T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran FaktorFaktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Balita yang Tinggal di Sekitar TPA BlondoBawenabupaten Semarang T1 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu penciri
dari kehidupan. Pertumbuhan adalah perubahan jumlah, ukuran,
atau dimensi sel, organ, maupun individu yang dapat diukur dengan
berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses
pematangan (Soetjiningsih, 1995).
Menurut Soetjiningsih (1995), faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Internal (Genetik) yakni adalah modal awal dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir
yang optimal.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan) yakni faktor yang menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik
akan
memungkinkan
tercapainya
1
potensi
bawaan
dan
lingkungan yang kurang baik dapat menghambat potensi
tersebut.
Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi, yaitu :
faktor prenatal dan faktor postnatal.
Permasalahan kurang gizi yang dialami Indonesia pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan,
kurang
baiknya
kualitas
lingkungan,
kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan. Keadaan lingkungan yang kurang baik seringkali
menimbulkan berbagai penyakit, di antaranya yaitu diare, cacingan,
dan infeksi saluran pencernaan. Sehingga keadaan lingkungan
sangat berpengaruh pada status gizi seseorang (Almatsier (2002)
dalam Rufaedah (2011)).
Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang
merupakan wilayah yang rawan pencemaran oleh sampah, karena
di sana terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yaitu TPA
Blondo. TPA Blondo berada di Dusun Blondo, Desa Bawen,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Berjarak kurang lebih
2,5 km dari jalan utama Semarang – Bawen. Batas lokasi TPA
Blondo di antaranya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Lemah Ireng dan Desa Karangan, sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Harjosari, sebelah Timur dan Selatan berbatasan
dengan Desa Kandangan. Dari perbatasan lokasi tersebut, kita
ketahui bahwa Desa Kandangan menjadi Desa yang paling rawan
2
mengalami pencemaran dan timbulnya penyakit, karena berbatasan
langsung dengan dua sisi lokasi TPA Blondo. Penelitian ini berfokus
pada faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita yang
tinggal di sekitar TPA Blondo.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di salah satu
dusun di Desa Kandangan, yaitu Dusun Deres. Dusun Deres
merupakan salah satu dusun yang wilayahnya dekat dengan TPA
Blondo. Di Dusun Deres terdapat balita usia 1 – 5 tahun yang
jumlahnya 30 anak.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, faktorfaktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita di Dusun Deres
diantaranya yaitu status gizi, penyakit infeksi atau penyakit kronis,
perawatan kesehatan, dan sanitasi lingkungan. Terdapat 1 balita
mengalami gizi buruk, 5 balita mengalami gizi kurang, dan 4 balita
dengan gizi baik dari 10 balita di Dusun Deres. Adanya kejadian gizi
kurang dikarenakan balita yang tinggal di sekitar TPA tersebut
sering mengalami sakit seperti batuk, pilek, dan penyakit kulit.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap kader
posyandu, sebagian besar balita di sana juga tidak rutin dalam
mengikuti
program
posyandu,
sehingga
pertumbuhan
dan
perkembangannya kurang terpantau. Keadaan rumah yang dihuni
oleh balita-balita tersebut juga kurang memenuhi syarat kesehatan.
Sinar matahari yang kurang di dalam rumah, banyaknya lalat di
3
lingkungan rumah, dan adanya sampah yang bersebelahan dengan
dusun tersebut.
Berikut adalah hasil pengukuran Berat Badan (BB) dan status
gizi 10 balita yang tinggal di sekitar TPA Blondo, Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang :
Tabel 1.1 Data Umur, Pengukuran BB, Z-Score, dan Status Gizi
Balita
Inisial
An. R
Umur
4 tahun 9
Berat Badan
2014
11 kg
2015
12,3 kg
2016
12 kg
Z-Score
-2,636
bulan
An. S
4 tahun 3
9 kg
10 kg
12 kg
-2,25
3 tahun 6
4 tahun 2
Gizi
Gizi
Kurang
11 kg
-2,789
bulan
An. N
Gizi
Kurang
bulan
An. Nr
Status
Gizi
Kurang
8 kg
10 kg
12,8 kg
-1,95
Gizi Baik
8 kg
9,3 kg
-1,090
Gizi Baik
8,3 kg
11 kg
-2,187
Gizi
bulan
An. L
1 tahun 4
bulan
An. J
3 tahun 1
7,6 kg
bulan
An. Az
Kurang
3 tahun 2
8 kg
-3,9
bulan
Gizi
Buruk
An. Ab
3 tahun
11kg
-2,0625
Gizi
An. Af
4 tahun 3
17 kg
0,083
Gizi Baik
16 kg
-0,956
Gizi Baik
Kurang
bulan
An. M
4 tahun
11 bulan
Berdasar data puskesmas pembantu di Desa Kandangan,
sebagian besar balita yang tinggal di sekitar TPA Blondo pada dua
4
tahun terakhir ini menderita penyakit ISPA dan sisanya menderita
diare serta penyakit kulit seperti gatal-gatal. Pada tahun 2014 di
Dusun Deres, Desa Kandangan, terdapat 20 balita di mana 17
balita menderita ISPA, diare, dan penyakit kulit. Sisanya menderita
penyakit lainnya. Di tahun berikutnya, tahun 2015, terjadi kasus
yang sama di mana sebagian besar balita di daerah tersebut
menderita ISPA dan diare. Pada tahun 2016, dari bulan Januari
sampai bulan Maret terdapat peningkatan kasus ISPA, diare, serta
penyakit kulit. Terdapat 13 balita yang menderita penyakit-penyakit
tersebut.
Dari data puskesmas pembantu dapat diketahui bahwa
penyakit-penyakit tersebut timbul akibat dampak dari tempat tinggal
yang dekat dengan TPA, yang dapat memengaruhi proses tumbuh
kembang balita karena faktor lingkungan mereka tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang
balita yang tinggal di lingkungan sekitar TPA Blondo, Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan umum :
Mengetahui
faktor-faktor
yang
memengaruhi
tumbuh
kembang balita yang tinggal di lingkungan sekitar TPA Blondo,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
5
1.3.2
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi status gizi balita di lingkungan sekitar TPA
Blondo.
2. Mengidentifikasi penyakit kronik atau penyakit infeksi yang
terjadi terhadap balita di lingkungan sekitar TPA Blondo.
3. Mengidentifikasi perawatan kesehatan balita di lingkungan
sekitar TPA Blondo.
4. Mengidentifikasi sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal balita
di lingkungan sekitar TPA Blondo.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi maupun pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan tumbuh kembang balita yang
tinggal di lingkungan sekitar TPA.
1.4.2
Manfaat Praktis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA dalam
menjaga kesehatan khususnya para ibu dalam menjaga tumbuh
kembang dan keseimbangan gizi balita.
6
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1
Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di Dusun Deres,
Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
1.5.2
Ruang Lingkup Waktu
Waktu dilakukan penelitian adalah saat proposal disetujui
pada Bulan Juni hingga September 2016.
1.5.3
Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada
faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita yang
tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, di
antaranya yaitu status gizi, penyakit infeksi atau penyakit kronis,
perawatan kesehatan, dan sanitasi lingkungan.
1.6
Keaslian Penelitian
1
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
2
3
Judul
Profil Status Gizi
Balita
yang
Berdomisili
di
Sekitar
TPA
Bitung
Karang
Ria Kota Manado
Peneliti
Aaltje
E.
Gambaran Status
Gizi Balita Pada
Keluarga Miskin
di
Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
Tamangapa,
Kelurahan
Tamangapa,
Kecamatan
Manggala,
Makassar Tahun
2014
Rezky
7
Faktor-Faktor yang
Berhubungan
dengan
Pertumbuhan Balita
Usia 2-4 Tahun di
Kelurahan Salaman
Mloyo Kecamatan
Semarang
Barat
Kota
Semarang
Tahun 2009
Dwi Ety Kusminarti
Lokasi
Tahun
Variabel
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Manampiring
Di sekitar lokasi
TPA
DI
Sumompo
dan
yang bukan di
sekitar
lokasi
TPA
Bitung
Karang Ria
2008
Anak balita dan
Status gizi
Purnamasari
Di
TPA
Tamangapa
Makassar
Kec.
Manggala Kel.
Tamangapa
Survei
analitik
dengan
cross
sectional
Terdapat
pebedaan yang
bermakna
mengenai status
gizi balita yang
tinggal di sekitar
lokasi TPA di
Sumompo
dan
balita
yang
tinggal bukan di
sekitar
lokasi
TPA di Bitung
KarangRia.
Survei deskriptif
cross sectional
2014
Status gizi
Tidak
adanya
pengaruh
kemiskinan
terhadap status
gizi balita di TPA
Tamangapa
Antang
Makassar.
8
Kelurahan Salaman
Mlooyo
2009
- Variabel bebas
yaitu
tingkat
pendapatan
anggota
keluarga,
tingkat
pengetahuan
Ibu
tentang
gizi,
penyakit
infeksi,riwayat
status
gizi
balita.
- Variabel terikat
yaitu
pertumbuhan
dan
perkembangan
fisik balita.
Survei
analitik
dengan
cross
sectional
- Ada hubungan
antara
faktor
riwayat status
gizi
dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
- Ada hubungan
antara
faktor
penyakit infeksi
dengan
-
-
9
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
Ada hubungan
antara
faktor
pendapatan
orangtua
dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
Ada hubungan
antara
faktor
tingkat
pengetahuan
Ibu dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu penciri
dari kehidupan. Pertumbuhan adalah perubahan jumlah, ukuran,
atau dimensi sel, organ, maupun individu yang dapat diukur dengan
berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses
pematangan (Soetjiningsih, 1995).
Menurut Soetjiningsih (1995), faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Internal (Genetik) yakni adalah modal awal dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir
yang optimal.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan) yakni faktor yang menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik
akan
memungkinkan
tercapainya
1
potensi
bawaan
dan
lingkungan yang kurang baik dapat menghambat potensi
tersebut.
Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi, yaitu :
faktor prenatal dan faktor postnatal.
Permasalahan kurang gizi yang dialami Indonesia pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan,
kurang
baiknya
kualitas
lingkungan,
kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan. Keadaan lingkungan yang kurang baik seringkali
menimbulkan berbagai penyakit, di antaranya yaitu diare, cacingan,
dan infeksi saluran pencernaan. Sehingga keadaan lingkungan
sangat berpengaruh pada status gizi seseorang (Almatsier (2002)
dalam Rufaedah (2011)).
Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang
merupakan wilayah yang rawan pencemaran oleh sampah, karena
di sana terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yaitu TPA
Blondo. TPA Blondo berada di Dusun Blondo, Desa Bawen,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Berjarak kurang lebih
2,5 km dari jalan utama Semarang – Bawen. Batas lokasi TPA
Blondo di antaranya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Lemah Ireng dan Desa Karangan, sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Harjosari, sebelah Timur dan Selatan berbatasan
dengan Desa Kandangan. Dari perbatasan lokasi tersebut, kita
ketahui bahwa Desa Kandangan menjadi Desa yang paling rawan
2
mengalami pencemaran dan timbulnya penyakit, karena berbatasan
langsung dengan dua sisi lokasi TPA Blondo. Penelitian ini berfokus
pada faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita yang
tinggal di sekitar TPA Blondo.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di salah satu
dusun di Desa Kandangan, yaitu Dusun Deres. Dusun Deres
merupakan salah satu dusun yang wilayahnya dekat dengan TPA
Blondo. Di Dusun Deres terdapat balita usia 1 – 5 tahun yang
jumlahnya 30 anak.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, faktorfaktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita di Dusun Deres
diantaranya yaitu status gizi, penyakit infeksi atau penyakit kronis,
perawatan kesehatan, dan sanitasi lingkungan. Terdapat 1 balita
mengalami gizi buruk, 5 balita mengalami gizi kurang, dan 4 balita
dengan gizi baik dari 10 balita di Dusun Deres. Adanya kejadian gizi
kurang dikarenakan balita yang tinggal di sekitar TPA tersebut
sering mengalami sakit seperti batuk, pilek, dan penyakit kulit.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap kader
posyandu, sebagian besar balita di sana juga tidak rutin dalam
mengikuti
program
posyandu,
sehingga
pertumbuhan
dan
perkembangannya kurang terpantau. Keadaan rumah yang dihuni
oleh balita-balita tersebut juga kurang memenuhi syarat kesehatan.
Sinar matahari yang kurang di dalam rumah, banyaknya lalat di
3
lingkungan rumah, dan adanya sampah yang bersebelahan dengan
dusun tersebut.
Berikut adalah hasil pengukuran Berat Badan (BB) dan status
gizi 10 balita yang tinggal di sekitar TPA Blondo, Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang :
Tabel 1.1 Data Umur, Pengukuran BB, Z-Score, dan Status Gizi
Balita
Inisial
An. R
Umur
4 tahun 9
Berat Badan
2014
11 kg
2015
12,3 kg
2016
12 kg
Z-Score
-2,636
bulan
An. S
4 tahun 3
9 kg
10 kg
12 kg
-2,25
3 tahun 6
4 tahun 2
Gizi
Gizi
Kurang
11 kg
-2,789
bulan
An. N
Gizi
Kurang
bulan
An. Nr
Status
Gizi
Kurang
8 kg
10 kg
12,8 kg
-1,95
Gizi Baik
8 kg
9,3 kg
-1,090
Gizi Baik
8,3 kg
11 kg
-2,187
Gizi
bulan
An. L
1 tahun 4
bulan
An. J
3 tahun 1
7,6 kg
bulan
An. Az
Kurang
3 tahun 2
8 kg
-3,9
bulan
Gizi
Buruk
An. Ab
3 tahun
11kg
-2,0625
Gizi
An. Af
4 tahun 3
17 kg
0,083
Gizi Baik
16 kg
-0,956
Gizi Baik
Kurang
bulan
An. M
4 tahun
11 bulan
Berdasar data puskesmas pembantu di Desa Kandangan,
sebagian besar balita yang tinggal di sekitar TPA Blondo pada dua
4
tahun terakhir ini menderita penyakit ISPA dan sisanya menderita
diare serta penyakit kulit seperti gatal-gatal. Pada tahun 2014 di
Dusun Deres, Desa Kandangan, terdapat 20 balita di mana 17
balita menderita ISPA, diare, dan penyakit kulit. Sisanya menderita
penyakit lainnya. Di tahun berikutnya, tahun 2015, terjadi kasus
yang sama di mana sebagian besar balita di daerah tersebut
menderita ISPA dan diare. Pada tahun 2016, dari bulan Januari
sampai bulan Maret terdapat peningkatan kasus ISPA, diare, serta
penyakit kulit. Terdapat 13 balita yang menderita penyakit-penyakit
tersebut.
Dari data puskesmas pembantu dapat diketahui bahwa
penyakit-penyakit tersebut timbul akibat dampak dari tempat tinggal
yang dekat dengan TPA, yang dapat memengaruhi proses tumbuh
kembang balita karena faktor lingkungan mereka tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang
balita yang tinggal di lingkungan sekitar TPA Blondo, Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan umum :
Mengetahui
faktor-faktor
yang
memengaruhi
tumbuh
kembang balita yang tinggal di lingkungan sekitar TPA Blondo,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
5
1.3.2
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi status gizi balita di lingkungan sekitar TPA
Blondo.
2. Mengidentifikasi penyakit kronik atau penyakit infeksi yang
terjadi terhadap balita di lingkungan sekitar TPA Blondo.
3. Mengidentifikasi perawatan kesehatan balita di lingkungan
sekitar TPA Blondo.
4. Mengidentifikasi sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal balita
di lingkungan sekitar TPA Blondo.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi maupun pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan tumbuh kembang balita yang
tinggal di lingkungan sekitar TPA.
1.4.2
Manfaat Praktis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA dalam
menjaga kesehatan khususnya para ibu dalam menjaga tumbuh
kembang dan keseimbangan gizi balita.
6
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1
Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di Dusun Deres,
Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
1.5.2
Ruang Lingkup Waktu
Waktu dilakukan penelitian adalah saat proposal disetujui
pada Bulan Juni hingga September 2016.
1.5.3
Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada
faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita yang
tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, di
antaranya yaitu status gizi, penyakit infeksi atau penyakit kronis,
perawatan kesehatan, dan sanitasi lingkungan.
1.6
Keaslian Penelitian
1
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
2
3
Judul
Profil Status Gizi
Balita
yang
Berdomisili
di
Sekitar
TPA
Bitung
Karang
Ria Kota Manado
Peneliti
Aaltje
E.
Gambaran Status
Gizi Balita Pada
Keluarga Miskin
di
Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
Tamangapa,
Kelurahan
Tamangapa,
Kecamatan
Manggala,
Makassar Tahun
2014
Rezky
7
Faktor-Faktor yang
Berhubungan
dengan
Pertumbuhan Balita
Usia 2-4 Tahun di
Kelurahan Salaman
Mloyo Kecamatan
Semarang
Barat
Kota
Semarang
Tahun 2009
Dwi Ety Kusminarti
Lokasi
Tahun
Variabel
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian
Manampiring
Di sekitar lokasi
TPA
DI
Sumompo
dan
yang bukan di
sekitar
lokasi
TPA
Bitung
Karang Ria
2008
Anak balita dan
Status gizi
Purnamasari
Di
TPA
Tamangapa
Makassar
Kec.
Manggala Kel.
Tamangapa
Survei
analitik
dengan
cross
sectional
Terdapat
pebedaan yang
bermakna
mengenai status
gizi balita yang
tinggal di sekitar
lokasi TPA di
Sumompo
dan
balita
yang
tinggal bukan di
sekitar
lokasi
TPA di Bitung
KarangRia.
Survei deskriptif
cross sectional
2014
Status gizi
Tidak
adanya
pengaruh
kemiskinan
terhadap status
gizi balita di TPA
Tamangapa
Antang
Makassar.
8
Kelurahan Salaman
Mlooyo
2009
- Variabel bebas
yaitu
tingkat
pendapatan
anggota
keluarga,
tingkat
pengetahuan
Ibu
tentang
gizi,
penyakit
infeksi,riwayat
status
gizi
balita.
- Variabel terikat
yaitu
pertumbuhan
dan
perkembangan
fisik balita.
Survei
analitik
dengan
cross
sectional
- Ada hubungan
antara
faktor
riwayat status
gizi
dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
- Ada hubungan
antara
faktor
penyakit infeksi
dengan
-
-
9
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
Ada hubungan
antara
faktor
pendapatan
orangtua
dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.
Ada hubungan
antara
faktor
tingkat
pengetahuan
Ibu dengan
pertumbuhan
balita usia 2-4
tahun
di
Kelurahan
Salaman Mloyo
Kecamatan
Semarang
Barat.