Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1

Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh
satu maskapai milik negara Belanda yang ruang lingkup usahanya terbatas pada
sektor perkebunan, yaitu perusahaan Veringe Deli My (VDM). VDM ini terkenal
dalam mengusahakan Belanda kepada bangsa Indonesia, perusahaan ini berganti
nama menjadi NV Deli maskapai (MOAT CHAPPY) yang berkantor pusat di
Medan. Lalu, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia sesuai
dengan Peraturan Pemerintah dan diganti namanya menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara Tembakau Deli (PPN TD-I).
Pada tahun 1968 nama perusahaan ini diubah menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN-II) berdasarkan instruksi Presiden. PPN–II merupakan
gabungan dari PPN TD-I dengan beberapa kebun TD-II dan TD-III. Pada tanggal
1 April 1974 terjadi peralihan dari PPN-II kepada PTP IX sekaligus diadakan
keorganisasian berdasarkan dari tingkat direktur, staf dan karyawan.

Karena produksi tembakaunya sangat rendah akibat tingginya derajat
penyakit layu yang dapat menimbulakan kerugian yang besar, maka untuk Pagar
Merbau dan Kwala Namu dialihkan menjadi tanaman kelapa sawit berdasarkan
SK No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 agustus 1970.

Universitas Sumatera Utara

Pabrik PKS Pagar Merbau ini direncanakan berdiri tahun 1974 oleh
direksi PTP IX. Pembangunan pabrik dimulai dengan kapasitas 30 Ton TBS/jam
yang semula direncanakan 50 Ton TBS/jam pada tahun 1975. Akhir November
1976 pembangunan pabrik selesai dilakukan. Sebagai langkah awal, dilakukan
trial run, pemanasan perlahan – lahan, individual tes dan pembersihan. Awal
Januari 1977 pabrik mulai beroperasi secara berangsur-angsur. Pada awal Februari
1977 pabrik mencapai kapasitas penuh (30 ton TBS/jam) dan dilanjutkan dengan
commisioning pada akhir Februari 1977.
Bapak Presiden Republik Indonesia, Soeharto meresmikan secara
simbolis Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau pada tanggal 4 April 1977 dengan
penandatanganan prasasti di perkebunan Adolina PTPN IV. Pembangunan second
line (instalasi kedua) secara bertahap dimulai tahun 1983 dalam usaha pabrik ini
meningkatkan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 50 ton TBS/jam.

Pembangunan second line ini selesai tahun 1985.
PKS Pagar Merbau pada awalnya dikelola oleh PTP IX yang kemudian
menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang Administratur.
Pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan pabrik.
Sesuai SKPTS Direksi PTP Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1999, kebun dipimpin
oleh Administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang Manager pabrik. Meskipun
antara pabrik dengan kebun telah terjadi pemisahan, namun keduanya saling
mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap harinya
sebagian besar berasal dari kebun sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Adapun realisasi usaha dimulai dengan penanaman kelapa sawit seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Luas Lahan yang di Tanam Kelapa Sawit Oleh PTPN II Kebun
Pagar Merbau dari Tahun 1971 - 1976
Tahun

Luas (Ha)


Keterangan

1971

325

Replanting

1972

1000

Replanting

1973

1175

1974


1000

1975

1000

1976

1000

Sumber: PTPN II Pagar Merbau

2.2

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS Pagar Merbau bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah

Sawit (TBS) menjadi minyak kelapa sawit. Adanya peningkatan permintaan akan
produksi bahan mentah berupa minyak mentah kelapa sawit telah membuka
peluang usaha untuk pengembangan industri hilir.

Untuk pemasaran produk, PKS Pagar Merbau memasarkan produknya
dengan cara melakukan penjualan secara partai besar. Penjualan secara partai
besar ini dilakukan oleh kantor pemasaran bersama yang bekerja sama dengan
pusat pelelangan CPO Nasional di Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

2.3

Lokasi Perusahaan
Lokasi pabrik kelapa sawit Pagar Merbau terletak diantara kota Lubuk

Pakam dan desa Galang. Lokasi pabrik ini dari kota Lubuk Pakam berjarak sekitar
4 km menuju desa Pagar Merbau III Kecamatan Lubuk Pakam Kabupataen Deli
Serdang. Jarak tempuh dari kota Medan untuk mencapai pabrik ini adalah sekitar
19 km.

2.4

Daerah Pemasaran

Hasil – hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam koordinator

wilayah I, pemasarannya dikelola oleh kantor pemasaran bersama (KPB). Daerah
pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi dua,
yaitu daerah pemasaran dalam negeri dan daerah pemasaran luar negeri.
Khusus untuk pemasaran dalam negeri, kegiatannya dilaksanakan oleh
KPB kepada penyalur yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perdagangan. Jadi, pemasaran CPO dari PKS Pagar Merbau dikelola oleh Kantor
Pemasaran Bersama (KPB).
PKS Pagar Merbau berada dibawah naungan PTPN II yang berpusat di
tanjung morawa. Jadi semua hasil pengolahan dari pabrik ini yang akan dikirim ke
KPB harus melalui perintah dari Kantor Direksi (Kandir). Pelanggan yang akan
membeli CPO dan inti sawit berurusan dengan Kantor Direksi (Kandir) Tanjung
Morawa dan nantinya pihak Kandir yang akan memerintahkan kepada PKS Pagar
Merbau untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan pelanggan.

Universitas Sumatera Utara

2.5


Proses Produksi
Adapun tujuan dari proses pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) di

PTPN II PKS Pagar Merbau adalah untuk memperoleh minyak sawit mentah dan
inti yang berkualitas. Proses pengolahan yang terjadi di pabrik ini akan
menghasilkan dua jenis produk, yaitu:
1.

Crude Palm Oil / CPO (minyak sawit), yang berasal dari hasil pengolahan
daging buah.

2.

Palm Karnel / PK (inti sawit), yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji
(Nut).
Ampas, cangkang, dan tandan kosong adalah merupakan hasil sampingan

dari proses pengolahan sawit ini. Tandan kosong dijual kepada pabrik ketiga yang
membutuhkannya untuk diolah menjadi pupuk. Sedangkan ampas dan cangkang
dipergunakan sebagai bahan bakar boiler.


2.5.1

Standar Mutu Bahan / Produk
Cara memanen buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak

yang dihasilkan. Standar mutu dari produk yang dihasilkan di pabrik ini diukur
berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak
Bebas (ALB), air, dan kotoran.
Saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan adalah jika
kadar ALB dibawah 3,5% dan 2% untuk inti sawit. Hasil panen yang tepat akan
menghasilkan kandungan minyak maksimal dan kadar ALB yang rendah. Adapun
standar mutu dari PKS Kebun Pagar Merbau adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)
a. Kadar asam lemak bebas (ALB)

: maksimum 3,50%


b. Kadar air

: maksimum 0,15%

c. Kadar kotoran

: maksimum 0,02%

d. ALB buah rebus

: maksimum 3,10%

e. Kenaikan ALB dalam pabrik

: maksimum 0,40%

2. Inti sawit atau palm kernel (PK)
a. Kadar asam lemak bebas (ALB)


: maksimum 2,00%

b. Kadar air

: maksimum 7,00%

c. Kadar kotoran

: maksimum 6,00%

d. Inti pecah

: maksimum 12,0%

e. Inti berubah warna

: maksimum 40,0%

f. Kadar minyak dalam inti


: maksimum 46,0%

Adanya proses hidrolisa trigliserida dari lemak dengan adanya enzim
lipase pada kondisi yang sama adalah merupakan penyebab terbentuknya ALB
dalam buah sawit. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut:
CH - O - C - OR1
CH - O - C - OR2

+ 3 H20

CH - O - C - OR3
Trigliserida

+ Air

R1COOH

+

CH2O

R1COOH

+

CH2O

R1COOH

+

CH2O

Glyserol

+

ALB

Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) mempunyai rumus
kimia yang sama. Yang membedakan keduanya adalah komposisi Fatty Acid dari
rantai karbonnya.

Universitas Sumatera Utara

2.5.2

Bahan yang Digunakan

2.5.2.1 Bahan Baku
Buah sawit adalah bahan baku yang digunakan dipabrik kelapa sawit
Pagar Merbau. Buah sawit ini berasal dari kebun PTPN II Pagar Merbau. Kelapa
sawit terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya, antara lain:
1.

Dura
Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat
dengan karakteristik lainnya adalah:

2.

a. Tebal daging buah (pericarp)

: 2-6 mm

b. Tebal cangkang

: 2-5 mm

c. Persen pericarp terhadap buah

: 50 – 70%

d. Tebal cangkang terhadap buah

: 30%

e. Persen inti terhadap buah

: 8 – 10%

Pesifera
Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak
lonjong dengan karakteristik lainnya adalah:

3.

a. Tebal pericarp

: Sangat tebal

b. Tebal cangkang

: 0 – 0,1mm

c. Persen pericarp terhadap buah

: 95 – 100%

d. Persen inti terhadap buah

: 0 – 5%

Tenera
Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan
karakteristik adalah:

Universitas Sumatera Utara

a. Tebal pericarp

: 4 – 10 mm

b. Tebal pericarp terhadap buah

: 70 – 80%

c. Persen cangkang terhadap buah

: ± 10%

d. Persen inti terhadap buah

: 8 – 10%

Varietas tenera adalah varietas yang paling banyak di kebun Pagar
Merbau. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah
satu cara untuk meningkatkan produksi tandan buah sawit adalah dengan
melepaskan serangga penyerbuk kelapa sawit ke seluruh areal kebun.

2.5.2.2 Bahan Penolong
Adapun bahan penolong yang digunakan dipabrik ini antara lain:
a.

Air
Penggunaan air pada pabrik kelapa sawit yang tinggi menyebabkan dalam hal
pemilihan lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit selalu dicari yang potensi
airnya cukup memadai. Penggunaan air pada pabrik kelapa sawit kebun Pagar
Merbau adalah untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan juga
keperluan air panas. Kadar akhir dari air yang diharapkan pada minyak yang
dihasilkan adalah sebesar 0,1 – 0,15 %.

b.

Uap
Uap memegang peranan penting dalam proses produksi di pabrik kelapa
sawit. Uap ini antara lain digunakan untuk:
1. Perebusan TBS dalam sterilizer.
2. Pemanas minyak sawit pada stasiun penjernihan minyak.

Universitas Sumatera Utara

3. Pemanas sludge untuk memisahkan antara minyak dan limbah.
Uap yang disuplai dari boiler yang digunakan untuk memutar turbin uap
adalah 20 ton uap/jam dengan tekanan kerja 19 kg/cm2.

2.5.3

Uraian Proses Produksi
Proses pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi minyak dan inti

sawit dikebun Pagar Merbau secara garis besar dibagi atas 6 tahapan dan stasiun,
yaitu: stasiun penerimaan buah, stasiun perebusan, stasiun pembantingan, stasiun
pengepresan, stasiun pengolahan biji dan stasiun pemurnian minyak. Pada
Gambar 2.1 dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari minyak sawit
mentah/crude palm oil (CPO) dan inti sawit/palm kernel (PK).

Universitas Sumatera Utara

Tandan Buah Segar (TBS)

Ditimbang

Ditampung Sementara

Disortir

Direbus (sterilizing)

Dipisahkan berondolan
sawit dari tandan

Dikempa (press)

Tandan kosong
dijadikan bahan baku
kompos

Minyak Kasar (Crude Oil)
Pasir dan minyak kasar
dipisahkan

Diayak dan disaring

Ditampung di
Crude Oil Tank

Sludge

Larutan minyak kasar
dipisahkan dengan
pemanasan

Minyak dipanaskan
untuk mengendapkan
air dan kotoran

Dipanaskan dengan
sistem injeksi

Kotoran diayak dan
disaring

Minyak Kasar
(Crude Oil)

Air dan kotoran
dibuang (blow down)

Minyak dipisahkan
berdasarkan berat jenis

Sludge dipisahkan dari
pasir

Minyak diuapkan

Sludge dipisahkan dari
lumpur dan kotoran

Dipompa

Hasil buangan
diendapkan dan
dipanaskan

Disimpan di
Storage Tank

Air dan kotoran
dibuang (blow down)

Minyak di bagian atas
dimasukkan ke
Storage Tank

Gambar 2.1 Block Diagram Proses Produksi Crude Palm Oil

Universitas Sumatera Utara

Adapun Material Balance pabrik PKS Kebun Pagar Merbau dapat dilihat
pada Gambar 2.2 di bawah ini.
Tandan Buah Segar (TBS)
100 %

TBS Rebus

Air

96,48 %

3,52 %

Tandan Kosong

Brondolan Rebus

23,15 %

73,33%

Daging Buah

Brondolan Rebus

62,08%

73,33%

Ampas

Minyak Kasar

LTDS

Inti Basah

Claybath

11,20%

50,80%

2,88%

4,60%

3,77%

Minyak Produksi

Solid

Sludge

Inti Kering

21,18%

4,21%

25,41%

4,25%

Supply Air

Sludge Akhir

26,96%

52,37%

Gambar 2.2 Material Balance dari Produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit

2.5.3.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Hasil panen TBS dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui jumlah

Universitas Sumatera Utara

TBS yang masuk. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan
timbang. Berat bersih TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara
berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong.
Kemudian TBS dibawa ke loading ramp atau bagian penimbunan buah.
Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang
didasarkan pada jumlah buah yang memberondol yang sampai di loading ramp
yang dinyatakan sebagai fraksi. Fraksi adalah merupakan derajat kematangan TBS
yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit (Fraksi TBS)
Fraksi

Derajat Kematangan

Jumlah Brondolan

00

Sangat Mentah

Tidak ada brondolan lepas

0

Mentah

12,5% dari permukaan luar

1

Kurang Mtang

12,5 – 25% dari permukaan luar

2

Matang I

25% - 50% dari permukaan luar

3

Matang II

50% - 75% dari permukaan luar

4

Lewat Matang

75% - 100% dari permukaan luar

5

Sangat Matang

Buah dalam ikut membrondol

Sumber: PTPN II PKS Kebun Pagar Merbau

Selesai disortasi, buah kemudian dimasukkan kedalam loading ramp
dengan tujuan untuk memudahakan masuknya buah kedalam lori atau basket.
Lantai loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan 270 dengan
mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan
menggunakan tenaga hidrolik.

Universitas Sumatera Utara

Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
a.

Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit
ditarik dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lori
berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS.

b.

Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk ke dalam lori.

c.

Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan.

2.5.3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
Lori yang didalamnya terdapat TBS kemudian ditarik dengan
menggunakan capstand ke transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus
buah. Pada PKS Pagar Merbau, terdapat 4 unit sterilizer dan yang masih berfungsi
hanya 3 unit. Kapasitas tiap sterilizer adalah 10 lori dengan tekanan 2,5 –
3,0kg/cm3 dan temperatur sebesar 125 - 1300C. Proses perebusan berlangsung
sekitar 90 – 100 menit.
Pada PKS Pagar Merbau, sistem perebusan yang digunakan adalah
perebusan dengan sistem 2 puncak (double peak sterilization). Jumlah puncak
dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari
steam inlet.
Grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak adalah seperti
pada Gambar 2.3 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tekanan
Perebusan
(Kg/cm2)

2,5
5

4

2,0

3

2

1,0

6

1
0

5

10

20

30

40

50

60

70

80

90

95

Waktu
Perebusan
(menit)

Gambar 2.3 Sistem Perebusan Dua Puncak
Keterangan gambar:
1.

Buang udara

: 5 menit

2.

Menaikkan tekanan sampai 2 kg/cm2

: 10 menit

3.

Buang steam

: 10 menit

4.

Menaikkan tekanan sampai 2,6 – 3 kg/cm2

: 10 menit

5.

Merebus pada tekanan 2,6 – 3 kg/cm2

: 60 menit

6.

Buang steam

: 5 menit

Adapun tujuan dari perebusan ini adalah untuk:
a.

Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB.

b.

Menguraikan kadar air dalam buah.

c.

Mengkoagulasikan

(mengendapkan)

protein

sehingga

memudahkan

pemisahaan minyak.
d.

Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid didalam
protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

Universitas Sumatera Utara

osmotis yang membantu memecahakan dinding sel sehingga minnyak
tersebut dapat keluar.
e.

Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan

f.

Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah:

a.

Tekanan uap dan lamanya perebusan

b.

Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus
dikeluarkan karena menurunkan tekanan (panas tidak sempurna). Cara
pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat
5 – 10 menit.

2.5.3.3 Stasiun Pembantingan (Thressing Station)
Setelah mengalami proses perebusan, selanjutnya lori dalam sterilizer
dikeluarkan dan ditarik dengan capstand menuju stasiun pembantingan. Stasiun
pembantingan adalah stasiun pemisahan brondolan dengan tandan buah. Di PKS
Pagar Merbau terdapat 2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari:
a.

Hosting Crane
Hosting crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat lori yang
berisi buah masak untuk dituangkan isi dari dalam lori tersebut kedalam
hopper, dan menurunkan kembali lori kosong ke nail track.

b.

Hopper
Hopper merupakan alat yang digunakan untuk tempat penampungan buah
masak yang dituang dari lori sebelum dijalankan dengan automatic feeder.

Universitas Sumatera Utara

Pengisian hopper tidak terlalu penuh agar buah tidak terlalu padat dan
penurunan ke automatic feeder tidak tersendat.
c.

Automatic Feeder
Selanjutnya buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan mengatur
pemasukkan buah ke dalam stripper. Kecepatan alat ini diatur sesuai dengan
kapasitas stripper.

d.

