Embrace The Tourism With Enchanting Maimoon Palace

BAB II
FIRST IMPRESSION

Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari
perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya,
perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang
sampai pada lokasi, perancang melihat kondisi lokasi Istana Maimun yang tidak begitu
tertata dan terawat pada beberapa bagian. Ketika memasuki gerbang Istana tidak terdapat
penjagaan khusus seperti pengecekan mobil ataupun tiket masuk kendaraan pengunjung
pada pintu gerbang dan keluar masuk kendaraan pengunjung hanya dapat di akses satu
gerbang sehingga ketika kendaraan keluar dan kendaraan masuk harus saling menunggu,
sedangkan gerbang yang satunya lagi tidak difungsikan secara optimal karena memiliki
fungsi yang berbeda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari pihak Istana Maimun, diketahui
bahwa pada bagian kanan dan kiri gerbang terdapat warung-warung yang menjual
makanan hingga buah tangan dan terdapat penjual tanaman hias. Warung-warung yang
berada pada lokasi Istana Maimun dikelola oleh keluarga sultan yang bertempat tinggal
dibelakang istana (gambar 2.1), sedangkan pada bagian tempat tanaman hias dikelola oleh
pihak luar (swasta) yang menyewa sebagian lokasi Istana untuk dijadikan tempat
berjualan (gambar 2.2). Pihak Istana Maimun juga menyewakan sebagian tanah pada
lokasi kepada salah satu travel di kota Medan untuk dijadikan tempat peristirahatan dan

perbaikan bus pariwisata sehingga secara visual kondisi disekitar Istana kurang tertata
dan terawat (gambar 2.3). Dapat dikategorikan dari segi kenyamanan dan keamanan

10
Universitas Sumatera Utara

11

pengunjung pihak Istana Maimun tidak begitu memperhatikan karena sebagian lokasi
disewakan untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan Istana Maimun.

Gambar 2.1 Warung-warung yang berada di lokasi

Gambar 2.2 Kondisi tempat penjual tanaman hias

Tempat parkir kendaraan pengunjung yang kurang dikelola dengan baik sehingga
kendaraan yang parkir tidak mengetahui garis parkir. Pada lokasi tapak tidak terlihat jalur
pedestrian yang dibuat khusus agar pengunjung dapat mengakses dari parkiran kendaraan
menuju ke Istana Maimun. Ketika pengunjung yang akan menuju Istana Maimun harus
berhati-hati karena terdapat jalur kendaraan (menuju ke kediaman keluarga sultan pada

bagian belakang Istana) yang harus dilalui. Jalur pedestrian menuju Istana Maimun
terlihat setelah adanya suatu batasan yang dibuat khusus, dulunya jalur ini merupakan
jalur kendaraan yang dapat diakses langsung ke Istana (Gambar 2.4).

Universitas Sumatera Utara

12

Pada bagian depan Istana Maimun terdapat lapangan hijau yang terawat dan air mancur
yang telah dinonaktifkan serta gerbang yang sudah tidak digunakan lagi. Pada lapangan
hijau pengunjung atau anak-anak sekitar sering menggunakan lokasi ini sebagai tempat
bermain bola kaki dan pengunjung menggunakan tempat ini untuk beristirahat sambil
berfoto-foto dengan background Istana Maimun (Gambar 2.5) serta terdapat pepohonan
tertata dengan rapi dan terawat. Pada zaman dahulu, gerbang yang posisinya tegak lurus
dengan Istana Maimun digunakan sebagai akses kereta kuda Istana dengan penataan pada
bagian sisi kanan kiri yang dikelilingi oleh pohon-pohon sehingga menciptakan kesan
megah dan kokoh (Gambar 2.6). Kondisi pada bagian depan Istana Maimun terdapat
sedikit perubahan pada jalur seperti dulunya dari gerbang dapat langsung diakses menuju
ke istana, sedangkan sekarang jalur tersebut lebih kecil dan tidak dapat diakses karena
terkunci.


Gambar 2.3. Kondisi tapak pada bagian
belakang Istana Maimun

Universitas Sumatera Utara

13

Gambar 2.4 Jalan menuju Istana Maimun

Gambar 2.5. Kondisi terkini pada bagian
depan Istana

Gambar 2.6 Kondisi lampau pada bagian
depan Istana
(Sumber : Tropenmuseum)

