TOBAT DAN WAROK Fakultas Sains dan Tekno

TOBAT DAN WAROK

TOBAT DAN WAROK

DI SUSUN :
SAHDINAL ADI
NIM : 0705162001

Dosen Pengampu :
Dr. Jafar, MA

Fakultas Sains dan Teknologi
UIN SUMATERA UTARA
FISIKA-1
T.A 2016/201

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tobat (al-taubah) didefinisikan sebagai penyesalan yang melahirkan tekad dan semangat.
Penyesalan itu juga melahirkan pengetahuan bahwa maksiat adalah penghalang yang

merintangi seseorang dari kekasihnya.
Wara’ ialah menjaga hati dari segala sesuatu yang mengotorinya. Dalam pengertian sufi
al-wara’ adalah meninggalkan segala yang didalamnya terdapat keraguan antara yang halal
dan yang haram (syubhat).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Tobat (Al-Taubah) ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Wara’ ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Definisi dan maksud dari Tobat (Al-Taubah) dan Wara’

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tobat (Al-Taubah)
Dalam bahasa Indonesia, tobat bermakna “sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang
salah atau jahat) dan beniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.” Maqam tobat(altaubah) merupakan maqam pertama yang harus dilewati setiap salik dan diraih dengan
menjalankan ibadah, mujahadah, dan riyadhah. Hampir semua sufi sepakat bahwa tobat
adalah maqam pertama yang harus diperoleh setiap salik.
Istilah tobat berasal dari bahasa Arab, taba, yatubu, tobatan, yang berarti kembali, dan
disebut oleh Al-Qur’an sebanyak 87 kalidalam berbagai bentuk. Muhammad Fu’ad Abd alBaqi menyebutkan bahwa istilah tobat disebut oleh Al-Qur’an berulang kali dengan beragam

bentuk kata, seperti taba, tabu, tubtu, tubtum, atubu, tatuba, yabtu, yatubu, yatubun, tub,
tubu, al-taubi, taubah, taubatuhum, ta’ibat, al-ta’ibat, al-ta’ibun, tawwab, tawwaba, altawwabin, matab, dan mataba. Al-Qur’an menyebutkan bahwa diantara sifat Allah
adalah tawwab yang disebut sebanyak 8 kali, dan tawwaba yang disebut 3 kali. Dan ini
menunjukkan bahwa konsep tobat sangat penting dalam ajaran Islam.
Sedangkan taubat yang dimaksud oleh kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala
dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan
dosa tersebut, yang disertai dengan melakukan amal kebajikan.
Harun Nasution, mengatakan taubat yang dimaksud sufi ialah taubat yang sebenarnya,
taubat yang tidak akan membawa kepada dosa lagi. Untuk mencapai
[1]
tobat yang sesungguhnya dan dirasakan diterima oleh Allah terkadang tidak dapat dicapai
satu kali saja. Taubat yang sebenarnya dalam paham sufisme ialah lupa pada segala hal
kecuali Tuhan. Orang yang taubat adalah orang yang cinta pada Allah, dan orang yang
demikian senantiasa mengadakan kontemplasi tentang Allah.
Menurut al-Ghazali, tobat adalah meninggalkan dosa, dan tidak akan munkin akan dapat
meniggalkan dosa bila tidak mengenal macam-macam dosa, sedangkan hukum mengetahui
macam-macam dosa adalah wajib. Manusia tobat dibagi menjadi empat tingkat. Pertama,
seorang hamba melakukan maksiat dan bertobat, serta istikamah sampai akhir hidupnya.
Inilah tingkat tobat para Nabi dan Rasul. Kedua, seorang hamba bertobat, istikhamah
menjalankan ibadah dan meninggalkan dosa-dosa besar, tetapi tidak dapat terlepas dari dosadosa yang dilakukan tanpa sengaja dan menyesali perbuatan dosa yang dilakukan tanpa

sengaja tersebut. Ketiga, seorang hamba bertobat secara terus menerus sampai akhirnya nafsu
syahwat mengalahkannya sehingga ia melakukan sebagian dosa. Hamba tersebut rajin
beribadah, meninggalkan sejumlah dosa, meskipun terkadang salah dengan godaan hawa
nafsu sehingga melakukan sebagian dosa. Keempat, seorang hamba bertobat, tetapi akhirnya
kembali melakukan perbuatan dosa, dan ia sama sekali tidak menyesali perbuatannya
tersebut.

B. Wara’
Kata wara’ berasal dari bahasa Arab, wara’a, yari’u, wara’an yang bermakna berhati-hati,
tetapi dalam kamus Bahasa Indonesia, wara’ bermakna “patuh dan taat kepada Allah.”
Didunia tasawuf, kata wara’ ditandai dengan kehati-hatian dan kewaspadaan tinggi.
Meskipun istilah ini tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, tetapi semangat dan perintah untuk
bersikap wara’ dapat dengan mudah ditemukan di dalamnnya, dan banyak hadis Nabi
Muhammad SAW menggunakan istilah wara’.
[2]
Secara harfiah al-wara’ artinya saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Kata ini
selanjutnya mengandung arti menjauhi hal-hal yang tidak baik. Dan dalam pengertian sufi alwara’ adalah meninggalkan segala yang di dalamnya terdapat keragu-raguan antara halal dan
haram (syubhat). Sikap menjauhi diri dari yang syubhat ini sejaln dengan hadis Nabi yang
berbunyi: “Barang siapa yang dirinya terbebas dari syubhat, maka sesungguhnya ia telah
terbebas dari yang haram.” (HR. Bukhari).

Hadis tersebut menunjukkan bahwa syubhat lebih dekat pada yang haram. Kaum sufi
menyadari benar bahwa setiap makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya yang haram
dapat member pengaruh bagi orang yang memakan, meminum atau memakannya. Orang
yang demikian akan keras hatinya, sulit mendapatkan hidayah dan ilham dari Tuhan. Hal ini
dipahami dari hadis Nabi yang menyatakan bahwa setiap makanan yang haram yang dimakan
oleh manusia akan menyebabkan noda hitam pada hati yang lam-kelamaan hati menjadi
keras. Hal ini sangat ditakuti oleh para sufi yang senantiasa mengharapkan nur ilahi yang
dipancarkan lewat hatinya.
Wara’ terbagi menjadi dua yaitu, wara’ lahir dan wara’ batin. Wara’ Lahir yaitu
hendaklah kamu tidak bergerak terkecuali untuk ibadah kepada Allah. Wara’ Batin yaitu agar
tidak masuk dalam hatimu terkecuali Allah.
[3]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tobat (al-taubah) merupakan kembali kepada Allah dengan meninggalkan segala
perbuatan dosa dan maksiat dan mengkhiasi diri dengan akhlak yang mulia dan amal ibadah
semata-mata karena Allah. Wara’ merupakan sikap yang senantiasa menjauhkan diri dari
makan minuman dan perbuatan yang haram dan syubhat.

B. Saran
Penulis berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Ahmad Nasution dan Rayani Hanum Siregar, 2015. Akhlak Tasawuf: Pengenalan,
Pemahaman, dan Pengaplikasiaanya . Jakarta: PT Grafindo Persada.
Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf. Medan: Perdana Publishing.
Nata, Abuddin. 2014. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia Edisi Revisi . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia Edisi Revisi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persan,2014), hlm.171.
Dr. Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf, (Medan: Perdana Publishing,2016), hlm.57-58.
[1]

[2] [2]Dr.


Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf, (Medan: Perdana Publishing,2016), hlm.61-

62.
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia Edisi Revisi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persan,2014), hlm.171.
[3]Drs.

H. Ahmad Bangun Nasution, MA dan Dra. Hj. Rayani Hanum Siregar,
M.H., Akhlak Tasawuf: Pengenalan, Pemahaman, dan Pengaplikasiaanya, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada,2015), hlm.49.
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia Edisi Revisi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persan,2014), hlm.172-173.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2