Identifikasi Dermatofita pada Sisir Tukang Pangkas di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dermatofita

dan

nondermatofita

adalah

golongan

jamur

yang


menyebabkan mikosis superfisialis. Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur
yang terutama mengenai lapisan keratin kulit, rambut, dan kuku (Kumala, 2006).
Dermatofita mempunyai sifat keratinofilik dan keratolitik, sehingga
menyebabkan kelainan pada jaringan yang mengandung keratin, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut dan kuku. Infeksi oleh dermatofita dinamakan
dermatofitosis. Hingga kini dikenal sekitar 41 spesies dermatofita, masing-masing
2 spesies

Epidermophyton,

17 spesies

Microsporum,

dan 21

spesies

Epidermophyton (Budimulja, 2011).


Nondermatofita biasanya menyerang kulit yang paling luar. Hal ini
disebabkan karena jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat
mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar
(Boel, 2003). Spesies jamur yang termasuk nondermatofita yang menginfeksi
manusia adalah Malasezia furfur, Clasdoporium werneckii, Piedra hortae dan
Trichosporon beigelii (Budimulja, 2011).

Prevalensi mikosis superfisialis di dunia masih belum pasti, namun
diperkirakan mengenai 20-25% populasi dunia (Havlickova, 2008). Di Indonesia
angka yang tepat berapa sesungguhnya insidensi mikosis superfisialis belum ada.
Data insidensi dermatomikosis tahun 1996, 1997 dan 1998 di berbagai rumah
sakit pendidikan dokter di Indonesia menunjukkan angka persentase terhadap
seluruh kasus dermatosis yang bervariasi mulai dari 2,93 (Semarang) yang
terendah hingga 27,6 (Padang) yang tertinggi (Riani, 2014).
Kasus baru mikosis superfisialis menempati urutan ke-3 setelah dermatitis
dan akne dalam daftar 10 penyakit terbanyak di Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2003-2005 dengan kelompok
umur terbanyak adalah 25-44 tahun (Hidayati et al, 2009).

Universitas Sumatera Utara


2

Gambaran klinis dari mikosis superfisialis pada kulit kepala dan rambut
bergantung pada etiologinya. Infeksi dermatofita dapat menyebabkan tinea kapitis
sedangkan infeksi nondermatofita dapat menyebabkan piedra dan ketombe
(Nenoff, 2014).
Seseorang dapat tertular jamur melalui kontak langsung dengan manusia
dan hewan yang terinfeksi atau membawa jamur patogen, maupun secara tidak
langsung melalui tanaman, kayu yang di hinggapi jamur, barang-barang atau
pakaian, debu, atau air (Nenoff, 2014).
Hasil penelitian pada kolam berenang umum di Iran menunjukan 54,47%
sampel penelitian positif terkontaminasi jamur (Rafiei & Amirrajab, 2010) dan
pada peralatan tukang pangkas di Mubi, Adamawa State-Nigeria ditemukan
adanya Microsporum audouinii dan Candida albicans (David et al, 2010),
mengindikasikan bahwa fasilitas dan sarana umum dapat menjadi sumber
penularan jamur.
Berdasarkan masalah yang telah disebutkan diatas, maka peneliti ingin
melakukan penelitian apakah pada sisir yang digunakan oleh tukang pangkas
terdapat pertumbuhan dermatofita.


1.2.

Rumusan Masalah
Apakah pada sisir yang digunakan tukang pangkas yang berlokasi di

Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru terdapat dermatofita?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi spesies dermatofita yang terdapat pada sisir yang
digunakan tukang pangkas yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Medan Baru.
1.3.2. Tujuan khusus
1.

Untuk mengetahui jumlah spesies dermatofita yang dapat ditemukan

pada sisir yang digunakan tukang pangkas.

2.

Untuk mengetahui lama penggantian sisir oleh tukang pangkas.

Universitas Sumatera Utara

3

3.

Untuk mengetahui bagaimana cara tukang pangkas membersihkan
peralatan kerjanya (khusus sisir).

1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :


1. Manfaat keilmuan
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang dermatofita yang dapat
tumbuh pada sisir tukang pangkas.
2. Manfaat bagi masyarakat
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang ada
atau tidaknya dermatofita yang terdapat pada sisir yang digunakan
tukang pangkas.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menberikan informasi tentang
pentingnya menjaga kebersihan peralatan yang digunakan dalam
bekerja khususnya sisir kepada tukang pangkas.
3. Manfaat bagi peneliti
Sebagai data dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara