Keragaman dan Pembesaran Ikan Jurung (Tor spp.) Sebagai Upaya Pelestarian dan Budidaya Ikan di Sumatera Utara

Bidang Unggulan : Pertanian, pangan dan kelautan

IKodelNama Rumpun IImu : 113/Bioiogi
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

15001217

.

cJ .-Lj

-

2.

0

l

G (Tor spp.)

KERAGAMA.N DAN PEMHES
SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DAN BUDIDAYA IKAN
Dl SUMATERA UTARA

Tahan ke-l dari rencana 2 tahun

KetualAnggota Tim :
Dr. Hesti Wahyuningsih, M.Si. (0018106907)
Prof. Dr. lng. Ternala Alexander Barus, M.Sc. (0016105806)
Dr. Saleha Hanum, M.Si. (0031087102)

Dibiayai oleh UIPA Univcrsitas Sumatera lltara Tahun Anggaran 2014, sesuai
dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Pcnelitian
Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2014 (Tahap II)
Nomor: 4808IUN5.1.RlKEU/2014, tanggal23 Juni 2014.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DESEMBER 2014

S


HALAMANPENGESAHAN
Judul Penelitian

KodefNama Rumpun IImu
Bidang Unggulan PT
Topik Ungguian
Peneliti / Pelaksana
Nama Lengkap
NIDN
labatan Fungsional
Program Studi
Nomor HP
Alamat surel (e-mail)
Anggota Pcneliti (1)
Nama Lengkap
NIDN
Perguruan Tinggi
Anggota Peneliti (2)
Nama Lengkap

NIDN
Perguman Ti:1ggi
Institusi Mitra (jika ada)
Nama Instit1..1 si Mitra
Alamat
Tahun Pelaksanaan
Biaya Tahun Berjalan
Biaya Penelitian Keseluruhan

Keragaman dan Pembesaran Ikan Jurung (Tor
spp.) Sebagai Upaya Pelestarian dan Budidaya
Ikan di Sumatera Utara
113/Biologi
Pertanian, pangan dan kelautan
Ikan dan udang dan budidayanyc:.
Dr. Hesti Wahyuningsih, M.Si.
0010186907
Lektor
Biologi
08126025269

hesti w ningsih@yahoo.co.id

Prof. Dr. Lng. Ternala Alexander Bams, M.Sc.
00161053006
Universitas Sumater2. Utara
Dr. Saleha Hanum, M.Si.
00JI087102
Universitas Sumatera Utara

Talmn ke 1 dari rencana 2 tahun
Rp 67.351.000,00
Rp 133.799.000,00

Medan, 28 November 2014

GZセョエャ@

セLuャQ@

セャQエi。NuᆱZュL@


Penelitian USU

M. Sc. )
96310261991031001

HPャGAサ[セ@

L[セGQz\。@

セゥL@

セG@

Ketua Peneliti,

セ@

(Dr. Hesti Wahyuningsih,M.Si)
NIPINIK 196910181994122002


.....セ@

Penelitian USU

'. HpイッヲNB「Gセsャh。ュ・ゥョ@
. QZGntpセPUR}@

Nasution, MSIE)
980031003

RINGKASAN

Peneliti n mengenai Keragaman dan pembesaran ikan jurung (Tor Spp.) sebagai upaya
pelesta .an dan budidaya ikan di Sumatera Utara telah dilakukan sejak bulan Juli hingga
Oktobe 2014 Penelitian ini merupakan penelitian tahun 1 yang dilakukan sebagai upaya
untuk endapatkan informasi mengenai kepadatan ikan jurung yang ada di perairan sungai
Bohoro dan juga sekaligus mengetahui keragaman genetik dari ikan jurung tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling yang dilakukan
dalam lenentukan lokasi dan titik pengambilan sampel. Lokasi penelitian terdiri dari 3

stasiun yaitu stasiun I merupakan daerah yang bebas dari ativitas masyarakat (bagian
。エウセィオャ@
sugai), s!asiun II merupakan daerah pariwisata, penginapan dan camping groiind,
dan stasiun III merupakan daerah terbuka yang digunakan untuk aktivitas MCK,
perladangan dan terdapat aliran masuk dari sungai lain. Sampel ikan jurung diambil
dengan menggunakan jala dan electrojishing (khusus pada stasiun I). Analisis data meliputi
kepadatan ibn, nisbah ke!amin, Tigkat Kemat.angan Gonad, pola pertumubuhan dan fakter
fisika-Rimia air sungai. Keragaman genetik dilakukan dengan mctode RAPD, namun
.belum mempero!eh hasil yang maksimaI. Seleksi primer terhadap 7 primer diperoleh hasil
6 primer yang dapat digunakan untllk analisis RAPD ikan Tor yaitu primer OPC-2, OPAl. OPA-3 , OPA-4, dan OPA-7. Hasil.penelitian menunjukkan bahwa kepadatan ikan
jurung dengan alat tangkap jala tertinggi pada stasiun I (0,119 individu/m2). Nilai
kepadatan ini bisa dikatakan rendah. Jumlah ikan jurung yang tertangkap sebagian besar
(26,67% pada stasiun 1) berukuran < 50 gram. Pola pertumbuhan yang diperoleh pada ikan
jurung ini adalah allometrik positif dengan TKG tertinggi dipetoleh pada TKG III.
Kata kunci: ikan junmg, Sungai Bahorok, Tor.

111

PRAKATA
Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kemajuan hasil penelitian ini yang
berjudul Keragaman Dan Pembesaran Ikan Jurung (Tor Spp.) Sebagai Upaya Pelestarian
Dan Budidaya Ikan Di Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan penelitian tahun 1 yang
dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi mengenai kepadatan ikan jurung
'yang ada di perairan sungai Bohorok dan juga sekaligus mengetahui keragaman genetik
dari ikan jurung tersebut.
Penelitian dan penulisan laporan kemajuan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
yang tidak terhingga kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Rektor Universitas Sumatera Utara melalui DIP A
Universitas Sumatera Utara telah membiayai pcnelitian ini melalui kegiatan Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2014. Selain itu, ucapan terima kasih juga
penulis

ウ。セーェォョ@

pada, Ketua Lembaga Penelitian USU dan Dekan Fakultas

セャipa@


USU

beserta jajarannya yang telah turnt mendukung penulis hingga selesai penulisan laporan
kemajuan ini. Selanjutnya penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada
semua Vihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung

、。ャ」セュ@

penyelesaian penelitian ini. Semoga amal kebaikan dari semua pihak yang terlibat
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Akhir kat a, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kemajuan
penelitian ini masih terdapat kekurangan baik dalam penyusunan bahasa maupun
pembahasan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk penyempurnaan
laporan ini.

Medan, November 2014
Penulis,

Dr. Hesti Wahyuningsih, M.Si.


IV

kiuperstセ@
DAFTARISI

;.•. セ@
\JllNER$4TAS SUMAT£RA utaセ|G@

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... .
HALAMAN PENGESAHAN ..................... ..........................................................

11

RlNGKASAN .... .......... ............................ .......... ...................................................

111

PRAKATA ............................................................................................................

IV


DAFT AR lSI ..................................................................................... ....................

V

DAFT AR T ABEL.............. ........ ......... ................ ...................................................

VI

DAFT AR GAMBAR .................... .........................................................................

Vll

DAFT AR LAMPIRAN .......... ................ .......................... ........ ..............................

Vlll

BAB 1. PENDAHlJLUAN ................................................................................. ..
BAB 2.

tョセjaun@

PUSTAKA ..................................................................... .

4

Bf..B 3. TUJUAN DAN r..1Mlf'AAT PENTILITIA,.'J' ........................................... .

'7

BAB 4. MET ODE PENELiTIAN ........................................................................ .

8

1

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAt'l' .................................................... .

12

BAB 6. RENCANA T1UIAPAN BERIKUTNY A ............................ .

21

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... .

25

DAFT AR PUSTAKA .......................................................................................... ..

26

LAMPIRAN ......................................................................................................... .

28

v

DAFTAR TABEL

Tabell.

Jumlah ikanjurung (Tor sp.) yang tertangkap pada tiap stasiun .....

Tabel2.

Ukuran dan nisbah kelamin ikan Tor sp. yang diperoleh dari
semua stasiun penelitian ... . .. .. . ... ... ... ... . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .......

Tabel3.

Tabel4.

12

14

Tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad ikan
Tor sp. yang diperoleh ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

17

Pengukuran kualitas air setiap stasiun ...................................

20

Vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

AIur penelitian .................................................................................

8

Gambar 2.

Fishbone penelitian ...... ...... .................. ............................................

9

Gambar 3.

Persentase ikan jurung (Tor sp.) yang diperoleh di setiap stasiun ..

13

Gambar 4.

Hubungan panjang berat ikanjurung pada stasiun I ... ... ... ..... ....

15

Gambar 5.

Hubungan panjang berat ikanjurung pada stasiun II ............... ...

15

Gambar 6.

Hubungan panjang berat ikan jurung pada stasiun III ... ... ... ... .. ...

16

Gambar 7.

AIur peneiitian tahap II ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

19

Vll

DAFTAR LAMPlRAN

Lampiran 1.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian .............................

28

Lampiran 2.

Biodata Ketua dan Anggota Peneliti ..................................

29

Lampiran 3.

Evaluasi capaian hasil penelitian ............................................

38

Lampiran 3a.

Surat balasan Journal of Life Sciences... ... ... . .. ... ... ... . .. ... ... . . . .. . .

41

Lampiran 3b. Artikel jurnal terkirim ke Journal of Life Sciences.......................

42

Sertifikat Seminar Nasional BioETI 2014 ............... ... .. . .. . . . . .. ....

51

Lampiran 4b. Abstrak Seminar Nasional BioETI 2014 ...................................

52

Lampiran 4c.

Power point Seminar Nasional BioETI 2014 .............................

56

Lampiran 5.

Foto hasil penelitian ..........................................................

61

Lampiran 4a.

VllJ

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ikan sebagai salah satu komoditi makanan memegang peranan penting sebagai
sumber makanan manusia. Hal ini dikarenakan ikan bisa menjadi sumber pangan
alternatif bagi masyarakat Indonesia mengingat potensi perikanan di Indonesia,
begitu juga perikanan di Surnatera Utara khususnya, sangat besar. Seiring dengan
berkembangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya arti kesehatan, maka
faktor kesehatan merupakan fuktor kunci dominan dalam pemilihan produk pangan.
Daging ikan mempunyai kelebihan antara lain enak, lembut dan empuk, Iebih mudah
dikunyah dan dicema, baik untuk sistem peredaran darah, kecerdasan dan halalnya
terjamin. Selain itu, kandungan protein pada ikan berkisar antara 1 8 - 22 gram per
100 gram untuk ibn segar, dan untuk ikan kering bahkan bisa sampai 40 gram per
100 gram berat, seIain itu juga mengandung asam amino essensial yang lebih lengkap
dibanding sumber protein hewani yang lain, dengan nilai cerna yang melebihi 90%
(Astawan, 2004)' Sebagaimana yang tercantum dalam Pasai 1 UU Nomor 18 tahun
2012 tentang Pangan, bahwa "'definisi pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber bayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikami.ll petemakan,
perairan dan air baik yang diolah yang diperuntukkan sebagai makana..'"! atau
minuman bagi konsumsi manusia" (www.hukumonline.com). Hal ini menegaskan
bahwa sektor perikanan menjadi sangat penting terutama menjadi salah satu pilar
untuk meningkatkan ketahanan pangan. Selain itu, ikan sebagai basil dari sektor
peflkanan sangat jelas memegang peranan sebagai sumber gizi da.':. protein,
mencerdaskan dan menyehatkan (http://www.p2hpkkp.rro.id).
Ikan jurung (Tor spp.) merupakan jenis ikan ash Sumatera Utara yang
mempunyai potensi plasma nutfuh yang cukup besar sebingga dapat menambah
altematif sumber protein hewani yang sangat diperlukan. fr.an jurung ini merupakan
spesies ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis dan budaya yang tinggi.
Bcberapa spesies dari genus Tor ini didapatkan di Indonesia yang tersebar salah
satunya di pulau Sumatera, yaitu Tor douronensis, Tor tambroides, Tor tambra dan

Tor sora (De Silva et aI., 2004). Namun sayangnya, hingga saat ini budidaya bahkan

1

....l

pembesaran ikan jurung ini masih belum dilakukan oleh masyarakat. Hal ini yang
menyebabkan konsumsi ikan jurung belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat
dan menjadikan ikan jurung ini mahal harganya karena tidak selalu tersedia di
pasaran dan masih tergantung pada hasil tangkapan di alamo Di samping itu,
kerusakan habitat akibat penabangan hutan dan over fishing menjadikan habitat alami
terganggu. Habitat yang kurang bagus akan menyebabkan perkembangan populasi
tertekan dan kemampuan reproduksi menurun. Reproduksi penting terhadap
kelangsungan keragaman gen sehingga memungkinkan teIjadi penurunan kualitas
genetik ikan (Whitmore, 1999 da/am Suwarso, 2002). Penurunan kualitas genentik
tkan tm nantinya akan menurunkan produksi dan produktivitas ikan.
Di sepanjang aliran sungai Bohorok, dikenal sebagai salah satu habitat ikan
jurung. Namu!1, hingga saat ini jenis-jenis apa saja yang ada di sungai bohorok belum
diketahui dengan pasti. Jenis-jenis ikan jurung yang ada di sungai bohorok memiliki
kemiripan secara morfometrik oleh karena itu perfu juga dilakukan analisis DNA
untuk mengetahui karakterisasi sifat genetik pada ievel molekuler yang secara
langsung dapat mencerrninkan sifut genorip (materi genetik) yang dimiliki oIeh jenisjenis ikan jurung yang ditemukan.
Kebijakan yang diambil Departemen Perikanan saiah satunya menyeragamkan
pangan berbasis ikan lokal, contohnya fillet, nugget, bakso ikan dan kerupuk ikan.
Hal ini dimaksudkan untuk tetap mempertahankan ketersediaan pangan dan seperti
yang tercantum dalam UU no. 1812012 bahwa bangsa inj akan berdaulat atas pangan
yang bersumber dari ikan endemik, termasuk dalam penyediaan benih (Anonirn, 2011).
Berkaitan dengan RIP Universitas Sumatera Utara 2011-2015, pemallfaatan ikan
JUfung 1m dapat dijadikan altematif sumbef protein hewani khususnya bagi
, masyarakat SumateraUtara. Oleh karena itu peflu adanya usaha untuk selalu
menyediakan stok ikan jurung ini di tengah masyarakat. Salah satu tahap awal dalam
penyediaan ikan jurung yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan membuat
kolam pembesaran agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

2

1.2. Permasalahan Penelitian

Kebutuhan akan protein hewani oleh man usia dapat terpenuhi salah satunya
dari mengkonsumsi ikan. Ikan jurung sebagai ikan asli Sumatera Utara menjadi aset
penting dalam penyediaan protein hewani. Namun keberadaan ikan ini di alam
ditengarai makin menurun, bahkan jenis dari Tor apa saja yang ada di perairan sungai
bohorok belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, upaya untuk menjadikan ikan
ini sebagai salah satu altematif komoditi makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
pangan terutama kebutuhan protein perlu dikaji keberadaan dan keragaman ikan
jurung termasuk aspek bioIogi Iainnya seperti reproduksi atau tingkat kematangan
gonad, DNA, distribusi. Selain itu juga upaya malakukan pembesaran ikan jurung ini
di habitat buatan agar kelak dapat dilakukan budidaya oIeh masyarakat

3

PERPUSTAKAt\N USU

or.;

No. Akses

No. pセGョァゥャ@
Sumber

Dipcril\sa

l5 ppm,
suhu udara 25-26 DC, suhu air 25-26 DC, pH 6-7. Habitat ikan tambra di perairan
sungai dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
1. Habitat larvaljuvenil umumnya pada bagian tepi sungai yang ditandai oleh
substratldasar perairan pasir, arus tenang, wama air jemih, dan dangkal «50
em). Hal ini diduga terkait dengan kemampuannya yang masih rendah untuk
melawan arus air. Habitat seperti ini juga merupakan temp at bertelumya ikan
tambra (spawning ground).
2. Habitat ikan ukuran keeil sampai sedanglremaja dengan karakteristik sebagai
berikut dasar perairan batuan berdiameter 75%.
Berdasarkan habitat pemijaha...l, ikan ini termasuk dalam kelompok lithopils, yaitu
memijah pada sungai yang dasamya berupa ba1lL'w dan l;P.r"I.lh

c 100
ttl

-

.:t:.

o so
o

.0

CO

()

o

5

10

15

20

25

30

Panjang Totallkan (em)
---- - - - - - - - - - - - - - - - - - _._------_._--_.. -

Gambar 6. Hubungan panjang berat ikan jurung pada stasiun III
Nilai b > 3 (allometrik positif) menunjukkan pertambahan bobot tubuh lebih
cepat dibandingkan pertambahan panjang tubuh. Hal ini diduga tersedianya makanan
yang baik dan pergerakan yang tidak terlalu besar dalam mencari makanan. Besar
kecilnya nilai b yang diperoleh dalam analisis pol a pertumbuhan ikan san gat
dipengaruhi oleh ketersediaan makanan di habitatnya dan perubahan kondisi
lingkungan. Rahardjo, et al. (2011) menyatakan bahwa makanan merupakan faktor
penentu pertumbuhan, karena tanpa makanan tidak ada masukan energi untuk tumbuh
meski faktor lainnya berada dalam kondisi optimum. Selanjutnya Weliange &
Amarasinghe (2003) dan Nemerson & Able (2004) mengemukakan bahwa faktor
lingkungan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Faktor fisik kimiawi
perairan secara alamiah akan berubah sesuai dengan perubahan musim. Perubahan ini
akan mempengaruhi secara langsung perturnbuhan ikan, terutama dalarn proses
metabolism. Selain itu, factor lingkungan ini dapat juga mengakibatkan perbedaan
laju pertumbuhan populasi ikan meskipun dari spesies yang sarna tetapi tinggal pada
perairan yang berbeda.
Besamya nilai b yang diperoleh, selain faktor ketersediaan rnakan dan kondisi
lingkungan dimungkinkan juga ukuran ikan yang tertangkap umumya masih kecil
hingga dara. Hal ini diduga adanya kecenderungan pada ukuran ikan yang sedang
mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan pada ikan kecillmuda mengalami

16

pertumbuhan

somatik

dengan

alokasi

energi yang

diperoleh

pertumbuhan panjang dan bobot serta untuk metabolism basal.

hanya

untuk

Menurut Froese

(2006) nilai b bergantung pada kondisi biologis seperti perkembangan gonad dan
ketersediaan makanau. Lebih lanjut Muchlisin (2010) menyatakan bahwa besar
kecilnya nilai b dipengaruhi oleh perilaku ikan, misalnya ikan yang berenang aktif
menunjukkan nilai b yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan perenang
pas if, yang dimungkinkan terkait dengan alokasi energi yang dikeluarkan untuk
pergerakan dan pertumbuhan.

5.4. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad yang diperoleh selama
penelitian dapat dilihat pada TabeL
Tabel 3. tゥョセォ。エ@

,,I
I,
I

1

I

kematangan gonad dan indeks kematang:m gonad ;kan Tor sp.
yang diperoleb
TKG
IKG !
Robot Ikan(gram)
! Jumlah (ekcr)
I
12
200.3-380.6
0
I

II

III

I

I

Berdasarkan Tabel 2.

1

341

1,1

2

309.8-352.5

1,42

I

indeks kematangan gonad yang diperoleh telmasuk rendah

dengan jumlah ikan yang sangat sedikit dan menggambarkan ikan-ikan yang masih
dalam tahap pertumbuhan. Hal ini diduga ikan-ikan yang besar/dewasa banyak
menuJu ke bagian lebih atas. Penangkapan ikan yang dilakukan pada bulan AgustusSeptember dimungkinkan ikan jurung telah melewati puncak pemijahan. Hal ini dapat
dibandingkan dengan penangkapan ikan yang dilakukan bulan Maret-luli 2012
menunjukkan adanya jumlah ikan yang tcrtangkap dengan TKG I sampai dengan V
dan peninek::Jt:'!n diameter telur hingga djameter 2.7 mm (Tahe1 2. dan lT3.mhar 2)

(Wahyuningsih & Rahayu, 2012).

17

5.5. Keragaman DNA ikan jurung (Tor tambra)
Hasil

DNA genom ikan jurung (Tor tambra)

isolasi

(Gambar 7.)

menunjukkan bahwa DNA genom ikan dari sampe\ I (TI) yang berhasil diiisolasi.
Sementara DNA T2, T3, dan T4 tidak berhasil diisolasi, hal ini dimungkinkan karen a
tingkat kesegaran sampe\ ikan dan keterbatasan sampe\ yang ada. Selanjutnya
diperlukan.sampel yang lebih banyak dan yang \ebih segar dengan memodifikasi
metode isolasi DNA ikan untuk mendapatkan DNA genom ikan yang utuh.

2

1

3

4

Gambar 7. DNA genom ikan jurung (Tor tambra). 1: TI, 2: T2, 3: T3, 4: T4.

DNA ikan TI digunakan sebagai cetakan (template) untuk seleksi (screening) primer
acak yang dapat digunakan untuk analisis RAPD. Hasil amplifikasi DNA ikan (TI)
dengan 7 primer acak (OPA-I, OPA-2, OPA-3, OPA-4, OPA-7, OPC-I, OPC-2)
menunjukkan

bahwa

primer

OPA-I

tidak

teramplifikasi

sarna

sekali,

ini

menunjukkan bahwa primer tersebut tidak memiliki site yang sesuai dengan template
DNA ikan TI (Gambar 8.). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari amplifikasi DNA
T I, primer-primer acak yang dapat digunakan untuk analisis RAPD ikan Tor adalah
primer OPC-2, OPA-2, OPA-3 , OPA-4, dan OPA-7, karena primer-primer tersebut
yang

menghasilkan

pita-pita

polymorfik.

Sementara

primer

OPC-I

hanya

menghasilkan I pita, dan ini tidak direkomendasikan digunakan sebagai primer untuk
analisis RAPD.

18

M

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 8. Hasil amplifikasi DNA ikan Tl dengan berbagai primer acak. 1. Primer
OPC-1, 2. Primer OPC-2, 3. Primer OPA-2, 4. Primer OPA-3, 5. Primer
OPA-4, 6. Primer OPA-7.0PA-l

5.6. Kualitas air
Hasil pengukuran parameter kualitas air dapat dilihat pada Tabel 4. Secara
keseluruhan kualitas air masih tergolong baik, bila dilihat dari hasil pengukuran
beberapa parameter berikut. Sungai Bohorok merupakan sungai dengan air yang
masih jernih dan jauh dari lingkungan industri, memiliki kedalaman air yang rendah,
kecepatan arus yang kencang dan kandungan oksigen yang tinggi.. Hal ini
memungkinkan kulitas airnya masih relatif bagus untk mendukung kehidupan biota
aIr.

19

Tabel4. Pengukuran kualitas air setiap stasiun
Stasiun
Parameter
Suhu (0C)

l
k・、。eセョ@

I

II

21

21-22

ill

25-26
---

---

23-36

23-42

26-68

23-36

23-42

26-55

Intensitas eahaya (candela)

1210-1940

1390-1140

1910-1860

Keeepatan arus (mfs)

1,82-1.86

1,11-1,22

1,11-1.18

7,7-7,8

7,5

6,9-7

7,1

7,2

6,8

(em)

Penetrasi cahaya (em)

Oksigen terlarut (mg/L)
pH

20

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1. Rencana Penelitian Tahun ke-2
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun I diperoleh satu jenis ikan jurung
yaitu Tor tambra dengan kepadatan ikan yang cukup rendah. Oleh karen a itu upaya
untuk membudidayakan dan menjaga keberadaan ikan di alam melalui tahap
domestikasi perlu dilakukan. di luar habitat alami. Pemeliharaan ikan jurung ini dapat
dilakukan di wadah / hapa.
Penelitian pada tahap IT ini dilakukan percobaan pemeliharaan ikan pada hap a
yang diletakkan di aliran irigasi (semi alami) di luar habitat alami (sungai Bahorok)
dengan perlakuan perbedaan pakan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa
kemampuan hidup (survival rate) ikan pada habitat semi alami. Basil dari penelitian
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat

ケセョァ@

me1akukan penangkapan dan

pemeliharaan ikan sehingga diharapkan dapat mengurangi cksploitasi ikan di sungai
(habitat alami). Adapun alur penelitian yang akan dilakukan teilihat pada Gambar 7.

[franjurung (Tor tambra)

Kualitas air
L -_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

セ@

1

I

Laju kesintasan
(_s_U_r;_i_Va_l_Ra
__t_e_)__セ@

__

Pertumbuhan ikan

Stok ikan

21

Gambar 9. AJur penelitian tahap IT
6.2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian pada tahun keduan ini merupakan kelanjutan dari peneIitian tahap
pertama mengenai keberadaan ikan jurung (Tor spp.) di perairan sungai Bohorok.
Lingkup penelitian tahap kedua ini adalah pembesaran ikan jurung pada wadah
pemeliharan yang diletakkan pada aliran air di luar habitat alami. Selain pembesaran
ikan, pengaruh pemberian pakan yang berbeda dan kualitas air terhadap kemampuan
hidup ikan jurung juga dianalisis.

6.3. Metodologi Penelitian
a. Rancangan Percobaan

Metode pembesaran ikan jurung dilakukan dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap Faktorial. Ulangan dilakukan sebanyak 10 kali dengan masing-masing
individu sebagai ulangan.
Faktor A

=

arus air (pinggir dengan arus lebih lambat dan tengah dengan arus lebih
deras)

Faktor B

=

jenis pakan (tanpa pemberian pakan, pakan pellet, dan ca..rnpuran pellet +
jagung)

bJ>embesaran ikan

Pembesaran ikan dilakukan pada hapa yang te:fbuat dari bangunan bambu dan
jala hitam. Hapa ditempatkan padll ali ran

セュ。Q」@

sunga i Bahorok dekat dengan

pemukiman masyarakat sebanyak 4 buah. Dua buah hapa ditempatkan pada bagian
pinggir aliran dan dua buah hapa Iainnya ditempatkan pada bagian tengah aliran.
Hapa yang dibuat diberi batu-batuan pada bag ian dasarnya. Masing-masing hapa diisi
dengan 10 ekor ikan jurung yang tertangkap dari sungai dan diberi penandaan sebagai
ulangannya. Sebelum dilepaskan dalam hapa ikan di ukur panjang dan bobotnya.
Pemberian pakan pellet sebanyak 2 killi sehari (5% dari hobot ikan). Pengukuran Iaju
kesintasan dan laju pertumbuhan ikan dilakukan setiap 1 bulan sekali.

22

c. Kualitas air

Kualitas air media dalam hapa pembesaran ikan jurung dilakukan pengukuran
setiap dua minggu sekali meliputi suhu, oksigen terlarut, pH, kecepatan arus dan
debit air. Pengukuran kualitas air ini dilakukan bersamaan pengukuran pertumbuhan
ikan (panJang dan berat).

d.Variabel yang diukur

Hubungan panjang-bobot ikan
Hubungan panjang dan bobot ikan dihitung dengan menggunakan rumus :
W=cLn atau logW=Logc+nLogL
W : bobot ikan
L : panjang ikan
c & n : konstanta

Laju kesintasan (Survival Rate)
Nt
x 100

SR=

No

Laju pertumbuhan mutlak
Bak-Baw
Laju pertumbuhan mutlak (g/H) =
H
Baw : berat awal
Bak : berat akhir
H: lama pemeliharaan (hari)

Laju pertumbuhan relatif (o/oIH) ::::

Bak-Baw X 100
Baw
H

23

e. AnaJisis data

Data

dianalisis

dengan

menggunakan

UJI

statistik

RAL

Faktorial

untuk

membandingkan variabel-variabel antara perlakuan.

6.4. Luaran PeneJitian

Luaran penelitian yang diharapkan berupa:
a. Seminar NasionallintemasionaI
b. Publikasi mengenai metode pembesaran ikan jurung pada jumal terakreditasi
nasionaVintemasional.

24

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Populasi ikan JUfung (Tor tambra) di sungai Bohorok selama penelitian
menunjukkan tingkat kepadatan yang rendah. Pola pertumbuhan yang diperoleh
yaitu allometrik posistif dengan individu-individu yang felatif masih muda hingga
dara.

7.2. Saran
Penelitian lebih hnjut mengenai kemampuan hidup ikan Tor tambra di luar
habitat alaminya perIu dilakukan agar diperoleh data yang !ebih lengkap
mengenai populasi ikan dan upaya pembesaran serta pelestarian dapat dilakukan.

25

DAFI'AR PUSTAKA

Anonim, 2011. Potensi Budidaya Ikan dari Jenis Perikanan Darat Stasiun
Pengawasan SDKP Belawan.
http://www.psdkpbelawan.com/detail berita.php?id=377. [07-03-2014]
Astawan M, 2004. Manfaat Ikan Bagi Jantung Dan Wajah, http://www.dkp.2:o.id
De Silva SS, Ingram B, Sungan S, Tinggi D, Gooley G, Sim SY. 2004. Artificial
propagation of the indigenous Tor spesies, empurau (T. tambroides) and
semah (T. douronensis), Sarawak, East Malaysia. Research and farming
techniques Vol IX NO.4.
Dunham. 2002. Aquaculture and Fisheries Biotechnology: Genetic Approach. CABI
Publishing, Cambridge, USA 85-99 p.
Froese, R 2006. Cube law, condition factor and weight length relationship: history,
meta-analysis and recommendations. Journal of Applied Ichthyology, 22:
241-253.
Gustiano R, Arifm OZ, Nugroho E. 2008. Perbaikan pertumbuhan ikan nila
(Oreochromfs niloticus) dengan sele!':si famili. Media Akuakultur, 3(2): 98106.
Ha..)'OllO, Subagja J. 2008. Populasi dan Habi1at Ikan Tambra, Tor tambroides
Hbャ・ォセイL@
1854) di Perairan Kawasan Pegunungan Muller Kalimantan TeJlgah.
Biodiversitas 9: 306-309.
Haryono, TjakrawidJaja AH 2009. Bioekologi ikan tambra sebagai dasar dalam
proses domestikasi dan reproduksinya. Di dalam: Haryono, Rahardjo MF,
editor. Domestiknsi keanekaragaman hayati Indonesia: Proses domestikasi
dan reproduksi ikan tam bra yang telah langka menuju budidaya. Jakarta:
LIPI Pres. hIm 17-36.
Haryono, Tjakrawidjaja AH, Wahyudewantoro G. 2009. Pengenalan jenis ikan
tambra yang bemilai komersial tinggi dan tclah rawan punah untuk
mendukung domestikasinya. Di dalam: HaryOll