LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA FAKUL

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN BABUL RAHMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN

DisusunSebagai Salah SatuSyarat

dalamMenyelesaikanMatakuliah

Biokimia Pertanian

Oleh BABUL RAHMAN

E 281 16 278

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Pertanian

Nama : Babul Rahman

Stambuk : E 281 16 278

Kelas : A05 (AGT 4)

Kelompok : lima (5)

Palu, Mei 2017

Mengetahui,

Asisten Koordinator praktikum AsistenPenanggungjawab

Praktikum

Viddy Adha Damaludika Febrianto

E 281 13054 E 281 14 33

Menyetujui,

DosenPenanggungjawabPraktikum

Biokimia Pertanian

Dr. Ir. Gatot Siswo Hutomo, MP.

NIP. 19571116 198803 1 001

RINGKASAN

Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia yang ada kaitannya dengan organisme hidup. Biokimia berhasil menjelaskan proses hidup pada makhluk hidup. Secara tidak langsung, biokimia merupakan salah satu disiplin ilmu dari kimia organik dan sains biologi. Fokus utama biokimia adalah untuk memahami bagaimana molekul biologis menimbulkan proses-proses yang terjadi dalamsel, yang pada akhirnya memberikan pemahaman besar tentang sebuah organisme. Biokimia diterapkan dalam bidang kedokteran, ahli gizi, dan pertanian.Klorofil adalah pigmen hijau yang memberikan sebagian besar warna pada tanaman dan memungkinkan mereka untuk melakukan proses fotosintesis. Secara kimia, klorofil memiliki beberapa bentuk yang sama, masing-masing berisi sstruktur cincin yang kompleks dan ekor hidrokarbon yang panjang. Struktur molekul klorofil mirip dengan yang dari bagian heme pada hemoglobin, kecuali bahwa yang terakhir mengandung zat besi di tempat magnesium.Vitamin adalah substansi yang dibutuhkan oleh tubuh yang diperoleh dari luar tubuh individu. Atau dengan kata lain vitamin masuk kedalam tubuh dengan ikut bersama makanan. Vitamin berdasarkan kelarutannya terbagi atas dua macam yaitu vitamin yang dapat larut dalam air (Vitamin B dan C)dan vitamin yang tidak dapat larut dalam air seperti larut dalam lemak (Vitamin A, D, E, dan K).

Enzim adalah molekul protein kompleks yang dihasilkan dari sel hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim tidak dapat bereaksi tetapi hanya dapat mempercepat proses reaksi, tetapi struktur enzim tidak berubah baik itu sebelum dan sesudah reaksi, dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi dalam peranannya.Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik didalam kehidupan dialam dunia ini, lebih-lebih kehidupan dialam akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih muda dan bermanfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudah penyusun ucapkan kepada dosen-dosen, asisten-asisten dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan moril maupun material, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum yang berjudul “Laporan Lengkap Praktikum Biokimia Pertanian”.

Penyusun menyadari, di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun cara penyusunan kata. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik saran guna untuk menyempunakan laporan selanjutnya. Harapan dari penyusun, semoga apa yang kami susun ini kiranya dapat bermanfat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil ilmu pengetahuan. Adapun isi laporan ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada sebelumnya.

Palu, Meil 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

RINGKASAN iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan 5

1.2.1 Klorofil 5

1.2.2 Vitamin 5

1.2.3 Enzim 6

1.2.4 Hidrolisis polisakarida 6

1.2.5 Penentuan asam lemak bebas 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klorofil 7

2.1.1 Pigmen warna tumbuhan 7

2.1.2 Definisi klorofil 7

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi klorofil 8

2.2 Vitamin 8

2.2.1 Definisi vitamin 8

2.2.2 Macam-macam vitamin 9

2.2.3 Definisi vitamin C 13

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi jumlah vitamin C 14

2.3 Enzim 15

2.3.1 Definisi enzim 15

2.3.2 Macam-macam enzim 15

2.3.3 Definisi enzim amilase 17

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju enzim 18

2.4 Hidrolisis Polisakarida 20

2.4.1 Definisi hidrolisis 20

2.4.2 Definisi polisakarida 20

2.4.3 Macam-macam metode hidrolisis 21

2.4.4 Faktor yang mempengaruhi hidrolisis polisakarida 22

2.5 Penentuan Asam Lemak Bebas 22

2.5.1 Perbedaan minyak dan lemak 22

2.5.2 Definisi asam lemak. 23

2.5.3 Definisi asam lemak bebas 23

2.5.4 Faktor yang mempengaruhi besar ALB 24

2.5.5 Bahaya ALB pada manusia 24

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu 26

3.2 Alat dan Bahan 26

3.3 Cara Kerja 27

3.3.1 Klorofil 27

3.3.2 Vitamin 27

3.3.3 Enzim 28

3.3.4 Hidrolisis polisakarida 29

3.3.5 Penentuan asam lemak bebas 30

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klorofil 31

4.2.1 Hasil 31

4.2.2 Pembahasan 31

4.2 Vitamin 32

4.2.1 Hasil 32

4.2.2 Pembahasan 32

4.3 Enzim 33

4.2.1 Hasil 33

4.2.2 Pembahasan 34

4.4 Hidrolisa Polisakarida 35

4.2.1 Hasil 35

4.2.2 Pembahasan 35

4.5 Penentuan Asam Lemak Bebas 36

4.2.1 Hasil 36

4.2.2 Pembahasan 37

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan. 39

5.1.1 Klorofil 39

5.1.2 Vitamin 39

5.1.3 Enzim 40

5.1.4 Hidrolisis polisakarida 41

5.1.5 Penentuan asam lemak bebas 42

5.2 Saran 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENYUSUN DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Tabel Hasil Penetapan Kadar Klorofil pada Daun Kakao

(Theobroma cacao L) dan Daun Jagung (Zea mays) 31

  1. Tabel Hasil Penetapan Kadar Viatamin C pada Beberapa bahan 32

  2. Tabel Hasil Pengamatan Pengauh Keasaman terhadap Laju Reaksi

Enzimatik 33

4. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh konzentrasi Enzim terhadap Laju

Reaksi Enzimatik 33

5. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh konzentrasi Substrat terhadap Laju

Reaksi Enzimatik 34

6. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

Enzimatk 34

7. Tabel Hasil Pengamatan Hidrolisis Polisakarida (Pati) oleh Enzim

Amilase 35

8. Tabel Hasil Pengamatan Hidrolisis Polisakarida (Pati) oleh Asam

(HCl) 35

9. Tabel Hasil Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada

Beberapa Jenis Minyak 36

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Konsentrasi kadar pati 36

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biokimia pertanian merupakan salah satu mata kuliah yang mengkaji atai mmepelajari bagaimana proses kimiawi yang terjadi dalam tumbuhan. Mata kuliah ini membebankan 1 sks untuk praktikum.

Biokimia berasal dari dua kata yaitu "bio" dan "kimia" secara singkat biokimia mempelajari proser reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mahluk hidup. Banyak hal yang di pelajari, misal tentang metabolisme, bioanalisis dan lain- lain. Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organisme hidup. Biokimia mengatur semua organisme hidup dan proses hidup. Dengan mengontrol arus informasi melalui sinyal biokimia dan aliran energi kimia melalui metabolisme, proses biokimia menimbulkan fenomena yang tampaknya magis kehidupan. Sebagian besar berkaitan biokimia dengan struktur dan fungsi komponen seluler seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya meskipun semakin proses, bukan molekul individu fokus utama.

Selama 40 tahun terakhir biokimia telah menjadi begitu sukses dalam menjelaskan proses hidup yang sekarang hampir semua bidang ilmu kehidupan dari botani untuk obat yang terlibat dalam penelitian biokimia. Hari ini fokus utama biokimia murni adalah memahami bagaimana molekul biologis menimbulkan proses-proses yang terjadi dalam sel-sel hidup yang pada gilirannya sangat berhubungan dengan studi dan pemahaman seluruh organisme.

Klorofil atau lebih dikenal dengan nama zat hijau daun adalah pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusia menerima warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan terisolasi pada plastida yang disebut kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofi.

Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.

Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas-gas. Respirasi adalah proses oksidasi reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa menjadi karbondioksida, sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air (H2O). Proses utama respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.

Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung pada) faktor-faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi merupakan proses metabolisme dasar yang terjadi di dalam sel hidup.

Pati merupakan molekul polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin dimana kedua unsure penyusun pati ini merupakan rantai dari molekul glukosa dan apabila dihidrolisa menghasilkan glukosa dan amilosa. Dengan larutan iodium amilosa akan berwarna biru, sedangkan amilopektin akan berwarna violet. Pada umumnya pati tidak terdapat dalam keadaan murni, tetapi tercampur dengan zat-zat lain. Oleh karenanya didalam analisa kimia kadar pati, zat-zat lain itu harus dipisahkan agar analisanya sempurna. Pinsip analisanya yaitu hidrolisa pati oleh asam atau enzim sehingga diperoleh kadar pati. Kadar pati dalam sample sama dengan 0,9 kali kadar gula reduksi dalam sample.

Karbohidrat dalam pati sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran, dll. Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.

Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000 sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah atau asam dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasilnya adalah glukosa.

Lemak atau yang populer dalam bentuk minyak di Indonesia, saat ini mulai disadari masyarakat sebagai musuh utama dalam urusan santap menyantap makanan. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita karena merupakan sumber energi, cita rasa serta sumber vitamin A, D, E dan K.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Klorofil

Tujuan dalam percobaan klorofil yaitu untuk menetukan konsentrasi klorofil pada berbagai jenis daun dan mempelajari perubahan klorofil. Kegunaannya yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kadar klorofil daun baik itu dari jenis daun muda ataun pada daun yang sudah tua.

1.2.2 Vitamin

Tujuan dalam percobaan vitamain yaitu menetapkan kadar vitamin C pada berbagai jenis buah dan say ur serta menetapkan kadar vitamin C pada buah dengan tingkan kematangan yang berbeda. Kegunaannya agar mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar vitamin C dari berbagai buah dan sayuran.

1.2.3 Enzim

Tujuan dalam percobaan enzim yaitu untuk mempelajari pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju reaksi enzimatik, mempelajari pengaruh konsentrasi substrat terhadap laju reaksi enzimatik, mempelajari pengaruh keasaman terhadap laju reaksi enzimatik, dan mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi enzimatik. Kegunaannya agar mahasiswa mengetahui pengaruah apa saja yang mempengaruhi laju enzimatik.

