Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi-experiment),
dengan rancangan non equivalent control group. Model rancangan penelitian sebagai
berikut:
Pretest
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol

Posttest

Perlakuan

01

X

02


03

04

Keterangan :
01

: Kelompok intervensi sebelum mendapatkan perlakuan

02

: Kelompok intervensi setelah mendapatkan perlakuan

X

: Perlakuan (simulasi permainan ular tangga GenRe)

03, 04 : Kelompok kontrol tanpa perlakuan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Adapun alasan
pemilihan lokasi karena di lokasi ini melaksanakan Kegiatan Pusat Informasi dan
Konseling (PIK R) yang berjalan selama kurang lebih 4 tahun, dan masih
memerlukan perhatian khusus untuk perkembangannya.

49
Universitas Sumatera Utara

50

3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Januari sampai dengan juli 2016.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi SMPN
1 Tanjung Morawa kelas VII yang bukan merupakan pengurus dan anggota PIK R
dan belum pernah mengikuti dan melihat kegiatan PIK R dengan simulasi permainan

ular tangga GenRe.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok kasus dengan tidak dilakukan secara random atau acak. Kelompok kontrol
terdiri dari 30 orang, dan kelompok kasus juga terdiri dari 30 orang. Adapun kriteria
dalam pengambilan sampel pada kelompok kasus yaitu :
1. Siswa/i yang bersedia menjadi responden.
2. Dapat mewakili dari siswa/i yang belum pernah mengikuti kegiatan PIK R dengan
simulasi permainan ular tangga GenRe dan belum pernah melihat permainan ular
tangga GenRe.

Universitas Sumatera Utara

51

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada
responden sebelum dan sesudah dilakukan simulasi permainan ular tangga GenRe
kepada kedua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari
SMPN 1 Tanjung Morawa tentang gambaran umum ataupun data lainnya yang
mendukung data hasil penelitian misalnya data jumlah siswa dan data tentang PIK-R.
3.4.2 Prosedur Pengumpulan Data
Langkah-langkah dalam pengumpulan data melalui permainan ular tangga telah
dimodifikasi yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung penelitian seperti
izin penelitian, koordinasi dengan dinas pendidikan, Kepala Sekolah dan
Bimbingan Konseling SMPN 1 Tanjung Morawa.
b. Mempersiapkan dan mengkoordinasikan dengan pihak sekolah dalam hal ini
Bimbingan Konseling (BK) yang mengelola kegiatan PIK-R dan Pendidik
Sebaya disekolah berupa nama siswa/i yang akan dijadikan sampel yang telah
dibagi sebelumnya oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara


52

2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan simulasi permainan ular tangga GenRe dilaksanakan selama satu
hari yaitu pada hari Jum’at Tanggal 03 juni 2016
b. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah dan Bimbingan Konseling (BK)
serta 8 orang Pendidik Sebaya dalam hal persiapan tempat dan siswa/i
yang dijadikan peserta.
2) Siswa/i yang menjadi peserta berjumlah 60 orang yang semuanya belum
pernah mengikuti simulasi permainan ular tangga GenRe dikumpulkan di
aula.
3) Secara bersamaan siswa/i dibagikan kuesioner untuk dilakukan pre test
dengan sebelumnya telah diberikan penjelasan dalam hal pengisian
kuesioner.
4) Semua kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan kembali kepada
peneliti.
5) Peneliti dengan bantuan pendidik sebaya telah menetapkan sampel yang
menjadi kelompok kasus dan kelompok kontrol yaitu masing-masing

kelompok sebanyak 30 orang, dimana kelompok kasus tetap berada di
aula dan kelompok kontrol diarahkan kembali untuk kembali ke ruang
kelas masing-masing.
6) Kelompok kasus dibagi menjadi 10 kelompok dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 3 orang.

Universitas Sumatera Utara

53

7) Permainan simulasi ular tangga GenRe dibagi menjadi 5 sesi dimana tiap
sesi dimainkan oleh 2 kelompok.
8) Peneliti dengan bantuan pendidik sebaya mengarahkan kelompok I dan II
menuju ruangan PIK R untuk dilakukan simulasi permainan ular tangga
GenRe. Simulasi permainan ular tangga Genre dilakukan setiap sesi
selama kurang lebih 30 menit.
9) Tiap-tiap kotak/nomor pada simulasi permainan ular tangga GenRe berisi
berbagai pertanyaan mengenai Triad KRR, dan kelompok yang bisa
menjawab dan sampai finish pertama kali adalah yang menjadi
pemenangnya.

10) Pendidik sebaya akan memandu jalannya permainan dan memberikan
penjelasan-penjelasan yang tidak diketahui peserta pada saat melakukan
simulasi permainan ular tangga GenRe.
11) Kelompok yang tidak mencapai finish akan terus melanjutkan permainan
sampai ke finish sehingga semua kotak/nomor dapat terlewati.
12) Begitu seterusnya pada Sesi II (kelompok III dan IV), sesi III (kelompok
V dan VI), sesi IV (kelompok VII dan VIII), dan sesi V (Kelompok IX
dan X).
13) Setelah selesai simulasi permainan ular tangga GenRe pada kelompok
kasus, secara bersamaan kelompok kasus dan kelompok kontrol
dikumpulkan kembali di aula dan dilakukan post test.

