PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (1)

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Tim Penyusun

KETUA

ARWANI, SKM, MN.




ANGGOTA

WAGIYO, S.Kp. M.Kep. Sp.Mat.

HERU SUPRIYATNO, MN.

SHOBIRUN, MN.



















KATA PENGANTAR



Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi mahasiswa semester akhir Prodi D III Keperawatan, Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Panduan ini disusun untuk mempermudah mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir sebagai bagian dari Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk laporan kasus. Karenanya, dalam proses penulisan laporan kasus tetap mengikuti tata cara penulisan ilmiah yang tidak hanya dapat dipertanggungjawabkan dari sisi substansi tetapi juga dari unsur-unsur teknis penulisan yang harus ada dalam sebuah penulisan ilmiah.

Buku panduan ini secara berkala akan dilakukan revisi sesuai perkembangan dan kurikulum yang berlaku. Semoga panduan ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi segenap civitas akademika di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang. Amin.



Semarang, Desember 2015

Ketua Jurusan Keperawatan

Budi Ekanto, S.Kp., M.Sc

NIP 196703181990031004









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL



TIM PENYUSUN



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR



DAFTAR TABEL



DAFTAR LAMPIRAN



PENDAHULUAN



  1. Paradigma dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah



  1. Tujuan dan Manfaat Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah






ETIKA DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH



  1. Hakikat Karya Tulis Ilmiah



  1. Etika bagi Penulis Karya Tulis Ilmiah



  1. Pencegahan Plagiarisme






SISTEMATIKA KARYA TULIS ILMIAH



  1. Petunjuk Umum



  1. Persyaratan



  1. Tatacara Bimbingan



  1. Sistematika Umum



  1. Penjelasan Setiap Bagian sistematika Penulisan






PENULISAN RUJUKAN



  1. Cara Menulis Kutipan



  1. Cara Menulis Daftar Pustaka






ILUSTRASI



  1. Tabel



  1. Gambar



  1. Perujukan Tabel dan Gambar






PENJILIDAN LAPORAN, TEKNIK PENGETIKAN, KONSULTASI BIMBINGAN






PRESENTASI ILMIAH



  1. Teknik Presentasi



  1. Teknik Penyajian dengan Multimedia






DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN




PENDAHULUAN

1. Paradigma dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa D III sebagaimana tertuang dalam Standar Nasional Perguruan Tinggi adalah mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih serta mengkomunikasikannya secara efektif. Guna mencapai kompetensi tersebut di Prodi D III Keperawatan, Jurusan Keperawatan melakukan berbagai strategi salah satunya adalah penulisan karya tulis ilmiah pada tugas akhir bagi mahasiswa. Tugas Akhir merupakan karya ilmiah yang disusun berdasarkan kaidah keilmuan dan ditulis berdasar kaidah bahasa Indonesia di bawah pengawasan dan pengarahan dosen pembimbing. Karya tulis ilmiah disusun dari laporan hasil kerja mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan di wahana praktek.

Melalui kegiatan penulisan ilmiah diharapkan masyarakat kampus dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan, dan analisis data yang tertuang dalam asuhan keperawatan kepada klien baik di tatanan komunitas / keluarga maupun di tatanan rumah sakit untuk menjawab tantangan masa mendatang. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa D III Keperawatan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi bagi D III. Karenanya penulisan karya tulis ilmiah sudah selayaknya ditulis berdasarkan kerangka kerja metode ciri-ciri karya ilmiah.

Karya tulis ilmiah paling tidak memiliki empat ciri paradigma. Pertama, karya ilmiah yang dihasilkan di perguruan tinggi memiliki karakteristik keringkasan dan tidak berkepanjangan atau bertele-tele (IPB, 2012). Karena itu sudah tidak ada lagi aturan yang menetapkan jumlah halaman minimum, namun lebih kepada jumlah kata maksimum yang harus ditulis untuk menuangkan ide-ide dalam karya tulis ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar penulis benar-benar memilih kata yang tepat dan efektif serta berkualitas, tidak sekedar copy / cut and paste yang rawan munculnya plagiarisme. Paradigma ciri karya ilmiah kedua adalah penghematan sumber daya terutama menyangkut kertas, tinta, dan ruang untuk menyimpan hard copy karya tulis ilmiah (IPB, 2012). Tidak menutup kemungkinan penulisan karya tulis ilmiah yang saat ini lebih banyak menggunakan satu bagian kertas akan bergeser pada penggunakan kertas bolak-balik. Ketiga, terdapat anjuran untuk mempublikasikan hasil karya ilmiah mahasiswa bersama dosen baik di jurnal berkala ilmiah ataupun pada acara-acara ilmiah lain seperti seminar. Hal ini untuk memberikan kesempatan dan pengalaman pada mahasiswa untuk tampil dalam forum ilmiah bersama dosen pembimbingnya. Paradigma keempat, bahwa saat ini merupakan era teknologi informasi, yang memudahkan penulis / peneliti untuk mengakses dan menelusuri sumber-sumber yang dibutuhkan untuk bahan penulisan ilmiah secara cepat dan efektif. Namun demikian jika tidak dicermati secara bijak justru dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengutip sumber yang tidak jelas, dan bahkan dapat menjurus pada plagiarisme.

2. Tujuan dan Manfaat Pedoman Karya Tulis Ilmiah

Buku pedoman penulisan karya tulis ilmiah tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan petunjuk cara-cara atau teknik yang benar penulisan sebuah karya tulis ilmiah, namun demikian juga memberikan informasi secara dini kepada mahasiswa tentang pentingnya memegang teguh etika penulisan karya ilmiah. Hal ini penting karena mahasiswa harus dicegah dari kegiatan pemalsuan data, manipulasi data, dan menjiplak data, informasi, dan hal lain yang menjurus pada tindakan plagiarisme.

Buku pedoman penulisan karya tulis ilmiah juga memberikan arahan tentang sistematika penulisan yang memang memiliki variasi yang berbeda di setiap institusi. Selain itu mahasiswa juga diarahkan untuk menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan yang tercantum dalam Undang Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Karenya buku pedoman ini memuat cara-cara menulis kutipan yang kemungkinan mengandung kata-kata asing yang ada padanan kata atau istilah di bahas Indonesia, termasuk cara-cara penulisan daftar pustaka, gambar, dan tabel.