1.2.4 Hidrolisa polisakarida

Tujuan dalam percobaan Hidrolisa polisakarida yaitu untuk mempelajari hidrolisis polisakarida oleh asam dan enzim. Keguaannya yaitu agar mahasiswa mengetahui hidrolisis polisakarida yang tersusun dari unsur-unsur C, H dan O dengan umum (CH2O)n.

1.2.5 Penentuan asam lemak bebas

Tujuan dalam percobaan penentuan asam lemak bebas yaitu untuk menentukan asam lemak bebas dari beberapa jenis lemak atau minyak. Kegunaannya yaitu agar mahasiswa mengetahui cara penentuan asam lemak bebas dari beberapa jenis minyak dan lemak yang terbentuk di dalam sel tanaman melalui reaksi esterifikasi anatara 1 molekul gliserol dan 3 molekul asak lemak.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klorofil

2.1.1 Pigmen warna Tumbuhan

Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (Lance and garren, 2002). Warna-warna yang umum dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna hijau klorofil (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau Terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang paling penting dalan fotosintesis. Klorofil ini terdapat pada semua makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Klorofil a dapat menyerap cahaya maksimal dengann panjang gelombang 430 nm dan 662 nm. Klorofil b juga berperan dalam fotosintesis (Broks. 2007).

Klorofil b menyerap cahaya maksimal dengan panjang gelombang 453 nm dan 642 nm. Klorofil a dengan rumus empiris C55H72O5N4Mg dan klorofil b dengan rumus empiris C55H7O6N4Mg, berada pada jaringan tanaman dengan perbandingan 3:1. Klorofil a dan b ini memegang peran penting dalam proses fotosintesis (Broks. 2007).

2.1.2 Definisi klorofil

Adapun tujan dilakukan praktikum penentuan kadar klorofil ini adalah bertujuan mempelajari cara penentapan dan menetukan kadar klorofil pada berbagai jenis macam daun tanaman yang diujikan.

Adapun kegunaan dilakukan praktikum penentuan kadar klorofil ini yaitu dapat mengetahui kadar klorofil pada berbagai jenis daun dan mahasiswa dapat mengetahui pigmen-pigmen klorofil (Alan, 2013).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Klorofil

Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg²+ membentuk senyawa kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus propionat dari cincin IV. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Rumus kimia klorofila C55H72O5N4Mg (Dwidjoseputro, 2004).

Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka warna hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil (Dwidjoseputro, 2004).

2.2 Vitamin

2.2.1 Definisi Vitamin

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
- Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.

A, vitamin C, niasin, fosfor, kalium, riboflavin, natrium, thiamin, dan magnesium (Dwidjoseputro. 2005).

2.3.2 Macam-macam Vitamin

Vitamin A

Vitamin A atau yang biasa juga disebut sebagai retinol merupakan vitamin yang memiliki fungsi yang sangat banyak untuk tubuh. Beberapa fungsi vitamin A di antaranya adalah; anti aging, anti malaria, meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin A juga sangat bermanfaat untuk ibu hamil karena mampu mengoptimalkan perkembangan janin.

Vitamin A itu sendiri bisa didapatkan pada minyak ikan, hati, susu, daging, sayuran, dan buah-buahan yang berwarna oranye. Akibat jika seseorang kekurangan asupan vitamin A adalah: katarak, rabun senja, kulit tidak sehat, serta daya tahan tubuh yang menurun.

Vitamin B1

Vitamin B1 biasa juga disebut dengan thiamin. Vitamin B1 sangat berguna untuk tubuh. Beberapa fungsi vitamin B1 untuk tubuh di antaranya: membantu proses oksidasi di dalam tubuh tujuannya adalah untuk mendapatkan energi. Vitamin B1 bisa didapatkan di dalam roti, daging, kulit besar, sayuran, dan kacang hijau. Sedangkan efek jika Anda kekurangan vitamin B1 adalah kulit Anda menjadi kering serta bersisik.

Vitamin B2

Vitamin B2 juga dikenal dengan sebutan Riboflavin. Vitamin B2 ini berfungsi untuk menjaga keutuhan sistem jaringan syaraf serta mempercepat perpindahan rangsang sinar ke syaraf mata. Vitamin B2 bisa didapatkan pada hati, susu, telur, dan ragi. Kekurangan vitamin B2 bisa mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh serta menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti bibir pecah-pecah, sariawan.

Vitamin B3

Vitamin B3 dikenal juga dengan sebutan niasin. Fungsinya untuk tubuh adalah untuk menguraikan energi dari makanan serta sintesis asam lemak. Jika kekurangan vitamin B3, maka akan mengakibatkan badan mudah lemas, insomnia, otot mudah kejang, sistem pencernaan yang terganggu, serta mudah mual.

Vitamin B5

Vitamin B5 (asam pantotenat). Fungsi vitamin B5 ialah mengubah makanan menjadi energi, membantu membuat lemak, neurotransmitter, hormon-hormon steroid, serta hemoglobin.

Vitamin B6

(piridoksal, piridoksin, dan piridoksamin). Berfungsi untuk menurunkan kadar homosistein serta mengurangi risiko penyakit jantung, membantu mengubah triptofan menjadi niasin dan serotonin—suatu neurotransmitter yang berperang penting untuk mengatur tidur, selera makan, serta suasana hati. Vitamin B6 juga membantu produksi sel-sel darah merah serta memengaruhi fungsi kognitif dan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin B7

(biotin). Berfungsi untuk mengubah makanan menjadi energi dan sintesis glukosa. Vitamin B7 juga membantu membuat dan memecahkan beberapa asam lemak. Vitamin ini dibutuhkan untuk menjaga kesehatan rambut dan tulang.

Vitamin B9 (asam folat). Fungsi vitamin B9 ialah dalam pembentukan sel darah merah, perbaikan DNA, pembentukan jaringan tubuh, pertumbuhan rambut, serta mengoptimalkan kemampuan otak.

Vitamin B12

(kobalamin). Jenis vitamin ini amat berguna dalam pembentukan sel darah merah, proses pembelahan sel-sel, serta memecahkan beberapa asam lemak dan asam amino. Vitamin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel saraf dan mendorong pertumbuhannya.

Vitamin C

(asam askorbat). Makanan yang kaya akan vitamin C sanggup mengurangi risiko kanker mulut, esofagus, perut, dan kanker payudara. Fungsi vitamin C dalam tubuh ialah membantu dalam pembentukan kolagen (jaringan ikat yang menutupi luka serta menyokong dinding pembuluh darah), membantu pembuatan neurotransmitter serotonin dan norepinefrin, bertindak sebagai antioksidan, menetralisir molekul-molekul tak stabil yang bisa merusak sel-sel, serta menguatkan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin D

Vitamin D adalah jenis vitamin yang paling mempengaruhi bagian tulang.

Sumber Vitamin D banyak di temukan pada jenis makanan seperti ikan, telur, susu, dan keju. sel kulit akan memproduksi Vitamin ini disaat terkena cahaya matahari.

Manfaat dan fungsi Vitamin D adalah mempengaruhi pertumbuhan tulang, membantu metabolisme kalsium dan mineral penting untuk tulang.

Kekurangan Vitamin D bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh dan kaki yang tidak normal, seperti betis kaki akan membentuk huruf O dan X. selain itu kurangnya vitamin D menyebabkan gigi mudah mengalami kerusakan, dan hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang yang berakibat rapuhnya kekuatan tulang.

Vitamin E

Fungsi Vitamin E berperan sebagai anti oksidan alami dan untuk menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari mata, sel darah merah, hati dan jaringan kulit,. karena itu Vitamin E bisa menghambat dan mencegah penuaan dini.

Sumber Vitamin E banyak terdapat pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan.

kekurangan vitamin E menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh seperti kemandulan dan keguguran, Konsumsi vitamin E sangat penting untuk tubuh baik bagi pria maupun wanita dan vitamin ini mempengaruhi kehamilan

Vitamin K

Salah satu Vitamin yang larut dalam Lemak, Fungsi Vitamin K yaitu berperan dalam pembekuan darah dan berpengaruh terhadap penutupan luka.

Makanan Sumber Vitamin K

Sayur-sayuran hijau, brokoli, kol, hati, kacang polong dan buncis.

kekurangan Vitamin k akan berakibat pada kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.

2.2.3 Vitamin C

Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas (Dwidjoseputro,S. 2006).

Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui transpor aktif. Vitamin C adalah salah satu vitamin (nutrisi) yang sangat diperlukan oleh tubuh serta mempunyai fungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh (sistem imunitas tubuh). Vitamin C tidak diproduksi oleh tubuh, untuk memperoleh asupan vitamin c yang cukup sebaiknya mengonsumsi beberapa jenis buah seperti buah lemon, buah jeruk, buah kiri, buah limau, buah jambu biji dan juga buah kelengkeng (Dwidjoseputro,S. 2006).

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Vitamin C

Vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara. Proses ini dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzi, osidator juga katalis besi dan tembaga. Oksidasi akan lambat bila vitamin C dalam keadaan asam atau suhu rendah.

Banyak orang mengatakan bahwa vitamin C yang terdapat didalam buah jeruk memiliki kadar kandungan relatif tinggi. Jika buah ini langsung dikonsumsi maka kandungan vitamin C yang ada didalamnya relatif tidak mengalami perubahan. Namun jika cara pengolahannya tidak benar dapat menyebabnya rusaknya kandungan vitamin C didalamnya rusak. Dengan demikian kita hanya mendapatkan rasa jeruknya namun tidak mendapatkan atau hanya mendapatkan sedikit kandungan vitamin C nya.

2.3 Enzim

2.3.1 Definisi enzim

Kata enzim berasal dari “en-zyme” yang berarti dalam ragi (yeast), mulai dipakai sejak 1877. Sebelumnya telah dikenal diastase (A.Payen dan J.Persoz,1833), pepsin (T.Schwan,1836), emulsion (J.V.Liebig dan F.Wohler,1837), masing–masing adalah senyawa organik yang dapat menghidrolisis pati, protein dan glikosida (Jawetz, dkk, 2004).

Enzim adalah suatu biokatalisator yang dapat bertindak menguraikan molekul yang rantainya panjang menjadi lebih sederhana, serta dapat juga membantu mekanisme reaksi yang mana tergantung pada enzimnya. Walaupun enzim ikut serta dalam reaksi dan mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan kembali kepada keadaan semula bila reaksi telah selesai (Jawetz, dkk, 2004).

2.3.2 Macam-macam enzim

Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebu dikelompokkan ke dalam golongan yakni enzimkarbohidrase, enzim rotease dan juga enzim esterase. Ketiga golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim (Subuksa. 2009).

Adapun macam-macam enzim yang dimaksud adalah Golongan Enzim Karbohidrase, Golongan Enzim Protase, Golongan Enzim Ekterase.

Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi senyawa selabiosaatau disakarida. Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa disakarida. Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam pektin. Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa. Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi senyawa glukosa dan jugafruktosa. Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi senyawa glukosadan juga galaktosa (Subuksa. 2009).

Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan Enzim Protase ini antara lain Enzim tripsin adalah enzim yang berfungsi mengurai pepton menjadi senyawa asam amino.

Enzim peptidase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi senyawa peptide menjadi senyawa asam amino. Enzim renin adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi senyawa kasein dan susu (Subuksa. 2009).

Enzim galaktase adalah enzim yang berperan mengurai senyawa gelatin. Enzim entrokinase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurai senyawa pepton menjadi sentawa asam amino. Enzim pepsin adalah enzim yang berperan dalam memecah senyawa protein menjadi asam amino.

Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan Enzim Ekterase ini antara lain Enzim lipase adalah enzim yang berperan atau berfungsi dalam mengurangi lemak menjadi senyawa gliserol dan juga asam lemak. Enzim fostatase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi ester dan mendorong pelepasan asam fosfor (Subuksa. 2009).

2.3.3 Definisi Enzim amilase

Enzim adalah molekul protein yang kompleks yang di hasilkan oleh sel hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup. Enzim berada pada beberapa organ manusia, seperti organ kelenjar air liur, lambung, pankreas, dan usus halus (Suriawiria U. 2005).

Amilase adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Makanan yang mengandung banyak pati tapi sedikit gula, seperti beras dan kentang, rasa sedikit manis karena ternyata beberapa amilase pati menjadi gula di dalam mulut(Suriawiria U. 2005).

Pada pankreas juga membuat amilase (amilase alfa) untuk menghidrolisis pati menjadi disakarida dan trisaccharides yang dikonversi oleh enzim lain untuk glukosa untuk memasok tubuh dengan energi (Suriawiria U. 2005).

Amilase merupakan enzim yang paling penting , pada bidang bioteknologi enzim ini diperjualbelikan sebanyak 25 % dari total enzim lainnya. Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti tanaman, hewan, mikroorganisme. Amilase pertama kali di produksi berasal dari amilase fungi tahun 1894 (Suriawiria U. 2005).

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi enzimatik

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju kerja enzimatik antara lain adalah Suhu (temperature). Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi (Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2005).

Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic dari enzim ke titik yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim. Cincin polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis. Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada. Enzim pada umumnya stabil pada temperatur 45 sampai 55°C (Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2005).

Derajat keasaman (pH), Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam) (Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2005).

Konsentrasi enzim, pada umumnya konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Hal ini berarti penambahan konsentrasi enzim mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai apabila semua substrat sudah terikat oleh enzim. (Tanri A, 2013).

Konsentrasi substrat, jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim (Kartika, 2010).

Zat-zat penggiat (aktivator), terdapat zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya, garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2% sampai 5%) dapat memacu kerja enzim. Demikian pula dengan ion logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Akan tetapi, mekanisme kerja zat penggiat ini belum diketahui secara pasti (Kartika, 2010).

Zat-zat penghambat (inhibitor), Beberapa zat kimia dapat menghambat aktivitas enzim,misalnya garam-garam yang mengandung merkuri (Hg) dan sianida. Dengan adanya zat penghambat ini, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga tidak dapat menghasilkan suatu produk (Kartika, 2010).

2.4 Hidrolisis Polisakarida

2.4.1 Definisi Hidrolisis

Hidrolisis adalah jenis reaksi kimia yang terjadi antara air dan senyawa lain. Selama reaksi, ikatan kimia akan rusak di kedua molekul, menyebabkan mereka menjadi pecah.

Molekul air terpecah untuk membentuk ion hidrogen bermuatan positif dan hidroksida bermuatan negatif, dan molekul lainnya terbagi menjadi dua bagian sederhana, juga dengan muatan positif dan negatif. Ion H+ dan OH- melekat pada masing-masing bagian ini (Afni, 2011).

Reaksi ini terjadi ketika beberapa senyawa ionik, misalnya, asam tertentu, basa, dan garam, larut dalam air; mereka terlibat dalam proses yang sangat penting untuk kehidupan; mereka digunakan dalam beberapa proses industri yang penting, seperti pembuatan sabun; dan mereka memainkan peranan penting pada pelapukan batuan (Afni, 2011).

2.4.2 Definisi Polisakarida

Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glikosida, mempunyai massa molekul tinggi dan tidak larut dalam air atau hanya membentuk emulsi saja. Hidrolisis lengkap akan mengubah polisakarida menjadi monosakarida (heksosa) (Fitria, 2010).

Ikatan antara molekul monosakarida yang satu dengan yang lainnya terjadi antara gugus alkohol pada atom C ke-4 molekul yang satu (II) dengan gugus aldehida pada atom C ke -1 molekul monosakarida dengan yang lain (Fitria, 2010).

Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau keseluruhan organisme (Fitria, 2010).

2.4.3 Macam-macam metode hidrolisis

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan PH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih (Dian, 2012).

2.4.4 Faktor yang mempengaruhi hidrolisis polisakarida

Enzim mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi (energi aktivasi) yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut. Tanpa adanya enzim, reaksi metabolisme yang terjadi dalam tubuh akan berlangsung sangat lama. Perhatikan gambar berikut (Ahmad, 2015).

Oleh karena enzim terbuat dari protein, setiap enzim memiliki bentuk tiga dimensi yang unik. Zat yang akan dikatalis oleh enzim disebut substrat. Substrat akan berikatan dengan enzim pada daerah yang disebut sisi aktif. Zat baru yang terbentuk dari hasil katalisasi enzim disebut produk. Sisi aktif pada enzim hanya dapat berikatan dengan substrat tertentu (Ahmad, 2015).

2.5 Penentuan Asam Lemak Bebas

2.5.1 Pengertian Minyak dan Lemak

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat didalam serta tidak larut dalam air. Lemak adalah zat organik yang sukar larut dalam air namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti ester, benzen dan klorofom. Perbedaan lemak dan minyak, minyak dalam suhu ruang berbentuk padat sedangkan, lemak pada suhu ruang berbentuk cair itu merupakan perbedaan umum dari lemak dan minyak. (Syahrer, 2014).

2.5.2 Definisi Asam Lemak

Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, asam lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup ini termasuk golongan asma karboksil yang mempunyai rantai alifantik panjang baik jenuh maupun tidak jenuh. Dan merupakan asam organik yang sebagai ester trigeliserida atau lemak baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan asam lemak ini merupakan asam karboksil yang mempunyai rantai panjang yaitu rantai C jika rantai mengandung ikatan rangkap maka, asam lemak tersebut disebut asam lemak jenuh sedangkan, jika tidak memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh (Margi, 2015).

2.5.3 Asam lemak bebas

Asam lemak adalah asam karboksilat dengan panjang alifatik ekor
(rantai), yang baik jenuh maupun tak jenuh. Kebanyakan alami asam lemak rantai telah bahkan jumlah atom karbon dari 4 sampai 28. Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid. Ketika mereka tidak melekat pada molekul lain, mereka dikenal sebagai "bebas" asam lemak (Malya, 2014).

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.Data dpartemen perindustrian (SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30% (Malya, 2014).

2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Besar Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas akan dipercepat dengan adanya faktor panas, air, keasaman, dan katalis enzim semakin lama reaksi ini berlangsung maka, semakin banyak asam lemak terbentuk itulah faktor yang mempengaruhi besar asam lemak bebas (Malya, 2014).

2.5.5 Bahaya Asam Lemak Bebas Pada Manusia

Asam lemak yang terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Asam lemak dengan kadar lebih besar akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan tak pernah ada dan meracuni tubuh dan bila diberikan pada ternak akan timbul gejala diare pada ternak, kelambatan pertumbuhan, perbesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna dan mempersingkat umur (Zaki, 2015).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum dilaksanakan setiap hari jumat pukul 01.00-selesai. Mulai dari tanggal 21 April sampai tanggal 05 Mei 2017.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan selama melakukan praktikum biokimia yaitu, mortar, labu ukur 25 ml, tabung reaksi, kertas saring, spektrofotometer, neraca analitik, gelas kimia 100 ml, erlenmeyer 125 ml, labu ukur 100 ml, timbangan, blender, pisau, sentrifuge, kain saring, pipet tetes, pipet volume 25 ml, buret 25 ml, klem buret, statif, rak tabung reaksi, gelas ukur, stopwacth, thermometer, penangas air, test plate porselin putih, gegep, batang pengaduk, dan magnetik stirrer.

Bahan yang digunakan selama melakukan praktikum biokimia yaitu, daun tanaman jagung (Zea mays) dan daun tanaman coklat (Theobrema cacao), alkohol 95 %, aquades, buah jeruk, buah mangga (Mangifera indica), sayur bayam, larutan 1 %, larutan iodium 0,01 N, larutan iodium 10 %, saliva, buffer posfat pH 4, 5, 6, 7, 8, dan 10, larutan pati 5 %, pereaksi fehling A dan B, HCl 2 N, NaOH 0,1 N, minyak kelapa, KOH 0,1 N, minyak kelapa sawit, dan indikator phenolptalin.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Klorfil

Cara kerja dalam percobaan klorofil hal yang pertama dilakukan yaitu disiapkan daun tanaman yang telah berfotosintesis (terkena sinar matahari) selama 6 jam. Potong kecil-kecil dan hilangkan tulangnya. Kemudian gerus potongan daun tersebut ke dalam mortal atau lumpang sampai halus. Lalu timbang sebanyak 1 gram, masukkan ke dalam gelas kimia. Tambahkan alkohol 95 % sebanyak 100 ml. Aduk dan saring dengan kertas saring, ambil filtratnya dan masukkan ke dalam lbu ukur 100 ml. Setelah itu, tambahkan alkohol 95 % sampai tanda tera. Kocok dan kemudian ukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Kemudian catat masing-masing nilai absorbansinya. Lalu tentukan konsentrasi klorofil daun tersebut.

3.3.2 Vitamin

Prosedur kerja dalam percobaan vitamin hal yang perlu dilakukan pertama kali yaitu, bahan dipotong-potong kecil kemudian diblender. Lalu bahan yang telah diblender sebanyak 10 gram, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquades sampai tanda tera. Kemudian dikocok selama 30 menit, lalu saring deng kertas saring dan tampung filtratnya. Filtrat yang diperoleh disentrifuge selama 15 menit. Pisahkan cairan yang jernih dengan cara dekantasi dan tampung ke dalam gelas kimia 100 ml. Setelah itu ambil dengan pipet tetes sebanyak 25 ml kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer 125 ml.

Tambahkan 2 ml larutan pati 1 % dan 20 ml air murni, kemudian titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N. Setelah dititrasi, kemudian tentukan kadar vitamin C dari masing-masing bahan yang diuji.

