Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas dari tiga bidang
keuangan, dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas.

Manajemen

keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank, dan
lembaga keuangan lainnya serta perusahaan industri dan ritel. Manajemen
keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan daengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien
(Sartono, 2010:6)
2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen keuangan juga
mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Pada mulanya manajemen


keuangan diartikan sebagai usaha-usaha untuk menyediakan dana.

Pada

perkembangan selanjutnya pengertian manajemen keuangan tidak hanya
mencakup usaha-usaha untuk mendapatkan dana, tetapi juga meliputi kegiatankegiatan untuk menggunakan atau mengalokasikan dana-dana yang telah
diperoleh. Dengan demikian peranan manajemen keuangan semakin luas dan
kompleks.

Secara garis besar fungsi manajemen keuangan menyangkut 3

keputusan pokok yang diambil oleh manajer keuangan suatu perusahaan menurut
(Sartono, 2010:6) adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Keputusan Investasi (Investment Decision)
Yaitu keputusan yang menyangkut masalah bagaimana manajer harus
mengalokasikan


dana

ke dalam

bentuk-bentuk

mendatangkan keuntungan di masa depan.

investasi

yang

akan

Jenis dan besarnya investasi

tersebut akan memepengaruhi tingkat keuntungannya.

Keuntungan yang


diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti, karena
investasi akan menanggung risiko atau ketidak-pastian. Risiko dan ketidakpastian dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan.
2. Keputusan Pembelanjaan (Financing Decision)
Adalah keputusan untuk memili berbagai alternatif sumber dana sehingga
dapat dihasilkan suatu komposisi pembelanjaan yang paling efisien.
Keputusan pembelanjaan pada dasarnya berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dana, baik pemilihan berbagai alternatif sumber dana yang dapat
ditarik oleh perusahaan maupun penentuan perimbangan atau komposisi antara
berbagai sumber dana.
3. Kebijakan Dividen
Dividen adalah bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemegang saham. Oleh karena itu dividen merupakan bagian dari penghasilan
yang diharapkan oleh pemegang saham.

Besar kecilnya dividen yang

dibayarkan akan sangat mempengaruhi pencapian tujuan memaksimalisasi
kesejahteraan bagi pemegang saham.


Universitas Sumatera Utara

2.2 Teori Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran,
aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek
sumber daya manusianya (Jumingan, 2006:239). Karena kinerja mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya
maka kinerja menjadi hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan. Kinerja
keuangan suatu perusahaan menunjukkan kaitan yang cukup erat dengan penilaian
mengenai sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Sehingga jika kinerjanya baik,
maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Menurut IAI (2007),

kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumber daya yang dimiliki.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan.


Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan
lain.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan

untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di
perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.

Selain itu pengukuran juga

digunakan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan
ataupun masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang
tinggi (Munawir : 2008:53).

Universitas Sumatera Utara

2.3 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk
perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan
perusahaan (Keown, Arthur J 2008: 74). Rasio keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: financial leverage, Current Ratio, dan Return On Assets
(ROA).
a.

Financial Leverage
Perlu diketahui bahwa leveragedalam pengertian bisnis mengacu pada

penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan, dimana dalam penggunaan
asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban
tetap.

Penggunaan asset (aktiva) tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan

keuntungan potensial bagi pemegang saham.
Menurut (Weston, 2001), financial leverage adalah cara bagaimana
perusahaan membiayai aktivitasnya.


Konsep financial leverage adalah rasio

antara nilai buku seluruh hutang (debt: D), terhadap total aktiva (total aset: TA).
Bila kita membahas total aktiva (TA) yang kita maksudkan adalah total nilai buku
dari aktiva menurut catatan akuntansi.

Financial leverage dianggap

menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang
timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial leverage dianggap merugikan
apabila laba yang diperoleh lebih kecil daripada beban tetap yang timbul akibat
penggunaan utang tersebut. Rasio yang digunakan untuk financial leverage yaitu
debt ratio.Debt ratio(Sartono, 2001: 121)dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Hubungan financial leverage dengan earning per share yaitu apabila labanya
naik maka earning per share (EPS) juga akan naik. Earning per share (EPS)
merupakan hasil yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar saham

biasa yang beredar. Earning per share merupakan hal yang diperhatikan oleh
para calon investor, sebab para calon investor dapat mengetahui seberapa banyak
laba yang bisa diperoleh atas kepemilikan sahamnya pada perusahaan tersebut.
Pihak manajemen perusahaan menggunakan financial leverage dengan tujuan
agar labanya menjadi meningkat, dengan meningkatnya laba maka earning per
share juga akan meningkat.
Apabila pihak manajemen bisa mengelola dengan baik financial leverage
agar dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan sehingga return yang diterima
per lembar sahamnya menjadi meningkat maka akan menjadi suatu bahan untuk
pengambilan keputusan bagi para calon investor agar bersedia menginvestasikan
dana pada perusahaan tersebut.
b.

Current Ratio
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek. Likuiditas juga bisa berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi
dicairkan menjadi uang kas (Anaroga, 2001: 79). Menurut (Wachhowic dan Van
Horne, 2005: 205) rasio likuiditas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang bisa dicari dengan

current ratio,quick ratio, dan net working ratio. Dalam penelitian ini likuiditas

Universitas Sumatera Utara

yang digunakan adalah dengan menggunakan current ratio sebagai salah satu
variabel bebas yang dapat dicari dengan rumus (Sartono 2001: 116) :

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva
lancar benar- benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan hutang lancar
menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua hutang lancar benarbenar harus dibayar. Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas
perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang
tinggi dapat disebabkan karena adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan
yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar hutang.
Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan maka perusahaan itu mulai
membayar tagihannya dengan lebih lambat dan meminjam dari bank.
Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan dengan aktiva
lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal ini bisa menimbulkan permasalahan.
Karena rasio lancar memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor
jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi
menjadi kas yang relatif lebih cepat.


Likuiditas perusahaan merupakan

pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen.

Karena dividen bagi

perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas
perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.

Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan

profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai investasinya,

Universitas Sumatera Utara

oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih
banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen.


c.

Return On Assets (ROA)
Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur
dengan beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait.
Pengukuran yang dilakukan Return On Assets (ROA). Dari pengertian tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan membandingkan aset, penjualan, dan
investasi serta aspek- aspek lainnya, akan menunjukkan kualitas dan efektivitas
perusahaan.
Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi umunya
akan semakin meningkatkan tingkat efektivitas perusahaan. Pada penelitian ini
tolak ukur yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tingkat profitabilitas
perusahaan dari sisi asetnya. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin
besar dividen yang dibayarkan. Jadi profitabilitas berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Return On Assets (Brigham dan Houston, 2001: 90), dapat dihitung
dengan rumus:

Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan faktor yang
harus dipertimbangkan.

Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran

modal di masa mendatang. Serangkaian informasi yang didapat dihasilkan untuk
sebuah proposal investasi adalah distribusi probabilitas dari nilai sekarang yang

Universitas Sumatera Utara

mungkin akan terjadi. Ketika perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen
yang stabil sepanjang waktu dan perusahaan tersebut meningkatkan rasio ini, para
investor akan yakin bahwa pihak manajemen mengumumkan perubahan positif
dalam profitabilitas masa depan yang diharapkan untuk perusahaan tersebut.
Sinyal bagi para investor adalah pihak manajemen dan dewan komisaris benarbenar yakin bahwa segala sesuatu lebih baik daripada yang dicerminkan harga
saham.
Harga saham akan bereaksi positif terhadap kenaikan dividen ini.
Pemikirannya adalah bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan mungkin
bukan merupakan cermin yang tepat atas laba ekonomi perusahaan tersebut.
Selama dividen memberikan informasi mengenai laba ekonomi yang tidak
disebutkan dalam laba yang dilaporkan, harga saham akan terpengaruh. Dividen
dikatakan akan digunakan oleh para investor untuk memprediksi kinerja
perusahaan di masa depan. Dividen merupakan harapan pihak manajemen untuk
masa yang akan datang.
2.4

Keputusan Investasi
Investasi yang ditanamkan oleh para investor juga mempengaruhi nilai

dividen yang akan diterima.

Kondisi perusahaan juga akan mempengaruhi

pandangan para investor. Untuk investor yang tidak bersedia mengambil risiko,
mereka berpandangan bahwa semakin tinggi risiko maka semakin tinggi juga
tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko
tersebut. Selanjutnya dividen dapat diterima pada saat ini akan mempunyai nilai
yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan

Universitas Sumatera Utara

datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih
menyukai dividen daripada capital gain.
Menurut Tandelilin (2010:3), “Investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang”.
Penelitian ini memproksikan investasi dengan menggunakan Price Earning
Ratio (PER). Price earning ratio merupakan suatu hasil bagi antara harga per
lembar saham dengan earning per share. Hal ini dapat ditunjukkan berupa rasio
dalam membandingkan harga per lembar saham dengan besar keuntungan.
Standar dalam price earning share sangat baik untuk menunjukkan perbandingan
harga per lembar saham dengan earning per share,

sehingga memberikan

kemudahan didalam membuat estimasi yang nantinya akan digunakan sebagai
masukan dalam price earning ratio Tandellilin (2010). Variabel ini dirumuskan
sebagai berikut:

2.4.1 Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut (Darmadji, 2006) pengertian earning per share (EPS) yaitu
merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar laba yang yang diperoleh
investor atau para pemegang saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat
ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu seringkali para pemodal
memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan
analisis saham. Pada umumnya saham- saham tercatat di Bursa Efek Indonesia
membayar dividen setiap tahunnya dengan DPR antara 0% - 25%, tetapi ada yang

Universitas Sumatera Utara

menggunakan tarif proyektif. Kenaikan earning per share pada suatu perusahaan
berarti menunjukkan peningkatan penjualan dan laba, dan sebaliknya apabila
earning per share menurun berarti penjualan dan laba biaya yang terlalu besar
sehingga laba yang diperoleh juga rendah.

Menurut (Martono, 2001: 255)

earning per share (EPS) adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegang
saham untuk setiap lembar saham yang dipegangnya. Perhitungannya adalah laba
bersih untuk satu tahun dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar
selama tahun tersebut. EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Brigham
dan Houston, 2001:43)

2.5

Risiko Keuangan
Risk atau risiko bagi dunia usaha pada umumnya bersumber dari adanya

ketidakpastian (uncertainties) yang menyebabkan tertekannya profitability atau
bahkan dapat menimbulkan kerugian.

Pemberian pinjaman investasi telah

didasarkan pada tingkat suku bunga tetap (fixed rate) yang tinggi. Menurunnya
nilai dividen atau bahkan hilangnya peluang memperoleh dividen sebagai akibat
dari turunnya keuntungan perusahaan bahkan karena timbulnya kerugianoleh
perusahaan. Munculnya kewajiban yang harus diselesaikan oleh pemegang saham
sebagai akibat dari kerugian yang diderita oleh perusahaan. Risiko perusahaan ini
dapat dilihat dari dua hal, yaitu risiko bisnis (business risk) dan risiko keuangan
(financial risk).Financialrisk adalah variabilitas laba yang akan diterima
pemegang saham dan financial leverage merupakan salah satu faktor yang

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi risiko finansial. Penggunaan financial leverage yang semakin
tinggi mengakibatkan biaya modal tetapnya tinggi dan perusahaan harus berusaha
agar memperoleh tambahan EBIT yang lebih tinggi daripada biaya tetapnya.
Penggunaan financial leverage yang makin tinggi mengakibatkan risiko finansial
juga meningkat (Sartono 2001:267)

2.6

Dividend Payout Ratio

2.6.1 Pengertian Dividend Payout Ratio
Menurut (Husnan, 2001: 316) perusahaan hanya dapat membagikan dividen
semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar.
Jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan
dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan
modal sendiri.

Menurut (Indriyo 2000: 232) Dividend Payout Ratio adalah

perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan
dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Semakin tinggi Dividend Payout
Ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan
memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan.

Tetapi

sebaliknya jika Dividend Payout Ratio semakin kecil akan merugikan investor
tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat.
Dividend Payout Ratio dapat diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi
dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum.

Perusahaan yang

mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout ratio lebih
kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk

Universitas Sumatera Utara

perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang
menurun adalah tinggi (Jogiyanto, 2003: 280). Kebijakan dividen menyangkut
keputusan untuk membagi laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali
didalam perusahaan. Rumus Dividend Payout Ratio (DPR) menurut Brigham dan
Houston (2001:69)

2.6.2 Dividen Per Lembar Saham (Dividend Per Share)
Menurut (Van Horne dan Wachowicz, 2005: 289) dividen saham
merupakan pembayaran saham tambahan saham biasa pada pemegang saham.
Dividen saham tersebut tidak lebih dari rekapitulasi perusahaan, proporsi
kepemilikan dari pemegang saham tetap tidak berubah. Secara teoritis, dividen
saham bukan sesuatu yang menyangkut nilai bagi para investor.

Investor

menerima sertifikat saham tambahan tetapi kepemilikan proporsional investor atas
perusahaan tersebut tidak berubah. Harga pasar saham akan menurun secara
proporsional sehingga nilai tunai saham mereka tetap sama.
Apabila pemegang saham ingin menjual sahamnya untuk memperoleh
penghasilan, maka dividen saham lebih memudahkan penjualan tersebut.
Tentunya, tanpa dividen saham para pemegang saham dapat juga menjual
sebagian saham yang dimiliki untuk memperoleh penghasilan.
Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan
pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen
saham.

Dividen saham hanya menunjukkan perubahan pembukuan dalam

Universitas Sumatera Utara

perkiraan ekuitas pemegang saham pada neraca perusahaan. Proporsi kepemilikan
saham pada perusahaan tetap sama.

Akuntansi membedakan dividen saham

persentase kecil dan dividen persentase besar.
Menurut (Darmadji, 2006: 55) dividen merupakan pembagian sisa laba
perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).Menurut (Halim, 2005: 88) rasio pembayaran
dividen atau dividend payout ratio melihat bagian earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan
akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang
rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah
mempunyai rasio pembayaran dividen yang tinggi.

akan

Pembayaran dividen

merupakan bagian dari kebijakan dividen perusahaan. Rumus untuk menghitung
dividend per share (Brigham dan Houston 2001:43) yaitu

2.6.3 Kebijakan Pembagian Dividen
Ada beberapa bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham
(Sutrisno, 2001) antara lain:
2.6.3.1 Pembagian dividen secara tunai atau cash dividend
a. Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan pemberian yang stabil artinya dividen akan diberikan secara
tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh

Universitas Sumatera Utara

perusahaan fluktuatif. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun,
dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya stabil,
maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama
beberapa tahun.

Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak

dilakukan oleh beberapa perusahaan, karena beberapa alasan yaitu:
1.

Dapat meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat
diprediksi dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil

2. Dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik dimasa mendatang.
3. Dapat menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan
konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.

b. Kebijakan dividen meningkat
Kebijakan dividen meningkat adalah pembayaran dividen tunai meningkat
dengan pertumbuhan yang stabil.

Perusahaan akan membayarkan dividen

dalam bentuk uang tunai kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh perusahaan.Semakin besar laba yang diperoleh maka semakin
besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil
dividen yang diberikan juga kecil.Dasar yang digunakan sering disebut
dividend payout ratio.

Universitas Sumatera Utara

d. Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra
Perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang
dibagikan dengan jumlah yang kecil terlebih dahulu.Pembayaran dividen
kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai
jumlah tertentu.
2.6.3.2 Pembagian Dividen Saham
Salah satu kebijakan dividen yang bias diambil oleh perusahaan adalah
dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang, tetapi dividen diberikan
dalam bentuk saham. Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai
pengganti cash dividend.

Pemberian stock dividendtidak akan mengubah

besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah komposisi modal sendiri
perusahaan yang bersangkutan. Pemberian stock dividend ini akan mengurangi
pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal saham.

2.6.3.3 Kebijakan Stock Split
Harga saham suatu perusahaan di pasaran apabila terlalu tinggi, akan
mengakibatkan banyak investor yang kurang berminat terhadap saham
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan bias mengambil kebijaksanaan untuk
meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai
nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Kebijaksanaan stock split
ini akan mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak yang
mengakibatkan harga saham menurun. Kebijakan stock splitakan membuat harga

Universitas Sumatera Utara

saham menjadi lebih murah, sehingga harga saham di pasar masih dalam trading
range tertentu.
2.6.3.4 Kebijakan Repurchase Stock
Kebijakan repurchase stock merupakan salah satu bentuk pembayaran
dividen. Kebijak repurchase stock adalah pembelian saham-saham perusahaan
yang dimiliki oleh pemegang saham atau investor.

2.6.4 Teori Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan
kepada pemegang saham atau akan ditahan untuk pembiayaan investasi dimasa
dating (Agus Sartono, 2001). Kejadian dividen yang optimal merupakan suatu
kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa yang akan datang sehingga memaksimalkan harga suatu
perusahaan (Joel Fred Weston dan Eugene Brighman F. Huston, 1990). Beberapa
teori yang digunakan sebagai landasan penentuan kebijak dividen adalah sebagai
berikut:

2.6.4.1 Teori Ketidak relevanan dividen (Dividend Irrelevance Theory)
Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai
pengaruh, baik terhadap harga saham maupun biaya-biaya modalnya atau dapat
dikatakan bahwa kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan.Menurut (Joel Fred
Weston dan Eugene Brighman F. Huston, 1990) nialai suatu perusahaan hanya
tergantung pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pad keputusan

Universitas Sumatera Utara

untuk membagi pendapatan tersebut dalam bentuk dividen atau menahannya
dalam bentuk laba ditahan.
2.6.4.2 Bird In The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner (1956 dalam
Tri Yulia Ningsih, 2006) menyanggah asumsi teori ketidakrelevanan dividen yaitu
bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat return saham yang
diisyaratkan oleh investor yang dinotasikan dalam modal sendiri perusahaan.
Gordon dan Lintner berpendapat bahwa modal sendiri perusahaan akan meningkat
jika pembagian dividen dikurangi, karena investor merasa lebih yakin terhadap
penerimaan pembiayaan dividen daripada capital gain yang akan dihasilkan dari
laba ditahn (Jeol Fred Weston dan Eugene Brighman, 1990).
2.6.4.3 Tax Preference Theory
Tax preference theory menyatakan jika capital gain dikenakan pajak dengan
tarif yang lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang akan
memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik.

Tetapi

sebaliknya jika capital gain dikenakan pajak yang sama dengan pendapatan atas
dividen, maka keuntungan dividen akan berkurang (Agus Sartono, 2001)

2.7

Penelitian Terdahulu
Utami (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh rasio keuangan

terhadap dividen pada sektor industri manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia tahun 2003-2007”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil
analisis regresi diketahui bahwa variabel rasio keuangan memberikan pengaruh

Universitas Sumatera Utara

yang signifikan terhadap DPR. Hal ini dibuktikan dari hasil uji R Square sebesar
67.8 persen yang berarti bahwa variasi nilai DPR yang dapat dijelaskan oleh
persamaan regresi sebesar 67.8 persen, sedangkan sisanya 33.2 persen dijelaskan
oleh variabel lain diluar persamaan model. Hal ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan bukan merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan dividen perusahaan.
Aisyah (2013) dengan judul “Pengaruh investasi, likuiditas, profitabilitas,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan terhadap dividend payout ratio
pada perusahaan sektor industri kimia dan sektor aneka industri yang terdaftar di
bursa efek Indonesia tahun 2009-2012”.Hasil penelitian bahwa investasi
diproksikan dengan menggunakan price earning ratio (PER), dimana price
earning ratio (PER) baik secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio (DPR).
Susanti (2011) dengan judul “Pengaruh cash ratio, return on asset, growth
dan leverage terhadap dividend payout ratio”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwacash ratio dan return on asset berpengaruh positif terhadap dividend payout
ratio, growth berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio dan leverage
berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio
Panjaitan (2010) dengan judul “Pengaruh rasio keuangan, investasi dan
risiko keuangan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia”, hasil penelitian menunjukkan financial leverage,current
ratio, return on investment, investasi, dan risiko keuangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap DPR. Secara parsial financial leverage, current

Universitas Sumatera Utara

ratio, investasi berpengaruh signifikan terhadap DPR, namun return on
investment dan risiko keuangan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap DPR.
Khaldun (2014), “The Influence of profitability and liquidity ratios on
dividend payout ratio manufacturing companies”, hasil penelitian menunjukkan
bahwa CR, QR, cash ratio, GPM, ROA, ROE, secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap DPR. Dan CR, QR, Cash Ratio, GPM, ROA, ROE, secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N

Peneliti/

Judul

Variabel

Teknik

Hasil

o

Tahun

Penelitian

Penelitian

Analisis

Penelitian

Data
1

Utami

Pengaruh rasio

Dependen:

Analisis

Semua variabel

(2009)

keuangan

DPR

Regresi

independen

Linier

memberikan

Berganda

pengaruh yang

terhadap dividen
pada sektor

Independen:

industri

1.EPS

signifikan

manufaktur

2.CR

terhadap DPR

yang terdaftar di

3.NPM

bursa efek

4.TATO

indonesia tahun

5.ROE

2003-2007

6.ROI
7.DR
8.DER

2

Panjaitan
(2010)

Pengaruh rasio

Dependen:

Analisis

1. PER, ROA,

keuangan,

DPR

regresi

SIZE secara

berganda

parsial

investasi dan

Universitas Sumatera Utara

risiko keuangan
terhadap
dividend payout

Independen:

berpengaruh

1.Financial

signifikan

leverage

terhadap DPR

ratio pada

2.CR

perusahaan

3.ROI

Growth secara

manufaktur di

4.Investasi

parsial tidak

Bursa Efek

5.Risiko

berpengaruh

Indonesia

2.CR, Sales

signifikan

Keuangan

terhadap DPR
3. PER, CR, ROA,
Size, Sales
Growth secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap DPR
3

Rini

Pengaruh

Dependen:

Analisis

1. keputusan

Puspo

Keputusan

Nilai

Regresi

investasi

Wijaya,

Investasi,

Perusahaan

berpengaruh

Lihan

Keputusan

(PBV)

positif terhadap

dan Anas Pendanaan, dan Independen:
Wibawa,

Kebijakan

Bandi

Dividen

Investasi

pendanaan

(2010)

terhadap Nilai

(PER)

berpengaruh

Perusahaan

1. Keputusan

nilai perusahaan

2. Keputusan
Pendanaan

2.keputusan

positif terhadap
nilai perusahaan.

(DER)

3.kebijakan

3. Kebijakan

dividen

Dividen

berpengaruh

(DPR)

positif terhadap
nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

4

Susanti

Pengaruh cash

Dependen:

Analisis

1.CR dan ROA

(2011)

ratio, return on

DPR

regresi

berpengaruh

linier

positif terhadap

berganda

DPR

asset, growth
dan leverage

Independen:

terhadap

1.CR

dividend payout

2.ROA

Leverage

ratio

3. Growth

berpengaruh

4. Leverage

negatif terhadap

2. Growth dan

DPR
5 Amnah

Pengaruh

Dependen :

Regresi

Leli dan

keputusan

1. Nilai

Linier

investasi

Gunawan

investasi,

Perusahaan

Berganda

berpengaruh

Barbara

keputusan

(PBV)

(2011)

pendanaan,
kebijakan
dividen dan
tingkat suku
bunga terhadap
nilai perusahaan.

1. Keputusan

positif terhadap
nilai perusahaan

Independen:
1.Keputusan

2. Keputusan

Investasi

pendanaan tidak

(PER)

berpengaruh

2. Keputusan

terhadap nilai

Pendanaan

perusahaan

(DER)

3. Kebijakan

3.Keputusan

dividen

Dividen

berpengaruh

(DPR)

negatif dan

4. Tingkat

signifikan

Suku Bunga.

terhadap nilai
perusahaan.

6 Afzal,

Pengaruh

Dependen:

Analisis

1. Keputusan

Arie

Keputusan

NilaiPerusaha

Regresi

Investasi

(2012)

Investasi,

an (PBV)

Linier

berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Keputusan

Independen:

Berganda

positif dan

Pendanaan, dan 1.Keputusan

signifikan

Kebijakan

Investasi

terhadap nilai

Dividen

(PER)

perusahaan

Terhadap Nilai
Perusahaan

2.Keputusan

2.Keputusan

Pendanaan

Pendanaan

(DER)

berpengaruh

3.Kebijakan

positif dan

Dividen

signifikan

(DPR)

terhadap nilai
perusahaan
3. Kebijakan
Dividen
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.

7

Aisyah
(2013)

Pengaruh

Dependen:

Analisis

1. PER, ROA,

investasi,

DPR

regresi

SIZE secara

linier

parsial

berganda

berpengaruh

likuiditas,
profitabilitas,

Independen:

ukuran

1.PER

signifikan

perusahaan dan

2.CR

terhadap DPR

pertumbuhan

3.ROA

perusahaan

4.SIZE

Growth secara

terhadap

5.Sales

parsial tidak

dividend payout

Growth

berpengaruh

2.CR, Sales

ratio pada

signifikan

perusahaan

terhadap DPR

sektor industri

3. PER, CR, ROA,

Universitas Sumatera Utara

8

kimia dan sektor

Size, Sales

aneka industri

Growth secara

yang terdaftar di

simultan

bursa efek

berpengaruh

Indonesia tahun

signifikan

2009-2012

terhadap DPR

Khaldun

The Influence of

dependen:

Analisis

1. CR, QR, cash

(2014)

profitability and

DPR

regresi

ratio, GPM,

linier

ROA, ROE,

berganda

secara simultan

liquidity ratios
on dividend

Independen:

payout ratio

1.CR

berpengaruh

manufacturing

2.QR

signifikan

companies.

3.Cash Ratio

terhadap DPR

4.GPM
5.ROA
6.ROE

2. CR, QR, Cash
Ratio, GPM,
ROA, ROE,
secara parsial
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap DPR

2.8

Kerangka Konseptual
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan

pendanaan perusahaan.Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber
pendanaan.Jadi aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah
menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan

Universitas Sumatera Utara

penambahan laba ditahan perusahaan.Akan tetapi masalah lainnya yang berkaitan
dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan yaitu rasio keuangan berupa
solvabilitas (financial leverage), likuiditas (current ratio), profitabilitas (return on
assets), investasi dan risiko keuangan.
Financial

leverage

digunakan

untuk

menggambarkan

kemampuan

perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap
untuk memperbesar tingkat pengembalian (return) bagi pemilik saham
(Syahyunan, 2004: 110).

Menurut (Sartono2001: 121) financial leverage

menunjukkan perubahan laba per lembar saham (earning per share) sebagai
akibat dari perubahan EBIT (earning before interest tax). Sedangkan dividen
dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih setelah pajak.Dividend payout
ratio dihitung dengan cara membandingkan antara dividend per share dengan
earning per share. Menurut Gugler dan Yurtoglu (2001) menemukan bahwa
dividend payout ratio dipengaruhi secara negatif oleh financial leverage.
Investasi dilakukan perusahaan untuk peningkatan pertumbuhan perusahaan.
Hubungan investasi dengan kebijakan dividen dapat dijelaskan berdasarkan
penelitian Fama dan French menguji prediksi Trade Off dan

Pecking

Ordertentang dividendan hutang, mereka menyatakan bahwa perusahaan dengan
perkembangan cepat akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk pelaksanaan
investasi. Kebutuhan dana pertama kali dipenuhi dari internal equity, karena
banyak dana yang dialokasikan dari retained earning maka menyebabkan laba
untuk membyar dividen menjadi berkurang, sehingga investasi memiliki pengaruh
negatif terhadap dividend payout ratio.

Universitas Sumatera Utara

Rasio Keuangan:
Financial Leverage (x1)
Current Ratio (x2)
Return On Assets(x3)
Dividend
Payout
Ratio
(DPR)

Keputusan Investasi :
Price Earning Ratio (x4)
Risiko Keuangan :
Time Interest
EarnedRatio(x5)
Gambar 2.1
Kerangaka Konseptual

2.9

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 :

Terdapat pengaruh rasio keuangan yang meliputi financial leverage,
current ratio, dan return on investment, keputusan investasi dan risiko
keuangan terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun
parsial.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan, Investasi dan Risiko Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1 42 106

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 14 122

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 110

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 9

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 7

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Chapter III V

0 0 61

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 15