Peran lembaga adat dalam kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat Desa Marokota Kecamatan Wewewa Barat Kabupaten Sumba Barat Daya (NTT)

THE ROLE OF CUSTOMARY INSTITUTIONS IN THE SOCIOECONOMIC AND CULTURAL LIFE OF THE PEOPLE OF MAROKOTA
VILLAGE, WEST WEWEWA SUB-PROVINCE
SUMBA BARAT DAYA REGENCY

Natalia Lolo Muri
Program Studi Sejarah dan Sosiologi
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
Pembimbing Khaerunisa Tri.D. M.Pd
Abstract
The purpose of this study is to explain the factors behind the socioeconomic and cultural life of the people of Marokota Village, West Wewewa
District of Southwest Sumba, megetahui meaning contained in socio-economic
and cultural life, this study aims to determine the achievements of the community
about economic life and culture, and explains the influence of socio-economic life
and buadaya to society in Marokota Village, West Wewewa District, Southwest
Sumba Regency.
The method used in this study is descriptive qualitative research method,
while the data collection in the form of obsevation, wawacara. After the data is
collected, the data are analyzed qualitatively. The method of this study shows that
the basic socio-economic and cultural life in the village of Marokota is due to the
limitations of meaning for the people of Marokota Village there are two meanings

namely the meaning of education and the meaning of solidarity, with the planning
by the family concerned and to the community to make activities.

PERAN LEMBAGA ADAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA MAROKOTA KECAMATAN
WEWEWA BARAT KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA
Natalia Lolo Muri
Program Studi Sejarah dan Sosiologi
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
Pembimbing Khaerunisa Tri.D. M.Pd
Abstrak
Dalam suatu masyarakat lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan
terdiri dari adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan
lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit
yang fungsional. Untuk menjaga nilai dan norma tersebut maka didalam kalangan
masyarakat pedesaan dibentuk lembaga adat yang bertujuan untuk menjaga dan
memelihara nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor yang melatarbelakangi kehidupan
sosial ekonomi dan budaya masyarakat Desa Marokota Kecamatan Wewewa

Barat Sumba Barat Daya, megetahui makna yang terkandung dalam kehidupan
sosial ekonomi dan budaya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi
masyarakat masyarakat tentang kehidupan ekonomi dan buadaya, dan
menjelaskan menjelaskan pengaruh kehidupan sosial ekonomi dan buadaya
terhadap masyarakat di Desa Marokota Kecamatan Wewewa Barat Kabupaten
Sumba Barat Daya .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif, Sedangkan pengumpulan data berupa obsevasi, wawacara.
Setelah data di kumpulkan, data tersebut dianalisis secara kualitatif. Metode
penelitian ini menunjukan bahwa dasar kehidupan sosial ekonomi dan budaya di
Desa Marokota adalah karena keterbatasan makna bagi masyarakat Desa
Marokota ada dua makna yaitu makna pendidikan dan makna solidaritas, dengan
perencanaan oleh keluarga yang bersangkutan dan kepada masyarakat untuk di
buat kegiatan.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan sebagai berikut: 1)
Peranan lembaga adat dalam kehidupan sosial masyarakat di desa Marokota
adalah sebagai motivator kehidupan sosial yang saling menghargai dan
bertoleransi antara penghuni satu rumah besar dengan rumah besar yang lain.
Karena keberagaman suku yang terdapat di desa Marokota maka sering terjadi
kesalah pahaman yang berujung pada perselisihan. 2) Peran lembaga adat dalam

perekonomian adalah sebagai fasilitator dalam kemitraan dengan investor dan
pendorong berkembangnya ekonomi lokal lewat kerajinan tangan seperti tenun
dan kerajinan manik-manik. 3) Peran lembaga adat dalam kehidupan kebudayaan
adalah sebagai pemelihara dan motivator dalam melesatikan kebudayaan.

PENDAHULUAN

adat

istiadat,

tata

Indonesia merupakan salah

kebiasaan,

bangsa

mempunyai


kebudayaan lainnya yang secara

begitu luas dan

langsung maupun tidak langsung

beraneka ragam. Ini ditandai dengan

tergabung dalam satu unit yang

berbagai macam suku, bahasa, dan

fungsional

adat istiadat dari setiap daerah atau

2010:184).

satu


yang

kebudayaan yang

serta

kelakuan,
unsur-unsur

(Soerjono

Soekanto,

wilayah yang ada di Indonesia.

Lembaga sosial atau lembaga

Dengan keadaaan yang seperti itu


kemasyarakatan mempunyai norma-

pula bangsa kita dikenal dengan

norma yang berhubungan dalam

keberagaman kebudayaannya. Nilai-

terlaksananya proses sosial dalam

nilai budaya yang luhur yang telah

masyarakat. Norma-norma yang ada

diwariskan

dalam

sebagai


suatu

sistem

masyarakat,

mempunyai

sosial yang memperkuat khasanah

kekuatan mengikat yang berbeda-

budaya bangsa dengan menjunjung

beda. Ada norma yang lemah, yang

tinggi nilai-nilai budaya tersebut

sedang sampai yang terkuat daya


sebagai lembaga sosial atau lembaga

ikatnya.

kemasyarakatan.Terbentuknya

umumnya

lembaga

masyarakat

sosial

kemasyarakatan
kebutuhan

atau

lembaga


bermula

Sebagaimana

kehidupan

pada

akhirnya,

anggota-anggota
tidak

berani

dari

melanggarnya.Tata kelakuan yang


akan

kekal serta kuat integrasinya dengan

bersama.

pola-pola perilaku masyarakat dapat

masyarakat

keteraturan

Dan

diungkapkan

oleh

meningkatkan kekuatan


menjadi

Soerjono Soekanto lembaga sosial

adat istiadat. Anggota masyarakat

tumbuh

dalam

yang melanggar adat istiadat, akan

hidupnya memerlukan keteraturan.

menderita sanksi yang keras yang

Untuk

keteraturan

kadang-kadang secara tidak langsung

hidup bersama dirumuskan norma-

diperlakukan (Soerjono Soekanto,

norma dalam masyarakat sebagai

2010:176). Untuk itu dalam lembaga

paduan bertingkah laku. Dalam suatu

sosial nilai dan norma merupakan

masyarakat

suatu tolak ukur dalam menjalin

karena

manusia

mendapatkan

lembaga

sosial

atau

lembaga kemasyarakatan terdiri dari

hubungan

kerjasama

dalam

masyarakat. Norma yang terbentuk

Hubungan

dari berulangnya pola pergaulan

memudahkan

keseharian akan menciptakan aturan-

pemerintah inilah yang dimaksud

aturan

dengan

modal

sosial.Inti

telaah

modal

sosial

terletak

pada

tersendiri

dalam

suatu

masyarakat.
Untuk menjaga nilai dan
norma

tersebut

maka

kalangan

masyarakat

dibentuk

lembaga

bertujuan

untuk

didalam
pedesaan

yang

kuat

untuk

kerjasama

dengan

kemampuan masyarakat dalam suatu
entitas

atau

bekerjasama

adat

yang

jaringan

menjaga

dan

bersama.

kelompok

untuk

membangun

suatu

untuk

mencapai

Kerjasama

tujuan
tersebut

memelihara nilai dan norma yang

diwarnai oleh suatu pola interrelasi

berlaku dalam masyarakat. Selain itu

yang

lembaga adat juga sebagai pemberi

menguntungkan, dan dibangun diatas

pedoman untuk masyrakat tentang

kepercayaan yang ditopang oleh

bagaimana seharusnya masyarakat

norma-norma dan

bertingkah laku dengan menjunjung

yang positif dan kuat (J. Hasbullah

tinggi nilai-nilai gotong royong.

2003:9).

Lembaga adat adalah suatu

timbal

balik

dan

saling

nilai-nilai sosial

Didalam

kehidupan

bentuk organisasi adat yang tersusun

masyarakat, pemenuhan kebutuhan

relative

pola-pola

hidup tidak dapat dilepaskan dari

kelakuan, peranan- peranan, dan

norma-norma yang berlaku di dalam

relasi-relasi

suatu masyarakat. Manusia sebagai

tetap

mengikat

atas

yang

terarah

individu,

dan

mempunyai

makhluk

yang

harus

hidup

otoritas formal dan sanksi hukum

bermasyarakat demi kelangsungan

adat guna tercapainya kebutuhan-

hidupnya, untuk mengembangkan

kebutuhan

kepribadiannya,

dasar.

Lembaga

adat

merupakan salah satu elemen penting

berbudaya,

dalam

mengembangkan

dalam

ekomomi

kehidupan
dan

sosial

untuk
dan

dapat
dapat
sifat-sifat

kebudayaan

manusiawinya. Kesejahteraan sosial

masyarakat desa untuk membantu

dewasa ini lebih ditujukan guna

pemerintah

mencapai

dalam

meningkatkan

kesejahtraan masyarakat setempat.

produktivitas

yang

maksimum, setiap masyarakat perlu

mengembangkan

cara-cara

meningkatkan

kemampuan

melindungi

masyarakat

dari

Informan yang digunakan dalam
penelitian

ini

yaitu

Pengurus

Lembaga Adat Desa Marokota dan

gangguan-gangguan dan masalah-

tokoh

masyarakat.

Teknik

masalah yang dapat mengurangi dan

digunakan

merusak kemampuan yang telah

informan dalam penelitian ini adalah

dimiliki (Fadhil Nurdin, 1990:28).

purposive sampling yaitu informan

dalam

yang

menentukan

yang dipilih atau ditentukan secara
METODE PENELITIAN

sengaja

oleh

peneliti

dengan

Pendekatan (approach) adalah

menggunakan pertimbangan tertentu.

cara “mendekati” objek sehingga

Adapun yang menjadi kriteria dalam

karya

struktur

penentuan informan yaitu penduduk

makna dapat diungkapkan secara

asli Desa Marokota, termasuk dalam

jelas (Ratna, 2010:45). Penelitian

struktur pengurus, dan sebagai tokoh

yang akan dilaksanakan ini adalah

masyarakat

menganalisa tentang peran lembaga

mendiami

adat di desa Marokota. Sehingga

Pertimbangan

pendekatan yang paling tepat adalah

bertujuan untuk memperoleh data

dengan

pendekatan

atau informasi yang luas, rinci, dan

kualitatif. Penelitian kualitatif juga

mendalam sehingga didapat suatu

disebut

kebenaran

budaya,

sebagai

menggunakan
naturalistik,

dengan

yang

telah

daerah

lama
tersebut.

dilakukan

yang

adalah

bermakna

dan

pertimbangan melakukan penelitian

menyeluruh. Jumlah Informan pada

dalam

penelitian ini sebanyak 7 orang.

latar

yang

sesungguhnya

sehingga objek tidak berubah, baik
sebelum

maupun

sesudah

suatu

penelitian (Ratna, 2010:95).
Penelitian ini dilaksanakan selama
kurang lebih dua bulan yaitu bulan
Mei – Juli 2017. Lokasi penelitian
yang dipilih dalam hal ini adalah
Desa Marokota Kecamatan Wewewa
Barat Kabupaten Sumba Barat Daya.

Berikut adalah tahap analisis
data dalam penelitian ini menurut
Miles dan Huberman (2014:20):

dilakukan lebih jauh mengailalisis
1. Pengumpulan data
a. Peneliti
melaksanakan
observasi lapangan mengenai
lembaga adat Desa Marokota;
b. Peneliti
melakukan

ataukah

mengambil

berdasarkan
yang

atas

didapat

tindakan
pemahaman

dan

penyajian-

ketua

penyajian tersebut.
3. Reduksi data
Miles dan Huberman (2014:

lembaga adat dan informan

16) reduksi data diartikan sebagai

non

proses

wawancara

dengan
kunci

untuk

mendapatkan

gambaran

tentang lembaga adat Desa
Marokota.
c. Peneliti mendokumentasikan
hasil

wawancara

dengan

mengambil foto dan video
tentang lembaga adat Desa
Marokota.
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dan

pemilihan,

perhatian

pemusatan

pada

penyederhanaan,

pada

pengabstrakan,

dan transformasi data “kasar”
yang muncul dari càtatan-catatan
tertulis di lapangan. Sebagaimana
kita

ketahui,

reduksa

data,

berlangsung terus-menerus selama
proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung. Sebenarnya bahkan

kegiatan analisis adalah penyajian

sebelum

data. Miles dan Huberman (2014:

terkimpul, antisipasi ákan adanya

17) membatasi suatu “penyajian”

reduksi data sudah tampak waktu

sebagai

informasi

penelitinya memutuskan (acapkali

memberi

tanpa

sekumpulan

tersusun

yang

data

disadari

kemungkinan adanya penarikan

kerangka

kesimpulan

penelitian,

tindakan.
yang

dan

pengambilan

Béraneka

dapat

penyajian

ditemukan

dalam

benar-benar

sepenuhnya)

konseptual

wilayah

permasalahan

penelitian,

dan

pendekátan

pengumpulan data yang mana

kehidupan sehari-hari mulai dati

yang

dipilihnya.

alat pengukur bensin, surat kabar,

pengumpulan data berlangsung,

sampai layar komputer. Dengan

terjadilah

melihat penyajian-penyajian kita

selanjutnya (membuat ringkasan,

akan dapat memahami apa yang

mengkode,

sedang terjadi dan apa yang harus

rnembuat gugus-gugus, membuat

tahapan
menelusur

Selama
reduksi
tema,

partisi, menulis memo). Reduksi

Lembaga adat merupakan salah satu

data/proses-transformasi

ini

bagian dari lembaga sosial. Yang

berlanjut terus sesudah penelitian

memiliki peran untuk mengatur hal-

lapangan, sampai laporan akhir

hal yang berhubungan dengan adat

lengkap tersusun
4. Kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga yang

istiadat di tempat lembaga itu berada.

penting

adalah

menarik

kesimpulan dan verifikasi. Dari
permulaan
seorang

pengumpulan

penganalisis

data,

kualitatif

mulai mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan. penjelasan,
konfigurasi-koritigurasi

yang

mungkin, alur sebab- akibat, dan
proposisi. Miles dan Huberman
(2014:

18)

mengatakan

kesimpulan adalah tinjauan ulang
pada catatan di lapangan atau
kesimpulan dapat ditinjau sebagai
makna yang muncul dari data
yang harus diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya,
yaitu

yang

merupakan

validitasnya. Dalam penelitian ini,
Peneliti

menyusun

berdasarkan

data

kesimpulan
yang

telah

dimaknai tentang peran lembaga
adat Desa Marokota.

Peranan adalah konsep tentang apa
yang harus dilakukan oleh individu
yang didasarkan atas kedudukan
tertentu dalam masyarakat sesuai
dengan keadaan berdasarkan hak dan
kewajibannya. Pentingnya peranan
karena mengatur prilaku seseorang,
dan

juga

peranan

seseorang pada batas-batas tertentu
dapat

meramalkan

bersangkutan

yang

akan

dapat

menyesuaikan perlakuan orang-orang
di dalam masyarakat.
Peranan adalah pola prilaku
kolektif yang diharapkan oleh orang
lain

terhadap

seseorang

sebagai

wujud dari suatu kedudukan (status)
untuk

menjalankan

hak

dan

kewajibannya sesuai dengan apa
yang

diharapkan

anggota

lain

Peranan (role)

oleh

dari

anggota-

masyarakat.

merupakan aspek

dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang

melaksanakan hak dan

kewajibannya

HASIL DAN PEMBAHASAN

menyebabkan

sesuai

dengan

akan

kedudukannya maka ia menjalankan

dibahas tentang peran lembaga adat.

suatu peranan. Pembedaan antara

Pada

penelitian

ini

kedudukan dengan peranan adalah

untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

memegang peran penting dalam

Keduanya

tidak

konsolidasi

pisahkan,

karena

tergantung

pada

dapat

dipisah-

yang
yang lain

sehingga

satu

terjadi

dan

berlarut-larut.

tidak

perkelahian

yang

Lembaga

adat

sebaliknya. Tak ada peranan tanpa

juga memfasilitasi pemberian

kedudukan atau kedudukan tanpa

bantuan dari masyarakat jika

peranan. Sebagaimana halnya dengan

terjadi musibah pada salah satu

kedudukan, peranan juga mempunyai

anggota kabihu. Menggerakkan

dua arti. Setiap orang mempunyai

semangat gotong royong dan

macam-macam peranan yang berasal

saling

dari pola-pola pergaulan hidupnya.

anggota kabihu.

Hal itu sekaligus berarti bahwa

masyarakat dalam aturan-aturan

peranan

yang

adat desa yang dijaga oleh

diperbuatnya bagi masyarakat serta

lembaga adat di desa Marokota,

kesempatan-kesempatan apa yang

memberikan

diberikan

dalam kehidupan masyarakat .

menentukan

apa

oleh

masyarakat

kepadanya
(1) Sosial ekonomi
Peranan lembaga adat dalam
kehidupan sosial masyarakat di
desa Marokota adalah sebagai
motivator

kehidupan

sosial

yang saling menghargai dan
bertoleransi

antara

penghuni

satu rumah besar dengan rumah
besar

yang

keberagaman

lain.
suku

Karena
yang

terdapat di desa Marokota maka
sering terjadi kesalah pahaman
yang

berujung

perselisihan.

Lembaga

pada
adat

sebagai lembaga yang dipercaya
untuk menyelesaikan konflik

menghargai

Ketentraman

diantara
Kepatuhan

dampak
dan

positif

kedamaian

serta keamanan dapat terwujud
di suku Sumba yang tinggal di
desa Marokota, sehinga aktifitas
masyarakat dapat dilaksanakan
dengan baik.
Peran lembaga adat
dalam

perekonomian

sebagai

fasilitator

adalah
dalam

kemitraan dengan investor dan
pendorong

berkembangnya

ekonomi lokal lewat kerajinan
tangan

seperti

kerajinan

tenun

dan

manik-manik.

Lembaga adat juga memegang
peranan

penting

mendistribusikan

dalam
penjualan

hasil hutan non kayu dan hasil

penyelesaian

perkebunan masyarakat. Hasil-

yang

hasil seperti cengkeh, kemiri,

istiadat

mete dan vanili dapat dijual
dengan

harga

berdampak

layak
baik

pemberdayaan

yang
dalam

ekonomi

dan

adat

kebiasaan

mengembangkan,

dan

melestarikan adat istiadat
kebiasaan-kebiasaan

masyarakat dalam rangka

Peran lembaga adat dalam
kehidupan kebudayaan adalah
sebagai

menyangkut

masyarakat.
(2) Memberdayakan,

dan

masyarakat
(2) Kebudayaan

perselisihan

pemelihara

dan

motivator dalam melesatikan

memperkaya budaya daerah
sebagai bagian yang tak
terpisahkan

dari

nasional.
(3) Menciptakan

budaya
hubungan

kebudayaan. Pembinaan desa

yang

adat dapat dilaksanakan dengan

harmonis

serta

obyektif

pola melaksanakan ceramah-

antara

Ketua

Adat,

ceramah pembinaan desa adat,

Pemangku Adat, Pemuka

penyuluhan di desa adat pada

Adat

setiap tahunnya, yang pada

Pemerintah

dasarnya

tingkatan pemerintahan di

bertujuan

mencapai,

untuk

melestarikan

kesejahteraan masyarakat, dan

demokratis

dengan

Kabupaten

dan

Aparat

pada
daerah

semua
adat

tersebut.

mewujudkan hubungan manusia
dengan

manusia

sesama

makhluk ciptaan Tuhan.

KESIMPULAN
Berdasarkan

hasil

penelitian maka peran lembaga
Berdasarkan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa

adat di desa Marokota adalah
sebagai berikut :

lembaga Adat di desa Marokot
mempunyai tugas dan kewajiban
yaitu :
(1) Menjadi
mediator

(1) Peran Lembaga adat pada
kehidupan

fasilitator

dan
dalam

Marokota

sosial

di

desa

Peranan lembaga adat dalam

pendorong

berkembangnya

kehidupan sosial masyarakat di

ekonomi lokal lewat kerajinan

desa Marokota adalah sebagai

tangan

motivator

kerajinan

kehidupan

sosial

seperti

tenun

dan

manik-manik.

yang saling menghargai dan

Lembaga adat juga memegang

bertoleransi

peranan

antara

penghuni

penting

dalam

satu rumah besar dengan rumah

mendistribusikan

besar

Karena

hasil hutan non kayu dan hasil

yang

perkebunan masyarakat. Hasil-

terdapat di desa Marokota maka

hasil seperti cengkeh, kemiri,

sering terjadi kesalah pahaman

mete dan vanili dapat dijual

yang

pada

dengan

adat

berdampak

yang

keberagaman

lain.
suku

berujung

perselisihan.

Lembaga

sebagai lembaga yang dipercaya
untuk menyelesaikan konflik
memegang peran penting dalam
konsolidasi
terjadi

sehingga

tidak

perkelahian

berlarut-larut.

yang

Lembaga

harga

penjualan

layak
baik

pemberdayaan

yang
dalam

ekonomi

masyarakat
(3) Peran lembaga adat dalam
kehidupan

Kebudayaan

di

desa Marokota

adat

Peran lembaga adat dalam

juga memfasilitasi pemberian

kehidupan kebudayaan adalah

bantuan dari masyarakat jika

sebagai

terjadi musibah pada salah satu

motivator dalam melesatikan

anggota kabihu. Menggerakkan

kebudayaan. Pembinaan desa

semangat gotong royong dan

adat dapat dilaksanakan dengan

saling

diantara

pola melaksanakan ceramah-

anggota kabihu.
(2) Peran lembaga adat dalam

ceramah pembinaan desa adat,

menghargai

kehidupan ekonomi di desa
Marokot
Peran lembaga adat

pemelihara

dan

penyuluhan di desa adat pada
setiap tahunnya, yang pada
dasarnya

bertujuan

untuk

adalah

mencapai,

dalam

kesejahteraan masyarakat, dan

kemitraan dengan investor dan

mewujudkan hubungan manusia

dalam
sebagai

perekonomian
fasilitator

melestarikan

dengan

manusia

sesama

makhluk ciptaan Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul

Samad
Ahmad.(1990).
Kesenian adat, kepercayaan
dan
petua.
Melaka:
Associated
Educational
Distributors (M).

Cooley,

dalam Ratna, Nyoman
Kutha. 2013. Teori, Metode,
dan
Teknik
Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

SARAN
1) Bagi lembaga adat agar dapat
memberikan
sebagai

peranannya

organisisasi

diberikan

yang

wewenang

mendorong anggota-anggota
masyarakat

adatnya

untuk

melakukan

kegiatan

pelestarian

serta

pengembangan adat budaya
2) Kepada generasi muda agar
menanamkan
terhadap

rasa

adat

cinta

budayanya

sendiri dengan tetap menjaga
dan melestarikan adat istiadat
budaya

dalam

kehidupan

sehari-hari,
kembali

mempelajari
adat

budaya

sehingga adat istiadat sumba
bisa tergali dan tetap lestari.
3) Bagi pemerintah khususnya
dinas

terkait

yaitu

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata
lebih

memperhatikan

kegiatan-kegiatan masyarakat
terutama

dalam

penerapan

nilai-nilai kebudayaan

dan

dapat membantu secara moril
dan materil.

Creswell, John. 2014. Research
Design
Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif Dan
Mixed. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar
Daeng, J. Hans. 2008. Manusia,
Kebudayaan dan Lingkungan
Tinjauan
Antropologis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fox, James. J. 2002. Indonesian
Heritage:
Agama
dan
Upacara,
Grolier
International.
Inc.Jakarta:
Jayakarta Offset
Gennep, A. Van.(1960). Rites of
Passage (reprint, r). London:
Routledge & Kegan Paul
Ltd.
Mateus Mali, 2010, “ Sumba: Tanah
Marapu”
dalam
Eddy
Kristianto,(ed.), Spiritualitas
Dialog:Narasi
Teologis
tentang Kearifan Religius,
Yogyakarta: Kanisisus.
Miles,

Matthew dan Huberman
Michael. 2014. Analisis
Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia Press

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori,
Metode,
dan
Teknik
Penelitian
Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna,

Nyoman Kutha. 2010.
Metodologi
Penelitian
Kajian Budaya Dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada
Umumnya.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Rochwulaningsih. 2012. Pengertian
Adat. Diakses pada tanggal
15 April
2016
pada
http://www.lutfichakim.com
/2012/01/Ritual
Yawemenurut-hukum-adatdan.html
Storey, Ratna, Nyoman Kutha. 2013.
Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian
Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sardar dan Loon, Ratna, Nyoman
Kutha. 2013. Teori, Metode,
dan
Teknik
Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Soeriadiredja, P. 2002. "Marapu :
Agama Asli Orang Umalulu
Di
Sumba
Timur".
Denpasar: LABANT – FS
UNUD.
Smith, W. R. (2005). Lectures on the
Religion of the Semites.
Boston: Adamant Media
Corporation.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65