Pembangunan Kembali Pasar Padang Bulan (Arsitektur Perilaku)

(1)

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN

( ARSITEKTUR PERILAKU )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

RAMOT

06 0406 004

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN

( ARSITEKTUR PERILAKU )

Oleh :

RAMOT

06 0406 004

Medan, Juni 2011

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. VINKY RAHMAN, MT

NIP. 19660622 1997021001

Pembimbing I

DEVIN DEFRIZA H. ST, MT

(NIP. 19750810 1998021001)

Pembimbing II

R. LISA SURYANI, ST, MT

(NIP. 19770606 2003122003)


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama

: Ramot

NIM

: 06 0406 004

Judul Proyek Tugas Akhir

: Pembangunan Kembali Pasar Padang Bulan

Tema

: Arsitektur Perilaku

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus Melengkapi

3.

Perbaikan Tanpa

Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juni 2011

Ketua Departemen Arsitektur,

Koordinator TKA – 490,

A

B+

B

C+

C

D

E

Ir. N. Vinky Rahman, MT

NIP: 19660622 1997021001

Ir. N. Vinky Rahman, MT

NIP: 19660622 1997021001


(4)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Tugas ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik , khususnya Program Studi Arsitektur. Tugas akhir yang penulis susun ini mengambil judul

Pembangunan Kembali Pasar Padang Bulan dengan tema Arsitektur Perilaku. Hasil tugas akhir ini dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Laporan ini berisi pembahasan mengenai dasar penentuan judul, tema, deskripsi proyek, analisa lokasi dan bengunan, konsep seta hasil perancangan arsitektur dalam bentuk perancangan dan maket. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah selain sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana teknik, laporan ini dibuat untuk menyempurnakan hasil tugas akhir sehingga dapat dibukukan dan bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun orang-orang yang telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini adalah :

1. Kedua orang tua saya (Bpk.T.Hutasoit dan Ibu D.Siburian) dan sudara saya yang tercinta.

2. Bapak Devin Defriza,ST.MT selaku dosen pembimbing pertama dalam tugas akhir saya.

3. Ibu Lisa Suryani,ST.MT selaku dosen pembimbing kedua dalam tugas akhir saya.

4. Teman-teman arsitektur stambuk 2006, yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Dan seluruh pihak yang telibat dan telah membantu penulis dalam penyelesaian Studio Tuga Akhir ini.

Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca khususnya mahasiswa arsitektur.

Medan, 20 Juni 2011 Hormat saya,


(5)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ...ii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Maksud dan Tujuan ... 3

I.3 Masalah Perancangan ... 3

I.4 Pendekatan Masalah ... 4

I.5 Lingkup/ Batasan ... 5

I.6 Kerangka Berfikir ... 6

I.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1 Terminologi Judul ... 8

II.1.1 Pengertian Judul ... 8

II.1.2 Pasar Tradisional ... 9

II.2 Lokasi ... 16

II.2.1 Analisis Umum Lokasi ... 17

II.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 20

II.3 Tinjauan Fungsi ... 27

II.3.1 Dekripsi Penggunaan dan Kegiatan ... 27

II.3.2 Deskripsi Prilaku ... 29

II.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 29

II.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 29

II.3.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis ... 30

BAB III ELABORASI TEMA III.1 Pengertian Tema ... 35


(6)

III.2 Perilaku Dalam Arsitektur ... 35

III.3 Perilaku Masyarakat Sekitar ... 38

III.3.1 Masyarakat Sekitar Pasar Padang Bulan ... 38

III.4 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 41

III.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis ... 42

III.5.1 Els Colors Kindergarten ... 42

III.5.2 Toyama Children Center... 43

III.5.3 Glenaire Retirement Center ... 44

BAB IV ANALISA IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 45

IV.1.1 Data Site ... 45

IV.1.2 Analisa Pencapaian ... 50

IV.1.3 Analisa Sirkulasi ... 53

IV.1.4 Analisa Orientasi ... 54

IV.1.5 Analisa Matahari ... 55

IV.1.6 Analisa Ruang Terbuka dan Tata Hijau ... 57

IV.1.7 Analisa Sarana dan Prasarana ... 58

IV.1.8 Analisa Tata Guna Lahan ... 59

IV.2 Analisis Fungsional ... 62

IV.2.1 Analisa Perilaku Masyarakat Sekitar ... 62

IV.2.2 Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 69

IV.2.3 Ruang ... 74

IV.2.4 Bentuk ... 80

IV.3 Analisis Teknologi ... 83

IV.3.1 Struktur ... 83

IV.3.2 Utilitas ... 86

BAB V KONSEP V.1 Konsep Tapak ... 91

V.1.1 Penzoningan Tapak ... 91

V.1.2 Konsep Sirkulasi Tapak ... 92

V.1.3 Konsep Jalur Pedestrian ... 93

V.1.4 Konsep Ruang Terbuka ... 94

V.2 Konsep Massa Bangunan ... 95


(7)

V.2.2 Bentukan Plaza ... 96

V.2.3 Konsep Ruang Dalam ... 97

V.3 Konsep Struktur ... 99

V.3.1 Struktur Pasar ... 99

V.4 Konsep Utilitas ... 99

V.4.1 Utilitas Pasar ... 99

V.5 Rangkuman Konsep ... 101

BAB VI HASIL PERANCANGAN VI.1 Gambar Arsitektural ... 107

VI.2 Gambar Struktural... 113

VI.3 Gambar Rencana Mekanikal dan Elektrikal ... 117

VI.3.1 Rencana Elektrikal... 117

VI.3.2 Rencana Sanitasi ... 119

VI.3.3 Rencana Kebakaran ... 121

VI.4 Detail Kios Dan Lots ... 127

VI.5 Gambar Perspektif dan Poster ... 128


(8)

Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

Gbr 1.1 Pendekatan Masalah... 4

Gbr 1.2 Kerangka Berfikir ... 6

BAB II DESKRIPSI PROYEK Gbr 2.1 Struktur Organisasi Pasar ... 15

Gbr 2.2 Peta Medan ... 16

Gbr 2.3 Peta Kecamatan Medan Baru ... 16

Gbr 2.4 Peta Kawasan Padang Bulan ... 16

Gbr 2.5 Peta Kawasan Site ... 16

Gbr 2.6 Peta Kawasan Sekitar Site ... 18

Gbr 2.7 Peta Pencapaian ... 19

Gbr 2.8 Kawasan Pelayanan Pasar ... 20

Gbr 2.9 Perletakan Lokasi Sekitar Pasar ... 21

Gbr 2.10 Luas Site ... 21

Gbr 2.11 Gambar Eksisting GSB ... 23

Gbr 2.12 Ketinggian Bangunan Sekitar ... 25

Gbr 2.13 Potongan Melintang Site ... 26

Gbr 2.14 Desain Pasar Pabean ... 31

Gbr 2.15 Pasar Beringinharjo ... 32

Gbr 2.16 Suasana Pasar BSD ... 33

Gbr 2.17 Suasana Blok M Plaza ... 34

BAB III ELABORASI TEMA Gbr 3.1 Els Color Kindergarten ... 43

Gbr 3.2 Toyama Children Center ... 43

Gbr 3.3 Glenaire Retirement Center... 44

BAB IV ANALISA Gbr 4.1 Data Site ... 44

Gbr 4.2 GSB Site ... 45

Gbr 4.3 Ketinggian Lantai Bangunan ... 46

Gbr 4.4 Eksisting Pasar ... 47


(9)

Gbr 4.6 Pencapaian dan Keadaan Sekitar Site ... 49

Gbr 4.7 Jalur Pejalan Kaki ... 51

Gbr 4.8 Jalur Kendaraan Menuju Pasar ... 52

Gbr 4.9 Jalur Pejalan Kaki Menuju Pasar ... 52

Gbr 4.10 View Menuju Site ... 53

Gbr 4.11 Pergerakan Matahari ... 54

Gbr 4.12 Eksisting Ruang Terbuka Hijau ... 56

Gbr 4.13 Eksiting Drainase Pasar ... 57

Gbr 4.14 Tata Guna Lahan ... 58

Gbr 4.15 Aliran Kegiatan Site ... 72

Gbr 4.16 Pedagang Liar Di Sekitar Site ... 74

BAB V KONSEP Gbr 5.1 Konsep Tapak-Ground ... 91

Gbr 5.2 Konsep Jalur Kendaraan ... 92

Gbr 5.3 Konsep Jalur Pejalan Kaki ... 93

Gbr 5.4 Konsep Ruang Terbuka ... 94

Gbr 5.5 Bentukan Massa Bangunan ... 95

Gbr 5.6 Bentukan Plaza ... 96

Gbr 5.7 Akses Vertikal Pasar ... 97

Gbr 5.8 Perspektif Ruang Dalam Pasar ... 98

Gbr 5.9 Detail Sanitasi ... 100

BAB VI HASIL PERANCANGAN Gbr 6.1 Site Plan ... 107

Gbr 6.2 Ground Plan ... 108

Gbr 6.3 Denah lantai 2 & 3 ... 109

Gbr 6.4 Tampak Depan & Belakang ... 110

Gbr 6.5 Tampak Samping ... 111

Gbr 6.6 Potongan ... 112

Gbr 6.7 Rencana Pondasi ... 113

Gbr 6.8 Pembalokan Lantai 1 ... 114

Gbr 6.9 Pembalokan Lantai 2 & 3 ... 115

Gbr 6.10 Rencana Atap ... 116

Gbr 6.11 Rencana Elektrikal Lantai 1 ... 117

Gbr 6.12 Rencana Elektrikal Lantai 2 & 3 ... 118


(10)