VISI DAN MISI

1. Visi

Menghasilkan Perawat Berkarakter Lokal dan Berkualitas Global tahun 2025.

2. Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang berwawasan Global dan berbasis kearifan lokal

  2. Mengembangkan penelitian keperawatan berbasis kearifan lokal dan publikasi nasional

  3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat berbasis kearifan lokal sesuai kebutuhan masyarakat dan program terkini.

  4. Menumbuhkembangkan perilaku beretika & perilaku spiritual.

ETIKA DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Hakikat Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah atau sering disebut scientific paper merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu kasus yang telah dilakukan oleh seseorang atau tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karena itu, karya tulis ilmiah berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah dan menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah, serta mengusung permasalahan keilmuan. Secara lebih singkat, karya tulis ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang benar. Di perguruan tinggi, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan laporan kasus sebagai bentuk tugas akhir.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah perlu dihindari hal-hal yang tercela yaitu fabrikasi data, falsifikasi data, dan plagiarisme. Fabrikasi data adalah tindakan mengarang data dari tidak ada menjadi ada data (pemalsuan data) atau data yang ada dibuat-buat menjadi data baru (manipulasi data) tanpa pembuktian bahwa peneliti melakukan proses penelitian. Karena itu seorang peneliti / penulis harus memiliki alat pencatat data penelitian (logbook) secara valid sebagai bukti otentik bahwa yang bersangkutan tidak melakukan fabrikasi. Falsifikasi data merupakan upaya peneliti / penulis untuk melakukan pemalsuan data penelitian / pengkajian dengan cara mengubah atau melaporkan secara tidak benar, termasuk membuang data yang bertentangan secara sengaja untuk mempengaruhi hasil akhir. Plagiarisme dapat dilakukan dengan cara menggunakan gagasan, kata-kata, atau ide orang lain tanpa memberi penghargaan atau pengakuan atas sumber yang diambil, atau dengan sengaja mencuri gagasan, pemikiran, proses, dan hasil penelitian / pengkajian baik dalam bentuk data maupun kata-kata. Plagiarisme dapat terjadi di seluruh proses / tahapan penulisan karya tulis ilmiah. Plagiarisme dalam literatur terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia adalah penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari tulisan atau karya orang lain atau karya sendiri (swaplagiarisme) secara keseluruhan atau sebagian, tanpa memberi sumber.

Hal-hal yang termasuk dalam tindakan plagiarisme adalah menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain; mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya; mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri; mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri; mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri; mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri; menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya; meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya; dan meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Hal-hal yang tidak tergolong Plagiarisme / Plagiat adalah menggunakan informasi yang berupa fakta umum; menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas; dan mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis harus mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil laporan penelitian / kasus secara bertanggungjawab.

2. Etika Bagi Penulis Karya Tulis Ilmiah

Beberapa masalah etika dalam penulisan karya ilmiah dapat muncul antara lain isu yang berkaitan dengan sumber yang rentan (vulnerable) dan adanya benturan kepentingan. Termasuk dalam kelompok rentan adalah anak-anak, penyandang disabilitas, klien yang menderita penyakit menular, dan klien penyandang penyakit terminal. Klien kelompok rentan ini harus mendapatkan penjelasan yang baik dan jelas dari peneliti / pengkaji tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam bentuk informed consent. Sehingga klien akan memberikan ijin untuk melakukan pengkajian termasuk tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan data yang valid, dan menghidarkan tuntutan hukum di kemudian hari.

3. Pencegahan Plagiarisme

Penjiplakan atau plagiarisme adalah tindakan secara sengaja atau tidak sengaja untuk mendapatkan sesuatu untuk tujuan tertentu seperti cum / kredit / nilai dengan mengutip sebagian atau seluruh karya orang lain yang dikaui sebagai karya penjiplak, tanpa menuliskan sumber secara valid.

Peluang plagiarisme sangat terbuka lebar seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Seseorang menjadi dimudahkan untuk mencari dan mengambil sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah secara cepat. Karena itu perlu upaya-upaya agar dalam proses pengambilan sumber terhindar dari tindakan plagiarisme.

Cara atau strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tindakan plagiarisme dalam penyusunan karya ilmiah menurut IPB (2012) antara lain:

  1. Meningkatkan kejujuran dan rasa bertanggungjawab;

  2. Meningkatkan pemahaman bahwa plagiarisme akan berimplikasi moral;

  3. Meningkatkan kecermatan dan kesaksamaan untuk memilah dan menentukan pustaka acuan;

  4. Meningkatkan rasa percaya diri bahwa rencana penulisan bukan hasil sontekan;

  5. Meningkatkan keyakinan bahwa data yang diambil sahih dan cermat;

  6. Menghargai sumbangan data atau informasi dari peneliti / penulis lain dengan menyatakan terima kasih atau menyebutkan sumber tulisan yang dikutipnya; dan

  7. Membuat catatan penelitian / pengkajian / penulisan ilmiah (loogbook) agar semua yang dilakukannya terekam dengan baik untuk pembuktian tidak ada pemalsuan data atau hasil penelitian.

Cara mengatasi kecenderungan plagiarisme dalam penulisan ilmiah menurut IPB (2012) adalah dengan mengarsipkan sumber-sumber acuan yang asli sehingga terhindar dari kecerobohan yang disengaja; memahami benar maksud tulisan orang lain agar tidak ada salah pengertian; mahir membuat parafrase untuk mengungkapkan rangkuman dari berbagai tulisan atau pemikiran orang lain dengan kata-kata sendiri darii sumber yang dibaca, tidak sekedar mengganti beberapa kata dan tetap menuliskan sumber acuannya; menghargai hak kepengarangan dan hak atas kekayaan intelektual, termasuk karya sesama mahasiswa; dan menuliskan sumber acuan untuk gagasan atau hasil orang lain seebagai pengakuan dan penghargaan.

Mahasiswa harus benar-banar menghindari perbuatan plagiarisme karena selain akan berdampak memperoleh sanksi moral, juga akan berakibat fatal bagi mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 25 ayat 2 bahwa lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya. Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Hal senada sebagaimana tercamtum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, bahwa sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat, secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: 1) teguran, 2) peringatan tertulis, 3) penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa, 4) pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa, 5) pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa, 6) pemberhentian dengan tidak hormat dari status sebagai mahasiswa, atau 7) pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program”.

SISTEMATIKA KARYA TULIS ILMIAH

  1. Petunjuk Umum

    1. Dasar Pemikiran

                1. Undang Undang RI Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

                2. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

                3. Undang Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan;

                4. Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

                5. Permendiknas Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi;

                6. Kurikulum inti D III Keperawatan tahun 2014 dan kurikulum institusional;

                7. Panduan Akademik Tahun Akademik 2015/2016 Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang;

2. Tujuan

Umum:

Mahasiswa mampu menyusun karya tulis ilmiah secara etis berdasarkan hasil asuhan keperawatan secara akurat dan sahih dalam bentuk laporan kasus (case report) dengan pendekatan proses keperawatan (nursing process).

Khusus:

Mahasiswa mampu:

  1. Mendesain asuhan keperawatan secara menyeluruh pada klien dengan cara mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemecahan masalah dan membuat keputusan yang berdasarkan bukti.

  2. Menunjukkan kemampuan penerapan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasar penilaian klinis dan kemampuan berfikir kritis pada klien.

  3. Mampu melakukan evaluasi diri terhadap proses pemberian asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.

  4. Menganalisis asuhan keperawatan dalam bentuk karya tulis ilmiah melalui penulisan laporan kasus.

  1. Persyaratan

    1. Persyaratan Mahasiswa

1. Persyaratan Akademik

Mahasiswa yang bersangkutan telah dinyatakan lulus untuk seluruh mata ajar di semester I s.d. V dan telah melakukan herregistrasi semester VI.

2. Persyaratan norma etika

Mahasiswa tidak melanggar aturan tata tertib akademik dan norma etika kehidupan kampus.

2. Persyaratan Pembimbing dan Penguji

  1. Dosen berpangkat minimal Asisten Ahli dan/atau memiliki pendidikan Kesehatan / non Kesehatan dengan latar belakang pendidikan minimal DIII Keperawatan;

  2. Tidak sedang cuti besar saat proses bimbingan;

  3. Tidak dalam status proses dan/atau aktif tugas belajar;

  4. Menandatangi pernyataan kesanggupan untuk membimbing dan menguji.

  5. Pembimbing ditetapkan berdasarkan surat keputusan Direktur.

  1. Tatacara Bimbingan

    1. Tahapan proses bimbingan

  1. Mahasiswa telah mengajukan kasus yang akan dijadikan laporan kasus (case report) pada saat mengikuti kuliah MK Karya Tulis Imliah (KTI);

  2. Keluaran dari MK Karya Tulis Ilmiah adalah proposal laporan kasus;

  3. Proses bimbingan proposal laporan kasus dan laporan hasil yang dilakukan dalam MK Karya Tulis Ilmiah dilakukan sebanyak 14 kali pertemuan (ujian proposal dilaksanakan pada pertemuan ke-8);

  4. Proposal yang telah disetujui oleh pembimbing KTI diusulkan dalam kegiatan ujian proposal laporan kasus;

  5. Masing-masing mahasiswa dibimbing oleh satu dosen pembimbing yang diusulkan oleh Ketua Program Studi D III Keperawatan melalui Ketua Jurusan Keperawatan kepada Direktur;

  6. Proses bimbingan laporan kasus dimulai sejak proposal laporan kasus yang direvisi mendapatkan persetujuan dari penguji proposal laporan kasus;

  7. Laporan kasus dapat dibuat berdasarkan data dalam asuhan keperawatan yang telah disusun mahasiswa pada semester sebelumnya dengan catatan mendapatkan persetujuan dari pembimbing;

  8. Bagi mahasiswa yang karena satu dan lain hal belum mendapatkan data sebagaimana pada butir 7), maka kepada yang bersangkutan diwajibkan mengambil data melalui pengelolaan kasus baik di tatanan pelayan rumah sakit ataupun komunitas / keluarga;

  9. Dosen pembimbing berkewajiban membimbing dan mengarahkan mahasiswa dari saat penetapan topik hingga tersusunnya laporan kasus kecuali terdapat hal-hal yang khusus, misalnya sakit atau kondisi lain yang tidak memungkinkan melakukan proses bimbingan;

  10. Dosen pembimbing yang tidak dapat melakukan tugas karena kondisi sebagaimana pada butir 9) yang berdampak terhadap proses penyelesaian laporan kasus dapat dilakukan penggantian pembimbing atas usulan Ketua Program Studi / ketua perwakilan jurusan dan mendapatkan persetujuan Ketua Jurusan Keperawatan;

  11. Ketua Prodi D III melakukan monitoring dan evaluasi proses kegiatan bimbingan karya tulis ilmiah

2. Ujian Proposal Laporan Kasus (Bab I, Bab II, dan Bab III)

  1. Mahasiswa wajib mendaftar untuk uji proposal 3 hari sebelum pelaksanaan ujian;

  2. Ujian proposal dilakukan oleh 3 orang penguji yang terdiri atas:

  • 1 (satu) Ketua Penguji (bukan pembimbing), dan

  • 2 (dua) anggota penguji terdiri dari penguji 1 dan penguji 2 (pembimbing).

3. Sistematika proposal laporan kasus terdiri atas judul;

    • Bab I Pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan.

    • Bab II Tinjauan Pustaka yaitu menuliskan sumber-sumber yang relevan dan valid.

    • Bab III Metoda menuliskan membahas tentang metoda penulisan

    • Lampiran daftar pustaka terkait.

  1. Seminar / presentasi proposal laporan kasus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

      1. Ujian proposal laporan kasus bersifat terbuka (dapat dihadiri oleh mahasiswa selain teruji).

      2. Ujian proposal laporan kasus dibuka dan dipandu oleh moderator ujian (pembimbing / penguji 2).

      3. Teruji mempresentasikan proposal laporan kasus maksimal selama 15 (lima belas) menit.

      4. Penguji (Ketua, penguji 1 dan penguji 2) melakukan klarifikasi / memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan proposal laporan kasus (masing-masing diberi waktu paling lama 10 menit).

      5. Ketua penguji mengumumkan hasil ujian proposal setelah ujian berlangsung dengan kriteria:

  1. Proposal dapat dilanjutkan tahap berikutnya (pengambilan kasus dan penulisan laporan) tanpa revisi (LAYAK);

  2. Proposal dapat dilanjutkan tahap berikutnya (pengambilan kasus dan penulisan laporan) dengan revisi (LAYAK); dan

  3. TIDAK LAYAK untuk dilanjutkan tahap berikutnya.

  1. Penetapan TIDAK LAYAK jika terbukti teruji melakukan tindakan plagiarisme atau karena faktor lain;

  2. Bagi mahasiswa yang dinyatakan TIDAK LAYAK karena faktor plagiat, kepadanya diberikan sanksi akademik sesuai dengan Undang Undang yang berlaku.

  3. Bagi mahasiswa yang dinyatakan TIDAK LAYAK karena faktor selain plagiarisme misalnya tidak memiliki pemahaman yang cukup untuk proses selanjutnya diserahkan kepada tim penguji.

  4. Apabila terdapat ujian ulang, maka ujian ulang proposal laporan kasus dilakukan paling lambat 1 (satu) minggu setelah ujian utama proposal dilaksanakan.

  5. Bagi yang dinyatakan LAYAK tanpa revisi dapat langsung menyerahkan proposal laporan kasus kepada koordinator MK Karya Tulis Ilmiah setelah ditandatangani oleh penguji.

  6. Bagi yang dinyatakan LAYAK dengan revisi diberikan waktu maksimal 1 minggu, dan diserahkan kepada koordinator MK Karya Tulis Ilmiah setelah ditandatangani oleh penguji.

  7. Nilai proposal terdiri atas nilai bimbingan proposal dan nilai ujian proposal.

  8. Format penilaian ujian proposal laporan kasus dan nilai bimbingan terlampir.

  9. Nilai batas lulus uji proposal laporan kasus adalah rerata nilai dari tiga penguji ≥ 75,00 (tujuh puluh satu) dengan rentang nilai (0 – 100), dan selisih antar penguji kurang dari 10.

  10. Jika terjadi selisih ≥ 10 maka harus didiskusikan oleh tim penguji untuk menentukan nilai sebelum diserahkan kepada koordinator MK Karya Tulis Ilmiah.

3.3. Ujian Laporan Kasus

  1. Seminar / presentasi laporan kasus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Ujian laporan kasus bersifat tertutup;

  2. Penguji terdiri dari 1 (satu) orang ketua penguji, dan 2 (dua) orang anggota penguji (penguji 1 dan penguji 2);

  3. Ujian laporan kasus dibuka dan dipandu oleh moderator ujian (pembimbing);

  4. Teruji mempresentasikan laporan kasus maksimal selama 15 (lima belas) menit;

  5. Penguji (Ketua penguji, penguji 1 dan penguji 2) melakukan klarifikasi / pertanyaan yang berhubungan dengan laporan kasus (masing-masing diberi waktu maksimal 10 menit);

  6. Ketua penguji mengumumkan hasil ujian setelah ujian berlangsung dengan kriteria:

  1. LULUS tanpa revisi; dan

  2. LULUS dengan revisi

  1. Ujian ulang laporan kasus dilakukan paling lama 2 (dua) minggu setelah ujian utama dilaksanakan.

  2. Bagi yang dinyatakan LULUS tanpa revisi dapat langsung menyerahkan laporan kasus setelah ditandatangani oleh penguji dengan format sesuai ketentuan.

  3. Bagi yang dinyatakan LULUS dengan revisi diberikan waktu maksimal 1 minggu untuk menyerahkan laporan kasus setelah ditandatangani oleh penguji dengan format sesuai ketentuan.

  4. Nilai ujian laporan kasus terdiri atas nilai bimbingan laporan kasus dan nilai ujian laporan kasus.

  5. Format penilaian ujian laporan kasus dan nilai bimbingan laporan kasus terlampir.

  6. Nilai batas lulus uji laporan kasus adalah rerata nilai dari tiga penguji ≥ 75,00 (tujuh puluh satu) dengan rentang nilai (0 – 100), dan selisih antar penguji kurang dari 10.

  7. Jika terjadi selisih ≥ 10 maka harus didiskusikan oleh tim penguji untuk menentukan nilai sebelum diserahkan kepada koordinator MK Karya Tulis Ilmiah.

NILAI AKHIR: JUMLAH NILAI A DAN NILAI B

  1. Nilai Proposal [(bimbingan:30%) + (ujian:70%)] = 100 BOBOT 40%

  2. Nilai Laporan [(bimbingan:30%) + (ujian:70%)] = 100 BOBOT 60%

4. Sistematika Umum

Sistematika penulisan KTI terdiri atas komponen-komponen bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran dapat ditulis melanjut dalam satu halaman (tidak perlu menuliskannya pada halaman sendiri-sendiri. Tabel, gambar, atau lampiran tidak perlu dibuat daftarnya jika hanya ada 1 (satu) tabel, gambar, dan lampiran. Bagian inti terdiri atas Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metode, Bab IV Hasil dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan. Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung penulisan KTI.

Menjadi catatan, untuk proposal laporan kasus hanya sampai pada Bab III Metode sementara unsur lainnya di bagian awal dan bagian akhir sama.

Sistematika penulisan laporan KTI secara ringkas disusun sebagai berikut:

Bagian awal terdiri atas:

Halaman sampul

Halaman judul

Lembar pernyataan keaslian penulisan

Lembar persetujuan pembimbing

Lembar pengesahan

Prakata

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada)

Daftar gambar (jika ada)

Daftar lampiran (jika ada)

Bagian Inti terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

  2. Tujuan Penulisan

  3. Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil

  2. Pembahasan

BAB V SIMPULAN

Bagian akhir terdiri atas:

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran-lampiran

Pengesahan dokumen hasil asuhan keperawatan

Riwayat Hidup

5. Penjelasan Setiap bagian Sistematika Penulisan

a. Bagian Awal

Halaman sampul – halaman sampul memuat judul, nama lengkap mahasiswa (tidak boleh disingkat), logo Poltekkes Kemenkes Semarang, Program Studi D III Keperawatan Semarang, Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, dan tahun lulus (lampiran 1).

Halaman judul – halaman judul pada lembar kedua setelah halaman sampul memuat hal yang sama pada halaman sampul, namun tanpa dilengkapi dengan logo Poltekkes Kemenkes Semarang (lampiran 2).

Lembar Pernyataan Keaslian Penulisan – lembaran ini memuat pernyataan penulis bahwa karya tulis ilmiah yang dibuat merupakan karya mahasiswa di bawah arahan dosen pembimbing yang belum pernah diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun dan bebas dari tindakan plagiarisme (lampiran 9).

Lembar persetujuan pembimbing – lembar persetujuan pembimbing memuat tentang persetujuan pembimbing bahwa laporan kasus siap untuk diujikan di depan penguji KTI, waktu persetujuan dan tandatangan pembimbing (lampiran 3).

Lembar pengesahan – lembar pengesahan memuat tentang pengesahan penguji laporan kasus (ketua penguji dan 2 anggota) dalam bentuk tandatangan, tanggal pengesahan, yang diketahui oleh Ketua Jurusan Keperawatan (lampiran 4).

Prakata – prakata memuat uraian singkat tentang kapan dan lama pengambilan kasus dilakukan, lokasi pengambilan kasus, ucapan terima kasih dan penghargaan pada pembimbing dan penguji, serta pihak-pihak lain yang berkontribusi dalam penyusunan laporan kasus dengan tetap mengacu pada penulisan ilmiah (academic writing) (lampiran 5).

Daftar isi – daftar isi memuat secara keseluruhan isi karya tulis ilmiah (laporan kasus) sebagai petunjuk bagi pembaca memudahkan mencari bab dab sub bab yang menarik untuk dibaca (lampiran 6).

Daftar tabel (jika ada), Daftar gambar (jika ada), Daftar lampiran (jika ada) – ditulis melanjut dalam satu halaman (tidak perlu ditulis pada halaman sendiri-sendiri). Jika masing-masing hanya terdiri atas 1 (tabel, gambar, lampiran), maka tidak perlu dibuat daftar (lampiran 7).

b. Bagian Inti

Pendahuluan – Bab Pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan penulisan.

Latar Belakang – latar belakang memuat ulasan singkat mengapa penulisan laporan kasus dilakukan. Uraian dimulai dari hal yang unik, fakta, masalah, termasuk setting tempat pengambilan kasus, dan pendapat yang mendasari dilakukannya penulisan ilmiah yang didukung dengan sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penulisan laporan kasus. Diuraikan juga bagaimana masalah dapat dipecahkan dan manfaat dari penyelesaian masalah di masa yang akan datang.

Tujuan Penulisan – memuat pernyataan singkat dan jelas tentang tujuan yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan masalah yang dijelaskan dalam latar belakang. Tujuan penulisan menggunakan kata kerja yang dapat diukur baik pada tujuan umum maupun tujuan khusus.

Berikut adalah contoh penulisan tujuan penulisan.

Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan nyeri pada klien Ny. M dengan kanker payudara stadium III di RSUP Dokter Kariadi Semarang.

Tujuan Khusus:

    1. Menggambarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada klien dengan kanker payudara stadium III, serta evaluasi masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan masalah.

    2. Menganalisis / membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan, perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur keperawatan – SOP, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri pada klien dengan kanker payudara stadium III.

Tinjauan Pustaka – pustaka yang digunakan merupakan acuan primer dan diutamakan dalam bentuk artikel berkala ilmiah (jurnal) yang relevan dengan topik yang ditulis. Diktat, buku ajar, dan skripsi tidak termasuk dalam acuan primer. Tinjauan pustaka memuat telaah singkat dan sistematis tentang sumber-sumber yang relevan dan terkini yang melandasi penulisan laporan kasus terutama dalam proses pembahasan hasil asuhan keperawatan. Pustaka tidak boleh disitasi secara ekstensif namun ditelaah dan diulas menggunakan bahasa ilmiah sendiri tanpa mengubah substansi (isi) yang ada. Setiap pustaka yang disitasi harus ditulis dalam daftar pustaka.

Metoda Penulisan – metoda penulisan memuat cara yang digunakan dalam proses pengumpulan data, alat pengumpul data, prosedur penetapan sampel (pemilihan klien asuhan), lokasi dan waktu pengambilan kasus asuhan keperawatan, dan analisis data asuhan keperawatan yang dijadikan pedoman untuk penulisan laporan kasus.

Untuk KTI laporan kasus metoda penulisan yang digunakan adalah metoda deskriptif yaitu menggambarkan hasil asuhan keparawatan dengan memfokuskan pada salah satu masalah penting dalam kasus yang dipilih disertai dengan analisis sederhana untuk menjawab mengapa. Alat pengumpul data adalah lembar / format asuhan keparawatan, dan prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara convenience sampling method (non-probability sampling technique dimana subjek dipilih karena kemudahan / keinginan peneliti).

Hasil & PembahasanHasil memuat data-data hasil asuhan keperawatan yang dijadikan patokan untuk penulisan laporan kasus sejak pengkajian hingga pada evaluasi. Hasil disajikan secara jelas terutama ketika menemukan temuan-temuan penting. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukaan pendapat dan argumentasi secara bebas namun tetap didukung dengan sumber-sumber yang relevan di bab tinjauan pustaka. Pembahasan tidak sekedar menarasikan hasil namun membahas sejumlah gagasan. Penulis harus membandingkan temuannya dengan hasil-hasil temuan sebelumnya. Kemaslah pernyataan-pernyataan dalam paragraf dengan baik, dimulai dari pendapat sendiri di awal paragraf diikuti dengan dukungan pustaka / sumber-sumber relevan dan diakhir dengan penyimpulan. Kemukakan dengan sejujurnya keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penulisan laporan kasus terutama yang terkait dengan metoda. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan / hasil pembahasan dalam praktik keperawatan sehari-hari.

Simpulan – simpulan merupakan jawaban dari tujuan penulisan yang sudah ditentukan bukan sebagai ringkasan hasil. Dapat dituliskan saran yang mengarah pada implikasi untuk praktik keperawatan terutama potensi untuk pemecahan masalah di masa yang akan datang.

c. Bagian Akhir

Daftar Pustaka – jumlah daftar pustaka bukan menjadi dasar utama, namun lebih pada mutu acuan yang dipilih, relevansi sumber, kemutahiran sumber, dan meruakan sumber primer (terbitan ilmiah berkala seperti jurnal ilmiah). Gunakan acuan yang relevan dengan topik penulisan laporan kasus terutama yang terbit dalam 1-10 tahun terakhir (kecuali teori asli). Seluruh sumber yang dikutip dalam tulisan harus ditulis dalam daftar pustaka.

Lampiran – lampiran menyajikan materi yang erat kaitannya dengan penulisan laporan kasus yaitu dokumen asuhan keperawatan.