Universitas Sumatera Utara

54

14) Kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan kembali kepada
peneliti, dan peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa/i yang
dijadikan sampel dan telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Rincian jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe
Hari /
Tanggal
Tanggal 3
Juni 2016

Pukul

Kegiatan

08.00-08.15

Persiapan dan koordinasi

08.15-08.45
08.45-11.15

Pre test
Simulasi permainan ular
tangga GenRe

Peserta yang diberikan
perlakuan dan tidak (kontrol)
dikumpulkan kembali di aula
Post test

11.15-11.30

11.30-12.00

Pelaksana
Peneliti bekerja sama dengan
pihak sekolah (BK dan
pendidik sebaya)
Peneliti dan pendidik sebaya
Peneliti dan pendidik sebaya
Peneliti dan pendidik sebaya

Peneliti dan pendidik sebaya

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan di SMPN 3 Lubuk Pakam terhadap 20 responden
karena lokasi memiliki karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini untuk uji
validitasnya diambil 20 responden dengan nilai r-tabel untuk df = n-2 = 20-2 =18
adalah 0,444 pada α = 0,05. Jika nilai corrected item total correlation > 0,444 maka
dinyatakan valid, sedangkan jika nilai corrected item total correlation <

0,444

dinyatakan tidak valid.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Jika
coefficient of

confidence (0,60) > cronbach’s alpha, item pertanyaan reliabel

Universitas Sumatera Utara

55

(konsisten), jika coefficient of confidence (0,60) < cronbach’s alpha item pertanyaan

tidak reliabel (konsisten) (Sunyoto, 2012). Hasil uji validitas dan reliabilitas
pengetahuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan
Pernyataan
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Pernyataan 3
Pernyataan 4
Pernyataan 5
Pernyataan 6
Pernyataan 7
Pernyataan 8
Pernyataan 9
Pernyataan 10
Pernyataan 11
Pernyataan 12
Pernyataan 13
Pernyataan 14
Pernyataan 15
Pernyataan 16
Pernyataan 17
Pernyataan 18
Pernyataan 19
Pernyataan 20
Cronbach Alpha

Nilai Corrected item-Total
0,721
0,655
0,556
0,566
0,831
0,725
0,609
0,746
0,727
0,516
0,516
0,831
0,556
0,490
0,948
0,746
0,525
0,831
0,609
0,627
0,760

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Pada Tabel 3.1 diatas diketahui bahwa dari seluruh pernyataan pengetahuan
tentang triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) sebanyak 20 pertanyaan
mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari nilai tabel (r tabel =

Universitas Sumatera Utara

56

0,444) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti bawah seluruh
pernyataan pengetahuan adalah valid dan reliabel.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sikap
Pernyataan
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Pernyataan 3
Pernyataan 4
Pernyataan 5
Pernyataan 6
Pernyataan 7
Pernyataan 8
Pernyataan 9
Pernyataan 10
Pernyataan 11
Pernyataan 12
Pernyataan 13
Pernyataan 14
Pernyataan 15
Cronbach Alpha

Nilai Corrected item-Total
0,718
0,797
0,567
0,549
0,730
0,589
0,550
0,550
0,609
0,526
0,576
0,592
0,797
0,470
0,515
0,756

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Pada Tabel 3.2 diatas diketahui bahwa dari seluruh pernyataan sikap tentang
triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) sebanyak 15 pertanyaan
mempunyai nilai corrected item total correlation lebih besar dari nilai tabel (r tabel =
0,444) dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti bawah seluruh
pernyataan sikap adalah valid dan reliabel.

Universitas Sumatera Utara

57

3.6 Variabel dan Definisi Opersional
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah simulasi permainan ular
tangga GenRe dan variabel dependen adalah pengetahuan dan sikap remaja tentang
TRIAD KRR.
3.6.2 Definisi Operasional
1.

Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui siswa/siswi tentang TRIAD
KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA)

2.

Sikap yaitu tanggapan/ penilaian siswa terhadap stimulus ataupun objek tentang
TRIAD KRR.
a. Sikap positif yaitu tanggapan/penilaian siswa yang setuju dengan
penganggulangan tentang TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA).
b. Sikap negatif yaitu tanggapan/penilaian siswa yang tidak setuju dengan
penganggulangan tentang TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA)

3.

Simulasi permainan ular tangga GenRe adalah simulasi permainan dalam bentuk
ular tangga yang dilaksanakan siswa/i di sekolah tentang TRIAD KRR.

Universitas Sumatera Utara

58

3.7 Metode Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden
terhadap pertanyaan dari kuesioner yang disesuaikan dengan skor yaitu pengetahuan
dan sikap terhadap TRIAD KRR.
1. Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan diukur berdasarkan 20 pertanyaan dengan pilihan
jawaban terdiri dari 3 pilihan yaitu “Benar”, “Salah”, dan “Tidak Tahu” untuk
pernyataan positif yaitu pernyataan no 1,2,3,4,5,7,8,,10,12,14,15,16,17,20 apabila
menjawab benar diberi skor 1 dan salah atau tidak tahu diberi skor 0. Begitupun
sebaliknya dengan pernyataan negatif yaitu no 6,9,11,13,18,19 apabila menjawab
benar diberi skor 0 dan salah atau tidak tahu diberi skor 1. sehingga diperoleh total
skor 20 x 1 = 20. Kemudian dikategorikan sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik, jika responden menjawab pernyataan benar sebanyak 76% 100 % dari 20 pernyataan dengan skor nilai 15 – 20.
b. Pengetahuan cukup, jika responden menjawab pernyataan benar sebanyak 56% 75 % dari 20 pernyataan dengan skor nilai 11 – 14.
c. Pengetahuan kurang, jika responden menjawab pernyataan benar sebanyak < 56%
dari 20 pernyataan dengan skor nilai 0 - 10.
Tabel 3.4 Kisi- kisi Instrumen Pengetahuan
Variabel Penelitian
1. Seksualitas

Indikator
No item instrumen
1. Definisi remaja dan perubahan
1,2,3
pada remaja
2. Menstruasi
4,5,6

Universitas Sumatera Utara

59

Tabel 3.4 (Lanjutan)
Variabel Penelitian
2. HIV dan AIDS

Indikator
1. Definisi HIV dan AIDS
2. Penularan HIV dan AIDS

No item instrumen
7,8
9,10,11,12,13

3. NAPZA

1. Definisi Narkotika
2. Contoh obat-obat NAPZA
3. Gangguan yang terjadi
penyalahgunaan narkoba

14
15
16,17,18,19,20

akibat

2. Sikap
Pengukuran variabel sikap berdasarkan 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban
terdiri dari 5 pilihan yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Netral”, “Tidak Setuju”,
“Sangat Tidak Setuju” untuk pernyataan positif yaitu no 1,5,6,9,10,11,12,13,14
apabila

menjawab sangat setuju diberi skor 5, menjawab setuju diberi skor 4,

menjawab netral diberi skor 3, menjawab tidak setuju diberi skor 2, dan menjawab
sangat tidak setuju diberi skor 1, Begitupun sebaliknya pernyataan negatif yaitu no
2,3,4,7,8,15 apabila menjawab sangat setuju diberi skor 1, menjawab setuju diberi
skor 2, menjawab netral diberi skor 3, menjawab tidak setuju diberi skor 4, dan
menjawab sangat tidak setuju diberi skor 5. sehingga diperoleh total skor 15 x 5 = 75.
Kemudian dikategorikan sebagai berikut :
a. Positif, jika responden menjawab pernyataan dengan skor nilai 64 – 75 (76% 100%).
b. Negatif, jika responden menjawab pernyataan dengan skor nilai 15 – 63 (0% –
75%).

Universitas Sumatera Utara

60

3.8 Metode Analisa Data
Teknik analisis data yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh simulasi
permainan ular tangga GenRe terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang
TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) di SMPN 1 Tanjung Morawa
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data
menggunakan analisis univariat untuk mengetahui dan menjelaskan deskripsi atau
gambaran karakteristik responden, deskripsi variabel pengetahuan dan sikap remaja
sebelum dan sesudah intervensi tentang TRIAD KRR yang ditampilkan dalam tabel
distribusi frekuensi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi-square untuk
melihat ada

tidaknya perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah

intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol, dan uji wilcoxon untuk melihat
pengaruh simulasi permainan ular tangga GenRe terhadap pengetahuan dan sikap
remaja tentang TRIAD KRR sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tanjung Morawa terletak di
Jalan Sei Merah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. SMPN 1
Tanjung Morawa didirikan dan beroperasi pada tahun 1978/1979 dengan memiliki
luas tanah 9.283 m2 bersertifikat hak milik, dengan luas bangunan sekolah 3.713 m 2 .
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMPN 1 Tanjung Morawa terdiri dari 27
ruang kelas, dengan masing-masing kelas VII, VIII, dan IX terdiri dari 9 kelas,
memiliki 1 ruang perpustakaan, 3 ruang laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang keterampilan, 1 ruang media, dan 1 ruang Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Jumlah guru di SMPN 1 Tanjung morawa
terdiri dari 46 orang guru tetap (PNS/Yayasan) dan 6 orang guru tidak tetap/guru
bantu.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) dibentuk pada tanggal 17
Desember 2011 dengan nama PIK R “MBE” (Muda Berprestasi Kreatif) SMP Negeri
1 Tanjung Morawa. Tahun Pelajaran 2015-2016 jumlah anggota PIK R terdiri dari
124 orang yang masing masing terdiri dari kelas VII sebanyak 55 orang, kelas VIII
sebanyak 37 orang, kelas IX sebanyak 32 orang.
Mata pelajaran yang terkait dengan triad KRR diantaranya adalah mata
pelajaran IPA dengan topik atau pembahasan mengenai makhluk hidup.

61
Universitas Sumatera Utara

62

4.2 Analisis Univariat
4.2.1

Distribusi Kategori Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Triad
KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan
Hasil pengukuran pengetahuan dan sikap tentang Triad KRR (Seksualitas,

HIV dan AIDS, NAPZA) pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Kategori Pengetahuan tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Intervensi
No
1
2
3

Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total

Sebelum
n
6
20
4
30

Sesudah

%
20,0
66,7
13,3
100,0

n
20
10
30

%
66,7
33,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum
intervensi pada kelompok perlakuan paling banyak dalam kategori cukup yaitu 20
orang (66,7%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori baik yaitu 20
orang (66,7%).
Tabel 4.2 Kategori Sikap tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) pada Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Intervensi
No
1
2

Sikap
Positif
Negatif
Total

Sebelum
n
30
30

%
100,0
100,0

Sesudah
n
6
24
30

%
20,0
80,0
100,0

Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sikap sebelum ntervensi pada
kelompok perlakuan semua dalam kategori sikap negatif sebanyak 30 orang (100,0

Universitas Sumatera Utara

63

%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori sikap negatif yaitu 24 orang
(80,0%).
4.2.2

Distribusi Kategori Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Triad
KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Kontrol
Hasil pengukuran pengetahuan dan sikap tentang Triad KRR (Seksualitas,

HIV dan AIDS, NAPZA) pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Kategori Pengetahuan tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi
No

Pengetahuan

1
2
3

Baik
Cukup
Kurang
Total

Sebelum
n
6
13
11
30

%
20,0
43,3
36,7
100,0

Sesudah
n
6
14
10
30

%
20,0
46,7
33,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum
intervensi pada kelompok kontrol paling banyak dalam kategori cukup yaitu 13 orang
(43,3%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori cukup yaitu 14 orang
(46,7%).
Tabel 4.4 Kategori Sikap tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi
No
1
2

Sikap
Positif
Negatif
Total

Sebelum
n
%
3
10,0
27
90,0
30
100,0

Sesudah
n
2
28
30

%
6,7
93,3
100,0

Universitas Sumatera Utara

64

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sikap sebelum ntervensi
pada kelompok kontrol paling banyak dalam kategori sikap negatif sebanyak 27
orang (90,0%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori sikap negatif
yaitu 28 orang (93,3%).

