Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KARO JAHE DI DESA
BAGULDAH KABUPATEN LANGKAT, DAN BIOGRAFI RINGKAS
KEBAL KABAN SEBAGAI SENIMAN MUSIK TRADISIONAL SARUNE
JAHE LANGKAT

2.1 Sejarah Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat yang dikenal sekarang ini mempunyai sejarah yang
cukup panjang. Kabupaten Langkat sebelumnya adalah sebuah kerajaan di mana
wilayahnya terbentang antara aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang sampai ke
daerah aliran anak Sungai Wampu. Terdapat sebuah sungai lainnya di antara kedua
sungai ini yaitu Sungai Batang Serangan yang merupakan jalur pusat kegiatan
nelayan dan perdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke
Penang/Malaysia. Sungai Batang Serangan ketika bertemu dengan Sungai Wampu,
namanya kemudian menjadi Sungai Langkat. Kedua sungai tersebut masing-masing
bermuara

di

Kuala


langkat

dan

Tapak

Kuda.

Adapun kata “Langkat” yang kemudian menjadi nama daerah ini berasal dari nama
sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu setempat dengan sebutan “pohon
langkat”. Dahulu kala pohon langkat banyak tumbuh di sekitar Sungai Langkat
tersebut. Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai di hutan-hutan
pedalaman daerah Langkat. Pohon ini menyerupai pohon langsat, tetapi rasa
buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan Langkat berada di sekitar
Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya populer dengan nama Kerajaan
Langkat.

23
Universitas Sumatera Utara


Tentang asal mula Kerajaan Langkat berdasarkan tambo Langkat
mengatakan bahwa nama leluhur dinasti Langkat yang terjauh diketahui ialah Dewa
Syahdan yang hidup kira-kira tahun 1500 sampai 1580. Dewa syahdan digantikan
oleh puteranya, Dewa Sakti yang memerintah kira-kira tahun 1580 sampai 1612.
Dewa Sakti selanjutnya digantikan oleh Sultan Abdullah yang lebih dikenal dengan
nama Marhum Guri. Selanjutnya tambo Langkat mengatakan bahwa yang
menggantikan

Marhum

Guri

adalah

puteranya

Raja

Kahar




1673).

Raja Kahar adalah pendiri Kerajaan Langkat dan berzetel di Kota Dalam, daerah
antara Stabat dengan Kampung Inai kira-kira pertengahan abad ke-18. Berpedoman
kepada tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu Langkat, maka dapatlah ditetapkan
kapan Raja Kahar mendirikan Kota Dalam yang merupakan cikal bakal Kerajaan
Langkat kemudian hari. Setelah menelusuri beberapa sumber dan dilakukan
perhitungan, maka Raja Kahar mendirikan kerajaannya bertepatan tanggal 12 Rabiul
Awal 1163 H, atau tanggal 17 Januari 1750. Perkembangan selanjutnya Kota Binjai
pernah jadi Ibu kota Kabupaten Langkat hingga pada saat ini Kabupaten Langkat
beribukota Stabat, dan berdasarkan Perda Nomor 11 tahun 1995 telah ditetapkan
Hari Jadi Kabupaten Langkat 17 Januari 1750, dengan Motto: ”Bersatu Sekata
Berpadu Berjaya”.

2.2 Gambaran Umum Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
Provinsi Sumatera Utara. Jarak rata-ratanya dari Kota Medan sekitar 60 km ke arah

barat laut, dan berbatasan langsung dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

24
Universitas Sumatera Utara

Wilayah Kabupaten Langkat terletak pada koordinat 3°14’ - 4°13’ LU dan 97°52’ 98°45’ BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a.

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Propinsi Nangro Aceh
Darussalam (NAD)

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo
c. Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan
Tanah Alas
d.

Sebeleh timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.
Luas keseluruhan Kabupaten Langkat adalah 6,263.29 km² atau 626.329 Ha.
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Badan Pusat Statistik


Kabupaten Langkat, secara administratif terdapat dua puluh tiga Kecamatan yang
ada di Kabupaten Langkat .
Kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat :
1.

Kecamatan Kuala

2.

Kecamatan Sei Bingai

3.

Kecamatan Salapian

4.

Kecamatan Bahorok

5.


Kecamatan Serapit

6.

Kecamatan Kutambaru

7.

Kecamatan Selesai

8.

Kecamatan Binjai

9.

Kecamatan Stabat

10.


Kecamatan Wampu

25
Universitas Sumatera Utara

11.

Kecamatan Secanggang

12.

Kecamatan Hinai

13.

Kecamatan Padang Tualang

14.


Kecamatan Batang Serangan

15.

Kecamatan Sawit Seberang

16.

Kecamatan Tanjung Pura :

17.

Kecamatan Babalan

18.

Kecamatan Gebang

19.


Kecamatan Brandan Barat

20.

Kecamatan Sei Lepan

21.

Kecamatan Pangkalan Susu

22.

Kecamatan Besitang

23.

Kecamatan Pematang Jaya .

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2012, penduduk Kabupaten
Langkat mayoritas bersuku bangsa Melayu (70,87 persen), diikuti dengan suku Jawa

(9,93 persen), Karo (7,22 persen), Tapanuli/ Toba (2 persen), Madina (2 persen) dan
lainnya (5,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Langkat
mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen 7,56 persen), Katolik (1,06 persen),
Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen).

2.2.1 Letak Lokasi Penelitian
Desa Raja Tengah merupakan tempat tinggal dari bapak Kebal Kaban, di lokasi
tersebutlah beliau membuka bengkel instrumennya dan hidup dengan keluarganya,

26
Universitas Sumatera Utara

tepatnya di Dusun Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat.
Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai Desa Baguldah. Desa Baguldah
memiliki luas wilayah 258 km², berbatasan dengan:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kampung Tanjung Menggusta
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bandar Meriah
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Sunge Binge
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bakti Karya


2.3 Bahasa
Bahasa karo jahe adalah bahasa yang dipergunakan masyarakat Baguldah
sehari-hari sebagai bahasa lisan untuk menyampaikan maksud dan tujuan di rumah
maupun di luar rumah dan dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa karo yang
digunakan sudah dipengaruhi dengan kebudayaan Melayu, sehingga didaerah
tersebut berbahasa Karo tetapi berdialeg Melayu . Peranan bahasa karo jahe
menunjukkan keberadaanya di tangah-tengah masyarakat, di sekolah, upacara adat
istiadat dan upacara agama.

2.4 Sistem Kekerabatan
Berikut adalah sistem kekerabatan di masyarakat Karo Jahe atau sering
disebut Daliken Sitelu atau Rakut Sitelu.
Secara etimologis, daliken Sitelu berarti tungku yang tiga (Daliken = batu
tungku, Si = yang, Telu = tiga). Arti ini menunjuk pada kenyataan bahwa untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak lepas dari yang namanya

27
Universitas Sumatera Utara

tungku untuk menyalakan api (memasak). Lalu Rakut Sitelu berarti ikatan yang tiga.
Artinya bahwa setiap individu Karo tidak lepas dari tiga kekerabatan ini. Namun ada
pula yang mengartikannya sebagai sangkep nggeluh (kelengkapan hidup).
Unsur Daliken Sitelu ini adalah Kalimbubu, Sembuyak/Senina dan Anak Beru.
Setiap

anggota

masyarakat

Karo

dapat

berlaku

baik

sebagai kalimbubu,senina/sembuyak, anakberu, tergantung pada situasi dan kondisi
saat itu.
1. Kalimbubu
Kalimbubu adalah kelompok pihak pemberi wanita dan sangat dihormati
dalam sistem kekerabatan masyarakat Karo. Masyarakat Karo menyakini
bahwa kalimbubu adalah pembawa berkat sehingga kalimbubu itu disebut juga
dengan Dibata Ni Idah(Tuhan yang nampak). Sikap menentang dan menyakiti hati
kalimbubu sangat dicela.
Kalau dahulu pada acara jamuan makan, pihak kalimbubu selalu mendapat
prioritas utama, para anakberu (kelompok pihak penerima istri) tidak akan berani
mendahului makan sebelum pihak kalimbubu memulainya, demikian juga bila
selesai makan, pihak anakberu tidak akan berani menutup piringnya sebelum
pihak kalimbubunya selesai makan, bila ini tidak ditaati dianggap tidak sopan.
Dalam hal nasehat, semua nasehat yang diberikan kalimbubu dalam suatu
musyawarah

keluarga

menjadi

dilaksanakan

atau

tidak

masukan

yang

masalah

harus
lain.

dihormati,
Oleh

perihal
Darwan

Prints, kalimbubu diumpamakan sebagai legislatif, pembuat undang-undang.

28
Universitas Sumatera Utara

Kalimbubu dapat dibagi atas dua yaitu Kalimbubu berdasarkan tutur dan
kalimbubu berdasarkan kekerabatan (perkawinan).
1.Kalimbubu berdasarkan tutur
a) Kalimbubu Bena-Bena disebut juga kalimbubu tua adalah kelompok
keluarga pemberi dara kepada keluarga tertentu yang dianggap sebagai
keluarga

pemberi

anak

dara

Dikategorikan kalimbubu Bena-Bena,

awal

dari

keluarga

karena

kelompok

ini

itu.
telah

berfungsi sebagai pemberi dara sekurang-kurangnya tiga generasi.
b) Kalimbubu Simajek Lulang adalah golongan kalimbubu yang ikut
mendirikan kampung. Status kalimbubu ini selamanya dan diwariskan
secara turun temurun. Penentuan kalimbubu ini dilihat berdasarkan
merga. Kalimbubu ini selalu diundang bila diadakan pesta-pesta adat di
desa di Tanah Karo.
2. Kalimbubu berdasarkan kekerabatan (perkawinan)
Kalimbubu Simupus/Simada Dareh adalah pihak pemberi wanita terhadap
generasi ayah, atau pihak clan (semarga) dari ibu kandung ego (paman kandung
ego). (Petra : ego maksudnya orang, objek yang dibicarakan)
a)

Kalimbubu I Perdemui atau (kalimbubu si erkimbang), adalah

pihak kelompok dari mertua ego. Dalam bahasa yang populer adalah
bapak mertua berserta seluruh senina dan sembuyaknya dengan
ketentuan bahwa si pemberi wanita ini tidak tergolong kepada tipe
Kalimbubu Bena-Bena dan Kalimbubu Si Mada Dareh.

