Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

28

BAB II
PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.39 TAHUN 2009 DAN
PERATURAN PELAKSANANYA

A.

Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia
Lahirnya KEK pada mulanya diawali oleh pertumbuhan atau lahirnya

kawasan-kawasan industri yang memang telah ada sejak pertengahan abad ke-19.
Salah satu hal yang memicu perkembangan KEK di dunia yaitu globalisasi
ekonomi yang diiringi dengan masuknya Investasi khususnya dari negara maju ke
negara berkembang seperti Taiwan, China (Tiongkok). Konsep KEK pertama
sekali mulai terkenal di Asia khususnya kawasan China (Tiongkok) pada era
tahun 1980-an. Sedangkan di Indonesia konsep KEK baru diperkenalkan sejak
dikeluarkannya UUPM, namun belum spesifik dan merinci pengaturannya22.
Lahirnya istilah KEK di Indonesia seiring dengan lahirnya UUPM telah
menyebutkan KEK pada Bab XIV Pasal 31 yang berbunyi “Untuk mempercepat

pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi
pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan
suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan KEK”. KEK sebenarnya telah
digulirkan jauh sebelum adanyaUUPM, hal ini dapat dilihat dari penandatangan
kerja sama antar Indonesia dengan Singapura terkait pembentukan Special
Economic Zone.

KEK ini pada dasarnya dikembangkan dengan tujuan peningkatan
kegiatan Investasi dengan mengkhususkan sebuah wilayah dengan potensial serta
22

Sejarah,defenisi,Keuntungan,danKelemahanKEK,https://joubertbmaramis.blogspot.com
(diakses pada 03 Desember 2015)

Universitas Sumatera Utara

29

memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis guna kegiatan Industri yang
tentunya punya daya saing internasional dan nilai ekonomi.

1.

Pengertian Kawasan Ekonomi Khusus
Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan sedikit mengenai konsep

serta latar belakang munculnya istilah KEK di Indonesia. Namun untuk lebih
memahami pengertian dari KEK tersebut maka akan dijelaskan mengenai
pengertian dari KEK di Indonesia.
Menurut Kementerian Perindustrian pengertian KEK ialah kawasan
industri yang diberikan fasilitas kemudahan dan insentif serta infrastruktur yang
memadai.23 Pada dasarnya KEK dan Kawasan Industri ialah hal yang sama, yaitu
berisi sekumpulan perusahaan yang relatif sejenis. Sehingga dalam konteks ini
KEK tidak berbeda dengan

kawasan industri tradisional, kawasan berikat,

kawasan ekonomi terpadu, kawasan industri estate, free economic zones, dan free
trade zones.

Kawasan industri didefinisikan sebagai pembangunan sarana baru yang

diperuntukkan untuk industri tertentu (sesuai dengan keunggulan daerah) yang
mampu menyediakan infrastruktur untuk membantu pengembangan operasional
dan industri serta fasilitas pendukung yang berperan mendorong perkembangan
indutri tersebut24.
Perlakuan khusus tersebut diberlakukan di bidang kepabeaan (custom and
excise), perpajakan, perizinan (licensing one stop service), keimigrasian serta

ketenagakerjaan. Perlakuan khusus ini juga berbeda terhadap wilayah lain yang
tidak termasuk dalam zona KEK. Sedangkan menurut UU KEK pengertian KEK
23
24

Ibid
Ibid

Universitas Sumatera Utara

30

ialah kawasan dengan batas tertentu yang dalam wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

yang

ditetapkan

untuk

menyelenggarakan

fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.25 Menurut Joubert B. Maramis,
KEK diartikan sebagai sebuah kawasan industri khusus, dikatakan aspek khusus
karena KEK pada hal ini diberikan berbagai fasilitas kemudahan, insentif, dan
infrastruktur yang lebih lengkap26.
Berdasarkan definisi di atas dapat diuraikan bahwa pengertian KEK secara
umum ialah kawasan yang khusus dibentuk untuk menjalankan fungsi

perekonomian serta diberikan kemudahan dan perlakuan khusus terhadap wilayah
yang ada dalam kategori KEK, yang dibentuk dalam rangka mempercepat
pencapaian pembangunan ekonomi nasional melalui kegiatan penanaman modal
yang dikombinasikan melalui geoekonomis dan geostrategis yang baik dan dapat
memberikan dampak positif dalam hal keberlanjutan eksistensi KEK di masa yang
akan datang.
Berdasarkan uraian di atas maka, dapat ditarik beberapa unsur-unsur
terkait KEK yaitu;
a.

Kawasan yang dibentuk secara khusus untuk kegiatan investasi;

b.

Mempunyai batasan yang jelas;

c.

Diperuntukan untuk penyelenggaraan fungsi perekonomian;


d.

Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai dalam kegiatan
penanaman modal.

2.

Tujuan dan manfaat pembentukan kawasan ekonomi khusus
25

Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, L.N. No. 147 Tahun 2009, T.L.N. No. 5066
26
https://joubertbmaramis.blogspot.com/, (diakses pada 03 Desember 2015)

Universitas Sumatera Utara

31

Secara umum terdapat enam hal yang menjadi tujuan dalam pembentukan

KEK di Indonesia yaitu ;
a.

Peningkatan investasi
Melalui KEK jumlah investasi akan meningkat dan sejalan dengan hal
tersebut pembangunan di wilayah Indonesia akan meningkat.

b.

Penyerapan tenaga kerja
Melalui KEK maka jumlah tenaga kerja yang ada di Indonesia akan
terserap melalui perusahaan yang didirikan untuk melakukan kegiatan
investasi tersebut.

c.

Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor
Dengan meningkatknya jumlah atau total investasi di Indonesia maka
secara langsung jumlah devisa sebagai peningkatan ekspor akan
menjadi sumber penerimaan negara dalam jumlah besar yang akan

memberikan keuntungan bagi negara penerima modal.

d.

Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor
Dampak positif yang akan dirasakan melalui pembentukan KEK ialah
meningkatnya

keunggulan

kompetitif

produk

ekspor

melalui

pemakaian produk hasil industri dalam kegiatan investasi.
e.


Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan, modal
bagi peningkatan investasi.
Melalui pembentukan KEK maka secara langsung sumber daya lokal
juga akan mengalami peningkatan yang meliputi sumber bahan baku
yang dekat dan mudah untuk dijangkau serta adanya pelayanan yang
baik bagi investor.

Universitas Sumatera Utara

32

f.

Mendorong terjadinya peningkatan kualitas sumber daya alam (SDA)
melalui transfer teknologi 27
Manfaat dari pembentukan KEK yang dapat dirasakan ialah transfer
teknologi yang berakibat pada pertukaran informasi yang cepat bagi
invstor dan negara penerima modal yang dengan mudah untuk
mempersiapkan wilayah yang punya potensi khusus untuk dijadikan

KEK, serta

permintaan pasar internasional yang saat ini sedang

dibutuhkan oleh masyarakat internasional dalam investasi.
Sedangkan manfaat dari pembentukan KEK yaitu ;
a.

Memberikan peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan
kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan
industri, eksport, import, dan kegiatan ekonomi yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi

b.

Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan
internasional.

c.


Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan, dan investasi
(penanaman modal).28

Adapun fungsi dari pembentukan KEK menurut UU KEK telah dijelaskan
dalam Bab II Pasal 2 bagian kesatu mengenai fungsi yaitu “ KEK dikembangkan
melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategis dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor,
” masalah seputar KEK” www.hukumonline.com ,(diakses pada 11 Desember 2015)
Budi Santoso, Tinjauan Dan Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap Kebijakan
Pemerintah Dalam Mendukung Pengembangan KEK Diskusi Internal dengan tim peneliti P3DI,
Jakarta, 04 April 2008.
27

28

Universitas Sumatera Utara

33

dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing
internasional.29
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembentukan KEK di
Indonesia dibentuk dengan pengaturan yang cukup berdasarkan UU KEK telah
membuktikan keseriusan komitmen pemerintah dalam proses pembentukan KEK
di Indonesia.
3.

Persyaratan Kawasan Ekonomi Khusus
Berdasarkan Pasal 4 UU KEK dijelaskan bahwa lokasi yang diusulkan untuk

pembentukan kawasan ekonomi khusus untuk memenuhi kriteria atau persyaratan
berupa30 :
a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi
menggangu kawasan lindung.
Hal ini berarti bahwa sebuah kawasan yang akan dijadikan KEK haruslah
dibentuk sesuai dengan rencana strategis yang telah ditentukan oleh
departemen terkait kawasan lindung, kawasan lindung disini berarti
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan, syarat ini dibuat guna melindungi kelestarian hutan dan mencegah
terjadinya

tindakan

yang

menyalahi

hukum

terhadap

kesehatan

lingkungan.
b. Pemerintah provinsi / kabupaten / kota yang bersangkutan mendukung
KEK.
29
30

Pasal 2, Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2009
Ibid., Pasal 4

Universitas Sumatera Utara

34

Maksudnya ialah dalam rangka pembentukan sebuah kawasan yang
diperuntukan untuk ekonomi khusus perlu adanya dukungan dari
pemerintah provinsi/kabupaten/kota berupa upaya pengusulan daerah
potensial yang disampaikan melalui dewan kawasan di tingkat
provinsi/kabupaten/kota yang akan disampaikan pada pemerintah untuk
mendapat persetujuan dengan tambahan telah memenuhi kelayakan untuk
dijadikan lokasi pembentukan KEK.
c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional
atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak
pada wilayah potensi sumber daya unggulan.
Sebuah KEK yang akan dibentuk tentulah harus memenuhi kriteria diatas
karena tidak akan mungkin investor akan menanamakan modalnya di
kawasan tersebut apabila tidak ada keuntungan serta fasilitas yang
memadai di wilayah (kawasan) tersebut, karena secara otomatis
keuntungan yang diharapkan akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh
infrastruktur yang memadai.
d. Mempunyai batas yang jelas.
Batas yang jelas disini ialah batas alam (sungai atau laut) atau batas buatan
(pagar atau tembok) yang dimaksudkan dalam pembuatan batas ini
ditujukan untuk memberikan kejelasan pada wilayah yang akan dijadikan
sumber ekonomi potensial untuk menjalankan kegiatan penanaman modal,
agar tidak terjadi kesalah pahaman dikemudian hari yang menyalahi
hukum yang berlaku dalam batas wilayah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

35

Keempat syarat di atas dijadikan pedoman atau syarat dalam membentuk
sebuah KEK untuk daerah potensial guna memberikan manfaat yang dapat
dirasakan bagi investor maupun pemerintah dalam perkembangan ekonomi negara
tersebut.
4.

