Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi teman sebaya di Madrasah Aliyah negeri 3 Medan tahun ajaran 20152016 Repository UIN Sumatera Utara Mc.word Skripsi

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI TEMAN SEBAYA
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN
TAHUN JARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :
ZAWANI YASMIN
NIM. 33.12.4.139
Program Studi Bimbingan Konseling Islam
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2016


1

ABSTRAK
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Pembimbing I
Pembimbing II
Judul

Kata Kunci

: ZAWANI YASMIN
: 33.12.4.139
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU
: Bimbingan Konseling Islam
: Drs. Tarmizi Situmorang M.Pd
: Yenti Arsini S.Ag, M.Pd

: Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Kelompok Untuk Meningkatkan
Komunikasi Teman Sebaya di
MAN 3 Medan Tahun Ajaran
2015/2016

: Layanan Bimbingan Kelompok, Komunikasi Teman Sebaya

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research) berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun informan dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu informan kunci dan informan non kunci. Teknik
pengumpulan data ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi. Sedangkan analisis data dari hasil penelitian ini, dilakukan berdasarkan
analisis deskriptif, analisis tersebut terdiri dari tiga alur analisis yang berinteraksi yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok di MAN 3 Medan. (2) Untuk mengetahui Komunikasi teman
sebaya sebelum dilakukan bimbingan kelompok di MAN 3 Medan. (3) Untuk
mengetahui komunikasi teman sebaya sesudah dilakukan bimbingan kelompok di MAN
3 Medan. Dari hasil penelitian yaitu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

meliputi pemberian layanan bimbingan kelompok berupa berkaitan dengan komunikasi
teman sebaya.
Layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan komunikasi teman sebaya di
madrasah dilaksanakan baik secara terprogram maupun sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sesuai dengan tujuan layanan bimbingan kelompok yakni agar dapat menambah
wawasan dan pemahaman untuk menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu melalui
kegiatan belajar.
Diketahui oleh :
Pembimbing II

Yenti Arsini, S.Ag,
NIP. 197303312008012007
2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW,

semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir kelak.
Skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Untuk Meningkatkan Komunikasi Teman Sebaya Di MAN 3 Medan, adalah
untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat dalam mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU
Medan.
Penulis menyadari bahwa untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis tidak
dapat menafikkan partisipasi pihak lain yang turut memberikan bantuan moril
maupun materil. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Drs. Mahidin, M.Pd selaku Ketua Prodi BKI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SU Medan.
3. Bapak Drs. Tarmizi Situmorang, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.

3

4. Ibu Yenti Arsini, S.Ag, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff administrasi di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SU Medan.
6. Bapak Kepala Madrasah, Bapak/Ibu guru dan Siswa/I MAN 3 Medan
yang telah membantu dalam penelitian untuk penyelesaian penulisan
skripsi ini.
7. Ayahanda tercinta Ir.Muji Paramuji MS dan Ibunda tercinta Retno
Agustiah S.Ag yang telah memberikan perhatian, dukungan, bantuan moril
dan materil sejak penulis menempuh pendidikan sampai penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
SU Medan.
8. Adinda tersayang Farah Aimi, dan Rahmani Shadiq, yang turut
memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama menempuh
pendidikan sampai selesai saat ini.
9. Sahabat seperjuangan Fadilah Tulhafifah, Nurul Wardah, Tri Intan
Anjasari, Sri Ramadaniah dan seluruh teman BKI 4 stambuk 2012 yang
selalu memberikan perhatian dan mendukung penulis.
10. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang selalu bersama selama ini
dalam suka maupun duka Reigina Haqraf, Fadilah Tulhafifah, Nurul

Wardah, dan Terkhusus juga buat Abangda Qomarudddin Lubis sebagai
senior yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam mengerjakan
skripsi.

4

Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang setimpal kepada
mereka sesuai denagan amal yang telah diberikan kepada penulis. Tidak
mengurangi rasa hormat dan dengan rendah hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang disebabkan terbatasnya kemampuan yang penulis miliki, atas
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak, semoga
bantuan yang diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Medan, 03 November 2016
Penulis

Zawani Yasmin

NIM. 33.12.4.139

5

DAFTAR ISI
SURAT ISTIMEWAH
SURAT PENGESAHAN
SURAT PENYATAAN KEABSAHAN SKRIPSI
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR …………………………………………………....

i

DAFTAR ISI ................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………..

vii


BAB I PENDAHULUAN .……………………………………….………..

1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….

1

B. Fokus Penelitian …………………………………………………….

6

C. Rumusan Masalah …………………………………………………..

6

D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………

6


E. Manfaat Penelitian ………………………………………………….

7

BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………………

8

A. Bimbingan Kelompok ……………………………………………....

8

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ………………………………

8

2. Tujuan Bimbingan Kelompok …………………………………..

12


3. Fungsi Bimbingan Kelompok ……...............................................

15

4. Strategi BMB3 ..............................................................................

16

5. Isi Bimbingan Kelompok .……………………………………….

16

6

6. Materi Bimbingan Kelompok ……………………………………

17

7. Jenis Bimbingan Kelompok ……………………………………..


18

8. Asas-asas Bimbingan Kelompok .…….........................................

21

9. Komponen Bimbingan Kelompok .…...........................................

22

10. Tahap-tahap Kegiatan Bimbingan Kelompok .….........................

26

11. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok .….........................................

29

12. Operasionalisasi Bimbingan Kelompok .…..................................

30

B. Pembentukan Komunikasi dengan Teman Sebaya .…………………

30

a. Komunikasi .................................................................................

30

1. Pengertian Komunikasi …….......................................................

30

2. Bentuk-bentuk Komunikasi ……................................................

33

3. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi ….....................................

35

b. Teman Sebaya ..............................................................................

37

1. Pengertian Teman Sebaya ............................................................

37

2. Karakteristik Berteman ................................................................

38

3. Peran Teman Sebaya ....................................................................

39

4. Fungsi Teman Sebaya ..................................................................

40

5. Kuatnya Teman Sebaya ...............................................................

41

C. Komunikasi dengan Teman Sebaya ...................................................

44

D. Penelitian Relevan ..............................................................................

45

BAB III METODE PENELITIAN …………………………….…………

46

A. Tujuan Khusus Penelitian ……………………………………….…..

46

B. Pendekatan Metode Yang Digunakan ……………………………...

46

C. Latar Penelitian ……………………………………………………..

47

7

D. Deskripsi Entri ………………………………………………………

47

E. Sumber Data .......................................................................................

48

F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................

49

G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….

52

H. Teknik Anlisis Data ………………………………………………...

56

I. Teknik Penjaminan Keabsahan Data .................................................

57

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ………………….……

59

A. Temuan Umum ………………………………………………………

59

B. Temuan Khusus ……………………………………………………...

97

1. Peranan

Kepala

Sekolah

terhadap Kegiatan

Bimbingan

Konseling di MAN 3 Medan …………………………………….

97

2. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ……………………………...

99

3. Komunikasi

Teman

Sebaya

Sebelum

Dilakukan

Bimbingan Kelompok …………...………………………………

103

4. Komunikasi Teman Sebaya Setelah Dilakukan
Bimbingan Kelompok ……………………………………………

106

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………...

109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….........

114

A. Kesimpulan ………………………………………………………….

114

B. Saran ………………………………………………………………...

115

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

116

LAMPIRAN

8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi,
baik secara verbal maupun non verbal. Manusia berkomunikasi untuk menjalin
hubungan dengan manusia lain. Sedangkan interaksi social harus didahului oleh
kontak social dan komunikasi. Meskipun teknologi komunikasi telah berkembang
begitu rupa, akan tetapi tidak ada satu pun masyarakat modern yang mampu
bertahan tanpa komunikasi.
Komunikasi dalam kehidupan menjadi jembatan untuk mengantar kita
pada berbagai kebutuhan, karena itu komunikasi merupakan bagian dari
kehidupan. Dalam keseharian, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk
berkomunikasi dari pada aktivitas yang lainnya. Dapat dipastikan bahwa kita
berkomunikasi hampir di semua aspek kehidupan. Kecenderungan ini dapat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan fakta bahwa semua
kegiatan yang dilakukan manusia selalu berhubungan dengan orang lain.
Proses kemandirian individu tidak lepas dari adanya komunikasi dalam
proses sosialisasi di lingkungan di mana individu tersebut berada. Komunikasi ini
sangat berperan dalam pembentukan kepribadian individu, dengan komunikasi
individu dapat melangsungkan hidupnya baik di lingkungan Keluarga, Sekolah
maupun Masyarakat. Di lingkungan sekolah siswa dituntut mampu berkomunikasi
dengan baik dengan warga sekolah yakni guru, staf tata usaha, teman sebaya
maupun personel sekolah lainnya. Siswa yang memiliki perilaku komunikasi yang

9

baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari
guru dan sumber belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan lingkungan sekitar merupakan proses tak henti-hentinya dalam kehidupan
individu, siswa di Sekolah Menengah Atas memasuki tahap perkembangan
remaja.
Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi
dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang
dimaksud adalah sekolah. Karena sebagian waktu siswa, digunakan untuk
berkomunikasi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar, dengan belajar
siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara
optimal serta siap melaksanakan peranannya dimasa yang akan datang.
Siswa merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda
dalam proses perkembangannya memerlukan bantuan dalam mengadakan
komunikasi yang positif dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Siswa yang kurang dapat berkomunikasi akan dapat menghambat
pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan terutama dalam
meraih prestasi disekolah dan dikhawatirkan dapat menimbulkan masalahmasalah lain yang lebih kompleks.
Salah satunya yaitu melalui pendidikan di sekolah yang merupakan
proses pengembangan berbagai kemampuan dan sikap. Salah satu kemampuan
yang perlu dikembangkan adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Hal ini
merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan karena setiap orang tidak akan
lepas dari kegiatan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Komunikasi

10

penting terhadap penciptaan konsep diri, aktualisasi diri untuk kelangsungan
hidup, memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari tekanan dan ketegangan.
Siswa yang mengalami kesulitan berkomunikasi antar teman sebaya akan
mengalami kesulitan untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dan
lingkungannya. Apabila kemampuan komunikasi dengan teman sebayanya terhambat
itu dapat menyebabkan terhambatnya pemenuhan tugas perkembangannya dan
mengganggu perkembangannya
terpenuhinya

tugas

yang tentu saja

perkembangan

selanjutnya.

akan menyebabkan tidak
Terhambatnya

kemampuan

berkomunikasi juga dapat menghambat prestasi belajar siswa, siswa yang kesulitan
dalam berkomunikasi dan tidak mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan
teman sebayanya.
Berdasarkan fenomena dilapangan hasil dari observasi dan wawancara
sementara dengan guru pembimbing di Madrasah Aliyah Negeri 3 (MAN 3) Medan
diperoleh informasi bahwa ada beberapa anak yang kesulitan dalam berkomunikasi.
Tidak semua siswa dapat berkomunikasi dengan baik. Namun bila diperhatikan
secara khusus atau secara individual kemampuan secara individu berbeda-beda. Ada
beberapa anak yang tergolong kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
Kesulitan-kesulitan tersebut membuat komunikasi antar teman sebaya menjadi tidak
efektif. Ketidak efektifan terjadi karena siswa belum dapat memenuhi faktor-faktor
yang mempengaruhi keefektifan komunikasi antar teman sebaya diantaranya adalah
keterbukaan, empati, mendorong/dukungan, perasaan positif dan kesamaan. Hal
tersebut beberapa sikap siswa saat berkomunikasi.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang lebih luas daripada
lingkungan keluarga karena di lingkungan sekolah individu akan mengenal
individu lain yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Interaksi yang

11

terjadi di lingkungan sekolah meliputi hubungan dan komuniksai yang terjadi
antara siswa, guru dan tenaga administrasi. Komunikasi antara siswa dengan
siswa, lebih dikenal dengan istilah Komunikasi dengan teman sebaya, karena anak
berhadapan dengan teman yang seusia di sekolah yang sama. Komunikasi dengan
teman sebaya merupakan hubungan yang paling sering dilakukan oleh siswa
selama di lingkungan sekolah, karena para siswa lebih banyak melakukan
komunikasi dengan siswa lain dalam semua kegiatan yang ada di sekolah.
Berdasarkan gejala tersebut maka salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang efektif untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut adalah
dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang bermasalah
dalam komunikasinya. Agar nantinya setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok siswa mampu meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonalnya
dalam bergaul, berkehidupan sosial terutama dengan teman sebayanya.
Salah

satu

upaya

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengatasi

ketidakmampuan siswa dalam melakukan komunikasi dengan teman sebaya
adalah melalui Bimbingan Kelompok .
Komunikasi ini sangat berperan dalam pembentukan kepribadian
individu. Dengan komunikasi individu dapat melangsungkan hidupnya baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Di lingkungan sekolah
siswa dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dengan warga sekolah yakni
guru, staf tata usaha dan teman sebaya, maupun personil sekolah lainnya. Siswa
yang memiliki perilaku komunikasi antarpribadi yang baik akan mudah
bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru dan sumber
belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan

12

sekitar merupakan proses tak henti-hentinya dalam kehidupan individu. Siswa di
Sekolah Menengah Atas memasuki tahap perkembangan remaja.
Untuk meningkatkan komunikasi dengan teman sebaya tersebut di dalam
layanan bimbingan dan konseling terdapat berbagai macam layanan salah satu nya
adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan
kelompok merupakan salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada sekelompok orang (klien) dengan memanfaatkan dinamika
kelompok untuk memperoleh informasi dan pemahaman baru dari permasalahan
(topik) yang dibahasnya.
Layanan

bimbingan

kelompok

bertujuan

untuk

mendorong

pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. Dengan demikian,
bimbingan kelompok memberikan konstribusi yang penting dalam meningkatkan
komunikasi siswa, dimana masalah kurangnya komunikasi dengan teman sebaya
ini merupakan masalah yang banyak dialami oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian yang terkait dengan meningkatkan komunikasi dengan pelaksanaan
layanan bimnbingan kelompok. Inilah yang menjadi gambaran si peneliti dengan
menetapkan judul penelitian: “ PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK

UNTUK

MENINGKATKAN

SEBAYA DI MAN 3 MEDAN”

13

KOMUNIKASI

TEMAN

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, maka fokus masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di MAN 3 Medan
2. Komunikasi teman sebaya sebelum dilakukan bimbingan kelompok
di MAN 3 Medan
3. Komunikasi teman sebaya sesudahn dilakukan bimbingan kelompok
di MAN 3 Medan

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang telah dirumuskan di atas maka yang
menjadi pertanyaan peneliti adalah:
1.

Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di MAN 3
Medan ?

2.

Bagaimana komunikasi teman sebaya sebelum dilakukan bimbingan
kelompok di MAN 3 Medan ?

3.

Bagaimana komunikasi teman sebaya sesudah dilakukan bimbingan
kelompok di MAN 3 Medan ?

D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:
1.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di MAN 3 Medan

2.

Komunikasi teman sebaya sebelum dilakukan bimbingan kelompok
di MAN 3 Medan ?

14

3.

Komunikasi teman sebaya sesudah dilakukan bimbingan kelompok
di MAN 3 Medan ?

E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Diharapkan dapat menambah wawasan dalam berkomunikasi dengan
teman sebaya terutama pada tingkat pendidikan khususnya di MAN
3 Medan.
b. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam
mengembangkan sikap sosial yang baik melalui komunikasi yang
baik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok.
c. Memperluas pemahaman tentang bagaimana cara berkomunikasi
yang baik terhadap teman sebaya disekolah.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada MAN 3 Medan untuk
evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling, sehingga dapat
memperbaiki berbagai kesalahpahaman tentang bimbingan konseling
disekolah

15

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan yang ada
di dalam layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok dapat diartikan
sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas
kelompok yang membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan
sosial.
Menurut Dewa Ketut Sukarti bimbingan kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didiik
(konseli) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh
berbagain bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing
atau konselor) yang berguna menunjang kehidupan sehari-hari baik individu
sebagai pelajaran, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.1
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa layanan bimbingan
kelompok merupakan suatu layanan yang di mana memungkinkan adanya
kebersamaan untuk dapat memperoleh bahan atau materi dari narasumber agar
dapat menunjang suatu kehidupan anggota kelompok baik dalam masyarakat,
anggota keluarga dan juga teman sebaya.
Sedangkan Menurut Gazda bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan
kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok
siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang
tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok

1

Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati.2008. Proses Bimbingan dan
konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm.78.

16

diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal,
vokasional, dan sosial. 2
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa bimbingan kelompok adalah
suata kegiatan yang berupa pemberian informasi yang dilakukan didalam sebuah
kelompok untuk menyusun rancanngan atau rencana dan keputusan yang tepat
kepada sekelompok siswa.
Pengertian bimbingan kelompok yang lebih sederhana menunjukan kepada
kegiatan bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami
masalah yang sama. Bimbingan kelompok dalam arti yang lebih sederhana
tersebut mempergunakan kelompok sebagai sekedar wadah di mana isi bimbingan
dicurahkan.3
Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai
tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan
suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok”. Prayitno lebih
menekankan dinamika kelompok sebagai wahana mencapai tujuan kegiatan
bimbingan dan konseling yang muncul pada bimbingan kepada individu-individu
melalui kelompok.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian
bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah.Suasana kelompok yaitu
antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, menjadi wahana
di mana masing-masing anggota kelompok tersebut secara persorangan dapat

2

Prayitno, Erman Amti.2008.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
PT.RINEKA CIPTA), hal.309
3
Siti Hartinah.2009. Konsep Dasar Bimbingan kelompok, (Bandung: PT.REFIKA
ADITAMA), hal. 6

17

memanfaatkan semua

informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang

berasngkutan dengan masalahnya tersebut.4
Bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing
kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri.5
Bimbingan kelompok bermanfaat sekali bagi siswa karena melalui interaksi
dengan anggota-anggota kelompok mereka dapat memenuhi beberapa kebutuhan
psikologis, seperti kebutuhna untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan
diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikir dan berbagai perasaan,
kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan
untuk lebih independen serta lebih mandiri. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
tersebut, maka diharapkan para siswa dapat tumbuh dan berkembang secara
maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan,
saran, dan sebagainya, di mana pemimpin kelompok menyediakan informasiinformasi

yang

bermanfaat

agar

dapat

membantu

individu

mencapai

perkembangan yang optimal.
Layanan bimbingan kelompok memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama–sama melalui dinamika kelompok, agar memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertantu dan atau membahas secara bersama –sama pokok

4

Ibid. hal.12
Prayitno.1995. Layanan Bimbingan Dan Kelompok (Dasar dan Profil), (Padang:Ghalia
Indonesia), hal.61
5

18

bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya
sehari – sehari dan atau untuk perkembangan dirinya, baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar. Dalam layanan bimbingan kelompok para peserta didik
dapat diajak untuk mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan
topik –topik penting, mengembangkan langkah–langkah bersama untuk
menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok.
Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 159:

          
   
Artinya :“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar, mereka itulah orang – orang yang beruntung”.6
Berdasarkan ayat di atas, maka dapat kita pahami Islam mengajarkan
manusia untuk berlaku lemah lembut dalam menyampaikan kebenaran bukan
dengan cara yang kasar, dan bermusyawarahlah dalam menyelesaikan urusan,
bermusyawarah yang juga tak lepas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
yaitu sebuah bentuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan
(bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan
bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tiga Bahasa (Depok: Al Huda Kelompok Gema
Insani. 2009). hal. 72
6

19

membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan
masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan
bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian
bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan
bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens
dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan
pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor). Dalam layanan bimbingan
kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah
konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan
bimbingan dan konseling. 7
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan
kelompok merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama membahas topik tertentu di mana siswa yang dilayani lebih dari
satu orang, untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Layanan bimbingan
kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.

7

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2007), hal.164

20

2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Secara

umum

layanan

bimbingan

kelompok

bertujuan

untuk

pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi
peserta layanan.8
Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. 9
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang
dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil
keputusan.10
Dapat diambil kesimpulan tujuan dari bimbingan kelompok adalah untuk
melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan mewujudkan
tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi
baik verbal maupun non verbal.
Pendapat serupa dikemukan oleh Prayitno, tujuan bimbingan kelompok
adalah tujuan yang hendak dicapai dalam menerima informasi, Informasi
itu akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan,
atau untuk keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diberikan.11

8

Ibid. hal. 172
Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004), hal. 3
10
Abu Bakar M.Luddin.2010.Dasar-Dasar Konseling, (Bandung: Citapustaka Media
Perintis,), hal. 47
11
Ibid. hal. 310
9

21

Amti dan Merjohan, mengemukakan tujuan bimbingan kelompok
dibedakan menjadi tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Secara umum
bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu murid-murid yang mengalami
masalah melalui prosedur kelompok. Suasana kelompok yang berkembang dalam
bimbingan kelompok itu dapat merupakan wahana dimana masing-masing murid
dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari temantemannya untuk dapat memecahkan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan
untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok.12
Prayitno juga menyampaikan uraian yang sama bahwa tujuan layanan
bimbingan kelompok mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan khusus.

a) Tujuan umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya
sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok. Sering
menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosisalisasi/berkomunikasi seseorang
sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak
obyektif, sempit dan terkukung serta tidak efektif. Melalui layanan bimbingan
kelompok diharapkan hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan dapat
diungkapkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang buntu atau beku
dicairkan dan didinamikkan melalui masukkan dan tanggapan baru, persepsi yang
menyimpang atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran,
sikap yang tidak efektif kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif.

12

Amti dan Marjohan. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan.
(Bandung: Rineka Aditama. 2006). hal. 59

22

b) Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu.
Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dengan diadakannya bimbingan
kelompok ini dapat bermanfaat bagi siswa karena dengan bimbingan kelompok
akan timbul interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka memenuhi
kebutuhan psikologis.13
Menurut definisi dari beberapa ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa
tujuan layanan

bimbingan kelompok adalah untuk melatih siswa dalam

mengembangkan kemampuan bersosialisasi, dan mewujudkan komunikasi yang
baik dan efektif dengan teman sebaya serta meningkatkan berkomunikasi baik
secara verbal maupun non verbal.
3. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai
berikut : (1) Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan
tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. (2) Mempunyai
pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal
tentang apa yang mereka bicarakan. (3) Menimbulkan sikap yang positif terhadap
keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang
mereka bicarakan dalam kelompok. (4) Menyusun progran-program kegiatan
untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan
13

Prayitno, 2004. Seri Layanan Konseling L1-L9. Layanan Bimbingan Kelompok dan
Konseling Kelompok Padang ; Jurusan Binmbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang, hal. 2-3

23

dukungan terhadap sesuatu hal yang baik. (5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka
programkan semula.
4. Strategi BMB3
Sebagai ”ibunya kehidupan” dinamika BMB3 dibina dan diaktifkan dalam
setiap gerak kehidupan manusia. Layanan BKP merupakan medan yang sangat
baik untuk mengembangkan kemampuan BMB3 melalui aktualisasi dinamika
kelompok yang dapat terjadi secara insentif dan efektif pada layanan BKp.
Konselor secara piawai mengembangkan kemampuan BMB3 diantara setiap
anggota kelompok.14
5. Isi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum
baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud dengan topik tugas adalah
topik atau bahasan yang diberikan kepada pembimbing (pimpinan kelompok)
kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau
pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh kelompok. Secara bergilir
anggota kelompok mengemukakan topik secara bebas, selanjutnya memilih yang
akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya.
Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik
bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang

pengembangan

kepribadian, hubungan sosial, pendidikan karier, kehidupan berkeluarga,
kehidupan beragama, dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang

14

Prayitno. Seri Panduan Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling (Padang:
Program Pendidikan Profesi Konselor, UNP. 2015). hal. 168

24

diatas dapat diperluas kedalam sub bidang-bidang yang relevan. Misalnya
pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar, kesulitan
belajar, gagal ujian, dan lain sebagainya. 15
6. Materi Bimbingan Kelompok
Dalam layanan bimbingan kelompok materi yang dapat dibahas berbagai
hal yang amat beragam yang berguna bagi siswa (dalam segenap bidang
bimbingan). Materi tersebut meliputi:
a.

Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup
sehat

b.

Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana

c.

adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta
permasalahannya)

d.

Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang

e.

terjadi di masyarakat serta pengendaliannya/pemecahannya

f.

Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan

g.

kegiatan sehari-hari serta waktu senggang)

h.

Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan

i.

keputusan dan berbagai konsekuensinya

j.

Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil

k.

belajar, timbulnya kegagalan belajar dan cara-cara

l.

penanggulangannya (termasusk EBTA, EBTANAS, UMPTN)

m. Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif

15

Ibid. hal.172-173

25

n.

Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier
serta perencanaan masa depan

o.

Pemahaman

tentang

pilihan

dan

persiapan

memasuki

jurusan/program studi dan pendidikan lanjutan.
p.

Materi dalam bidang-bidang bimbingan

Materi

layanan

bimbingan

kelompok

dalam

bidang

bimbingan

sebagaimana dalam materi layanan bimbingan lainnya, yang meliputi: bimbingan
pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.16
7. Jenis-jenis Bimbingan Kelompok
Jenis-jenis kelompok menurut jane Warters, terdapat enam jenis layanan
bimbingan kelompok:
(a) Kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer dicirikan oleh
kontak akrab yang kontiniu, seperti dalam keluarga dan kelompok
bermain anak-anak dikampung. Kelompok sekunder dibentuk atas
dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas di sekolah dan
kelompok pecinta alam dalam kalangan mahasiswa. Kelompokkelompok yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan
bersifat kelompok sekunder, baik kelompok besar maupun kelompok
kecil.
(b) Sociogroup dan psyhogroup. Dalam kelompok yang pertama
tekanannya terletak pada hal yang harus dikerjakan bersama, dalam
kelompok

yang

kedua

tekanannya

terletak

pada

hubungan

antarpribadi.
16

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2000), hal. 48

26

(c) Kelompok terorganisasi dan kelompok tidak terorganisasi. Dalam
yang terorganisasi terdapat diferensiasi antara peranan-peranan yang
dipegang oleh anggota-anggota kelompok, sehingga terdapat suatu
struktur, misalnya salah seorang berperan sebagai pemimpin atau
ketua. Struktur itu dapat bersifat sangat formal dan kompleks, dapat
pula bersifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang
tidak terorganisasi anggota-anggota bergerak lepas yang satu dari
yang lain. Kelompok-kelompok terorganisasi yang dibentuk untuk
kepentingan kegiatan bimbingan adalah kelompok terorganisasi, lebihlebih karena dibentuk di bawah pengawasan tenaga bimbingan.
Namun, struktur organisasi cenderung bersifat informasi dan agak
sederhana. Kelompok anggota-anggota OSIS

yang mewakili para

siswa di suatu sekolah adalah kelompok yang terorganisasi, dengan
struktur yang jauh lebih formal.
(d) In group dan out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota
merasa terikat satu sama lain dan menunjukan loyalitas satu sama lain.
Di antara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, dan rasa
keterkaitan, bahkan mungkin terdapat rasa anitisipasi dan rasa benci.
(e) Kelompok tertutup dan kelompok terbuka. Kelompok tertutup, terdiri
atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan
tidak menerima anggota baru sampai kegiatan kelompok berhenti.

27

Kelompok terbuka memungkinkan ada orang keluar dan orang lain
masuk selama kegiatan kelompok berlangsung. 17
Menurut Prayitno, dalam penyelenggaraannya dikenal dua jenis bimbingan
kelompok yaitu :
a. Kelompok bebas
Yaitu yang anggota-anggota kelompoknya melakukan kegiatan kelompok
tanpa penguasaan tertentu, dan kehidupan kelompok ini memang tidak
disiapkan secara khusus sebelumnya. Perkembangan yang akan menjadi isi
dan mewarnai kehidupan kelompok itu lebih lanjut. Kelompok bebas
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk
menentukan arah dan isi kehidupan kelompok itu.
b. Kelompok tugas
Yaitu arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih dahulu. Pada
dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan
itu ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu maupun tumbuh didalam
kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok itu
sebelumnya. Dalam kelompok tugas perhatian diarahkan kepada satu titik
pusat, yaitu menyelesaikan tugas. Semua anggota kelompok hendaknya
mencurahkan perhatian untuk tugas yang dimaksudkan itu. Semua pendapat,
tanggapan, reaksi dan saling berhubungan antarsemua anggota setuntas
mungkin.

17

W.S.WINKEL.1991.Bimbingan
(Jakarta:PT.Grasindo), hal. 461

dan

28

Konseling

di

Institut

Pendidikan,

8. Asas-asas Layanan Bimbingan Kelompok
Asas yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan
kelompok adalah setiap anggota kelompok secara sukarela dan terbuka
menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya yang berkaitan dengan topik yang
sedang dibahas dan mengikuti semua kegiatan yang sudah direncanakan oleh
pemimpin kelompok.18
Kerasahiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien itu sendiri
merupakan tiga etika dasar konseling. Dalam kegiatan layanan bimbingan
kelompok ketiga etika tersebut diterapkan.
a. Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok
hendaknya menjadi rahasia kelompok yamg hanya boleh diketahui oleh
anggota kelompok dan tidak disebarluaskan ke luar kelompok. Seluruh
anggota kelompok hendaknya menyadari benar hal ini dan bertekad untuk
melaksanakannya.
b. Kesukarelaan
Kesukarelaan

anggota

kelompok

dimulai

sejak

awal

rencana

pembentukan kelompok oleh Konselor. Kesukarelaan terus-menerus dibina
melalui uapaya pemimpin kelompok mengembangkan syarat-syarat
kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan bimbingan
kelompok. Dengan kesukarelaan itu anggota kelompok akan dapat

18

Abu Bakar M. Luddin. Konseling Individual dan Kelompok (Aplikasi dalam Praktek
Konseling). (Bandung : Citapustaka Media Perintis. 2012). hal. 90

29

mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai
tujuan layanan.
c. Asas keterbukaan
Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu
dan ragu – ragu.
d. Asas kenormatifan
Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan
dengan norma – norma dan kebiasaan yang berlaku.19
9. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam layanan bimbingan kelompok berperan dua pihak yaitu: pemimpin
kelompok dan peserta atau anggota kelompok.
a. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih yang berwenang
menyelenggarakan praktik konseling profesional. Yang memiliki keterampilan
khusus melaksanakan layanan bimbingan kelompok dan bidang bimbingan
lainnya.
Karakteristik Pemimpin Kelompok
1) Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi
dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota
kelompok yang bebas, terbuka, dan demokratik, konstruktif, saling
mendukung dan meringankan beban, menjelaskan memberikan

19

Ibid. hal. 13-15

30

pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembirakan, dan
membahagiakan, serta mencapai tujuan kelompok.
2) Berwawasan

luas

dan

tajam

sehingga

mampu

mengisi,

menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan
konten bahasa yang tumbuh dalam aktifitas kelompok
3) Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan
nyaman,

sabar

dan

memberi

kesempatan

demokratik

dan

kompromistik ( tidak antagonistik ) dalam mengambil kesimpulan
dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan,
jujur dan tidak nerpura-pura, disiplin, dan kerja keras.20
b. Peran Pemimpin kelompok
Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno bahwa peranan pemimpin
kelompok dalam bimbingan kelompok ialah:

1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan
ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
Campur tang ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang
dibicarakanmaupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang
berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota
tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat
menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.

20

Ibid. hal. 6

31

3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang
dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah
yang dimaksudkan itu.
4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan
balik) tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang
bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu
mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan
permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama
serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok,
diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di
dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang
atau lebih anggota kelompok sehingga ia / mereka itu menderita
karenanya.
6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan
kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung
jawab pemimpin kelompok.21
c. Anggota kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota
bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang
konselor perlu membnetuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang
memiliki persyaratan sebagaimana tersebut di atas.22

21
22

Ibid. hal. 35
Ibid. hal.8

32

d. Peranan Anggota kelompok
Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif
para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota
kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika
kelompok selalu berkembang.
1) Aktifitas Mandiri
Peran anggota kelompok (AK) dalam layanan BKp dari, oleh dan
untuk para AK itu sendiri. Dari strategi BMB3 masing-masing AK
beraktifitas langsung dan mandiri dalam bentuk:
a.

Mendengar, memahami, dan merespon dengan tepat dan
positif (3-M)

b.

Berfikir dan berpendapat

c.

Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi

d.

Merasa, berempati dan bersikap

e.

Berpartisipasi dalam kegiatan bersama

f.

Bertanggung jawab dalam penerapan peran sebagai AK dan
pribadi yang mandiri.

2) Aktifitas mandiri masing-masing AK itu diorientasikan pada
kehidupan bersama dalam kelompok. Kebersamaan ini diwujudkan
melalui:
a.

Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional
antar Ak

b.

Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok

33

c.

Komunikasi

jelas

dan

lugas

dengan

lembut

dan

bertatakrama
d.

Saling memahami, memberi kesempatan dan membantu

e.

Kesadaran

bersama

untuk

menyukseskan

kegiatan

kelompok.23
10. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok
Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus
dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. menurut Prayitno,
tahap penyelenggaraan dalam pelaksanaan layanan Bimbingan kelompok ada lima
tahap kegiatan, yaitu:
a. Tahap Pembentukan
Tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu menjadi
satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam
mencapai tujuan
Setelah

kelompok

terbentuk,

pemimpin

kelompok

memulai

kegiatannya di tempat yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah
kegiatannya adalah mengucapkan selamat datang kepada para anggota,
memimpin do’a, menjelaskan pengertian, tujuan, cara pelaksanaan, asas
bimbingan kelompok, melaksanakan perkenalan dilanjutkan rangkaian
nama.

23

Ibid. hal.161-162

34

b. Tahap Peralihan
Tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan
berikutnya yang terlebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
Dalam tahap peralihan langkah-langkah yang harus dilakukan
pemimpin kelompok tentang topik-topik yang akan dibahas di dalam
kelompok. Topik yang akan dibahas sifatnya umum yang berada diluar diri
anggota kelompok yang pernah dilihat, pernah didengar, pernah dibaca dari
berbagai media massa. Topik tersebut ada yang disiapkan langsung oleh
pemimpin kelompok (bimbingan kelompok tugas), adapula topik yang akan
dibahas berasal dari masing-masing anggota kelompok (bimbingan
kelompok bebas). Bila perlu pemimpin kelompok dapat memberikan contoh
topik yang akan dibahas dalam kelompok. Dengan jeli pemimpin harus
memperhatikan suasana kelompok tentang kesiapan para anggotanya untuk
berperan serta dalam pembahsannya. Kemudian ajakan untuk membahas,
mendalami, topik umum yang telah disepakati bersama.
c. Tahap Kegiatan
Tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu (pada
Bkp).
Tahap kegiatan ini pemimpin kelompok mempertajam topik yang
akan dibahas. Kemudian mulai mengemukakan topik bahasan. Dalam
bimbingan kelompok tugas, topic bahasan dikemukakan secara langsung
oleh pemimpin kelompok dan langsung dibahas sampai tuntas. Dalam
kelompok bebas topik bahsan dikemukakan oleh masing-masing anggota

35

kelompok. Setelah mendapat persetujuan dari semua anggota kelompok
secara bergantian topik-topik tersebut dibahas tuntas.
Untuk mengurangi ketegangan dan kelelahan dari masing-masing
anggota kelompok dapat ditampilkan selingan berupa pembacaan ayat suci
Al-Qur’an, permainan, nyanyian, baca puisi dan lain-lain. Selanjutnya setiap
anggota kelompok diberi kesempatan untuk menmyampaikan komitmennya
(apa yang harus dilakukan demi tercapainya tujuan yang dimaksud).
d. Tahap penyimpulan
Tahapan kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan
dan dicapai dalam kelompok. Peserta kelompok diminta melakukan refleksi
berkenaan dengan pembahasan yang baru saja mereka ikuti.
e. Tahapan penutupan
yaitu merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan. Kelompok
merencanakan kegiatan Bkp selanjutnya dan salam hangat perpisahan.24
Dalam tahap pengakhiran pemimpin kelompok memberikan
informasi bahwa kegiatan akan diakhiri. Untuk itu para anggota diberi
kesempatan untuk menyampaikan kesan-kesan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Berikutnya pemimpin kelompok menanyakan kemungkinan
kegiatan tersebut untuk bisa ditindak lanjuti. Anggota kelompok diberi
kesempatan untuk menyampaikan pesan dan harapan pada pertemuan

24

Prayitno.2012. Seri Panduan Layanan Kegiatan dan Pendukung Konseling. Padang:
Program Pendidikan Profesi Konselor Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang, hlm.170-171

36

mendatang. Kemudian pertemuan ditutup dengan ucapan terima kasih oleh
pemimpin kelompok dan diakhiri dengan do’a bersama.25
11. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai
berikut:
Pertama, Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang akan
dibahas dalam layanan bimbingan kelompok, membentuk kelompok, menyusun
jadwal kegiatan, menetapkan