Hubungan skor PUFA pufa dengan indeks massa tubuh pada anak usia 6-12 tahun di sd di Kecamatan Medan Kota dan Medan Perjuangan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit yang saat ini memiliki tingkat prevalensi tertinggi pada anak usia
sekolah di Indonesia adalah penyakit gigi dan mulut, yaitu sebanyak 74,4%. Karies
gigi merupakan penyakit infeksius multifaktorial yang masih menjadi masalah
kesehatan gigi dan mulut karena prevalensinya yang cukup tinggi di seluruh dunia.
Karies gigi diidentifikasi sebagai salah satu penyakit kronis yang sangat umum pada
anak-anak terutama di negara-negara berkembang.1-3
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 menyatakan angka kejadian
karies pada anak usia Sekolah Dasar sebesar 60-90%. Prevalensi akan terus
meningkat seiring bertambahnya usia. Anak usia 6 tahun telah mengalami karies pada
gigi permanennya sebanyak 20%, meningkat 60% pada usia 8 tahun, 85% pada usia
10 tahun dan 90% pada usia 12 tahun.4,5
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukkan bahwa
indeks DMFT pada kelompok usia 12 tahun adalah sebesar 0,9. Indeks DMFT
mengalami peningkatan sebanyak 0,5 setelah enam tahun kemudian yang terlihat
pada hasil RISKESDAS tahun 2013, anak dengan kelompok usia 12 tahun memiliki

indeks DMFT sebesar 1,4 dengan nilai masing-masing D-T=1,02; M-T=0,34; DFT=0,02; dan F-T=0,04. Penelitian Pontonuwu et al menunjukkan rerata indeks DMFT
pada anak sekolah dasar di Indonesia sebesar 3,5.1,6,7
Faktor oral hygiene, pola makan, status sosioekonomi, immunoglobulin pada
saliva, jumlah bakteri, dan asupan fluoride masih merupakan faktor penyebab karies
yang sama pada semua usia.8 Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar adalah
satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya anakanak tersebut masih memiliki perilaku atau kebiasaan diri yang kurang
memperhatikan kesehatan gigi, sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi
perhatian yang sangat penting dalam peningkatan kesehatan.7

Universitas Sumatera Utara

2

Selama 70 tahun terakhir, data tentang karies yang dikumpulkan
menggunakan indeks DMFT. Indeks ini memberikan informasi tentang karies,
penambalan dan pencabutan tetapi tidak menilai akibat klinis dari karies gigi yang
tidak dirawat.9,10 Kedalaman lubang karies dengan keterlibatan pulpa biasanya hanya
dianggap sebagai kategori D (Decay) dan tingkat keparahannya tidak disebutkan
dalam sistem pengkategorian DMFT.11
Pada tahun 2010, Monse et al. memperkenalkan indeks PUFA/pufa untuk

menilai tingkat keparahan karies gigi yang tidak dirawat pada gigi permanen (PUFA)
dan gigi desidui (pufa). Indeks ini dinilai berdasarkan keterlibatan pulpa (P/p), adanya
ulserasi (U/u) disebabkan adanya sisa akar, fistula (F/f) dan apakah sudah ada abses
(A/a). Indeks ini juga memudahkan dalam menentukan strategi perawatan darurat
yang dibutuhkan.12-15
Hampir seluruh anak mengalami karies yang tidak dirawat, hal ini dapat
menyebabkan kurangnya kemampuan anak untuk makan sehingga jumlah asupan
nutrisi terganggu yang menyebabkan rendahnya indeks massa tubuh anak, anemia,
kurang tidur dan berujung pada menurunnya kualitas hidup anak tersebut yang dapat
memengaruhi perkembangan kognitif anak tersebut.16,17 Karies yang tidak dirawat
juga menyebabkan infeksi bakteri dapat berkembang melalui dentin hingga
menimbulkan peradangan pulpa (pulpitis), ulserasi, fistula, dan abses.1
Masalah

karies

gigi

yang


tidak

dirawat

pada

anak-anak

telah

didokumentasikan pada beberapa penelitian dan sering menjadi salah satu kasus
darurat di rumah sakit anak.5 Perawatan terhadap karies gigi pada anak-anak akan
melampaui total biaya peduli kesehatan anak di beberapa negara berkembang. Data
dari pusat kontrol gigi dan pencegahan menunjukkan prevalensi karies gigi yang tidak
dirawat pada usia 6-11 tahun di Amerika adalah sebanyak 25%.18
Penelitian Abishek et al. menunjukkan prevalensi pufa pada anak-anak usia
sekolah di India sebesar 38,6%, persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Figuiredo et al. pada anak-anak di Brazil dengan
persentase 23,7%; namun lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Monse et al.
di Filipina yaitu 85% dan oleh Baginska et al. di Polandia sebanyak 43,4%.


Universitas Sumatera Utara

3

Komponen ā€œpā€ merupakan komponen pufa terbesar dari seluruh skor indeks yang
ditemukan yaitu sebesar 34,7%.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karies gigi yang tidak dirawat akan
memengaruhi kualitas hidup dan pertumbuhan pada anak-anak. Penelitian Rohini et
al. dari 100 anak-anak yang ada suatu daerah di India didapatkan besar indeks
PUFA/pufa ā‰„ 1 dan memiliki indeks massa tubuh yang berada dibawah normal.19
Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Benzian et al. di Filipina yang
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara infeksi odontogenik dan
indeks massa tubuh dibawah normal.20 Pada penelitian Mishu et al. di Bangladesh
menunjukkan adanya hubungan antara karies gigi yang tidak dirawat dengan indeks
massa tubuh dibawah normal, dimana dari 1699 anak terdapat 26% anak memiliki
berat dibawah nomal dan 55% anak mengalami karies yang tidak dirawat.16
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui adanya
hubungan dan korelasi antara karies yang tidak dirawat menggunakan indeks
PUFA/pufa dengan massa tubuh pada murid sekolah dasar di Kecamatan Medan Kota

dan Medan Perjuangan yang berusia 6-12 tahun. Penelitian yang membahas mengenai
hubungan antara IMT dengan skor pufa pada anak usia 6-12 tahun di Indonesia
maupun di Kota Medan masih sedikit. Pemilihan kecamatan dipilih dari kecamatan
lingkar dalam dan lingkar luar di Kota Medan yang pada umumnya memiliki status
ekonomi yang berbeda sehingga dapat menemukan sampel yang sesuai kriteria
penelitian. Penelitian ini dapat menginformasikan kepada masyarakat mengenai
dampak karies gigi yang tidak dirawat terhadap status gizi anak dan kualitas hidup
anak, dengan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak
usia sekolah dan melakukan pencegahan sedini mungkin.

Universitas Sumatera Utara

4

1.2 Rumusan Masalah
Umum :
1. Apakah terdapat perbedaan indeks massa tubuh pada kelompok anak usia
6-12 tahun yang memiliki PUFA/pufa dibandingkan dua kelompok anak dengan
DMFT/deft tanpa PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan
Perjuangan.

2. Bagaimana korelasi antara rerata PUFA/pufa dengan rerata indeks massa
tubuh pada anak usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan
Medan Perjuangan.
3. Bagaimana korelasi antara rerata DMFT/deft pada anak tanpa PUFA/pufa
dengan rerata indeks massa tubuh pada anak tanpa PUFA/pufa usia 6-12 tahun di SD
Kecamatan Medan Kota dan Medan Perjuangan.
Khusus :
1. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan skor PUFA/pufa pada anak
usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Perjuangan.
2. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan skor PUFA/pufa
pada anak usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan
Perjuangan.
3. Berapakah rerata pengalaman karies pada kelompok anak usia 6-12 tahun
yang memiliki PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan
Perjuangan.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
1. Mengetahui perbedaan indeks massa tubuh pada dua kelompok anak usia 612 tahun yang memiliki PUFA/pufa dibandingkan kelompok anak dengan
DMFT/deft tanpa PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan

Perjuangan.

Universitas Sumatera Utara

5

2. Mengetahui korelasi antara rerata skor PUFA/pufa dengan rerata indeks
massa tubuh pada anak usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan
Kecamatan Medan Perjuangan.
3. Mengetahui korelasi antara rerata DMFT/deft pada anak tanpa PUFA/pufa
dengan rerata indeks massa tubuh pada anak tanpa PUFA/pufa usia 6-12 tahun di SD
Kecamatan Medan Kota dan Medan Perjuangan.
Khusus :
1. Mengetahui hubungan antara usia dengan skor PUFA/pufa pada anak usia
6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Perjuangan.
2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan skor PUFA/pufa pada
anak

usia


6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan

Perjuangan.
3. Mendapatkan rerata pengalaman karies pada kelompok anak usia 6-12
tahun yang memiliki PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan
Medan Perjuangan.

1.4 Hipotesis
Mayor:
1. Ada perbedaan indeks massa tubuh pada kelompok anak usia 6-12 tahun
yang memiliki PUFA/pufa dibandingkan dua kelompok anak dengan DMFT/deft
tanpa PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Perjuangan.
2. Ada korelasi antara rerata skor PUFA/pufa dengan rerata indeks massa
tubuh pada anak usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan
Medan Perjuangan.
3. Ada korelasi antara rerata DMFT/deft pada anak tanpa PUFA/pufa dengan
rerata indeks massa tubuh pada anak tanpa PUFA/pufa usia 6-12 tahun di

SD


Kecamatan Medan Kota dan Medan Perjuangan.
Minor:
1. Ada hubungan antara usia dengan skor PUFA/pufa pada anak usia 6-12
tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Perjuangan.

Universitas Sumatera Utara

6

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan skor PUFA/pufa pada anak
usia 6-12 tahun di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Perjuangan.
3. Didapat rerata pengalaman karies pada kelompok anak usia 6-12 tahun
yang memiliki PUFA/pufa di SD Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan
Perjuangan.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Bidang Akademik.
Memberikan informasi khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak
(IKGA) mengenai dampak yang ditimbulkan dari karies yang tidak dirawat sehingga
dapat dibuat sebuah rencana perawatan yang sesuai dengan keparahan karies tersebut.

Sebagai penelitian pendahuluan mengenai dampak yang ditimbulkan dari karies yang
tidak dirawat sehingga akan mendukung penelitian lanjutan mengenai cara
penanggulangannya.
2. Masyarakat.
Memberikan informasi kepada masyarakat untuk menjaga dan memelihara
kesehatan gigi dan mulut anak agar terhindar dari karies yang tidak dirawat yang
memiliki dampak menurunnya indeks massa tubuh anak yang dapat memengaruhi
kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut anak.
3. Pengelola badan kesehatan.
Sebagai bahan penyuluhan dan masukan untuk dilakukan UKGS sebagai
upaya peningkatan kualitas kesehatan gigi dan mulut anak.
4. Peneliti.
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian studi kasus di bidang kesehatan gigi dan mulut khususnya
tentang karies gigi yang tidak dirawat pada anak usia sekolah.

Universitas Sumatera Utara