Evaluasi Keperawatan …………………………………………………53
BAB 4. Pembahasan………………………………………………………………56
4. 1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………….....56
4.2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………...56
4.3. Intervensi Keperawatan………………………………………………..56
BAB 5 . Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .58
5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
5.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..iii

ii


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Gastritis merupakan peradangan local atau menyebar pada mukosa

lambung,yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain (La,Sarif .2012).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab

penyakit.Penyebab

lain

dari


gastritis

ini

mencakup

komsumsi

alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang
paling sering terjadi. Badan penelitian WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa
negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di
dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan
Perancis 29,5%. Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis di beberapa
daerah juga cukup tinggidengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk, menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, dan kejadian gastritisyang tertinggi terdapat di kota
Medan yaitu sebesar 91,6%.Di Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa jumlah kaum
Hispanik (Spanyol) yang menderita infeksi Helicobacter Pylori ( HP) jauh lebih

tinggi dari kulit putih. Di Singapura, jumlah ras China penderita infeksi H.Pylori tiga
kali le bih tinggi dibanding Melayu dan India.Dari hasil penelitian para pakar
didapatkan jumlah penderita sakit maag antara pria dan wanita, ternyata sakit maag
lebih banyak pada wanita, dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga
lanjut usia. Di Inggris sekitar 6-20% menderita maag pada usia 55 tahun dengan
prevalensi 22% insidens total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per
1000. Insidens meningkat berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000
pada kelompok umur 45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah

sekitar 10%. Sementara itu di Jepang, seperti dikutip Majalah Look Japan, setiap 4 –
5 orang di bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini walaupun tampak sehat.
Orang yang terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan sampai 50%.Di negara
berkembang yang tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada 80 %
penduduk setelah usia 30 tahun.Dari survey yang dilakukan pada masyarakat jakarta
pada tahun 2007 yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien
dengan masalah gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada
dimasyarakat

dan


tentunya

harus

menjadi

perhatian

kita

semua.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38265/5/Chapter%20I.pdf )
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan gastritis
meliputi Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum (mis,aluminium
hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka encer,bila
korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.Untuk
gastritis

kronis


yang

dapat

dilakukan

meliputi

memodifikasi

diet

pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori
dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam
bismuth (Sudarrt,Brunner.2001).
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit gastritis
meliputi pola makan yang teratur,olahraga yang teratur,hindari komsumsi obat-obatan
tertentu,hindari


komsumsi

alcohol,hindari

rekomendasi dokter (La,Sarif.2012)

merokok,hindari

stress,dan

ikuti

1.2.Tujuan Penulisan
1.2.1.Tujuan Umum
Mahasiswa/I mampu memahami konsep teoritis dalam melakukan Asuhan
Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis serta
melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada pasien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/I mampu melakukan Pengkajian Keperawatan pada Ny.P usia 73

tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
b. Mahasiswa/I mampu menentukan Diagnose Keperawatan pada Ny.P usia 73
tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
c. Mahasiswa/I mampu menyusun Intervensi Keperawatan

pada Ny.P usia 73

tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
d. Mahasiswa/I mampu melakukan Iimplementasi Keperawatan pada Ny.P usia 73
tahun dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis
e. Mahasiswa/I mampu melakukan Evaluasi Keperawatan pada Ny.P usia 73 tahun
dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. KONSEP TEORI
2.1.1. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada bagian
mukosa (Lin,Inaya.2004 dalam Saferi,Andra.2013)

Gastritis

merupakan

peradangan

pada

lapisan

lambung

(medikasto.2003 dalam Saferi,Andra.2013).Gastritis diartikan sebagai inflamasi
mukosa gaster akut atau kronis (Ovedort,2002 dalam Saferi,Andra.2013).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung (Suyono.2001 dalam Saferi,Andra.2013).
2.1.2.Etiologi
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)

penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol,aspirin,refluks
empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat,yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.Pembentukan
jaringan parut dapat terjadi,yang mengakibatkan obstruksi pylorus.Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronis biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori (Suddrath,Brunner.2001).

Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain ialah :
a.Inflamsi bakteri H.pylori
b.

Stress Akut

c.Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang
d.

Penyakit Kronis

(La,Sarif .2012)

2.1.3. Klasifikasi
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,diantaranya :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gaster,biasanya
disebabkan

oleh

bumbu

,rempah-rempah,

alcohol,

obat-obatan,

radiasi ,kemoterapi,dan mikroorganisme infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi bedah.Bila makanan
pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus,dapat mengakibatkan kolic dan
diare.Biasanya,pasien sembuh kira-kira sehari,meskipun nafsu makan mungkin
menueun selama 2 atu 3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastric mempengaruhi
produksi antibody.Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe
B lebih lazim,akan tetapi tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter
Pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).

2.1.4.Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar 10
inci.Bila lambung dalam keadaan kosong,maka ia akan melipat seperti sebuah
akordion.Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut
secara bertahap terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara
bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam
esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan membiarkan
makanan masuk melewati lambung.Setelah makanan masuk ke lambung,sphinter
menutup kembali.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.Ketika mkanan
berada di lambung,dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan
tersebut.pada saat yang sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding
lambung mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam
lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).
Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat korosif
sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifr korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung
lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri,obatobatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor
diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung.Ketika asam berdifusi ke
mukosa,dengan keadaan epitek sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi
penghancuran sel mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi
dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenai dinding
lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih karena dinding lambung mengalami
inflamasi (La,Sarif.2012)

Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan peningkatan
histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat
kemudian plasma mengalami kebocoran di intestinum maka terjadi odem dan
akhirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi (Hematoresis dan
melena).Ketika terjadi peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat,yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian terjadi
hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi perdarahan (La,Sarif.2012)
2.1.5.Manifestasi Klinis
a) Nyeri epigastrium hebat,dan nyeri ulu hati.
b) Perdarahan
c) Hematomesis
d) Melena
e) Anoreksia
f) Mual,muntah
g) Kembung
h) Rasa asam dimulut
2.1.6. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Kanker Lambung
(La,Sarif.2012)

2.1.7. Penatalaksanaan
1.

Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.Bila pasien mampu makan melalui
mulut,diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap,cairan perlu diberikan
secara parenteral.Bila perdarahan terjadi,maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila
gastritis

diakibatkan

oleh

mencerna

makanan

yang

sangat

asam

atau

alkali,pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.
a. Untuk

menetralisir

asam,digunakan

antasida

umum

(mis,aluminium

hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka
encer.
b. Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena bahaya
perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi,analgetik dan sedative,serta cairan
intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.Pembedahan darurat mungkin
diperlukan.Pembedahan

untuk

mengangkat

ganggren

atau

jaringan

perforasi.Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk
mengatasi obstruksi pylorus (Suddart,Brunner.2001)
2.

Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,meningkatkan

istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor instrinsik (Suddart,Brunner.2001)

2.1.8. Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran
untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko
terkena gastritis :
a.

Makan secara benar
Hindari

makanan

yang

dapat

mengiritasi

terutama

makanan

yang

pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi

kesehatan adalah bagaimana cara

memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
b.

Hindari Alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung
serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

c.

Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat meningkatkan asam lambung
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.

d.

Lakukan olahraga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.

e.

Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,menurunkan system
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.Stress juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari ,maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diit

yang bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga teratur dan relaksasi yang
cukup.
f.

Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid
(AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan
dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah.Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.

g.

Ikuti Rekomendasi Dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang asam
lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan perforasi dinding
lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari minuman
yang mengandung alcohol,merokok,hindari penggunaan obat-obatan kera
dalam jangka waktu yang panjang.melakukan olahraga teratur.
( La,Sarif.2012)

2.2. Konsep Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Selama pengimpulan riwayat perawat menanyakan tentang tanda dan
gejala pada pasien.Apakah pasien mengalami nyeri uluhati,tidak dapat
makan,mual atau muntah ? Apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja,sebelum
atau sesudah makan,setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi ,atau
setelah mencerna obat-obatan tertentu atau alcohol ? Apakah gejala berhubungan
dengan ansietas,stress,alergi makan atau minum terlalu banyak ,atau makan
terlalu cepat?Bagaimana hilang? Adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya
atau pembedahan lambung ? Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan
72 jam,akan membantu.Riwayat lengkap sangat penting dalam membantu
perawat untuk mengidentifikasi apakah kelebihan diet atau diet sembrono yang
diketahui,berhubungan dengan gejala saat ini ,apakah ada orang lain pada
lingkungan pasien memiliki gejala serupa,apakah pasien memuntahkan

darah,dan

apakah

elemen

penyebab

yang

diketahui

telah

tertelan

(Suddart,Brunner.2001).
Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan
abdomen ,dehidrasi (perubahan turgor kulit,membrane mukosa kering),dan bukti
adanya gangguan sistemik dapat menyebabkan gejala gastritis.Lamanya waktu
dimana gejala saat ini hilang dari metode yang digunakan oleh pasien untuk
mengatasi gejala ,serta efek-efeknya juga diidentifikasi (Suddart,Brunner.2001).
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut/ Kronis b/d Agens Cedera Biologis
2. Ketidakseimbangan

Nutrisi

Kurang

dari

Anoreksia,masukan nutrient yang tidak adekuat.
3. Gangguan pola tidur b/d Penyakit
4. Ansietas b/d penyakit
5. Kurang pengetahuan b/d Proses penyakit