29
Universitas Sumatera Utara

b)

Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu, yaitu pihak

subclan pemberi anak dara terhadap kalimbubu ego. Dalam bahasa
sederhana pihak subclan dari istri saudara laki-laki istri ego.
c)

Kalimbubu Senina. Golongan kalimbubu ini berhubungan erat

dengan jalur senina darikalimbubu ego. Dalam pesta-pesta adat,
kedudukannya berada pada golongan kalimbubuego, peranannya
adalah sebagai juru bicara bagi kelompok subclan kalimbubu ego.
d)

Kalimbubu

Sendalanen/Sepengalon.

berhubungan

erat

dengan

Golongankalimbubu ini
kekerabatan

dalam

jalur kalimbubu dari senina sendalanen, sepengalon (akan dijelaskan
pada halaman-halaman selanjutnya) pemilik pesta.
Ada pun hak kalimbubu ini dalam struktur masyarakat Karo :
a) Dihormati oleh anakberunya
b) Dapat memberikan perintah kepada pihak anakberunya
Tugas dan kewajiban dari kalimbubu :
a) Memberikan saran-saran kalau diminta oleh anakberunya
b) Memerintahkan pendamaian kepada anakberu yang saling berselisih
c) Sebagai lambang supremasi kehormatan keluarga
d) Mengosei anak berunya (meminjamkan dan mengenakan pakaian adat) di
dalam acara-acara adat
e) Berhak menerima ulu mas, bere-bere (bagian dari mahar) dari sebuah
perkawinan, maneh-maneh (tanda mata atau kenang-kenangan) dari salah

30
Universitas Sumatera Utara

seorang anggota anakberunya yang meninggal, yang menerima seperti ini
disebut Kalimbubu Simada Dareh.
Pada dasarnya setiap ego Karo, baik yang belum menikah pun mempunyai
kalimbubu, minimal kalimbubu si mada dareh. Kemudian bila ego (pria) menikah
berdasarkan adat Karo, dia mendapat kalimbubu si erkimbang.

2. Senina/Sembuyak
Hubungan perkerabatan senina disebabkan seclan, atau hubungan lain yang
berdasarkan kekerabatan. Senina ini dapat dibagi dua :
a. Senina berdasarkan tutur yaitu senina semerga. Mereka bersaudara karena
satu clan (merga).
b. Senina berdasarkan kekerabatan :
1) Senina Siparibanen, perkerabatan karena istri saling bersaudara.
2) Senina Sepemeren, mereka yang berkerabat karena ibu mereka saling
bersaudara, sehingga mereka mempunyai bebere (beru (clan) ibu)
yang sama.
3) Senina Sepengalon (Sendalanen) persaudaraan karena pemberi
wanita yang berbeda merga dan berada dalam kaitan wanita yang
sama. Atau mereka yang bersaudara karena satu subclan (beru) istri
mereka sama. Tetapi dibedakan berdasarkan jauh dekatnya hubungan
mereka dengan clan istri. Dalam musyawarah adat, mereka tidak
akan memberikan tanggapan atau pendapat apabila tidak diminta.

31
Universitas Sumatera Utara

4) Senina Secimbangen (untuk wanita) mereka yang bersenina karena
suami mereka sesubclan (bersembuyak).
Tugas senina adalah memimpin pembicaraan dalam musyawarah, bila
dikondisikan dengan situasi sebuah organisasi adalah sebagai ketua dewan.
Fungsinya adalah sebagai sekaku, sekat dalam pembicaraan adat, agar tidak terjadi
friksi-friksi ketika akan memusyawarahkan pekerjaan yang akan didelegasikan
kepada anakberu.
Sembuyak adalah mereka yang satu subclan, atau orang-orang yang
seketurunan (dilahirkan dari satu rahim), tetapi tidak terbatas pada lingkungan
keluarga batih, melainkan mencakup saudara seketurunan di dalam batas sejarah
yang masih jelas diketahui. Saudara perempuan tidak termasuk sembuyak
walaupun dilahirkan dari satu rahim, hal ini karena perempuan mengikuti
suaminya.
Peranan sembuyak adalah bertanggungjawab kepada setiap upacara adat
sembuyak-sembuyaknya, baik ke dalam maupun keluar. Bila perlu mengadopsi
anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh saudara yang satu clan. Mekanisme ini
sesuai dengan konsep sembuyak, sama dengan seperut, sama dengan saudara
kandung. Satu subclan sama dengan saudara kandung.
Sembuyak dapat dibagi dua bagian :
a) Sembuyak berdasarkan tutur. Mereka bersaudara karena sesubklen
(merga).
b) Sembuyak berdasarkan kekerabatan, ini dapat dibagi atas:
1) Sembuyak Kakek adalah kakek yang bersaudara kandung.
32
Universitas Sumatera Utara

2) Sembuyak Bapa adalah bapak yang bersaudara kandung.
3) Sembuyak Nande adalah ibu yang bersaudara kandung.

3. Anak Beru
Anakberu adalah pihak pengambil anak dara atau penerima anak gadis
untuk diperistri. Oleh Darwan Prints, anakberu ini diumpamakan sebagai yudikatif,
kekuasaan peradilan. Hal ini maka anakberu disebut pula hakim moral, karena bila
terjadi perselisihan dalam keluarga kalimbubunya, tugasnyalah mendamaikan
perselisihan tersebut.
Anakberu dapat dibagi atas 2:
1. Anakberu berdasarkan tutur :
a) Anakberu Tua adalah pihak penerima anak wanita dalam tingkatan
nenek

moyang

yang

secara

bertingkat

terus

menerus

minimal tiga generasi.
b) Anakberu Taneh adalah penerima wanita pertama, ketika sebuah
kampung selesai didirikan.
2. Anakberu berdasarkan kekerabatan :
a) Anakberu Jabu (Cekoh Baka Tutup, dan Cekoh Baka Buka). Cekoh
Baka artinya orang yang langsung boleh mengambil barang
simpanankalimbubunya. Dipercaya dan diberi kekuasaan seperti ini
karena dia merupakan anak kandung saudara perempuan ayah.
b) Anakberu Iangkip, adalah penerima wanita yang menciptakan jalinan
keluarga yang pertama karena di atas generasinya belum pernah
33
Universitas Sumatera Utara

mengambil

anak

wanita

dari

pihak kalimbubunya

yang

sekarang. Anakberu ini disebut juga anakberu langsung yaitu karena
dia langsung mengawini anak wanita dari keluarga tertentu. Masalah
peranannya di dalam tugas-tugas adat, harus dipilah lagi, kalau
masih orang pertama yang menikahi keluarga tersebut, dia tidak
dibenarkan mencampuri urusan warisan adat dari pihak mertuanya.
Yang boleh mencampurinya hanyalah Anakberu Jabu.
c) Anakberu
menjaga

Menteri adalah anakberu darianakberu.
penyimpangan-penyimpangan

adat,

Fungsinya
baik

dalam

bermusyawarah maupun ketika acara adat sedang berlangsung.
Anakberu Menteri ini memberi dukungan kepadakalimbubunya
yaitu anakberu dari pemilik acara adat.
d) Anakberu

Singikuri adalah anakberu darianakberu

menteri,

fungsinya memberi saran, petunjuk di dalam landasan adat dan
sekaligus memberi dukungan tenaga yang diperlukan.
Dalam

pelaksanaan

acara

adat

peran anakberu adalah

yang

paling

penting. Anakberulah yang pertama datang dan juga yang terakhir pada acara adat
tersebut. Lebih lanjut tugas-tugasnya antara lain :
a) Mengatur jalannya pembicaraan runggu (musyawarah) adat.
b) Menyiapkan hidangan pada pesta.
c) Menyiapkan peralatan yang diperlukan pesta.
d) Menanggulangi sementara semua biaya pesta.

34
Universitas Sumatera Utara

e) Mengawasi semua harta milik kalimbubunya yaitu wajib menjaga dan
mengetahui harta benda kalimbubunya.
f) Menjadwal pertemuan keluarga.
g) Memberi khabar kepada para kerabat yang lain bila ada pihak
kalimbubunya berduka cita.
h) Memberi pesan kepada puang kalimbubunya agar membawa ose (pakaian
adat) bagi kalimbubunya.
i) Menjadi juru damai bagi pihak kalimbubunya,
Anakberu berhak untuk :
a) Berhak mengawini putri kalimbubunya, dan biasanya para kalimbubu
tidak berhak menolak.
b) Berhak mendapat warisan kalimbubu yang meninggal dunia. Warisan ini
berupa barang dan disebut morah-morah atau maneh-maneh, seperti
parang, pisau, pakaian almarhum dan lainnya sebagai kenang-kenangan.
Selain

itu

juga

karena

pentingnya

kedudukan anakberu,

biasanya

pihak kalimbubu menunjukkan kemurahan hati dengan :
a) Meminjamkan tanah perladangan secara cuma-cuma kepada anakberunya.
b) Memberikan hak untuk mengambil hasil hutan (dahulu karena
pihak kalimbubu adalah pendiri kampung, mereka mempunyai hutan
sendiri di sekeliling desanya).

35
Universitas Sumatera Utara

c) Merasa bangga dan senang bila anak perempuannya dipinang oleh
pihak anakberunya. Ini akan melanjutkan dan mempererat hubungan
kekerabatan yang sudah terjalin.
d) Mengantarkan makanan kepada anaknya pada waktu tertentu misalnya
pada waktu menanti kelahiran bayi atau lanjut usia.
e) Membawa pakaian atau ose (seperangkat pakaian kebesaran adat) bagi
anakberunya pada waktu pesta besar di dalam clan anakberunya.
Adapun istilah-istilah yang diberikan kalimbubu, kepadaanakberunya adalah :
a) Tumpak Perang, atau Lemba-lemba. Artinya adalah ujung tombak.
Maksudnya, bila kalimbubunya ingin pergi ke satu daerah, maka yang
berada di depan sebagai pengaman jalan dan sebagai perisai dari bahaya
adalah pihakanakberu. Dalam bahasa lain anakberu sebagai tim pengaman
jalan.
b) Kuda Dalan (Kuda jalan/beban). Dahulu sebelum ada alat transportasi
hanya kuda, untuk membawa barang-barang atau untuk menyampaikan
informasi dari satu desa ke desa lain, dipergunakanlah kuda. Arti Kuda
Dalam dalam istilah ini adalah alat atau kenderaan yang dipakai kemana
saja, termasuk untuk berperang, untuk membawa barang-barang yang
diperlukan

pihak kalimbubunya

atau

untuk

menyampaikan

berita

tentang kalimbubunya, dan sekaligus sebagai hiasan bagi kewibawaan
martabatkalimbubunya.
c) Piso Entelap (pisau tajam). Dalam pesta adat atau pekerjaan adat pisau
tajam dipergunakan untuk memotong daging atau kayu api atau untuk
36
Universitas Sumatera Utara

mendirikan teratak tempat berkumpul. Setiap anakberu harus memiliki
pisau yang yang demikian agar tangkas dan sempurna mengerjakan
pekerjaan yang diberikankalimbubunya. Menjadi kebiasaan dalam tradisi
Karo, pisau dari pihak kalimbubu yang meninggal dunia diserahkan
kepada anakberunya. Pisau ini disebut maneh-maneh, pemberiannya
bertujuan

agar

pekerjaankalimbubu terus

tetap

dilanjutkan

oleh

penerimanya. Dalam pengertian lain dalam acara-acara adat di dalam
keluarga kalimbubu, anakberulah

yang

menjadi

ujung

tombak

pelaksanaan tugas tersebut, mulai dari menyediakan makanan sampai
menyusun acaranya. Ketiga jenis pekerjaan di atas, dikerjakan tanpa
mendapat imbalan materi apapun, maka anakberu yang selalu lupa
kepada kalimbubunya dianggap tercela di mata masyarakat. Bahkan
dipercayai bila terjadi sesuatu bencana di dalam lingkungan keluarga
dari anakberuyang
kutukan

dari

melupakan kalimbubunya,
arwah

nenek

moyang

ini

dianggap

mereka

yang

sebagai
tetap

melindungi kalimbubu.

2.5 Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Karo Jahe sangat beragam, disesuaikan
dengan keahlian pribadi yang dimiliki oleh seseorang, dan tidak terbatas pada satu
bidang saja. Banyak warga Karo Jahe yang bekerja sebagai pedagang, petani, PNS
(pegawai negeri sipil), guru, pegawai swasta, dan lain-lain.

37
Universitas Sumatera Utara

Dari hasil wawancara dengan bapak Lape Sitepu, bahwa beliau selain
sebagai seorang seniman juga sebagai seorang pekerja bangunan dan petani. Diakui
oleh beliau, penghasilan menjadi seorang pemusik di Kabupaten Langkat tidaklah
mencukupi jika dibanding dengan kebutuhan hidup saat ini, sehingga dengan
dibantu penjualan instrumen musik yang dilakukannya sedikit mampu meringankan
beban ekonomi keluarganya.

2.6 Sistem Kesenian
Dalam musik instrumental ada beberapa instrumen yang lazim digunakan
dalam ansambel maupun disajikan dalam permainan tunggal, baik dalam kaitannya
dalam upacara adat, religi maupun sebagai hiburan.
Pada masyarakat Karo Jahe terdapat ensambel musik tradisional, yaitu
ansambel gendang Binge. Selain itu ada juga instrument musik tradisional yang
digunakan secara tunggal.

2.6.1 Ensambel Gendang Binge
Beberapa instrumen yang terdapat dalam ansambel gendang Binge adalah
sebagai berikut:
1. Sarune, kelompok aerophone yang memiliki reed ganda (double reed)
dimainkan dengan meniup terus menerus.
2. Gendang Galang, kelompok membranofone klasifikasi frame drum
3. Gendang Kitik, kelompok membranofone klasifikasi frame drum
4. Gung, instrumen idiophone sebagai pembawa tempo (ketukan dasar).

38
Universitas Sumatera Utara

2.7 Pengertian Biografi
Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisiskan sebagai sebuah
riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris
kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta
kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan
biografi yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi-informasi penting,
yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik
dan jelas.
Sebuah biografi biasanya menganalisia dan menerangkan kejadian-kejadian
pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan membaca
biografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan yang
dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai cerita-cerita atau
pengalaman-pengalaman selama hidupnya.
Suatu karya biografi biasanya becerita tentang kehidupan orang terkenal dan
orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal akan
menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat
sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya, namun demikian biasanya
biografi hanya berfokus pada orang-orang atau tokoh-tokoh terkenal saja.
Tulisan biografi biasanya bercerita mengenai seorang tokoh yang sudah
meninggal dunia, namun tidak jarang juga mengenai orang atau tokoh yang masih
hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur
tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa

39
Universitas Sumatera Utara

dewasa seseorang, namun ada juga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu
topik-topik pencapaian tertentu.
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan
utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran.
Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi
atau sejarah yang memparkan peranan subjek biografi tersebut.
Beberapa aspek yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara
lain: (a) Pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) Temukan fakta-fakta
utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan
catatan waktu;

(d) Pikirkan, hal apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai

orang tersebut, bagian mana dari cerita tentang beliau yang ingin lebih banyak anda
utarakan dan tuliskan.
Sebelum menuliskan sebuah biografi seseorang, ada beberapa pertanyaan
yang dapat dijadikan pertimbangan, misalnya: (a) Apa yang membuat orang tersebut
istimewa atau menarik untuk dibahas; (b) Dampak apa yang telah beliau lakukan
bagi dunia atau dalam suatu bidang tertentu juga bagi orang lain; (c) Sifat apa yang
akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut; (d) Contoh apa
yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut; (e) Kejadian
apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut; (f) Apakah beliau
memiliki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam hidupnya; (g) Apakah
beliau mengatasi masalahnya dengan mengambil resiko, atau karena keberuntungan;
(h) Apakah dunia atau suatu hal yang terkait dengan beliau akan menjadi lebih

40
Universitas Sumatera Utara

buruk atau lebih baik jika orang tersebut hidup ataupun tidak hidup, bagaimana, dan
mengapa demikian.
Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari studi
perpustakaan atau internet untuk membantu penulis dalam menjawab serta menulis
biografi orang tersebut dan supaya tulisan si peneliti dapat dipertanggungjawabkan,
lengkap dan menarik. Terjemahan Ary (2007) dari situs:
(www.infoplease.com/homework/wsbiography.html).

2.8 Alasan Dipilihnya Kebal Kaban
Dalam tulisan ini, penulis memilih Kebal Kaban sebagai objek penelitian,
dikarenakan beliau mampu memainkan dan membuat alat musik tradisional Karo
Jahe diantaranya adalah: (a) Beliau adalah salah satunya orang yang dapat membuat
sarune jahe yang merupakan alat musik tradisional Karo Jahe; (b) Beliau dapat
memainkan alat musik tradisional Karo Jahe dengan sangat baik pada massanya
menurut warga sekitar; (c) Sarune Jahe hasil buatan Kebal Kaban banyak dipakai
oleh para masyarakat baik di dusun tempat Kebal Kaban tinggal ataupun di luar
dusun tersebut; (d) hasil karya beliau juga dikirim ke daerah-daerah lainnya seperti
Bukit Lawang, Langkat, Bandar Meriah, Kinepen
. (e) pengalaman beliau yang merupakan anak dari pembuat sarune jahe pertama
sekali yang membuat Kebal Kaban menjadi orang yang lebih paham mengenai alat
musik tradisional Karo Jahe.
Hal-hal tersebut penulis ketahui dari hasil percakapan/wawancara dengan
Kebal Kaban dan juga dari sudara-saudara, dan rekan-rekan. Peranan dan

41
Universitas Sumatera Utara

pengalaman beliau yang banyak ini menjadi alasan ketertarikan penulis menemukan
fakta-fakta mengenai kehidupan beliau, dalam hal ini penulis lebih fokus kepada
kehidupan beliau sebagai pembuat alat musik dan lebih dikhususkan kepada
instrumen musik sarune buatan beliau.
Melalui wawancara penulis akan mencatat kehidupannya berdasarkan
dimensi waktu, ide-ide kreatif beliau dalam pembuatan instrumen musik tradisional
Karo Jahe, dalam hal ini sarune jahe adalah salah satu instrumen musik tradisional
Karo Jahe dan juga akan membahas bagaimana pengalaman hidup beliau, tanggapan
masyarakat khususnya masyarakat Karo Jahe mengenai bentuk instrumen musik
tradisional Karo Jahe yang dibuat oleh beliau yang sama sekali tidak ada perbedaan
dengan yang terdahulu, khususnya pada instrumen sarune jahe, bagaimana pendapat
orang mengenai dirinya, dan hal-hal lain.

2.9 Biografi Kebal Kaban
Biografi Kebal Kaban yang akan dideskrpsikan dalam tulisan ini, mencakup
aspek-aspek: latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan sebagai
pemusik, kehidupan sebagai pembuat alat musik dan tanggapan masyarakat
khususnya para masyarakat di Langkat mengenai keberadaan Kebal Kaban,
khususnya mengenai sarune jahe buatan beliau tersebut.

2.9.1 Latar Belakang Keluarga
Kebal Kaban lahir di desa Pernantian, Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo
pada tanggal 30 Desember 1924, anak dari ayah bapak Ngesah Kaban dan ibu T.