4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Triad KRR
(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sebelum Intervensi
Untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang Triad KRR
pada kelompok perlakuan dan kontrol sebelum intervensi dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Perbedaan Pengetahuan tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum Intervensi

No
1
2
3

Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total

Kelompok
Perlakuan
Kontrol
n
%
n
%
6
20,0
6
20,0
20
66,7
13
43,3
4
13,3
11
36,7
30 100.0%
30
100,0%

Total
n
12
33
15
60

%
20,0
55,0
25,0
100,0%

Nilai p

0,093

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh sebagian besar pengetahuan dalam
kategori cukup yaitu 33 responden (55,0%) dimana pada kelompok perlakuan
sebanyak 20 responden (66,7%) dan kelompok kontrol sebanyak 13 responden
(43,3%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.093 > α (0,05), sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

65

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan
kontrol sebelum simulasi permainan ular tangga GenRe.
Tabel 4.6 Perbedaan Sikap tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum Intervensi

No
1
2
3

Sikap
Positif
Negatif
Total

Kelompok
Perlakuan
Kontrol
n
%
n
%
0
0
3
10,0
30
100,0
27
90,0
30
100,0%
30
100,0%

Total
n
3
57
60

%
5,0
95,0
100,0%

Nilai p
0,237

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diperoleh sebagian besar sikap dalam kategori
negatif yaitu 57 responden (95,0%) dimana pada kelompok Perlakuan sebanyak 30
responden (100,0%) dan kelompok kontrol sebanyak 27 responden (90,0%). Hasil uji
chi-square diperoleh nilai p =0.237 > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kontrol sebelum simulasi
permainan ular tangga GenRe.
4.3.2 Perubahan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Triad KRR
(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan
Sebelum dan Sesudah Intervensi
Untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap responden tentang Triad
KRR dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon termasuk dalam uji
non parametrik dan merupakan uji untuk data berpasangan dengan model pengukuran
sebelum dan sesudah (one group before and after design). Dalam penelitian ini
variabel pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang.
Variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu positif dan negatif. Untuk melihat

Universitas Sumatera Utara

66

perubahan data kategori dengan rancangan sebelum simulasi permainan ular tangga
dapat dilihat pada uji wilcoxon dibawah ini :
Tabel 4.7 Perubahan Pengetahuan pada Kelompok Perlakuan Sebelum dan
Sesudah Intervensi

Variabel
Pengetahuan (Pre)
Kurang
Cukup
Baik

Pengetahuan (post)
Cukup

Baik

0
8
2

4
12
4

Perubahan Ranking
n
Ranking Negatif
Ranking Positif
Ties

2
16
12

p.

0,001*

Keterangan :
a) Uji Wilcoxon
Perubahan pengetahuan :
1. Ranking negatif adalah perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dari
kategori “cukup menjadi kurang”, atau kategori “baik menjadi kurang”, atau
kategori “baik menjadi cukup”.
2. Ranking positif adalah perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dari
kategori “kurang menjadi cukup”, atau kategori “kurang menjadi baik”, atau
kategori “cukup menjadi baik”.
3. Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum dan sesudah intervensi
Pada tabel 4.7 diatas dilakukan uji wilcoxon untuk melihat perubahan
pengetahuan, dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada perubahan pengetahuan dari
kategori tinggi ke kategori rendah sebanyak 2 responden, ada perubahan pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

67

dari kategori rendah ke kategori tinggi sebanyak 16 responden, dan terjadi kategori
yang tidak berubah sebanyak 12 responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p
(0,001) < α (=0,05). Artinya ada perubahan pengetahuan pada kelompok perlakuan
sebelum dan sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe.
Tabel 4.8 Perubahan Sikap Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah
Intervensi

Variabel
Sikap (Pre)
Negatif
Positif

Sikap (post)
Negatif
Positif
24
0

6
0

Perubahan Ranking

Ranking Negatif
Ranking Positif
Ties

n

p.

0
6
24

0,014

Keterangan :
a) Uji Wilcoxon
Perubahan sikap :
1. Ranking negatif adalah perubahan sikap sebelum dan sesudah dari kategori
“positif menjadi negatif”.
2. Ranking positif adalah perubahan sikap sebelum dan sesudah dari kategori
“negatif menjadi positif”.
3. Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum dan sesudah intervensi
Pada tabel 4.8 diatas dilakukan uji wilcoxon untuk melihat perubahan sikap,
dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perubahan sikap dari kategori tinggi
ke kategori rendah, ada perubahan sikap dari kategori rendah ke kategori tinggi
sebanyak 6 responden, dan

terjadi kategori yang tidak berubah sebanyak 24

responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p (0,014) < α (=0,05). Artinya ada

Universitas Sumatera Utara

68

perubahan sikap pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah simulasi permainan
ular tangga GenRe.
4.3.3 Perubahan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Triad KRR
(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Kontrol Sebelum
dan Sesudah Intervensi
Untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap responden tentang Triad KRR
dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon termasuk dalam uji non
parametrik dan merupakan uji untuk data berpasangan dengan model pengukuran
sebelum dan sesudah (one group before and after design). Dalam penelitian ini
variabel pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang.
Variabel sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu positif dan negatif. Untuk melihat
perubahan data kategori dengan rancangan sebelum simulasi permainan ular tangga
dapat dilihat pada uji wilcoxon dibawah ini :
Tabel 4.9 Perubahan Pengetahuan pada Kelompok Kontrol Sebelum dan
Sesudah Intervensi
Variabel
Pengetahuan (Pre)
Kurang
Cukup
Baik

Pegetahuan (post)
Kurang Cukup Baik
8
2
0

3
9
2

0
2
4

Perubahan Ranking
n
Ranking Negatif
Ranking Positif
Ties

4
5
21

p.

0,739

Universitas Sumatera Utara

69

Keterangan :
a) Uji Wilcoxon
Perubahan pengetahuan :
1. Ranking negatif adalah perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dari
kategori “cukup menjadi kurang”, atau kategori “baik menjadi kurang”, atau
kategori “baik menjadi cukup”.
2. Ranking positif adalah perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah dari
kategori “kurang menjadi cukup”, atau kategori “kurang menjadi baik”, atau
kategori “cukup menjadi baik”.
3. Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum dan sesudah intervensi
Pada tabel 4.9 diatas dilakukan uji wilcoxon untuk melihat perubahan
pengetahuan, dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada perubahan pengetahuan dari
kategori tinggi ke kategori rendah sebanyak 4 responden, ada perubahan pengetahuan
dari kategori rendah ke kategori tinggi sebanyak 5 responden, dan terjadi kategori
yang tidak berubah sebanyak 21 responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p
(0,739) > α (=0,05). Artinya tidak ada perubahan pengetahuan pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe.
Tabel 4.10 Perubahan Sikap Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah
Intervensi
Variabel
Sikap (Pre)
Negatif
Positif

Sikap (post)
Negatif
Positif
27
1

0
2

Perubahan Ranking

Ranking Negatif
Ranking Positif
Ties

n

p.

1
0
29

0,317

Universitas Sumatera Utara

70

Keterangan :
a) Uji Wilcoxon
Perubahan sikap :
4. Ranking negatif adalah perubahan sikap sebelum dan sesudah dari kategori
“positif menjadi negatif”.
5. Ranking positif adalah perubahan sikap sebelum dan sesudah dari kategori
“negatif menjadi positif”.
6. Ties artinya tidak terjadi perubahan sebelum dan sesudah intervensi
Pada tabel 4.10 diatas dilakukan uji wilcoxon untuk melihat perubahan sikap,
dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada perubahan sikap dari kategori tinggi ke
kategori rendah yaitu sebanyak 1 responden, tidak ada perubahan sikap dari kategori
rendah ke kategori tinggi, dan terjadi kategori yang tidak berubah sebanyak 29
responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p (0,317) > α (=0,05). Artinya tidak ada
perubahan sikap pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah simulasi permainan
ular tangga GenRe.
4.3.4 Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Triad KRR
(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol Sesudah Intervensi
Untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang Triad KRR
pada kelompok Perlakuan dan kontrol sesudah dilakukan permainan ular tangga
GenRe dengan menggunakan uji chi-square. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

71

Tabel 4.11 Perbedaan Pengetahuan tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sesudah Intervensi

No

Pengetahuan

1
2
3

Baik
Cukup
Kurang
Total

Kelompok
Perlakuan
Kontrol
n
%
n
%
20
66,7
6
20,0
10
33,3
14
46,7
0
0
10
33,3
30
100,0%
30
100,0%

Total
n
12
24
10
60

%
100,0
40,0
20,0
100,0%

Nilai p
0,000

Berdasarkan tabel 4.11 diatas diperoleh sebagian besar pengetahuan dalam
kategori cukup yaitu 24 responden (40,0%) dimana pada kelompok Perlakuan
sebanyak 10 responden (33,3%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 responden
(46,7%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.000 < α (0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan
kontrol sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe.
Tabel 4.12 Perbedaan Sikap tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sesudah intervensi

No
1
2

Sikap
Positif
Negatif
Total

Kelompok
Perlakuan
Kontrol
n
%
n
%
6
20,0
2
6,7
24
80,0
28
93,3
30
100,0%
30
100,0%

Total
n
8
52
60

%
13,3
86,7
100,0%

Nilai p
0,254

Berdasarkan tabel 4.12 diatas diperoleh sebagian besar sikap dalam kategori
negatif yaitu 52 responden (86,7%) dimana pada kelompok perlakuan sebanyak 24
responden (80,0%) dan kelompok kontrol sebanyak 28 responden (93,3%). Hasil uji
chi-square diperoleh nilai p =0.254 > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

72

tidak ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kontrol sesudah simulasi
permainan ular tangga GenRe.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe terhadap Pengetahuan
Remaja tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan NAPZA)
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan
pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran
(telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2011).
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap
adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap
yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah
dengan memberikan sebuah simulasi permainan ular tangga GenRe. Simulasi
permainan ular tangga GenRe merupakan salah satu cara pemberian informasi
melalui suatu jenis permainan dimana dengan permainan yang diikuti dengan
pemberian informasi akan menarik perhatian sehingga informasi akan lebih mudah
diterima dan pengetahuan akan semakin bertambah.
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan jawaban responden terjadi
peningkatan pengetahuan ini terlihat dari jawaban responden sebelum dan sesudah
intervensi. Sebelum intervensi pada kelompok perlakuan jawaban responden paling
73
Universitas Sumatera Utara

74

banyak dijawab benar adalah tanda remaja pria memasuki akil baligh adalah
mengalami mimpi basah (pernyataan no 3), dan narkotika adalah zat atau obat dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (pernyatan no 14) yaitu 30 orang (100%), dan setelah
dilakukan intervensi pernyataan yang paling banyak di jawab benar adalah tanda
remaja wanita memasuki masa akil baligh adalah mengalami haid yang pertama kali
(menarche) (pernyataan no 2) , narkotika adalah zat atau obat dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (pernyataan no 14) , opoid, alkohol, ekstasi, ganja, morfin, heroin,
kodein adalah beberapa contoh obat-obat NAPZA (pernyataan no 15) , salah satu efek
penggunaan NAPZA adalah mengakibatkan halusinasi (melihat sesuatu/ mendengar
sesuatu yang sebenarnya tidak ada) (pernyatan no 17), dan dampak psikis
penggunaan NAPZA diantaranya sulit konsentrasi, perasaan kesal, dan tertekan
(pernyataan no 20) yaitu 30 orang (100%). Begitu juga sebaliknya sebelum dilakukan
intervensi pernyataan yang paling banyak dijawab salah adalah kegiatan masturbasi
ataupun onani dapat beresiko tertular HIV/AIDS (pernyataan no 9) yaitu 30 orang
(100%), setelah dilakukan intervensi mengalami peningkatan menjadi yaitu 23 orang
(76,7%).
Pengetahuan remaja mengenai menstruasi yang lebih dari 14 hari masih dapat
dikatakan normal (pernyataan no 6) setalah dilakukan intervensi masih terdapat
remaja yang menjawab benar. Pengetahuan remaja mengenai seksualitas khususnya
mengenai menstruasi masih kurang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

75

kepada 2 siswi, keduanya mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui batasan waktu
ketika menstruasi yang masih dapat dikatakan normal. Pengetahuan remaja mengenai
HIV dan AIDS mengenai kegiatan masturbasi dan onani dapat tertular HIV/AIDS
(pertanyaan no 9) hampir keseluruhan remaja tidak mengetahui, hal ini didukung juga
dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 3 orang remaja putra dan 2
orang remaja puteri yang mengatakan bahwa belum banyak mengetahui tentang
masturbasi dan onani, belum pernah mencari informasi melalui media informasi
seperti internet ataupun media bacaan lainnya. Penularan HIV dan AIDS melalui
jalan lahir pada saat persalinan kepada ibu dan anak (pernyataan no 11) dan melalui
transfusi darah (pernyataan no 12) juga masih banyak yang menjawab salah. Hal ini
dapat dilihat juga berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa 2 orang
siswi dan 2 siswa mengatakan tidak dapat ditularkan baik melalui transfusi maupun
jalan lahir, mereka mengatakan bahwa penularan HIV dan AIDS hanya didapat
ditularkan melalui hubungan seksual, berciuman, kontak kulit dengan penderita HIV
dan AIDS. 1 orang siswa lainnya mengatakan bahwa HIV dan AIDS dapat ditularkan
melalui transfusi ataupun jalan lahir.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square diketahui
bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan antara kelompok kasus dan kontrol sebelum
simulasi permainan ular tangga (p = 0,093), namun setelah dilakukan simulasi
permainan ular tangga GenRe terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok
kontrol dan kelompok kasus (p = 0,000).

Universitas Sumatera Utara

76

Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan p (0,002) <
α (=0,05). Artinya ada perubahan pengetahuan tentang TRIAD KRR (seksualitas,
HIV dan AIDS, NAPZA) setelah dilakukan sumulasi permainan ular tangga GenRe.
Permainan ular tangga merupakan media penyuluhan efektif untuk meningkatkan
pengetahuan tentang Triad KRR pada siswa/i kelas VII di SMPN 1 Tanjung Morawa.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amelia
(2009) yang dilakukan di SMP Ma’arif NU Tegal pada siswa/i kelas VII dan VII
menyatakan bahwa media permainan ular tangga efektif meningkatkan pengetahuan
tentang bahaya rokok. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin (2011) yang menyatakan terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yaitu melalui
metode simulasi tentang Perliku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian lain
yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Labibah (2012) menyatakan terdapat pengaruh permainan ular tangga terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian Probowo (2013)
juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan mengenai kesehatan
lingkungan sebelum dan sesudah permainan ular tangga.
Menurut Idris (2015) banyak faktor yang menyebabkan ketidakmampuan
siswa/i dalam menyerap pengetahuan yang diberikan dan salah satunya dikarenakan
dari proses pemberian pengetahuan tidak menarik dan membosankan. pemberian
informasi atau pengetahuan melalui permainan adalah salah satu cara yang dilakukan
agar siswa/i merasa tidak bosan dan jenuh.

Universitas Sumatera Utara

77

Permainan simulasi ular tangga Genre akan memudahkan remaja untuk
memperoleh informasi karena keterlibatan langsung remaja dalam permainan.
Keterlibatan panca indra dalam bermain baik melalui pendengaran dan penglihatan
merupakan jalan untuk memudahkan remaja dalam hal menerima informasi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Suyatno (2009) yang dikutip oleh Amelia (2010) yang
menyatakan bahwa keterlibatan panca indra dalam proses belajar merupakan jalur
penerimaan informasi ke otak. Semakin banyak panca indra dilibatkan, semakin
banyak informasi yang diterima, dan di sinilah proses belajar terjadi. kelebihan lain
dari permainan ular tangga sebagai media belajar yaitu terdapatnya pertanyaanpertanyaan yang diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuannya dan
menimbulkan kerja sama untuk memecahkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Peranan bimbingan konseling, Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIKR) serta BKKBN yang membuat program PIK-R untuk sekolah sangat penting bagi
remaja dalam memperoleh informasi yang benar dan tepat mengenai Triad KRR
(Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sebelum dilakukan intervensi masih banyak siswa/i yang belum mengetahui
mengenai Triad KRR, namun setelah dilakukan simulasi permainan ular tangga
GenRe terdapat perubahan pengetahuan pada remaja. Kegiatan simulasi permainan
ular tangga merupakan salah satu

kegiatan dari program PIK R yang dapat

membantu siswa/i memperoleh informasi dan dapat membuat siswa/i lebih
termotivasi untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai PIK R.

Universitas Sumatera Utara

78

5.2 Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe terhadap Sikap Remaja
tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan NAPZA)
Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa setelah dilakukan
intervensi diperoleh kelompok perlakuan yang mempunyai sikap positif sebanyak 6
orang (20,0%) dan sikap negatif sebanyak 24 orang (80%). Pada kelompok kontrol
yang mempunyai sikap positif sebanyak 2 orang (6,7%) dan sikap negatif sebanyak
28 responden (93,3%).
Sikap siswa/i masih banyak menunjukkan sikap dalam kategori negatif, baik
sebelum dilakukan intervensi ataupun setelah dilakukan intervensi, hasil ini dapat
dilihat juga dari pernyataan menggugurkan kandungan karena hamil diusia remaja
menurut saya sah-sah saja (pernyataan no 2), hasil ini juga didukung berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan terdapat siswi mengatakan bahwa dengan
menggugurkan kandungan maka remaja puteri dapat melanjutkan sekolahnya, dari
hasil wawancara yang dilakukan 3 siswa dan 2 siswi belum mengetahui secara benar
akibat yang ditimbulkan bagi kesehatan reproduksinya. Pernyataan kalau pasangan
kita kerap menggunakan obat-obatan terlarang yang disuntikkan, ia adalah orang
yang setia sehingga kita tidak perlu menggunakan kondom saat berhubungan seks
(pernyataan no 3) masih terdapat siswa/i yang menjawab sangat setuju ataupun
setuju, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pengetahuan siswa/i masih
kurang mengenai penggunaan obat-obat an melalui jarum suntik akan berhubungan
dengan penularan HIV/AIDS. Penggunaan jarum suntik yang berganti-gantian dalam
penggunaan obat-obatan terlarang akan meningkatkan resiko penularan HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara

79

Pernyataan remaja boleh saja melakukan hubungan seksual asal menggunakan
pengaman (kondom) (pernyataan no 7) sebelum dan sesudah intervensi baik pada
kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol masih banyak menjawab sangat
setuju dan setuju, hal ini juga dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan
bahwa dari 2 orang siswa dan 1 orang siswi mengatakan remaja boleh saja melakukan
hubungan seksual dengan menggunakan kondom, tanpa remaja sendiripun belum
mengetahui resiko yang ditimbulkan pada organ reproduksi akibat berhubungan seks
pada usia muda. Pernyataan lainnya yang banyak dijawab sangat setuju ataupun
setuju adalah berpegangan tangan, ciuman, dan sampai berhubungan seksual
merupakan aktivitas pacaran yang wajar dan boleh saja dilakukan (pernyataan no 8),
hampir semua siswa/i mengatakan boleh berpacaran dengan berpegangan tangan tapi
jangan sampai melakukan ciuman ataupun sampai pada tahap melakukan hubungan
seksual.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square diketahui
bahwa tidak ada perbedaan sikap antara kelompok kasus dan kontrol sebelum
simulasi permainan ular tangga (p = 0,237), begitupun setelah dilakukan simulasi
permainan ular tangga GenRe tidak terdapat perbedaan sikap antara kelompok
kontrol dan kelompok kasus (p = 0,254). Hasil penelitian dengan menggunakan uji
wilcoxon menunjukkan p (0,059) > α (=0,05). Artinya tidak ada perubahan sikap
responden tentang TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) setelah
dilakukan sumulasi permainan ular tangga GenRe.

Universitas Sumatera Utara

80

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudiyanto (2012)
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh stimulasi permainan ular tangga terhadap
perubahan sikap siswa/i tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penelitian yang dilakukan Astrianingsih (2013) juga menunjukkan bahwa tidak ada
peningkatan sikap setelah dilakukan intervensi pada anak sekolah dasar dalam
pencegahan impaksi serumen di SDN Tambaksari III Surabaya. Namun penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agusta (2014) yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan sikap responden sebelum dan setelah dilakukan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja. Peneiliti lain juga dilakukan oleh Zulkifli (2012) yang
menyatakan bahwa metode simulasi permainan lebih efektif dibanding metode
brainstorming dalam meningkatkan skor sikap.
Permainan ular tangga GenRe merupakan suatu strategi yang dirumuskan oleh
BKKBN untuk memberikan informasi mengenai Triad KRR (Seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) khususnya kepada remaja agar remaja lebih mudah dalam menerima
informasi dan pengetahuan. Dengan penerimaan pengetahuan diharapkan sikap
remaja tentang Triad KRR juga berubah kearah yang lebih positif. Namun dapat
dilihat dalam penelitian ini simulasi permainan ular tangga yang dilakukan belum
dapat sepenuhnya dapat merubah sikap remaja tentang Triad KRR ke arah positif, hal
ini dikarenakan karena simulasi permainan ular tangga yang dilakukan baru pertama
kali didapatkan oleh remaja sehingga pengetahuan yang diberikan belum sepenuhnya
dapat diterima remaja yang diharapkan pengetahuan ini dapat merubah sikap remaja
kearah yang positif.

Universitas Sumatera Utara

81

Perubahan sikap salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan yang didapatkan
dari hasil penginderaan, dan didapatkan pada pendidikan dan proses belajar. Sama
halnya dengan pengetahuan, sikap juga menunjukkan adanya perubahan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Newcomb dalam Notoatmodjo (2010) sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka)
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi
tertutup. Dalam menentukan sikap yang utuh pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
emosi memegang peranan penting.
Perubahan sikap memerlukan berbagai tahapan dan proses, menurut teori
yang dikemukakan oleh Kelman (1958) pengaruh sosial berpengaruh terhadap
perubahan sikap, ada tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap,
yaitu kesediaan (compliance), Identifikasi (identification), dan Internalisasi
(Internalization). Terjadinya proses yang disebut kesediaan adalah ketika individu
bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau dari kelompok lain dikarenakan ia
berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku atau sikap seseorang atau
sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya
sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dan pihak lain yang
termaksud, dan internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia
bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia

Universitas Sumatera Utara

82

percaya dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. Kelman juga menyatakan
bahwa proses perubahan sikap bersumber dari kekuatan pihak yang mempengaruhi,
berbagai kondisi yang mengendalikan masing-masing proses terjadinya pengaruh,
dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap (Azwar, 2013).
Permainan ular tangga Genre merupakan salah satu cara atau metode belajar
dimana melalui proses belajar akan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, tindakan.
Tidak hanya itu menurut hukum Josh proses belajar juga diharapkan dapat mengubah
moral siswa kearah yang lebih baik. Dalam penelitian ini tidak adanya perubahan
sikap setelah dilakukan intervensi dapat terjadi akibat permainan ular tangga GenRe
baru pertama kali dilakukan oleh siswa/siswi. Menurut hukum Josh siswa yang lebih
sering mempraktekkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali
memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni, selanjutnya
berdasarkan asumsi Hukum Jost belajar dengan kiat 5x3 adalah lebih baik dari pada
3x5 walaupun hasil perkalian dua kiat itu sama. Maksudnya, mempelajari sebuah
materi dengan alokasi waktu 3 jam sehari selama 5 hari akan lebih efektif daripada
mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 5 jam sehari tetapi hanya selama 3
hari. Begitu juga dengan permainan ular tangga GenRe semakin sering dilakukan
maka diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang
Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan NAPZA).
Permainan ular tangga GenRe menggunakan sebuah media dalam bentuk
seperti poster berisi gambar dan dalam tiap gambar berisi pertanyaan-pertanyaan
mengenai Triad KRR. Dengan kata lain dalam permainan dipergunakan bantuan alat

Universitas Sumatera Utara

83

peraga dimana hal ini akan memudahkan dalam menerima informasi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2012) yang menyatakan alat peraga disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima
atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini
dimaksudkan untuk mengerahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek
sehingga mempermudah penerimaan pesan. Penerimaan pesan yang baik akan
memengaruhi perubahan sikap menjadi lebih baik.
Perubahan sikap kearah yang positif/baik akan berdampak pada bagaimana
seseorang akan bertindak. Dengan dilakukannya simulasi permainan ular tangga
GenRe tentang Triad KRR diharapkan akan membuka cara berfikir remaja lebih
objektif. Simulasi permainan ular tangga GenRe akan mengarahkan remaja untuk
mengetahui dengan jelas tentang Triad KRR. Sehingga simulasi permainan ular
tangga GenRe akan cenderung mengajak remaja untuk lebih bersikap positif.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Tidak ada perbedaan pengetahuan tentang Triad KRR (seksualitas, HIV dan
AIDS, NAPZA) sebelum intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok
kasus.
2. Ada perbedaan pengetahuan tentang Triad KRR (seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok kasus.
3. Tidak ada perbedaan sikap tentang Triad KRR (seksualitas, HIV dan AIDS,
NAPZA) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.
4. Terdapat perubahan atau pengaruh simulasi permainan ular tangga GenRe
terhadap pengetahuan dan sikap remaja pada kelompok perlakuan sebelum
dan sesudah intervensi di SMPN 1 Tanjung Morawa.
5. Tidak terdapat pengaruh simulasi permainan ular tangga GenRe terhadap
pengetahuan dan sikap pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah
intervensi di SMPN 1 Tanjung Morawa.

84
Universitas Sumatera Utara

85

6.2 Saran
1. Diharapkan bagi pihak sekolah melalui peran Bimbingan Konseling (BK)
agar dapat lebih mengembangkan program PIK-R dengan simulasi permainan
ular tangga dengan lebih meningkatkan partisipasi pendidik sebaya untuk
lebih giat memberikan informasi kepada remaja tentang TRIAD KRR.
2. Bagi pihak BKKBN Kabupaten Deli Serdang untuk lebih meningkatkan
program-program mengenai triad KRR khususnya mengenai simulasi
permainan ular tangga GenRe dalam hal peningkatan materi bagi pendidik
sebaya dan tambahan alat permainan ular tangga GenRe.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Raksana Medan

16 105 88

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012

0 48 92

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

0 2 10

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

6 29 38

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

1 5 3

Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, Napza) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016

0 1 58

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Homoseksual Terhadap HIV AIDS di Puskesmas Teladan Medan Chapter III VI

0 0 26

148 PENGARUH SIMULASI PERMAINAN ULAR TANGGA GenRe TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG TRIAD KRR (SEKSUALITAS, HIV DAN AIDS, NAPZA) DI SMPN 1 TANJUNG MORAWA TAHUN 2016 Niasty Lasmy Zaen1 , Asfriyati2 , Tukiman2

0 2 10