MAKALAH SISTEM ENDOKRIN KASUS DIABETES M

MAKALAH
SISTEM ENDOKRIN
“KASUS DIABETES MELITUS”
Dosen Pengajar : Khotimah, S.Kep., M.Kes

Oleh:
1. Achmad fudhali
2. Anjani Tri Lestari
3. Basirullah
4. Luxmanul Hakim

5. Masitoh Ika Cahyani
6. Farichatus Sholihah
7. Sri Ekawati
8. Nur Laila
9. Tri Septi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG


i

LEMBAR PENGESAHAN
Makalah Kasus Sistem Endokrin
“Diabetes Melitus”
Di Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi S1 Keperawatan
Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum
Tahun Pelajaran 2013/2014
Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
disetujui dan disahkan pada 2 Juni 2013

MENYETUJUI / MENGESAHKAN

Dosen Pengajar dan Dosen Pembimbing

Khotimah, S.Kep., M.Kes


ii

Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah "Kasus Diabetes Melitus" ini
dapat dipergunakan sebagai acuan dan pedoman maupun petunjuk bagi pembaca dalam
proses belajar mengajar.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan
dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik.
Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena
pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 2 Juni 2013

iii


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1

Latar Belakang...................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.............................................................................1

1.3

Tujuan Umum....................................................................................1

1.4


Tujuan Khusus...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1

Kasus.................................................................................................3

2.2

Lembar pertanyaan............................................................................3

2.3

Problem tre........................................................................................3

2.4

Jawaban.............................................................................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

4.1

Kesimpulan......................................................................................15

4.2

Saran................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit
kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM merupakan salah satu
penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat

dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru
sebesar ,7%; pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan
pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia
yang paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain
ialah DM tipe 1; diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain.
Ada juga kelompok individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi
kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok
diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih
awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia dating tenang dan
bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh
karena itu, mengenal tanda-tanda awal penyakit diabetes ini menjadi sangat
penting.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kasusnya?
b. Bagaimana problem tree pada penderita Diabetes Melitus?
c. Bagaimana patofisiologinya Diabetes Melitus terhadap stroke?
d. Bagaimana pemeriksaan sensibilitas terhadap kedua tungkai?
e. Jelaskan asuhan keperawatan sesuai kasus?

1.3 Tujuan Umum
Secara umum, makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Sistem En.

1

1.4 Tujuan Khusus
1.

Mengetahui problem tree diabetes militus.

2.

Mengetahui pemeriksaan laboratorium padapenderita diabetes melitus.

3.

Mengetahui patofisiologi diabetes melitus terhadap beberapa penyakit.

4.


Mengetahui asuhan keperawatannya.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus
Ny. Melati, 45 tahun datang ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan badan
terasa letih sejak 1 bulan ini. Dari anamnesis diketahui bahwa disamping letih
juga terdapat penurunan berat badan dan kesemutan pada kedua tungkai. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan BB 70 kg dan TB 150 cm, sensibilitas di kedua
tungkai berkurang. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah sewaktu
240 mg/dl. Dokter mendiagnosis Ny. Melati sebagai penderita Diabetes Melitus,
sebelum diberikan obat, dokter menerangkan pada Ny. Melati dan suaminya
segala sesuatu tentang diabetes termasuk pengaturan diet dan exercise. Ny. Melati
tidak habis pikir, kenapa ia sampai menderita diabetes, sementara dari pihak
keluarga tidak ada yang menderita penyakit ini. Ny. Melati khawatir jika anaknya
juga terkena DM. Namun demikian Ny. Melati berjanji akan mematuhi semua
nasehat dokter, karena Ny. Melati sangan takut melihat tetangganya yang juga
penderita diabetes terkena stroke.

2.2 Pertanyaan
1. Mengapa terjadi penurunan berat badan, keletihan dan kesemutan pada
tungkai!
2. Bagaimana cara memeriksa sensibilitas kedua tungkai?
3. Berapa kadar glukosa darah normal, 2 jam PP, gula darah sewaktu, dan
jelaskan maksud dari masing-masing?
4. Jelaaskan proses terjadinya stroke yang disebabkan oleh DM !
5. Lakukan pengkajian pada Ny. Melati !
6. Buat analisa data dari hasil pengkajian saudara !
7. Buat rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul
8. Penjelasan apa yang saudara lakukan terhadap kerisauan Ny. Melati ?

3

2.3 Patofisiologi
Autoimun

Idiopatik

Gaya hidup yang salah


Kerusakan pankreas

Resistensi insulin

Gangguan sekresi insulin

Tidak ada respon sel β
pankreas terhadap glukosa
plasma

Defisiensi insulin
Pemakaian glokosa oleh sel
Glukagon
Hiperglikemi
Glukoneogenesis

Glikosuria

Protein

Lemak

Osmotik diurisis

BUN
Ketogenesis

Dehidrasi
Nitrogen urine

Ketonemia
Ph

Hemokonsentrasi
Mual,

Kekurangan

munta

volume cairan

Trombosis

h
Asidosis



Kom

Arteriosklerosis
Mikrovaskuler

Makrovaskuler

a
Miokard infark
Resiko gangguan

Stroke

nutrisi kurang dari

Gangren

keb. tubuh

Retinopati, nefropati

Resiko injury

Gangguan integritas kulit
4

2.4 Jawaban
1. a. Pada penderita DM terjadi penurunan berat badan karena ketika kadar
darah meningkat, maka kadar gula pada sel menurun sehingga
mekanisme energi menurun. Respon tubuh untuk memenuhi kebutuhan
glukosa adalah dengan cara memecah protein, lemak, dan cadangan
glikogen. Sedangkan glukosa dalam darah tidak bisa dirubah menjadi
glikogen, melainkan langsung dikeluarkan melalui urin.
b. Pada penderita DM mengalami keletihan karena glukosa dalam darah
tidak bisa diubah menjadi glikogen untuk disimpan di sel.
c. Penderita mengalami kesemutan pada tungkai karena adanya gangguan
di pembuluh darah kapiler yang kecil-kecil atau kerusakan pada
pembuluh darah tepi.
2. Pemeriksaan sensibilitas tungkai
3. Pemeriksaan kadar gula.
1. Gula darah normal
Gula darah normal adalah kadar gula darah yang orang yang sehat.
Berkisar kurang dari 100 mg/dL.
2. Gula darah puasa
Gula darah puasa adalah kadar gula yang di ukur setelah melakukan puasa
selama kurang lebih 10s.d 1 jam.kadar gula darah puasa normal biasanya
di kisaran 80 s.d 120 mg /dl.
3. Gula darah 2 jam pp
Apa yang dimaksud dengan 2 jam pp, kalau tes ini sama dengan gula
darah puasa, hanya saja setelah puasa 2 jam sebelum tes pasien di anjurkan
makan dulu dan kemudia di lakukan pemeriksaan.
4. Gula darah sewaktu
Pemeriksaan ini paling sering dilakukan dengan cara pasien datang
langsung dites, anda juga bisa membeli alatnya sendiri dan anda lakukan
dirumah, namun juga tetep terus harus melakukan dengan kaidah
keberhasilan dan peralatan steril untuk menghindari infeksi, cara ini begitu
penting ketika digunakan untuk mengetahui penurunan kadar gula darah

5

dalam waktu yang cepat, namun kurang bisa mengetahui gambaran
pengendalian diabetes untuk jangka panjang. (kurang lebih 3 bulan).
5. Apakah HBAIC itu?
HBAIC adalah zat yang terbentuk dari reaksi glukosa dengan hemoglobin.
(merupakan bagian dari sel darah merah). Pemeriksaan HBAIC ini sangat
penting untuk mengetahui kondisi kendali diabetes selama 3 bulan dan
tentu lebih valid untuk melihat kondisi dalam jangka panjang.(sekitar 3
bulan).
4. DM dapat menyebabkan stroke iskemik karena terbentuknya plakat
erosklerotik pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh gangguan
metabolism glukosa sistemik. DM mempercepat kejadian aterosklerosis baik
pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar di seluruh pembuluh
darah, termasuk pembuluh darah otak.
5. Pengkajian (Bab III)
6. Analisa data (Bab III)
7. Intervensi (Bab III)
8. Penjelasan terhadap kerisauan Ny. Melati
a. Menjelaskan tentang penyakit yang sedang dideritanya.
b. Menjelaskan terapi-terapi yang dapat dilakukan.
c. Menjelaskan program diit

6

BAB III
Asuhan Keperawatan Ny. Melati
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya
1.

Anamnese
a. Identitas penderita
Nama : Ny M
Umur: 45 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan

: Kawin

Diagnosa medis

: Diabetes Melitus

b. Keluhan Utama
Adanya penurunan BB , kesemutan pada kedua tungkai ,
sensibilitas dikedua tungkai berkurang.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Adanya penurunan BB , kesemutan pada kedua tungkai ,
sensibilitas dikedua tungkai berkurang.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Dari pihak keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit ini
sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita DM

7

f. Riwayat psikososial
Pasien sangat takut dan tidak habis fikir sampai menderita DM.
2.

Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bentuk mesochepalu warna Rambut hitam
keputihan, panjang
b. Mata simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
pengelihatan jelas tidak menggunakan alat bantu
c. Telinga: Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran
d. Hidung : Tidak ada perdarahan hidung, tidak ada septum
pelasiosi
e. Muka: Mukosa mulus kering, bibir kering, dehidrasi, tidak
ada perdarahan pada rongga mulut
f. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar teroid, kekauan leher
tidak ada
g. Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak
nafas
h. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak asites,
tidak ada luka memar
i. Ekstremitas : Tangan kanan terpasang infus, ke 2 kaki nyeri,
berjalan dengan bantuan keluarga
j. Genetalica: Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak
terpasang katete

3.

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 240 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ).
Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :

8

hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( +
+++ ).
4.

Pemeriksaan Diagnostik


Glukosa darah meningkat



Asam lemak bebas meningkat



Osmolalitas serum meningkat



Gas darah arteri : PH menurun, HCO3 menurun



Ureum/kreatinin meningkat/normal.



Urine : gula + aseton positip



Elektrolit : Na, K, fosfor .

3.2 Analisis Data
Analisa data
Ds : klien mengeluh kesemutan

Etiologi
Penurunan konsentrasi

Masalah
Ketidakefektifan

pada kedua tungkai.

Hb dalam darah

perfusi jaringan

Do : KU lemah.

(perifer)

Ekpresi wajah menyenringai.
Ds: klien mengatakan lelah dan

a. Keadaan penyakit

letih.

b. Malnutrisi

Do: wajah anemis
Ds : klien mengalami penurunan

Intoleransi makanan

Keletihan.

Ketidakseimbangan

BB .

nutrisi kurang dari

Do :

kebutuhan tubuh

BB =70kg
Mudah lelah
Ds : klien mengatakan takut.

Ancaman/perubahan

Do : wajah tegang, banyak

pada status peran.

berkeringat.
Ds: klien mengatakan kurang

Kesalahan dalam

Defisiensi

mengetahui tentang DM

memahami informasi

pengetahuan

Do:.
Ds:

yang ada.
Hyperglikemi

Resiko infeksi

Ansietas

Do: GDS = 240 mg/dl
9

3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer) b/d Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah d/d klien mengeluh kesemutan pada kedua tungkai.
2. Resiko infeksi b/d hyperglikemi d/d GDS 240 mg/dl
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intoleransi
makanan d/d : klien mengalami penurunan BB .
4. Keletihan b/d keadaan penyakit, malnutrisi d/d klien mengatakan lelah dan
letih.
5. Defisiensi pengetahuan b/d Kesalahan dalam memahami informasi yang
ada d/d klien mengatakan kurang mengetahui tentang DM
6. Ansietas b/d Ancaman/perubahan pada status peran d/d klien mengatakan
takut.
3.4 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1:
Ketidakefektifan perfusi jaringan (perifer) b/d Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah d/d klien mengeluh kesemutan pada kedua tungkai.
Tujuan :
Perfusi jaringan akan kembali efektif dalam jangka waktu 1X24 jam.
Kriteria Standart:
Tidak terjadi kesemutan pada kedua tungkai,
Intervensi:
No
1

Intervensi
Awasi tanda vital palpasi nadi

Rasional
Indikator keadekuatan sirkulasi

perifer secara rutin evaluasi
pengisian kapiler dan
2

3

perubahan mental
Dorong latihan rentang gerak

Merangsang sirkulasi pada

sering untuk kaki dan tumit

ekstremitas bawah, menurunkan

Kaji Hb dan pemeriksaan

stasis vena.
Memberikan informasi tentang

10

koagulasi

volume sirkulasi / gangguan
koagulasi dan menunjukkan terapi

4

HE tantang cara pertolongan

/ keefektifan.
Mencegah kesemutan berlanjut.

pertama apabila terjadi
kesemutan.

2. Diagnosa Keperawatan 2:
Resiko infeksi b/d Hyperglikemi d/d GDS 240 mg/dl
Tujuan :
infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam
Kriteria Standart:
tanda-tanda tidak ada peradangan, suhu tubuh 36,5-37,50C
Intervensi:
No
Intervensi
1 Observasi tanda-tanda infeksi

Rasional
Pasien mungkin masuk dengan
infeksi yang biasanya telah
mencetuskan keadaan

2

Anjurkan untuk cuci tangan

ketoasidosis..
Mencegah timbulnya infeksi

sebelum dan sesudah

silang

melakukan tindakan
3

4

keperawatan
Pelihara tindakan antiseptik

Kadar glukosa yang tinggi dalam

dalam melakukan tindakan

darah akan menjadi media terbaik

intensif misal perawatan infuse bagi pertumbuhan kuman.
Kolaborasi pemberian antibiotik Pencegahan penyebaran infeksi.
sesuai indikasi

3. .Diagnosa Keperawatan 3:

11

Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin ditandai dengan klien mengalami
penurunan BB .
Tujuan:
Kriteria Standart:
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1 Tentukan program diet dan pola Mengidentifikasi kekurangan dan
makan pasien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan
dengan makanan yang dapat terapeutik
2

dihabiskan oleh pasien.
Timbang berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan makanan
atau sesuai indikasi.

yang adekuat (termasuk absorbsi
dan utilisasinya).

3

Identifikasi makanan yang

Jika makanan yang disukai pasien

disukai/dikehendaki termasuk

dapat

kebutuhan etnik/kultural.

perencanaan makan, kerjasama
ini

4

5

dimasukkan
diupayakan

setelah

Libatkan keluarga pasien pada

pulang.
Rasional :Meningkatkan

rasa

perencanaan makan sesuai

keterlibatannya;

indikasi.

informasi pada keluarga untuk

Berikan

pengobatan

dapat

dalam

memberikan

memahami nutrisi pasien.
insulin Insulin reguler memiliki awitan

secara teratur sesuai indikasi.

cepat dan karenanya dengan cepat
pula

dapat

membantu

memindahkan glukosa ke dalam
sel.
4. Diagnosa Keperawatan 2:
Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
ditandai dengan klien mengatakan lelah dan letih.

12

Tujuan:
Kriteria Standart:
Intervensi:
No
Intervensi
1 Diskusikan dengan pasien

Rasional
Pendidikan dapat memberikan

kebutuhan akan aktivitas.

motivasi untuk meningkatkan

.
2

3

4

tingkat aktivitas meskipun pasien

Berikan aktivitas alternatif

mungkin sangat lemah.
Mencegah kelelahan yang

dengan periode istirahat yang

berlebihan

cukup.
Pantau nadi, frekuensi

Mengindikasikan tingkat aktivitas

pernafasan dan tekanan darah

yang dapat ditoleransi secara

sebelum/sesudah melakukan

fisiologis.

aktivitas.
Tingkatkan partisipasi pasien

Meningkatkan kepercayaan

dalam melakukan aktivitas

diri/harga diri yang positif sesuai

sehari-hari sesuai toleransi.

tingkat aktivitas yang dapat
ditoleransi.

5. Diagnosa Keperawatan 5:
Defisiensi pengetahuan b/d Kesalahan dalam memahami informasi yang
ada d/d klien mengatakan kurang mengetahui tentang DM
Tujuan: Menyatakan paham terhadap proses penyakitnya.
Kriteria Standart:
Intervensi:
13

No
Intervensi
1 d Diskusikan pentingnya masukan

Rasional
Meningkatkan penyembuhan dan

cairan adekuat dan kebutuhan normalisasi fungsi metabolisme.
diet.

2.

T
2 inj tinjau ulang perawatan selang Memeningkatkan kemandirian dan
gastrostomi

bila

pasien meningkatkan kemampuan

dipulangkan dengan alat ini.

perawatan diri.

Tinjau perawatan kulit disekitar Membantu mencegah kerusakan

3

4

selang.

kulit dan menurunkan resiko infeksi.

Identifikasi tanda dan gejala

Pengenalan dini dari komplikasi dan

yang memerlukan evaluasi

intervensi segera dapat mencegah

medis, mis demam

progresi

Tinjau ulang

mengancam hidup
Memenurunkan resiko pembentukan

keterbatasan/pembatasan

hernia.

situasi

serius

dan

aktivitas, mis: tidak
mengangkat benda berat selama
6-8 minggu dan menghindari
latihan dan olahraga keras.
3.5 Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan atau penilaian akhir
dari proses keperawatan yang telah dilaksanakan. Dimana perawat mencari
kepastian keberhasilan dan juga mengetahui sejauh mana masalah klien dapat
diatasi. Jika belum berhasil dengan baik dilakukan kajian ulang atau merevisi
rencana tindakan.
Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di
harapkan untuk klien dengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah :
1.

Tanda-tanda vital stabil

2.

Kebutuhan cairan terpenuhi

3.

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

4.

Tidak terjadi hipertermia
14

5.

Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri

6.

Infeksi tidak terjadi

7.

Keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kami menyadari dalam penulisan dan pembahasan makalah ini
banyak ditemui kesalahan dan kekurangan baik dari penulisan dan
pembahasan dikarenakan kami masih dalam proses pembelajaran, kami
menerima dengan lapang dada saran dan tanggapan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini,dan kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis nantinya

15

DAFTAR PUSTAKA
C Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. Kompas Gramedia.
Doenges, Marilyn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ganong F William. 1999. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Guyton A, Hall John E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati Setiawan
(penterjemah). Jakarta. EGC.
Robbins, dkk.2009.Buku Saku Dasar Patologi Penyakit.Jakarta : EGC.
Rubenstein, david. 2005. Kedokteran klinis. Jakarta: Erlangga

16