Hasil penelitian menjelaskan bahwa preferensi konsumen berfokus pada hasil stimuli kombinasi

ISSN-P 2407-2184
Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY )
Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS)
TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Maulan Irwadi, S.E., M.Si., Ak.CA
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika
Abstrak
Penelitian ini beetujuan untuk mengetahui pengaruh Deviden Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS)
terhadap harga saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dan berdasarkan sample
(purpose sampling) di dapatkkan 7 perusahaan Industri manufaktur yang melaporkan laporan keuangan
secara lengkap dan menerbitkkan dividen selama lima tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2008 sampai
tahun 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
DPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di
Bursa Efek Indoonesia periode 2008 s.d. 2012.Dari segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
pertama dalam irrelevance theory mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham.Teori ini
menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan.sedangkan
secara parsial EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri
manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008 s.d.2012. EPS dan DPS secara simultan (bersama-sama)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
Kata kunci: Earning Per Share, Earning Per Share, harga saham dan laporan keuangan.
1.

PENDAHULUAN

yang menunjukkan berapa besar keuntungan

1.1

Latar Belakang

(return) yang diperoleh investor atau pemegang

Tahun 2008 terjadi krisis global yang

saham

persaham


(Darmadji

dan

Fakhuddin,

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

2006,h.139). Dengan memperhatikan Earnings Per

naiknya harga minyak dunia yang menyebabkan

Share maka investor dapat mempertimbangkan

naiknya harga makanan di seluruh dunia, para

untuk berinvestasi di pasar modal. Earnings Per

investor mulai kehilangan kepercayaan sehingga


Share dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan,

harga-harga saham terbesar di bursa-bursa utama

jika pendapatan perusahaan tinggi maka nilai

dunia pun jatuh. Diperkirakan krisis ekonomi ini

Earnings Per Share juga akan tinggi, begitu juga

hampir sama dengan krisis ekonomi yang terjadi

sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi harga

di tahun 1929 (www.vibizmanagement.com).

saham, karena pergerakan harga saham pengaruh

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh


awalnya adalah pada pendapatan perusahaan.

investor di pasar modal adalah adanya kesulitan

Earnings per share yang tinggi menggambarkan

untuk menentukan keputusan investasinya dan

bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan

faktor apa yang menentukan harga saham di bursa.

tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada

Para

dalam

pemegang saham.Salah satu variabel dividen yang


senantiasa

dapat mempengaruhi harga saham adalah dividend,

menginginkan agar laba per lembar saham atau

yaitu pembagian sisa laba bersih perusahaan yang

earnings per share yang dimiliki meningkat.

didistribusikan kepada pemegang saham, atas

pemegang

menanamkan

Informasi

saham


perusahaan

investasinya

Earnings

Per

Share

perusahaan

persetujuan RUPS (Darmadji dan Fakhuddin 2006,

menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan

h.62). Oleh karena itu informasi mengenai

yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham


dividend per share ini sangat diperlukan untuk

perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah rasio

mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

39

saham yang akan diterima oleh para pemegang

2.2

saham. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

Pengertian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006,


mengenai

h.5) “saham (stock) dapat didefenisikan sebagai

“Pengaruh Dividen Per Share (EPS) dan Earning

tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

Per Share (EPS) terhadap harga saham pada

badan dalam suatu perusahaan atau perseroan

perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek

terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas

Indonesia pada periode 2008 s.d 2012”.

yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut


akan

menganalisis

lebih

lanjut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
1.2

Perumusan Masalah

berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan

oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan

tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian


di perusahaan tersebut.

ini adalah :Adakah pengaruh Dividen Per Share
(DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap

2.3

Deviden Per Share (DPS)

harga saham baik secara parsial maupun simultan

Menurut Darmadji dan Fakhrudin, (2006,

pada perusahaan Industridi BEI pada periode

h.127) “Dividen merupakan Pembagian sisa laba

2008-2012.


bersih perusahaan yang didistribusikan kepada
pemegang saham, atas persetujuan RUPS.Dividen

Tujuan Penelitian

itu sendiri bisa dalam bentuk tunai (cash dividend)

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

atau pun dividen saham (stock dividend)”.Dividend

mengetahui besarnya pengaruh Dividen Per Share

Per Share digunakan untuk mengukur berapa

(DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap

rupiah yang diberikan kepada pemilik saham dari

harga saham baik secara parsial maupun simultan

keuntungan perusahaan

pada perusahaan Industridi BEI pada periode 2008

saham. Investor mengharapkan dividen yang

s.d 2012.

diterimanya dalam jumlah besar dan mengalami

1.3

untuk

setiap

lembar

peningkatan setiap periode.
Menurut penelitian Maryati (2012, h.29)

2.

LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Pasar Modal

dalam buku Weston and Copeland (1995:310),

Menurut UU Pasar Modal No.8 (1995, h.3),

Dividend Per Share adalah perbandingan antara

“Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan

dividen yang akan dibayarkan perusahaan dengan

dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,

jumlah lembar saham.

Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

DPS =

Dividen Tunai
Jumlah Saham Beredar

yang berkaitan dengan efek.
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006,
h.1) Pasar Modal (capital market) merupakan

2.3.1 Teori Kebijakan Dividen

pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

Menurut Perkembangan ilmu keuangan

panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam

modern memunculkan pendekatan baru yang lebih

bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar Modal

relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan

merupakan pasar untuk surat berharga jangka

dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu:

panjang.
Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

40

a.

Signal theory
Dividend
bahwa

menunjukkan berapa besar keuntungan (return)

signalling
informasi

theory

tentang

menjelaskan
dividen

yang

yang diperoleh investor atau pemegang saham per
saham”. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja

dibayarkan, digunakan oleh investor sebagai

menggembirakan

pemegang

sinyal perusahaan di masa mendatang.Sinyal

semakin besar

perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi

pemegang

harga saham. Reaksi harga saham dapat

dirumuskan sebagai berikut:

laba

saham.

saham

karena

yang disediakan untuk
Perhitungan

EPS

dapat

diukur dengan menggunakan return saham
sebagai nilai perubahan harga atau dengan

EPS 

menggunakan abnormal return.
b.

Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Saham Beredar

Teori Dividen Residual (Residual Theory of
Dividens)

Earnings per share merupakan informasi

Menurut teori dividen residual, perusahaan

yang dianggap paling mendasar dan berguna,

menetapkan kebijakan dividen setelah semua

karena bisa menggambarkan prospek earnings

investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

perusahaan di masa depan. Meskipun beberapa

Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan

perusahaan

merupakan „sisa‟ (residual) setelah semua

earnings per share perusahaanbersangkutan dalam

usulan investasi yang menguntungkan habis

laporan keuangannya, namun besarnya earnings

dibiayai.

per share perusahaan bisa dihitung berdasarkan

tidak

mencantumkan

besarnya

informasi laporan neraca dan laporan rugi laba
2.3.2 Pengaruh Deviden Per Share Terhadap

perusahaan.

Harga Saham
Semakin besar tingkat kemampuan suatu

2.5

Pengaruh Earning Per Share Terhadap

perusahaan dalam menghasilkan deviden per share

Harga Saham

bagi pemegang saham, maka akan memberikan

Rasio ini menunjukkan laba bersih yang

korelasi yang positif terhadap harga saham

berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar

perusahaan yang berimbas pada indeks harga

saham selama satu periode tertentu yang akan

saham. Hal ini sesuai dengan signally theory yang

dibagikan

menyatakan bahwa deviden menunjukkan sinyal

Kenaikan atau penurunan EPS dari tahun ke tahun

prospek suatu perusahaan dimasa yang akan

adalah ukuran penting untuk mengetahui baik

datang. Dividden signaling theory menjelaskan

tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan

bahwa informasi tentang deviden yang dibayarkan,

pemegang sahamnya.EPS yang tinggi menandakan

digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan

bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat

dimasa mendatang. Sinyal perubahan deviden

kemakmuran kepada para pemegang saham,

dapat

sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan

dilihat

dari

reaksi

harga

saham

(www:repository.usu.ac.id)

kepada

semua

pemegang

saham.

tingkat kemakmuran yang rendah menandakan
bahwa perusahaan gagal dalam memberikan

2.4

Earning Per Share (EPS)

tingkat kemakmuran kepada para pemegang

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006,

saham. Secara teori semakin tinggi EPS, harga

h.139), “Earning Per Share merupakan rasio yang
Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

41

saham cenderung naik. EPS yang meningkat

Dividend Per Share, dan Financial Leverage

menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil

secara signifikan terhadap harga saham pada

meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal

perusahaan food & beverage yang terdaftar di

ini akan mendorong investor untuk menambah

Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Variabel

jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan

independen EPS, DPS, dan FL, Variabel dependen

tersebut.

jumlah

yang diteliti yaitu Harga Saham. Pemilihan sampel

permintaan terhadap saham mendorong harga

dilakukan dengan metode purposive sampling dan

saham juga ikut naik. (www.manajemenringga.

dari 20 perusahaan food & beverage yang terdaftar

blogspot.com)

di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009

Pada

akhirnya

peningkatan

diperoleh 8 perusahaan dikalikan dengan 4 tahun
pengamatan

2.6 Kerangka Pemikiran

menjadi 32

perusahaan

sebagai

Kerangka pemikiran merupakan sintesis

sampel penelitian.Hasil penelitian menunjukkan

dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu

secaraParsial EPS berpengaruh signifikan terhadap

serta

harga saham, DPS dan FL secara parsial tidak

alasan-alasan

logis.

Adapun

kerangka

pemikiran dari penelitian ini adalah:

berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
secara simultan variabel EPS, DPS, dan FL

Dividen Per
Share

berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Harga Saham
(Y)

Earning Per
Share

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Maryati (2012) dengan judul Pengaruh
Earnings Per Share, Dividend Per Share, dan
Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Industri Perbankan Yang Terdaftardi Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2010. Populasi penelitian

2.7

Hipotesis

ini adalah 31 industri perbankan yang terdaftar di

Menurut Arikunto (2005, h. 45) Hipotesis

Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.Sampel

merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai

ditentukan

hubungan dua variabel atau lebih. Adapun

purposive sampling, diperoleh 10 perusahaan.Hasil

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh

berikut:

positif dan signifikan terhadap harga saham, DPS

H1 =

Ada pengaruh positif Dividen Per share
(DPS) terhadap harga saham secara parsial

dengan

menggunakan

metode

tidak berpengaruh terhadap harga saham, FL tidak
berpengaruh terhadap harga saham.

H2 = Ada pengaruh positif Earning Per Share

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

(EPS) terhadap harga saham secara parsial

oleh Kalana (2011) dengan judul Pengaruh

H3 = Ada pengaruh yang positif Earning Per

Financial Leverage (FL), Dividend Per Share

Share (EPS), Dividen Per share (DPS)

(DPS) danEarning Per Share (EPS)Terhadap

secara bersama-sama terhadap harga saham

Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Teknik

2.8

penentuan sampel menggunakan metode purposive

Penelitian yang Relevan
Berdasarkan

Miranda

(2011)

penelitian

menunjukkan

bahwa

secara parsial FL dan EPS tidak mempunyai

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

42

pengaruh

Per

samling.Hasil

Share,

menganalisis

Earning

yang

pengaruh signifikan terhadap harga saham dan

1.

Variabel Bebas (Variabel Independen)

DPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Variabel Independen merupakan variabel

harga saham.Secara simultan variabel independen

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

FL, DPS dan EPS mempunyai pengaruh signifikan

perubahannya atau timbulnya variabel dependen

terhadap harga saham.

(terikat). Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel

Perbedaan

peneliti

dengan

peneliti

sebelumnya adalah peneliti menggunakan objek
perusahaan

manufaktur

sebelumnya

objeknya

sedangkan

independen yang digunakan, yaitu Deviden per
Share (DPS), danEarning per Share (EPS).

penelitian

perusahaan

food

and

2.

beverage, perbankan dan pertambangan.

Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
3.

METODOLOGI PENELITIAN

adanya

variabel

bebas.Dalam Penelitian ini,

3.1

Variabel Penelitian dan Definisi

peneliti menggunakan variabel dependen berupa

Operasional

harga saham.

3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah

3.1.2. Definisi Operasional

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

Definisi operasional merupakan petunjuk

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk

diproleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

mempermudah dalam penganalisian maka tiap

ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2010, h. 2).

variabel akan didefinisikan secara operasional.

Dalam penelitian ini digunakan dua (2) variabel,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Matrik Pengukuran Variabel
No
1

Variabel
Penelitian
Y
Harga
Saham
X1
Deviden Per
Share

Defenisi Operasional

Indikator

Saham merupakan salah satu bentuk efek
atau surat berharga yang diperdagangkan
dipasar modal (bursa)
2
DPS (Dividend Per Share) merupakan total
semua dividen tunai yang dibagikan
dibandingkan dengan jumlah saham yang
beredar
3
X2
Earning per Share (EPS) adalah rasio pasar
Earning Per yang menunjukkan bagian laba untuk setiap
Share
saham
Sumber: Data diolah 2014

3.2

dengan

3.2.1 Populasi

penelitian

ini

yang
adalah

menjadi

Rasio
(closing price)



Deviden Tunai
Jumlah Saham beredar

Rasio



Laba bersih setelah
pajak
Jumlah saham beredar

Rasio



selama 5 (lima) periode, yaitu tahun 2008 sampai

Populasi dan Sampel

Populasi

Skala

objek

perusahaan

dalam
Industri

tahun

2012

yaitu

berjumlah

138

perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa
Efek Indonesia.

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

43

pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik

yang

dimiliki

oleh

penelitian yang memenuhi kriteria sampel yang

populasi

telah ditentukan sebelumnya. Sampel dalam

(Sugiyono, 2010, hal. 62).Sampel dalam penelitian

penelitian ini berjumlah 7 perusahaan industri

ini menggunakan metode purpose sampling, yaitu

manufaktur go publik di Bursa Efek Indonesia

penarikan sampel dengaan menekankan pada

periode 2008-2012 yaitu perusahaan.

Tabel 3.3
Kriteria Penentuan Sampel
No

Perusahaan
Manufaktur

Keterangan

1

Perusahaan Industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)

138

2

Perusahaan Industri manufaktur yang tidak mempublikasi-kan laporan
keuangan lengkap periode 2008-2012

131

3

Perusahaan industri manufaktur yang mempublikasikan laporan
keuangan lengkap dan menerbitkan dividen cash periode 2008-2012
(Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian)

7

Sumber :www.idx.co.id

3.3

Teknik Pengumpulan Data

3.3.2 Teknik Observasi

Data yang dikumpulkan adalah berupa data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh secara

merupakan data sekunder sehingga prosedur

tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan).

pengumpulan

Data skunder ialah data yang sudah diproses oleh

observasi

pihak tertentu sehingga data tersebut sudah

disediakan oleh perusahaan itu sendiri yang

tersedia saat kita memerlukannya (Sarwono,

diperooleh dari ICMD dan harga saham harian

20102, h.32) Pengumpulan data serta bahan-bahan

www.idx.co.id dan www.financeyahoo.com

data

terhadap

dilakukan

dengan

teknik

laporan

keuangan,

yang

dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian
sebagai berikut:

3.3.1 Penelitian

Kepustakaan

(Library

4.

PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah

Research)

perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di

Penelitian dengan cara membaca dan

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008

mempelajari literatur seperti buku-buku, jurnal,

sampai dengan 2012 (5 tahun) melalui proses

internet dan berbagai macam sumber tertulis

seleksi sampel dengan menggunakan metode

lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

purposive sampling di dapat 7 (tujuh) perusahaan

(Arikunto, 2005 h.56)

industri manufaktur sebagai sampel penelitian.
Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi
objek dalam penelitian ini :

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

44

Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
No
Kode
Nama Perusahaan
1
AKRA
Akr Corporindo Tbk
2
ASII
Astra International Tbk
3
BATA
Sepatu Bata Tbk
4
DVLA
Darya-Varia Laboratria Tbk
5
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
6
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
7
UNVR
Unilever Tbk
Sumber : ICMD (Indonesian Capital Market Directory)

Industri Sector
Wholesale
Miscellaneous Industry
Miscellaneous Industry
Consumer Goods Industry
Consumer Goods Industry
Miscellaneous Industry
Consumer Goods Industry

Analisis Dan Uji Hipotesis

penulis melakukan transformasi data ke model

4.2.1 Analisis Pengujian Asumsi Klasik

logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan harga

1)

Uji Normalitas

saham = HS menjadi LN_Harga_Saham =

Dari hasil uji normalitas di atas, dapat

(LN_HS). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan

dilihat bahwa variabel EPS, DPS dan HS memiliki

asumsi normalitas.Oleh karena itu, dilakukan

data yang tidak terdistribusi dengan normal karena

transformasi data yang tidak terdistribusi secara

nilai signifikannya < 0,05 yaitu variabel EPS

normal tersebut untuk menormalkannya.Caranya

sebesar 0.004, variabel DPS sebesar 0.000 dan

adalah dengan melakukan LN terhadap semua

variabel harga saham sebesar 0.000. Untuk

variabel yang tidak terdistribusi secara normal

mengubah nilai residual agar berdistribusi normal,

tersebut.Hasilnya data telah normal sebagai berikut

4.2

Tabel 4.2
Uji Normalitas (3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hs
N
Normal Parametersa,,b

35
60282.4286
1.41688E5
.347
.347
-.336
2.054
.000

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

dps
35
1501.5471
3729.01778
.350
.350
-.345
2.073
.000

Eps
35
5269.6366
9595.92486
.300
.300
-.293
1.774
.004

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : diolah dari SPSS
2)

dilakukan dengan menghitung nilai VIF (variance

Uji Multikolinieritas
untuk

inflation factor) dari setiap variabel independen.

mengetahui apakah antara variabel independen

Adapun hasil pengujian Multikolinieritas adalah

yang

sebagai berikut:

Uji

Multikolinieritas

dipergunakan

mempunyai

korelasi.

dalam
Uji

bertujuan

penelitian

ini

Multikolinieritas

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

45

Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

Standardized
Coefficients

Std. Error

(Constant)

3.547

.603

LN_DPS

.077

.120

LN_EPS

.774

.105

Beta

Collinearity Statistics
t

Sig.

Tolerance

VIF

5.881

.000

.072

.640

.527

.592

1.690

.826

7.389

.000

.592

1.690

a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : diolah dari SPSS
Hasil

uji

multikolonieritas

dengan

menggunakan bantuan SPSS versi 17 hasilnya

regresi yang ada layak untuk dipakai.(Priyatno,
2012, h.153).

terlihat dalam tabel 4.3. Variabel independent DPS
dan EPS menunjukkan angka VIF kurang dari 10

3)

dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian
dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak

Uji Autokorelasi
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

terdapat masalah multikolinieritas.Maka model
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model

R
1

R Square
.874a

Adjusted R
Square

.763

.748

Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1.03047

2.093

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Diolah dari SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai DW 2,093 angka D-W tersebut berada diantara
1,54< 2,093 < 2,46 berarti tidak terjadi autokorelasi

4)

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

homokedastisitas, yaitu dengan melakukan uji

menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel

dengan melihat pola titik-titik pada scatteplots

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

regresi dan uji Koefisien Spearman‟s Rho.Hasil

dalam model regresi. Model regresi yang baik

penelitian ini tidak ada pola yang jelas, serta titik-

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi

titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

46

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.5
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

Standardized
Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

3.547

.603

LN_DPS

.077

.120

LN_EPS

.774

.105

t

Sig.

5.881

.000

.072

.640

.527

.826

7.389

.000

a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: diolah dari SPSS
Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel EPS dan DPS
adalah:Y = 3,547 + 0,077 X1 + 0,774 X2
4.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan

menjelaskan variabel dependennya. Nilai R

seberapa besar korelasi atau hukungan antara

square adalah nol sampai dengan satu. Apabila

variabel-variabel independen dengan variabel

nilai R square semakin mendekati satu, maka

dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat

variabel-variabel independen memberikan semua

apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1.

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

Koefisien

determinan

(R

square)

menunjukkan seberapa besar variabel independen

variasi variabel dependen dan diperoleh hasil
sebagai berikut:

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
1

R

R Square
.874a

Adjusted R
Square

.763

.748

Std. Error of the
Estimate
1.03047

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Diolah dari SPS

Pada model summary sebelumnya, angka

74,8% variasi atau perubahan dalam harga saham

R sebesar 0,748 menunjukkan bahwa korelasi atau

dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak

hubungan antara HS (variabel dependen dengan

dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian

EPS dan DPS (variabel independen) adalah kuat

standar error the estimate adalah sebesar 1,03047.

karena berada di atas angka 0,5 (50%). Angka

Semakin kecil angka ini akan membuat model

adjusted R square atau koefisien determinasi yang

regresi semakin tepat dalam memprediksi HS.

disesuaikan adalah 0,748. Hal ini berarti bahwa

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

47

Berdasarkan

4.2.4 Uji Hipotesis
Untuk melihat pengaruh EPS dan DPS

hasil

pengolahan

data

dengan

program SPSS 17,0 maka diperoleh hasil seperti

secara individu terhadap harga saham, dapat

yang terlihat pada tabel 4.7 berikut:

dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.
Tabel 4.7
Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

Standardized
Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

3.547

.603

LN_DPS

.077

.120

LN_EPS

.774

.105

T

Sig.

5.881

.000

.072

.640

.527

.826

7.389

.000

a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: diolah dari SPSS
Dari tabel koefisien regresi di hal

Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel

sebelumnya, dapat diambil kesimpulan yaitu:

DPS mempunyai angka sigfikansi sebesar

1.

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi

0,266 yang berada di atas 0,05 yang

konstanta dan setiap variabel independennya.

menunjukkan bahwa EPS secara individual

Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel

tidak berpengaruh signifikansi terhadap HS.

EPS mempunyai angka signifikansi sebesar

Setelah melakukan uji t, kemudian untuk

0,000 yang berada di bawah 0,05 yang

melihat pengaruh EPS dan DPS secara simultan

menunjukkan bahwa EPS secara individual

terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan

berpengaruh signifikan terhadap HS

menggunakkan uji statistik F. Hasil uji statistik F

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi

dengan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel

konstanta dan setiap variabel independennya.

berikut ini:

2.

Tabel 4.8
Uji Statistik F
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

Df

Mean Square

109.561

2

54.781

33.979

32

1.062

143.541

34

F
51.589

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_DPS
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber: Data diolah dari SPSS

Dari uji ANOVA atau F-test, diperoleh

signifikan 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut

nilai F hitung sebesar 51,589 dengan tingkat

dapat disimpulkan bahwa variabel EPS dan DPS

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

48

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

= 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar -2,037. Dari

variabel harga saham karena tingkat signifikansi

output

sebesar 0,0000 ( t tabel maka Ho ditolak. Sehingga

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa

di dapatkan nilai t hitung > t tabel (7,389 > 2,037)

variabel X1 atau dividen per lembar saham atau

maka Ho ditolak yang berarti Variabel X2

Dividen Per Share (DPS) tidak berpengaruh

berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

signifikan terhadap variabel Y (harga saham),

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai EPS

sebagaimana

angka

6 dari 7 perusahaan manufaktur di BEJ selama

signifikansinya 0,527 > 0,05 setelah dilakukan uji

empat tahun terakhir ini relatif naik yaitu pada

t. t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 = 0,025

tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 karena

(uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df = n-k-1

tahun 2012 EPS dipublikasikan belum mencapai

atau 35-2-1 = 32. Hasil diperoleh t tabel sebesar -

akhir periode. Dari 7 perusahan manufaktur yang

2,037.Dari output didapat t hitung 0,640. Kriteria

telah go public dan menawarkan sahamnya di BEJ

pengujiannya jika –t tabel < t hitung < y tabel

yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini

maka Ho diterima dan jika –t hitung < -t tabel

tidak ada satupun perusahaan yang memiliki EPS

atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Sehingga

di bawah nol (negatif). Hal ini menunjukkan

di dapatkan nilai t hitung > t tabel (-2,037 <

bahwa 7 perusahaan tersebut mampu membagikan

0,640) maka Ho diterima yang berarti Variabel X1

keuntungan bersihnya kepada para pemegang

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

saham. Perusahaan-perusahan yang dipandang

4.3

Hal

ditunjukkan

tersebut

oleh

teori

paling berhasil dari indikator perolehan EPS yang

kebijakan dividen dalam irrelevance Theory

tinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia karena

mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap

secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai

harga

bahwa

dengan 2011 mampu membagikan keuntungan

kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-

kepada pemegang saham dalam jumlah yang

apa bagi nilai perusahaan. Peningkatan atau

relatif besar. Jadi hal ini terbukti kebenarannya

penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan

terhadap hipotesis bahwa EPS berpengaruh

mempengaruhi nilai perusahaan. Jadi teori ini

terhadap harga saham.

saham.Teori

sesuai

ini

dengan

menganggap

tidak terbukti kebenarannya terhadap hipotesis
bahwa DPS tidak berpengaruh terhadap harga

5.

saham.

Dari
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa

variabel X2 atau Earning Per Share (EPS)
memiliki

KESIMPULAN

pengaruh

yang

sangat

signifikan

hasil

penelitian

ini,

diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.

DPS secara parsial tidak memiliki pengaruh
yang

signifikan

terhadap

harga

saham

terhadap variabel (Y) harga saham, sebagaimana

perusahaan industri manufaktur di Bursa

ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar

Efek Indoonesia periode 2008-2012. Dari

0,0000 < 0,05 setelah dilakukan uji t. t tabel dicari

segi teori, hasil penelitian ini sesuai dengan

pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji dua sisi)

pendapat pertama dalam irrelevance Theory

dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 35-2-1

mengenai

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

pengaruh

kebijakan

dividen

49

terhadap harga saham. Teori ini menganggap

DAFTAR PUSTAKA

bahwa kebijakan dividen tidak membawa
dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi,
peningkatan atau penurunan dividen oleh
perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai

2.

Suharsimi.

Manajemen

2005.

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadji,Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin,
Modal

di

Indonesia

perusahaan.

2006.Pasar

EPS secara parsial memiliki pengaruh yang

Pendekatan Tanya Jawab.Jakarta: PT

signifikan terhadap harga saham perusahaan

Salemba Empat.

industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia

3.

Arikunto,

Intan, Taranika. (2009). “Pengaruh Dividend Per

periode 2008-2012.

Share dan Earning Per Share Terhada

EPS dan DPS secara simultan (bersama-

p Harga Saham pada Perusahaan Go

sama) memiliki pengaruh yang signifikan

Public di Bursa Efek Indonesia”.

terhadap harga saham perusahaan industri

Jurnal Ekonomi (Diakses 6 Februari

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2013).
Kalana, Jaka Insan. 2011. Pengaruh Financial
Leverage (FL), Dividend Per Share
(DPS) dan Earning Per Share (EPS)
Terhadap

Harga

Saham

pada

Perusahaan Pertambangan di Bursa
Efek

Indonesia

2009.Jurnal

Periode

Ekonomi

2005-

(Diakses

6

Februari 2013).
Lestari, Puji. PengaruhEarning Per Share (EPS),
Dividend

Per

Share

(DPS)

dan

Financial Leverage (FL) Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Dasar
Kimia. Jurnal Ekonomi (Diakses 6
Februari 2013).
Madichah. 2005. PengaruhEarning Per Share
(EPS), Dividend Per Share (DPS) dan
Financial Leverage (FL) Terhadap
Harga

Saham

pada

Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode

2000-2002.Jurnal Ekonomi

(Diakses 6 Februari 2013).
Maryati, Mita. 2012. Pengaruh Earning Per
Share

Dividend

Per

Share

dan

Financial Leverage Terhadap Harga
Saham

pada

Industri

Perbankan

yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

50

Periode 2007-2010. Jurnal Ekonomi

terhadap Perubahan Harga Saham

(Diakses 6 Februari 2013).

Sebelum dan Setelah Stock Split pada

Miranda, Andini. 2011. Pengaruh Earning Per
Share, Dividend Per Share,

Dan

Financial Leverage Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Food &

Perusahaan-Perusahaan

Ekonomi (Diakses 6 Februari 2013).
Wibowo & Arif, Abubakar. 2009. Akuntansi
Keuangan

Efek

Gramedia Widiasarana.

Jurnal

Ekonomi(Diakses 6 Februari 2013).
Nurmala.2001.

Pengaruh Kebijakan

Go

Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Beverage Yang Terdaftar Di Bursa
Indonesia.

yang

Dasar

2.

Jakarta:

PT.

Wulandari Amelia Dwi. Pengaruh Earning Per

Dividen

Share dan Dividen Per Share terhadap

Terhadap Harga Saham Perusahaan-

Harga

Perusahaan Otomotif di Bursa Efek

Perusahaan LQ45 yang terdaftar di

Jakarta.Jurnal

Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi

Ekonomi(Diakses

6

Februari 2013).

Return

On

Investment

(ROI), Earning Per Share (EPS), Dan
Dividen Per Share (DPS) Terhadap
Harga

Saham

Pertambangan

(Kasus

pada

(Diakses 6 Februari 2013).

Priatinah, Denies & Kusuma Prabandaru Adhe.
Pengaruh

Saham

Yang

Perusahaan
Terdaftar

di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

www.google.co.id / diakses 1 Maret 2013.
www.idx.co.id / diakses 1 Maret 2013.
www.lorealfinance.com/site/us/contenu/lexique.as
p / diakses 1 Maret 2013
www://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/E
D-PSAK-1.pdf / Maret 2013.
www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/uu

2008-2010. Jurnal Ekonomi (Diakses 6

_pm/UU%20No%208%20Tahun%201

Februari 2013).

995%20tentang%20Pasar%20Modal.p

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis
Data dengan SPSS 20. Yogyakarta:

df. Diakses 1 Maret 2013.
www.vibizmanagement.com/

diakses 1 Maret

2013.

Andi Yogyakarta.
Saliman, Abdul R dkk.2005. Hukum Bisnis untuk

www://faizalmushonnif.wordpress.com/2013/02/2

Perusahaan Teori dan ContohKasus

8/masalah-industri-serta-

Edisi Kedua.Jakarta: PT. Kencana

perkembangannya-di-indonesia/

Media Group.

diakses 1 Maret 2013.

Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi
Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan
Prosedur

SPSS).Jakarta:

PT.

Elex

Media Komputindo.

www://repository.usu.ac.id/ diakses 1 Maret
2013.
www.manajemenringga.blogspot.Com/diakses

1

Maret 2013.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Jakarta: Alfabeta.
Tadi, Yetty Novriyanti. 2008. Pengaruh Earning
Per Share dan Dividend Per Share

Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, November 2014, h. 39-51

51

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5