42
Universitas Sumatera Utara

Tarigan. Kebal lahir dari keluarga seniman musik tradisional Karo Jahe, dimana
ayah beliau bapak Ngesah Kaban adalah seorang pemusik dan pembuat alat musik
tradisional Karo yang terkenal se Kabupaten Karo. Latar belakang keluarga yang
sedemikian rupa membuat Kaban sudah sangat akrab dengan musik tradisional
Karo, baik dalam memainkan instrumen dan juga pembuatannya.
Profesi keseharian ayah beliau yang adalah pemain sekaligus pembuat
instrumen musik tradisional Karo, sering juga membuat Kebal sering terlibat
membantu ayahnya dalam membuat alat musik juga dalam bermain musik, hal
tersebutlah yang membuat Kebal menjadi sangat akrab dengan musik tradisional
Karo dan menguasai banyak permainan instrumen musik tradisional juga proses
pembuatan nya.
Kebal Kaban merupakan anak pertama dari 6 bersaudara masing-masing
adalah sebagai berikut:
1. Kebal Kaban ( pembuat gendang, laki – laki )
2. N. Kaban ( perempuan )
3. H. Kaban ( perempuan )
4. S. Kaban ( perempuan )
5. M. Kaban (perempuan)
6. N. Kaban (perempuan)

2.9.2 Latar Belakang Pendidikan dan Karir Militer Kebal Kaban
Kebal Kaban hanya sempat menginjakkan dirinya di bangku SD di desa
Pernantian pada Tahun 1940 dan itupun hanya sampai kelas 4 SD saja. Kemudian

43
Universitas Sumatera Utara

akibat gejolak perang antar Jepang melwan Belanda, Kebal Kaban mengakhiri
sekolah, kemudian tahun 1946 masuk menjadi lascar pesindo. Sikitar tahun 1947
belanda melanggar perjanjian linggar jati, akibatnya mengamuklah bung Tomo
selaku komandan pesindo. Akibat penghianatan belanda bubarlah pesindo,.
Kemudian terbentuklah Laskar Merah dan pak Kebal kaban menjada salah satu
anggota Laskar Merah. Sekitar tahun 1948 bubarlah pasukan Lascar Merah menjadi
TNI (Tentara Nasional Indonesia) di bawah kepemimpinan Letkol Jamin Ginting.
Setelah itu terjadi grilia sekitar 1949,diperintahkan yang oleh Safrudin perwira
negara dia menjadi pejabat presiden Republik Indonesia karena presiden Sukarno
ditangkap sekitar tahun 1948. “Ini jam ini menit ini detik,peluru mulai berlaku” kata
Sukarno. Setelah itu terjadi pertempuran dengan belanda di Mardinding.
Pertempuran berlangsung sampai dengan bulan Desember 1949. Terjadi penyerahan
kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia dengan syarat terbentuk Negara
RIS atau Republik Indonesia Serikat, kerjasama Belanda dengan merah putih. Di
stulah bapak Kebal Kaban menjadi tentar RIS. Sekitar tahun 1950, RIS bubar karna
bangsa menolak, dan ingin . menjadi NKRI (Negara Kedaulatan Republik
Indonseia) kembali. Selama RIS bapak Kebal Kaban menandatangini kontrak kerja
tentaranya selama 3 tahun. Setelah RIS bubar kebal kaban menjadi tentara NKRI.
Sekitar bulan Maret 1953, Kebal Kaban memasuki desa Baguldah hingga sekarang.

44
Universitas Sumatera Utara

2.9.3 Keluarga Kebal Kaban
Kebal Kaban berumah tangga dengan istri pertamanya M. br. Simanjorang
bulan September tanggal 11 tahun 1952 di Baguldah. Dari istri pertamanya ini
Beliau memiliki 6(enam) orang anak, diantaranya 3(tiga) laki-laki dan 3(tiga)
perempuan.
Nama-nama anak Kebal Kaban tersebut adalah
1. Moratken Kaban ( laki-laki) 6 cucu,
2. Serintan br kaban (perempuan) 5 cucu,
3. Sertali br kaban (perempuan) 4 cucu,
4. Ngaturken Kaban (laki-laki) 2 cucu,
5. Darma Kaban (Laki-laki)
6. Sempamuli br kaban (perempuan)

Sekitar tahun 1983 kebal kaban bercerai dengan istri pertamanya, kemudian
menikah tahun 1984 tanggal 9 bulan Oktober dengan Pelcik br Bangun dan
memperoleh satu anak laki-laki yang bernama Sekat Kaban.

2.10 Kebal Kaban Sebagai Pemusik Tradisional Sarune Jahe Pada Masyarakat
Karo Jahe
Awalnya di desa Baguldah ini tedapat seorang penggual yang bernama
Amalen Perangin-angin (orang tua angkat dari istri pertama Kebal Kaban), yg
merupakan mertua dari kebal kaban dari istri pertama. Sekitar tahun 1954 bapak

45
Universitas Sumatera Utara

Amalen Perangin-angin meninggal dunia, namun Almarhum masih meninggalkan
peralatan-peralatan pembuatan alat-alat musik tradisional karo jahe. Sebelum bapak
Amalen meninggal dunia Almarhum menitipkan pesan kepada Kebal Kaban agar
mempelajari lagu-lagu daerah karo jahe dan melestarikan musik kebudayaan karo
jahe.
Lalu Sekitar tahun 1955 bapak Kebal Kaban mulai mempelajari reportoar
lagu karo jahe. Tidak ada kesulitan dalam proses pembelajaran lagu oleh Kebal
Kaban karena latar belakangnya yang seorang anak penggual karo gugung yang
bernama Ngesah Kaban. Untuk mematangkan tehnik dan perbendaharaan lagu karo
jahe, kebal kaban memulai pembelajarannya di baguldah I padang cermin yang
bernama Bapak Malem Teta Perangin-angin sekitar 3 tahun, mempelajari lagu-lagu
adat karo langkat, di antaranya : Doah-daoh Sarudung, Didong Lau Kambing, dan
lain-lain. Setelah itu Kebal Kaban memantapkan tehnik permainannya kepada bapak
Jumpa Sembiring di Bandar Meriah, di sini Kebal Kaban lebih memantapkan
refrensi lagu- lagunya, diantaranya lagu Patam-patam Johor, Patam-patam Pudi
Terang, Patam-patam Bungaen Cole. Setelah itu Kebal Kaban belajar lagi dari
seorang guru yang bernama Ngaku Tarigan di Batu Menjah, disini Kebal Kaban
mempelajari persyaratan dalam melakukan berbagai upacara-upacara adat di karo
jahe selaku penggual, Syarat-syaratnya antara lain adalah :
a) Di

upacara

orang

mati,

harus

ada

penandek

/gual-gual

(beras

pukulen,didlmnya trdapat beras putih, telur, sirih, gambir, kapu, pinang,
kemudian kain putih sepanjang 2 meter sebagai pengikat),
b) Di upacara rumah baru, sama dengan keterangan di atas,

46
Universitas Sumatera Utara

c) Di upacara pernikahan hanya biasa saja.

Sekitar 1956

Kebal Kaban memiliki grup yang bernama “Penggual

Guldah”. Mereka meneruskan dan menjaga kelestarian pemusik karo jahe langkat.
Nama-nama penggual seangkatan kebal kaban:
1.Ngantus Sembiring
2.bena muli Ginting
3.tergiah perangin-angin
4.suria sitepu
5.longge ginting
Dulu terdapat beberapa penggual di langkat. Antara lain;
1.penggaul kampong tanjung Langkat
2.penggual Nangka Lima
3.penggual Namo ukur
4.penggual namo terasi

2.11 Kebal Kaban Sebagai Pembuat Alat Musik
Seperti yang telah dibahas di sub bab sebelumnya, bahwa latar belakang
keluarga banyak mempengaruhi dan membuat Kebal Kaban seorang yang piawai
dalam bermain musik tradisional Karo Jahe. Demikian juga halnya sebagai pembuat
instrumen musik Karo Jahe.
Kemampuan dalam membuat instrumen musik tradisional masyarakat Karo
Jahe diperoleh bapak Kebal Kaban semenjak dia masih anak-anak, beliau sering

47
Universitas Sumatera Utara

membantu ayahnya bapak Ngesah Kaban dalam membuat instumen musik
tradisional masyarakat Karo Jahe. Berawal dari pengalaman hidup pada masa anakanak tesebutlah yang terus dikembangkan dan menjadi bekal bagi beliau untuk
memulai karir beliau sebagai pembuat instrumen musik tradisional pada masyarakat
Karo Jahe.
Awalnya kebal kaban hanya ingin memperbaikki sarunenya (peninggalan
Ngesah kaban/ayah) yang rusak ke Gunung Ambat . Kemudian Kebal Kaban
berinisiatif untuk belajar sendiri agar dapat memperbbaiki sarune buatan ayahnya
tersebut. Lalu untuk mengantisipasi perbaikkan sendiri, sekitar tahun 1958 kebal
kaban memulai karirnya sebagai pengrajin/pembuat sarune berbekal dari
pengalamnnya membuat sarune dengan almarhum ayahnya Ngesah Kaban.

Sehingga beliau membuat instrumen musik tradisional tersebut seperti apa
yang pernah dialami dan dipelajari beliau ketika bersama dengan ayahnya. Sarune,
gendang kitik, belobat, surdam adalah jenis instrumen musik tradisional yang sering
dibuat oleh bapak Kebal Kaban , karena keempat instrumen tersebutlah yang kerap
digunakan oleh bapak Kebal Kaban dan saudaranya dalam setiap pertunjukan yang
mereka adakan maupun yang mengundang mereka untuk bermain musik tradisional.
Dengan seringnya instrumen musik tradisional buatan bapak Kebal Kaban tersebut
ditampilkan di beberapa acara-acara Kabupaten Langkat, maka hal tersebut lambat
laun mulai diketahui oleh pemusik tradisional Karo lainnya, dan merekapun mulai
meminta kepada bapak Kebal Kaban untuk dibuatkan juga instrumen musik serupa.

48
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Studi Organologis Gendang Galang Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Lape Sitepu” ; Di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat

0 33 73

Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

4 20 122

Studi Organologis Gendang Galang Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Lape Sitepu” ; Di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat

0 11 73

Studi Organologis Gendang Galang Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Lape Sitepu” ; Di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat

0 0 4

Studi Organologis Gendang Galang Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Lape Sitepu” ; Di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat

0 1 8

Studi Organologis Gendang Galang Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Lape Sitepu” ; Di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat

0 0 20

Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

0 0 12

Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

0 0 2

Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

0 0 10

Kajian Organologis Sarune Jahe Pada Masyarakat Karo Jahe, Buatan Bapak Kebal Kaban Di Desa Baguldah, Kecamatan Binjai Selatan, Kabupaten Langkat

0 0 1