Universitas Sumatera Utara

14


Pada lokasi tidak terdapat parkir kendaraan bus pariwisata pengunjung yang datang ke
Istana Maimun sehingga bus pariwisata memarkirkan bus pada lahan hijau pada bagian
belakang warung-warung (gambar 2.7). Secara tidak langsung tanaman (rumput) pada
lokasi tersebut rusak karena dilewati oleh bus dan pengunjung yang turun dari bus
tersebut.
Menurut hasil wawancara dengan narasumber dari pihak Istana Maimun, pada bagian
belakang Istana Maimun terdapat kediaman keluarga sultan yang turun temurun
menempati tempat tersebut. Terdapat perbedaan antara kediaman keluarga sultan yang
bertempat dibagian belakang Istana dengan kediaman keluarga yang tinggal di dalam
bangunan Istana yaitu keluarga yang tinggal di dalam bangunan istana merupakan
keturunan keluarga langsung dari sultan sehingga mendapatkan "keistimewaan" untuk
tinggal didalam bangunan istana. Bangunan kediaman keluarga sultan pada bagian
belakang Istana tidak memiliki gaya arsitektural yang senada dengan istana melainkan
hanya bangunan biasa beratap seng. Kondisi jalan menuju kediaman keluarga sultan yang
kurang tertata rapi sehingga terkesan seperti suatu gang (Gambar 2.8).

Gambar 2.7 Tempat parkir bus pariwisata

Universitas Sumatera Utara


15

Gambar 2.8. Kondisi kediaman dan akses menuju
kediaman keluarga sultan

Akses dari Istana Maimun menuju sungai yang tidak disediakan, ketika menuju ke sungai
harus melewati rerumputan tinggi. Kondisi Sungai Deli yang tidak begitu tertata dan
diperhatikan oleh pihak pemerintah maupun pihak Istana Maimun yang menjadikan
Sungai Deli sebagai tempat pembuangan limbah cair tanpa diolah terlebih dahulu,
sehingga tidak terdapat keistimewaan atau potensi yang dapat dikembangkan dan
diangkat oleh pihak Istana Maimun untuk menarik wisatawan untuk berkunjung (gambar
2.9). Hal yang lebih mengejutkan ketika berada di lokasi Istana Maimun, berdasarkan
hasil wawancara diketahui bahwa, sebagian dari tanah lokasi Istana Maimun juga
disewakan kepada RS. Martha Friska dalam kurun waktu 5 tahun. Tanah yang disewakan
oleh pihak Rumah Sakit kini dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan dan mesin
generator (gambar 2.10). Hal ini sangat disayangkan, karena Istana Maimun merupakan
kebanggaan kota Medan tetapi sebagian tanah dari Istana Maimun disewakan kepada
pihak swasta demi kepentingan pihak lain.


Gambar 2.9 Kondisi Sungai Deli pada bagian
belakang lokasi istana

Universitas Sumatera Utara

16

Gambar 2.10 Lokasi yang disewakan oleh
pihak Istana Maimun

Dari hasil pengamatan perancang dalam segi keamanan pada lokasi Istana Maimun tidak
memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini dikarenakan dari gerbang masuk menuju
Istana Maimun tidak terdapat penjagaan khusus. Sebagian tanah lokasi yang disewakan
kepada pihak luar istana menunjukkan bahwa lokasi ini memiliki tingkat privasi yang
rendah dan apresiasi terhadap tanah Istana Maimun yang kurang.
Perbedaan sangat jauh terlihat jika dibandingkan dengan Istana Himeji yang berada di
kota Himeji, Jepang. Istana Himeji (gambar 2.11) merupakan salah satu bangunan
peninggalan arsitektur pada awal abad ke-17 yang berpengaruh pada kota Himeji.
Bangunan ini didominasi dengan plesteran berwarna putih pada tembok-tembok istana.
Istana Himeji memiliki nilai budaya yang sangat tinggi sehingga pada tahun 1993

UNESCO memasukkan Istana Himeji dalam daftar situs warisan dunia dalam kategori
warisan budaya. Istana Himeji dibangun pada tahun 1346 pada zaman istana utara-istana
selatan oleh putera shogun Akamatsu Norimura. Istana ini banyak dikunjungi oleh
wisatawan untuk melihat bunga sakura pada musim semi. Istana Himeji dibuka bagi
pengunjung dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 1 Januari dan 6 April.

Universitas Sumatera Utara

17

Gambar 2.11 Bangunan Istana Himeji
(Sumber Aiko Yuki)

Perbedaan antara Istana Maimun dan Istana Himeji adalah meskipun ke-2 istana dibangun
pada tahun yang cukup lama. Istana Himeji tetap terawat dan tertata dengan rapi dengan
landscape yang menarik sehingga pengunjung atau wisatawan yang datang dapat
menikmati istana dan sekitarnya secara keseluruhan. Persamaan antara ke-2 istana adalah
Istana yang dulunya dipakai untuk kepentingan pirbadi dan kemudian menjadi tujuan
wisata kota yang menjadi kebanggaan.


Universitas Sumatera Utara