Zona ( Pembagian ) dalam Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut Pasal 3 UU KEK disebutkan bahwa KEK terdiri atas beberapa

zonasi yaitu ;
a. Zona Pengolahan Ekspor
Yang dimaksud dengan zona ini ialah area yang diperuntukkan bagi
kegiatan logistik dan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor.
b. Zona Logistik
Yang dimaksud
penyimpanan,

zona ini ialah area yang diperuntukan bagi kegiatan
perakitan,

penyortiran,

pengepakan,

pendistribusian,

perbaikan, dan perkondisian permesinan dari dalam negeri dan dari luar
negeri.
c. Zona Industri
Yang dimaksud ini ialah area yang diperuntukkan bagi kegiatan industri
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/ atau
barang jadi, serta agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri yang produksinya untuk ekspor dan/ atau untuk dalam negeri.

Universitas Sumatera Utara

36

d. Zona Pengembangan Teknologi
Adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang
bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak,
serta jasa di bidang teknologi informasi.
e. Zona Pariwisata
Adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk
mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, perjalanan
intensif dan pameran, serta kegiatan yang terkait.
f. Zona Energi
Adalah area yang diperuntukkan antara lain untuk kegiatan pengembangan
energi alternatif, energi terbarukan, teknologi hemat energi, dan
pengolahan energi primer.
g. Zona Ekonomi Lain
Antar lain dapat berupa Zona Industri Kreatif dan Zona Olahraga.
Zona atau pembagian terkait pembentukan KEK ini dimaksudkan untuk
membedakan jenis kegiatan yang akan dilangsungkan sesuai kebutuhan serta hasil
sumber daya alam dan sumber bahan baku yang dekat dengan lokasi kegiatan.
Dengan adanya zonasi ini maka setiap kegiatan investasi di masing-masing zona
juga telah disesuaikan dengan sumber potensial yang dihasilkan oleh wilayah
tersebut sehingga lebih mempermudah jalannya kegiatan penanaman modal.

B. Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia
Sesuai dengan penjelasan pada bagian awal, telah dijelaskan bahwa
konsep pembentukan KEK ialah dengan pengembangan sebuah wilayah dengan

Universitas Sumatera Utara

37

sumber daya potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
pemasukan ekonomi sebuah negara.
Konsistensi pemerintah terhadap pembentukan

KEK ini juga telah

dibuktikan dengan dikeluarkan atau disahkannya Undang-Undang terkait KEK
yaitu UU KEK, Undang-undang tersebut masih membutuhkan peraturan
pelaksana.
Hal terhadap pembentukan Peraturan Pemerintah terkait KEK itu telah
ditegaskan dan di amanahkan dalam beberapa pasal dalam UU KEK yaitu :
1.

Pasal 7 ayat (4)
Pembentukan KEK ditetapkan dengan peraturan pemerintah

2.

Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan kawasan diatur dalam
peraturan pemerintah

3.

Pasal 12 ayat (6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diatur dengan peraturan pemerintah

4.

Pasal 25 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah

5.

Pasal 30 ayat (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal (2) dan (3) diatur dengan peraturan pemerintah

Universitas Sumatera Utara

38

6.

Pasal 32 ayat (4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), (2), dan (3) diatur dengan peraturan pemerintah
Guna

menindaklanjuti

pasal-pasal

tersebut

maka

pemerintah

mengeluarkan PP No.2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan KEK, namun
seiring perkembangan kemajuan dan teknologi dan dirasa perlu untuk dirubah
(revisi) maka pemerintah melakukan perubahan terhadap beberapa pasal disertai
dengan penambahan terkait penyelenggaraan KEK dalam PP Penyelenggaraan
KEK.
Peraturan pemerintah yang dikeluarkan oleh pemerintah diatas adalah
sebuah bentuk lanjutan terhadap Undang-undang terdahulu yang telah disahkan
guna penyelenggaraan dalam pembentukan serta pengelolaan kawasan ekonomi
khusus yang akan dibentuk din dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dalam peraturan pemerintah ini pula semakin jelas mengenai proses
penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus serta lingkup penyelenggaraannya.
1.

Ruang Lingkup Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Berdasarkan Pasal 2 PP No.2 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan KEK

disebutkan bahwa penyelenggaraan KEK meliputi 31 ;
a. Pengusulan kawasan ekonomi khusus.
b. Penetapan kawasan ekonomi khusus.
c. Pembangunan kawasan ekonomi khusus.
d. Pengelolaan kawasan ekonomi khusus.
e. Evaluasi pengelolaan kawasan ekonomi khusus.
31

Pasal 2, Peraturan Pemerintah Republi Indonesia No. 2 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, L.N. No. 2 Tahun 2011

Universitas Sumatera Utara

39

Untuk lebih memahami mengenai ruang lingkup penyelenggaraan KEK ini
maka akan dijelaskan bagian-bagian dari lingkup peneyelenggaraannya.
a. Pengusulan kawasan ekonomi khusus
Pembentukan KEK dapat diusulkan oleh pihak-pihak seperti :
1) Badan usaha.
2) Pemerintah Kabupaten/Provinsi.
3) Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementrian.
Pihak diatas dapat mengusulkan program pembentukan KEK
tentunya dengan melengkapai syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi
dalam pembentukan KEK. Usulan tersebut tentunya harus mendapat
persetujuan dari pimpinan badan usaha yang akan menanamkan modalnya,
tandatangan gubernur atau pemerintah provinsi.
Usulan pembentukan KEK yang diajukan oleh pihak yang telah
disebutkan diatas harus menyertakan beberapa dokumen pendukung selain
izin dari pemerintah atau badan usah yang bersangkutan berupa32
a) surat kuasa otorisasi, jika pengusul merupakan konsorsium;
b) akta pendirian badan usaha;
c) profil keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang sudah diaudit, atau
dalam hal perusahaan baru maka profil keuangan 3 (tiga) tahun
terakhir dari para pemegang saham yang sudah diaudit kecuali
untuk Badan Usaha Milik Daerah;
d) persetujuan dari pemerintah kabupaten / kota terkait dengan lokasi
KEK yang diusulkan;
32

Ibid, Pasal 12

Universitas Sumatera Utara

40

e) surat pernyataan mengenai kepemilikan nilai ekuitas paling sedikit
30% (tiga puluh per seratus) dari nilai investasi KEK yang
diusulkan;
f) deskripsi rencana pengembangan KEK yang diusulkan, paling
sedikit memuat rencana pembiayaan dan jadual pembangunan
KEK;
g) peta detail lokasi pengembangan serta luas area KEK yang
diusulkan;
h) rencana peruntukan ruang pada lokasi KEK yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi;
i) studi kelayakan ekonomi dan finansial;
j) analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
k) usulan jangka waktu beroperasinya KEK dan rencana strategis
pengembangan KEK;
l) izin lokasi;
m) rekomendasi dari otoritas pengelola infrastruktur pendukung dalam
hal untuk pengoperasian KEK memerlukan dukungan infrastruktur
lainnya;
n) pernyataan

kesanggupan

melaksanakan

pembangunan

dan

pengolahan KEK.
Setelah memenuhi atau melengkapi dokumen pendukung terkait
pengembangan KEK maka pengusul dapat langsung menyerahkan
dokumen tersebut pada dewan nasional yang selanjutnya akan diolah

Universitas Sumatera Utara

41

untuk diperiksa (verifikasi) kelengkapan dokumen tersebut. Dokumen
yang telah dilengkapi oleh pengusul selanjutnya akan diserahkan pada
dewan nasional sebagai lembaga terkait dalam pengelolaan KEK.
b. Penetapan kawasan ekonomi khusus
Proses penetapan dalam sebuah KEK seperti yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya bahwa pengusul harus memenuhi syarat
tambahan selain izin dari pemerintah terkait pembangunan KEK, syarat
tambahannya adalah berupa dokumen yang harus dilengkapi dan
kemudian diserahkan pada dewan nasional untuk dilakukan verifikasi atau
pemeriksaan dokumen tersebut.33
Proses verifikasi ini ditandai dengan pemeriksaan dokumen yang
telah disertakan oleh pengurus yang selanjutnya akan dikaji lebih rinci
oleh Dewan Kawasan selama paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak
penyerahan dokumen pelengkap tersebut. Kajian yang dilakukan oleh
Dewan Nasional juga meliputi bebeapa kajian yang diantaranya kajian
terhadap pemenuhan kriteria lokasi KEK, kebenaran dan kelayakan isi
dokumen yang dipersyaratkan.
Setelah melakukan pengkajian terhadap dokumen tersebut maka
Dewan Nasional akan mengumumkan apakah akan menerima atau
menolak usulan pembentukan KEK tersebut, jika dewan nasional
menerima usulan tersebut maka dewan nasional merekomendasikan
pembentukan KEK kepada presiden yang disertai dengan rancangan
peraturan pemerintah tentang penetapan lokasi KEK untuk ditetapkan
33

Ibid., Pasal 27

Universitas Sumatera Utara

42

sebagai peraturan perundang-undangan, namun jika dewan nasional
menolak usulan pembentukan KEK maka dewan nasional akan
menyertakan alasan yang jelas terkait penolakan tersebut kepada pengusul
secara tertulis melalui surat resmi yang dikeluarkan oleh dewan nasional.
KEK yang telah disetujui penetapannya oleh presiden harus segera
dibangun/beroperasi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak
ditetapkan oleh presiden.
c. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
Adapaun kegiatan dalam pembangunan KEK ini menurut pasal 30
PP No.2 Tahun 2011 yaitu meliputi pembebasan tanah untuk lokasi KEK
dan pelaksanaan pembangunan fisik KEK.34 Kegiatan pembangunan KEK
dilakukan badan usaha sesuai dengan isi Pasal 10 ayat (1)35 UU KEK, dan
didukung Pasal 33 yang menyebutkan pelaksananaan pembangunan KEK
dilakukan oleh Badan Usaha yang terdiri dari BUMN, BUMD, koperasi,
swasta, maupun patungan.36
Pembebasan tanah dalam hal ini ialah pelepasan hak atas tanah
yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak pengusul yang akan
mengembangkan KEK, sedangkan pelaksanaan pembangunan fisik ialah
pembangunan KEK yang meliputi pembangunan infrastruktur guna
pelaksanaan kegiatan investasi. Kegiatan pembangunan KEK ini dibiayai
oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah, badan usaha,

34

Ibid., Pasal 30
Pasal 10 ayat (1), Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2009
36
Pasal 33, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.2 Tahun 2011

35

Universitas Sumatera Utara

43

kerjasama pemerintah dengan badan usaha, dan atau sumber lain yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Pengelolaan kawasan ekonomi khusus
Pengelolaan KEK dilakukan oleh Administrator dan Badan Usaha
yang melakukan pengelolaan sekaligus melakukan pengawasan terkait
jalannya proses pembangunan fisik kawasan ekonomi khusus di suatu
wilayah yang telah mendapat izin dari presiden.37
Administrator, dalam hal pengelolaan melaksanakan tugasnya
yaitu berupa memberikan izin usaha dan izin lain yang diperlukan bagi
pelaku usaha untk mendirikan/ menjalankan, dan mengembangkan
usahanya

di

KEK,

melakukan

pengawasan

dan

pengendalian

operasionalisasi KEK yang dilakukan oleh badan usaha pengelola KEK,
serta menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala dan
insidental kepada dewan kawasan.
Administrator dalam hal pengawasan juga berwenang untuk
mengarahkan kepala badan usaha pengelola KEK untuk perbaikan
operasionalisasi

KEK,

dan

memberikan

teguran

apabila

terjadi

penyimpangan yang dilakukan oleh badan usaha pengelola KEK dalam hal
pengoperasian KEK. Dengan adanya Administrator kegiatan pengelolaan
maupun pengawasan terhadap pengembangan KEK dapat berjalan dengan
baik serta mempercepat kegiatan investasi (penanaman modal) yang akan
berlangsung di Indonesia.
37

Ibid., Pasal 42

Universitas Sumatera Utara

44

Selanjutnya pengelolaan KEK oleh badan usaha yaitu diantaranya
Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Badan Usaha Koperasi/Swasta, dan
Badan Usaha Patungan antara Pemerintah Provinsi dan Koperasi atau
Swasta, badan usaha ini menjalankan tugas dan wewenangnya dalam
pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian yang dibuat guna memperkuat
tanggung jawab dari pihak pengelola itu sendiri atas pengelolaan KEK.
Pemerintah dalam hal pengembangan dan pengelolaan KEK
pemerintah juga akan meyelenggarakan kegiatan yang menjadi sebuah
keuntungan (benefit) bagi para investor yaitu berupa Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) yang akan diperuntukkan bagi pengelola / investor yang
akan menanamkan modalnya di Idonesia untuk membangun sebuah KEK.
e. Evaluasi pengelolaan kawasan ekonomi khusus
Evaluasi pengelolaan KEK telah diatur lebih rinci pada PP No.2
Tahun 2011 pada Bab VI Pasal 50-53 dengan ketentuan yang hampir sama
dengan pengelolaan KEK, namun pada bagian evaluasi ini pihak
Administrator dan Badan Usaha berhak mencabut izin pengelolaan KEK
yang telah ada sebelumnya yang didapatkan oleh pihak pengelola atau
investor apabila pihak pengelola terbukti melanggar ketentuan yang
berlaku dalam peraturan pemerintah tersebut.38
Pihak Administrator akan melakukan penilaian terhadap kinerja
pengelola KEK jika telah sesuai dengan perjanjian atau aturan yang telah
disepakati maka pihak Administrator tidak akan melakukan pencabutan
izin usaha terhadap pengelola KEK. Dalam hal pemutusan perjanjian
38

Ibid, Pasal 50

Universitas Sumatera Utara

45

dilakukan oleh dewan nasional kepada dewan kawasan yang dilakukan
apabila pihak pengelola tidak memenuhi standard kinerja pelayanan,
dinyatakan pailit, melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin usaha,
dan mengajukan permohonan pemberhentian sebagai

badan usaha

pengelola KEK.
Selanjutnya

rekomendasi

pencabutan

izin

penetapan

KEK

disampaikan dewan nasional kepada presiden apabila dalam pengoperasian
terjadi hal-hal seperti

tidak dilakukannya perbaikan kinerja, terjadi

dampak negatif skala luas terhadap lingkungan di sekitarnya, dan terjadi
pelanggaran hukum di KEK.
2.

Kelembagaan dalam kawasan ekonomi khusus
Penyelenggaraan dan pembentukan sebuah KEK diperlukan lembaga guna

membantu atau melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan KEK. Hal
ini penting karena peran dan kedudukan lembaga dalam penyelenggaraan KEK ini
secara langsung menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya penyelenggaraan
sebuah KEK di Indonesia.
Kelembagaan ini sendiri akan berperan sebagai pihak yang mengelola dan
mengawasi berlangsungnya kegiatan penanaman modal pada KEK tersebut,
sehingga terciptanya iklim investasi yang kondusif baik bagi para investor
maupun bagi kepentingan nasional. Dalam PP No. 2 Tahun 2011 telah diuraikan
tentang kelembagaan dalam KEK yang diantaranya meliputi Dewan Nasional,
Dewan Kawasan, dan Administrator yang masing-masing mempunyai peran dan
kedudukan dalam menjalankan tugasnya.39
39

Pasal 14, Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2009, Op.Cit

Universitas Sumatera Utara

46

Dewan Nasional ialah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untuk
menyelenggarakan KEK, yang terdiri atas menteri dan kepala lembaga pemerintah
non-kementerian. Dewan nasional dibentuk dan bertanggungjawab kepada
presiden.40 Dewan nasional juga diketuai oleh menteri yang menangani urusan
pemerintahan di bidang perekonomian. dalam penyelenggaraan KEK Dewan
Nasional mempunyai tugas yaitu :41
a. menyusun rencana induk nasional KEK;
b. menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untuk mempercepat
pembentukan dan pengembangan KEK;
c. menetapkan standart infrastruktur dan pelayanan minimal;
d. melakukan pengkajian atau usulan suatu wilayah untuk dijadikan KEK;
e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;
f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pembangunan di wilayah yang
potensinya belum berkembang;
g. menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan, pengelolaan,
dan pengembangan KEK dan;
h. memantau

dan

mengevaluasi

keberlangsungan

KEK

serta

merekomendasikan tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden, termasuk
mengusulkan pencabutan status KEK.;
Dewan Kawasan ialah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untuk
membantu dewan nasional dalam menyelenggarakan KEK, yang beranggotakan
wakil pemerintah dan pemerintah daerah.42
40

Ibid, Pasal 16
Ibid, Pasal 17
42
Ibid, Pasal 20
41

Universitas Sumatera Utara

47

Dewan Kawasan diusulkan oleh Dewan Nasional kepada Presiden dimana
Dewan

Kawasan

bertanggung

jawab

pada

Dewan

Nasional,

dalam

penyelenggaraaan KEK Dewan Kawasasn mempunyai tugas yaitu :43
a.

melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Dewan
Nasional untuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayah
kerjanya;

b.

membentuk Administrator KEK di setiap KEK;

c.

mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas Administrator kawasan ekonomi khusus dalam
penyelenggaraan

sistem

pelayanan

terpadu

satu

pintu

dan

operasionalisasi KEK;
d.

menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e.

menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional
setiap akhir tahun, dan;

f.

menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahan
strategis kepada Dewan Nasional.

Administrator ialah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuk
setiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelnggaraan KEK.
Administrator terdiri dari badan usaha dalam pengelolaan KEK,44 dalam
pengelolaan KEK Administrator mempunyai tugas yaitu : 45
43

Ibid, Pasal 21
Pasal 42, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.2 Tahun 2011
45
Ibid., Pasal 23
44

Universitas Sumatera Utara

48

a.

melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukan
Bagi

pelaku

usaha

yang

mendirikan,

menjalankan,

dan

mengembangkan usaha di KEK;
b.

melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK;

c.

menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secar berkala dan
insidental kepada Dewan Kawasan.

C. Prosedur (Tata Cara) Pengadaan Badan Usaha Pembangunan dan
Pengelolaan Kawasan Ekonomi khusus
Diketahui dalam PP No.2 Tahun 2011 telah diketahui bahwa esensi dari
Peraturan tersebut ialah lingkup penyelenggaraan KEK, namun seiring dengan
perkembangan kemajuan dan teknologi ada beberapa pasal yang harus diubah
karena sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi yang ada, untuk itu Pemerintah
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk melengkapi peraturan yang telah ada
sebelumnya yaitu menjadi PP No.100 Tahun 2012.
Ketentuan mengenai tata cara pengadaan badan usaha pembangunan dan
pengelolaan KEK tetap berlaku apabila diusulkan oleh badan usaha bukan
pemerintah (swasta), sesuai dengan Pasal 26 ayat (2) dimana badan usaha dalam
penyelenggaraan KEK dapat berupa BUMN, BUMD, koperasi, swasta, maupun
patungan. Hal ini juga berarti bahwa apabila pengusul berasal dari pihak swasta
dan ditetapkan sebagai badan pengelola dimana lokasi KEK semula berasal dari
tanah pribadi milik pihak swasta tersebut.
Pengusulan dalam Pasal 34 (A) juga telah ditegaskan dilakukan oleh badan
usaha sesuai ketentuan Pasal 26 ayat (2) harus dilaksanakan secara transparan dan

Universitas Sumatera Utara

49

terbuka, ini berarti tata cara pengadaan badan usaha pengelolaan dan
pengembangan KEK oleh pihak swasta tetap mengikuti peraturan sesuai
ketentuan PP Penyelenggara KEK.46
Dijelaskan pula dalam PP Penyelenggara KEK juga dijelaskan mengenai
tata cara pengadaan badan usaha pembangunan dan pengelolaan KEK yaitu
meliputi Perencanaan Pengadaan dan Pelaksanaan Pengadaan. Berikut uraian
singkat mengenai prosedur (tata cara) pengadaan badan usaha pembangunan dan
pengelolaan KEK.47
1.

Perencanaan pengadaan
a. menteri/lembaga pemerintahan non kementerian membentuk panitia
pengadaan;
b. anggota pengadaan harus memahami beberapa unsur seperti tata cara
pekerjaan, substansi pekerjaan, hukum perjanjian, aspek teknis, dan aspek
keuangan;
c. menyusun jadual pelaksanaan dengan alokasi waktu yang cukup untuk
semua tahapan proses pengadaan;
d. perkiraan biaya investasi dengan cermat;
e. membuat dokumen pelelangan umum yang memuat diantaranya; undangan
kepada para peserta lelang, instruksi kepada peserta lelang yang memuat
syarat umum (seperti lingkup kerja dan prosedur pembukaan penawaran
lelang), rancangan perjanjian kerjasama, spesifikasi teknis dan gambar,
bentuk surat penawaran, bentuk kerjasama, bentuk surat jaminan
46

Pasal 34 (A), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.100 Tahun 2012
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 100 Tahun 2012, Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan KEK, Bagian Lampiran.
47

Universitas Sumatera Utara

50

penawaran, bentuk surat jaminan pelaksanaan, dan metode penyampaian
dokumen penawaran.
2.

Pelaksanaan pengadaan
a. Pengumuman dan pendaftaran peserta
Panitia pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya
pelelangan umum, kemudian membuat pengumuman terkait pelelangan
yang memuat keterangan umum pihak investor,agar pengumuman dapat
sesuai dengan sasaran secara luas dan efisien serta sesuai dengan
jangkauan masyarakat, maka pengumuman lelang harus menggunakan
surat kabar dan srana elektronik lainnya yang mempunyai jangkauan
masyarakat nasional/ internasional.
b. Prakualifikasi
Mencakup penilaian terhadap perizinan badan usaha, kewenangan
menandatanagni kontrak secara hukum, status badan usaha dalam artian
tidak dinyatakan pailit atatu tidak sedang menjalani sanksi pidana,
pengalaman dalam proyek kerjasama sejenis, kemampuan menyediakan
fasilitas dan peralatan serta personil, laporan keuangan yang telah diaudit 3
(tiga) tahun terakhir, surat dukungan keuangan dari bank, ketersediaan
peralatan khusus untuk pekerjaan khusus/tertentu.
c. Tata cara prakualifikasi
Pengumuman prakualifikasi untuk pelelangan umum, pendaftaran dan
pengambilalihan dokumen prakualifikasi, penyampaian oleh peserta
lelang, evaluasi dan klasifikasi dokumen prakualifikasi, penetapan daftar
peserta lelang yang lulus prakualifikasi oleh panitia pengadaan,

Universitas Sumatera Utara

51

pengumuman hasil prakualifikasi, pengajuan keberatan oleh peserta lelang
kepada menteri, penelitian dan tindak lanjut atas sanggahan terhadap hasil
prakualifikasi, evaluasi ulang oleh panitian pengadaan apabila sanggahan
terbukti benar, pengumuman dan prakualifikasi ulang dengan mengundang
peserta lelang yang baru.
d. Penyusunan daftar peserta, penyampaian undangan, dan pengambilalihan
dokumen pelelangan umum.
e. Penjelasan lelang
Penjelasan lelang dilakukan di tempat dan waktu yang ditentukan oleh
panitia pengadaan lelang, jika peserta tidak hadir pada penjelasan lelang
maka peserta dinyatakan gugur, panitia pelelangan juga dapat melakukan
penjelasan ulang dengan melakukan peninjauan lapangan, apabila dalam
BAP terdapat ketentuan baru atas perubahan yang terjadi harus dituangkan
dalam dokumen pelelangan umum.
f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran
Metode penyampaian dilakukan dengan menggunakan metode sampul
yang berisi dokumen penawaran administrasi, teknis, dan finansial yang
disampaikan kepada panitia pengadaan.
g. Evaluasi penawaran dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur
dalam dokumen pelelangan
h. Pembuatan berita acara hasil pelelangan
Memuat kesimpulan dari hasil evaluasi yang dituangkan dalam berita hasil
acara pelelangan yang bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak,

Universitas Sumatera Utara

52

pelelangan ulang dilakukan setelah menteri/lembaga pemerintah non
kementerian mengadakan evaluasi terhadap doumen pelelangan.
i. Penetapan pemenang lelang
j. Penetapan penawar tunggal
k. Pengumuman pemenang lelang atau penawar tunggal yang diberitahukan
paling lama 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya surat penetapan
pemenang lelang atau penawar tunggal dari menteri/lembaga pemerintah
non kementerian.
l. Sanggahan peserta lelang
Sanggahan disampaikan oleh peserta lelang kepada menteri/kepala
lembaga pemerintahan non kementerian yang disampaikan baik secara
sendiri-sendiri (individu) maupun secara bersama-sama.
m. Penerbitan surat penetapan pemenang lelang
Menteri/kepala lembaga pemerintahan non departemen menerbitkan surat
penetapan pemenang lelang sebagai pelaksana proyek kerjasama dengan
ketentuan tidak adanya bantahan dari pihak peserta lelang, surat penetapan
pemenang lelang harus dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman pemenang lelang, dan salah satu tembusan dari surat
penetapan pemenang lelang harus disampaikan paling kurang kepada unit
pengawas internal.
n. Penerbitan surat penetapan penawar tunggal
Menteri/kepala lembaga pemerintahan non kementerian menerbitkan surat
penetapan penawar tunggal sebagai pelksana proyek kerjasama yang harus
dibuat paling lama 5 (lima) hari setelah pengumuman penetapan penawar

Universitas Sumatera Utara

53

tunggal dan segera disampaikan kepada penawar tunggal, dan memberikan
surat tembusan kepada unit pengawas internal.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan penyelenggaraan
KEK berdasarkan UU KEK beserta peraturannya hanya dapat dicapai apabila
unsur-unsur dalam penyelenggaraan KEK telah terpenuhi yaitu48:
1.

ada kesanggupan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan
melaksanakan penyelenggaraan KEK;

2.

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, ditetapkan sebagai kawasan
budidaya berpotensi mengganggu kawasan hutan lindung;

3.

terletak pada posisi yang strategis yaitu dekat dengan jalur perdagangan
internasional, jalur pelayaran internasional, atau pada wilayah yang memiliki
sumber daya unggulan;

4.

telah tersedia dukungan dari masyarakat setempat;

5.

tersedia lahan yang cukup untuk kegiatan investasi;

6.

memiliki batasan yang jelas
Setelah unsur-unsur tersebut telah terpenuhi, maka setiap wilayah yang

diusulkan

menjadi

KEK

akan

mengikuti

tahapan/proses

guna

legalisasi/pengesahan wilayah tersebut menjadi sebuah KEK. Melalui pemahaman
yang komperhensif terhadap berbagai tahapan dalam penyelenggaraan KEK,
ditambah dengan pemahaman dalam konteks daya saing, iklim investasi, dan
penyelenggaraan KEK, maka diharapkan dapat dirumuskan berbagai kebijakan
yang komperhensif, konsisten, dan proporsional dalam upaya mendongkrak
48

Pasal 4, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009

Universitas Sumatera Utara

54

investasi langsung di Indonesia. Diharapkan ke depan, investasi langsung melalui
KEK dapat berfungsi sebagai lokomotif bagi pembangunan nasional Indonesia.49
Dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan KEK di Indonesia dilakukan
secara terorganisir dan sistemik dimana dalam pembentukan KEK ini pemerintah
membentuk Undang-undang tersendiri untuk KEK dan membentuk Peraturan
Pemerintah untuk penyelenggaraan KEK, hal ini dilakukan untuk membuktikan
keseriusan pemerintah dalam mengembangkan KEK di Indonesia.
Penyelenggaraan KEK ini juga didukung dengan adanya lembaga-lembaga
yang berfungsi untuk menjalankan tugasnya masing-masing dalam KEK, dan
masing-masing lembaga mempunyai peran khusus dalam pembentukan dan
pengembangan KEK yang telah tertulis dalam Undang-undang No.32 Tahun 2009
tentang KEK dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun
2011.
Penyelenggaran KEK di Indonesia tetap memperhatikan kepentingan
berbagai pihak yang ada dalam kegiatan investasi, sehingga melalui pembentukan
undang-undang dan peraturan pemerintah dalam

penyelenggaraan KEK di

Indonesia minat para investor akan meningkat yang didukung dengan
infrastruktur serta kepastian hukum, dan tentunya menjadikan Indonesia sebagai
negara investasi baru yang berdaya saing dan berdaya guna di kancah
Internasional.

49

Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung Di
Indonesia (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,2006), hlm.170.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Aspek Globalisasi Prinsip Akuntabilitas dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

0 36 80

Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

4 52 125

KAJIAN YURIDIS TENTANG PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 4 50

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 8 116

PENETAPAN TANJUNG LESUNG SEBAGAI KAWASAN EKONOMI KHUSUS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

0 5 1

Undang Undang No. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 0 28

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 7

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 1

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 20

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 3