Gbr 6.14 Rencana Sanitasi lantai 2 & 3 ... 120

Gbr 6.15 Rencana Alaram & Heat Detector Lantai 1 ... 121

Gbr 6.16 Rencana Alaram & Heat Detector Lantai 2 & 3 ... 122

Gbr 6.17 Rencana Sprinkler Lantai 1 ... 123

Gbr 6.18 Rencana Sprinkler Lantai 2 & 3 ... 124

Gbr 6.19 Aksonometri Renc. Kebakaran, Alaram & Heat detector... 125

Gbr 6.20 Aksonometri Renc. Sanitasi & Elektrikal ... 126


(11)

Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan ... 18

Tabel 2.2 Jumlah dan Jenis Kios/Los Pasar Padang Bulan ... 28

BAB III ELABORASI TEMA Tabel 3.1 Perilaku Masyarakat Sekitar ... 41

BAB IV ANALISA Tabel 4.1 Jenis Usaha Sekitar Site ... 60

Tabel 4.2 Analisa Perilaku Masyarakat Sekitar ... 68

Tabel 4.3 Kegiatan dan Kriteria Ruang ... 71

Tabel 4.4 Perkembangan Penduduk dan Pedagang ... 72

Tabel 4.5 Program Ruang ... 78

Tabel 4.6 Kebutuhan Parkir... 79

Tabel 4.7 Jenis Massa Bangunan ... 80

Tabel 4.8 Bentuk Dasar Massa Bangunan ... 81

Tabel 4.9 Jenis Sistem Struktur Bangunan ... 83

Tabel 4.10 Jenis Struktur Kolom ... 84

Tabel 4.11 Jenis Sistem Air Bersih... 85

Tabel 4.12 Jenis Sistem Penghawaan ... 86

Tabel 4.13 Jenis Sistem Instalasi Listrik ... 87


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang bersaing dengan negara maju dan negara berkembang lainnya. Indonesia juga merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau dan daerahnya mempunyai potensi sumber daya yang berbeda-beda. Oleh karena itu Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah dalam mengatur negaranya. Sistem otonomi daerah merupakan suatu sistem dimana pemerintah pusat memberikan hak dan wewenang kepada tiap-tiap daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Propinsi Sumatera Utara dan mempunyai hak otonomi tersebut. Oleh karena itu pemerintah Kota Medan mempunyai kewenangan untuk mengatur daerahnya. Pengembangan infrastruktur tata kota diatur oleh pemerintah kota dengan maksud dan tujuan yang baik, begitu pula dengan pengembangan pasar tradisional di Kota Medan. Salah satuya adalah pasar Padang Bulan atau lebih dikenal dengan Pajak Sore.

Pasar tradisional sendiri merupakan salah satu warisan budaya dan kebiasaan

yang berawal sejak nenek moyang kita mengenal adanya transaksi jual beli. Namun tidak seperti kebanyakan warisan budaya lainnya, pasar tradisional cenderung lebih

terbelakang dan kurang mendapat perhatian. Pasar tradisional merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat kita juga sudah mengenal sistem perdagangan sejak lama. Selain menjadi bagian dari sejarah dan peninggalan budaya, keberadaan pasar tradisional ini juga menguntungkan secara ekonomi, karena dengan adanya pasar tradisional ini, kegiatan jual beli masyarakat sudah memiliki wadah yang menjadi tempat untuk bertransaksi, maka ekonomi masyarakat sekitar juga menjadi ikut terdorong.

Namun keberadaan pasar tradisional akhir-akhir ini sudah mulai terancam. Salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya bermunculan pasar-pasar modern yang mempunyai modal yang besar, fasilitas yang lengkap, serta menawarkan kenyamanan yang baik. Pasar-pasar modern yang bermunculan saat ini mulai menggeser peran pasar tradisional bahkan cenderung menyingkirkannya. Tetapi kita tidak boleh hanya mengkambinghitamkan pasar modern sebagai penyebab hilangnya pasar tradisional, karena faktor penyebab lainnya adalah buruknya kualitas serta pengelolaan dari pasar tradisional itu sendiri. Keberadaan pasar tradisional yang kotor, berbau busuk, pengap


(13)

serta tidak nyaman inilah yang telah menyebabkan masyarakat mulai enggan untuk berbelanja di pasar tradisional.

Untuk itu sebenarnya hubungan antara pasar tradisional dengan pasar modern haruslah lebih diperbaiki. Sehingga nantinya diperoleh suatu keselarasan antara bangunan pasar tradisional dengan bangunan pasar modern. Sehingga keberadaan pasar modern tidak lagi dijadikan alasan hilangnya keberadaan pasar tradisional.

Salah satu contoh konkretnya adalah kawasan pasar Padang Bulan. Memang sampai dengan saat ini, pasar ini masih memiliki pelanggan tetap yang selalu berbelanja di pasar ini, akan tetapi jumlahnya semakin hari, semakin berkurang, ditambah lagi kebakaran yang dialami pasar ini tidak lama ini sangat berdampak negatif bagi kelangsungan pasar ini. Akan tetapi pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menata ulang pasar ini karena dirasa perlu bagi kehidupan masyarakat.

Banyak masalah baru yang telah muncul dan menyebabkan tidak efektifnya kegiatan masyarakat di kawasan tersebut. Salah satu hal konkret dan mungkin paling signifikan dan paling sering kita lhat adalah masalah kemacetan. Kita dapat melihat bahwa permasalahan sirkulasi pejalan kaki kendaraan sering sekali menjadi penyebab utamanya. Hal itu kemudian diperparah lagi oleh ulang angkutan kota yang menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat. Adapun masalah lainnya adalah ketidakefektifan gedung pasar itu sendiri. Hal itu dapat terlihat dari ketidakteraturan para pedagang yang menjajakan barang dagangannya, yakni pada tepi-tepi jalan yg seharusnya menjadi jalur trotoar kota, tidak hanya sampai disitu, jumlah pedagang yang berjualan di pasar semaki bertambah banyak, sehingga sampai menggunakan tepi-tepi jalan untuk berjuaan, hal ini mencermikan kurangnya tempat untuk berjualan bagi para pedagang yang merujuk kepada asumsi bahwa memang pada pasar ini sudah perlu diakukan pembangunan, agar seluruh pedangang dapat berjualan dengan dan tidak menggunakan tepi jalan sebagai lapak untuk berdagang.

Sehingga dengan mempertimbangkan segala hal yang sudah disampaikan di atas, maka pembangunan kembali (redevelopmen) bangunan pasar Padang Bulan sangatlah tepat. Karena perlu dibuat suatu perbaikan mengenai susunan kawasan ini sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Mengingat pasar ini merupakan satu-satunya pasar untuk kawasan kecamatan Medan Baru dan sekitarnya, sehingga pembangunan kembali pasar ini dengan tujuan mengingkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan ini sangatlah diperlukan


(14)

I.2 Maksud dan Tujuan

Adapun yang menjadi maksud dan tujuan perancangan ini adalah :

1. Mewujudkan Pasar Padang Buan sebagai tempat jual-beli yang efisien, bersih dan nyaman.

2. Menciptakan desain bangunan pasar yang baik.

3. Mengubah persepsi masyarakat akan pasar tradisional yang panas, sumpek dan berbau tidak sedap

4. Menciptakan lingkungan pasar yang mampu mengatasi permasalahan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, serta masalah perparkiran.

I.3 Masalah Perancangan

Hal-hal yang menjadi masalah perancangan yang utama adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan tema dalam desain bangunan.

2. Pengaturan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, sehingga nantinya tidak ada crossing yang menyebabkan kemacetan.

3. Bagaimana mengatasi permasalahan perparkiran yang sering menyebabkan kemacetan

4. Bagaimana menyusun organisasi ruang, sehingga nantinya ada sequence yang jelas dalam mengendalikan arus sirkulasi pengunjung

5. Bagaimana memadukan ruang dalam dan ruang luar bangunan sehingga terdapat suatu keharmonisan.

6. Bagaimana penempatan fasilitas-fasilitas pendukung sehingga nantinya tidak mengganggu peletakan dari fasilitas utama.

7. Bagaimana membuat satu keterhubungan antara desain baru dari pasar tradisional dengan desain baru dari pusat perbelanjaan yang terdapat di depannya.


(15)

I.4 Pendekatan Masalah

Dimana dalam pendekatan masalah, metode yang digunakan untuk mencapai desain akhir dari proyek ”redevelopmen kawasan pasar padang bulan” ini antara lain :

-Survey : Metode survey dilakukan dengan cara mengamati lokasi proyek perencanaan dan tempat-tempat pameran yang ada untuk mengetahui permasalahan yang ada.

-Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan persyaratan-persyaratan perancangan dan perencanaan kawasan pasar dengan cara studi literatur dan studi banding kasus proyek dan tema yang sama.

- KONSEP BENTUK

- KONSEP MASSA

- KONSEP RUANG

- PERILAKU MASYARAKAT

- ARSITEKTUR

- ESTETIKA

- FUNGSI

- EFEKTIFITAS

- BENTUK

- RUANG

- UTILITAS

Redevelopme

n Kawasan

Pasar


(16)

- Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yang sudah diperoleh kemudian diolah kembali sehingga didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu.

- Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk menganalisa dan menetapkan usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variabel, dan persyaratan yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.

- Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil penyusunan skematik desain yang diterapkan pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan pasar Pringgan dan Pusat perbelanjaan Ramayana

I.5 Lingkup/ Batasan

a. Lingkup Pembahasan

Materi pembahasan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan dan perancangan ”redevelopmen kawasan pasar padang bulan” dengan menerapkan gagasan arsitektur fungsional untuk memperoleh desain pasar dan pusat perbelanjaan dengan tingkat fleksibilitas, kenyamanan, keamanan, efektifitas yang tinggi, sirkulasi bangunan, serta utlitas yang baik dalam bangunan.

b. Batasan Pembahasan

Perencanaan proyek ini terbatas pada perancangan bangunan gedung pasar serta fasilitas penunjangnya dengan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu bagunan pasar. Pengkajian ini ditekankan pada interaksi antara penjual, pembeli serta pengelola untuk bangunan daerah tropis dengan asumsi-asumsi yang diambil berdasarkan hasil studi banding dan pedoman yang diperoleh.


(17)

Gbr 1.2 Kerangka Berpikir

I.6 Kerangka Berpikir

Latar Belakang

Pendekatan Perancangan

Identifikasi Masalah

Tema

Perumusan Masalah

Pengumpulan

Data

Analisa

Studi Literatur

Potensi

Konsep

Pra Rancangan

Maksud dan Tujuan

Sasaran

Analisa

Kriteria

Kriteria

Desain

Kriteria

Perancangan

Masalah

Kerangka

Survey

Survey

Data Fisik

Wawancara

Dokumentasi

Prospek


(18)

I.7 Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, membahas mengenai latar belakang pemilihan judul, permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, pendekatan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, kerangka berpikir, asumsi dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai deskripsi, pengertian dan batasan proyek, studi lokal, tinjauan khusus, gambaran umum lokasi proyek, lingkup dan batasan proyek, dan studi tipologi bentuk pasar tradisional dan bangunan pusat perbelanjaan.

BAB III ELABORASI TEMA, mengemukakan mengenai tinjauan teoritis / pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISA, membahas dan mempelajari masalah yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta-fakta data serta standar-standar yang sudah ada, dimulai dengan analisa mikro yang berkaitan dengan lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan.

BAB V KONSEP, menguraikan konsep dasar perancangan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan tapak dan konsep dasar perencanaan bangunan.


(19)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 Terminologi Judul

Judul kasus proyek yang akan dirancang dan direncanakan adalah ”Pembangunan Kembali Kawasan Pasar Padang Bulan” untuk itu akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari judul tersebut.

II.1.1 Pengertian Judul

Pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut.

Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan

Selain dari dampak yang positif, pembangunan kembali juga dapat menimbulkan dampak-dampak negatif, antara lain :

1. Aspek fisik : lenyapnya unsur-unsur fisik kota yang tadinya telah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat dapat menimbulkan dampak psikologis pada masyarakat, misalnya hilangnya sumber-sumber fisik yang biasa dipakai sebagai patokan untuk berorientasi dalam kota.

2. Aspek ekonomis : tergusurnya sarana ekonomi yang masih berfungsi kendati dianggap kurang memadai terutama yang menyangkut kehidupan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah

3. Aspek budaya : hilangnya bangunan tua yang memiliki arti sejarah maupun nilai-nilai arsitektur yang biasa menjadi landmark kota

4. Aspek sosial : tergusurnya masyarakat penghuni ke tempat yang lebih jauh dari sumber mata pencaharian semula.

5. Aspek politis : penanganan yang kurang baik dalam hal pembebasan tanah dan proses relokasi penduduk sering menimbulkan kegiatan-kegiatan yang secara politis sangat peka.


(20)

Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain :

1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari derma.

2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya

Padang Bulan dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang terdapat dalam kecamatan Medan Baru. Dimana kawasan ini terletak pada Jalan Jamin Ginting setelah melewati simpang Jalan Dr. Mansur.

Jadi dapat dirangkumkan pengertian dari ”Pembangunan Kembali Pasar Padang Bulan” adalah:

”Pembangunan kembali Pasar Padang Bulan yang diperuntukkan sebagai tempat berjual beli (kawasan Pasar Padang Bulan) dimana fungsi lamanya tetap dipertahankan dan mungkin akan ditambahkan fungsi-fungsi baru yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan tersebut.

II.1.2 Pasar Tradisional

II.1.2.1 Klasifikasi pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda :

- Pengertian pasar menurut sifatnya : a. Pasar nyata/ konkret

Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll

b. Pasar abstrak

Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll


(21)

- Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan :

a. Pasar perumahan

Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.

b. Pasar lingkungan

Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari

c. Pasar wilayah

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan

d. Pasar kota

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap

e. Pasar regional

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya

- Pengertian pasar menurut sifat jualannya : a. Pasar induk

Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat penyimpanan bahan-bahan sandang pangan untuk disalurkan kepada grosir-grosir dan pusat-pusat

b. Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau jasa secara kecil atau eceran,

c. Pasar khusus

Pasar yang menjual atau sejenis barang tertentu, mis : pasar tekstil, bunga, buah, dll

- Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya : a. Pasar siang hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB b. Pasar malam hari


(22)

Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB c. Pasar siang malam

Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar malam

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari e. Pasar pagi

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari f. Pasar mingguan

Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.

- Pengertian pasar secara operasional a. Pasar perusahaan daerah

b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas

c. Pasar tidak reasmi : pasar yang belum diakui oleh pemerintah

d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat

e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi

f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta

- Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a. Pasar tradisional

Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

b. Pasar khusus

- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja.

- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.

- Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.


(23)

- Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan umum

- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.

c. Pasar modern

Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencanan sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal

d. Pasar wisata

Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu : - Potensi wisata pada kawasan wisata

- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut - Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata

- Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata

II.1.2.2 Unsur-Unsur Pokok Perpasaran A. Konsumen

Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali.

Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan

b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia

d. Tingkah laku adat dan kebiasaan

B. Lembaga Perdagangan dan Wadah

Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen

Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Keuntungan yang relatif baik

b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan


(24)

C. Barang

Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 :

a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang

dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.

c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll

d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll

II.1.2.3 Materi Perdagangan di Pasar

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :

A. Jenis materi perdagangan :

a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri b. bahan sandang / tekstil

c. kebutuhan rekreasi B. Sifat / kesan perdagangan

a. basah b. kering c. tahan lama

C. Tingkat urgensi materi perdagangan

a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good) b. barang kebutuhan berkala (convinience good) D. Cara pangangkutan

a. barang bukan pecah b. barang pecah belah E. Cara penyajian


(25)

b. cara penyajian baik

II.1.2.4 Unsur-Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta : a. Pemerintah

Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.

b. Pengelola

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau

b. Perusahaan daerah yang memberi otorita untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran

Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain :

1. Memelihara kebersihan

2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar

3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari.

c. Bank

Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll

d. Swasta

Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain.

Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.


(26)

Gbr 2.1 Struktur Organisasi pasar

II.1.2.5 Struktur organisasi pasar


(27)

II.2 Lokasi

Adapun lokasi dari proyek ”pembangunan kembali kawasan pasar padang bulan” ini terletak di daerah padang bulan itu sendiri, tepatnya pada Kecamatan Medan Baru, Kelurahan Padang Bulan. Berikut merupakan tinjauan lokasi pasar padang bulan

Gambar 2.2 Peta medan

Gambar 2.3 Peta kecamatan medan baru

Gambar 2.4 Peta kawasan padang bulan


(28)

II.2.1 Analisis Umum Lokasi

Dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan, karena merupakan pembangunan kembali dari kompleks pasar yang sudah ada. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan untuk dibangun kembali sebagai proyek pasar dan pusat perbelanjaan yang baru.

II.2.1.1 Tinjauan terhadap struktur kota

Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP), berikut akan disajikan arah pengembangan dari masing-masing wpp :

Wilayah Pembangunan

Cakupan wilayah Pentadbiran

Kecamatan

Luas (ha) Aktivitas Utama

WPP A Medan Belawan

Medan Marelan Medan Labuhan Jumlah 2,625.01 2,382.10 3.,667.17 8,674.28

• Pelabuhan

• Industri

• Terminal

• Pergudangan berorientasi

pelabuhan Belawan

• Perumahan

• Pemuliharaan

WPP B Medan Deli 2,084.33 • Perumahan

• Perdagangan

• Perkebunan

WPP C Medan Timur

Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas Jumlah 775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1,118.57 4,560.47

• Perkebunan

• Industri terbatas (KIM)


(29)

Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan

WPP D Medan Baru

Medan Maimun Medan Polonia Medan Kota Medan Johor Jumlah 583.77 297.76 901.12 526.96 1,457.47 3,767.08

• Pusat Bisnis

• Pusat Pemerintahan

• Perumahan

• Hutan Kota

• Pusat pendidikan

WPP E Medan Barat

Medan Petisah Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Selayang Jumlah 681.72 532.84 1,543.66 1,316.42 2,068.04 1,281.16 7,423.84 • Perumahan • Perkantoran • Conservation

• Lapangan Golf

• Hutan Kota

Pemerintah Kota Medan

Jumlah WPP A – D

26.510,00

Kawasan Pasar Padang Bulan terletak pada WPP D. Arah pengembangan wilayah ini adalah untuk pusaat bisnis, pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan. Keberadaan pasar ini adalah tepat, dikarenakan terletak pada daerah yang berorientasi sebagai pusat bisnis dan dekat dengan pemukiman penduduk.

Retail / pemukiman penduduk

Sungai

Retail /

pemukiman

penduduk

Retail / pemukiman penduduk

SITE


(30)

II.2.1.2 Pencapaian

Lokasi site yang berada pada Jalan Jamin Ginting, sangat efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun kendaraan pribadi. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.

Site dapat dicapai oleh 2 jalur utama : 1. Jalan Jamin Ginting

2. Jalan Dr. Mansur

II.2.1.3 Area pelayanan

A. Pasar Padang Bulan

Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Padang Bulan adalah pasar lingkungan/kelurahan, tepatnya adalah pasar Kecamatan Medan Baru. Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Padang Bulan memiliki kriterial sebagai berikut :

Pasar Kelurahan Padang Bulan :

- Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic center.

- Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa - Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km

- Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar lingkungan

Jl. Dr. Mansur

Jl. Jamin Ginting

SITE


(31)

II.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

Pada site ini, lokasi merupakan lokasi tunggal, dikarenakan ini termasuk ke dalam proses redevelopmen. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain :

1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap.

2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak

Gbr 2.8 Kawasan Pelayanan Pasar

Berdasarkan peta pelayanan kawasan di atas, maka dapat dikatakan, saingan utama pasar padang bulan yang sejenis adalah pasar peringgan. Namun dikarenakan luasnya daerah, maka keberadaan ke 2 pasar ini tidak saling mengganggu satu sama lainnya.

Pasar Setia Budi

Pasar Peringgan

Pasar Suka Ramai Pusat Pasar

Pasar Petisah


(32)

3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki

4. Memiliki sarana dan utilitas yang baik di sekitar kawasannya. Sehingga nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

II.2.2.1 Luas lahan

Site ini terletak pada kecamatan Medan Baru. Termasuk dengan fungsi sebagai pusat bisnis, rekreasi indoor, pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan. Termasuk dalam WPK F, dengan fungsi pendidikan, perumahan, dan pemerintahan.

Merupakan kawasan pemukiman penduduk, sehingga pasar pringgan ini memiliki pelanggan tetap yang ada di sekitarnya

Merupakan kawasan fasilitas umum berupa sekolah penduduk, sehingga dapat menmabah pelanggan,

akan tettapi memiliki dampak negative terhadap kegiatan belajar

mengajar. Hal ini akan dipecahkan dalam design pasar ini nantinya.

Lokasi site yang terletak di pusat kota sehingga mudah untuk diakses oleh masyarakat ramai.

Gbr 2.9 Perletakan lokasi sekitar pasar

SITE

Gambar 2.10 Luas Site

SITE


(33)

Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : - Kelebihan :

1. Berada pada salah satu jalan utama di kecamatan Medan Baru yaitu jalan Jamin Ginting.

2. Pencapaian mudah, dikarenakan jalan ini dilalui oleh banyak angkutan umum

3. Luas lahan mencukupi, sekitar 1,2669 Ha.

4. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai.

- Kelemahan :

1. Memiliki arus lalu lintas yang cukup padat, sehingga cukup menyulitkan untuk memarkirkan kendaraan di sekitar site.

2. Ketersediaan parkir yang kurang memadai sehingga kebanyakan kendaraan diparkir di badan jalan dan menimbulkan kemacetan. 3. Lebar jalan samping site yang kurang memadai, sehingga tidak

memungkinkan untuk jalan 2 arah.

4. Tidak adanya fasilitas halte, tempat tunggu angkutan umum, sehingga pengunjung menunggu pada pinggir jalan yang kemudian menyebabkan kemacetan.

5. Utilitas bangunan yang tidak terawat, sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta citra bangunan yang tampak kusam dan kotor.

6. Adanya terminal bus antar kota ”BTN”, sehingga menambah kemacetan yang ad di sekitar pasar.

II.2.2.2 Peraturan Site

1. Land Use (RDTRK) : rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.

2. GSB = Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1.


(34)

GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang diutarakan dalam penjelasan di atas, yaitu :

- GSB sebelah utara (batas retail/permukiman penduduk): ....-

- GSSungai sebelah Timur (batas sungai AMDAL):

15m.

- GSB sebelah Barat (Jalan Jamin Ginting):

(1/2x12m) + 1 = 7m

- GSB sebelah Selatan (sekolah SD):

...:

Namun, dalam kenyataannya GSB tersebut tidak tercapai dan GSB yang sebenarnya dari kawasan sekitar Pasar Padang Bulan tersebut adalah :

3. BC = Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan

GSB eksisting = 0


(35)

semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan.

Sebagai kawasan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 % - 90 %

Maka koefisen dasar bangunan adalah : 80 % x 12.669m2 = 10.135,2m2

4. FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan). Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat.

Untuk daerah di sekitar pasar Padang Bulan, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.

II.2.2.3 Luas dan ketinggian bangunan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa luas dan ketinggian bangunan, serta luas dan ketinggian bangunan sekitarnya. Penyajiannya adalah sebagai berikut :

II.2.2.3.1 Luas Bangunan Eksisting 1. Bangunan Pasar Padang Bulan

A. Lantai I

- Los unit @ (2 x 2) - Kios unit @ (2 x 3) - Lavatory 4 unit @ (4 x 6) - Kantor Pengelola - Dll

II.2.2.3.2 Ketinggian Bangunan 1. Bangunan Pasar Padang Bulan

- Pasar Padang Bulan : 1 lantai


(36)

Ketinggian 1 lantai

Ketinggian 2 lantai

Ketinggian 3 lantai

Gbr 2.12 Ketinggian Bangunan Sekitar

Site

Kebanyakan bangunan yang terdapat di sekitar kawasan Padang Bulan merupakan bangunan ruko dengan ketinggian 2-3 lantai. Berikut akan disajikan ketinggian masing-masing ruko di sekitar kawasan Pasar Pringgan :


(37)

Gbr 2.13 Potongan melintang site

II.2.2.4 Eksisting

Tapak terletak pada Jalan Jamin Ginting. Tapak terletak pada Kecamatan Medan Baru, kelurahan Padang Bulan. Dengan KDB di kawasan tersebut mencapai 80 % - 90 %. Dengan luasan site sekitar 1,2 Ha -1,3 Ha.

Site berada di area komersil yang dekat dengan pemikiman penduduk, sehingga memiliki pengunjung tetap yang selalu berbelanja di pasar ini untuk kebutuhan sehari-hari.


(38)

II.3 Tinjauan Fungsi

II.3.1 Dekripsi Penggunaan dan Kegiatan

Pelaku pada proyek ”Pembangunan kembali Kawasan Pasar Padang Bulan” ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar.

Pelakunya antara lain :

- Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar (dalam kota).

- Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar.

- Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pusat perbelanjaan.

- Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar maupun pusat perbelanjaan

Kegiatannya antara lain :

- Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini. Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam benutk kios, los, retail, maupun pameran.

- Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diingininya.

Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku yang terdapat di komplek bangunan ini :

II.3.1.1 Deskripsi kegiatan Pasar Padang Bulan

Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat kota, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 06.00 s/d 18.30 WIB. Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi hingga malam hari, seperti pedagang bunga.

- Pada pukul 06.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar padang bulan. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging.

- Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar mulai ramai.

- Pukul 06.30-18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang dilaksanakan


(39)

Tabel 2.2 Jumlah dan Jenis Kios/Los Pasar Padang Bulan

- Pukul 18.30 WIB pasar ditutup

- Untuk para pedagang keliling yang ada di sekitar kawasan ini mulai beroperasi dari pukul 18.00-02.00 WIB

II.3.1.2 Deskripsi pengguna Pasar Padang Bulan

Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi pengguna/ struktur organisasi pengelola, pengunjung, dll dari pasar Pringgan antara lain :

Pedagang dalam area pasar

NO JENIS DAGANGAN KIOS BUKA KIOS TUTUP JUMLAH Lantai 1

1 Sayur (sebagian PKL) 23 8 23

2 Buah (sebagian PKL) 28 28

3 Bunga (PKL) 7 7

4 Ikan hidup / basah 32 32

5 Ayam / daging 37 37

6 Makanan / kedai kopi 5 5

7 Kelapa (PKL) 7 7

8 K. sampah, rempah, bumbu 34 34

9 Tas sekolah 25 25

10 Ikan kering (sebagian PKL) 37 37

11 Mainan 18 18

12 Tukang jahit 6 2 8

13 Peralatan dapur 26 26

14 Madu 3 3

15 Emas 17 17

16 Kelontong 30 30

17 Roti kering 11 11

18 Pakaian 60 60


(40)

II.3.2 Deskripsi Prilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan, perilaku pengguna komplek bangunan pasar dan pusat perbelanjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

- Bersifat statis

Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktivitas pengelola pasar dan pusat perbelanjaan dan para pedagang yang biasa berjualan di kios.

- Bersifat dinamis

Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pengunjung dan pihak lain yang menggunakan fasilitas yang disediakan di bangunan.

II.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya.

Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya.

II.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :

1. Fleksibilitas

Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Pemilihan sistem strukur b. Pembagian ruang


(41)

c. Ketinggian ruang

d. Tata letak stan, kios dan los 2. Kenyamanan

Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.

a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal

b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan 3. Sirkulasi

Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.

II.3.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis

II.3.5.1 Pasar Pabean , Surabaya

Studi banding yang didapatkan ini adalah berupa tugas akhir dari mahasiswa Universitas Petra, Surabaya. Adapun data ini didapat melalui website universitas terbut, melalui cara pendownloadan.

Pada kasus ini dibahas mengenai redevelopmen dari kawasan pasar pabean, Surabaya dengan pendekatan tema arsitektur prilaku. Dari studi ini, penulis berharap mendapatkan konsep-konsep tertentu yang dianggap bisa disesuaikan dengan pasar Padang Bulan yang ada di Medan. Serta sebagai bahan untuk membuka wawasan akan proses redevelopmen dari sebuah pasar tradisional.


(42)

Gbr2.14 Desain Pasar Pabean Berdasarkan


(43)

Gbr 2.15 Pasar Beringinharjo

Dari studi yang dilakukan, diketahui bahwa bangunan ini mengambil bentuk tema perilaku kebanyakan dalam proses desainnya. Hal itu tampak dari bentukan denah memanjang untuk mengakomodasi kemudahan parkir masyarakat, bentukan bangunan yang mengambil bentukan arsitektur tropis, dan banyak hal lainnya

II.3.5.2 Pasar Beringharjo, Yogyakarta

Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Surabaya. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan.

Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga memudahkan bagi penulis untuk mengambil contoh-contoh pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut.

Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.


(44)

II.3.5.3 Pasar Tradisional BSD

Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.

Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik.

Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini.


(45)

(46)

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1 Pengertian Tema

Adapun tema yang diambil dalam proyek ini adalah “Arsitektur Prilaku”. Yang dimaksud dengan Arsitektur Perilaku adalah pendekatan konsep perancangan bangunan dengan menggunakan perilaku masyarakat sebagai tolak ukurnya. Sehingga nantinya unsur-unsur konsep perancangan yang dihasilkan adalah berhubungan dengan perilaku masyarakat sekitar.

Untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing dari kata pembentuk tema tersebut, antara lain :

1. Perilaku

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta, maka yang dimaksud dengan perilaku adalah :

- Tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan tubuh tidak saja badan atau ucapan

2. Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

3. Kesimpulan

Maka, dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Perilaku adalah ilmu merancang bangunan, baik mikro maupun makro yang dalam mendesain didasari oleh tanggapan atau reaksi individu yang muncul akibat adanya kegiatan yang biasa dilakukan.

III.2 Perilaku Dalam Arsitektur

a. Perilaku sebagai suatu pendekatan

Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan yang dialektik antara ruang dengan manusia yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya memahami perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda dari setiap daerah dari aspek norma, kultur, dan psikologis.masyarakat


(47)

b. Psikologis sosial manusia

Merupakan suatu bidang ilmu kejiwaan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu pada lingkungan sosialnya. Yang dimaksud dengan psikologi manusia adalah ilmu yang mempermasalahkan mengenai tingkah laku dan proses yang terjadi tentang tingkah laku tersebut. Maka psikologi selalu berbicara tentang kepribadian manusia.

c. Konsep dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku 1. Behaviour setting

Mengandung unsur-unsur sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan, aktivitas atau perilaku dari sekelompok orang tersebut, secara konstan atau berkala, dan pada suatu tempat atau setting tertentu

2. Environmental perception

Interpretasi tentang suatu seting oleh individu, didasarkan latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut

3. Perceived environment

Merupakan produk atau bentuk dari persepsi lingkungan seseorang atau sekelompok orang

4. Environment cognition, image, and schemata

Merupakan suatu proses memahami dan memberi arti terhadap lingkungan 5. Environmental learning

Meliputi proses pemahaman yang menyeluruh tentang suatu lingkungan seseorang

6. Environmental quality

Merupakan kualitas lingkungan yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang

7. Territory

Merupakan batas dimana organisme hidup menentukan tuntutannya, menandai serta mempertahankannya

8. Personal space and crowding

Merupakan suatu batas yang tidak tampak di sekitar seseorang, dimana orang lain tidak boleh atau merasa enggan untuk memasukinya. Apabila personal space tidak dapat dipertahankan maka akan timbul crowding 9. Environmental pressure and stress

Merupakan faktor fisik yang menimbulkan rasa tidak enak, kehilangan orientasi, tidak nyaman yang dapat menyebabkan stress.


(48)

d. Psikologis Lingkungan

Menurut Holahan, psikologi lingkungan adalah bidang psikologi yang meneliti khusus hubungan antara lingkungan fisik dan tingkah laku dan pengalaman manusia. Menurut UU no 4/1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Psikologi Manusia

Proses psikologi dalam interaksi antar manusia dengan lingkungan dapat selalu berhubungan seperti pada pembahasan berikut :

1. Persepsi

2. Kognisi / pengenalan, yang terdiri dari : a. Persepsi

b. Imajinasi c. Berfikir d. Nalar

e. Pengambilan keputusan

3. Motivasi / alasan, yaitu kompleksitas proses fisik psikologi yang bersifat : a. Keterarahan

b. Keterangsangan c. Energik

f. Arsitektur Untuk Mansusia

Membahas bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang untuk manusia individual. Untuk mewujudkannya kita harus menghargai arsitektur sebagai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Amos Rapoport mengatakan bahwa perancangan arsitektur pada dasarnya menyangkut pengorganisasian dari beberapa hal, yaitu :

1. Ruang. 2. Waktu. 3. Arti.


(49)

III.3 Perilaku Masyarakat Sekitar

Untuk dapat menghasilkan suatu perancangan dengan ”pendekatan perilaku masyarakat” yang lebih baik, maka sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi kebiasaan maupun perilaku masyarakat di sekitar site. Adapun hal ini dapat diperoleh melalui hasil survey lapangan, antara lain :

III.3.1 Perilaku Masyarakat sekitar Pasar Padang Bulan

No. Pengguna Kelompok Kegiatan

Rincian

1. Penjual Jual-Beli

Kegiatan lain

- Pedagang lebih memilih duduk di luar kios daripada di dalam kios karena lebih mudah berinteraksi dengan pengunjung.

- Barang dagangan dijajakan menjorok keluar dari kios.

- Pedagang pakaian akan menggantungkan pakaiannya di luar kios.

- Pedagang sayur akan meletakkan barang dagangannya dalam keranjang di jalur sirkulasi pembeli.

- Pedagang biasa memanggil calon pembeli yang sedang lewat.

- Pada saat pembeli sedang tidak ada, pedagang yang letak kiosnya .berdekatan akan berkumpul dan mengobrol.

- Sebagian pedagang makan siang pada tempat makan di area terbuka.

- Beberapa pedagang, khususnya pedagang pakaian biasanya membawa tikar untuk tempat istirahat .

- Sewaktu datang pada pagi hari, maka pedagang sayur seperti pedagang kelapa akan memarut kelapa terlebih dahulu yang akan menghasilkan sampah yang tidak sedikit. Biasanya sampah ini dibiarkan di samping


(50)

Membuang limbah

Loading dock

kiosnya atau ada juga yang membuangnya langsung ke area sampah.

- Pasar basah berada di bagian dalam pasar.

- Pedagang bumbu biasanya terletak di sekitar pedagang daging dan sayur .

- Pedagang ayam potong biasanya membuang air rebusan ayam ke bagian depan pasar, bukan ke saluran drainase pasar.

- Pedagang ayam terkadang juga memanggang ayam sesuai dengan permintaan pembeli.

- Pedagang barang basah yang memiliki air buangan biasanya pelan-pelan menuangkan saluran drainase pasar yang terbuka.

- Untuk loading dock dibuat di bagian depan (pedagang kelontong dan sembako).

- Loading barang pada pagi hari dimulai pada pukul 4 pagi, ini biasanya hanya terjadi pada pedagang basah, karena pedagang barang kering biasanya menyimpan barangnya dalam kios.

2. Pembeli Belanja - Biasanya pembeli yang menuju ke bagian pasar barang basah akan terlebih dahulu melihat-lihat barang pedagang kering karena berada di bagian depan.

- Kebanyakan pembeli hanya akan melihat bagian tengah dan samping pasar. Sedangkan bagian sudut pasar jarang dikunjungi pembeli, sehingga jumlah kios yang buka pada bagian itu juga sedikit.

- Pembeli biasa melakukan kegiatan tawar-menawar, yang rata-rata menghabiskan waktu


(51)

Kegiatan lain

kurang lebih 1 menit.

- Setelah berbelanja daging biasanya pembeli menuju ke tempat penjualan bumbu.

- Pembeli biasanya paling lama berada di daerah penjualan daging, karena menunggu daging dipotong dan dibersihkan.

- Pembeli biasanya adalah ibu-ibu, dan sebagian besar selalu menggunakan keranjang sewaktu bebelanja.

- Selain berbelanja, pembeli juga terkadang makan pagi di sekitar pajak

- Pengunjung yang membawa kendaraan berusaha untuk memarkirkan kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat ia berbelanja

- Jalan Pasar Padang Bulan yang sebenarnya jalan 1 arah, dijadikan menjadi jalan 2 arah

- Munculnya pedagang kaki lima khususnya penjual sayuran dan buah karena kecenderungan pembeli yang ingin bersifat peraktis, khususnya dalam membeli sayur atau daging untuk sedekat dan seefektif mungkin berbelanja, sehingga kios yang paling menjorok ke bagian luar akan lebih laku.

- Penggunaan WC / KM sebagian besar oleh pedagang, pengunjung jarang memakainya.

3. Pengelola Kerja

Parkir

- Sebelum masuk dan bekerja, sebagian besar pengelola akan sarapan di sekitar pasar.

- Pekerjaan dimulai dari pukul 09.00-16.00 WIB.

- Pengelola biasa sarapan dan makan siang di dekat lokasi pasar.

- Pengelola biasa memarkir kendaraan di depan kantornya.

- Untuk memarkir kendaraan, pengelola yang menggunakan sepeda motor, memasukkan


(52)

- kendaraanya ke dalam pasar.

4. Angkutan Umum

Menaik-turunkan penumpang

Kegiatan lain

- Karena kebanyakan pengunjung menunggu pada bagian depan pasar, sehingga banyak angkot yang berhenti dan menunggu pada jalan tersebut yang sering menimbulkan kemacetan.

- Angkot biasa menurunkan penumpang di depan area pasar.

- becak dayung dan mesin biasanya mengelompok pada keempat sudut pasar untuk menunggu pembeli.

- Becak dayung, mesin serta sepeda motor biasanya menjadikan jalan Pasar Padang Bulan menjadi jalan 2 arah.

III.4 Keterkaitan Tema dengan Judul

Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan di atas, maka diketahui bahwa perancangan dengan menggunakan tema perilaku merupakan perancangan yang memperhatikan perilaku masyarakat sekitarnya sebagai acuan dalam mendesain, sehingga bangunan tidak hanya berdiri sebagai bangunan, akan tetapi mampu memfasilitasi semua kebiasaan masyarakat yang tercipta akibat adanya kegiatan.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis, yang ingin merancang bangunan pasar dengan menekankan perilaku masyarakat sebagai alat penyaluran perancangannya.

Pemilihan tema arsitektur perilaku sesuai dengan masyarakat sekitar dianggap sangat cocok untuk bangunan pasar dan pusat perbelanjaan hal itu dikarenakan kedua tipologi bangunan itu sangat erat kaitannya dengan peranan masyarakat sekitar. Dikarenakan kebanyakan kegiatan yang terjadi di lingkungan tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku tersebut.

Alasan di ataslah yang menyebabkan penulis berkesimpulan bahwa judul proyek ”Pembangunan Kembali Kawasan Pasar Padang Bulan” ini akan berjalan selaras dengan


(53)

penerapan tema Arsitektur Perilaku dengan pendekatan dengan masyarakat sekitar. Sehingga bisa dikatakan bahwa hal di atas memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.

III.5 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis

III.5.1 Els Colors Kindergarten

Arsitek : RCR Arqutecs

Memamerkan sebuah kesederhanaan di dalam komposisi yang dicapai lewat penempatan berdampingan bagian-bagian yang dibedakan dengan warna. Kelas, area umum, dan cafe disebar melewati dua persegi empat, dengan level yang sama, yang dihubungkan dengan sebuah gang yang berada di tengahnya, dan juga memberikan akses ke ruang terbuka di dalam bangunan.

Baja digunakan untuk elemen struktur vertikal, beton, untuk elemen horizontal, dan kaca-kaca berwarna merah, jingga dan kuning yang transparan digunakan untuk dinding, yang membantu menciptakan sebuah lingkungan yang menyenangkan, dimana imajinasi anak-anak dapat tumbuh dengan lebih ekspresif dan liar.

Pada bangunan ini, hal yang dapat dipelajari adalah penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan perilaku anak-anak, sehingga bangunan akan lebih terkoneksi dengan penggunanya


(54)

Gbr 3.2 Toyama Children

III. 5.2 Toyama Children Center

Digunakan oleh anak-anak 5-12 tahun dengan fasilitas seperti hall bermain, relaxation area, workshop hall, galeri mainan, dll. Bentuk massa bangunan berupa penggabungan dua lingkaran dengan penampilan bangunan yang rekreatif, imajinatif dan ceria. Pencahayaan menggunakan cahaya alami dan skylight dan menggunakan sistem penghawaan alami. Interior bangunan didominasi oleh bentuk segienam dan lingkaran, sehingga ruangan tidak menjadi kaku dan monoton.

Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa toyama children center ini banyak mengambil penerapan tema bangunan baik dalam denah maupun bentuk bangunan itu sendiri.

Gbr 3.1

Els Colors Kindergarten


(55)

Gbr 3.3 Glenaire Center

III.5.3 Glenaire Retirement Center

Berada di Cary, carolina utara. Terdiri dari unit hunian dam cluster 1 lantai dan apartemen berlantai banyak, healthcare center, dan fasilitas pendukung lainnya. Yang menjadi fokus adalah adanya connecting bridges (selasar yang menghubungkan unit-unit dengan fasilitas hunian.). kompleks ini juga dirancang dengan suasana yang nyaman dan segar dengan menanam pepohonan yang cukup banyak di sekitar site.

Pada bangunan ini, dapat disimpulkan mengambil perilaku dari orangtua yang lebih menyenangi kondisi tenang. Hal itu tampak dari penggunaan warna hijau, serta penggunaan pepohonan yang cukup banyak untuk menimbulkan kesan asri.


(56)

Panti asuhan

Site

Jalan Jamin

Ginting

Pemukiman

Penduduk

Gbr 4.1 data site

BAB IV

ANALISA

IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Site

Berikut adlah data-data dari lokasi tapak serta lingkungan sekitar yang akan dijadikan bahan proyek:

Judul Proyek : Pembangunan Kembali Pasar Padang Bulan Lokasi : Jalan Jamin Ginting

Ukuran : 96 m x 133 m (12.768 m2

)

Batas-batas :

Utara : panti asuhan (Pemukiman penduduk) Selatan: sd (Pemukiman penduduk)

Barat : Jalan jamin ginting (ruko) Timur : sungai babura.

Lokasi site

Sekolah dasar Negeri

Deretan Ruko

Panti asuhan

Pemukiman penduduk

Sungai Babura

Sekolah Dasar

Negeri


(57)

GSB Jalan Jamin

Ginting ± 5 meter

Gbr 4.2 GSB Site

Berdasarkan data-data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di sekitar di sekitar pemukiman penduduk, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena memiliki konsumen yang tetap.

Namun keadaan ini tidak hanya bersifat menguntungkan, tetapi juga mempunyai efek negatif, antara lain dengan dekatnya pasar dengan pemukiman penduduk menyebabkan padatnya lalu lintas di sekitar pasar yang berujung kepada kemacetan.

Peraturan-Peraturan Site

1. GSB (Garis Sempadan Bangunan)

Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1.

Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan. Dikarenakan KDB yang besar di daerah ini (sekitar 80 % - 90 %) menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan kebanyakan dipakai menjadi bangunan.

2. GSS (Garis Sempadan Sungai)

Garis Sempadan Sungai : mengatur jarak antara sungai dengan bangunan terluar yang berada di sekitar sungai, berdasarkan ketetapan garis sempadan sungai memiliki jarak 15 meter dari tepi sungai.


(58)

Site

Ketinggian 1 lantai

Ketinggian 2 lantai

Ketinggian 3 lantai

Gbr 4.3 Ketinggian Lantai Bangunan 3. KLB (Koefisiesn Lantai Bangunan)

Koefisien Lantai Bangunan : Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat.

Untuk daerah di sekitar pasar Padang Bulan, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata-rata bangunan di sekitar site adalah 1-3 lantai. Sehingga berdasarkan data tersebut hal yang dapat disimpulkan antara lain :

1. Bangunan yang akan didesain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian yang terlalu jauh dari rata-rata bangunan, sehingga memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar

2. Karena bangunan yang akan didesain merupakan pasar tradisional maka ketinggian bangunan juga harus diperhitungkan agar pedagang dan pembeli tidak malas untuk menuju lantai paling atas, atau harus dapat dipecahkan dengan perancangan desain.

4. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan


(59)

Gbr 4.4 Eksisting pasar

perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 % - 90 %. Maka koefisen dasar bangunan adalah : 90 % x 12.768m2 = 11.491,2 m2

5. Kondisi Eksisting

Kondisi eksisting dalam hal ini adalah menjelaskan keadaan semula lokasi site sebelum diadakan pembangunan kembali. Dalam hal ini dipaparkan data-data jumlah dan jenis-jenis pedagang yang berjualan di kawasan pasar Padang Bulan.

Pedagang kelontong

Pedagang roti kering

Pedagang

pakaian/sendal

Pedagang ikan basah

Pedagang sayuran

Pedagang bumbu

Warung nasi

Pedagang emas

Pedagang buah

Pedagang madu

Pedagang peralatan

dapur

Tukan jahit

Pedagang mainan

Pedagang ikan kering

Pedagang ayam

Pedagang tas sekolah


(60)

Area dimana

angkutan umum

(angkot) selalu

menaik-turunkan

penumpang,

sehingga

mengakibatkan

kemacetan

Area dimana mobil barang (truk/pck

up) melakukan bongkar-muat

barang, sehingga mengakibatkan

kemacetan.

Area tempat

penjualan mebel

yang berada di

depan pasar

padan bulan.

Area tempat bejulan

pedagang kaki lima

yang menggelar

dagangannya tepat di

atas trotoar jalan yang

mengakibatkan jalan

menjadi sempit

karena pejalan kaki

menggunakan badan

jalan sebagai jalur

pedestrian.

Area belakang site yang merupakan aliran

sungai Babura, pedagang ikan dan ayam

potong membuang sisa air

rebusan/rendaman ke sungai ini.


(61)

Jl. Dr. Mansur

Jl. Jamin Ginting

Pencapaian utama adalag jalan Jamin

Ginting, dengan lebar jalan ± 18 meter,

jalan yang memiliki jalur dua arah ini

serinh mengalami kemacetan akibat

akitifitas pengguna jalan yang berhenti

sembarangan di dekat lokasi pasar

Padang Bulan, belum lagi kegiatan

bongkar muat barang yang sering

dilakukan di tepi jalan.

Gbr 4.6 pencapaian dan keadaan sekitar site

IV.1.2 Analisa Pencapaian

Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagi menjadi 2 bagian besar, antara lain :

A. Kendaraan

- Kendaraan Pribadi (kendaraan roda 2 dan roda 4)

Lokasi site yang berada pada Jalan Jamin Ginting, sangat efesien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum.


(62)

- Angkutan umum

List angkutan umum yang melewati site bedasarkan jalan utama yang ada di sekitar site antara lain :

1. Jalan Jamin Ginting :

- Angkot no 104 (merah) - Angkot no 67 (kuning) - Angkot no 37 (biru) - Angkot no 108 (kuning) - Angkot no 12 (pintu belakang) - Angkot no 110 (kuning) - Angkot no 103 (merah) - Angkot no 02 (kuning) - Angkot no 52 (kuning) - Angkot no 69 (kuning) - Angkot no 10 (kuning) - Angkot no 17 (biru) - Angkot no 54 (merah) - Angkot no 24 (biru) - Angkot no 25 (kuning)

- Angkot no 42 (merah)

- Angkot no 61 (pintu belakang)

Potensi : - Kawasan ini dilalui oleh berbagai macam jenis kendaraan umum, sehingga dapat dikatakan bahwa site ini cukup mudah untuk dicapai dari berbagai tempat.

Masalah : - Banyaknya jumlah kendaraan umum, kerap menyebabkan kemacetan di sekitar site, sehingga mengganggu kenyamanan pengendara lainnya.

Prospek : - Untuk mengatasi kemacetan yang kerap disebabkan oleh angkutan umum, maka akan dibuat halte bagi pengunjung, yang menggunakan angkutan umum agak menjorok ke bagian dalam site (kantong-kantong parkir), serta penyediaan parkir untuk taksi dan becak mesin.


(63)

Gbr 4.7 Jalur pejalan kaki

B. Pejalan Kaki

Merupakan kawasan yang cukup banyak dilalui oleh pejalan kaki, terutama mulai dari pagi hingga siang hari. Karena pada saat itu merupakan puncak dari kegiatan belanja di daerah tersebut.

Potensi : - Kawasan ini memiliki jalur kendaraan yang cukup ramai, sehingga mudah untuk dicapai

- Jumlah angkutan umum yang ada jumlahnya cukup banyak dan jenisnya bervariasi sehingga kawasan ini dapat dijangkau dari jarak yang cukup jauh.

Permasalahan : - Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur sehingga menyebabkan kemacetan, terutama di bagian depan pusat perbelanjaan.

- Konflik antara pejalan kaki dan kendaraan, karena tidak ada pedestrian,hingga menyebabkan kemacetan.

Prospek : - Pemisahan tempat angkot dengan jalur kendaraaan (jalan Jamin Ginting), sehingga tidak terjadi kemacetan bagian timur site.

- Pemisahan jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan sehingga konflik antara keduanya dapat dipisahkan.

Jalur utama pejalan kaki

Jalur sekunder (gang/jalan kecil)


(64)

Srkulasi utama di sekitar pasar

adalah jalan Jamin Ginting.

Merupakan jalur 2 arah.

Srkulasi melalui jalan dr.

Mansur.

Merupakan jalur 2 arah.

Keseluru

han jalur

di dalam

pasar ini

adalah 2

arah

Persimpan

gan dalam

area pasar

dengan

lebar yang

relatif

sempit

Gbr 4.8 Jalur kendaraan menuju pasar

Gbr 4.9 jalur pejalan kaki menuju pasar

IV.1.3 Analisa Sirkulasi

Untuk analisa sirkulasi, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki.

A. Kendaraan

B. Pejalan Kaki

Pada Pasar Padang Bulan

Entrance utama pasar

Entrance samping

pasar, sangat kecil

dan hampir tidak

terlihat

Entrance melalui

jembatan


(65)

Gbr 4.10 View Menuju Site Pada lantai 1 :

1. Sirkulasi dalam bangunan sudah jelas, akan tetapi pembagian llokasi jenis-jenis dagangan yang tidak teratur sering menyulitkan pembeli mencari barang yang diinginkan.

2. Jalur masuk sudah baik, hanya perlu penataan ulang agar menjadi lebih sempurna.

Potensi : - Dapat dikatakan bahwa jumlah pengunjung yang mendatangi kawasan ini setiap harinya cukup banyak.

- Dekat dengan Jalan Raya yang cukup padat arus lalu lintasnya

Permasalahan : - sirkulasi sudah lumayan jelas, akan tetapi luas jalan di dalam pasar sangat sempit, sehingga pembeli sering berdesak-desakan.

- tempat menunggu kendaraan umum bagi pengunjung tidak disediakan sehingga kerap menimbulkan kemacetan.

Prospek : - memperjelas orientasi sirkulasi dari pasar yang akan didesain

- menyediakan tempat khusus menunggu kendaraan umum

- penyediaan tempat khusus bagi pengguna kendaraan umum

IV.1.4 Analisa Orientasi

Untuk analisa view bangunan, maka akan dperhatikan dari arah depan. Yaitu dari arah jalan Jamin Ginting.

A. Orientasi dari luar ke dalam (menuju bangunan)

Area padat yang sering

dilalui kendaraan.

Area site yang tampak

dari luar


(66)

Timur

Barat

Gbr 4.11 pergerakan matahari

Diketahui bahwa site dilalui oleh satu jalan utama, yaitu jalan Jamin Ginting,

Sehingga bagian dari site yang langsung tampak dari jalan, harus diekspos sehingga mampu menarik minat masyarakat sekitar untuk datang.

B. View dari dalam ke luar (ke lingkungan sekitar)

Untuk view ke luar, tidak ada bagian tertentu dari kawasan yang cukup menarik, sehingga bangunan tidak perlu diorientasikan ke satu arah tertentu. Maka bangunan direncanakan berorientasi pada jalan Jamin Ginting sebagai akses utama.

Potensi : - Site dilalui jalan yang cukup padat serta dikelilingi pemukiman penduduk, sehingga gampang untuk dilihat.

- Ketinggian bangunan sekitar relatif rendah (2-3 lantai), sehingga tidak menggangu view dari luar menuju bangunan.

Masalah : - Degradasi kualitas lingkungan sekitar, sehingga juga memperburuk citra kawasan sekitar, termasuk site.

Prospek : - Pada bagian site yang gampang terlihat dari jalan sekitar, maka fasade bangunan akan dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk datang.

- Perbaikan kualitas kawasan sekitar, sehingga nantinya bangunan yang akan didesain memiliki keharmonisan dengan kawasan sekitarnya.

IV.1.5 Analisa Matahari

Untuk permasalahan yang akan dibahas dalam analisa matahari, akan dijelaskan dari peta pergerakan matahari pada kawasan yang akan dirancang nantinya, sebagai berikut :


(67)

Berdasarkan gambar pergerakan matahari pada site di halaman sebelumnya, maka dapat diketahui:

- Bagian yang ditampilkan dengan warna kuning gelap merupakan bagian dari site yang paling banyak terkena sinar matahari secara langsung

- Bagian yang berwarna kuning yang memudar menunjukkan bahwa intensitas matahari semakin berkurang, karena kebanyakan posisi matahari adalah berada tepat di atas site, sehingga bagian utara dan selatan yang memanjang tidak terkena sinar matahari. Hal ini adalah baik, karena dengan demikian bidang bangunan yang terkena sinar berkurang yang menyebabkan suhu bangunan tidak begitu tinggi.

Potensi : - Site sudah memiliki orientasi yang baik, karena berorientasi timur-barat, sehingga menyebabkan bagian bangunan yang terkena sinar matahari lebih sedikit dan suhu bangunan tidak begitu tinggi.

- Bangunan sekitar site, terutama pada bagian utara dan selatan, memiliki ketinggian rata-rata 2-3 lantai, sehingga secara tidak langsung sudah menjadi peneduh bagi jalur pejalan kaki dari arah tersebut.

Masalah : - Untuk analisa matahari, sebenarnya tidak ada masalah yang begitu signifikan, dikarenakan orientasi site yang baik. Namun suhu udara yang cukup tinggi untuk kawasan site tetap perlu diperhatikan. Karena pada siang hari, suhu udara cukup tinggi dan tidak ada buffer vegetasi di sekitar site.

Prospek : - Untuk pencahayaan site diusahakan kontribusi dari pencahayaan alami. Khusus untuk pasar pencahayaan akan diusahakan dengan pembuatan skylight sehingga dapat dilakukan penghematan listrik.

Pada bagian timur dan barat site, akan ditempatkan vegetasi yang berfungsi sebagai buffer panas, sehingga pejalan kaki yang melewati daerah tersebut dapat merasa nyaman.


(68)

Gbr 4.12 Eksisting Ruang Terbuka HIjau

IV.1.6 Analisa Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Potensi : - Site cukup luas untuk ditanami hijauan.

- Pada bagian belakan site terdapat hutan bambu, yang perlu ditata kembali.

Masalah : - Kurangnya hijauan menyebabkan lokasi site terlihat kering dan gersang.

- Area hijauan yang ada, kurang diperhatikan dan menjadi tempat untuk membuang sampah.

- Pada bagian depan site, tidak terdapat tanaman, sehingga tidak ada buffer antara jalan dan site

Prospek : - Hijauan yang telah ada akan ditata ulang agar menjadi lebih baik lagi.

Pada bagian belakang

terdapat hijauan berupa

tanaman bamboo yang

membatasi antara site

dengan sungai Babura.

Ruang terbuka pada

bagian depan site,

merupakan entrance dan

area parkir pada pasar

padang bulan.

Batas ruang terbuka hijau pada bagian

samping site yang menjadi batas antara site

dengan sekolah dasar.


(69)

Gbr 4.13 Eksiting drainase pasar

- Area hijau akan ditambah, agar lokasi pasar ini lebih terlihat asri dan segar.

- Pada bagian depan akan ditanami tanaman berdaun rindang yang berfunsi sebagai peneduh dan buffer.

IV.1.7 Analisa Sarana dan Prasarana 1. Pola drainase site

- Drainase utama pada site terdapat pada sepanjang jalan Jamin Ginting, dengan lebar sekitar 1,5 meter.

Permasalahan :

- Saluran drainase yang terdapat pada jalan bagian depan site tidak lagi terlhat, karena ditutupi oleh para pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar dan selokan.

- Untuk saluran pada jalan lainnya juga kurang lebih memiliki masalah yang hampir mirip, dan juga disertai penyumbatan dikarenakan sampah dari pasar.

Prospek :

- Akan dilakukan pembenahan dari saluran drainase yang ada, serta pembuatan bak kontrol untuk memudahkan perawatan.

- Pedagang kaki lima akan ditertibkan dan direlokasi ke area pasar.

- Permasalahan limbah pasar, akan dibuat terlebih dahulu tempat penyaringannya sehingga tidak menimbulkan penyumbatan.

Jalur sirkulasi utama

Kamar mandi, pembuangan

limabah langsung ke sungai


(70)

Site

Sekolah

Fasilitas Umum

Daerah komersil

Pemukiman penduduk

Gbr 4.14 Tata Guna Lahan

Kawasan USU

2. Jaringan listrik dan telepon

- Jaringan listrik dan telepon sudah tersedia. Perletakan kedua sistem ini mengikuti sistem yang sudah ada, yaitu penggunaan tiang listrik dan telepon (ada di atas tanah)

- Perletakan kabel listrik yang kurang tertata rapi, sehingga mengganggu terhadap view menuju kawasan.

Permasalahan :

- Perletakan kabel listrik yang tidak tertata rapi, sehingga mengganggu terhadap view menuju kawasan.

Tanggapan :

- Penataan kembali sistem listrik dan telepon, diusahakan agar perletakannya berada di bawah tanah, sehingga tidak mengganggu view dan dapat lebih efektif penggunaannya.

IV.1.8 Analisa Tata Guna Lahan

Untuk analisa tata guna lahan, maka kawasan sekitar yang akan disurvei adalah hanya sebatas bangunan yang terdapat di sekeliling site, dikarenakan bangunan sekitar inilah yang paling mempunyai pengaruh terhadap site nantinya.


(1)

Gbr 6.21 DETAIL KIOS, LOTS & HALTE VI. 4 DETAIL KIOS DAN LOTS


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistiik Medan. 2009. ”Medan Dalam Angka” . Medan : Badan Pusat Statistik

Ernst Neufert. 2002 . ”Data Arsitek Jilid II”. Jakarta : Erlangga.

Jimmy S. Juwana. 2004. ”Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan” . Jakarta : Gelora Aksara Pratama

Kusdarjito,Cungki ”Menyoal Pasar Tradisional di Perkotaan”. Tersedia di http://www.bapeda.pemdadiy.go.id/detail.php?jenis=29&id=2389&PHPSESSID= 7f6d449f9bb3393d9395f9a70f

af47e4

Mudrajad Kuncoro. 2008. ”Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional”. Kadin Indonesia.

Putri Yohanna P.S. 2002. ”Penataan Bangunan Pasar Tradisional Balige”. Medan : Perpustakaan Departemen Arsitektur USU.

Sinaga, Pariaman. 2004. ”Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional”. Kementerian

Koperasi dan UKM. Jakarta.

_____________.2004. ”Revitalisasi Pasar Pabean Surabaya”. Surabaya : Universitas Petra