Riwayat Hidup – memuat nama lengkap penulis, tangal lahir, tempat lahir, jenis kelamin, alamat rumah, riwayat pendidikan, dan pengalaman berorganisasi (jika ada), serta daftar prestasi yang pernah diraih (jika ada) (lampiran 15).

PENULISAN RUJUKAN

        1. Cara merujuk kutipan langsung

          1. Kutipan kurang dari 40 kata

Kutipan langsung yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (“...”) sebagai bagian dari teks utama dengan jarak 1.5 space.

Contoh:

Subari (2005) menyatakan, “tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat pendidikan yang dimilikinya” (p. 110).

Atau

Peneliti menyatakan bahwa “tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat pendidikan yang dimilikinya” (Subari, 2005, p. 110).

Bila diambil dari sumber yang tidak menyediakan halaman (page), maka penulisannya cukup memberikan simbol ¶ yang berarti paragraf.

Contoh:

As Mayers (2000, ¶ 5) aptly phrased it, “positive emotions are both an end – better to live fulfilled, with joy – and a means to a more caring and healthy society.”

b. Kutipan 40 kata atau lebih

Kutipan langsung yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip (“...”) secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan kertas, dan diketik dengan spasi tunggal. Nama pengarang, tahun dan nomor halaman disertakan dalam penulisan.

Contoh:

Menurut Sustrani (2004, p. 45):

Hipertensi fenal adalah tekanan darah secara kronis sebagai dampak sekunder suatu kondisi lain, dapat terjadi akibat gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan.

c. Kutipan yang sebagian dihilangkan

Jika dalam mengutip langsung terdapat kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik (...). Jika yang dibuat adalah kalimat maka kalimat yang dibuang diganti dengan 4 titik (....). Pemakaian tanda kutip (“...”) tergantung pada jumlah kata yang ada.

Contoh:
”Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah...mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi terhambat ke jaringan tubuh” (Rokhaeni, 2001, p. 54).

Hipertensi esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik...disebabkan oleh genetik, merokok dan minum alkohol (Rokhaeni, 2001, p.54).

d. Kutipan yang diambil dari 1 – 5 pengarang

Contoh :

Arwani dan Heru (2007) menyatakan bahwa manajemen bangsal keperawatan dapat berhasil dengan baik bila masing-masing unsur dalam manajemen saling bekerjasama.

Komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media tertentu (Arwani, Heru, Shobirun, Kurniati, & Lusia, 2006).

e. Kutipan yang diambil lebih dari 5 pengarang

Jika kutipan diambil dari sumber yang dikarang oleh lebih dari 5 pengarang, maka penulisannya cukup dengan pengarang pertama ditambahkan kata dkk. (atau et.al. dalam bahasa latinnya).

Contoh:

Sugiharto, dkk. (2007) menyatakan bahwa penyakit TBC paru dapat menular ke orang lain melalui berbagai cara, namun paling utama adalah melalui percikan ludah.

f. Kutipan yang diambil dari komuniaksi personal

Ada kalanya rujukan diperoleh dari hasil diskusi dengan sumber di lapangan tentang masalah yang relevan dengan penelitian / laporan kasus keperawatan. Maka hal ini dapat dituliskan menjadi bagian dari kalimat, namun tidak termasuk dalam daftar pustaka.

Contoh:

Penyakit TB di Puskesmas Srondol kota Semarang menunjukkan angka yang secara signifikan naik dari tahun ke tahun (Sugiharto, komunikasi personal, 12 Agustus 2008).

2. Cara merujuk kutipan tidak langsung

Kutipan yang dituliskan secara tidak langsung (dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri), ditulis tanpa menggunakan tanda kutip (“...”) dan terpadu dalam teks. Nama penulis dapat ditulis terpadu dalam teks atau ditulis tersendiri.

Contoh:

Rokhaeni (2001) mendefinisikan hipertensi sebagai bentuk kelainan yang terjadi pada pembuluh darah sehingga memberikan dampak suplai oksigen dan nutrisi tertimbun pada jaringan tubuh.

Atau

Hipertensi sebagai bentuk kelainan yang terjadi pada pembuluh darah sehingga memberikan dampak suplai oksigen dan nutrisi tertimbun pada jaringan tubuh (Rokhaeni, 2001).

2. Cara menulis daftar pustaka

  1. Daftar pustaka ditulis menggunakan system APA (American Psycological Association )

  2. Daftar pustaka disusun secara alphabetical (A-Z)

  3. Secara umum ditulis dengan double-spaced (2 spasi) dan bila lebih dari 2 (dua) baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis menjorok ke dalam (paragraph indent).

a. Rujukan dari buku

Contoh :

Strunk, W. Jr. & White, E.B. (1979). The elements of style (3rd ed.). New York: MaCmillan.

Arwani. (2003). Komunikasi keperawatan. Jakarta: EGC.

Juwono, T. (1999). Pemeriksaan klinik neurologi dalam praktik. Jakarta: EGC.

Bila ada beberapa buku yang dijadikan rujukan ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dst yang urutannya berdasarkan kronologis atau abjad judul bukunya.

Contoh:

Cornet, L. & Weeks, K. (1985a). Career ladder plans:Ttrends and emerging issues1985. Atlanta: Career Ladeer Cleaninghouse.

Cornet, L. & Weeks, K. (1985b). Planning career ladders: Lessons from the states. Atlanta: Career Ladeer Cleaninghouse.

b. Rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada editor)

Jika editornya hanya satu maka ditulis (Ed.), dan jika lebih dari satu maka ditulis (Eds.).

Contoh:

Arwani & Heru Supriyatno (Eds.) (2005). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: EGC.

Aminudin (Ed.). (1990). Pengembangan penelitian kualitatif dalam bidang bahasa Indonesia dan sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

c. Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editor)

Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Jika editornya satu maka ditulis (Ed.), dan jika leboh dari satu ditulis (Eds.). Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, disertakan nomor halamannya dalam kurung.

Contoh:

Purwanto, S.W. (2005). Kepemimpinan dalam keperawatan. Dalam Arwani & Heru Supriyatno (Eds.). Manajemen bangsal keperawatan (hlm 50-55). Jakarta: EGC.

d. Rujukan dari artikel dalam jurnal

Nama penulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan huruf besar pada setiap awal kata kecuali tanda hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun keberapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut (cetak miring atau garis bawah)

Contoh artikel jurnal dengan satu pengarang:

Hanafi, A. (1989). Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan pengabdosian inovasi. Forum Penelitian. 1 (1), 33-47.

