Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi SIMDA dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Penelitian pada SKPD di Kabupaten Labuhan Batu Utara)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai
hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di
dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih
(principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi prinsipal.
Berkaitan dengan masalah keagenan, praktek pelaporan keuangan dalam
organisasi sektor publik merupakan suatu konsep yang didasari oleh teori
keagenan. Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai agen
mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik serta baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakilwakilnya. Dalam suatu pemerintahan demokrasi, hubungan antara pemerintah dan
para pengguna informasi keuangan pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu
hubungan keagenan (faristina, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Teori Sikap dan Perilaku
Green dan Kreuter (2000) mendefinisikan perilaku merupakan hasil dari
seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut Triandis (1980) bahwa
perilaku juga ditentukan oleh sikap, aturan sosial, kebiasaan, dan konsekuensi
yang ada. Sikap adalah berkenaan dengan apa yang orang-orang ingin lakukan.
Aturan sosial merupakan apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan.
Kebiasaan adalah berkaitan dengan apa yang mereka biasa lakukan. Konsekuensi
merupakan akibat-akibat dari perilaku yang mereka pikirkan, baik konsekuensi
yang menguntungkan maupun konsekuensi yang merugikan. Model perilaku
interpersonal yang lebih komprehensif dari Triandis (1980) menjelaskan bahwa
faktor sosial, perasaan, dan konsekuensi yang dirasakan dapat mempengaruhi
tujuan perilaku dan selanjutnya akan mempengaruhi perilaku. Ini berarti perilaku
tidak akan terjadi jika situasinya tidak memungkinkan.
Dalam penelitian ini, pengguna laporan posisi keuangan terbiasa
(berperilaku) melaksanakan tugas secara sempurna jika arahan pimpinan
(manajemen puncak) berjalan dengan baik, kemampuan atau kompetensi sumber
daya manusia yang unggul dan persepsi keberhasilan sistem. Sebaliknya, jika
arahan pimpinan tidak jelas, kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia
tidak memadai dan tidak ada persepsi positif dalam keberhasilan sistem, maka
budaya bekerja pengguna laporan keuangan hanya bersifat rutinitas. Akibatnya
laporan keuangan yang berbasis kinerja tidak menunjukkan kualitas yang baik.
21
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga menilai berdasarkan perilaku dari masing-masing
individu pengguna laporan posisi keuangan dalam beberapa variabel, yaitu
dukungan manajemen puncak, kompetensi sumber daya manusia, dan persepsi
keberhasilan sistem, dengan variabel independen tersebut peneliti dapat menilai
sikap dari pimpinan, dan penyusun laporan keuangan dalam berperilaku terhadap
laporan keuangan.
2.1.3. Sistem Informasi Akuntansi
Valacich, et all (2012:7) mendefinisikan sistem sebagai “A system is an
interrelated set of business procedures (or components) used within one business
unit, working together for some purpose”. Dimana sistem adalah seperangkat
prosedur bisnis (atau komponen) yang saling berhubungan, digunakandalam satu
unit usaha, bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu
Bagranoff, et all (2010:5) mendefinisikan informasi sebagai “data and
information are often used interchangeably, it is useful to distinguish between
them. Data (the plural of datum) are raw facts about events that have little
organization or meaning. To be useful or meaningful, most data must be
processed into useful information”. Bahwa datadan informasisering digunakan
secara bergantian, maka perluuntuk membedakan definisiantara mereka.
Data(bentuk jamak dari datum) adalah faktamentahtentang suatu peristiwa
yangdimiliki olehorganisasi. Agar menjadi bergunaatau berarti, sebagian besar
dataharusdiolah menjadiinformasi yang berguna.
Universitas Sumatera Utara
Weygandt, et all (2015:4) mendefinisikan akuntansi sebagai “Accounting
consists of three basic activities—it identifies, records, and communicates the
economic events of an organization to interested users”.Definisi tersebut
menunjukkan bahwa akuntansi wajib menghasilkan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.
Hall (2011:7) mendefinisikan sistem informasi sebagai “The information
system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into
information, and distributed to users”.
Yaituserangkaian
prosedurformal
di
manadata
dikumpulkan,
diproses
menjadiinformasi, dan didistribusikan kepadapengguna.
Sehingga dapat kita definisikan secara umum bahwa Sistem Informasi
Akuntansi adalah serangkaian komponen prosedur yang saling terintegrasi,
dimana data keuangan dikumpulkan, diproses menjadi
infomasi dan
didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan.
2.1.4. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat
peristiwa ekonomi pada organisasi non profit atau nirlaba. Akuntansi keuangan
daerah adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat peristiwa ekonomi pada
entitas ekonomi di lingkungan pemerintah daerah. Akuntansi keuangan daerah ini
diperlukan sejalan dengan semangat otonomi daerah yang harus mengelola
keuangan daerah secara terpisah dan transparan kepada publik (Erlina, Rasdianto,
2013:3).
