Kerusakan Usus pada Mencit (Mus musculus) yang Diinokulasi Larva 3 (L3) Anisakis spp. | Permatasari | Jurnal Sain Veteriner 29292 66559 1 SM

Kerusakan Usus pad Mencit (Mus musculus) yang Diinokulasi Larva 3 (L3) Anisakis spp.

JSV 35 (1), Juni 2017

Kerusakan Usus pada Mencit (Mus musculus) yang Diinokulasi Larva 3 (L3)
Anisakis spp.
Intestinal Damage in Mice (Mus musculus) Inoculated with Third Stage larvae (L3)
Anisakis spp.
Febrina Dian Permatasari1, Poedji Hastutiek1, Lucia Tri Suwanti2
1

Departemen Parasitologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
2
Peneliti Insitute Tropical Diseases
Email: drhfebrinadianp@gmail.com

Abstract
This study aims to be show damage in the intestine of mice caused by inoculation of the larvae of Anisakis
spp. alive and who has died because of a warming 750C for 7 minutes. Eighteen male mice (Mus musculus) were
divided into three groups: control group, a group of mice were inoculated the larvae of Anisakis spp. alive and
groups of mice were inoculated the larvae of Anisakis spp. who have died. 48 hours post inoculation, the mice’s

intestines necropsy performed later performed HE staining to identify and scoring intestinal histopathology. The
results showed inoculation of the larvae of Anisakis spp. either alive or dead induce histological changes in the
intestine in the form of iniltration of inlammatory cells, epithelial changes and structural changes in the intestinal
mucosa.
Keywords: Third stage larvae Anisakis spp., Intestinal damage, histopathology, Mus musculus

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kerusakan pada usus mencit yang ditimbulkan akibat
inokulasi larva Anisakis spp. dalam keadaan hidup dan yang telah mati karena mengalami pemanasan 750C selama 7
menit. Delapan belas ekor mencit (Mus musculus) dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok
mencit yang diinokulasi larva Anisakis spp. dalam keadaan hidup dan kelompok mencit yang diinokulasi larva
Anisakis spp. yang telah mati. 48 jam post inokulasi, dilakukan nekropsi usus mencit untuk kemudian dilakukan
pewarnaan HE untuk mengidentiikasi dan skoring histopatologi usus. Hasil penelitian menunjukkan inokulasi
larva Anisakis spp. baik dalam keadaan hidup maupun mati menimbulkan perubahan gambaran histologi pada usus
berupa iniltrasi sel radang, perubahan epitel dan perubahan struktur mukosa pada usus.
Kata kunci : Larva tiga Anisakis spp., kerusakan usus, histopatologi, Mus musculus

Pendahuluan

(Daschneret al., 2012). Kasus anisakiasis tersebar di


Anisakiasis merupakan infeksi parasit pada

berbagai belahan dunia, terutama daerah atau negara

manusia dan hewan yang disebabkan oleh larva

dengan konsumsi ikan mentah tinggi yang menjadi

nematoda dari famili Anisakidae yaitu Anisakis spp.

salah satu penyebab paling umum alergi makanan

yang memiliki predileksi pada usus ikan. Larva

(Lindqvist et al., 1993). Manusia terinfeksi Anisakis

Anisakis banyak ditemukan pada ikan dan mamalia

spp. bila memakan ikan mentah, penggaraman dan


laut di laut utara, samudra Atlantik dan samudra

pengasapan kurang sempurna. Pemasakan kurang

Pasiik

menunjukkan

matang yang mengandung larva Anisakis spp. yang

bahwa prevalensi 80% ikan terdapat parasit ini

dapat menginduksi dua masalah utama yang sering

bagian

utara.

Penelitian


57

Febriana Dian Permatasari et al.

dikaitkan dengan gejala klinis mirip dengan infeksi

Anisakis spp. baik dalam keadaan hidup atau mati

bakteri atau virus gastroenteritis.

akan mengakibatkan perubahan histopatologi pada

Belum banyak informasi tentang kejadian
Anisakis

di

Indonesia.


Pengamatan

usus mencit jika diinokulasikan secara oral yang

Hariyadi

nantinya hasil penelitian ini akan membuktikan

(2006) pada ikan di beberapa perairan Indonesia

apakah larva Anisakis spp. yang telah mati tetap

menunjukkan prevalensi larva Anisakidae yang

dapat menimbulkan kerusakan pada usus.

cukup tinggi pada ikan Ekor Kuning di Selat Sunda
sebesar 67%, Laut Bali sebesar 67% dan Laut Nusa
Tenggara Timur sebesar 17%, ikan Tuna di Laut Bali


Materi dan Metode

menunjukkan prevalensi larva Anisakidae sebesar

Penelitian ini menggunakan hewan coba

67% dan Laut Nusa Tenggara Timur sebesar 17%

mencit jantan sebanyak 18 ekor, alkohol absolut,

dan prevalensi larva Anisakidae pada ikan Kerapu di

70%, 80%, 90% dan 96%, xylene, parain cair,

Selat Sunda sebesar 25%, Laut Bali sebesar 43% dan

xylol, antibodi IFN-γ (D-17) Sc-9344 Santa Cruz

Laut Nusa Tenggara Timur sebesar 17%.


Biotechnology, antibodi TNF-α (52B83) Sc-52746

Pasien yang terkena Anisakiasis terutama

Santa Cruz Biotechnology, Endogen Peroksida

berasal dari antigen somatik yang berasal dari larva

0,5%, antigen retrieval declocking chamber, Phospat

hidup atau mati (Moneo et al., 2005) pada produk

Bufer Saline (PBS) pH 7,4, sniper, universal

ikan yang disebabkan allergen dari Anisakis spp.

link, Trekavidin-HRP label, DAB, substrat bufer,

yang tahan terhadap panas dan pepsin yaitu protein


hematoxylin, dan aquades.

Tropomyosin (Caballero et al., 2008). Meskipun
0

0

Peralatan penelitian yang digunakan adalah

dimasak pada 70 C atau didinginkan -20 C selama 72

kandang hewan coba, sonde mencit, tempat minum,

jam yang diyakini dapat menghancurkan infektivitas

mikroskop cahaya Nikon Eclipse Ci®, opti lab, spuit

parasit ini, namun ternyata kemampuan untuk

satu cc, gloves, masker, kapas steril, ,papan seksi,


mendenaturasikan protein tidak dapat dihilangkan

dissecting set, timbangan digital.

(Caballero and Moneo 2004). Pengasapan dan

Prosedur penelitian meliputi: koleksi larva

penggaraman dengan menggunakan lemon atau

Anisakis spp sebanyak 200 larva, identiikasi larva

cuka juga tidak dapat membunuh parasit ini

Anisakis spp berdasarkan Iglesias et al.,(2001),

terbukti larva A. simplex dapat bertahan dalam cuka

pemanasan larva Anisakis spp sebanyak 60 larva


hingga 51 hari (Oshima, 1972). Penelitian yang

dengan suhu 750C selama tujuh menit dengan

dilakukan oleh Raharjo (2016) tentang preservasi

menggunakan microwave. Terdapat tiga kelompok

pangan memberikan hasil bahwa memasak ikan

perlakuan, yaitu kelompok kontrol, perlakuan 1

laut dengan metode pemanasan dengan suhu

dan perlakuan 2 masing-masing kelompok terdapat

0

75 C selama tujuh menit mematikan seluruh larva


enam ekor mencit. Kelompok kontrol tidak diberikan

Anisakis spp., namun hal ini belum dibuktikan

perlakuan apapun, perlakuan 1 masing-masing

apakah protein Tropomyosin terdenaturasi atau

mencit diinokulasi sepuluh larva Anisakis spp.tanpa

tidak

perubahan

pemanasan secara oral, dan perlakuan 2 masing

histologi pada usus. Perlu penelitian apakah larva

masing mencit diinokulasi secara oral sepuluh larva

58

hingga

dapat

menimbulkan

Kerusakan Usus pad Mencit (Mus musculus) yang Diinokulasi Larva 3 (L3) Anisakis spp.

Anisakis spp yang telah dipanaskan, pembedahan

Hasil

histopatologi

kelompok

kontrol,

histologi

kelompok mencit yang diinokulasi larva Anisakis

kerusakan pada usus mencit dengan pewarnaan

spp. dalam keadaan hidup dan kelompok yang

HE. Data gambaran histopatologi yang diperoleh

diinokulasi larva Anisakis spp. yang telah mati yaitu

dianalisis secara non parametrik dengan skoring

pada kelompok kontrol terlihat vili normal dan tidak

berdasarkan (Erben et al., 2014) dan diuji Kruskal-

terdapat iniltrasi sel radang. Pada kelompok P1a

Wallis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

dengan perbesaran 200x terlihat bentukan granuloma

perangkat lunak komputer SPSS 23 for windows.

dan vili ruptur dan jika dilihat dengan perbesaran

mencit

dan

pengamatan

gambaran

400x (Gambar P1b) terlihat bentukan granuloma
terdiri dari jaringan ikat, eosinoil, neutroil, limfosit,

Hasil dan Pembahasan

dan makrofag. Pada kelompok P2 dengan perbesaran

Hasil identiikasi larva Anisakis spp. yang

400x terlihat iniltrasi sel radang namun tidak

terlihat pada pewarnaan carmin dengan perbesaran

membentuk bentukan granuloma, terdapat abses

40x. Pada bagian anterior dapat terlihat boring tooth

kripta dan irregular kripta.

yang memiliki fungsi untuk membantu larva Anisakis

Tingkat nekrosis pada kelompok kontrol

spp. saat penetrasi pada jaringan, pada esophagus

memiliki nilai rata-rata 0, pada kelompok mencit

bagian dorsal memiliki peran untuk sekresi enzim

yang diinokulasi larva Anisakis spp. dalam keadaan

ekstracorporeal (Buzzel and Sommerville, 1985)

hidup menunjukkan nilai rata-rata sebesar 20,33 dan

dan sebagai tempat mensekresikan produk ES yaitu

kelompok mencit yang diinokulasi larva Anisakis

tropomyosin.

spp. yang telah mati memiliki nilai rata-rata sebesar

Pada bagian posterior larva Anisakis spp.

12,50. Pada mencit yang diinokulasi larva Anisakis

tipe I terdapat mucron, inilah yang membedakannya

spp. dalam keadaan hidup memiliki nilai rata-rata

dengan Anisakis tipe II dan pada bagian ventrikal

lebih tinggi dibandingkan dengan mencit yang

tampak ventrikulus lebih panjang dibandingkan

diinokulasi larva Anisakis spp. yang telah mati, ini

dengan Anisakis tipe II yang memiliki ventrikulus

memiliki arti larva hidup Anisakis spp. lebih banyak

lebih pendek (Mattiucci et al., 2013).

menimbulkan nekrosis.

Gambar 1 Identiikasi larva Anisakis spp. dengan perbesaran 40x Keterangan e: esophagus; bt: boring
tooth; i: intestinal; v: ventrikulus; m: mucron.
59

Febriana Dian Permatasari et al.

Gambar 2. Gambaran histopatologi usus mencit dengan pewarnaan HE.
Keterangan:
K : Kontrol usus mencit perbesaran 200x. Tanda panah hitam menunjukkan vili normal.
P1a: usus mencit yang diinokulasi larva Anisakis spp. dalam keadaan hidup perbesaran 200x.
Tanda panah hitam menunjukkan bentukan granuloma dan tanda panah berwarna merah
menunjukkan vili ruptur.
P2 : usus mencit yang diinokulasi larva Anisakis spp. yang telah mati. Tanda panah berwarna
hitam menunjukkan iniltrasi sel radang. Tanda panah berwarna merah menunjukkan kripta
abses. Tanda panah berwarna kuning menunjukkan irregular kripta.
P1b: usus mencit perbesaran 400x. Keterangan: ji: jaringan ikat; l: limfosit; m: makrofag; e:
eosinophil; n: neutrophil.

Tabel 1.

Rerata dan Simpangan Baku nekrosis
usus mencit yang diinokulasi larva
Anisakis spp. secara oral

terjadi reaksi granulomatosa lokal (Mattiucci et al.,
2011) hal ini sependapat dengan hasil penelitian
bahwa hasil histopatologi pada usus mencit yang

Kelompok
perlakuan

Nekrosis
(X ± SB)

K (-)

0,00a ± 0,00

P1

20,33b ± 4,274

Hasil penelitian menunjukkan histopatologi

P2

12,50b ± 7,064

pada usus mencit yang diinokulasi larva hidup

diinfeksi larva hidup Anisakis spp. menimbulkan lesi
granuloma (Gambar 2).

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3