T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB IV

BAB IV
SEJARAH PUNK DAN PROFIL KEDAI KEBLASUK

4.1.

Sejarah Punk
Dalam era kontemporer, Sekolah Rakyat Highlander didirikan oleh Myles

horton merupakan gabungan ide dari sekolah progresif, keadilan sosial, dan musik
rakyat bersama-sama untuk menciptakan tempat berkembang biak musik politik
dan sosial-nurani. Pusatnya difungsikan sebagai tempat pelatihan dan lokakarya
politik untuk tenaga kerja dan hak-hak gerakan sipil. Sekolah Rakyat Highlander
menghubungkan antara musik dan sosial. Sebagai gerakan rakyat, ada band-band
di tahun 1950 awal 1960-an yang tidak terang-terangan dalam politik, namun
banyak dari band-band estetis menantang budaya yang dominan. Selama tahun
60-an, Punk berpengaruh dalam politik, band-band menambahkan secara terangterangan politik lirik, gaya ini menjadi contoh untuk Punk. Semua bahan-bahan
untuk Punk, ketidakpuasan dengan status quo, dan fashion datang bersama-sama
di bar kecil di London dan New York City pada pertengahan 1970-an. Hal ini
sering dilihat sebagai "Kelahiran Punk". Punk telah menjadi perhatian dan
imajinasi kaum muda kelas pekerja Inggris, Punk menarik pemuda bersama-sama
dalam ruang kolektif pemberontakan melawan pemerintah, mereka tidak puas

dengan masa depan sosio-ekonomi dan politiknya, mereka melakukan protes
dengan menggunakan busana Punk. Christopher (2011)
Jika dilihat dari sejarahnya, ideologi Punk yang memiliki arti Public
United Nothing Kingdom lahir di London, Inggris yang pada saat itu kondisi

perekonomian rakyat sedang mengalami krisis dan berimbas pada meningkatnya
tingkat pengangguran dikalangan menengah kebawah, tepatnya para kaum
pinggiran kota. Punk merupakan wujud reaksi resistensi kaum muda kepada
kerajaan Inggris terhadap kondisi keterpurukan ekonomi sekitar tahun 1970-an
yang disebabkan oleh sistem monarki yang cenderung menindas lewat aturan-

27

aturannya tanpa mempedulikan penderitaan rakyat. Kekecewaan atas sistem yang
mereka anggap gagal itu diimplementasikan menggunakan cara berpakaian yang
nyentrik, tidak lazim, namun disetiap bagianya memiliki makna, serta
menggunakan karya seni seperti musik yang bersifat kritik, perlawanan, dan
protes sosial politik Widya (2010).
Secara umum, Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan
tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala

suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang
terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang
lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah,
pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang
berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai Punker.
Widya (2010:65) fashion Punk asli tahun 1970-an dimaksudkan muncul
sebagai sesuatu yang konfrontatif, mengejutkan, dan melawan. Gaya berpakaian
Punk sangat berbeda dari apa yang kemudian dianggap sebagai dasar pandangan
Punk, banyak item yang umumnya dikenakan oleh Punk menjadi kurang umum di

kurun waktu berikutnya dan unsur-unsur yang baru tanpa henti ditambahkan ke
dalam citra Punk.
Semua atribut yang menempel ditubuh para Punkers memiliki arti,seperti
gaya rambut mohawk yang tegak sering diartikan sebagai antipenindasan dan
symbol kebebasan dari seorang Punkers. Gaya rambut ini terinsipari dari
film Drums Along the Mohawk tahun 1963. Dalam film itu diceritakan tentang
suku indian Mohican di lembah Mohawk. Gaya inilah yang kemudian diadaptasi
anak Punk era 1990-an. Aksesori lain yang menonjol yaitu celana ketat. Bahan
celana yang biasa mereka pakai adalah jins, kulit, atau bermotif kulit
hewan (bandage pants).Awalnya Punkers menggunakan celana kulit karena awet

dan tahan lama. Model ketat menyimbolkan himpitan hidup. Karena itu Punkers
biasanya merobek celana bagian paha dan lutut sebagai simbol kemerdekaan
gerak dan ide. Bot adalah jenis sepatu favorit anak Punk. Seperti celana, mereka

28

memilih bot karena alasan awet.Anak Punk biasanya menato tubuhnya dengan
gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tattoo ini menunjukkan
identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya.
Seperti tattoo, tindik juga menyimbolkan kekuasaan terhadap tubuh. Rantai.
Aksesori ini sebagai simbol solidaritas. Aksesori lain anak Punk yaitu Eye liner ,
paku atau benda tajam lain, baju, serta stoking. Pernak-pernik itu mempunyai inti
pesan perlawanan.
Kelompok Punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai
menyimpang, membuat Punkers membentuk kelompok baru untuk berlindung.
Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup.Punk merupakan
sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can
do it ourselves. Penilaian Punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui

lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup,

ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Tak hanya sebatas cara pandang, Punk juga bertransformasi menjadi aliran
band yang sangat lekat dengan ideologi yang didirikan Michael Bakunin tentang
konsep anarchy. Ideologi Punk lewat dunia musik menyebar keseluruh belahan
dunia, termasuk ke Indonesia yang tepatnya tahun 1990 di kota Jakarta dan
Bandung, dengan pernyebaranya yang relatif kecil dan dan baru sebatas mengenal
musiknya, lewat band Punk legendaris seperti Sex Pistol, The Clash, dan lainnya.
Hingga saat ini, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah populasi Punkers
terbesar di dunia, tidak hanya sebatas aliran musiknya saja, namun ideologi, etika
DIY (Do It Yourself), pandangan politis, hingga pada idealis hidupnya dengan
cara berkarya tanpa bergantung pada Negara.1
Hingga masuk pada tahun 1998, perkembangan komunitas Punk di kota
Yogyakarta terjadi. Yogyakarta merupakan kota yang sering menjadi tempat
transit bagi Punkers yang berasal dari luar kota untuk beristirahat sembari mencari
modal dijalanan untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan. Adapun inisiatif
1

(http://www.kompasiana.com/joniwr/komunitas-punk-Indonesia-terbesar-didunia_55180911813311a2689de75e) diunduh pada tanggal 05-08-2016 pukul 02.26 WIB

29


dari para Punkers untuk menyewa bangunan yang dijadikannya sebagai rumah
singgah bersama sekaligus tempat beristirahat para kerabat Punkers dari luar kota.
Perempatan-perempatan jalan besar dan strategis sering kali digunakan oleh para
Punkers untuk nye-treet, seperti didekat Mirota Kampus UGM, perempatan Jalan

Wirobrajan, perempatan Jalan Gondokusuman disebelah toko Grasia, Perempatan
UPN Condong Catur serta perempatan didekat Demangan. Penamaan disetiap
lokasi tersebut digunakan bukan untuk melakukan suatu pembedaan, melainkan
untuk memudahkan identifikasi lokasi yang menjadi tempat nyetreet anak-anak
Punk yang pada dasarnya tetap masih dalam satu scene yang sama dan masih

dalam satu komunitas. Nye-treet atau yang diartikan mereka sebagai hidup
dijalanan merupakan rutinitas yang sering dilakukan oleh Punkers sejak 1998.
Hal tersebut merupakan sarana paling efektif untuk berdiskusi, saling bertukar
informasi ataupun sebagai sarana sosialisasi pergerakan Punk untuk orang yang
tertarik dengan pergerakan Punk namun bukan seorang anggota Punk, dan sarana
publikasi acara musik yang akan diadakan oleh komunitas Punk di daerah
tertentu.2
Kondisi politik yang terjadi pada tahun 1998 semakin memperkuat sisi

perlawanan Punk terhadap rezim otoriter yang terjadi pada orde baru, bukan
hanya dalam bidang seni saja dalam melakukan tindakan resistensi terhadap
system pemerintahan, melainkan lewat serangkaian aksi demonstrasi gabungan
para Punkers dengan relasi mereka seperti mahasiswa, kaum miskin kota, ataupun
LSM-LSM pada kala itu. relasi yang terbangun dengan kelompok-kelompok sipil
sangat dipengaruhi oleh kedekatan Punkers dengan mahasiswa ataupun individuindividu Punkers yang menjadi mahasiswa. Para Punkers Yogyakarta secara aktif
ambil bagian dalam aksi demonstrasi di kota Yogyakarta ataupun ibu kota pada
saat itu, keterlibatan para Punkers dalam melakukan demonstrasi mulai surut
selaras dengan meredanya kondisi politik pasca reformasi yang mulai menunjukan
kestabilan sosial hingga tahun 2004, para Punkers kembali pada rutinitas seperti

2
Pra wawancara dengan Plongo (Punkers yang masih melakukan kegiatan Nye-treet) 3 Febuari 2015 di lampu
merah perempatan UPN jogjakarta

30

aktifitas berbusana dan bertahan hidup dijalan sebagai sebuah ciri khas
pembrontakan mereka lewat karya seni. 3
Tahun 2005 merupakan jaman kejayaan bagi para Punkers Yogyakarta di

mana populasi Punkers bertambah karena banyaknya individu-individu yang
tertarik dan berminat untuk tergabung dalam komunitas Punk, peluang untuk
melakukan rutinitas seperti berbusana Punk dan hidup dijalanan yang sering
mereka lakukan sebagai cara bertahan hidup pun masih terbuka lebar, khususnya
di jalan-jalan besar yang sering dilewati kendaraan. Selain melakukan rutinitas
hidup dijalanan seperti biasanya, Punkers Yogyakarta bersama dengan mahasiswa
pada tahun 2005 melakukan gerakan Food Not Bomb sebagai sebuah wujud protes
non-kekerasan dan bukan amal, yang tiap beberapa bulan gerakan tersebut
diadakan dengan cara membagikan makanan hasil olah sendiri kepada kaum
miskin kota yang tidak terlihat kehadapan public. Dibalik kegiatan tersebut
terkandung unsur

kritikan atas kegagalan system pemerintah yang lebih

mengutamakan pengeluaran dana yang besar untuk penyediaan makanan dan
tempat tinggal bagi anggotanya, dan pendanaan besar terhadap antisipasi perang
seperti penyediaan alat perang, dan lainnya, ditengah-tengah situasi krisis pangan
yang sedang dialami oleh banyaknya masyarakat kelaparan dan kurang mampu.4
Keberadaan dan peluang komunitas tersebut kian dipersulit seiring
pemerintah menetapkan, memberlakukan, serta menciptakan Badan Lembaga

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada tahun 2008 dan mulai mengganas
pada tahun 2010, di mana peran lembaga hanya melakuan penertiban dengan cara
menangkap, menggunduli, memberikan pelatihan kerja umum kepada gepeng
(gelandangan dan pengemis) tanpa memberi dan membukakan lapangan kerja
yang adil.Hal tersebut mendorong beberapa individu-individu Punkers berinisiatif
untuk membuka sebuah kedai dengan cara memanfaatkan tanah kosong yang
sebelumnya hanya terdapat rumah dan pendopo untuk di huni oleh mereka dari
3.

Pra wawancara dengan Plongo (Punkers yang masih melakukan kegiatan Nye-treet) 3 Febuari 2015 di
lampu merah perempatan UPN jogjakarta
4
Pra wawancara dengan Plongo (Punkers yang masih melakukan kegiatan Nye-treet) 12 Febuari 2015 di
lampu merah perempatan UPN jogjakarta

31

sang pemilik tanah yang sekarang. Dahulunya kedai tersebut masih berupa rumah
singgah bagi rekan-rekan Punkers dengan halaman yang cukup luas, pada akhir
tahun 2010 terimplementasikan lah ide-ide “nekat” tanpa pengalaman bisnis dari

mereka untuk membuat suatu usaha dalam bentuk kedai yang sekaligus memberi
ruang kepada mereka dalam mengimplementasikan ekspresi dirinya, sekaligus
menambah

penghasilan,

berdasarkan

pengamatan-pengamatan

lingkungan sekitar yang banyak dihuni mahasiswa.

terhadap

5

Usaha bersama yang dilakukan para Punkers dalam berbisnis kedai
mulanya diawali dari kondisi yang tidak memungkinkan, mereka secara perlahan
bekerjasama dalam mengumpulkan modal lewat serangkaian kegiatan kolektif
seperti berjualan kaos, sablon, emblem, dan mengamen. Meskipun terdapat begitu

banyak resiko dalam proses pengumpulan modal seperti dianggap sampah
masyarakat, di tangkap bahkan mendapat perlakuan tidak manusiawi seperti
dipukul dan dicaci maki dari Satuan Polisi Pamong Praja. Selain dari dalam
kelompok, rekan-rekan Punkers diluar kelompok pun memberikan kontribusi
modal informal. Orang-orang diluar kelompok yang mengerti dan mendukung
mereka dalam membuka usaha, membeli kaos ataupun emblem yang secara
otomatis pembeli tersebut ikut memberikan sumbangsih dalam mengumpulkan
modal.6

5

wawancara dengan Plongo (Punkers pengelola Kedai Keblasuk) pada tanggal 26 juli 2016 di Kedai
Keblasuk
6
wawancara dengan Plongo (Punkers pengelola Kedai Keblasuk) pada tanggal 26 juli 2016 di Kedai lampu
merah perempatan UPN Jogjakarta

32

4.2.


Profil Kedai Keblasuk
Arti dari keblasuk adalah “nyungsep”dan “kesasar’, dimana orang-orang

yang menghuni kedai tersebut sebelumnya merupakan orarng-orang yang bisa
dikatakan tersesat, kehilangan ruang, kehilangan media untuk menyalurkan
perlawanan. Hingga muncul sebuah keinginan bersama lewat perbincanganperbincangan dan musyawarah beberapa individu-individu Punkers untuk
menemukan solusi mengenai keberlanjutan perlawanan, eksistensi, menyalurkan
aspirasi, ide seperti bahasan mengenai keresahan sosial, dan hal-hal yang bersifat
emansipatif lainnya tanpa meninggalkan idealisme hidup Punkers.7
Usaha

Kedai

Keblasuk

merupakan usaha

warung

makan yang

menawarkan sajian berupa makanan dan minuman, namun yang membedakan
kedai tersebut dengan yang lainnya adalah suasana. Konsep suasana yang
ditawarkan kepada konsumen lebih menunjukan sisi-sisi Punk lewat serangkaian
idea-idea yang diimplementasikan menjadi sesuatu hal yang kreatif seperti lagulagu Punk, lukisan dinding ataupun spanduk yang mengarah pada kritik sosial,
dan tentunya para pekerjanya yang semuanya adalah Punkers. Selain sebagai
sebuah tempat usaha, Kedai Keblasuk juga merupakan tempat beristirahat ataupun
tempat nongkrong para Punkers yang sedang singgah.

7

wawancara dengan Cangak (Punkers pengelola Kedai Keblasuk) pada tanggal 24 juli 2016 di Kedai
Keblasuk

33

Adapun beberapa lirik lagu yang sering peneliti dengarkan ketika berada
di Kedai Keblasuk seperti,
1.

Marjinal – Negeri Ngeri

2.
Desa Luka Negara
Jalanan Adalah Sekolah



Lihatlah negeri kita, Yang subur
dan kaya raya, Sawah ladang
terhampar luas, Samudera biru,
Tapi rataplah negeri kita, Yang
tinggal hanyalah cerita, Cerita dan
cerita, terus cerita…(cerita terus)

Intro/reff : Bagi kami kreasi bukan
tradisi, Melainkan harta yang tak
terbeli, Dan bagi kami jalanan
adalah sekolah, Tapi ingat jangan
anggap kami sampah

Reff: Pengangguran merebak luas,
Kemiskinan merajalela, Pedagang
kaki lima tergusur teraniaya,
Bocah-bocah
kecil
merintih,
melangsungkan mimpi di jalanan,
Buruh kerap dihadapi penderitaan,
Dinodai, Dikangkangi, Dikuasai,
Dijajah para penguasa rakus

Banyak
orang
bicara
semaunya,Tentang cara hidup kita,
Tak peduli apa kata mereka, Yang
penting bisa berkarya dan terus,
Berkarya tuk hidupkan dunia,
Dengan seni dan peran budaya,
Bergerak berontak itu biasa, karna
keadilan tak ada, Jangan lihat kami
sebelah mata

Inilah negeri kita, Alamnya kelam
tiada berbintang, Dari derita dan
derita menderita…(derita terus),
Sampai kapankah derita ini (auah), Yang kaya darah dan air mata.
Yang senantiasa mewarnai bumi
pertiwi (Back to Reff)

Teringat semua angan kau katakan,
Tentang kami dan jalanan, Jangan
kau anggap sebagai pelarian, Karna
disini kami tumbuh dan terus,
Berkarya tuk hidupkan dunia,
Dengan seni dan peran budaya,
Bergerak berontak itu biasa, Karna
keadilan tak ada, Jangan lihat kami
sebelah mata (back to reff)

34

Gambar 1
Peta Kedai Keblasuk

Sumber : Cangak
Lokasi Kedai Keblasukyang merupakan tanah dari Bapak Joko dan
diamanatkan kepada para Punkers untuk merawat dan menjaga tanahnya sangat
strategis dan tak jauh dari tempat biasa para Punkers melakukan rutinitas
dijalanan, tepatnya lampu merah perempatan Seturan, UPN. Kedai tersebut berada
disekitaran kawasan pendidikan seperti Universitas Islam Indonesia, Sekolah
Tinggi Manjemen Informatika dan Komputer Yogyakarta, dan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”. serta kawasan padat pemukiman mahasiswa
seperti rumah kos, kontrakan, asrama, dan lainnya.
Kedai Keblasuk sendiri berbeda dengan konsep manajemen kedai lainnya,
Kedai Keblasuk sangat menjunjung tinggikan kemandirian lewat prinsip tanpa
tuan dan tanpa ada yang memerintah, para Punkers yang mengelola Kedai
Keblasuk bergerak atas dasar keinginan dan kesadaranya masing-masing, selama
seorang individu bisa secara bijaksana dan bertanggung jawab terhadap pilihan
pribadi yang tak terlepas dari idealisme Punk itu sendiri. selain itu para Punkers
pun memberlakukan kesepakatan untuk tidak mendapatkan ataupun menerima
gaji secara pribadi lewat usaha kedainya, melainkan hasil dari usaha tersebut

35

ditabung dan lebih digunakan kepada hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan
pengembangan kolektif.8
Adapun aktivitas dan rutinitas yang dilakukan para Punkers pada saat
berada di kedai dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4.1.
Aktivitas Punkers Kedai Keblasuk
NO Gambar

Deskripsi

1

Kedua

gambar

disamping

merupakan aktivitas rutin yang
dilakukan oleh para Punkers yang
bisa bangun lebih awal, untuk
menghabiskan waktu luangnya.

Jika

sudah

karena

jenuh

bersih-bersih

rekan-rekanya

belum

bangun dari tidur, seorang Punkers
akan

melakukan

kegiatan

lain,

seperti bermain bersama hewan
peliharaan

8

Wawancara dengan cangak ( Punkers Pengelola Kedai Keblasuk) Pada tanggal 24 juli 2016 di Kedai
Keblasuk

36

2

Kedua gambar tersebutmerupakan
momen

persiapan

pengolahan

bahan masakan yang dilakukan
bersama-sama di halaman belakang
kedai

sembari

menikmati

minuman.

3

Kedua gambar tersebut merupakan
rutinitas kebersamaan di siang hari
yang dilakukan oleh para Punkers
usai melakukan kegiatan bersihbersih

halaman

dan

memasak

sambil menikmati “minuman keras
pemerkuat solidaritas” menjelang
bukanya kedai pada pukul 16.00
WIB.

37

6

Ketigan

gambar

disamping

merupakan aktivitas yang dilakukan
oleh para Punkers ketika mengelola
kedai, tanpa memandang umur,
jenis

kelamin,

ataupun

latarbelakang, para Punkers bebas
menentukan apapun yang dirasa
bisa ia kerjakan berdasarkan prinsip
D.I.Y (Do it Yourself). Pembagian
pekerjaan ditentukan berdasarkan
keinginan,

kemampuan,

kesepakatan bersama.

38

dan

7

Kedua

gambar

disamping

merupakan karya yang diciptakan
oleh

dalam

Punkers

meintepretasikan

idea

dan

kepdulianya dalam bentuk gambar.
Karya-karya

tersebut

diletakan

tepat di hadapan para pembeli
dengan maksud agar lebih mudah
dilihat dan di pahami oleh para
pembeli.

8

Aktivitas
disamping

pada

ketiga

merupakan

gambar
rutinitas

minum-minum yang dilakuan para
Punkers usai kedai tutup jam 12.00

WIB jika sudah tidak ada lagi
pelanggan kedai yang nongkrong
atau berkunjung.

39

9

Aktivitas pada gambar merupakan
rutinitas

yang

dilakuan

para

Punkers di rumah singgah, seperti

duduk dan minum bersama sambil
bercanda tawa usai bekerja, minum
bersama hingga mereka tertidur
didalam ruangan dilakukan supaya
aktivitas

minum

mengganggu
kedai.

40

mereka

tetangga

tidak

sekitaran