3.3.3 Enzim

Prosedur kerja pengaruh keasaman larutan yaitu, siapkan bahan bahan pati 1%, iodium 10 %, buffer posfat pH 4, 5, 6, 7, 8 dan 10, dan saliva. Lalu siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi dengan larutan sesuai tabel. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml saliva. Kocok campuran dan diamkan pada suhu kamar. Setelah didiamkan amati perubahan warna larutan setiap 5 menit terhadap pH larutan. Kemudian buatkan kurva hubungan antara waktu dalam menit terhadap pH larutan. Lalu tentukan pH optimum enzim.

Prosedur kerja pengaruh konsentrasi enzim yaitu, siapkan bahan pati 1%, iodium 10%, buffer posfat pH 6. Lalu siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi dengan larutan sesuai tabel. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan pati 1% dan kocok campuran, diamkan pada suhu kamar. Setelah didiamkan amati perubahan warna larutan setiap 5 menit selama 1 jam. Kemudian buatkan kurva hubungan antara waktu dalam menit terhadap volume saliva.

Prosedur kerja pengaruh konsentrasi substrat yaitu, siapkan bahan pati 1%, iodium 10%, buffer posfat pH 6. Lalu siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi dengan larutan sesuai tabel. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml saliva dan kocok campuran, diamkan pada suhu kamar. Setelah itu, amati perubahan warna larutan setiap 5 menit selama 1 jam. Kemudian buatkan kurva hubungan antara waktu dalam menit terhadap volume pati.

Prosedur kerja pengaruh suhu yaitu, siapkan bahan pati 1%, iodium 10%, buffer posfat pH 6. Lalu siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi dengan larutan sesuai tabel. Kemudian tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml saliva dan kocok campuran ini, kemudia setelah dikocok masukan tabung ke dalam penangas air pada suhu yang berbeda sesuai tabel. Lalu amati perubahan warna larutan setiap 5 menit selama 1 jam. Kemudian buat kurva hubungan antara waktu dengan menit terhadap suhu larutan.

3.3.4 Hidrolisa polisakarida

Prosedur kerja hidrolisa polisakarida oleh enzim yaitu hal yang pertaa kali dilakukan memasukkan larutan pa 1% ke dalam tabung reaksi bernomor 1 sebanyak 5 tetes. Tambahkan larutan pereaksi fehling 2 ml, didihkan selama 1 menit dan biarkan beberapa saat. Lalu amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu masukan larutan pati 1% kedalam tabung reaksi bernomor 2 sebanyak 4 ml dan tambahkan 2 ml saliva, kemudian kocok. Lalu diamkan pada suhu kamar. Dari awal setiap selang waktu 1 menit ambil satu tetes, masukkan ke dalam test-plate porselin putih dan uji dengan iodium. Lalu amati perubahan warna yang terbentuk dan pada menit keberapa derajat warna tersebut berkurang atau hilang. Lalu masukan 5 tetes sisa sampel uji pada tabung nomor 2 ke dalam tabung reaksi yang lain. tambahkan pereaksi fehling sebanyak 2 ml. Didihkan selama selama 1 menit dan biarkan selama beberapa saat. Amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu bandingkan perubahan warna yang terjadi pada tabung nomor 1.

Prosedur kerja dalam hidrolisa polisakarida oleh asam yaitu pertama-tama siapkan 2 buah tabung reaksi, isi dengan larutan sesuai tabel. Kemudian kocok kedua tabung reaksi tersebut selama 5 menit. Setiap isi tabung diambil sebanyak 3 tetes, kemudian dimasukkan ke dalam test-plate porselin putih dan ujin dengan iodium sebanyak 3 tetes pula. Amati perubahan warna yang terbentuk dan bandingkan hasil pengujian anatara isi tabung nomor 1 dan nomor 2. Lalu sisa tabung pada nomor 2 dipanaskan di dalam air mendidih selama 30 menit, kemudian didinginkan. Setelah didinginkan nertralkan dengan NaOH 0,1 N sebanyak 2 ml, kemudian uji dengan pereaksi fehling A dan fehling B. Amati perubahan warna yang terjadi dan bandingkan dengan hasil yang diperoleh pada percobaan A.

3.3.5 Penentuan asam lemak bebas

Prosedur kerja dalam praktikum penuntuan asam lemah bebas hal yang perlu dilakukan pertama kali yaitu, menimbang minyak atau lemak sebanyak 2 gram masukkan ke dalam erlenmeyer lalu tambahkan 10 ml alkohol 95%. Setelah itu panaskan diatas penangas air pada suhu selama 10 menit, jika terdapat gumpalan lemak atau inyak pemanasan diteruskan hingga lemak atau kinyak mencair total. Lalu tambahkan 2 tetes indikator phenolptalin, kemudian titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Setelah itu tentukan kadar asam lemak bebas dari masing-masing minyak yang diuji. Kemudian simpulkan hasil percoban tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klorofil

4.4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum klorofil yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Penetapan Kadar Klorofil pada Daun Kakao (Theobroma cacao)

dan daun jagung (Zea mays)

No.

Bahan

Klorofil a

(mg/l)

Klorofil b

(mg/l)

Klorofil

Total (mg/l)

1.

2.

3.

4

Daun kakao (Theobroma cacao) T

Daun kakao(theobroma cacao) M

Daun Jagung (Zea mays) T

Daun Jagung(zea mays) M

1,051

0,088

0,193

0,982

0,605

0,357

1,335

0,486

0,769

0,121

0,378

0,647

4.1.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, diperoleh bahwa kadar klorofil tanaman coklat dan jagung memiliki kadar klorofil berbeda. Tanaman jagung memiliki kadar klorofil paling tinggi dibandingkan dengan tanaman coklat, klorofil rata-rata dari daun kakao (Theobroma cacao) yaitu 0,769 mg/l dan 0,121 mg/l sedangkan klorofil daun jagung (Zea mays) adalah 0,378 mg/l. Dan 0,647 mg/l

Hal ini disebabkan karena pada proses penanaman tanaman jagung paparan sinar matahari langsung terkena helaina daun atau tidak ada penghalang pancaran sinar yang datang, sedangkan tanaman coklat hanya daun paling atas atau ujung tertinggilah yang banyak mendapatkan sinar matahari dan terkadang sinar matahari terhalang karena adanya pohon yang lebih besar dibandingkan pohon.

Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka. Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas (Lakitan, 2007).

4.2 Vitamin

4.2.1 Hasil

Berdasarkan praktikum vitamin yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 2. HasilPenetapanKadarVitamin C padaBeberapaBahan

No.

Bahan

ml Titrasi Iodium

0,01 N

Kadar Vitamin C

(%)

1.

2.

3.

4.



Jeruk (Citrus sinensis)

Mangga (magnifera indica L)

Bayam (Amaranthus tricolor L)

Kelor (Moringa oliefera)



2,9

1,5

2

5,3


0,01

0,52

0,70

1,86


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum ini didapat bahwa kadar vitamin C tertinggi terdapat pada sayur kelor dan kadar vitamin C terendah ada pada jeruk. Ini dikarenakan vitamin C merupakan fresvud dan semakin mudah suatu tumbuhan atau buah maka, semakin banyak juga kadar vitamin C-nya. Jadi faktor yang mempengaruhi vitamin C itu adalah kematangan buah.

(Canene-Adam, dkk., 2004).

4.3 Enzim

4.3.1 Hasil

Berdasarkan praktikum enzim yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut

Table 3.Hasil Pengamatan Pengaruh Keasaman terhadap Laju Reaksi Enzimatik

Nomor/Kode Tabung

Buffer Posfat pH (ml)

LajuReaksi (Menit)

1. PH 5

2. PH 6

3.PH 7

4. PH 8

1,5

1,5

1,5

1,5

0,020

0,021

0,022

0,018

Tebel 4.Hasil Pengamatan Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Laju Reaksi

Enzimatik

Nomor/Kode Tabung

Volume Saliva (ml)

LajuReaksi (Detik)

1. 2 ml

2. 3 ml

3. 5 ml

4. 6 ml

2

2

2

2

0,018

0,017

0,019

0,020

Tabel 5.Hasil Pengamatan Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Laju Reaksi

Enzimatik

Nomor/Kode Tabung

Volume Pati 1% (ml)

LajuReaksi (Detik)

1.

2.

3.

4.

2

3

5

6

0,038

0,053

0,0125

0,016

4.3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pengaruh kosentrasi enzim terhadap suhu, dipeoleh hasil pada suhu 3 oC diperlukan waktu selama 533 detik, pada suhu 40 oC di perlukan waktu selama 256 detik, pada suhu 60 oC diperlukan waktu selama 214 detik dan pada suhu 80 oC diperlukan waktu hanya selama 205 detik saja.

Adapun kurva hasil percobaan, memperlihatkan laju reaksi dari enzim sekmakin cepat seiring bertambahnya suhu. Ini terlihat pada kenaikan suhu dari 30 oC hingga 40 oC. Namun ketika suhu mengalami kenaikan hingga 80 oC terjadi penurunan laju reaksi. Kedua keadaan ini diakibatkan oleh benturan antara enzim dan substrat. Pada suhu 80 oC, enzim hanya bekerja sangat singkat karena mengalami denaturasi sehingga rusak dan tidak bisa bekerja lagi. Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan.

4.4 Hidrolisis Polisakarida

4.4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum hidrolisis polisakarida yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 7. Hasil Pengamatan Hidrolisis Polisakarida (Pati) oleh Enzim Amilase

Nomor/Kode Tabung

KeteranganIsiTabung

PerubahanWarnaSetelahPengamatan

1.

2.

3.

4.

Pati+fehling (sebelum)

Pati+fehling(sesudah)

Pati+saliva+iodium

Pati+saliva+fahling

Biru

Biru

Kuning

Terbentuk endapam bata

Table 8. Hasil Pengamatan Hidrolisis Polisakarida (Pati) oleh Asam (HCl)

Nomor/kodetabung

KeteranganIsiTabung

PerubahanWarnaSetelahPengamatan

1.

2.

3.

Pati + Iodium

Pati + HCl + Iodium

Pati+Hcl+pemanasan

Ungu

Ungu

Terbentuk endapan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai hidrolisis polisakarida oleh asam, seharusnya terjadi endapan merah bata tetapi pada pengamatan yang kami lakukan tidak terjadi endapan merah bata karena kemungkinan pereaksi fehling yang digunakan telah rusak.

Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi (Sutina, 2006).

Bahan makanan mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak atau lipid. Karbohidrat merupakan senyawa karbon hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Misalnya glukosa (Sutina, 2006).