23
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
SIMDA, atau Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah adalah
suatu sistem informasi yang dibangun, dikembangkan dan digunakan untuk
melakukan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
berbasis kinerja, penatausahaan perbendaharaan, penatausahaan Kas Daerah dan
akuntansi pengelolaaan keuangan secara otomatis dengan memanfaatkan
pengolahan data elektronik.
2.1.5.1.Tujuan SIMDA
Tujuan pengembangan Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah
ini adalah:
•
Menyediakan Data base mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik
dari aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun
pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi
pemerintah daerah.
•
Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada
manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk mengambil keputusan.
•
Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan
pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.
•
Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi
daerah
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.2.Keunggulan
Keunggulan dan manfaat penggunaan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen
Daerah) yaitu:
•
Sesuai peraturan perundang-undangan
Aplikasi SIMDA Keuangan di disain berdasarkan sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
•
Terintegrasi
Aplikasi SIMDA dapat dimplemetasikan untuk pengelolaan keuangan
daerah secara terintegrasi, menggunakan teknologi multi user dan
teknologi
client/server,
dari
penyusunan
anggaran,
pelaksanaan
anggaran, dan pertanggungjawaban keuangan baik dilaksanakan di
SKPKD maupun di SKPD, sehingga mempunyai keuntungan :
1. Pengendalian transaksi terjamin
2. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu
kali input data transaksi sehingga menghemat waktu, tenaga dan
biaya.
3. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan informasi keuangan
•
Transfer of Knowledge
Dengan memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam hal:
1. Penguasaan disiplin ilmu akuntansi dan audit,
2. Penguasaan business process pengelolaan keuangan daerah, dan
3. Pengalaman praktis pengelolaan keuangan daerah,
25
Universitas Sumatera Utara
serta didukung dengan kantor Perwakilan BPKP yang dapat menjangkau
seluruh pemerintah daerah, maka BPKP dapat membimbing dan
mengasistensi pengelola keuangan daerah untuk mengimplementasi
sistem pengelolaan keuangan daerah sesuai ketentuan dan kebutuhan
manajemen dengan menggunakan aplikasi SIMDA. Bimbingan dan
asistensi tersebut merupakan proses transfer of knowledge dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pemerintah daerah .
•
Kesinambungan Pemeliharaan
Dengan komitmen dan dukungan dari pimpinan dan eksistensi BPKP
maka pengembangan dan perbaikan Aplikasi SIMDA masih terus
dilakukan meliputi :
1. Penyempurnaan dan Perbaikan Aplikasi SIMDA mengikuti praktik
pengelolaan keuangan terbaik
2. Penyesuaian dengan peraturan yang terbit kemudian
3. Pemeliharaan dan asistensi kepada pemerintah daerah yang
menimplementasikan
•
Mudah Digunakan
Fitur-fitur sederhana, mudah dimengerti dan dipelajari. Dengan
melakukan
transaksi
keuangan
pemerintah
daerah
sehari-hari
menggunakan aplikasi ini (output dokumen transaksi seperti SPD, SPP,
SPM, dan SP2D), secara otomatis catatan dan laporan keuangan dapat
dihasilkan (output catatan akuntansi seperti buku jurnal, buku besar, dan
laporan).
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Munawir (2004), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Bahwa laporan keuangan
adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator
kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.
Sukmaningrum (2012) mengemukakan bahwa laporan keuangan yang
dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang
berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Xu et al. (2003)
menyatakan bahwa informasiakan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat
mendukung pengambilankeputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai . Oleh
karena itu, pemerintahdaerah wajib memperhatikan informasi yang disajikan
dalam laporan keuanganuntuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan
keuangan pemerintah daerahharus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif
yang sebagaimana disyaratkandalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
27
Universitas Sumatera Utara
Sukmaningrum (2012) juga mengatakan bahwa tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
1. Menyediakan
informasi
mengenai
posisi
sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
4. Menyediakan
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya tujuan dari laporan keuangan daerah tersebut maka menyebabkan
dituntutnya pelaporan keuangan daerah yang berkualitas. Hal tersebut dikarenakan
informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan daerah tersebut sangat penting
dan menjadi tanggung jawab aparatur pemerintah terhadap masyarakat. Sehingga
apabila terjadi kecurangan dalam pemanfaatan dana maupun pelaporannya,
masyarakat berhak menuntut pemerintah yang bersalah untuk bertanggung jawab
terhadap kecurangan yang dilakukan.
2.2.Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
(Tahun)
Dunuk Setiawati
(2015)
Mohammad
Alfian (2014)
Judul
Analisis Faktor
Pendukung
Implementasi
SIMDA dan
Pengaruhnya
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
pada SKPD di
Yogyakarta
Analisis Faktor
Pendukung
Implementasi
SIMDA dan
Pengaruhnya
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
pada SKPD di Kab.
Kulon Progo
Variabel Penelitian
Variabel Independen:
Dukungan Manajemen
Puncak
Tingkat Pemahaman
Pengguna Mengenai
SIMDA
Kualitas Data Input
Variabel Dependen:
Kualitas Laporan
Keuangan
Implementasi SIMDA
Variabel Independen:
Tingkat Pemahaman
Pengguna
Kualitas Data Input
Dukungan Manajemen
Puncak
Variabel Dependen:
Implementasi SIMDA
Kualitas Laporan
Keuangan Daerah
Hasil Penelitian
Kualitas data input dan
dukungan manajemen
puncak berpengaruh positif
pada pelaksanaan SIMDA,
tetapi tingkat pengetahuan
pengguna tentang SIMDA
tidak berpengaruh positif
terhadap implementasi
SIMDA
Kualitas data input dan
tingkat pemahaman
pengguna berpengaruh
positif pada implementasi
SIMDA, namun tidak untuk
dukungan manajemen
puncak. Implementasi
SIMDA berpengaruh positif
terhadap kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah.
29
Universitas Sumatera Utara
Ayu Lestary
Singarimbun
(2015)
Ahmad AlHiyari, dkk
(2013)
Analisis Pengaruh
Penerapan Sistem
Akuntansi
Pemerintahan
Daerah dan
Kompetensi Sumber
Daya Manusia
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
di Provinsi Sumatera
Utara
Variabel Independen:
sistem akuntansi
pemerintahan
kompetensi sumber daya
manusia
Factors that Affect
Accounting
Information System
Implementation and
Accounting
Information Quality
Variabel Independen:
Sumber Daya Manusia
Kualitas Data
Komitmen Manajemen
Variabel Dependen:
Sistem Informasi
Akuntansi
Kualitas Informasi
Variabel Dependen:
kualitas laporan
keuangan
Secara parsial: Tidak
terdapat pengaruh signifikan
antara variabel sistem
akuntansi pemerintahan
(X1) terhadap kualitas
laporan keuangan (Y).
Tidak terdapat pengaruh
signifikan antara variabel
kompetensi sumber daya
manusia (X2) terhadap
kualitas laporan keuangan
(Y). Secara simultan:Tidak
terdapat pengaruh signifikan
antara variabel sistem
akuntansi pemerintahan
daerah (X1) dan kompetensi
sumber daya manusia (X2)
terhadap kualitas laporan
keuangan (Y).
Terdapat hubungan yang
signifikan antara komitmen
manajemen, kualitas data
dan implementasi sistem
informasi akuntansi. Namun
tidak signifikan dengan
Sumber daya manusia.
Hubungan yang signifikan
antara sumberdaya manusia,
sistem informasi akuntansi
dan kualitas informasi
akuntansi, selain itu
hubungan antara komitmen
manajemen, kualitas data
tidak signifikan dengan
kualitas informasi
akuntansi.
Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kualitas
data dan kualitas informasi
akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: Hasil olah data dengan SmartPLS 2.0
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan
hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang
diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas Data Input, Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Dukungan Manajemen Puncak, Persepsi Keberhasilan
Sistem sebagai variabel eksogen. Kemudian, Implementasi SIMDA dan Kualitas
LKPD sebagai variabel endogen. Dengan masing-masing indikator yang mewakili
setiap petanyaan pada variabel.Uraian dari kerangka pemikiran yang menjelaskan
secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti diuraikan dalam pembentukan
hipotesis dibawah ini:
31
Universitas Sumatera Utara
2.4.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
2.4.1. Kualitas Data Input dan Implementasi SIMDA
Seluruh proses menghasilkan data (pengumpulan, penyimpanan, dan
penggunaan data) harus berjalan dengan baik agar kualitas data yang digunakan
dapat diproses dengan baik. Lee dan Strong (2003) menyatakan bahwa proses
produksi data harus berjalan dengan baik agar mencapai hasil yang berkualitas,
sejalan dengan hal tersebut Rahayu (2012) menyatakan bahwa data yang
berkualitas dapat mempengaruhi output dari SIA. Xu (2003) dalam Setiawati
(2015) menyatakan bahwa kualitas output SIA bergantung dari input yang ada.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Kualitas Data Input berpengaruh positif terhadap Implementasi SIMDA
2.4.2. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Implementasi SIMDA
Menurut (Cooper, 2006) menyatakan bahwa komitmen manajemen adalah
keterlibatan manajemen dalam dan mempertahankan perilaku dalam pencapaian
tujuan organisasi. Peningkatan komitmen manajemen terhadap perkembangan
sistem akuntansi maka akan berdampak langsung terhadap kualitas implementasi
SIA.
Thong, et al. (1996) menyatakan bahwa jika tingkat dukungan manajemen
puncak rendah maka manajemen puncak tidak mungkin terlibat dalam aspek
pelaksanaan SIA seperti (tanggapan terhadap rekomendasi konsultanatau
Universitas Sumatera Utara
memantau proyek pengembangan SIA tersebut), mereka menemukan bahwa
komitmen manajemen meningkatkan efektivitas sistem informasi karena mereka
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek-proyek pengembangan
SIA.
Rahayu (2012) meneliti pengaruh komitmen manajemen terhadap kualitas
data dan SIA, ia menemukan bahwa komitmen manajemen dan kualitas data
bersama-sama memiliki efek yang memadai tentang Sistem Informasi Akuntansi,
meskipun kontribusi komitmen manajemen terhadap kualitas data yang perlu
ditingkatkan, ia juga menemukan kurangnya manajemen kecukupan atas untuk
pelatihan dan pendanaan untuk pengembangan sumber daya. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah:
H2:Dukungan
Manajemen
Puncak
Berpengaruh
Positif
Terhadap
Implementasi SIMDA
2.4.3. Kompetensi Sumber Daya dan Implementasi SIMDA
Menurut Nelson (1990) berdasarkan temuannya menyatakan bahwa
kesuksesan penggunaan sistem tergantung pada teknologi itu sendiri dan tingkat
keahlian individu yang mengoperasikan. Kegiatan ditujukan untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan pengguna sistem. Selain itu dengan adanya
kegiatan pelatihan dapat membangun rasa percaya diri dari user sehingga
mengantisipasi timbulnya kecemasan dan penolakan dari user terhadap sistem
baru.
33
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman
pemakai
tentang
teknologi
informasi
menentukan
keberhasilan suatu sistem informasi, sebaliknya ketidaktahuan atau kecemasan
pemakai terhadap sistem yang baru dapat menyebabkan kegagalan dalam
menggunakan teknologi informasi. Peningkatan pemahaman pemakai mengenai
sistem informasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memanfaatkan
teknologi informasi (Sunarti dan Nur, 1998).
Hasil penelitian Hargo (2001) menyatakan bahwa tingkat pemahaman
terhadap
teknologi
informasi
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
implementasi teknologi informasi. Devi (2013) menyatakan bahwa tingkat
pemahaman pengguna mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem informasi
akuntansi.Alfian (2014) menyatakan bahwa tingkat pemahaman pengguna
merupakan faktor pendukung implementasi SIMDA. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan adalah:
H3: Kompetensi Sumber Daya berpengaruh positif terhadap Implementasi
SIMDA
2.4.4. Persepsi Keberhasilan Sistem dan Implementasi SIMDA
Keberhasilan sistem adalah persepsi derajat penggunaan integrasi sistem
informasi dan pengendalian yang berdampak dan berpengaruh pada kegiatan
organisasi (Chapman dan Kihn, 2009). Lebih lanjut Chapman dan Kihn (2009)
menjelaskan, keberhasilan sistem mengukur biaya dan manfaat yang diperoleh
perusahaan atas sistem yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan sistem adalah tanggapan dari perusahaan atas keberhasilan
penggunaan sistem (Chapman dan Kihn, 2009; Ittner, Larcker dan Randall, 2003;
Nelson, Todd dan Wixom, 2005). Keberhasilan sistem dapat dilihat dari hasil atau
output informasi yang dihasilkan, apakah ideal sesuai dengan harapan dari
organisasi yang menggunakan sistem tersebut.
Hasil penelitian Nicolaou (2000) dalam Arisman (2015) mendefinisikan
keberhasilan sistem informasi akuntansi didasarkan pada persepsi pengambil
keputusan apakah informasi output yang tersedia bagi mereka melalui pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen, dan sistem penganggaran memenuhi persyaratan
mereka untuk pengendalian organisasi. Selanjutnya Nicolaou (2000) menekankan
pentingnya berlangsung pengendalian organisasi sebagai indikator akuntansi dan
sistem pengendalian internal yang efektif. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan adalah:
H4 :
Persepsi
Keberhasilan
Sistem
berpengaruh
positif
terhadap
Implementasi SIMDA
2.4.5. Implementasi SIMDA dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Grande, et al. (2011) SIA didefinisikan sebagai alat yang ketika
dimasukkan ke dalam bidang Teknologi Informasi dan sistem (IT) yang dirancang
untuk membantu dalam pengelolaan dan pengendalian topik yang terkait dengan
bidang ekonomi-keuangan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, Salehi et al.
(2010) menyatakan Sistem informasi akuntansi meningkatkan kinerja individu
dalam menghasilkan laporan keuangan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dapat
35
Universitas Sumatera Utara
digunakan secara internal oleh manajemen maupun eksternal oleh pihak lain yang
berkepentingan termasuk investor, kreditur dan otoritas pajak. Kualitas informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan yang buruk dapat memiliki efek buruk
pada pengambilan keputusan (Huang, Lee dan Wang 1999), misalnya kesalahan
dalam informasi mengenai persediaan dapat menyebabkan pengambilan
keputusan yang salah oleh para manajer sehingga kelebihan persediaan atau di
persediaan yang memiliki dampak yang parah pada profitabilitas perusahaan dan
kepuasan pelanggan. Kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
dapat dievaluasi dengan empat atribut akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan dan
konsistensi (Xu, 2003), sejalan dengan (McLeod, 2007) menyatakan bahwa
Kualitas informasi diukur dengan empat dimensi yaitu relevansi, akurasi,
ketepatan waktu dan kelengkapan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah:
H5: Implementasi SIMDA berpengaruh positif terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai
hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di
dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih
(principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi prinsipal.
Berkaitan dengan masalah keagenan, praktek pelaporan keuangan dalam
organisasi sektor publik merupakan suatu konsep yang didasari oleh teori
keagenan. Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai agen
mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik serta baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakilwakilnya. Dalam suatu pemerintahan demokrasi, hubungan antara pemerintah dan
para pengguna informasi keuangan pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu
hubungan keagenan (faristina, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Teori Sikap dan Perilaku
Green dan Kreuter (2000) mendefinisikan perilaku merupakan hasil dari
seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut Triandis (1980) bahwa
perilaku juga ditentukan oleh sikap, aturan sosial, kebiasaan, dan konsekuensi
yang ada. Sikap adalah berkenaan dengan apa yang orang-orang ingin lakukan.
Aturan sosial merupakan apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan.
Kebiasaan adalah berkaitan dengan apa yang mereka biasa lakukan. Konsekuensi
merupakan akibat-akibat dari perilaku yang mereka pikirkan, baik konsekuensi
yang menguntungkan maupun konsekuensi yang merugikan. Model perilaku
interpersonal yang lebih komprehensif dari Triandis (1980) menjelaskan bahwa
faktor sosial, perasaan, dan konsekuensi yang dirasakan dapat mempengaruhi
tujuan perilaku dan selanjutnya akan mempengaruhi perilaku. Ini berarti perilaku
tidak akan terjadi jika situasinya tidak memungkinkan.
Dalam penelitian ini, pengguna laporan posisi keuangan terbiasa
(berperilaku) melaksanakan tugas secara sempurna jika arahan pimpinan
(manajemen puncak) berjalan dengan baik, kemampuan atau kompetensi sumber
daya manusia yang unggul dan persepsi keberhasilan sistem. Sebaliknya, jika
arahan pimpinan tidak jelas, kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia
tidak memadai dan tidak ada persepsi positif dalam keberhasilan sistem, maka
budaya bekerja pengguna laporan keuangan hanya bersifat rutinitas. Akibatnya
laporan keuangan yang berbasis kinerja tidak menunjukkan kualitas yang baik.
21
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga menilai berdasarkan perilaku dari masing-masing
individu pengguna laporan posisi keuangan dalam beberapa variabel, yaitu
dukungan manajemen puncak, kompetensi sumber daya manusia, dan persepsi
keberhasilan sistem, dengan variabel independen tersebut peneliti dapat menilai
sikap dari pimpinan, dan penyusun laporan keuangan dalam berperilaku terhadap
laporan keuangan.
2.1.3. Sistem Informasi Akuntansi
Valacich, et all (2012:7) mendefinisikan sistem sebagai “A system is an
interrelated set of business procedures (or components) used within one business
unit, working together for some purpose”. Dimana sistem adalah seperangkat
prosedur bisnis (atau komponen) yang saling berhubungan, digunakandalam satu
unit usaha, bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu
Bagranoff, et all (2010:5) mendefinisikan informasi sebagai “data and
information are often used interchangeably, it is useful to distinguish between
them. Data (the plural of datum) are raw facts about events that have little
organization or meaning. To be useful or meaningful, most data must be
processed into useful information”. Bahwa datadan informasisering digunakan
secara bergantian, maka perluuntuk membedakan definisiantara mereka.
Data(bentuk jamak dari datum) adalah faktamentahtentang suatu peristiwa
yangdimiliki olehorganisasi. Agar menjadi bergunaatau berarti, sebagian besar
dataharusdiolah menjadiinformasi yang berguna.
Universitas Sumatera Utara
Weygandt, et all (2015:4) mendefinisikan akuntansi sebagai “Accounting
consists of three basic activities—it identifies, records, and communicates the
economic events of an organization to interested users”.Definisi tersebut
menunjukkan bahwa akuntansi wajib menghasilkan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.
Hall (2011:7) mendefinisikan sistem informasi sebagai “The information
system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into
information, and distributed to users”.
Yaituserangkaian
prosedurformal
di
manadata
dikumpulkan,
diproses
menjadiinformasi, dan didistribusikan kepadapengguna.
Sehingga dapat kita definisikan secara umum bahwa Sistem Informasi
Akuntansi adalah serangkaian komponen prosedur yang saling terintegrasi,
dimana data keuangan dikumpulkan, diproses menjadi
infomasi dan
didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan.
2.1.4. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat
peristiwa ekonomi pada organisasi non profit atau nirlaba. Akuntansi keuangan
daerah adalah akuntansi yang digunakan untuk mencatat peristiwa ekonomi pada
entitas ekonomi di lingkungan pemerintah daerah. Akuntansi keuangan daerah ini
diperlukan sejalan dengan semangat otonomi daerah yang harus mengelola
keuangan daerah secara terpisah dan transparan kepada publik (Erlina, Rasdianto,
2013:3).
23
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
SIMDA, atau Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah adalah
suatu sistem informasi yang dibangun, dikembangkan dan digunakan untuk
melakukan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
berbasis kinerja, penatausahaan perbendaharaan, penatausahaan Kas Daerah dan
akuntansi pengelolaaan keuangan secara otomatis dengan memanfaatkan
pengolahan data elektronik.
2.1.5.1.Tujuan SIMDA
Tujuan pengembangan Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah
ini adalah:
•
Menyediakan Data base mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik
dari aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun
pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi
pemerintah daerah.
•
Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada
manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk mengambil keputusan.
•
Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan
pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.
•
Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi
daerah
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.2.Keunggulan
Keunggulan dan manfaat penggunaan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen
Daerah) yaitu:
•
Sesuai peraturan perundang-undangan
Aplikasi SIMDA Keuangan di disain berdasarkan sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
•
Terintegrasi
Aplikasi SIMDA dapat dimplemetasikan untuk pengelolaan keuangan
daerah secara terintegrasi, menggunakan teknologi multi user dan
teknologi
client/server,
dari
penyusunan
anggaran,
pelaksanaan
anggaran, dan pertanggungjawaban keuangan baik dilaksanakan di
SKPKD maupun di SKPD, sehingga mempunyai keuntungan :
1. Pengendalian transaksi terjamin
2. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu
kali input data transaksi sehingga menghemat waktu, tenaga dan
biaya.
3. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan informasi keuangan
•
Transfer of Knowledge
Dengan memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam hal:
1. Penguasaan disiplin ilmu akuntansi dan audit,
2. Penguasaan business process pengelolaan keuangan daerah, dan
3. Pengalaman praktis pengelolaan keuangan daerah,
25
Universitas Sumatera Utara
serta didukung dengan kantor Perwakilan BPKP yang dapat menjangkau
seluruh pemerintah daerah, maka BPKP dapat membimbing dan
mengasistensi pengelola keuangan daerah untuk mengimplementasi
sistem pengelolaan keuangan daerah sesuai ketentuan dan kebutuhan
manajemen dengan menggunakan aplikasi SIMDA. Bimbingan dan
asistensi tersebut merupakan proses transfer of knowledge dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pemerintah daerah .
•
Kesinambungan Pemeliharaan
Dengan komitmen dan dukungan dari pimpinan dan eksistensi BPKP
maka pengembangan dan perbaikan Aplikasi SIMDA masih terus
dilakukan meliputi :
1. Penyempurnaan dan Perbaikan Aplikasi SIMDA mengikuti praktik
pengelolaan keuangan terbaik
2. Penyesuaian dengan peraturan yang terbit kemudian
3. Pemeliharaan dan asistensi kepada pemerintah daerah yang
menimplementasikan
•
Mudah Digunakan
Fitur-fitur sederhana, mudah dimengerti dan dipelajari. Dengan
melakukan
transaksi
keuangan
pemerintah
daerah
sehari-hari
menggunakan aplikasi ini (output dokumen transaksi seperti SPD, SPP,
SPM, dan SP2D), secara otomatis catatan dan laporan keuangan dapat
dihasilkan (output catatan akuntansi seperti buku jurnal, buku besar, dan
laporan).
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Munawir (2004), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Bahwa laporan keuangan
adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator
kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.
Sukmaningrum (2012) mengemukakan bahwa laporan keuangan yang
dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang
berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Xu et al. (2003)
menyatakan bahwa informasiakan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat
mendukung pengambilankeputusan dan dapat dipahami oleh para pemakai . Oleh
karena itu, pemerintahdaerah wajib memperhatikan informasi yang disajikan
dalam laporan keuanganuntuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan
keuangan pemerintah daerahharus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif
yang sebagaimana disyaratkandalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
27
Universitas Sumatera Utara
Sukmaningrum (2012) juga mengatakan bahwa tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah
adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
1. Menyediakan
informasi
mengenai
posisi
sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
4. Menyediakan
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya tujuan dari laporan keuangan daerah tersebut maka menyebabkan
dituntutnya pelaporan keuangan daerah yang berkualitas. Hal tersebut dikarenakan
informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan daerah tersebut sangat penting
dan menjadi tanggung jawab aparatur pemerintah terhadap masyarakat. Sehingga
apabila terjadi kecurangan dalam pemanfaatan dana maupun pelaporannya,
masyarakat berhak menuntut pemerintah yang bersalah untuk bertanggung jawab
terhadap kecurangan yang dilakukan.
2.2.Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
(Tahun)
Dunuk Setiawati
(2015)
Mohammad
Alfian (2014)
Judul
Analisis Faktor
Pendukung
Implementasi
SIMDA dan
Pengaruhnya
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
pada SKPD di
Yogyakarta
Analisis Faktor
Pendukung
Implementasi
SIMDA dan
Pengaruhnya
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
pada SKPD di Kab.
Kulon Progo
Variabel Penelitian
Variabel Independen:
Dukungan Manajemen
Puncak
Tingkat Pemahaman
Pengguna Mengenai
SIMDA
Kualitas Data Input
Variabel Dependen:
Kualitas Laporan
Keuangan
Implementasi SIMDA
Variabel Independen:
Tingkat Pemahaman
Pengguna
Kualitas Data Input
Dukungan Manajemen
Puncak
Variabel Dependen:
Implementasi SIMDA
Kualitas Laporan
Keuangan Daerah
Hasil Penelitian
Kualitas data input dan
dukungan manajemen
puncak berpengaruh positif
pada pelaksanaan SIMDA,
tetapi tingkat pengetahuan
pengguna tentang SIMDA
tidak berpengaruh positif
terhadap implementasi
SIMDA
Kualitas data input dan
tingkat pemahaman
pengguna berpengaruh
positif pada implementasi
SIMDA, namun tidak untuk
dukungan manajemen
puncak. Implementasi
SIMDA berpengaruh positif
terhadap kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah.
29
Universitas Sumatera Utara
Ayu Lestary
Singarimbun
(2015)
Ahmad AlHiyari, dkk
(2013)
Analisis Pengaruh
Penerapan Sistem
Akuntansi
Pemerintahan
Daerah dan
Kompetensi Sumber
Daya Manusia
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
di Provinsi Sumatera
Utara
Variabel Independen:
sistem akuntansi
pemerintahan
kompetensi sumber daya
manusia
Factors that Affect
Accounting
Information System
Implementation and
Accounting
Information Quality
Variabel Independen:
Sumber Daya Manusia
Kualitas Data
Komitmen Manajemen
Variabel Dependen:
Sistem Informasi
Akuntansi
Kualitas Informasi
Variabel Dependen:
kualitas laporan
keuangan
Secara parsial: Tidak
terdapat pengaruh signifikan
antara variabel sistem
akuntansi pemerintahan
(X1) terhadap kualitas
laporan keuangan (Y).
Tidak terdapat pengaruh
signifikan antara variabel
kompetensi sumber daya
manusia (X2) terhadap
kualitas laporan keuangan
(Y). Secara simultan:Tidak
terdapat pengaruh signifikan
antara variabel sistem
akuntansi pemerintahan
daerah (X1) dan kompetensi
sumber daya manusia (X2)
terhadap kualitas laporan
keuangan (Y).
Terdapat hubungan yang
signifikan antara komitmen
manajemen, kualitas data
dan implementasi sistem
informasi akuntansi. Namun
tidak signifikan dengan
Sumber daya manusia.
Hubungan yang signifikan
antara sumberdaya manusia,
sistem informasi akuntansi
dan kualitas informasi
akuntansi, selain itu
hubungan antara komitmen
manajemen, kualitas data
tidak signifikan dengan
kualitas informasi
akuntansi.
Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kualitas
data dan kualitas informasi
akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: Hasil olah data dengan SmartPLS 2.0
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan
hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang
diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas Data Input, Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Dukungan Manajemen Puncak, Persepsi Keberhasilan
Sistem sebagai variabel eksogen. Kemudian, Implementasi SIMDA dan Kualitas
LKPD sebagai variabel endogen. Dengan masing-masing indikator yang mewakili
setiap petanyaan pada variabel.Uraian dari kerangka pemikiran yang menjelaskan
secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti diuraikan dalam pembentukan
hipotesis dibawah ini:
31
Universitas Sumatera Utara
2.4.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
2.4.1. Kualitas Data Input dan Implementasi SIMDA
Seluruh proses menghasilkan data (pengumpulan, penyimpanan, dan
penggunaan data) harus berjalan dengan baik agar kualitas data yang digunakan
dapat diproses dengan baik. Lee dan Strong (2003) menyatakan bahwa proses
produksi data harus berjalan dengan baik agar mencapai hasil yang berkualitas,
sejalan dengan hal tersebut Rahayu (2012) menyatakan bahwa data yang
berkualitas dapat mempengaruhi output dari SIA. Xu (2003) dalam Setiawati
(2015) menyatakan bahwa kualitas output SIA bergantung dari input yang ada.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Kualitas Data Input berpengaruh positif terhadap Implementasi SIMDA
2.4.2. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Implementasi SIMDA
Menurut (Cooper, 2006) menyatakan bahwa komitmen manajemen adalah
keterlibatan manajemen dalam dan mempertahankan perilaku dalam pencapaian
tujuan organisasi. Peningkatan komitmen manajemen terhadap perkembangan
sistem akuntansi maka akan berdampak langsung terhadap kualitas implementasi
SIA.
Thong, et al. (1996) menyatakan bahwa jika tingkat dukungan manajemen
puncak rendah maka manajemen puncak tidak mungkin terlibat dalam aspek
pelaksanaan SIA seperti (tanggapan terhadap rekomendasi konsultanatau
Universitas Sumatera Utara
memantau proyek pengembangan SIA tersebut), mereka menemukan bahwa
komitmen manajemen meningkatkan efektivitas sistem informasi karena mereka
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek-proyek pengembangan
SIA.
Rahayu (2012) meneliti pengaruh komitmen manajemen terhadap kualitas
data dan SIA, ia menemukan bahwa komitmen manajemen dan kualitas data
bersama-sama memiliki efek yang memadai tentang Sistem Informasi Akuntansi,
meskipun kontribusi komitmen manajemen terhadap kualitas data yang perlu
ditingkatkan, ia juga menemukan kurangnya manajemen kecukupan atas untuk
pelatihan dan pendanaan untuk pengembangan sumber daya. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah:
H2:Dukungan
Manajemen
Puncak
Berpengaruh
Positif
Terhadap
Implementasi SIMDA
2.4.3. Kompetensi Sumber Daya dan Implementasi SIMDA
Menurut Nelson (1990) berdasarkan temuannya menyatakan bahwa
kesuksesan penggunaan sistem tergantung pada teknologi itu sendiri dan tingkat
keahlian individu yang mengoperasikan. Kegiatan ditujukan untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan pengguna sistem. Selain itu dengan adanya
kegiatan pelatihan dapat membangun rasa percaya diri dari user sehingga
mengantisipasi timbulnya kecemasan dan penolakan dari user terhadap sistem
baru.
33
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman
pemakai
tentang
teknologi
informasi
menentukan
keberhasilan suatu sistem informasi, sebaliknya ketidaktahuan atau kecemasan
pemakai terhadap sistem yang baru dapat menyebabkan kegagalan dalam
menggunakan teknologi informasi. Peningkatan pemahaman pemakai mengenai
sistem informasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memanfaatkan
teknologi informasi (Sunarti dan Nur, 1998).
Hasil penelitian Hargo (2001) menyatakan bahwa tingkat pemahaman
terhadap
teknologi
informasi
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
implementasi teknologi informasi. Devi (2013) menyatakan bahwa tingkat
pemahaman pengguna mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem informasi
akuntansi.Alfian (2014) menyatakan bahwa tingkat pemahaman pengguna
merupakan faktor pendukung implementasi SIMDA. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan adalah:
H3: Kompetensi Sumber Daya berpengaruh positif terhadap Implementasi
SIMDA
2.4.4. Persepsi Keberhasilan Sistem dan Implementasi SIMDA
Keberhasilan sistem adalah persepsi derajat penggunaan integrasi sistem
informasi dan pengendalian yang berdampak dan berpengaruh pada kegiatan
organisasi (Chapman dan Kihn, 2009). Lebih lanjut Chapman dan Kihn (2009)
menjelaskan, keberhasilan sistem mengukur biaya dan manfaat yang diperoleh
perusahaan atas sistem yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan sistem adalah tanggapan dari perusahaan atas keberhasilan
penggunaan sistem (Chapman dan Kihn, 2009; Ittner, Larcker dan Randall, 2003;
Nelson, Todd dan Wixom, 2005). Keberhasilan sistem dapat dilihat dari hasil atau
output informasi yang dihasilkan, apakah ideal sesuai dengan harapan dari
organisasi yang menggunakan sistem tersebut.
Hasil penelitian Nicolaou (2000) dalam Arisman (2015) mendefinisikan
keberhasilan sistem informasi akuntansi didasarkan pada persepsi pengambil
keputusan apakah informasi output yang tersedia bagi mereka melalui pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen, dan sistem penganggaran memenuhi persyaratan
mereka untuk pengendalian organisasi. Selanjutnya Nicolaou (2000) menekankan
pentingnya berlangsung pengendalian organisasi sebagai indikator akuntansi dan
sistem pengendalian internal yang efektif. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan adalah:
H4 :
Persepsi
Keberhasilan
Sistem
berpengaruh
positif
terhadap
Implementasi SIMDA
2.4.5. Implementasi SIMDA dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Grande, et al. (2011) SIA didefinisikan sebagai alat yang ketika
dimasukkan ke dalam bidang Teknologi Informasi dan sistem (IT) yang dirancang
untuk membantu dalam pengelolaan dan pengendalian topik yang terkait dengan
bidang ekonomi-keuangan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, Salehi et al.
(2010) menyatakan Sistem informasi akuntansi meningkatkan kinerja individu
dalam menghasilkan laporan keuangan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dapat
35
Universitas Sumatera Utara
digunakan secara internal oleh manajemen maupun eksternal oleh pihak lain yang
berkepentingan termasuk investor, kreditur dan otoritas pajak. Kualitas informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan yang buruk dapat memiliki efek buruk
pada pengambilan keputusan (Huang, Lee dan Wang 1999), misalnya kesalahan
dalam informasi mengenai persediaan dapat menyebabkan pengambilan
keputusan yang salah oleh para manajer sehingga kelebihan persediaan atau di
persediaan yang memiliki dampak yang parah pada profitabilitas perusahaan dan
kepuasan pelanggan. Kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
dapat dievaluasi dengan empat atribut akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan dan
konsistensi (Xu, 2003), sejalan dengan (McLeod, 2007) menyatakan bahwa
Kualitas informasi diukur dengan empat dimensi yaitu relevansi, akurasi,
ketepatan waktu dan kelengkapan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah:
H5: Implementasi SIMDA berpengaruh positif terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara