PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Izzati | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 10904

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2
SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Lihar Raudina Izzati1, Sutopo2, Henny Ekana Chrisnawati2
1

2

Fakultas Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
riharuraudina@gmail.com

Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan

mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika kelas peminatan XI
MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran Learning
Cycle 7E. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan
pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Aktivitas siswa yang
diamati menyangkut empat aspek, yaitu visual, oral, writing dan mental activities.
Data keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas diperoleh dari hasil observasi
selama proses pembelajaran, sedangkan untuk data hasil belajar matematika siswa
diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Indikator keberhasilan aktivitas dalam penelitian
ini adalah persentase rata-rata dalam indikator aktivitas setidaknya mencapai 75%.
Indikator keberhasilan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah
setidaknya 75% dari jumlah total siswa mencapai lebih dari atau sama dengan batas
KKM yaitu 2,67 dari skala 4. Berdasarkan hasil observasi pra siklus, persentase
aktivitas pada visual activities mencapai 57,58%, pada siklus I meningkat menjadi
68,19%, pada siklus II meningkat menjadi 80,81%. Oral activities mencapai 58,59%
pada pra siklus meningkat menjadi 68,19% pada siklus I dan meningkat menjadi
78,29% pada siklus II. Writing activities mencapai 60,61% pada pra siklus
meningkat menjadi 71,22% pada siklus I dan meningkat menjadi 78,8% pada siklus
II. Mental activities mencapai 43,43% pada pra siklus meningkat menjadi 64,15%
pada siklus I dan meningkat menjadi 74,25% pada siklus II. Sedangkan dari hasil tes
akhir siklus, hasil belajar matematika siswa yang lulus KKM pada pra siklus

mencapai 42,42% menjadi 66,67% pada siklus I meningkat lagi menjadi 78,79%
pada siklus II.
Kata Kunci: Learning Cycle 7E, Aktivitas, Hasil Belajar

PENDAHULUAN
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan dapat diukur
dengan keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator
bagi siswa untuk menemukan makna belajarnya sendiri. Proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa dapat dilakukan salah satunya dengan cara melibatkan siswa secara
aktif dalam aktivitas belajar di dalam kelas.
Sardiman (2012: 95) mengatakan bahwa prinsip belajar adalah berbuat. Berbuat
untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar apabila
tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

760

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika

hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Winkel (1999: 53) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Jerome Brunner dalam Slameto (2003: 11) berpendapat
bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
dalam materi yang dipelajari. Menurut Gagne dalam Sagala (2009: 17) bahwa belajar ialah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi secara terus menerus
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Sehingga dapat diartikan bahwa
seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku sebagai kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar.
Ini menunjukkan dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Aktivitas belajar
yang dilakukan siswa harus dinamis dan optimal sehingga dapat mencapai suatu proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan terwujudnya suatu proses pembelajaran
yang efektif akan membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Sebelum melakukan observasi, peneliti berdiskusi dengan guru matematika kelas XI

MIA 3 berkaitan dengan permasalahan yang dialami guru di dalam kelas. Dari hasil
diskusi tersebut guru menjelaskan bahwa siswa kesulitan dalam materi matematika
peminatan yang terlihat dari hasil belajar matematika peminatan siswa. Siswa dinyatakan
tuntas jika memperoleh nilai masing-masing dari keempat aspek lebih dari atau sama
dengan nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yaitu 2,67 dari skala 4 untuk aspek
pengetahuan dan ketrampilan, nilai B untuk aspek sikap spiritual dan sosial. Dari data hasil
belajar aspek pengetahuan mata pelajaran matematika peminatan kelas XI MIA 3 tahun
ajaran 2014/2015 semester 2 materi turunan fungsi trigonometri hanya 14 dari 33 siswa
atau 42,42% siswa yang mencapai batas KKM aspek pengetahuan.
Pada hasil observasi proses pembelajaran di dalam kelas, terlihat siswa kurang
terlibat dalam aktivitas belajar di dalam kelas. Hal ini terlihat ketika pembelajaran dimulai,
guru menyampaikan materi pembelajaran, menuliskan rumus di papan tulis, memberi
contoh latihan soal, lalu meminta siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Kebanyakan siswa hanya mencatat apa yang ditulis oleh guru di papan tulis. Kesempatan
siswa dalam mendiskusikan gagasan atau ide pemikiran, mengeluarkan pendapat,
mendengarkan pendapat dari orang lain, mengambil keputusan bersama, memperhatikan
pekerjaan orang lain, menanggapi pendapat orang lain masih kurang. Selain itu, hasil
belajar masih kurang dalam pelajaran matematika peminatan. Dalam penelitian ini,
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016


761

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

aktivitas belajar siswa yang diamati selama proses pembelajaran meliputi: aktivitas fisik
yang dapat dilihat langsung oleh observer yaitu visual activities, oral activities, writing
activities dan aktivitas non fisik yaitu mental activities. Dari hasil observasi tersebut
terlihat bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini didukung dengan observasi
awal, dari 33 siswa rata-rata aktivitas belajarnya adalah 55,05% dengan visual acitivities
57,58%, oral activities 58,59%, writing activities 60,61%, mental activities 43,43%.
Berdasarkan hasil evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan
guru diperoleh hasil bahwa permasalahan yang ada di dalam kelas mengindikasikan
rendahnya aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajar matematika siswa belum optimal.
Perlu adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika
siswa. Oleh sebab itu, peneliti dan guru sepakat ingin memperbaiki proses pembelajaran

matematika di kelas dengan mengubah pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk
terlibat aktif.
Dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat untuk dapat mengatasi
permasalahan tersebut yang dipadupadankan dengan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran yang dipilih oleh guru dan peneliti adalah model pembelajaran Learning
Cycle 7E, yang menuntut siswa belajar aktif. Menurut Polyiem (2011) siswa yang belajar
dengan menggunakan Learning Cycle 7E menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang
signifikan. Renner et al (1998) dalam Nuhoglu dan Yalcin (2006: 28) mengungkapkan,
“The learning cycle is a well established inductive approach to learning science”. Model
Learning Cycle menekankan pada model pembelajaran yang berorientasi ke hakikat sains
yaitu sebagai produk, proses, dan alat untuk mengembangkan sikap ilmiah. Eisenkraf
(2003: 57) mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh tahap, langkah-langkah dalam
model pembelajaran Learning Cycle 7E adalah sebagai berikut: Elicit (mendatangkan
pengetahuan awal siswa), Engage (menjelaskan materi, tujuan pembelajaran dan
memotivasi), Explore (mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berkaitan
dengan masalah), Explain (mengumpulkan informasi, menemukan penjelasan dan solusi
masalah),

Elaborate


(mendesain

dan

menyiapkan

hasil

pekerjaan),

Evaluate

(mempresentasikan dan menilai), Extend (memperluas dan merefleksi).
Pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru dan peneliti adalah pendekatan
ilmiah (scientific approach). Pendekatan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)
diyakini sebagai titisan emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Lazim (2013) berpendapat bahwa pembelajaran dengan
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016


762

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Kemendikbud (2013) mengatakan langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah
(scientific approach) adalah sebagai berikut: mengamati (mengamati dengan indra atau
alat), menanya (membuat dan mengajukan pertanyaan), mencoba (siswa harus mencoba
sendiri sesuatu yang sedang dipelajarinya, mengumpulkan data, berdiskusi), menalar
(melatih proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris untuk
memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan), mengomunikasikan (siswa menyajikan

laporan dan kesimpulan dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah dimengerti).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap siswa. Secara rinci
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
siswa kelas peminatan XI MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. (2)
Mengetahui apakah proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) akan meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas peminatan XI MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran
2014/2015. (3) Mengetahui apakah proses pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) akan
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas peminatan XI MIA 3 SMA Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan
aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).


SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

763

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta
tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 33 siswa.
B. Data
Data dalam penelitian penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah: (1) Keterlaksanaan pembelajaran
meliputi terlaksana tidaknya langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan
dalam RPP untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) Aktivitas belajar yang
meliputi: (a) visual activities, (b) oral activities, (c) writing activities, (d) mental

activities, (3) Hasil belajar yang berupa hasil tes di setiap akhir siklus.
C. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan data yang dikumpulkan, ada tiga metode yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu : (1) Metode observasi yang dilakukan
untuk mengumpulkan data keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa
pada saat prasiklus (observasi awal) maupun pada saat siklus penelitian yang terdiri
dari dua pertemuan. (2) Metode tes yang digunakan untuk mengumpulkan data
peningkatan hasil belajar matematika siswa. Tes dilaksanakan di setiap akhir siklus.
Tes yang digunakan merupakan tes tertulis yang berbentuk uraian. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah: (a) Melakukan
spesifikasi materi yang pernah diajarkan. (b) Menyusun kisi-kisi tes. (c) Menyusun
soal-soal tes. (d) Melakukan validasi soal tes oleh validator. (e) Melakukan revisi soalsoal tes jika ada yang perlu direvisi. (f) Melaksanakan tes. (3) Metode dokumentasi
yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil gambar kegiatan para
siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.
D. Validitas Data
Dalam penelitian ini, digunakan triangulasi penyidik untuk menguji keabsahan
data keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar, yaitu memanfaatkan peneliti
atau observer untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong,
1999: 178). Membandingkan hasil observasi yang dilakukan oleh tiga observer,
kemudian dilakukan pengecekan, apabila minimal dua observer mendapatkan hasil
yang sama, maka indikator tersebut terlaksana oleh subjek dan data dikatakan valid.
Data yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui
hasil belajar matematika siswa. Untuk menguji keabsahan data hasil belajar
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

764

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

matematika, soal tes divalidasi oleh validator sebelum diujikan kepada siswa. Dalam
menguji validitas soal tes hasil belajar, peneliti membuat soal uraian sesuai dengan
indikator kemudian peneliti memvalidasikan soal tes kepada validator terkait dengan
kesesuaian soal dengan indikator, kisi-kisi, keterbacaan soal dan penulisan soal.

E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan:
1. Analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dimulai dengan menelaah
kesesuaian langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dengan RPP yang
telah disusun sesuai dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach), kemudian dilihat apakah langkah-langkah
proses pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach) pada RPP dapat meningkatkan aktivitas
belajar serta kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran.
2. Analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa. Data dianalisis dengan menghitung
persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:
ܽ
ܲ = ‫ ݔ‬100%
‫ݏ‬
Keterangan:
P = persentase siswa yang melakukan setiap indikator aktivitas belajar
a = jumlah siswa yang melakukan aktivitas
s = jumlah seluruh siswa dalam kelas
Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dan semua indikator aktivitas belajar
siswa.

Keterangan:

ܴ=

ܲ
ܰ

R = persentase rata-rata aktivitas belajar siswa
P = persentase siswa yang melakukan setiap indikator aktivitas belajar
N = Jumlah indikator masing-masing aktivitas siswa
Dalam satu siklus terdapat dua kali pertemuan, dimana analisis terhadap aktivitas
belajar ini dilakukan pada setiap pertemuan. Setelah itu persentase aktivitas belajar
siswa pada satu pertemuan dibandingkan dengan persentase aktivitas belajar siswa
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

765

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

pada pertemuan selanjutnya dan juga dengan persentase aktivitas belajar siswa pada
pra siklus yaitu sebelum dilakukan tindakan.
3. Analisis tes hasil belajar dimulai dengan mengoreksi pekerjaan masing-masing
siswa dengan memperhatikan kriteria penskoran yang telah dibuat pada masingmasing tes. Dari data nilai yang diperoleh siswa untuk masing-masing siklus
kemudian dihitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Terlebih dahulu
dihitung jumlah siswa yang telah mencapai KKM yang dilihat dari nilai yang
diperoleh masing-masing siswa. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar.
F. Indikator Kinerja/Keberhasilan Penelitian
Pertimbangan

dasar

menentukan

kriteria

ketercapaian

tindakan

yaitu

kemampuan awal siswa untuk melakukan atau mencapai peningkatan menuju kriteria
dan target ketercapaian tindakan yang ditetapkan: (1) Indikator keberhasilan aktivitas
belajar siswa yaitu lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah total siswa mencapai
presentase rata-rata dalam indikator aktivitasya. (2) Indikator keberhasilan hasil belajar
siswa yaitu lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah total siswa yang mencapai
rata-rata ketuntasan hasil belajar yaitu 2,67 dari skala 4.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus
meliputi empat tahap, yaitu: tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, serta refleksi. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
Rancangan Siklus I:
1. Tahap perencanaan yaitu menyusun rancangan kegiatan belajar yang akan
dilakukan. Pada tahap ini, peneliti menyusun beberapa perangkat pembelajaran yang
meliputi: (a) RPP yang disusun sesuai dengan model pembelajaran Learning Cycle
7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa, LKS yang sesuai dengan
indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diberikan dan tes akhir yang
mencakup semua indikator pembelajaran yang ingin dicapai. (b) Instrumen
penelitian yang diperlukan untuk pengumpulan data seperti lembar observasi dan
soal evaluasi.

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

766

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

2. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan sesuai langkah pembelajaran yang telah
direncanakan sesuai dengan RPP yaitu pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)
sebagai berikut: (a) Persiapan materi. (b) Penyampaian materi pelajaran, yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, penutup, tes siklus.
3. Tahap pengamatan/observasi yaitu dengan mengisi lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dan aktivitas
belajar sesuai dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Masing-masing
observer bertugas mengamati aktivitas belajar siswa. Hasil pengamatan kemudian
dianalisis untuk melakukan refleksi.
4. Tahap Refleksi: Pada tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data-data yang
diperoleh selama penelitian baik untuk data keterlaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach), data aktivitas belajar siswa, maupun data hasil belajar siswa. Semua data
yang diperoleh dianalisis. Jika belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan maka dicermati kekurangan-kekurangan dari hasil yang telah diperoleh
kemudian dilakukan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya agar dapat mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Setelah itu peneliti merumuskan
tindakan berikutnya berdasarkan hasil refleksi.
Rancangan Siklus II: Pada siklus II, peneliti merencanaan tindakan sebagai upaya
perbaikan dari siklus I. Pelaksanaan siklus kedua mengacu pada tahapan yang sesuai
dengan mekanisme PTK dan sesuai dengan tahapan siklus I, yaitu: tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan atau Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh rata-rata aktivitas belajar sebagai berikut:
TABEL 1. AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PRA SIKLUS
KEGIATAN YANG DIAMATI
JUMLAH SISWA
PERSENTASE
Visual activities
1. Membaca buku pegangan atau
18
54,55%
sumber lain yang berhubungan
dengan materi sebagai panduan
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

767

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

KEGIATAN YANG DIAMATI
untuk memecahkan soal.
2. Memperhatikan
penjelasan
guru saat pembelajaran.
3. Memperhatikan
penjelasan
teman saat diskusi atau
presentasi.
Rata-rata
Oral activities
1. Mengajukan
pertanyaan
mengenai
materi
yang
dipelajari hari ini kepada guru
saat pembelajaran.
2. Mengajukan
pertanyaan
mengenai
materi
yang
dipelajari hari ini kepada teman
saat diskusi atau presentasi.
3. Menyampaikan pendapat atau
menjawab pertanyaan saat
diskusi atau presentasi.
Rata-rata
Writing activities
1. Menulis
penjelasan
atau
ringkasan atau jawaban soal
yang benar ke dalam catatan.
2. Mengerjakan kuis atau soal
yang diberikan oleh guru.
Rata-rata
Mental activities
1. Mengingat materi pra syarat
atau yang berhubungan dengan
materi hari ini.
2. Memecahkan
permasalahan
yang diberikan oleh guru
dengan benar.
3. Membuat kesimpulan saat
pembelajaran.
Rata-rata
Rata-rata seluruh indikator

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

JUMLAH SISWA

PERSENTASE

17

51,52%

22

66,67%

57,58%
18

54,55%

22

66,67%

18

54,55%

58,59%
20

60,61%

20

60,61%
60,61%

18

54,55%

15

45,45%

10

30,3%

43,43%
55,05%

TABEL 2. HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN PADA PRA SIKLUS
Indikator Nilai
 KKM
< KKM
Jumlah

Jumlah Siswa
14
19
33

Persentase (%)
42,42
57,58
100

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

768

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Pada kegiatan pra siklus, aktivitas belajar siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)
cukup rendah, dapat dilihat pada tabel 1. Untuk hasil belajar matematika sebelum
diterapkan Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat dilihat pada
tabel 2.
B. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pra siklus, maka dilaksanakan tindakan I
dengan penerapan Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh rata-rata aktivitas belajar sebagai berikut:
TABEL 3. AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I
KEGIATAN YANG
DIAMATI
Visual activities
1. Membaca
buku
pegangan atau sumber
lain yang berhubungan
dengan materi sebagai
panduan
untuk
memecahkan soal.
2. Memperhatikan
penjelasan guru saat
pembelajaran.
3. Memperhatikan
penjelasan teman saat
diskusi atau presentasi.
Rata-rata
Oral activities
1. Mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
dipelajari hari ini kepada
guru saat pembelajaran.
2. Mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
dipelajari hari ini kepada
teman saat diskusi atau
presentasi.
3. Menyampaikan pendapat
atau
menjawab
pertanyaan saat diskusi
atau presentasi.
Rata-rata
Writing activities
1. Menulis penjelasan atau
ringkasan atau jawaban

PERTEMUAN
I

PERTEMUAN
II

PERSENTASE

60,61%

63,64%

62,13%

60,61%

66,67%

63,64%

75,76%

81,82%

78,79%

65,66%

70,71%

68,19%

66,67%

69,7%

68,19%

69,7%

72,73%

71,22%

57,58%

72,73%

65,16%

64,65%

71,72%

68,19%

66,67%

69,7%

68,19%

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

769

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

KEGIATAN YANG
DIAMATI
soal yang benar ke dalam
catatan.
2. Mengerjakan kuis atau
soal yang diberikan oleh
guru.
Rata-rata
Mental activities
1. Mengingat materi pra
syarat
atau
yang
berhubungan
dengan
materi hari ini.
2. Memecahkan
permasalahan
yang
diberikan oleh guru
dengan benar.
3. Membuat
kesimpulan
saat pembelajaran.
Rata-rata
Rata-rata seluruh indikator

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PERTEMUAN
I

PERTEMUAN
II

PERSENTASE

72,73%

75,76%

74,25%

69,7%

72,73%

71,22%

60,61%

63,64%

62,13%

57,58%

66,67%

62,13%

66,67%

69,7%

68,19%

61,62%
65,41%

66,67%
70,46%

64,15%
67,94%

TABEL 4. HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN PADA SIKLUS I
Indikator Nilai
 KKM
< KKM
Jumlah

Jumlah Siswa
22
11
33

Persentase (%)
66,67
33,33
100

Berdasarkan tes akhir siklus I dan observasi kemampuan diskusi siswa selama
proses pembelajaran, aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa mengalami
peningkatan dibandingkan dengan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa
pada pra siklus. Peningkatan pada siklus I belum menunjukkan persentase keberhasilan
dari indikator aktivitas belajar yang ditetapkan, sehingga perlu dilakukan tindakan
lanjutan yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I
dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus I.
C. Siklus II
Setelah dilakukan analisa dapat disimpulkan bahwa saat proses pembelajaran
siklus I, masih terjadi hambatan-hambatan antara lain, (1) Dalam berinteraksi dengan
siswa, misalnya ketika memberikan pertanyaan guru masih membiarkan siswa
menjawab secara bersamaan. Hal ini mungkin menyebabkan guru tidak dapat
mengenali jika ada pendapat/jawaban siswa yang berbeda. (2) Pada saat berdiskusi
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

770

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

kelompok (tahap explain), masih banyak waktu yang tersita karena guru kurang tegas
dalam memberi batasan waktu. Selain itu guru masih kurang dapat menguasai kelas
sehingga masih banyak siswa yang asyik berbicara dengan teman tanpa ikut berdiskusi
untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, suasana kelas menjadi tidak kondusif
karena siswa mengerjakan LKS sambil berjalan bertanya ke guru dan kelompok lain.
(3) Siswa tidak bersemangat dan kurang termotivasi pada saat pembelajaran. (4) Ketika
siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka, masih ada beberapa siswa lain yang
tidak memperhatikan. (5) Pelaksanaan kuis individu yang tidak sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan dalam RPP. Tes individu (tahap evaluate) pada pertemuan
kedua tidak dapat dilaksanakan karena guru kurang memperhatikan alokasi waktu. Hal
ini dikarenakan waktu yang digunakan untuk kegiatan sebelumnya yaitu kegiatan
diskusi dan presentasi terlalu berlebihan sehingga kekurangan waktu untuk
melaksanakan tes individu/kuis. Berdasarkan hasil observasi kegiatan siklus I, maka
dilaksanakan tindakan siklus II dengan penerapan Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach). Berdasarkan hasil observasi, diperoleh rata-rata aktivitas belajar
siklus II sebagai berikut:
TABEL 5. AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II
KEGIATAN YANG
PERTEMUAN I
DIAMATI
Visual activities
1. Membaca buku pegangan
72,73%
atau sumber lain yang
berhubungan
dengan
materi sebagai panduan
untuk memecahkan soal.
2. Memperhatikan
75,76%
penjelasan guru saat
pembelajaran.
84,85%
3. Memperhatikan
penjelasan teman saat
diskusi atau presentasi.
Rata-rata
77,78%
Oral activities
1. Mengajukan pertanyaan
72,73%
mengenai materi yang
dipelajari hari ini kepada
guru saat pembelajaran.
2. Mengajukan pertanyaan
78,79%
mengenai materi yang
dipelajari hari ini kepada
teman saat diskusi atau

PERTEMUAN
II

PERSENTASE

78,79%

75,76%

84,85%

80,31%

87,88%

86,37%

83,84%

80,81%

75,76%

74,25%

81,82%

80,31%

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

771

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

KEGIATAN YANG
PERTEMUAN I
DIAMATI
presentasi.
3. Menyampaikan pendapat
75,76%
atau
menjawab
pertanyaan saat diskusi
atau presentasi.
Rata-rata
75,76%
Writing activities
1. Menulis penjelasan atau
72,73%
ringkasan atau jawaban
soal yang benar ke dalam
catatan.
2. Mengerjakan kuis atau
81,82%
soal yang diberikan oleh
guru.
Rata-rata
77,28%
Mental activities
1. Mengingat materi pra
66,67%
syarat
atau
yang
berhubungan
dengan
materi hari ini.
72,73%
2. Memecahkan
permasalahan
yang
diberikan
oleh
guru
75,76%
dengan benar.
3. Membuat kesimpulan saat
pembelajaran.
Rata-rata
71,72%
Rata-rata seluruh indikator
75,64%

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PERTEMUAN
II

PERSENTASE

84,85%

80,31%

80,81%

78,29%

75,76%

74,25%

84,85%

83,34%

80,31%

78,8%

75,76%

71,22%

75,76%

74,25%

78,79%

77,28%

76,77%
80,43%

74,25%
78,04%

TABEL 6. HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN PADA SIKLUS II
Indikator Nilai
 KKM
< KKM
Jumlah

Jumlah Siswa
26
7
33

Persentase (%)
78,79
21,21
100

Setelah adanya tindakan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) maka aktivitas
belajar dan hasil belajar matematika berdasarkan hasil tes dan observasi pada siklus II
mengalami peningkatan dibandingkan dengan aktivitas belajar dan hasil belajar
matematika siswa pada kondisi awal dan juga mengalami peningkatan dibandingkan
dengan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa pada siklus I.

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

772

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Karena prosentase aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa pada
siklus II sudah mencapai indikator yang diharapkan maka tindakan tidak dilanjutkan.
Dengan melihat hasil dari peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika
siswa dari setiap siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa. Diperoleh proses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
hasil belajar matematika siswa adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru
mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Guru menyampaikan tujuan
dan metode pembelajaran kepada siswa. c) Guru menyampaikan bahwa akan ada
penghargaan bagi siswa yang aktif saat pembelajaran berlangsung dan menghimbau
agar selama kegiatan pembelajaran siswa berpartisipasi aktif. d) Tahap Elicit, Guru
melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai materi yang berhubungan dengan
materi hari ini. Guru meminta siswa agar tunjuk jari atau mengangkat tangannya ketika
hendak menjawab pertanyaan. e) Tahap Engange, Guru menjelaskan materi yang
dibutuhkan siswa dan memberi motivasi pada siswa terhadap materi hari ini. 2)
Kegiatan inti: a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa. b) Guru memberitahukan siswa waktu yang dipakai untuk
berdiskusi dan presentasi. c) Tahap Explore, meliputi: guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk masing-masing kelompok, guru meminta siswa mengamati materi
di LKS. Siswa membaca, mencermati dan mencatat informasi yang diperoleh, Guru
meminta siswa membuat pertanyaan mengenai apa yang telah diamati sebelumnya pada
LKS. Setiap kelompok wajib membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya, guru meminta
siswa menyelesaikan LKS yang telah dibagikan. c) Tahap Explain, Siswa berbagi
pendapat/ide dengan teman sekelompoknya. Siswa bisa bertanya kepada guru/teman
sekelompoknya berkaitan dengan LKS yang diberikan, mendengarkan pendapat dari
teman sekelompoknya dan mencatat persamaan maupun perbedaan mengenai pendapat
berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam LKS, guru memantau jalannya diskusi.
Siswa bersama teman sekelompoknya mendiskusikan penyelesaian yang terbaik
berkaitan dengan masalah yang disajikan dalam LKS dan membuat suatu kesimpulan
berkaitan dengan pengetahuan yang telah diperoleh. d) Tahap Elaborate, guru meminta
siswa

menyiapkan

hasil

dari

diskusi

dan

perwakilan

beberapa

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

kelompok

773

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, kelompok lain yang tidak maju
mendengarkan, boleh mengajukan pertanyaan, berpendapat, ataupun berkomentar.
Guru dapat bertanya dan memberikan komentar terhadap hasil diskusi kelompok dan
memberikan saran. e) Tahap Evaluate, Guru memberikan kuis kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. g) Tahap Extend, Guru memberi penguatan tentang konsep
yang sudah benar dan meluruskan jika ada konsep yang kurang tepat, dapat dengan
mengajak siswa untuk memberikan contoh permasalahan sehari-hari. 3) Penutup, yaitu:
a) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan

mengenai pembelajaran yang

berlangsung. b) Guru menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle
7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) untuk meningkatkan aktivitas belajar
dan hasil belajar matematika siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta tahun
pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar
matematika siswa adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru mengucapkan
salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Guru menyampaikan tujuan dan metode
pembelajaran kepada siswa. c) Guru menyampaikan bahwa akan ada penghargaan bagi
siswa yang aktif saat pembelajaran berlangsung dan menghimbau agar selama kegiatan
pembelajaran siswa berpartisipasi aktif. d) Tahap Elicit, Guru melakukan apersepsi dengan
tanya jawab mengenai materi yang berhubungan dengan materi hari ini. Guru meminta
siswa agar tunjuk jari atau mengangkat tangannya ketika hendak menjawab pertanyaan. e)
Tahap Engange, Guru menjelaskan materi yang dibutuhkan siswa dan memberi motivasi
pada siswa terhadap materi hari ini. 2) Kegiatan inti: a) Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. b) Guru memberitahukan
siswa waktu yang dipakai untuk berdiskusi dan presentasi. c) Tahap Explore, meliputi:
guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk masing-masing kelompok, guru
meminta siswa mengamati materi di LKS. Siswa membaca, mencermati dan mencatat
informasi yang diperoleh, Guru meminta siswa membuat pertanyaan mengenai apa yang
telah diamati sebelumnya pada LKS. Setiap kelompok wajib membuat pertanyaan
sebanyak-banyaknya, guru meminta siswa menyelesaikan LKS yang telah dibagikan. c)
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

774

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Tahap Explain, Siswa berbagi pendapat/ide dengan teman sekelompoknya. Siswa bisa
bertanya kepada guru/teman sekelompoknya berkaitan dengan LKS yang diberikan,
mendengarkan pendapat dari teman sekelompoknya dan mencatat persamaan maupun
perbedaan mengenai pendapat berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam LKS, guru
memantau jalannya diskusi. Siswa bersama teman sekelompoknya mendiskusikan
penyelesaian yang terbaik berkaitan dengan masalah yang disajikan dalam LKS dan
membuat suatu kesimpulan berkaitan dengan pengetahuan yang telah diperoleh. d) Tahap
Elaborate, guru meminta siswa menyiapkan hasil dari diskusi dan perwakilan beberapa
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, kelompok lain yang tidak maju
mendengarkan, boleh mengajukan pertanyaan, berpendapat, ataupun berkomentar. Guru
dapat bertanya dan memberikan komentar terhadap hasil diskusi kelompok dan
memberikan saran. e) Tahap Evaluate, Guru memberikan kuis kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. g) Tahap Extend, Guru memberi penguatan tentang konsep
yang sudah benar dan meluruskan jika ada konsep yang kurang tepat, dapat dengan
mengajak siswa untuk memberikan contoh permasalahan sehari-hari. 3) Penutup, yaitu: a)
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan mengenai pembelajaran yang berlangsung. b)
Guru menyampaikan tindak lanjut pada pertemuan berikutnya. (2) Berdasarkan hasil
observasi aktivitas belajar pada siklus I dan siklus II setelah diterapkan model
pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach), rata-rata
aktivitas belajar siswa kelas peminatan XI MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta pada siklus I
mencapai 67,94% dan pada siklus II mencapai 78,04%. Apabila dibandingkan dengan
siklus I maka terjadi peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 11,9%. (3) Penerapan model
pembelajaran Learning Cycle 7E dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa berdampak positif terhadap ketuntasan hasil
belajar siswa. Hal ini terbukti hasil tes siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dan
mencapai target yang telah ditetapkan. Persentase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar
66,67% dan siklus II sebesar 78,79%.
Saran terhadap penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach) untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar matematika siswa ini adalah: (1) Lebih menekankan dalam hal pemberian motivasi
kepada siswa agar selama proses pembelajaran termotivasi dan memiliki antusias untuk
mengikuti pembelajaran. Contohnya dengan cara pemberian penghargaan bagi siswa yang
unggul pada kondisi tertentu atau siswa yang aktif dalam pembelajaran. (2) Memberikan
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

775

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika
hal 760-776 November 2016

ISBN: 978-602-6122-20-9
http://jurnal.fkip.uns.ac.id

perhatian lebih kepada siswa yang terlihat jarang melakukan aktivitas terutama aktivitas
lisan, yaitu dengan cara menunjuk siswa yang enggan bertanya atau menyampaikan
pendapat untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapat. (3) Memperhatikan
alokasi waktu ketika pembelajaran berlangsung sehingga semua tahapan dari proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan
pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat terlaksana. (4) Mengontrol kondisi kelas
agar suasana kelas menjadi kondusif, seperti bersikap tegas kepada siswa yang gaduh atau
yang mengganggu kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pengajaran Matematika. Surakarta: UNS Press.
Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5E model. The Science Teacher, 6(70), 56-59.
Hartono. (2013). δearning Cycle 7E εodel to Increase Student’s Critical Thinking on
Science. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9, 58-66.
Kemendikbud. (2013). Konsep Pendekatan Saintifik. Disajikan dalam Sosialisasi
Kurikulum 2013. FKIP Program Studi Matematika. UNS.
Lazim, M. (2013). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013.
Disajikan dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Pengawas
Sekolah. PPPPTK-SB Yogyakarta.
Nuhoglu, H. & Yalcin, N. (2006). The Effectiviness Of The Learning Cycle Model To
Increase Students’ Achievement In The Physics δaboratory. Journal Of Turkish
Science Education, 3(2).
Polyiem, Titiworada. et al. (2011). Learning Achievement, Science Process Skill, and
Moral Reasoning of Ninth Grade Student Learn by 7E Learning Cycle
Socioscientific Issue-Based Learning. Australian Journal of Basic and Applied
Science, 5(10), 257-264.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A. M. (2012). Interaksi dan Aktivitas Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Winkel, W. S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNS Rabu, 16 November 2016

776

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIIA SMP NEGERI 2 KEDAWUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII C SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 20

PENERAPAN MODEL BRAIN BASED LEARNING (BBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Penelitian Dilakukan di Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015).

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBASIS INKUIRI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 45

Daftar Isi PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA.

0 8 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7EUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIIA SMP NEGERI 2 KEDAWUNGTAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Munawaroh | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI 11223 23615

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 2015 | Izzat

0 0 9

this PDF file PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII C SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20142015 | Perwira | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBASIS INKUIRI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 - UNS Institutional Repository

0 0 20