Stripper (Penebahan)
Fungsi alat ini adalah untuk melepaskan dan memisahkan buah dari
tandannya. Bentuk alat ini adalah drum yang berputar dengan kecepatan ± 23
– 25 rpm. Dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah
terangkat dan jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan.
Melalui kisi-kisi drum, buah masuk kedalam fruit conveyor under thresser
dan tandan kosong terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor.
Adapun kriteria pengisian yang baik untuk alat penebahan (stripper) ini
adalah tidak terlalu penuh. Hal ini bertujuan agar brondolan terlepas
sempurna dari tandannya.

e.

Empty Bunch Conveyor
Alat ini berupa rantai yang ditambahkan screpper. Fungsi alat ini adalah
untuk membawa tandan kosong dari hasil bantingan kedalam truk ataupun ke
tempat penumpukan sementara.

f.

Fruit Conveyor Under Thresser
Alat ini berfungsi untuk mengangkut brondolan-brondolan ke friut elevator
dan terletak di bawah thresser.

Universitas Sumatera Utara

g.

Friut Elevator
Alat ini menggunkan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan
oleh elektromotor dan digunakan untuk mengangkut buah masuk atau
brondolan masak. Fungsi alat ini adalah untuk mengangkut brondolanbrondolan ke dalam distributing conveyor pada stasiun pengepresan.

2.5.3.4 Stasiun Pengepresan (Pressing Station)
Pada stasiun pengepresan ini terjadi pengambilan minyak awal dari buah
dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun pengepresan ini terdiri dari
dua line. Masing-masing line terdiri dari lima alat yaitu:
a.

Distributing Conveyor
Fungsi alat ini adalah untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang
diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester.

b.

Ketel Adukan (Digester)
Alat ini merupakan bejana silinder berdiri vertikal yang didalamnya terdapat
pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat pada
poros dan digerakkan oleh motor listrik. Alat ini digunakan untuk
melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Pisau bagian
bawah samping sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong
cake keluar menuju talang dan press cake. Dalam digester diperlukan
temperatur 90 – 1100C untuk mempermudah proses pelumatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digester.
1. Pengisian digester harus penuh atau ¾.

Universitas Sumatera Utara

2. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak
tetap lancar mengalir ke oil gutter.
3. Kebocoran minyak dihindari.
4. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tingg sehingga minyak tidak
banyak tergenang.
5. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester.
c.

Pengempa atau Press
Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan
didalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan
arah. Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
daging buah (pericarp) yang berasal dari digester.
Dua buah konus yang berada pada bagian ujung press mengatur tekanan
pengepresan, kedua konus ini dapat bergerak maju mundur secara hidrolik.
Adanya massa yang keluar dari digester melalui talang, masuk kedalam press
silinder dan mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda. Semakin
mengarah ke ujung, as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake
tertekan dan minyak terperas. Cake akan keluar dari bagian muka atau selasela cone yang ditampung di cake breaker conveyor. Minyak kasar akan
terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang selanjutnya
ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan dilanjutkan ke vibro
separator dan masuk ke crude oil tank.

Universitas Sumatera Utara

d.

Cake Breaker Conveyor
Alat ini berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara
berputar sambil mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji
dan serabut di pisah biji. Alat ini berua talang yang berisi pedal-pedal diikat
pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan uap
(steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai.
Selain untuk pengeringan, pemanasan yang dilakukan pada alat ini juga
berfungsi untuk memudahkan pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan
dibawa ke stasiun pengolahan biji (kernel plant) sedangkan serabut
dipergunakan untuk bahan bakar boiler.

e.

Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper)
Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan ampas dan biji dan untuk
memisahakan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri
dari kolom pemisah (separating coloum) dan polishing drum. Ampas dan biji
dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem
pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah yang
disebabkan oleh isapan blower.

2.5.3.5 Stasiun Pengolahan Biji/Inti Sawit (Kernel Plant Station)
Pada stasiun inti sawit, biji diolah untuk diperam, dipecahkan dan
dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh selanjutnya dikeringkan
dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar
pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam stasiun ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

a.

Nut Elevator
Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji
dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari
timba-timba yang diikatkan pada rantai dan digerakkan oleh elektromotor dan
berputar tegak.

b.

Nut Silo
Nut silo berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan menguurangi kadar air
yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya dengan
demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang
utuh dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang
dengan udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas.
Suhu bagian atas sebesar 600C, tengah sebesar 500C dan bagian bawah
sebesar 400C. Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 – 9 jam sampai
kadar air ± 9%.

c.

Nut Grading Drum
Nut grading drum digunakan untuk menseleksi/memisahkan biji menurut
besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke ripple mill atau cracker
diusahakan merata. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut
besar yang telah disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk
kedalam ripple mill atau cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian
pangkal drum dan masuk kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah
sampah kasar keluar dari bagian drum.

Universitas Sumatera Utara

d.

Ripple Mill
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari
cangkang. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Rotating Rotor
Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (ripple bar) yang terbuat dari
high carbon steel. Dimana. 15 batang dipasang dibagian luar dan 15
batang lagi dibagian luar.
2. Stationary Plate (Ripple Pad)
Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuuat dari high carbon steel. Alat
ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam nut silo dengan
proses perebusan yang dilaksanakan dengan baik.

e.

Light Tenera Dust Separator (LTDS)
Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang diantarkan
melalui timba masuk kedalam LTDS. Pada saai ini, inti dan cangkang
dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya
gravitasi melalui kolom pemisah vertikal. Dimana abu, cangkang halus dan
serat halus yang lebih ringan akan terhisap dan masuk kedalam silikon
penampung abu (dust cyclone), kemudian mengantarkannya ke boiler. Inti
bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran
pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses lanjut dengan clay
bath.

Universitas Sumatera Utara

f.

Clay Bath
Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur
dengan air dan koalin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti
akan keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian
bawah yang kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan
lebih lanjut yaitu cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo
inti untuk dikeringkan.

g.

Silo Inti
Silo inti berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih
mengandung air sebesar 15 – 25%. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama
seperti pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya.
Pengeringan juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar
inti yang disyaratkan adalah 6 – 7%. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7
jam dengan pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan
menghembuskan udara panas kedalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas,
tengah dan bawah silo dengan temperatur masing-masing adalah 600C - 700C
pada bagian atas, 500C - 600C pada bagian tengah dan 400C - 500C pada
bagian bawah. Setelah dirasakan cukup kering dan kadar air yang telah
memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan untuk dikirim ke kernel bin
(buckling).

Universitas Sumatera Utara

2.5.3.6 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Minyak kasar (crude oil) hasil keluaran dari mesin screw press kemudian
diteruskan ke stasiun klarifikasi/pemurnian untuk dijadikan sebagai minyak sawit
mentah atau crude palm oil (CPO). Stasiun klarifikasi terdiri atas proses
permurnian minyak dan proses pengambilan minyak dari sludge oil.
Adapun perlatan yang terdapat pada stasiun ini adalah:
a.

Talang Minyak (Oil Gutter)
Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak (oil
gutter). Talang minyak ini dipasang dibawah screw press dan dialirkan oleh
air panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar
panas dan cukup agar pemisahan minyak cepat terjadi.

b.

Ayakan Getar (Vibro Separator)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa
serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini
menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh
dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring
pada saringan ini dikembalikan ke timbah buah untuk diproses kembali.
Sedangkan cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki
minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan
getar tersebut disiram dengan air panas.

c.

Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump)
Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump.
Didalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat

Universitas Sumatera Utara

terpisah dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan
dengan injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 900C. Minyak
dalam tangki ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan
pompa minyak kasar (crude oil pump).
d.

Tangki Pemisah (Continuous Tank)
Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang
terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan,
maka temperatur dipertahankan 900C – 950C.
Tangki pemisah ini terdiri dari 3 ruang yaitu:
1.

Ruang pertama

: untuk penampungan minyak dari

pompa minyak kasar dan penambahan panas.
2.

Ruang kedua

: merupakan ruang pemisah. Minyak

yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil
tank, sedangkan sludge yang mempuntai berat jenis lebih besar dari pada
minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat.
3.

Ruang ketiga

:

ruang

penampungan

sludge

sebelum dialirkan ke dalam sludge tank.
e.

Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)
Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil
tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7 – 9% yang berada
pada lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki
ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan

Universitas Sumatera Utara

agar tetap penuh untuk menjaga pemanasan tetap 950C – 1000C. Tangki ini
berbentuk silinder, dengan dasar berbentuk kerucut.
f.

Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)
Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari
tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 – 0,7% dan
kotoran 0,1 – 0,3%. Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini
diusahakan 0,3 – 0,4% dan kadar kotoran 0,01 – 0,15% dengan temperatur
900C – 950C.

g.

Transfer Tangki
Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari oil
purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa
udara (vacuum dryer) agar merata dan tetap.

h.

Pengeringan minyak (Vacuum Dryer)
Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan
cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah
minyak yang berkadar air 0,1 – 0,15% dengan kadar kotoran 0,013 – 0,015%.
Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam
injector. Tekanan vacuum dryer berkisar 0,8 – 1 kg/cm2. Minyak yang keluar
dari vacuum dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank)
sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO).

i.

Tangki Timbun (Storage Tank)
Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi CPO sebelum
dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara

Universitas Sumatera Utara

dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank
diatur ± 50 – 500C agar minyak yang terdapat didalamnya tidak membeku
dan untuk menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) dan kadar air
dalam minyak di tangki.
j.

Tangki Lumpur (Sludge Tank)
Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil
pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini
masih mengandung minyak 7 – 9%. Dalam tangki ini dipasang pipa steam
injection untuk memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur
sludge tank ini diusahakan berkisar 900 – 1000C.

k.

Saringan Berputar (Brush Strainer)
Dari sludge tank selanjutnya lumpur (sludge) dialirkan ke brush strainer.
Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan
kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge
seperator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus
dan dipasang sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada
poros yang berputar.

l.

Sand Cyclone
Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga
harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah
dengan adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali.
Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya
sludge di proses pada sludge seperator.

Universitas Sumatera Utara

m. Sludge Seperator
Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge
dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80 – 85%,
minyak 5 - 10% dan 8 – 12% berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran
dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke
continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge
seperator diharapkan 0,3 – 0,5%.
n.

Fat Fit
Fat Fit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak
yang keluar dari bocoran-bororan alat pada stasiun klarifikasi yang dialirkan
di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian sludge
dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk
kedalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun
klarifikasi.

2.5.4

Mesin dan Peralatan
Dalam proses produksinya, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Pagar

Merbau PT. Perkebunan Nusantara II ini menggunakan mesin-mesin dan juga
peralatan-peralatan produksi

yang sangat berperan dalam menghasilkan

produknya.

2.5.4.1 Mesin Produksi

Universitas Sumatera Utara

Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTPN II Kebun Pagar
Merbau untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut:
1.

Stasiun Perebusan
a. Sterilizer
Fungsi

: Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase
yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas,
memudahkan lepasnya buah dari tandannya,
melunakkan daging buah, mengurangi kadar air
dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap
biji inti sehingga mudah lepas dari cangkangnya.

2.

Merek/Tahun

: Wang Yuen Clutch / 1999

Tipe

: 2100 OXP

Kapasitas

: 23 – 25 Ton TBS

Jumlah

: 4 unit

Dimensi

: 31.675 mm x Ø 2100 mm

Temperatur

: 125 - 1300C

Tekanan

: 2,5 – 3 kg/cm2

Stasiun Pembantingan
a. Hosting Crane
Fungsi

: Mengangkat lori berisi buah masak, menuangkan
ke automatic feeder dan menurunkan lori kosong
ke posisi.

Merek/Tahun

: DEMAG EL 2F625H8N / 1975

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas

: 5 ton

Tinggi angkat

: 12.000 mm

Daya

: 3 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Cos ϕ

: 0,88

Jumlah

: 2 unit

b. Automatic Feeder
Fungsi

: Mengatur pemasukan buah masak ke dalam alat
penebah (stripper).

Kapasitas

: 30 ton / jam

Dimensi

: 2.000 mm x 1.500 mm

Power

: 4 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1440 rpm

Cos ϕ

: 0,8

c. Stipper
Fungsi

: Melepaskan atau memisahkan buah dari tandan
dengan cara membanting TBS.

Merek/Tahun

: Atmindo/1976

Universitas Sumatera Utara

3.

Kapasitas

: 30 ton/jam

Dimensi

: 4.000 mm x Ø 2.000 mm

Power

: 24 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.440 rpm

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 2 unit

Stasiun Press
a. Distributing Conveyor
Fungsi

: Mendistribusikan

buah

atau

brondolan

yang

diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke
masing-masing digester.
Merek/Tahun

: Lokal / 1982

Kapasitas

: 40 ton/jam

Dimensi

: 8.000 mm x Ø 500 mm

Power

: 5,4 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.420 rpm

Cos ϕ

: 0,84

Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 2 unit

b. Digester
Fungsi

: Melumatkan brondolan sehingga daging buah
terpisah dari biji.

Merek/Tahun

: UDW/3200-164 Luxemburg / 1975

Kapasitas

: 15 ton/jam

Temperatur

: 90 – 1100C

Dimensi

: 2.900 mm x Ø 1.200 mm

Power

: 30 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 970 rpm

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 8 unit

c. Pengempa (Presser)
Fungsi

: Memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah.

Merek

: Laju Lp 10 – 15; Universal U – 12; Sari Surya

Tahun

: 1983; 1997; 2004

Kapasitas

: 10 – 15 ton/jam

Dimensi

: 450 mm

Power

: 25 HP

Universitas Sumatera Utara

4.

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.460 rpm

Cos ϕ

: 0,83

Jumlah

: 8 unit

Stasiun Pengolahan Biji
a. Depericarper
- Polishing Drum
Fungsi

: Membersihkan serat-serat yang masih melekat
pada biji.

Merek/Tahun

: Atmindo / 1975

Kapasitas

: 6 ton biji / jam

Dimensi

: 7.480 mm x Ø 1.900 mm

Power

: 4 HP

Fasa

:3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 930 rpm

Cos ϕ

: 0,83

Jumlah

: 2 unit

- Separating Coloumn

Universitas Sumatera Utara

Fungsi

: Ruang pemisah antara serat dan biji.

Merek / Tahun

: Germany /1975

Dimensi

: 4.000 mm x Ø 2.000 mm

Power

: 20 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 450 rpm

Cos ϕ

: 0,84

Jumlah

: 1 unit

b. Nut Silo
Fungsi

: Memanaskan/mengeringkan

biji

agar

mudah

dipecah dan diproses selanjutnya dengan Ripple
Mill.
Merek

: Lokal

Kapasitas

: 10 ton/jam

Temperatur

:400C – 600C

Dimensi

: 3.000 mm x 2.500 mm x 10.000 mm

Power

: 20 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.445 rpm

Universitas Sumatera Utara

Cos ϕ

: 0,83

Jumlah

: 4 unit

c. Nut Grading Drum
Fungsi

: Menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya
diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Repple
Mill.

Merek / Tahun

: Atmindo / 1976

Kapasitas

: 6 ton/jam

Dimensi

: 10.190 mm x Ø 1.000 mm

Power

: 7 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.420 rpm

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 1 unit

d. Ripple Mill
Fungsi

: Memecahkan biji sehingga inti terlepas dari
cangkang

Merek

: Teco Elec dan Mech

Kapasitas

: 3 ton / jam

Dimensi

: Ø 400 mm

Power

: 7 HP

Universitas Sumatera Utara

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.440

Cos ϕ

: 0,83

Jumlah

: 6 unit

e. Silo Inti
Fungsi

: Sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang
masih mengandung air sebesar 15 – 25%.

5.

Merek/Tahun

: Lokal / 1982

Dimensi

: 2.000 mm x 2.000 mm x 8.700 mm

Temperatur

: 40 - 500C

Power

: 20 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.445 rpm

Cos ϕ

: 0,83

Stasiun Pemurnian Minyak
a. Ayakan Getar (Vibrating Screen)
Fungsi

: Memisahkan / menyaring kotoran-kotoran berupa
serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar.

Merek/Tahun

: Sweco / 1977 ; Laju / 2004

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas

: 30 – 40 ton/jam

Ukuran saringan

: 20 – 40 mesh

Power

: 3 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220 / 380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 3 unit

b. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump)
Fungsi

: Memompa minyak kasar yang telah tersaring.

Merek / Tahun

: AHC Herstal / 1975

Temperatur tangki

: ± 900C

Power

: 4 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

:220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.440 rpm

Cos ϕ

: 0,82

Jumlah

: 4 unit

c. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)
Fungsi

: Memurnikan minyak yang berasal dari tangki
masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5

Universitas Sumatera Utara

– 1,7% dan kotoran 0,1 – 0,3% dengan prinsip
gaya sentrifugal.
Merek / Tahun

: West Lake / 1997

Kapasitas

: 6 ton / jam

Temperatur

: 900C – 950C

Power

: 15 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.450 rpm

Cos ϕ

: 0,83

Jumlah

: 4 unit

d. Pengeringan Minyak (Vacuum Dryer)
Fungsi

: Memisahkan

air

dari

minyak

dengan

cara

penguapan hampa udara.
Merek

: Laju

Kapasitas

: 10 ton/jam

Power

: 10 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.440 rpm

Cos ϕ

: 0,84

Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 2 unit

e. Saringan Berputar (Brush Strainer)
Fungsi

: Memisahkan serabut-serabut, pasir dan kotorankotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah
di sludge separator.

Merek/Tahun

: Sweden / 1982

Kapasitas

: 30 ton/jam

Power

: 1 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 680 rpm

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 2 unit

f. Sand Cyclone
Fungsi

: Memisahkan pasir halus dengan adanya gaya
sentrifugal.

Merek/Tahun

: Colieco / 1983

Kapasitas

: 30 ton/jam

Dimensi

: 1.500 mm

Power

: 5 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Universitas Sumatera Utara

Frekuensi

: 50 Hz

Cos ϕ

: 0,8

Jumlah

: 2 unit

g. Sentrifusi Sludge (Sludge Separator)

6.

Fungsi

: Memisahkan minyak dari air, slugde dan kotoran.

Merek/Tahun

: Alvalaval / 1999 ; CNC / 2004

Kapasitas

: 10 ton/jam

Power

: 2 HP

Fasa

: 3 fasa

Tegangan

: 220/380 V

Frekuensi

: 50 Hz

Putaran

: 1.450 rpm

Cos ϕ

: 0,84

Jumlah

: 6 unit

Boiler
Fungsi

: Tempat

penghasil

uap

(steam)

untuk

menggerakkan turbo set dan memenuhi kebutuhan
steam dari alat-alat yang dipakai seperti untuk
sterilizer.
Merek

: Takuma Water Tube Boiler

Buatan

: PT. Super Andalas Steel

Tipe

: N – 60 SA

Tahun

: 1995

Universitas Sumatera Utara

Tekanan Uap

: 19 kg/cm2, melebihi

Kapasitas Uap

: 20 ton/jam, superheater

Temperatur Staem

: 2600C

Heating Suface

: 172 m2

Chamber Volume

: 80 m2

Heating Suface Boiler
Proper

: 403 m2

Konsumsi Bahan Bakar : 5.200 kg/jam
Jenis Bahan Bakar
7.

: Fiber (60%) dan cangkang (40%)

Turbo Set
Fungsi

: Mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik.

Power

: 1.296 HP

Putaran

: 5.000 rpm

Inlet Temp (Stand)

: 2100C

Inlet Temp (Max)

: 2130C

Inlet Press (Stand)

: 16,5 kg/cm2

Inlet Press (Max)

: 17,5 kg/cm2

Merek

: Avan Kaick

Buatan

: Generatoren and Motoren Werke D 6078 Nev –
Isenburg

Tipe

: D 1 DB 100 / 625 – 4

Excitation

: 51,1 V

Frekuensi

: 50 Hz

Universitas Sumatera Utara

Fasa

: 3 fasa

Aux Excitation

: 166 V

Frekuensi Aux

: 200 Hz

Coolant

: 450C

Jumlah

: 2 unit

Merek

: Turbodyne

Gear Serial No.

: 35630

Power Output

: 956 KVA

Pinion RPM

: 1990

Gear RPM

: 5000

Buatan

: USA

2.5.4.2 Peralatan (Equipment)
Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II PKS Pagar
Merbau untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut:
1.

Stasiun Penerimaan Buah
a. Loading Ramp
Fungsi

: Tempat penimbunan sementara dan pemindahan
TBS ke dalam lori rebusan.

Dimensi

: 5.300 mm x 3.000 mm x 3.250 mm

Kemiringan

: 250

Kapasitas

: 8 – 10 ton/TBS

Jumlah

: 22 pintu

Universitas Sumatera Utara

b. Lori Rebusan
Fungsi

: Mengangkut dan sebagai tempat merebus buah
sawit.

2.

Dimensi

: 2.500 mm x 1.800 mm x 1.220 mm

Kapasitas

: 2,5 ton

Stasiun Perebusan
a. Capstand

3.

Fungsi

: Menarik lori keluar dan masuk ke sterilizer.

Dimensi

: 2.600 mm x 1.200 mm

Jumlah

: 6 unit

Satasiun Pembantingan
a. Hopper
Fungsi

: Tempat

penampungan

buah

masak

sebelum

dijalankan dengan automatic feeder.
Merek/Tahun

: Atmindo / 1975

Kapasitas

: 30 ton TBS/jam

Jumlah

: 2 unit

b. Empty Bunch Conveyor
Fungsi

: Membawa janjangan atau tandan kosong ke dalam
truk ataupun ke tempat penumpukan sementara.

Merek/Tahun

: Atmindo / 1970

Kapasitas

: 60 ton TBS/jam

Jumlah

: 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Panjang

: 59.000 mm

Elektromotor
Power

: 10 HP

Tegangan

: 380 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Arus

: 15,5 Ampere

Cos ϕ

: 0,8

Putaran

: 930 rpm

c. Fruit Conveyor Under Thresser
Fungsi

: Sebagai alat penghantar brondolan/buah masak.

Merek/Tahun

: Atmindo / 1976

Kapasitas

: 30 ton TBS / Jam

Jumlah

: 2 unit

Panjang

: 5.200 mm

Diameter

: 500 mm

Elektromotor
Power

: 3 Kw

Tegangan

: 380 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Arus

: 5,3 Ampere

Cos ϕ

: 0,79

Putaran

: 1.420 rpm

Universitas Sumatera Utara

d. Fruit Elevator
Fungsi

: Untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam
distributing conveyor pada stasiun press.

Merek/Tahun

: Atmindo / 1976

Kapasitas

: 30 ton TBS / Jam

Jumlah

: 2 unit

Panjang

: 12.000 mm

Tinggi

: 10.920 mm

Elektromotor

4.

Power

: 3 Kw

Tegangan

: 415 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Arus

: 4,5 Ampere

Cos ϕ

: 0,79

Putaran

: 1.420 rpm

Stasiun Press
a. Cake Breaker Conveyor
Fungsi

: Untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan sambil
mendorong

ampas

ke

ujung

talang

untuk

memisahkan biji dan serabut di pemisah biji.
Merek/Tahun

: Atmindo / 1977

Kapasitas

: 30 ton TBS / Jam

Jumlah

: 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Panjang

: 17.000 mm

Diameter

: 500 mm

Elektromotor

5.

Power

: 11 Kw

Tegangan

: 380 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Arus

: 23 Ampere

Cos ϕ

: 0,8

Putaran

: 1.445 rpm

Stasiun Pengolahan Biji
a. Nut Elevator
Fungsi

: Untuk mengangkut biji-biji yang keluar dari
pemisah biji dengan menggunakan timba-timba
menuju Nut Silo.

Merek/Tahun

: Atmindo / 1976

Kapasitas

: 6 ton biji / Jam

Jumlah

: 2 unit

Lebar

: 260 mm

Tinggi

: 11.375 mm

Elektromotor
Power

: 3 Kw

Tegangan

: 380 Volt

Frekuensi

: 50 Hz

Universitas Sumatera Utara

6.

Arus

: 5,3 Ampere

Cos ϕ

: 0,79

Putaran

: 1.420 rpm

Stasiun Pemurnian Minyak
a. Tangki Pemisah (Continious Tank)
Fungsi

: Misahkan minyak dengan sludge.

Merek/Tahun

: Lokal / 1983

Kapasitas

: 60 ton ; 90 ton

Jumlah

: 1 unit ; 1 unit

b. Tangki Timbun (Storage Tank)
Fungsi

: Penampungan minyak produksi (CPO) sebelum
dipasarkan.

- No. 1 dan 2
Merek/Tahun

: Atmindo / 1976

Diameter

: 11.000 mm

Tinggi

: 6.020 mm

Kapasitas

: 500 ton

Jumlah

: 2 unit

- No. 3 dan 4
Merek/Tahun

: Atmindo / 1976

Kapasitas

: 1.600 ton

Jumlah

: 2 unit

Universitas Sumatera Utara

c. Tangki Lumpur (Sludge Tank)
Fungsi

: Menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki
pemisah.

Merek/Tahun

: Silinder Tegak / 1983

Diameter

: 2.000 mm

Tinggi

: 3.000 mm

Kapasitas

: 30 ton/jam

Jumlah

: 2 unit

d. Fat Fit
Fungsi

: Memisahkan minyak dari kotoran dengan gaya
gravitasi pengendapan yang berlangsung lama.

2.5.5

Kapasitas

: 18 m3

Panjang

: 4.000 mm

Lebar

: 3.000 unit

Tinggi

: 1.500 mm

Utilitas
Dalam suatu pabrik utilitas merupakan unit pembantu produksi yang

tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar
produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit
PTPN II Kebun Pagar Merbau untuk mendapatkan adalah sebagi berikut:

Universitas Sumatera Utara

1.

Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, kebutuhan
rumah-rumah karyawan dan air umpan boiler yang membutuhkan kemurnian
air yang memenuhi persyaratan air minum. Air umpan boiler memerlukan
perlakuan kimia yang aman (foot grade). Air merupakan salah satu bagian
yang penting untuk mendukung proses pengolahan di PKS Pagar Merbau dan
fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Selain digunakan untuk
proses, air ini juga digunakan untuk keperluan sebagai berikut:
a. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler unutk menghasilkan
steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta
kebutuhan lain.
b. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan
perumahan)
Sumber air di PKS Pagar Merbau berasal dari sungai Galang yang terletak
lebih kurang 3 km dari lokasi pabrik.

2.

Unit Pembangkit Tenaga (Mini Plant)
Mini plant merupakan salah satu sumber tenaga yang digunakan untuk dapat
mengoprasikan seluruh alat dan mesin PKS Pagar Merbau ini. Listrik
diperoleh dari PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar sedangkan
tenaga uap diperoleh dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak.
PKS banyak menggunakan tenaga uap karena:
a. Bahan bakar tersedia (tangkos dan cangkang)
b. Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas

Universitas Sumatera Utara

Alat yang digunakan sebagai pembangkit uap adalah ketel uap (boiler). Daya
listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut:
a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan.
b. Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan.
c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit.
d. Menggerakkan alat-alat transportasi seperti material handling, hoisting
crane, elevator, empty bunch conveyor dan lain-lain.
e. Unit-unit proses pengolahan air.
f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium.
g. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel.
3.

Unit Pemeliharaan Pabrik / Bengkel
Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencangkup pemeliharaan mesin dan
peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharan unit pengolahan air dan hal-hal
yang berkaitan serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. Untuk
mendukung unit ini. PKS Pagar Merbau menyediakan beberapa bengkel
yaitu:
a. Bengkel Umum
Bengkel umum memiliki karyawan sebanyak 19 orang yang mana
memiliki tugas memperbaiki boiler, digester, hoisting crane, mesin-mesin
stasiun klarifikasi, mesin kernel, loading ramp, press, conveyor, sterilizer.
b. Bengkel Instalasi Listrik
Bengkel ini memiliki 10 orang karyawan yang menangani seluruh masalah
listrik diperusahaan.

Universitas Sumatera Utara

c. Bengkel Traksi (Transportasi Kebakaran dan Sipil)
Bengkel ini memiliki 8 orang karyawan yang memiliki tugas memperbaiki
bagian yang rusak pada motor, diesel, pompa, rel, lori, ripple mill, transfer
carriage.
Unit traksi merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang
berhubungan dengan segala alat pengangkutan dan kendaraan yang ada di
PKS Pagar Merbau, sedangkan unit sipil merupakan bagian yang
mengurus permasalahan yang berhubungan dengan bangunan sipil Pagar
Merbau. Kedua uni ini memiliki pedoman masing-masing dalam hal
pemeliharaan dan pengawasan pekerjaan.
4.

Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil
dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar
rendemen CPO dan inti. Karena salah satu faktor maju mundurnya
perusahaan ditentukan oleh standarisasi kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk menjaga standarisasi mutu minyak sawit dan kernel pada range dan
untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan
laboratorium.
Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Kebun Pagar Merbau
antara lain meliputi:
a. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB) / Free Fatty Acid (FFA)
b. Analisa kadar minyak
c. Randemen

Universitas Sumatera Utara

d. Kadar air
e. Fraksi inti utuh, pecah dan kotoran
f. Analisa air

2.5.6

Safety and Fire Protection
Safety and fire protection di PKS Pagar Merbau didukung atas sarana dan

prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun sarana dan prasarana tersebut
antara lain:
1.

Keamanan
Kegiatan keamanan dilaksanakan oleh Bintara Pengamanan (Satpam) yang
bekerja secara bergantian yakni petugas keamanan dibagi atas 3 shift dalam
waktu 24 jam.

2.

Keselamatan
Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang
minimal seperti: sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

5 84 153

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 17

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 7

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 31

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 26

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 1 23

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau Appendix

0 0 9