Efektivitas Cara Pemakaian Beberapa Antiseptik Kulit Dalam Membunuh Bakteri Sebelum Tindakan Medis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Flora yang terdapat pada kulit terdiri dari flora normal dan flora transien. Flora
normal terdiri dari mikroorganisme yang jenisnya relatif tetap dan biasa ditemukan
pada daerah tertentu, umur tertentu, bila terganggu mikroorganisme tersebut tumbuh
kembali dengan segera. Flora transien, merupakan hasil dari kontaminasi dan tidak
berkoloni, memiliki kecenderungan lebih untuk menyebabkan penyakit. (Irianto,
2006).
Tangan dan kulit merupakan tempat utama dalam masuknya patogen-patogen
yang dapat menyebabkan penyakit infeksi (Hammond et al,2000). Untuk membunuh
dan menghambat pertumbuhan bakteri sebelum melakukan tindakan medis salah
satunya dengan menggunakan Antiseptik.
Infeksi nosokomial disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi, salah satunya
adalah optimalitas proses antisepsis. Di Indonesia, data mengenai infeksi nosokomial
dapat dilihat dari data surveilans yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada
tahun 1987 di 10 RSU Pendidikan, diperoleh angka infeksi nosokomial cukup tinggi
yaitu sebesar 6-16% dengan rata-rata 9,8%.
Antiseptik adalah substansi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
dari mikroorganisme. Antiseptik digunakan termasuk untuk membersihkan kulit dan
permukaan luka setelah luka, preparasi dari permukaan kulit prioritas untuk injeksi

atau prosedur operasi, dan disinfektan rutin. Beberapa Antiseptik yang biasa
digunakan untuk membersihkan kulit mengandung chlorhexidine, komponen iodine,
dan alkohol.
Dalam 50 tahun terakhir kita mempunyai bukti peningkatan signifikan terhadap
jumlah antiseptik dan kegunaannya di lingkungan kesehatan. Saat digunakan dengan
baik antiseptik mempunyai peran yang penting dalam mengkontrol infeksi dan
mengurangi risiko infeksi nosokomial. (Normah, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Ministry of Health Drug Formulary, umumnya jenis antiseptik yaitu:
alkohol 70%; chlorhexidine gluconate scrub 4%; chlorhexidine gluconate cair 5%;
chlorhexidine gluconate cair 5% di alkohol 70%; povidone iodine 10%; dan
povidone iodine scrub 7,5%.
Efektivitas pemakaian antiseptik perlu ditinjau dari tiga aspek. Pertama, apakah
pemakaian antiseptik sendiri memang bermakna dalam meningkatkan efektivitas
pembersihan secara mekanis. Aspek kedua adalah jenis antiseptik mana yang dapat
diandalkan. Ketiga, terlepas dari tingkat efektivitasnya adalah efek samping dari
pemakaian antiseptik tersebut. (Stern, 1993).
Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

efektivitas cara pemakaian beberapa antiseptik kulit dalam membunuh bakteri
sebelum tindakan medis.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan penelitian untuk menjawab
pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah efektivitas cara pemakaian beberapa
antiseptik kulit dalam membunuh bakteri sebelum tindakan medis.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas cara pemakaian
beberapa antiseptik kulit dalam membunuh bakteri sebelum melakukan tindakan
medis.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efektivitas antiseptik povidon iodin 10% + alkohol 70%
dan chlorhexidine gluconate 4% terhadap membunuh bakteri sebelum tindakan
medis.
1.4.Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti

Universitas Sumatera Utara


a. Membantu penulis mengetahui lebih jauh mengenai mikroorganisme yang
dapat hidup dalam kulit manusia, dan sekaligus sebagai wadah latihan
penerapan dan pembelajaran yang diperoleh selama masa perkuliahan.
b. Mengaplikasikan ilmu mengenai penelitian yang selama ini didapat
diperkuliahan.
2. Bagi pembaca
a. KTI ini diharapkan kedepannya akan dapat menambah pengetahuan
pembaca akan pentingnya antiseptik sebelum melakukan tindakan medis.
b. Dapat memberitahukan pilihan antiseptik yang efektif.
3. Bagi pendidikan
KTI ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk selanjutnya jika
penelitian ini lebih dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara