Pengaruh Waktu Perebusan Kelapa Sawit Terhadap Kehilangan Minyak (Losses) Pada Air Kondensat Puncak Ketiga (Holding Time) Di PT. Harkat Sejahtera Simalungun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Agensi
Menurut
Saleh
(2004)
Teori
keagenan
adalah
teori yang
menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan)
dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan
amanat
kepada
agen
untuk
melakukan
suatu
jasa
atas
namaprincipal,sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan
demikian agen bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil
keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi.
Agen seringkali bertindak tidak sesuai dengan keinginan prinsipal yang
disebabkan
adanya
kepentingan pribadi yang tidak
sejalan dengan
kepentingan prinsipal. Implementasi teori agensidapat berupa kontrak
kerja yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
memaksimumkan
utilitas,
sehingga
diharapkan
agen
bertindak
menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan principal (Lestari, 2010).
Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada agen
sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Lestari (2010) inti dari
teori agensi adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan
dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga
manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat. Menurut IAI, (2009)
tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban
manajemen
atas
dasar
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya (Rahayu, 2010: 94). Atas dasar tujuan tersebut,
diharapkan bahwa para pemakai laporan keuangan dapat menilai informasi
yang
dihasilkan untuk
dasar pengambilan keputusan ekonomi yang
berkaitan dengan perusahaan tersebut.
Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1 terdiri dari komponen
neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus menyajikan secara
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas
perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan
yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi
9
Universitas Sumatera Utara
lain tetap disajikan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun
pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh standar akuntansi (PSAK
No.1, par.10).
Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan
oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang
dicapai akan
tergantung
dengan
kualitas
laporan
keuangan.
Untuk
mendukung
tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, maka diperlukan adanya
aturan (regulasi) yang dibuat oleh profesi (dewan pembuat standar) dan
Pemerintah.
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1
adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk
maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi
keputusan
ekonomi
pengguna,
dengan
membantu
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
10
Universitas Sumatera Utara
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan
antar
periode
untuk
mengidentifikasikan
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara
relatif.
2.1.3. Audit
2.1.3.1. Definisi Audit
Auditing menurut Arrens (2003) dalam Rachmawati (2008)
adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information
to
determine and
report
on the degree of
correspondence between the information and established criteria.
Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya
auditing
adalah
pengumpulan
dan
penilaian
bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.
Auditing
harus
dilakukan
oleh
orang
yang
kompeten
dan
independen.
Secara umum auditing adalah proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan
tujuan
untuk
pernyataan-pernyataan
menetapkan
tersebut
tingkat
dengan
kesesuaian
kriteria
yang
antara
telah
11
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan (Mulyadi, 2002:9). Tujuan audit secara umum
atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi
berlaku
umum
di
Indonesia.
Kewajaran
laporan
keuangan yang dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam
setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
2.1.3.2. Klasifikasi Audit
a. Berdasarkan Tujuan Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan yaitu mengumpulkan bukti atas
pernyataan
atau
asersi
pada
laporan
keuangan
dan
membandingkan apakah laporan keuangan manajemen sesuai
dengan standar akuntansi.
2. Audit Kepatuhan/Ketaatan
Audit kepatuhan atau ketaatan yaitu audit untuk menentukan
apakah perusahaan telah beroperasi sesuai dengan ketentuan
atau peraturan.
3. Audit Operasional
Audit operasional yaitu suatu review yang sistematik atas
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan tujuan khusus
12
Universitas Sumatera Utara
yang menilai kinerja, mengidentifikasi hal-hal yang perlu
diperbaiki dan membuat rekomendasi untuk perbaikan.
b. Berdasarkan Hubungan Auditor
1. Auditor Internal
Auditor
internal
independen
menguji
adalah
sebuah
dalam sebuah
dan
mengevaluasi
bagian
perusahaan
aktivitas
fungsi yang
yang bertugas
perusahaan
dan
memberikan layanan jasa audit kepada perusahaan.
2. Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah kantor
independen terhadap
akuntan publik yang
perusahaan yang diaudit dengan
menawarkan jasa audit.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintahan adalah badan audit yang mengaudit
pemerintahan.
2.1.3.3. Standar Audit
a. Standar Umum
Standar
umum
bergubungan
dengan
kualifikasi
atau
seorang auditor dan kualitas pekerjaan auditor. Standar umum
terdiri dari 3 standar yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
13
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental yang harus dipertahankan oleh
auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan hasil audit.
c. Standar Pelaporan
Standar
pelaporan
berhubungan
dengan
masalah
pengkomunikasian hasil audit. Standar pelaporan terdiri dari 4
standar, yaitu:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
14
Universitas Sumatera Utara
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode
sebelumnya.
3. Pengungkapan
informasi dalam laporan
keuangan
harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
audit.
4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan,
maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor dan jika
ada tingkat tanggung jawab yang bersangkutan.
2.1.3.4. Audit Laporan Keuangan
Laporan keuangan perlu diaudit karena beberapa alasan,
antara lain:
1. Karena ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan
pengguna informasi
2. Informasi
mempunyai
konsekuensi
ekonomi
yang
sangat
penting bagi pengguna laporan.
15
Universitas Sumatera Utara
3. Keahlian
sering
menghendaki
informasi
disajikan
dan
diverifikasi
4. Para pengguna sering tercegah mempunyai hubungan langsung
dengan informasi.
2.1.3.5. Keterlambatan Audit (Audit Delay)
Menurut
Ashton
(1987) dalam penelitian Wirakusuma
(2004), Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari
akhir
tahun
fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit
dikeluarkan.
Audit
delay
merupakan
lamanya
/
rentang
waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku
sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay
inilah
yang
dapat
mempengaruhi
dipublikasikan,
sehingga
ketidakpastian
keputusan
akan
ketepatan
berpengaruh
yang
berdasarkan
informasi
terhadap
informasi
yang
tingkat
yang
dipublikasikan.
Menurut Abdula (1996) dalam penelitian Kartika (2009),
semakin
panjang
waktu
yang
dibutuhkan
di
dalam
mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun
buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar pula
kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu
atau bahkan bisa menyebabkan insider trading dan rumor-rumor
lain di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan
16
Universitas Sumatera Utara
mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan maksimal.
Dengan demikian, regulator harus menentukan suatu regulasi yang
dapat mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang
harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk tetap menjaga
reliabilitas dan relevansi suatu informasi yang dibutuhkan oleh
pihak pelaku bisnis di pasar modal.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan
keuangan
perusahaan
bias
berpengaruh
pada
nilai
laporan
keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan
reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang
dihasilkan
perusahaan
dijadikan
sebagai
salah
satu
dasar
pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan
yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan
tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
2.1.4. Profitabilitas
Menurut
Supranoto
(1990)
dalam penelitian Trianto
(2006)
menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas merupakan suatu
indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan
perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Perusahaan akan
mengukur kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas)
baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam
17
Universitas Sumatera Utara
rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari
keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Profitabilitas
keputusan
merupakan
manajemen
hasil
dari
dalam
sejumlah
besar
menggunakan
kebijakan
sumber-sumber
dan
dana
perusahaan.
Kartika (2009) menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menunda
penyampaian
perusahaan
informasi yang
yang
mampu
berisi berita
menghasilkan
baik.
Oleh
keuntungan
karena
akan
itu,
cenderung
mengalami aduit delay yang lebih pendek, sehingga good news tersebut
dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.1.5. Umur Perusahaan
Umur
perusahaan
perusahaan
menunjukkkan
dimata masyarakat.
kredibilitas
maupun reputasi
Jika perusahaan telah lama berdiri
biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga menimbulkan
kepercaayan masyarakat. Perusahaan yang telah lama berdiri, secara tidak
langsung membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih
laba dalam berbagai kondisi ekonomi. Selain itu pula, menunjukkan
bagaimana perusahaaan dapat mempertahankan reputasi maupun posisi
dalam industri dalam suatu persaingan yang semakin ketat.
Owusu (2000) dalam penelitian Saleh (2004) menyatakan ketika
sebuah
perusahaan
berkembang
menyebabkan
penundaan
laporan
keuangan yang luar biasa yang dapat diminimalisasi. Pernyataan ini
18
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan
pengalaman
bahwa
yang
perusahaan
lebih
banyak
yang
berumur lebih tua,
dalam
mempublikasikan
memiliki
laporan
keuangannya. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan
lebih
menyadari
mengenai
pentingnya
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan suatu perusahaan.
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara
lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Menurut Indra (2011) Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya
perusahaan yang dapat diukur melalui besar kecilnya total assetyang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Terdapat dua pendapat mengenai hal ini.
Pertama, perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan besar,
akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat daripada perusahaan yang
termasuk kategori perusahaan kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pengawasan
yang
ketat
dari investor,
pengawas
permodalan,
dan
pemerintah. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh sistem pengendalian
internal yang baik pada perusahaan besar, sehingga mempermudah auditor
untuk menyelesaikan proses auditnya. Kedua, semakin besar perusahaan
maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses audit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya sampel audit
yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus
19
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan.Penelitian ini menggunakan log total aset yang dimiliki
perusahaan sebagai ukuran perusahaan.
Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset
yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
Keadaan
yang
dikehendaki
oleh
perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat
menambah
modal sendiri.
Perusahaan
yang
berukuran lebih besar
cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi
dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel 2.1.
No
1
2
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Astuti
Variabel Independen: Leverage, profitabilitas dan
(2007)
- Leverage
umur
perusahaan
tidak
- Ukuran Perusahaan
berpengaruh
terhadap
- Struktur
ketepatan waktu pelaporan
kepemilikan
keuangan.
- Profitabilitas
Ukuran perusahaan, struktur
- Umur Perusahaan
kepemilikan baik pihak luar
- Reputasi Auditor
maupun
dalam,
reputasi
- Opini Auditor
auditor
dan opini audit
mempunyai
pengaruh
Variabel Dependen:
terhadap ketepatan waktu
- Audit Delay
pelaporan keuangan.
Rachmawati Variabel Independen: Faktor
internal
yang
(2008)
- Profitabilitas
mempengaruhi audit delay
- Solvabilitas
adalah ukuran perusahaan dan
- Auditor Internal
faktor eksternal ukuran kantor
- Ukuran Perusahaan
akuntan public sedangkan
- Ukuran KAP
variable
profitabilitas,
20
Universitas Sumatera Utara
Variabel Dependen:
- Audit Delay
- Timeliness
3
4
5
Kartika
(2009)
Lestari
(2010)
Indra
(2011)
Variabel Independen:
- Profitabilitas
- Laba/Rugi Operasi
- Opini Auditor
- Ukuran Perusahaan
- Reputasi Auditor
Variabel Dependen:
Audit Delay
Variabel Independen:
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Solvabilitas
Kualitas Auditor
Opini Auditor
Variable Dependen:
Audit Delay
Variabel Independen:
- Ukuran Perusahaan
- ROA
- Ukuran KAP
- Umur Perusahaan
Variable Dependen:
Audit Delay
Sumber: Diolah oleh peneliti
solvabilitas, internal auditor
tidak mempunyai pengaruh
terhadap audit delay.
Faktor
internal
yang
mempunyai
pengaruh
terhadap timeliness adalah
ukuran
perusahaan,
solvabilitas sedangkan faktor
eksternal
seperti
ukuran
kantor
akuntan
public
sedangkan
profitabilitas,
solvabilitas, internal auditor
tidak mempunyai pengaruh
terhadap timeliness.
Faktor Ukuran Perusahaan,
laba rugi operasi, mempunyai
pengaruh
yang
negatif
terhadap audit delay.
Opini dari auditor punya
pengaruh
yang
positif
terhadap audit delay.
Faktor profit dan reputasi
auditor
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
audit
delay.
Profitabilitas,
solvabilitas,
dan
kualitas
auditor
mempengaruhi audit delay.
Ukuran perusahaan dan opini
auditor tidak mempengaruhi
audit delay.
Ukuran KAP dan umur
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap audit delay.
Ukuran perusahaan dan ROA
tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
audit delay.
21
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka
konseptual
adalah
suatu
hubungan
atau
kaitan
yang
mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari
penelitian yang sedang diteliti. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini
antara lain: profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan audit delay.
Audit delay adalah jangka waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan
sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan
auditor independen.
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal
yang sangat penting bagi perusahaan publik karena akan berdampak pada tingkat
kerelevansi dan keandalan informasi yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat
kepastian khususnya dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada kualitas
informasi dari laporan keuangan tersebut. Panjang pendeknya jangka waktu
penyelesaian
audit
tersebut
akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci.
yang
Berdasarkan uraian diatas,
hubungan antar variable akan diperlihatkan dalam gambar kerangka pemikiran
berikut:
Profitabilitas
(X1)
H1
H3
Audit Delay(Y)
Umur Perusahaan
(X2)
H2
H4
Ukuran Perusahaan (Z)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
22
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
rumusan
masalah,
kajian
teori
dan
hasil
penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay,
H2 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
H3 : Profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
secara simultan,
H4 : Ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara profitabilitas dan umur
perusahaan dengan audit delay.
23
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Agensi
Menurut
Saleh
(2004)
Teori
keagenan
adalah
teori yang
menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan)
dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan
amanat
kepada
agen
untuk
melakukan
suatu
jasa
atas
namaprincipal,sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan
demikian agen bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil
keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi.
Agen seringkali bertindak tidak sesuai dengan keinginan prinsipal yang
disebabkan
adanya
kepentingan pribadi yang tidak
sejalan dengan
kepentingan prinsipal. Implementasi teori agensidapat berupa kontrak
kerja yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
memaksimumkan
utilitas,
sehingga
diharapkan
agen
bertindak
menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan principal (Lestari, 2010).
Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada agen
sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Lestari (2010) inti dari
teori agensi adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan
dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga
manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat. Menurut IAI, (2009)
tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban
manajemen
atas
dasar
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya (Rahayu, 2010: 94). Atas dasar tujuan tersebut,
diharapkan bahwa para pemakai laporan keuangan dapat menilai informasi
yang
dihasilkan untuk
dasar pengambilan keputusan ekonomi yang
berkaitan dengan perusahaan tersebut.
Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1 terdiri dari komponen
neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus menyajikan secara
wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas
perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan
yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi
9
Universitas Sumatera Utara
lain tetap disajikan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun
pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh standar akuntansi (PSAK
No.1, par.10).
Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan
oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang
dicapai akan
tergantung
dengan
kualitas
laporan
keuangan.
Untuk
mendukung
tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, maka diperlukan adanya
aturan (regulasi) yang dibuat oleh profesi (dewan pembuat standar) dan
Pemerintah.
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1
adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk
maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi
keputusan
ekonomi
pengguna,
dengan
membantu
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
10
Universitas Sumatera Utara
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan
antar
periode
untuk
mengidentifikasikan
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara
relatif.
2.1.3. Audit
2.1.3.1. Definisi Audit
Auditing menurut Arrens (2003) dalam Rachmawati (2008)
adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information
to
determine and
report
on the degree of
correspondence between the information and established criteria.
Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya
auditing
adalah
pengumpulan
dan
penilaian
bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.
Auditing
harus
dilakukan
oleh
orang
yang
kompeten
dan
independen.
Secara umum auditing adalah proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan
tujuan
untuk
pernyataan-pernyataan
menetapkan
tersebut
tingkat
dengan
kesesuaian
kriteria
yang
antara
telah
11
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan (Mulyadi, 2002:9). Tujuan audit secara umum
atas laporan keuangan oleh auditor adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi
berlaku
umum
di
Indonesia.
Kewajaran
laporan
keuangan yang dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam
setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
2.1.3.2. Klasifikasi Audit
a. Berdasarkan Tujuan Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan yaitu mengumpulkan bukti atas
pernyataan
atau
asersi
pada
laporan
keuangan
dan
membandingkan apakah laporan keuangan manajemen sesuai
dengan standar akuntansi.
2. Audit Kepatuhan/Ketaatan
Audit kepatuhan atau ketaatan yaitu audit untuk menentukan
apakah perusahaan telah beroperasi sesuai dengan ketentuan
atau peraturan.
3. Audit Operasional
Audit operasional yaitu suatu review yang sistematik atas
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan tujuan khusus
12
Universitas Sumatera Utara
yang menilai kinerja, mengidentifikasi hal-hal yang perlu
diperbaiki dan membuat rekomendasi untuk perbaikan.
b. Berdasarkan Hubungan Auditor
1. Auditor Internal
Auditor
internal
independen
menguji
adalah
sebuah
dalam sebuah
dan
mengevaluasi
bagian
perusahaan
aktivitas
fungsi yang
yang bertugas
perusahaan
dan
memberikan layanan jasa audit kepada perusahaan.
2. Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah kantor
independen terhadap
akuntan publik yang
perusahaan yang diaudit dengan
menawarkan jasa audit.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintahan adalah badan audit yang mengaudit
pemerintahan.
2.1.3.3. Standar Audit
a. Standar Umum
Standar
umum
bergubungan
dengan
kualifikasi
atau
seorang auditor dan kualitas pekerjaan auditor. Standar umum
terdiri dari 3 standar yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
13
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental yang harus dipertahankan oleh
auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan hasil audit.
c. Standar Pelaporan
Standar
pelaporan
berhubungan
dengan
masalah
pengkomunikasian hasil audit. Standar pelaporan terdiri dari 4
standar, yaitu:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
14
Universitas Sumatera Utara
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode
sebelumnya.
3. Pengungkapan
informasi dalam laporan
keuangan
harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
audit.
4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan,
maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor dan jika
ada tingkat tanggung jawab yang bersangkutan.
2.1.3.4. Audit Laporan Keuangan
Laporan keuangan perlu diaudit karena beberapa alasan,
antara lain:
1. Karena ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan
pengguna informasi
2. Informasi
mempunyai
konsekuensi
ekonomi
yang
sangat
penting bagi pengguna laporan.
15
Universitas Sumatera Utara
3. Keahlian
sering
menghendaki
informasi
disajikan
dan
diverifikasi
4. Para pengguna sering tercegah mempunyai hubungan langsung
dengan informasi.
2.1.3.5. Keterlambatan Audit (Audit Delay)
Menurut
Ashton
(1987) dalam penelitian Wirakusuma
(2004), Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari
akhir
tahun
fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit
dikeluarkan.
Audit
delay
merupakan
lamanya
/
rentang
waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku
sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay
inilah
yang
dapat
mempengaruhi
dipublikasikan,
sehingga
ketidakpastian
keputusan
akan
ketepatan
berpengaruh
yang
berdasarkan
informasi
terhadap
informasi
yang
tingkat
yang
dipublikasikan.
Menurut Abdula (1996) dalam penelitian Kartika (2009),
semakin
panjang
waktu
yang
dibutuhkan
di
dalam
mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun
buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar pula
kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu
atau bahkan bisa menyebabkan insider trading dan rumor-rumor
lain di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan
16
Universitas Sumatera Utara
mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan maksimal.
Dengan demikian, regulator harus menentukan suatu regulasi yang
dapat mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang
harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk tetap menjaga
reliabilitas dan relevansi suatu informasi yang dibutuhkan oleh
pihak pelaku bisnis di pasar modal.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan
keuangan
perusahaan
bias
berpengaruh
pada
nilai
laporan
keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan
reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang
dihasilkan
perusahaan
dijadikan
sebagai
salah
satu
dasar
pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan
yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan
tersebut akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
2.1.4. Profitabilitas
Menurut
Supranoto
(1990)
dalam penelitian Trianto
(2006)
menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas merupakan suatu
indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan
perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Perusahaan akan
mengukur kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas)
baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam
17
Universitas Sumatera Utara
rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari
keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
Profitabilitas
keputusan
merupakan
manajemen
hasil
dari
dalam
sejumlah
besar
menggunakan
kebijakan
sumber-sumber
dan
dana
perusahaan.
Kartika (2009) menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menunda
penyampaian
perusahaan
informasi yang
yang
mampu
berisi berita
menghasilkan
baik.
Oleh
keuntungan
karena
akan
itu,
cenderung
mengalami aduit delay yang lebih pendek, sehingga good news tersebut
dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.1.5. Umur Perusahaan
Umur
perusahaan
perusahaan
menunjukkkan
dimata masyarakat.
kredibilitas
maupun reputasi
Jika perusahaan telah lama berdiri
biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga menimbulkan
kepercaayan masyarakat. Perusahaan yang telah lama berdiri, secara tidak
langsung membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih
laba dalam berbagai kondisi ekonomi. Selain itu pula, menunjukkan
bagaimana perusahaaan dapat mempertahankan reputasi maupun posisi
dalam industri dalam suatu persaingan yang semakin ketat.
Owusu (2000) dalam penelitian Saleh (2004) menyatakan ketika
sebuah
perusahaan
berkembang
menyebabkan
penundaan
laporan
keuangan yang luar biasa yang dapat diminimalisasi. Pernyataan ini
18
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan
pengalaman
bahwa
yang
perusahaan
lebih
banyak
yang
berumur lebih tua,
dalam
mempublikasikan
memiliki
laporan
keuangannya. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan
lebih
menyadari
mengenai
pentingnya
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan suatu perusahaan.
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara
lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Menurut Indra (2011) Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya
perusahaan yang dapat diukur melalui besar kecilnya total assetyang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Terdapat dua pendapat mengenai hal ini.
Pertama, perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan besar,
akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat daripada perusahaan yang
termasuk kategori perusahaan kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pengawasan
yang
ketat
dari investor,
pengawas
permodalan,
dan
pemerintah. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh sistem pengendalian
internal yang baik pada perusahaan besar, sehingga mempermudah auditor
untuk menyelesaikan proses auditnya. Kedua, semakin besar perusahaan
maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses audit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya sampel audit
yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus
19
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan.Penelitian ini menggunakan log total aset yang dimiliki
perusahaan sebagai ukuran perusahaan.
Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset
yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
Keadaan
yang
dikehendaki
oleh
perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat
menambah
modal sendiri.
Perusahaan
yang
berukuran lebih besar
cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi
dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel 2.1.
No
1
2
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Astuti
Variabel Independen: Leverage, profitabilitas dan
(2007)
- Leverage
umur
perusahaan
tidak
- Ukuran Perusahaan
berpengaruh
terhadap
- Struktur
ketepatan waktu pelaporan
kepemilikan
keuangan.
- Profitabilitas
Ukuran perusahaan, struktur
- Umur Perusahaan
kepemilikan baik pihak luar
- Reputasi Auditor
maupun
dalam,
reputasi
- Opini Auditor
auditor
dan opini audit
mempunyai
pengaruh
Variabel Dependen:
terhadap ketepatan waktu
- Audit Delay
pelaporan keuangan.
Rachmawati Variabel Independen: Faktor
internal
yang
(2008)
- Profitabilitas
mempengaruhi audit delay
- Solvabilitas
adalah ukuran perusahaan dan
- Auditor Internal
faktor eksternal ukuran kantor
- Ukuran Perusahaan
akuntan public sedangkan
- Ukuran KAP
variable
profitabilitas,
20
Universitas Sumatera Utara
Variabel Dependen:
- Audit Delay
- Timeliness
3
4
5
Kartika
(2009)
Lestari
(2010)
Indra
(2011)
Variabel Independen:
- Profitabilitas
- Laba/Rugi Operasi
- Opini Auditor
- Ukuran Perusahaan
- Reputasi Auditor
Variabel Dependen:
Audit Delay
Variabel Independen:
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Solvabilitas
Kualitas Auditor
Opini Auditor
Variable Dependen:
Audit Delay
Variabel Independen:
- Ukuran Perusahaan
- ROA
- Ukuran KAP
- Umur Perusahaan
Variable Dependen:
Audit Delay
Sumber: Diolah oleh peneliti
solvabilitas, internal auditor
tidak mempunyai pengaruh
terhadap audit delay.
Faktor
internal
yang
mempunyai
pengaruh
terhadap timeliness adalah
ukuran
perusahaan,
solvabilitas sedangkan faktor
eksternal
seperti
ukuran
kantor
akuntan
public
sedangkan
profitabilitas,
solvabilitas, internal auditor
tidak mempunyai pengaruh
terhadap timeliness.
Faktor Ukuran Perusahaan,
laba rugi operasi, mempunyai
pengaruh
yang
negatif
terhadap audit delay.
Opini dari auditor punya
pengaruh
yang
positif
terhadap audit delay.
Faktor profit dan reputasi
auditor
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
audit
delay.
Profitabilitas,
solvabilitas,
dan
kualitas
auditor
mempengaruhi audit delay.
Ukuran perusahaan dan opini
auditor tidak mempengaruhi
audit delay.
Ukuran KAP dan umur
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap audit delay.
Ukuran perusahaan dan ROA
tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
audit delay.
21
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka
konseptual
adalah
suatu
hubungan
atau
kaitan
yang
mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari
penelitian yang sedang diteliti. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini
antara lain: profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan audit delay.
Audit delay adalah jangka waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan
sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada laporan
auditor independen.
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal
yang sangat penting bagi perusahaan publik karena akan berdampak pada tingkat
kerelevansi dan keandalan informasi yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat
kepastian khususnya dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada kualitas
informasi dari laporan keuangan tersebut. Panjang pendeknya jangka waktu
penyelesaian
audit
tersebut
akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci.
yang
Berdasarkan uraian diatas,
hubungan antar variable akan diperlihatkan dalam gambar kerangka pemikiran
berikut:
Profitabilitas
(X1)
H1
H3
Audit Delay(Y)
Umur Perusahaan
(X2)
H2
H4
Ukuran Perusahaan (Z)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
22
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
rumusan
masalah,
kajian
teori
dan
hasil
penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay,
H2 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
H3 : Profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
secara simultan,
H4 : Ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara profitabilitas dan umur
perusahaan dengan audit delay.
23
Universitas Sumatera Utara