Kebutuhan

tubuh

b/d

2.2.3. Intervensi Keperawatan
Diagnose

NOC

NIC

Keperawatan
Nyeri Acut b/ Paint control 1605
d
Biologis

Agens

Paint Management 1400

Setelah dilakukan Pengkajian:
tindakan keperawatan

1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi

selama 1 x 24 jam

lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuen

diharapkan

si,kualitas,intensitas

nyeri

masalah

akut

pada

penyebab.

pasien dapat teratasi

2. Observasi

dengan indicator:
a) 160501

dan

respon

menunjukkan

factor
nonverbal

ketidaknyamanan

terutama pada pasien yang tidak mampu

Pasien

berkomunikasi secara efektif

mampu

Mandiri:

menyebutkan

1. Gunakan strategi komunikasi teraupetik

factor

untuk mengetahui nyeri dan respon

prepitasi nyeri

pasien terhadap nyeri.

b) 160513

2. Tentukan dampak nyeri yang dirasakan

Pasien

pasien

melaporkan

3. Kontrol factor lingkungan yang mampu

perubahan

menimbulkan respon ketidaknyamanan

gejala/

pada pasien.

nyeri

terhadap
kesehatan.

4. Kurangi factor prepitasi nyeri
Penyuluhan

c) 160511

1. Ajarkan

Pasien

penggunaan

teknik

nonpharmakogi (teknik relaksasi)

melaporkan
pengendalian
nyeri

2. Ajarkan prinsip dalam penangan nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya

untuk

menentukan

dan

menjalankan therapy,jika perlu.
Paint Level

Relaxation therapy

2102

Intervensi :

6040

Setelah dilakukan

1. Gambarkan keuntungan dan penggunaan

tindakan keperawatan

teknik relaksasi dan type relaksasi yang

selama 1 x 24 jam

akan digunakan.

diharapkan
nyeri

masalah

akut

pada

pasien dapat teratasi
dengan indicator:
a.210201

Reported

pain
b.

2. Berikan deskripsi yang detail mengapa
memilih intervensi relaksasi
3. Ketahui

terlebih

dahulu

apa

yang

dibutuhkan untuk relaksasi
4. Ajak pasien untuk rileks dan rasakan sensasi
yang mungkin muncul

210206 Facial
expression of pain

c.210208

5. Berikan waktu yang tidak mengganggu
karena pasien butuh istirahat
6. Gunakan relaksasi sebagai strategi untuk

Restlessness

memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan respon
pasien dalam therapy relaksasi

Ketidaksei

Nutritional Status : Nutrition Management 7200

bangan

Food & Fluid Intake Intervensi:

nutrisi kurang 1008
dari

Pengkajian :
Setelah

1. Kaji apakah pasien memiliki riwayat alergi

kebutuhan

dilakukan

tindakan

tubuh b/d

keperawatan selama 3

anoreksia,mas x 24 jam diharapkan

makanan
2. Tentukan makanan yang disukai pasien
3. Tentukan jumlah kalori yang diperlukan

ukan nutrisi

masalah

tubuh

yang tidak

ketidakseimbangan

adekuat

nutrisi kurang dari

vitamin yang di butuhkna oleh tubuh,jika

kebutuhan

perlu

tubuh

4. Tentukan jumlah protein, zat besi ,dan

dapat teratasi dengan Mandiri :
indicator:

5. Berikan makanan tambahan

a) 100801

Pasien

6. Timbang BB pasien pada interval yang tepat

memenuhi

7. Monitor pemasukan nutrisi dan kalori yang

melalui oral.
b) 100803

Pasien

dikomsumsi oleh tubuh
Penyuluhan
8. Berikan informasi tentang nutrisi yang

mampu

dibutuhkan oleh pasien dan bagaimana cara

memenuhi

untuk memenuhinya.

kebutuhan cairan

Kolaborasi

melalui oral.

9. Lakukan kolaborasi dengan petugas ahli gizi

c) Pasien

mampu

mempertahankan

pola tidur b/d

seperti juice buah,jika perlu

mampu
kebutuhan nutrisi

Gangguan

( snack)

Berat badan
Sleep 0004

untuk menentukan program diet yang
sesuai.
Sleep Enhancement 1850

Setelah dilakukan Pengkajian:

proses

tindakan keperawatan

penuaan

selama 3 x 24 jam
diharapkan

masalah

gangguan pola tidur

1. Kaji adanya perasaan stress situsional
sebelum istirahat
2. Tentukan efek medikasi dari kepatenan pola
istirahat terhadap pasien.

dapat teratasi dengan Mandiri:
indicator :

1. Gambarkan

pentingnya

keadekuatan

a) 000401 Hour
of sleep

istirahat/tidur
2. Monitor kepatenan itirahat/tidur dan durasi

b) 000402

tidur pasien.

Observerse
hours of sleep
c) 000405 Sleep
efficiency

3. Promosikan waktu yang dibutuhkanpasien
untuk beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang nyaman untuk
mendukung pola istirahat
5. Persiapkan

kondisi

nyaman,mis:masase,posisi

yang
dan

sentuhan

yang efektif untuk mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan

pasien

untuk

memenuhi

kebutuhan nutrisi untuk mendukung pola
tidur.
2. Diskusikan dengan pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam pemberian therapy.
Rest
Setelah

0003

Music Therapy

4400

dilakukan Intervensi :

tindakan keperawatan 1. Jelaskan

perubahan

spesifik

dalam

selama 3 x 24 jam

kebiasaan dan/psikologi yang diinginkan

diharapkan

(mis:

masalah

gangguan pola tidur

relaksasi,stimuli,konsentrasi

dan

reduksi nyeri

dapat teratasi dengan 2. Tentukan seberapa penting music bagi
indicator :
a. 000303
quality
b. 000308

individu tertentu
Rest 3. Identifikasi

jenis

music

yang

disukai

individu
4. Banrtu pasien untuk memberikan posisi

Emotionally

yang menyenangkan

rested

5. Berikan

c. 000301

Amount

of rest

batasan

stimuli

cahaya,suara,pengunjung,penelpon)

(mis:
saat

pasien mendengar music favoritnya
6. Gunakan headphone,sesuai indikasi
7. Pastika volume adekuat dan nyaman pada
pasien.

Ansietas b/d

Kontrol

factor afektif

diri (1402)
Setelah

8. Evaluasi respon pasien.
ansietas Mengurangi ansietas (5820)
Pengkajian :
dilakukan 1. Kaji hal apa saja yang dapat menimbulkan

tindakan keperawatan
selama 3

ketakutan klien

x 24jam 2. Kaji faktor verbal dan non verbal kecemasan

diharapkan

pasien

kecemasan

teratasi Mandiri :

dengan kriteria hasil :
1. Monitor

3. Bantu pasien untuk
beradaptasi dengan

ointensitas

dari

ansietas

keadaannya
4. Dengarkan keluhan pasien

2. Menganjurkan
istirahat

yang

adekuat

Respon

control ansietas

5. Ajarkan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
Penyuluhan :
6. Anjurkan keluarga utuk selalu berada di
dekat pasiesn
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

Defisiensi

Cognition (0900)

pengetahuan

Setelah

therapy jika diperlukan.
Cognitive stimulation (4720)

dilakukan Pengkajian :

b/d

tindakan keperawatan a. orientasi klien terhadap waktu tempat dan

Keterbatasan

selama 3

kognitif

diharapkan

x 24jam

kecemasan

orang
b. persiapkan planning stimulasi sensory

teratasi c. sediakan tempat ataupun objek familiar dan

dengan kriteria hasil :

gambarkan lingkungan pasien

a. (090005) orientassi Mandiri :
pengetahuan

a. merangsang

b. (090015)
komunikasi

memberikan
yang

tepat sesuai usia

memory

dengan

pengulangan

cara
setelah

menyatakan sesuatu
b. Coba berbincang bincang pada pasien

c. (090006) memory c. Gunakan memory langsung : ceklist, jadwal
langsung

dan notes kecil.
d. Minta pasien mengulangi informasi
e. Gunakan komunikasi perbal dan tuliskan
intruksi
f. Gunakan tv, radio, music sebagai bagian
dalam program planning stimuli
Penyuluhan:
a. Berkonsultasi dengan keluarga

untuk

menetapkan kognitif pada pasien
b. berikan waktu atau periode untuk istirahat
c. Gunakan sentuhan teraupetik

BAB 3
TINJAUAN KASUS
KASUS
Ny. P seorang lansia berusia 73 tahun dengan dignosa medis gangguan pada
saluran pencernaan : Gastritis. Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap klien
dan mendapatkan data bahwa klien memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3
tahun yang lalu dan telah berobat ke pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah
sakit dan puskesmas terdekat.Klien merupakan orang yang tenang,berpikir positif
dan memiliki keluhan gangguan pada pola tidurnya .Pasien mengatakan bahwa
tidur nya pada malam hari sering tidak tecukupi.Ia kerap tidur pukul 24.00 malam
dan sering terbangun pada pagi hari . Pasien juga tidak dapat tidur pada siang hari.
Pasien tampak lemas dan kurang bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas
sehari-hari (ADL) secara mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orangorang disekelilingnya.Keadaan didalam keluarga tergolong harmonis,hubungan
dengan seluruh anaknya terjalin dengan baik dan mereka saling memperhatikan
satu sama lainnya.Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berpenghasilan
dari hasil kontrakan yang dimilikinya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.Ia
mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk mematuhi instruksi dari dokter maupun
tenaga kesehatan lainnya untuk mempertahankan status kesehatannya.

I.

II.

IDENTITAS
A. Nama

: Ny.Pinta Tarigan

B. Jenis Kelamin

: Perempuan

C. Umur

: 73 Tahun

D. Agama

: Kristen Protestan

E. Status Perkawinan

: Menikah (Janda)

F. Pendidikan Terakhir

: SD

G. Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

H. Alamat Rumah

: Kecamatan Sempakata

ALASAN KUNJUNGAN PUSKESMAS
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia hanya mengunjungi pusat
kesehatan apabila ia memiliki keluhan nyeri dan ketidaknyamanan yang
serius akibat gastritis yang dialaminya .

III

RIWAYAT KESEHATAN
1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
Pasien mengatakan bahwa saat ini ia memiliki masalah kesehatan
seputar system gastrointestinal : gastritis.Penyakit ini telah diderita
pasien sejak 3 tahun yang lalu ,dan pasien kerap kali merasakan
ketidaknyamanan dan nyeri ketika ia telat makan akibat asam lambung
pasien meningkat.Ia juga mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan
untuk tidur.Pasien mengatakan bahwa ia biasanya mengalami
kesulitan tidur pada malam hari.Ia juga mengatakan bahwa ia jarang
tidur pada siang hari.

2. Masalah Kesehatan Keluarga/Keturunan
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarga mereka,keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan misalnya hipertensi, Diabetes
Mellitus maupun penyakit keturunan lainnya.
IV

KEBIASAAN SEHARI-HARI
A

BIOLOGIS

1.

Pola makan

: Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan

makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur mayur dan lauk
pauk.Terkadang,untuk menjaga perut agar tidak kosong,pasien kerap
mengkomsumsi roti yang dibeli di warung.
2.

Pola Minum : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan akan cairan
(minum) dapat tercukupi dengan baik,dalam kesehariannya ia mampu
mengkonsumi cairan kurang lebih 3 L/hari atau sekitar 8-9 gelas/hari.

3. Pola Tidur

: Pasien mengatakan ia memiliki masalah seputar

kebutuhan tidurnya,ia kerap merasakan kesulitan untuk tidur ketika
malam hari dan ia juga sering terbangun pada malam hari.Pasien tidur
dari jam 24.00 – 04.00.Ia juga jarang untuk tidur pada siang
hari.Sebelumnya ia tidak pernah mengkomsumsi obat tidur untuk
membantu dalam memenuhi pola tidurnya.Palpebra mata klien
tampak berwarna kehitaman.
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : Pasien mengatakan bahwa ia tidak
memiliki masalah seputar eliminasi.Ia BAK dengan frekuensi >7 x
perhari warna urin kuning jernih dan BAB dengan frekuensi 1-2 x
perhari,warna

feses

kuning

kecoklatan

dengan

konsistensi

lembek..Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengkomsumsi obat
pencahar untuk membantu eliminasi.

5. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki
masalah tentang aktivitas sehari-hari.Pasien mampu melakukan segala
aktifitas secara mandiri.
6. Rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian ke
kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta keluarga
kerap berkumpul bersama sembari menonton TV bersama di ruang
tengah.
B.

PSIKOLOGIS
1. Keadaan emosi
Pasien mengatakan bahwa ia tergolong orang yang tenang dan mampu
untuk mengendalikan emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu
mencoba untuk tetap berpikir positif dan selalu yakin ia mampu untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

C. SOSIAL
1.Dukungan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki dukungan
dari seluruh keluarga terlebih dukungan dari anak-anaknya.
2. Hubungan Antar Keluarga : Pasien mengatakan bahwa hubungannya
dengan anggota keluarga lain tergolong harmonis,hal ini ditunjukkan
apabila ia tengah sakit anggota keluarga yang lain kerap dating untuk
melihat keadaannya.
3. Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan bahwa hubungan nya
dengan sekitar lingkingan dan sesama dalm keadaan yang baik-baik
saja.Ia tergolong orang yang mudah bergaul dan pasien mengatakan
bahwa ia juga kerap berkunjung pada tetangga terdekat rumah pasien.

D. SPIRITUAL/KULTURAL
1. Pelaksanaan Ibadah : Pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia tidak
lagi mengikuti ibadah di gereja setiap minggunya
dikarenakan ketidakmampuan untuk mengikuti
rangkaian ibadah yang panjang di gereja.Ia kerap
berdoa di rumah dan sesekali jika memungkinkan
ia ,mengikuti doa lingkungan di sekitar rumahnya.
2. Keyakinan Kesehatan : Pasien mengatakan bahwa ia yakin ia akan sehat
selalu jika ia mau mengikuti instruksi/anjuran
yang diberikan oleh dokter dan petugas
kesehatan lainnya.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital :
a. Keadaan Umum : Pasien tampak baik,pasien mampu melakukan
aktivitas secara mandiri
b. Kesadaran

:

Tingkat

kesadaran

pasien

compos

mentis/pasien sadar penuh
c. Suhu

: 36,1 C

d. Nadi

: 88 x/i

e. Tekanan Darah

: 150/90 mmHg

f. Pernafasan

: 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan regular

g. Tinggi Badan

: -

h. Berat Badan

: 49 Kg

2. Kebersihan perseorangan :
a. Kepala
a.

Keadaan Umum

: Pasien tampak bersih,rambut tampak
tertata rapi dengan diikat satu,pakaian
pasien tampak bersih.

b.

Kesadaran

: Pasien tampak sadar penuh

c.

Suhu

: 36,1 C

d.

Nadi

: 88x/i

e.

Tekanan Darah

: 150/90 mmHg

f.

Pernafasan

: 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan
regular

g.

Berat Badan

: 49 Kg

b. Leher : Leher pasien tampak simetris,tidak ditemukan adanya
massa dan lesi pada area sekitar leher,tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada/ Thorax
a. Dada

: Dada tampak simetris kiri dan kanan,tidak

tampak adanya lesi tidak teraba massa.
b. Paru-paru

: Suara nafas dari pasien vesikuler dan regular

tidak terdengar bunyi tambahan pada area paru.
c. Jantung

: Tidak tampak adanya perbesaran pada

jantung,apeks jantung terletak pada ICS 5 Sternalis sinistra.
d. Abdomen

: Abdomen pasien tampak datar dan tidak

ditemukan adanya massa maupun lesi.Bunyi peristaltic pada
pasien 15 x/i.Ditemukan adanya nyeri tekan pada abdomen.
e. Muskuloskletal : Tidak tampak adanya kelainan pada area
tulang dan otot pasien,pasien mampu untuk berjalan dan
melakukan aktivitas secara mandiri

f. Lain-lain

:-

g. Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar pasien tergolong
cukup nyaman,pasien memiliki halaman rumah dan perabot
dirumah tertata cukup rapi,meskipun rumah tergolong cukup
kecil.
F. INFORMASI PENUNJANG
1. DIAGNOSA MEDIK

: GASTRITIS

2. LABORATORIUM

:-

3. TERAPI MEDIS

:-

Target Group
I.

Dimensi Biologis
1. Usia,Jenis Kelamin,Suku
Pasien adalah seorang lansia berjenis kelamin perempuan, berusia 73
tahun dan ia mengatakan bahwa ia adalah suku Batak Karo.
2. Tingkat tumbuh kembang/maturasi individu
Pasien saat ini berada pada tahap perkembangan lansia dengan tugas
perkembangan ialah mempertahankan kesehatan,mempersiapkan diri
dengan pendapatan yang menurun serta beradaptasi dengan kehilangan
pasangan

hidup.Klien

tergolong

mampu

untuk

memenuhi

tugas

perkembangan diatas.
3. Masalah Kesehatan utama yang lazim
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluhan istimewa seputar
kesehatannya.Ia hanya memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3 tahun

yang lalu dan hingga saat ini gastritis yang dialami pasien kerap kambuh,
ketika pasien terlambat untuk makan.PAsien juga mengatakan bahwa ia
memiliki masalah seputar pola tidurnya.Ia memiliki kesulitan untuk tidur
di malam hari dan pada siang hari pun ia jarang untuk tidur siang.
4. Imunisasi
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat imunisasi yang telah
terpenuhi sepenuhnya sejak ia kecil.
II. Dimensi Psikologis
1. Gambaran Diri
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki gambaran diri yang positif,ia selalu
bersikap tenang dan selalu berusaha untuk menyelesaikan segala masalah
dengan tenang hati.Ia juga mengatakan bahwa ia adalah orang yang
mudah bergaul dengan sesama.
2. Keterampilan Koping
Pasien

mengatakan

bahwa

ia

mampu

untuk

mengendalikan

emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu mencoba untuk bersikap
tenang dan berpikir positif. Ia percaya bahwa ia mampu menyelesaikan
semua masalahnya dengan berpikir positif.
3. Insiden dan Prevalen Masalah
Pasien mengatakan bahwa masalah yang datang jarang terjadi di dalam
kehidupannya,ia selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa semua
masalah dapat terselesaikan.
4. Stressor psikologis di Dalam Masyarakat
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia tidak merasa bahwa lingkungan
menyebabkan masalah/Stress psikologis terhadap dirinya,meskipun pada

lingkungan di sekitar rumahnya terdapat tempat bermain anak muda
(bilyar) yang kerap ribut tetapi ia tidak merasa terganggu akan hal itu.
III.

Dimensi Fisik
1. Lokasi/tempat
Lingkungan tempat tinggal pasien tampak cukup nyaman,didepan
rumah

pasien

memiliki

halaman,penerangan

didalam

rumah

cukup,barang-barang tertata dengan cukup baik,pasien memiliki
toileting yang memadai,serta jendela rumah yang tergolong sedikit.
2. Kondisi Lingkungan yang dapat membahayakan (polusi,pertukaran
cuaca,resiko penyakit)
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien tergolong cukup aman,jauh
dari polusi udara,dan masih cukup banyak ditemukan tumbuhtumbuhan sebagai penyaring/pembersih udara.
3. Perumahan
Pasien

tinggal

di

perumahan

yang

tidak

terlalu

padat

penduduk,disekitar rumah pasien terdapat rumah-rumah tetangga yang
saling berinteraksi satu dan yang lainnya.Rumah pasien cukup nyaman
meskipun tergolong cukup kecil.
IV.

Dimensi Lingkungan Sosial
1. Sikap Komunitas Terhadap Target : Pasien mengatakan bahwa
lingkungan dan sesama bersikapbaik terhadap dirinya,terbukti ketika
ia sakit ,sesama di sekitar rumah kerap datang mengunjungi nya di
rumah.
2. Status Sosial dan Ekonomi Target : Pasien mengatakan bahwa ia
tergolong orang yang mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
karna ia memiliki usaha kontrakan yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.Ia mengatakan bahwa pendapatan nya
tersebut

cukup

untuk

memenuhi

kebutuhannya

tanpa

harus

menyusahkan anak-anak atau pun keluarganya.
3. Pendidikan : Pasien mengatakan bahwa ia hanya menyelesaikan
pendidikan hingga tamat SD.
4. Pekerjaan : Pasien mengatakan sebelumnya ia adalah seorang
pedagang kebutuhan pokok di salah satu pasar di kota medan,akan
tetapi karena kondisi tubuh yang semakin menurun ia tidak lagi
berjualan dan menjadi ibu rumah tangga yang berpendapatan dari hasil
kontrakan yang dimilikinya.
5. Pelayanan Kesehatan yang Bersifat protektif : 6. Transportasi

: Pasien mengatakan bahwa selama ini jika ia hendak

bepergian dari rumah ia kerap diantar oleh keluarga atau menaiki
angkutan umum.
V.

Dimensi Prilaku
1. Kebutuhan Nutrisi : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi,ia makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayurmayur,lauk-pauk dan terkadang mengkomsumsi buah.Pada waktuwaktu tertentu pasien juga kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di
warung untuk tetap mengisi perutnya.
2. Merokok : Pasien mengatakan bahwa ia tidak merokok.
3. Gerak Badan : Pasien mengatakan bahwa gerak badan pasien
tergolong cukup,pasien memenuhi ADL secara mandiri dan masih
mampu melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci pakaian nya
sendiri.
4. Aktifitas/rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian
ke kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta keluarga
kerap berkumpul bersama sembari menonton TV bersama di ruang
tengah.
5. Perlindungan Khusus yang digunakan : -

VI.

Dimensi Kesehatan
1. Pelayanan Yang dibutuhkan : Pasien mengatakan bahwa ia
membutuhkan pusat pelayanan keehatan seperti puskesmas dan
Rumah Sakit untuk tetap memantau dan mengatasi masalah kesehatan
dirinya khususnya penyakit gastritis yang dideritanya.
2. Sikap terhadap kesehatan dan Pelayanan Kesehatan : Pasien
mengatakan

bahwa

pasien

cenderung

bersikap

menjaga

kesehatannya,ia berusaha untuk mengikuti instruksi dari dokter
maupun tenaga kesehatan lainnya untuk tetap mempertahankan status
kesehatannya
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat : JAMKESMAS
Pengkajian Fokus Lansia

1. INDEKS KATZ
A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan ,mandi
B. Kemandirian dalam satu hal , kecuali satu dari fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam satu hal ,kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil
dan satu fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Kesimpulan : mampu melakukan ADL secara mandiri

2. BARTHEL INDEKS
NO
1.
2.
3.

Item yang dinilai
Makan
Aktivitas Toilet
Berpindah
dari

Dengan bantuan
5
5
5 - 10

mandiri
10
10
15

tempat tidur ke kursi
roda

dan

sebaliknyatermasuk
duduk
4.

di

tempar

tidur
Kebersihsn

diri 0

termasuk

mencuci

muka,

menyisir

3

rambut, menggosok
5.
6.
7.
8.
9.
10.

gigi
Mandi
Berjalan
dipermukaan datar
Naik turun tangga
Berpakaian
Mengontrol defekasi
Mengontrol kemih
Total

0
5

5
10

5
5
5
5

10
10
10
10
100=98

Penilaian : 98
0-20= ketergantungan
21-61= ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90= = ketergantungan berat
91-99= ketergantungan ringan
100= mandiri
3. Pengkajian posisi dan keseimbangan (Sullivan)

No
1.

Item yang dinilai
Keterangan
Berdiri
dengan

Nilai
4

2.

postur normal
Berdiri
dengan

4

postur

normal,

3.

menutup mata
Berdiri
dengan

4

4.

kaki rapat
Berdiri
dengan

3

5.

satu kaki
Berdiri,

4

fleksi

trunk dan berdiri
6.

ke posisi netral
Berdiri, lateral dan

4

7.

fleksi trunk
Berjalan,

3

tempatkan

tumit

salah

satu

kaki

depan

jari

kaki

8.

yang lain
Berjalan sepanjang

4

9.

garis lurus
Berjalan mengikuti

4

tanda gambar pada
10.

lantai
Berjalan

4

11.
12.

menyamping
Berjalan mundur
Berjalan mengikuti

4
4

13.

lingkaran
Berjalan

pada

3

14.

tumit
Berjalan

dengan

3

ujung jari

Keterangan
4=Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktivitas dengan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktivitas
Nilai
42-54= Mampu melakukan aktivitas
28-41= Mampu melakukan aktivitas bantuan
14-27= Mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal
= Depresi berat
Kesimpulan : Nilai : 4 = Depresi tidak ada/minimal
Pengkajian Sosial
a. APGAR
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) : 2
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) : 2
3. Saya puas bahwa cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau atau mencintai (afek) : 2
4. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan) : 2
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
sama : 2
Penilaian
Pertanyaan yang di jawab

Selalu (poin 2)
Kadang kadang (poin 1)
Hamper tidak pernah (0)
Kesimpulan : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik

3.1. Analisa Data
Tanggal
05 sep 2014

Analisa Data
Etiologi
1. S : Pasien mengatakan ia Perubahan
memiliki

masalah

seputar hormone

kebutuhan tidurnya,ia kerap terkait
merasakan kesulitan untuk kelamin
tidur ketika malam hari dan
ia juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari
jam 24.00 – 04.00 bahkan
terkadang

pasien

sering

terbangun pada pukul 02.00
kemudian mencoba kembali
beristirahat hingga pagi hari
(tidur ayam) .Sebelumnya ia
tidak pernah mengkomsumsi
obat tidur untuk membantu
dalam

memenuhi

pola

tidurnya.
O:Pasien

tampak

antusias

jenis

Masalah
Imsomnia

menceritakan keluhan bahwa
ia mengalami kesulitan untuk
tidur,

Pasien

tampak

lemas/tidak bergairah, Pasien
Palpebra

klien

tampak

kehitaman .
05

Sep 2. S : Pasien dan keluarga Peningkatan

2014

Kesiapan

mengatakan bahwa mereka kesehatan

Meningkatka

akan

n Manajemen

berupaya

meningkatkan

untuk
kesehatan

keluarga,pasien
mengatakan

juga

ia

Kesehatan
Diri.

memiliki

keinginan yang kuat untuk
selalu menjaga kesehatannya
agar penyakit gastritis yang
diderita

pasien

dapat

dikontrol dengan baik.
O : Pasien dan keluarga
tampak

antusias

mendengarkan
yang

dalam

penyuluhan

diberikan

oleh

kelompok dan berniat untuk
mengikuti

saran

yang

diberikan oleh kelompok.

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari/Tanggal
Rabu,05 Nov

Diagnosa Keperawatan
Imsomnia b/d perubahan hormone terkait jenis

2014

kelamin ditandai dengan Pasien mengatakan ia

Tanda Tangan
Kelompok 4

memiliki masalah seputar kebutuhan tidurnya,ia
kerap merasakan kesulitan untuk tidur ketika
malam hari dan ia juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00
bahkan terkadang pasien sering terbangun pada
pukul

02.00

beristirahat

kemudian
hingga

mencoba
pagi

hari

kembali
(tidur

ayam).Pasien tampak antusias menceritakan
keluhan bahwa ia mengalami kesulitan untuk
tidur,

Pasien

tampak

bergairah,Palpebra

klien

lemas/tidak

tampak

berwarna

Rabu,05 Nov

kehitaman
Kesiapan Meningkatkan manajemen kesehatan

2014

diri b/d peningkatan kesehatan ditandai dengan

Kelompok 4

Pasien dan keluarga mengatakan bahwa mereka
akan berupaya untuk meningkatkan kesehatan
keluarga,pasien juga mengatakan ia memiliki

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22