Efek Ekstrak Rimpang Kencur terhadap Penyembuhan Stomatitis Aftosa Rekuren Minor pada Pasien RSGMP USU

14

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan salah satu gangguan mukosa
rongga mulut yang sering diderita oleh manusia berupa inflamasi pada mukosa
rongga mulut1. Secara klinis, SAR ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri pada
mukosa mulut yang muncul berulang dengan jumlah tunggal atau multiple dan
memiliki tampilan red halo yang biasanya muncul pada mukosa bibir, pipi, lateral,
dan ventral lidah pada rongga mulut. SAR diklasifikasikan menjadi tiga kategori
sesuai

dengan

ukurannya,

yaitu

aftosa


minor,

aftosa

mayor

dan

ulser

herpetiformis.1,2,3
Sekitar 5-25% populasi dunia mengalami SAR. Penelitian yang dilakukan
oleh Chattopadhyay et al. 2007 di Amerika Serikat dari 33.994 subjek penelitian,
didapat 351 orang subjek mengalami SAR.1 Hal ini lebih sering terjadi pada pasien
dengan rentang usia 10-40 tahun yang didominasi oleh perempuan dan individu
dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. 4 Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Malayil et al. pada tahun 2014, yang menyebutkan bahwa dari
51 pasien dengan diagnosa SAR, 22 (43%) merupakan pasien pria dan 29 (57%)
merupakan pasien wanita dengan mayoritas pasien dengan SAR sebanyak 94%

didiagnosa dengan ulser minor.5 Dari seluruh kasus yang dilaporkan, 75-80%
merupakan kasus SAR minor, 10-15% merupakan SAR mayor, dan 5-10%
merupakan ulser herpetiform.6
SAR dapat menyebabkan rasa sakit yang menyebabkan kesulitan dalam
berbicara, makan, minum dan melakukan rutinitas kebersihan rongga mulut.7,8
Byahatti pada tahun 2013 di Libya, dalam penelitiannya menyebutkan 74% dari 64
responden menyatakan tidak dapat makan, kurang tidur, dan menderita sakit ketika
ulser kambuh.9 Sawair pada tahun 2010 di Amman melalui penelitiannya,

Universitas Sumatera Utara

15

menyebutkan 50,4% dari 530 pasien melakukan usaha untuk menyembuhkan SAR
yang dideritanya.8
Etiologi pasti SAR belum diketahui sehingga perawatannya bersifat
simptomatis.1,4,10 Beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya SAR adalah
hereditas, disregulasi imun, makanan tertentu, stres, gangguan hormonal, trauma
lokal, infeksi, obat-obatan, kebiasaan merokok dan kebersihan rongga mulut yang
buruk.10

Salah satu pilihan perawatan SAR adalah perawatan secara topikal.
Kortikosteroid merupakan obat terbaik dalam penyembuhan SAR.4,11 Pilihan
kortikosteroid yang dapat digunakan antara lain gel 0,05% betamethasone
dipropionate, gel 0,05% fluocinonide , gel 0,05% clobetasol propionat e, salep 0,05%
halobetasol propionate .12 Beberapa obat lainnya dapat dijadikan pilihan perawatan

SAR secara topikal antara lain chlochexidene , triclosan, diclofinac, dan
dexapanthenol.10

Penggunaan obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di
dunia. Menurut WHO pada tahun 2003, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika
Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka
terima. WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit, serta
mendukung upaya-upaya dalam pengingkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional.13
Beberapa tanaman diketahui dapat menjadi alternatif perawatan SAR. 14
Babaee et al. pada tahun 2012 meneliti gel aloe vera (lidah buaya) 2% terhadap SAR.
Penelitian ini menghasilkan ukuran ulser, daerah inflamasi, dan durasi penyembuhan
ulser yang lebih kecil dibandingkan pada kelompok kontrol. 15 Rimpang kunyit juga

memiliki manfaat dalam penyembuhan SAR. Pasien yang menggunakan minyak
atsiri rimpang kunyit dilaporkan bahwa ulser dapat sembuh lebih cepat daripada
sebelumnya. Selain itu, terdapat pengurangan rasa sakit. 16 Gavanji et al. pada tahun
2014 dalam penelitiannya menghasilkan bahwa ekstrak alkohol dan air dari Punica
granatum (buah delima) efektif dalam mengurangi ukuran dan rasa sakit SAR.17

Universitas Sumatera Utara

16

Kaempferia galanga linn , yang biasa disebut rimpang kencur, merupakan

tanaman obat yang tergolong dalam famili Zingiberaceae.18 Tanaman ini memiliki
manfaat dalam aktivitas larvisidal, antioksidan, antiulser, antiinflamasi dan sifat
antihipertensif.19 Rimpang kencur secara empiris telah diketahui memiliki efek
antiinflamasi. Kandungan utama rimpang kencur adalah etil p-metoksisinamat yang
di dalam tubuh mengalami hidrolisis menjadi senyawa aktif biologis, asam pmetoksisinamat, senyawa ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase,
sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. 20
Hasanah dkk. pada tahun 2011, dalam penelitiannya menggunakan tikus
sebagai sampel, menyimpulkan bahwa ekstrak rimpang kencur memiliki aktivitas

antiinflamasi terhadap inflamasi akut yang diinduksi dengan karagenan. 21 Amberkar
et al. pada tahun 2011, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ekstrak etanol

rimpang kencur memiliki efek analgesik dan bermanfaat dalam aktivitas
antiinflamasi.19 Aroonrerk et al. tahun 2009, dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa rimpang kencur memiliki daya hambat produksi IL-6 yang lebih kuat
dibandingkan Quercus infectoria (manjakani), Glycyrrhiza uralensis (petai cina), dan
Coptis chinensis yang diuji secara in vitro.22

Selain karena rimpang kencur merupakan tanaman yang mudah didapat di
Indonesia, efektivitas antiinflamasi pada kencur dalam penyembuhan inflamasi
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang efektivitas ekstrak rimpang
kencur terhadap penyembuhan SAR minor yang diaplikasikan dalam bentuk gel
secara topikal pada rongga mulut.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka timbul permasalahan:
1. Apakah gel ekstrak rimpang kencur yang diaplikasikan secara topikal
efektif dalam mengurangi rasa sakit pasien terhadap stomatitis aftosa rekuren monor?
2. Apakah gel ekstrak rimpang kencur yang diaplikasikan secara topikal

efektif dalam mengurangi ukuran ulser stomatitis aftosa rekuren minor?

Universitas Sumatera Utara

17

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas gel ekstrak rimpang kencur dalam mempercepat
penyembuhan ulser rekuren aftosa stomatitis tipe minor.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui efektivitas pengaplikasian gel ekstrak rimpang kencur
secara topikal dalam mengurangi rasa sakit pada penderita stomatitis aftosa rekuren
minor.
2. Untuk mengetahui efektivitas pengaplikasian gel ekstrak rimpang kencur
secara topikal dalam mengurangi ukuran diameter ulser stomatitis aftosa rekuren
minor.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Pengaplikasian gel ekstrak rimpang kencur secara topikal efektif
mengurangi rasa sakit pasien terhadap stomatitis aftosa rekuren minor.
2. Pengaplikasian gel ekstrak rimpang kencur secara topikal efektif
mengurangi ukuran diameter ulser stomatitis aftosa rekuren minor.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya dalam bidang ilmu
penyakit mulut dalam hal perawatan SAR tipe minor menggunakan gel ekstrak
rimpang kencur.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk informasi awal
dari penelitian selanjutnya mengenai alternatif terapi SAR tipe minor.

Universitas Sumatera Utara

18

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi tenaga kesehatan dapat menjadi masukan dan memberi infomasi cara
pengobatan alternatif SAR tipe minor, yaitu menggunakan gel ekstrak rimpang
kencur.
2. Sebagai infomasi untuk program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada
masyarakat bahwa rimpang kencur dapat digunakan sebagai perawatan SAR tipe
minor.
3. Bagi masyarakat dapat menjadi infomasi baru bahwa rimpang kencur dapat
digunakan sebagai alternatif terapi SAR tipe minor.

Universitas Sumatera Utara