Contoh artikel jurnal dengan 2 pengarang:

Klimoski, R., & Palmer, S. (1993). The ADA and the hiring process in organizations. Consulting Paychology Journal: Practice and Reseach, 45 (2), 10-36.

Artikel jurnal dengan 3 – 6 pengarang cara penulisannya sama dan pengarangnya dituliskan semua.

Jika pengarangnya lebih dari 6 orang, maka 6 nama pengarang dituliskan dalam daftar pustaka selebihnya dituliskan kata – kata et al.

Contoh artikel jurnal lebih dari 6 pengarang:

Wolahik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D., Lengua, L., et al. (1998). An experimental evaluation of theory-based mother and mother-child programs for children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 68, 843-856.

e. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Penulisannya sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penulisan CD-ROMnya dalam kurung.

Contoh:

Krashen, S., Long, M., & Scarcalla, R. (1979). Age, rate and eventual attainment in second language acquisition. TESOL Quarterly, 13, 573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Digital, 1997).

f. Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran

Nama penulis ditulis terdepan diikuti tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah/koran ditulis dengan huruf kecil kecuali pada huruf pertama setiap kata, dan ditulis miring. Nomor halaman disebut paling akhir.

Contoh:

Huda, M. (13 November 1991). Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm.6.

Kandel, E. R., & Squire, L. R. (2000, November 10). Neuroscience: Breaking Down Scientific Barriers to The Study Of Brain and Mind. Science, 290, 1113-1120.

Jika tidak ada pengarangnya maka penulisannya adalah sebagai berikut:

New Drug Appears to Sharply Cut Risk of Death From Heart Failure. (1993, July 15). The Washington Post, p. A12.

g. Rujukan artikel dari abstrak

Ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu jenis abstraknya asli atau diambil dari sumber kedua (secondary sources).

Bila diambil dari abstrak asli (abstract as original sources), maka contoh penulisannya adalah sebagai berikut:

Woolf, N. J., Young, S. L., Fanselow, M. S., & Butcher, L. L. (1991). MAP-2 expression in cholinoceptive pyramidal cells of rodent cortex and hippocampus is altered by Pavlovian conditioning [Abstract]. Society for Neuroscience Abstracts, 17, 480.

Jika abstrak diperoleh dari sumber kedua maka penulisannya adalah sebagai berikut:

Nakazato, K., Shimonaka, Y., & Homma, A. (1992). Cognitive functions of centenarians: The Tokyo Metropolitan Centenarian Study. Japanese Journal of Developmental Psychology, 3, 9 – 16. Abstract obtained from PsycSCAN: Neuropsychology, 1993, 2, Abstract No 604.

h. Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga

Judul dokumen ditulis di awal dengan tulisan miring, diikuti tahun penerbitan, kota penerbitan, dan nama penerbit.

Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

i. Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut

Nama lembaga ditulis terdepan, diikuti dengan tahun, judul karangan tercetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bersangkutan/bertanggungjawab.

Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman penulisan laporan penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

j. Rujukan berupa karya terjemahan

Nama penulis asli ditulis terdepan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun asli penerbitan tidak dicantumkan maka ditulis tanpa tahun.

Contoh:

Carpernito, L.J. Tanpa tahun. Perawatan medikal Bedah: Suatu Pendekatan Keperawatan. Terjemahan oleh Monica Ester. 2001. Jakarta: EGC.

Price, S. A. & Wilson, L. (1995). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Terjemahan olehM.: Wijaya Caroline. 2002. Jakarta: EGC.

k. Rujukan berupa KTI, thesis, atau disertasi

Nama penulis terdepan, diikuti tahun yang tercantum dalam sampul, judul KTI, thesis, disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.

Contoh:

Arwani. (2003). A descriptive survey regarding nurses knowledge level about diabetes mellitus in Semarang Central Java. Thesis unpublished. Australia: The University of Melbourne.

Septediningrum. (2004). Pengaruh senam asma terhadap nilai arus puncak ekspirasi paru pada penderita asma di RS Tentara Magelang. KTI tidak dipublikasikan. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatn, FK UNDIP Semarang.

l. Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran atau lokakarya

Nama penulis terdepan, diikuti dengan tahun, judul makalah ditulis miring, lalu diikuti pernyataan “makalah disajikan dalam…”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.

Contoh :

Karim, Z. (1987). Tatakota di negara-negara berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

l. Rujukan dari internet berupa karya individual

Nama penulis ditulis sebagaimana rujukan diri bahan cerak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut dicetak miring dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses yang ditulis di antara tanda kurung.

Contoh :

Nurkusuma, D. (2002). Posyandu lanjut usia di Puskesmas Pare Kabupaten Temanggung. (online), (http://www.temp co.id/medika/arsip/082001/lap-1.htm diakses tanggal 11 September 2005.

l. Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal

Nama penulis ditulis terdepan, diikuti berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan disertai keterangan kapan diakses di antara tanda kurung.

Contoh:

Kumaidi, (1998). Pengukuran bekal awal belajar dan pengembangan tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (online), Vol. 5 No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).

l. Rujukan dari internet berupa bahan diskusi

Nama penulis ditulis pertama, diikuti tanggal, bulan, tahun, topik, bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat E-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses diantara tanda kurung.

Contoh:

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (online), (NETTRAIN@nbvm.cc.buffalo.edu. Retrived 22 November 1995).

l. Rujukan dari internet berupa E-mail pribadi

Nama pengirim jika ada dan disertai dengan keterangan dalam kurung (alamat email pengirim), diikuti dengan tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).

Contoh:

Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 oktober 1997. Artikel untuk JLP. E-mail kepada Ali Saukah (Tipp si@mig.ywcn.or.id).

ILUSTRASI

1. Tabel

Tabel harus memiliki identitas berupa nomor dan nama tabel yang ditempatkan di atas tabel. Nomor tabel ditempatkan pada baris paling atas, yang kemudian pada baris kedua dituliskan judul tabel ditulis miring (italic). Tabel yang besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri, dan jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal. Pada halaman selanjutnya tuliskan Tabel… (Lanjutan) pada tepi kiri, 3 spasi dari horisontal teratas tabel. Lihat contoh berikut ini.

Tabel 3.1

Keterlibatan Lulusan dalam Program-program Pengembangan Staf


P

Pb

Pan

PI

R

TSR

TR

%

%

%

%

%

%

%

Seminar

Penataran

Lokakarya

Kursus

Kegiatan lain

57.8

3.3

34.4

6.7

14.4

65.6

21.1

34.4

6.7

24.4

40.0

50.0

22.2

5.5

14.4

31.1

31.1

8.9

Ttd

6.4

41.6

57.6

53.3

66.7

Ttd

52.9

28.8

40.7

27.8

3.1

Ttd

10.0

Ttd

Ttd

Ttd

Contoh Tabel yang bersambung ke halaman lain

Tabel 3.1 (Lanjutan)


P

Pb

Pan

PI

R

TSR

TR

%

%

%

%

%

%

%

Seminar

Penataran

57.8

3.3

65.6

21.1


40.0

50.0


31.1

31.1


41.6

57.6


52.9

28.8


Ttd

10.0

2. Gambar

Istilah gambar merujuk pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dimaksudkan untuk menetapkan hubungan tertentu yang signifikan selain digunakan untuk menyajikan data statistik dalam bentuk grafik.

Beberapa hal perlu diperhatikan ketika membuat gambar, yaitu:

  1. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar.

  2. Gambar harus sederhana.

  3. Gambar harus digunakan dengan hemat.

  4. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.

  5. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.

  6. Gambar dengan menggunakan angka, bukan dengan kata gambar di atas atau gambar di bawah ini.

  7. Gambar diberi nomor arab sebagaimana nomor tabel.

Contoh:

Gambar 2.1. Cara pemberian ASI pada bayi melalui cangkir

3. Perujukan Tabel dan Gambar

Ilustrasi dirujuk sekurang-kurangya satu kali dalam tubuh tulisan. Semua ilustrasi harus diletakkan sedekat mungkin dengan teks yang menyatakan keberadaan ilustrasi. Perujukan pada ilustrasi dinyatakan di dalam paragraf sebelum tabel atau gambar. Kata tabel dan gambar ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama bila diikuti dengan nomor. Nomor tabel atau gambar berurut sesuai dengan urutan kemunculannya dalam tubuh tulisan. Nomor diberikan untuk mempermudah perujukan tabel atau gambar di dalam teks, misalnya ... seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Perujukan tabel atau gambar yang tidak disertai dengan penjelasannya perlu dihindari, misalnya ... hasilnya sebagaimana tertera dalam Tabel 3. Seharusnya ditulis Tabel 3 menunjukkan bahwa ...

PENJILIDAN LAPORAN, TEKNIK PENGETIKAN, KONSULTASI / BIMBINGAN PENULISAN

1. Penjilidan

Laporan kasus dijilid dengan hard cover (jilid keras) dengan tulisan pada halaman sampul berwarna emas di atas sampul berwarna merah maroon. Laporan kasus (fixed) dijilid sebanyak 2 eksemplar (1 untuk perpustakaan, 1 untuk penulis / mahasiswa), sementara untuk dosen pembimbing dan penguji diberikan dalam bentuk soft copy (CD) non-PDF.

2. Teknik Pengetikan

1. Kertas bidang pengetikan dan naskah akhir

Kertas yang digunakan untuk membuat laporan kasus adalah jenis HVS putih, ukuran A4 80 (21.0 x 29.7 cm). Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri dan dari tepi atas kertas, 3 cm dari tepi kanan dan tepi bawah kertas. Naskah laporan kasus dicetak dengan printer deskjet, injet atau laser.

2. Jenis dan ukuran huruf

Laporan kasus diketik dengan komputer (computerized) menggunakan jenis huruf Times new roman, dengan ukuran (font size) 12.

  1. Spasi

    1. Antar baris

Hasil laporan kasus diketik dengan spasi 1.5, kecuali pada keterangan gambar, grafik, lampiran, tabel dan kutipan langsung yang lebih dari 40 kata diketik dengan spasi tunggal. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4 spasi. Jarak antara akhir teks dengan awal sub judul 3 spasi dan jarakantara sub judul dengan awal teks berikutnya adalah 2 spasi. Jarak antara paragaf sama dengan jarak antar baris yaitu 2 spasi.Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan pustaka lain dalam daftar rujukan atau pustaka adalah spasi ganda (2)

    1. Antar kata

Spasi antar 2 kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang dibolehkan maksimal sama dengan ukuran 1 huruf. Tepi kanan rata atau (full justification), sedangkan tepi kiri menjorok 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan pada setiap awal paragraf.

4. Paragraf dan penomoran

Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan. Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma, hendaknya diberi satu ketukan kosong yang setara dengan satu huruf.

Bagian awal laporan kasus diberi nomer halaman angka romawi kecil di tengah bagian bawah, sedangkan nomer halaman pada bagian inti dan bagian penutup laporan dengan angka arab di kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang ditulis ditengah bagian bawah halaman. Nomor halaman pada lampiran ditulis dengan angka arab meneruskan nomor halaman sebelumnya.

5. Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, termasuk bahasa yang ada dalam halaman persembahan dan kata pengantar. Jika menggunakan bahasa asing yang sulit diganti menggunakan kata sepadan dalam bahasa Indonesia, maka penulisannya dicetak miring.

3. Konsultasi / Bimbingan Penulisan

Konsultasi penyusunan laporan kasus(termasuk proposal laporan kasus) dapat segera dimulai kepada pembimbing yang ditunjuk oleh Jurusan Keperawatan dan atau Program Studi. Jadwal konsultasi bimbingan KTI menyesuaikan jadwal yang telah ditetapkan oleh Prodi masing-masing di lingkungan Jurusan Keperawatan.

Pada saat bimbingan mahasiswa harus menyerahkan lembar bimbingan sebagaimana terlampir kepada pembimbing untuk dituliskan saran atau perbaikan dan hal yang harus dilakukan pada saat bimbingan berikutnya, serta mendapatkan tanda tangan/paraf pembimbing. Lembar bimbingan termasuk dalam buku panduan ini.

Bahan konsultasi dalam bentuk ketikan sesuai dengan aturan-aturan yang digunakan dalam laporan akhir, hanya saja kertas yang dipakai (jika tidak memungkinkan) dapat menggunakan kertas buram dengan ukuran sebagaimana telah ditetapkan atas persetujuan pembimbing yang bersangkutan.


PENTING

Catatan Penting: