PENERAPAN METODE PRAKTIKUM KONSEP DASAR
Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO), 13 April 2017, Bandung, Indonesia
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM
KONSEP DASAR BIOLOGI
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
1
Ipin Aripin
1
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka
Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418
e-mail : [email protected]
Abstrak. Praktikum sebagai bagian dari kegiatan ilmiah memegang peranan penting dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sebagai pembuktian terhadap teori-teori yang dipelajari
dalam perkuliahan. Seorang calon guru Sekolah Dasar dengan konsentrasi Ilmu Pengetahuan
Alam harus menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam yang
mendukung pembelajaran. Dalam kenyataannya mahasiswa calon guru Sekolah Dasar yang
mengambil konsentrasi Ilmu Pengetahuan Alam di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Universitas Majalengka masih kurang dibekali dengan keterampilan tentang praktikum
maupun keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa proses
perkuliahan dengan metode praktikum dilakukan dengan empat tahapan, yaitu persia pan,
pelaksanaan, penutup dan pelaporan, terdapat peningkatan penguasaan konsep maupun
keterampilan proses sains mahasiswa setelah dilakukan penerapan metode praktikum dalam
perkuliahan. Penerapan metode praktikum dapat dijadikan
sebagai
wahana
untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau mengukur dan keterampilanketerampilan proses lainnya serta pembuktian terhadap konsep dan hukum alam. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains.
Kata Kunci : Praktikum, Penguasaan Konsep, Keterampilan Proses Sains
Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO), 13 April 2017, Bandung, Indonesia
Application of Practical Methods The Basic Concepts
of Biology to Improve Mastery of Concepts
and Science Process Skills
1
Ipin Aripin
1
Departement of Biology Education, Majalengka University
Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418
e-mail : [email protected]
Abstract. Practicum as part of scientific activity play an important role in the learning of Natural
Sciences, as proof of the theories learned in lectures. An aspiring elementary school teacher with a
concentration of Natural Sciences must master the substance and methodology of Natural Sciences
scientific basis that supports learning. In fact, elementary school student teachers who took the
concentration of Natural Science in School Teacher Education Program (PGSD) University
Majalengka still not equipped with the skills of laboratory and science process skills. Based on the
research results can be explained that the lecture with practical methods performed by four stages,
namely preparation, implementation, closing and reporting, there is an increasing mastery of the
concept and the science process skills of students after the application of practical methods in
lectures. The application of practical methods can be used as a vehicle to develop basic skills and
observing or measuring the skills of other processes as well as proof of concept and the laws of
nature. It can be concluded that the application of practical methods effective in improving mastery
of concepts and science process skills.
Keyword : Practical, mastery of concept, science process skills
PENDAHULUAN
Sains atau IPA didefinisikan sebagai
pengetahuan yang sistematis atau tersusun
secara teratur, berlaku umum, dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Sesuai dengan kenyataan bahwa aktivitas
dalam sains selalu berhubungan dengan
percobaan-percobaan yang membutuhkan
keterampilan dan kerajinan (Carin dan Sund
dalam Wahidin, 2006 : 21). Sains merupakan
representasi dari suatu hubungan yang dinamis
yang mencakup tiga faktor utama, yaitu “the
extant body of scientific knowledge, the value
of science, and the methods and processes of
science” (Trowbridge & Bybee,1990).
Biologi sebagai bagian dari sains
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan
dengan berbagai fenomena kehidupan
makhluk hidup pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya
dengan faktor lingkungannya pada dimensi
ruang dan waktu. Hakikat biologi sebagai ilmu
terdiri dari produk dan proses. Produk biologi
terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, hukum
dan postulat yang berkait dengan kehidupan
makhluk hidup beserta interaksinya dengan
lingkungan (Depdiknas, 2003). Selain itu,
sains biologi sebagai proses dan metode adalah
penyelidikan
ilmiah (scientific inquiry
methods) yang didasarkan atas kombinasi
observasi,
eksperimen,
dan
penalaran
(Hyllegard, 1996).
Hal
tersebut
berarti
dalam
pembelajaran biologi tidak cukup hanya
melalui aspek kognitifnya saja, aspek afektif
dan
psikomotorik
mutlak
dilibatkan.
Keterampilan proses sains/IPA meliputi
keterampilan-keterampilan:
mengamati,
menafsirkan
pengamatan,
meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep,
merencanakan
penelitian
dan
berkomunikasi (Dahar, 1996; Vollmer, 2002;
Rustaman, 2005).
Belajar IPA tidak akan terlepas dari
kegiatan praktikum, karena praktikum
merupakan esensi dari pembelajaran konsep
dan proses dalam sains. Praktikum merupakan
kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar
peserta didik mendapat kesempatan untuk
menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun
di luar laboratorium. Praktikum dalam
pembelajaran biologi merupakan metode
yang
efektif
untuk
mencapai tujuan
pembelajaran (Rustaman, 2005:135). Seorang
guru sekolah dasar sebagaimana yang
diterangkan dalam Permen No. 16 tahun 2006
poin 15 menyatakan bahwa seorang guru IPA
“harus menguasai subtansi dan metodologi
dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang mendukung pembelajaran IPA di
SD/MI”. Metode yang paling tepat dalam
pencapaian tujuan tersebut adalah melalui
kegiatan praktikum.
Pentingnya kegiatan praktikum pada
pembelajaran sains khususnya biologi, karena
menyangkut banyak aspek seperti proses,
keterampilan laboratorium dan juga penguasan
konsep. Praktikum merupakan penerapan dari
kerja ilmiah dalam pengajaran. Hasil dari
penerapan metode praktikum selain dapat
meningkatkan penguasaan konsep juga
menumbuhkan keterampilan proses sains.
Metode praktikum
memiliki
beberapa
keunggulan,
diantaranya:
mengurangi
verbalisme
(ceramah)
dalam
proses
pembelajaran, memberi peluang lebih besar
kepada siswa untuk melatih daya nalar,
imajinasi dan berpikir rasional dalam mencari
kebenaran, melatih pembelajar menerapkan
sikap dan metode ilmiah dalam menghadapi
segala persoalan sehingga tidak mudah
percaya terhadap sesuatu yang belum pasti
kebenarannya serta menjadikan pembelajar
lebih aktif berpikir dan berbuat dalam
berusaha mencari kebenaran atau bukti dari
suatu teori yang dipelajarinya (Roestiyah,
2008).
Menurut
Wulandari
(2013:6)
pengembangan keterampilan proses sains
dan penguasaan konsep perlu ditinggkatkan
agar peserta didik lebih memahami konsep
pelajaran dan juga lebih mengoptimalkan
keterampilan dasar tersebut.
Pengembangan penguasaan
konsep
dan keterampilan proses sains peserta didik,
dapat
dilakukan
sekaligus
dengan
menggunakan metode praktikum, karena
pada kegiatan praktikum dapat dikembangkan
keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga
afektif. Pada kegiatan praktikum, peserta
didik dapat melakukan kegiatan mengamati,
menafsirkan
data,
meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, merencanakan
praktikum,
mengkomunikasikan
hasil
praktikum dan mengajukan pertanyaan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Rustaman
dalam Sudargo & Asiah (2009:16) bahwa
praktikum merupakan sarana terbaik untuk
mengembangkan keterampilan proses sains,
karena dalam praktikum pembelajar dilatih
untuk mengembangkan semua inderanya.
Fakta menunjukkan bahwa tidak semua
calon guru SD yang mengambil konsentrasi
pendidikan IPA di PGSD Universitas
Majalengka, ketika SMA dari jurusan IPA,
tetapi ada juga dari konsentrasi IPS. Konsep
dan praktikum IPA tidak bisa hanya dipelajari
dari buku atau teori saja tetapi harus dilatih
melalui kegiatan praktikum, latihan dan
pengamatan langsung pada obyek yang dituju.
Dari latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan pengkajian tentang
dampak dari kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi terhadap pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa
calon guru SD di Prodi PGSD Universitas
Majalengka.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan
desain penelitian yang digunakan adalah One
grouf pretest-posttest design yang diadaptasi
dari (Fraenkel, 2006; Arikunto, 2012;
Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa calon guru pendidikan
sekolah dasar (PGSD) semester IV Universitas
Majalengka tahun akademik 2014/2015.
Teknik sampling yang digunakan dalam
menentukan sampel penelitian adalah cluster
random sampling, yaitu pengambilan sampel
yang dipilih dari beberapa kelompok populasi
secara acak. Setelah dilakukan pengambilan
sampel secara cluster random sampling
diperoleh dua kelas, yaitu kelas VI IPA1
sebanyak 34 mahasiswa sebagai kelas
eksperimen I dan kelas VI IPA 2 sebanyak 34
mahasiswa sebagai kelas eksperimen II, dari
empat kelas semester VI yang mengambil
konsentrasi ilmu pengetahun (IPA) di PGSD
Universitas Majalengka. Instrumen Penelitian
yang digunakan berupa tes, observasi,
penilaian kinerja dan angket.
HASIL PENELITIAN
Mata kuliah Konsep Dasar Biologi
di Program Studi PGSD Universitas
Majalengka dilaksanakan sebanyak 16 kali
pertemua dengan rincian 14 kali pertemuan
tatap muka dan dua kali ujian. Adapun
pelaksanaan praktikum perkuliahan Konsep
Dasar Biologi dilakukan sebanyak 7 kali
praktikum yang dilakukan setelah ujian tengah
semester (UTS).
Secara
umum
pelaksanaan
praktikum Konsep Dasar Biologi di prodi
PGSD Universitas Majalengka dilakukan
melalui empat tahapan yaitu:
1) Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan beberapa
kegiatan antara lain:
- Prelab
Kegiatan ini diinformasikan satu
minggu
sebelum
pelaksanaan
praktikum dimulai, dimana pada tahap
ini mahasiswa dianjurkan untuk
mempelajari modul praktikum dan
mencari serta mencatat prosedur
praktikum yang sama dari referensi
lain. Dalam pelaksanaanya kegiatan ini
mengandalkan kesadaran mahasiswa
sehingga tidak efektif karena dosen
tidak menilai kegiatan ini dan belum
terlaksana dengan baik.
- Pretes
Mahasiswa diberi soal tes yang
berkaitan dengan kegiatan praktikum
yang akan dilakukan kegiatan ini
kurang lebih 5-10 menit, dalam
pelaksanaanya kegiatan ini masih sulit
terlaksana karena waktu kegiatan
praktikum bergilir sehingga waktu
yang tersedia terbatas.
- Pengenalan alat laboratorium dan cara
penggunaannya
- Penjelasan prosedur praktikum
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan praktikum dan
diskusi data hasil praktikum
3) Penutup
- Tanya
jawab
seputar
kegiatan
praktikum
4) Pelaporan
- Penyerahan laporan hasil praktikum
Secara umum peneliti menilai
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
yang dilakukan cukup baik hal ini dapat di
lihat dari indikator kehadiran dan kinerja
praktikum mahasiswa tiap pertemuanya,
dimana
kelas
eksperimen
I
tingkat
kehadirannya 86% dan untuk kelas
eksperimen II rata-rata 92%.
Selanjutnya
untuk
mengetahui
bagaimana
kinerja
mahasiswa
dalam
praktikum dapat di lihat dari tabel berikut:
100%
83%
80%
67%
60%
40%
20%
22%
6% 11%
11%
0%
75%
IPA-2
Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan
Kinerja Praktikum
Berdasarkan Gambar 1 di atas secara
umum penilaian kinerja praktikum secara
keseluruhan untuk kelas eksperimen I maupun
eksperimen II relatif sama baiknya, pada
beberapa aspek seperti atusiasme mahasiswa
dalam praktikum, keaktifan dalam praktikum
dan keterlibatan mahasiswa dalam praktikum
kelas eksperimen I relatif lebih unggul dari
eksperimen II, akan tetapi pada asepk penutup
praktikum hampir semua kelas yang dijadikan
sampel penelitian hanya kurang dari 50% dari
enam kelompok tiap kelas sampel yang
membersihkan kembali peralatan bekas
praktikum dan mengembalikan ke tempat
semula, sisanya membiarkan peralatan bekas
praktikum atau hanya mengumpulkannya di
atas meja praktikum, hal ini menunjukkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap sarana
dan prasarana kegiatan praktikum masih
belum tumbuh sepenuhnya.
Selain kinerja, selama kegiatan
praktikum dilakukan dilakukan penilaian antar
teman (peer assessment) pada praktikum
pembuatan herbarium, adapun penilaian
tersebut dapat dilihat pada gambar grafik ratarata skor penilaian antar teman pada kelas
eksperimen I dan II yang dibadingkan dengan
nilai yang diberikan oleh dosen.
85
84
85
80
75
70
80
78
Rataan
Kelompok
IPA-1
Rataan Dosen
IPA-2
Gambar 2. Diagram Batang Rataan Penilaian
Antar Teman dan Penilaian Dosen pada
Produk Praktikum Herbarium
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat
dilihat bahwa rata-rata penilaian yang
diberikan antar kelompok dan penilaian dosen
perbedaannya tidak lebih dari 10 poin
sehingga dapat disimpulkan antara penilaian
antar teman dan penilaian dosen dapat
diterima. Untuk lebih jelaskan hasil penelitian
dapat dijelaskan berikut.
1. Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar
Biologi
pada
Mahasiswa
PGSD
Universitas Majalengka
Penguasaan konsep pada penelitian
ini dijaring menggunakan tes essay dengan
pretest adalah soal konsep pada UTS dan
postest adalah soal konsep pada UAS, hal ini
digunakan karena pra UTS belum dilakukan
penerapan metode praktikum sedangkan pasca
UTS perkuliahan dipadukan dengan kegiatan
praktikum.
Untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan konsep dan hasil pengujian
statistiknya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut.
Tabel 1. Uji Hipotesis Statistik Penguasaan
Konsep Biologi
Data
Eksperimen
I
Eksperimen
II
Kelas
Asym.
Sig
Pretest
Postest
0,000
Pretest
Postest
0,000
Kesimpulan
Terdapat
peningkatan
signifikan
Terdapat
peningkatan
signifikan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui hasil
analisis uji t terhadap data pretest dan postest
kelas eksperimen I dan eksperimen II
menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa metode
perkuliahan yang diintegrasikan dengan
praktikum dapat meningkatkan penguasaan
konsep.
Dari pengujian N-gain diketahui
peningkatan penguasaan konsep kelas
eksperimen
I
0,66
atau
mengalami
peningkatan dengan kategori sedang, dan pada
kelas Eksperimen II mengalami peningkatan
0,52 juga pada kategori sedang.
2.
Peningkatan
Keterampilan
Proses
Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon
Guru SD Universitas Majalengka
Keterampilan proses sains (KPS) pada
penelitian ini menggunakan instrumen
observasi, dari tujuh praktikum yang dilakukan
hanya enam praktikum yang bisa diamati
karena praktikum perkecambahan biji tidak
dilakukan secara langsung di laboratorium
tetapi praktikumnya dilakukan di rumah
masing-masing yang dilakukan selama satu
minggu. Adapun kategori KPS yang
digunakan adalah sangat baik, baik, cukup dan
kurang, pada diagram ini hanya ditampilkan
kategori baik saja sebagai acuan data yang
paling banyak.
200%
150%
100%
50%
0%
36%
45%
45%
45%
55%
55%
64%
64%
74%
82%
73%
80%
Prak. I Prak. Prak. Prak. Prak. Prak.
II
III
IV
V
VI
Eksperimen I
Eksperimen II
Gambar 5. Diagram Batang Rata-rata
Peningkatan KPS Mahasiswa
Keterangan :
P-1 (praktikum pengamatan sel hewan dan sel
tumbuhan), P-2 (praktikum pengamatan protista), P-3
(pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji), P-4
(praktikum herbarium), P-5 (praktikum fotosintesis), P6 (praktikum uji kandungan bahan makanan).
Berdasarkan Gambar 5 di dapat dilihat
adanya peningkatan KPS mahasiswa dari
pertemuan ke pertemuan. Penerapan metode
praktikum telah membantu peserta didik untuk
terus mengembangkan keterampilan proses
sains dari praktikum ke praktikum berikutnya
semakin terlatih dan baik.
3.
Respon Mahasiswa Calon Guru SD
Universitas
Majalengka
terhadap
Kegiatan Praktikum Konsep Dasar
Biologi
Untuk mengetahui respon mahasiswa
terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi dijaring dengan angket, spesifikasi
dari pertanyaan angket yang diberikan lebih
mengarah pada kegiatan praktikum dan
kendala yang dihadapi mahasiswa dalam
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi, hal
ini penulis lakukan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan terhadap proses kegiatan
praktikum yang sudah dilakukan dan
penyempurnaan terhadap modul praktikum
yang dibuat. Adapun gambaran dari respon
mahasiswa terhadap kegiatan praktikum
Konsep Dasar Biologi sebagai berikut:
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
56%
32%
29%
S. Baik
53%
Baik
Eksperimen I
9%
12%
3%
6%
Cukup Kurang
0%
S.
Kurang
Eksperimen II
Gambar 6. Diagram Batang Respon Mahasiswa
Terhadap Kegiatan Praktikum
Berdasarkan Gambar 6 di atas
diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
tergolong baik, lebih dari setengah responden
memberikan. Kendala utama yang dihadapi
dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi adalah masih kurangnya fasilitas alat
dan bahan laboratorium.
PEMBAHASAN
1. Penerapan
Perkuliahan
Berbasis
Praktikum pada Mata Kuliah Konsep
Dasar Biologi di Prodi Pendidikan
Dasar Universitas Majalengka
Penerapan pembelajaran Konsep Dasar
Biologi di Prodi PGSD Universitas
Majalengka Tahun Akademik 2014-2015
dilakukan sebanyak 7 kali praktikum, ini
didasarkan atas ketersedian alat dan bahan,
waktu dan keterkaitan antara konsep teori yang
dipelajari dengan kegiatan praktikum yang
dilaksanakan. Secara umum teknis dari
pelaksanaan praktikum konsep biologi SD di
PGSD Universitas Majalengka melalui empat
tahapan, yaitu : (1) persiapan, yang terdiri atas
prelab dan pretes; (2) pelaksanaan; (3) penutup
dan
(4)
pelaporan.
Langkah-langkah
praktikum tersebut hampir senada dengan
pendapat dari Joyce dan Weil dalam Amelia
(2009), dimana langkah-langkah praktikum
yang digunakan adalah melalui lima fase, yaitu
: (1) fase orientasi masalah; (2) fase
perumusan masalah; (3) fase melakukan
penyelidikan; (4) fase mengatasi kesulitan; (5)
fase merefleksikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama melakukan perkuliahan
mahsiswa memberikan kesan yang antusian
dan termotivasi dalam kegiatan praktikum
Konsep Dasar Biologi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Slameto (2003:57) bahwa minat dan
motivasi yang tinggi besar pengaruhnya
terhadap belajar, bila bahan pelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar sebaik-baiknya, tetapi jika siswa
memiliki minat maka ia tidak segan-segan
untuk belajar. Pendapat Slameto (2003) ini
diperkuat dengan data kehadiran mahasiswa
yang
tergolong
tinggi
pada
setiap
pertemuannya dimana pada kelas eksperimen I
lebih dari 80% dan kelas eksperimen II lebih
dari 90% padahal biasanya kehadiran
mahasiswa hanya berkisar 70%-80% pada
perkuliahan Konsep Dasar Biologi sebelum
dilakukan pembelajaran praktikum.
Pada kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi juga dilakukan penilaian kinerja
(performance assessment) pada kegiatan
praktikum mahasiswa dengan keseimpulan
lebih dari 75% mahasiswa mengikuti proses
dan prosedur praktikum Konsep Dasar Biologi
sesuai dengan prosedur dan SOP praktikum
yang ada di Universitas Majalengka.
Praktikum Konsep Dasar Biologi juga
dimanfaatkan peneliti untuk melatih dan
membiasakan
mahasiswa
untuk
dapat
memberikan penilaian dan evaluasi terhadap
kegiatan pembelajaran atau produk hasil
pembelajaran. Dalam hal ini dilakukan
penilaian antar teman (peer assessment) untuk
menilai produk praktikum herbarium pada
prakteknya setiap kelompok diberi kesempatan
menilai kelompoknya sendiri dan menilai
kelompok yang lain kemudian nilai tersebut
diimbangi oleh nilai dari dosen, dan hasilnya
cukup memuaskan dimana sebagian besar
mahasiswa memberikan penilaian yang tidak
jauh dari yang diberikan oleh dosen, artinya
kemampuan mahasiswa dalam memberikan
penilaian dengan menggunakan kategori yang
sudah ditentukan relative baik.
2.
Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar
Biologi pada Mahasiswa Calon Guru
SD Universitas Majalengka
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa terdapat peningkatan penguasaan
Konsep Dasar Biologi dengan kategori sedang
baik pada kelas eksperimen I (0,66) maupun
kelas eksperimen II (0,52) antara sebelum
diterapkan pembelajaran berbasis praktikum.
Dari pengujian secara statistik diketahui tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
penguasaan konsep kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II, ini menunjukan bahwa
penerapan
metode
praktikum
efektif
memberikan pengalaman lebih dalam proses
belajar peserta didik.
Dari hasil penelitian Sudargo (2009)
menunjukkan bahwa pembelajaran biologi
berbasis praktikum dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep, berpikir
kritis dan KPS siswa SMA. Dalam kegiatan
praktikum semua aspek ranah belajar
dilibatkan sehingga aspek pengetahuan, sikap
dan keterampilan peserta didik juga dapat
dilatih melalui kegiatan praktikum. Zainuddin
dalam Wulandari (2013:4)
menyatakan
bahwa kegunaan praktikum dalam proses
pembelajaran, yaitu 1) melatih keterampilanketerampilan yang dibutuhkan oleh siswa, 2)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipunyai sebelumnya secara
nyata dalam praktik.
Penerapan
pembelajaran
Biologi
berbasis praktikum membuat peserta didik
menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran sehingga konsep yang didapat
akan lebih mudah diingat serta membantu
dalam melatih keterampilan-keterampilan
peserta didik. Hal yang terpenting lainnya
yaitu dengan pembelajaran ini, penyampaian
materi menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan. Berdasarkan uraian tersebut,
pembelajaran berbasis praktikum dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dan
pengusaan konsep siswa. Pengembangan
keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep perlu dilakukan agar siswa lebih
memahami konsep pelajaran dan juga lebih
mengoptimalkan keterampilan dasar tersebut
(Wulandari, 2013:7). Secara tidak langsung,
dengan meningkatkannya keterampilan proses
sains maka penguasaan konsep siswa juga
dapat meningkat.
3.
Peningkatan
Keterampilan
Proses
Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon
Guru SD Universitas Majalengka
Berdasarkan hasil observasi terhadap
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
diketahui bahwa terdapat peningkatan KPS
mahasiswa dari satu praktikum ke praktikum
berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
kegiatan praktikum sangat penting dalam
pengembangan keterampilan proses sains
peserta didik. Menurut Wiyanto dalam
Wulandari (2013) praktikum
dalam
pembelajaran
sains
memiliki
peranan
penting. Peranan tersebut diantaranya, yang
pertama adalah sebagai wahana untuk
mengembangkan
keterampilan
dasar
mengamati
atau
mengukur
dan
keterampilan-keterampilan proses lainnya,
seperti mencatat data, membuat tabel,
membuat grafik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, berkomunikasi, bekerjasama
dalam tim. Kedua, praktikum juga dapat
dijadikan
sebagai wahana
untuk
membuktikan konsep atau hukum-hukum
alam sehingga dapat lebih memperjelas
konsep yang telah dibahas sebelumnya.
Ketiga, praktikum dapat dijadikan sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan
berfikir melalui proses pemecahan masalah
dalam rangka peserta didik menemukan
konsep sendiri. Peran yang paling tinggi
tingkatannya dibandingkan peran-peran yang
lainnya adalah peran ketiga, yaitu laboratorium
untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
karena hal itu berarti laboratorium telah
dijadikan sebagai wahana untuk learning
how to learn.
IPA bukanlah sekedar kumpulan
konsep dan pengetahuan tetapi juga proses
bagaimana konsep dan pengetahuan tersebut
diperoleh. Konsep merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak suatu objek. Melalui konsep,
diharapkan akan dapat menyederhanakan
pemikiran dengan menggunakan satu istilah.
Berdasarkan hasil penelitian, praktikum
dalam mata kuliah Konsep Dasar Biologi yang
menjadi
perlakuan
dalam
proses
pembelajaran IPA, dapat melatih kemampuan
untuk penguasaan materi atau konsep biologi,
selain itu peserta didik
mampu untuk
mengamati suatu objek dan mengetahui
hukum sebab akibat pada variable-variabel
masalah sains, dan mampu menyimpulkan
hasil praktikum
dalam setiap pembelajaran
biologi yang disampaikan dengan suasana
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
4.
Respon Mahasiswa Calon Guru SD
Universitas
Majalengka
terhadap
Kegiatan Praktikum Konsep Dasar
Biologi
Kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi mendapat apresiasi yang positif dari
mahasiswa, sebagian besar mahasiswa menilai
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
dilakukan dengan baik. Hanya saja ada
beberapa hal yang kedepannya harus
diperbaiki dan disempurnakan terutama dalam
hal ketersediaan alat dan bahan praktikum,
keran air yang sering mati serta tidak adanya
laboran IPA yang membantu dosen dalam
menyiapkan alat dan bahan praktikum.
Beberapa kesulitan yang dihadapi
dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi, berdasarkan hasil responsi mahasiswa
selain masih kurangnya sarana dan prasarana
praktikum seperti jumlah mikroskop serta alatalat laboratorium yang lain, keluhan lainnya
adalah kurangnya
fasilitas
pendukung
praktikum seperti buku biologi sebagai
referensi
dalam
penyusunan
laporan
praktikum, waktu praktikum yang terbatas dan
perbandingan ketersediaan alat dan jumlah
mahasiswa yang tidak seimbang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
pada
Bab
IV,
penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan praktikum Konsep Dasar
Biologi teknis dari pelaksanaan praktikum
konsep biologi SD di PGSD Universitas
Majalengka melalui empat tahapan, yaitu :
persiapan, pelaksanaan; penutup dan
pelaporan.
2. Terdapat peningkatan penguasaan Konsep
Dasar Biologi, sebelum dan sesudah
digunakan metode praktikum. Pada kelas
eksperimen I diperoleh peningkatan N-gain
dengan kategori 0,66 (kategori sedang), dan
pada kelas eksperimen II diperoleh
peningkatan 0,52 (kategori sedang).
3. Terdapat peningkatan keterampilan proses
sains (KPS) pada kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II dengan rentang
kategori sangat baik dan baik.
4. Respon mahasiswa terhadap kegiatan
praktikum Konsep Dasar Biologi tergolong
tinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis sampaikan kepada
LPPM Universitas Majalengka yang telah
memberikan sokongan dana pada penelitian
ini. Dekan Fapendasmen Ibu Titien Sukartini
yang telah mendukung dan memfasilitasi
dalam penelitian bagi dosen-dosen di
lingkungan Fapendasmen khusunya Prodi
Pendidikan Biologi Universitas Majalengka.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia,
(2009). Peranan Pembelajaran
Biologi Berbasis Praktikum dengan
Menerapkan Peer Assessment pada
Konsep
Hama
dan
Penyakit
Tumbuhan
untuk
Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah Siswa SMP . Tesis SPs
UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian
”Suatu
Pendekatan
Praktek”. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar .
Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Pedoman
Khusus
Pengembangan
Silabus dan Penilaian. Mata pelajaran
biologi. Kurikulum 2004 Departemen
pendidikan
Nasional.
Jakarta
:
Depdiknas
Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di
Indonesia Berdasarkan Hasil PISA.
Tersedia di www.kemdikbud.go.id/
main/blog/peringkat-dan-capaian-pisaindonesia-mengalami-peningkatan
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Florentina. (2005).
Studi Pengaruh
Pembelajaran Menggunakan Praktikum
Skala Mikro Terhadap Hasil Belajar
Siswa . Prosiding
Seminar Nasional
Pendidikan IPA 2005.
Fraenkel, J.C, and Wallen, N.E. (2006). How
to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill,
inc.
Hake,
Richard.
(1999).
Anazyng
Change/Gaoin Score. Dept of Physic.
Indiana
University,
USA.
http,//www.physic.indiana.edu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
(2015). KBBI. Tersedia secara online di
: http// kbbi.web.id/
Kurniati,
Tuti.
(2001).
Pembelajaran
Pendekatan
Keterampilan
Proses
Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa . Tesis PPs UPI.
Bandung: Tidak diterbitkan. [tersedia
di digital Liblary UPI]
Leslie W. Trowbridge, Rodger W. Bybee.
(1990). Becoming a Secondary School
Science Teacher . Merrill Publishing
Company. Ohio
Meltzer, D.E. (2002). Normalized Learning
Gain.
[online].
Tersedia:
http://ojps.aip.org/jp/
Rahman, Taufik. (2008). Profil Kemampuan
Generik
Perencanaan
Percobaan
Calon Guru Hasil Pembelajaran
Berbasis Kemampuan Generik Pada
Praktikum
Fisiologi Tumbuhan.
Disertasi PPs UPI Bandung : Tidak
Diterbitkan. [tersedia di digital Liblary
UPI]
Hyllegard, Randy Dale P. & Mood, James R.
Morrow. (1996). Interpreting Research
in Sport and Exercise Science.
Mishawaka : C.V. Mosby
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru, Karya wan, dan Peneliti
Pemula . Bandung : Alfabeta
file.upi.edu/Direktori/HIBAH_KOMPE
TITIF.
Sudjana, Nana. (2001). Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru
Algensido Offset.
Sugiyono.
(2013).
Metode
Penelitian
Kuntitatif Kulaitatif dan R & D .
Bandung: Alfabeta
Susanti, R. (2013). Pengaruh Penerapan
Pembelajaran berbasis Masalah pada
Praktikum Fotosintesis dan Respirasi
untuk Meningkatkan
Kemampuan
Generik Sains Mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Unsri. Jurnal online
tersedia
http
://di
eprints.unsri.ac.id/3247/1 di akses
pada Rabu {28/07/2015}
Trianto.
(2010).
Model
Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Uyanto, S. (2006). Pedoman Analisis Data
dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang : UM Press
Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung : Sangga
Buana
Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar
Mengjar . Jakarta: Rineke Cipta
Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar
Fisika . Malang: JICA.
Pratiwi, dkk. (2014). Pengaruh Penggunaan
Metode Praktikum dengan Model
Jigsaw terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa . Jurnal online tersedia
http//
download.portalgaruda.org/article.PE
NGARUH%20PENGGUNA
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudargo, F. & Asiah, S. Soesy. (2009).
Pembelajaran Biologi Berbasis
Praktikum untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Keterampilan Proses Siswa SMA.
Tersedia di :
Wulandari,
dkk.
(2013).
Penerapan
Pembelajaran Berbasis Praktikum
untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Penguasaan Konsep
Siswa Kelas XI IPA1 di SMA
Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal
online tersedia di http:// jurnalonline.um.ac.id/.../artikel7387AA530C
F0AEA29146
PENERAPAN METODE PRAKTIKUM
KONSEP DASAR BIOLOGI
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
1
Ipin Aripin
1
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka
Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418
e-mail : [email protected]
Abstrak. Praktikum sebagai bagian dari kegiatan ilmiah memegang peranan penting dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sebagai pembuktian terhadap teori-teori yang dipelajari
dalam perkuliahan. Seorang calon guru Sekolah Dasar dengan konsentrasi Ilmu Pengetahuan
Alam harus menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam yang
mendukung pembelajaran. Dalam kenyataannya mahasiswa calon guru Sekolah Dasar yang
mengambil konsentrasi Ilmu Pengetahuan Alam di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) Universitas Majalengka masih kurang dibekali dengan keterampilan tentang praktikum
maupun keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa proses
perkuliahan dengan metode praktikum dilakukan dengan empat tahapan, yaitu persia pan,
pelaksanaan, penutup dan pelaporan, terdapat peningkatan penguasaan konsep maupun
keterampilan proses sains mahasiswa setelah dilakukan penerapan metode praktikum dalam
perkuliahan. Penerapan metode praktikum dapat dijadikan
sebagai
wahana
untuk
mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau mengukur dan keterampilanketerampilan proses lainnya serta pembuktian terhadap konsep dan hukum alam. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode praktikum efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep
dan keterampilan proses sains.
Kata Kunci : Praktikum, Penguasaan Konsep, Keterampilan Proses Sains
Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO), 13 April 2017, Bandung, Indonesia
Application of Practical Methods The Basic Concepts
of Biology to Improve Mastery of Concepts
and Science Process Skills
1
Ipin Aripin
1
Departement of Biology Education, Majalengka University
Jln. KH. Abdul Halim No. 103 Telp./Fak (0233) 281496 Majalengka, 45418
e-mail : [email protected]
Abstract. Practicum as part of scientific activity play an important role in the learning of Natural
Sciences, as proof of the theories learned in lectures. An aspiring elementary school teacher with a
concentration of Natural Sciences must master the substance and methodology of Natural Sciences
scientific basis that supports learning. In fact, elementary school student teachers who took the
concentration of Natural Science in School Teacher Education Program (PGSD) University
Majalengka still not equipped with the skills of laboratory and science process skills. Based on the
research results can be explained that the lecture with practical methods performed by four stages,
namely preparation, implementation, closing and reporting, there is an increasing mastery of the
concept and the science process skills of students after the application of practical methods in
lectures. The application of practical methods can be used as a vehicle to develop basic skills and
observing or measuring the skills of other processes as well as proof of concept and the laws of
nature. It can be concluded that the application of practical methods effective in improving mastery
of concepts and science process skills.
Keyword : Practical, mastery of concept, science process skills
PENDAHULUAN
Sains atau IPA didefinisikan sebagai
pengetahuan yang sistematis atau tersusun
secara teratur, berlaku umum, dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Sesuai dengan kenyataan bahwa aktivitas
dalam sains selalu berhubungan dengan
percobaan-percobaan yang membutuhkan
keterampilan dan kerajinan (Carin dan Sund
dalam Wahidin, 2006 : 21). Sains merupakan
representasi dari suatu hubungan yang dinamis
yang mencakup tiga faktor utama, yaitu “the
extant body of scientific knowledge, the value
of science, and the methods and processes of
science” (Trowbridge & Bybee,1990).
Biologi sebagai bagian dari sains
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan
dengan berbagai fenomena kehidupan
makhluk hidup pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya
dengan faktor lingkungannya pada dimensi
ruang dan waktu. Hakikat biologi sebagai ilmu
terdiri dari produk dan proses. Produk biologi
terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, hukum
dan postulat yang berkait dengan kehidupan
makhluk hidup beserta interaksinya dengan
lingkungan (Depdiknas, 2003). Selain itu,
sains biologi sebagai proses dan metode adalah
penyelidikan
ilmiah (scientific inquiry
methods) yang didasarkan atas kombinasi
observasi,
eksperimen,
dan
penalaran
(Hyllegard, 1996).
Hal
tersebut
berarti
dalam
pembelajaran biologi tidak cukup hanya
melalui aspek kognitifnya saja, aspek afektif
dan
psikomotorik
mutlak
dilibatkan.
Keterampilan proses sains/IPA meliputi
keterampilan-keterampilan:
mengamati,
menafsirkan
pengamatan,
meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep,
merencanakan
penelitian
dan
berkomunikasi (Dahar, 1996; Vollmer, 2002;
Rustaman, 2005).
Belajar IPA tidak akan terlepas dari
kegiatan praktikum, karena praktikum
merupakan esensi dari pembelajaran konsep
dan proses dalam sains. Praktikum merupakan
kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar
peserta didik mendapat kesempatan untuk
menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun
di luar laboratorium. Praktikum dalam
pembelajaran biologi merupakan metode
yang
efektif
untuk
mencapai tujuan
pembelajaran (Rustaman, 2005:135). Seorang
guru sekolah dasar sebagaimana yang
diterangkan dalam Permen No. 16 tahun 2006
poin 15 menyatakan bahwa seorang guru IPA
“harus menguasai subtansi dan metodologi
dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang mendukung pembelajaran IPA di
SD/MI”. Metode yang paling tepat dalam
pencapaian tujuan tersebut adalah melalui
kegiatan praktikum.
Pentingnya kegiatan praktikum pada
pembelajaran sains khususnya biologi, karena
menyangkut banyak aspek seperti proses,
keterampilan laboratorium dan juga penguasan
konsep. Praktikum merupakan penerapan dari
kerja ilmiah dalam pengajaran. Hasil dari
penerapan metode praktikum selain dapat
meningkatkan penguasaan konsep juga
menumbuhkan keterampilan proses sains.
Metode praktikum
memiliki
beberapa
keunggulan,
diantaranya:
mengurangi
verbalisme
(ceramah)
dalam
proses
pembelajaran, memberi peluang lebih besar
kepada siswa untuk melatih daya nalar,
imajinasi dan berpikir rasional dalam mencari
kebenaran, melatih pembelajar menerapkan
sikap dan metode ilmiah dalam menghadapi
segala persoalan sehingga tidak mudah
percaya terhadap sesuatu yang belum pasti
kebenarannya serta menjadikan pembelajar
lebih aktif berpikir dan berbuat dalam
berusaha mencari kebenaran atau bukti dari
suatu teori yang dipelajarinya (Roestiyah,
2008).
Menurut
Wulandari
(2013:6)
pengembangan keterampilan proses sains
dan penguasaan konsep perlu ditinggkatkan
agar peserta didik lebih memahami konsep
pelajaran dan juga lebih mengoptimalkan
keterampilan dasar tersebut.
Pengembangan penguasaan
konsep
dan keterampilan proses sains peserta didik,
dapat
dilakukan
sekaligus
dengan
menggunakan metode praktikum, karena
pada kegiatan praktikum dapat dikembangkan
keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga
afektif. Pada kegiatan praktikum, peserta
didik dapat melakukan kegiatan mengamati,
menafsirkan
data,
meramalkan,
menggunakan alat dan bahan, merencanakan
praktikum,
mengkomunikasikan
hasil
praktikum dan mengajukan pertanyaan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Rustaman
dalam Sudargo & Asiah (2009:16) bahwa
praktikum merupakan sarana terbaik untuk
mengembangkan keterampilan proses sains,
karena dalam praktikum pembelajar dilatih
untuk mengembangkan semua inderanya.
Fakta menunjukkan bahwa tidak semua
calon guru SD yang mengambil konsentrasi
pendidikan IPA di PGSD Universitas
Majalengka, ketika SMA dari jurusan IPA,
tetapi ada juga dari konsentrasi IPS. Konsep
dan praktikum IPA tidak bisa hanya dipelajari
dari buku atau teori saja tetapi harus dilatih
melalui kegiatan praktikum, latihan dan
pengamatan langsung pada obyek yang dituju.
Dari latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan pengkajian tentang
dampak dari kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi terhadap pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa
calon guru SD di Prodi PGSD Universitas
Majalengka.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan
desain penelitian yang digunakan adalah One
grouf pretest-posttest design yang diadaptasi
dari (Fraenkel, 2006; Arikunto, 2012;
Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa calon guru pendidikan
sekolah dasar (PGSD) semester IV Universitas
Majalengka tahun akademik 2014/2015.
Teknik sampling yang digunakan dalam
menentukan sampel penelitian adalah cluster
random sampling, yaitu pengambilan sampel
yang dipilih dari beberapa kelompok populasi
secara acak. Setelah dilakukan pengambilan
sampel secara cluster random sampling
diperoleh dua kelas, yaitu kelas VI IPA1
sebanyak 34 mahasiswa sebagai kelas
eksperimen I dan kelas VI IPA 2 sebanyak 34
mahasiswa sebagai kelas eksperimen II, dari
empat kelas semester VI yang mengambil
konsentrasi ilmu pengetahun (IPA) di PGSD
Universitas Majalengka. Instrumen Penelitian
yang digunakan berupa tes, observasi,
penilaian kinerja dan angket.
HASIL PENELITIAN
Mata kuliah Konsep Dasar Biologi
di Program Studi PGSD Universitas
Majalengka dilaksanakan sebanyak 16 kali
pertemua dengan rincian 14 kali pertemuan
tatap muka dan dua kali ujian. Adapun
pelaksanaan praktikum perkuliahan Konsep
Dasar Biologi dilakukan sebanyak 7 kali
praktikum yang dilakukan setelah ujian tengah
semester (UTS).
Secara
umum
pelaksanaan
praktikum Konsep Dasar Biologi di prodi
PGSD Universitas Majalengka dilakukan
melalui empat tahapan yaitu:
1) Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan beberapa
kegiatan antara lain:
- Prelab
Kegiatan ini diinformasikan satu
minggu
sebelum
pelaksanaan
praktikum dimulai, dimana pada tahap
ini mahasiswa dianjurkan untuk
mempelajari modul praktikum dan
mencari serta mencatat prosedur
praktikum yang sama dari referensi
lain. Dalam pelaksanaanya kegiatan ini
mengandalkan kesadaran mahasiswa
sehingga tidak efektif karena dosen
tidak menilai kegiatan ini dan belum
terlaksana dengan baik.
- Pretes
Mahasiswa diberi soal tes yang
berkaitan dengan kegiatan praktikum
yang akan dilakukan kegiatan ini
kurang lebih 5-10 menit, dalam
pelaksanaanya kegiatan ini masih sulit
terlaksana karena waktu kegiatan
praktikum bergilir sehingga waktu
yang tersedia terbatas.
- Pengenalan alat laboratorium dan cara
penggunaannya
- Penjelasan prosedur praktikum
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan praktikum dan
diskusi data hasil praktikum
3) Penutup
- Tanya
jawab
seputar
kegiatan
praktikum
4) Pelaporan
- Penyerahan laporan hasil praktikum
Secara umum peneliti menilai
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
yang dilakukan cukup baik hal ini dapat di
lihat dari indikator kehadiran dan kinerja
praktikum mahasiswa tiap pertemuanya,
dimana
kelas
eksperimen
I
tingkat
kehadirannya 86% dan untuk kelas
eksperimen II rata-rata 92%.
Selanjutnya
untuk
mengetahui
bagaimana
kinerja
mahasiswa
dalam
praktikum dapat di lihat dari tabel berikut:
100%
83%
80%
67%
60%
40%
20%
22%
6% 11%
11%
0%
75%
IPA-2
Gambar 1. Diagram Batang Perbandingan
Kinerja Praktikum
Berdasarkan Gambar 1 di atas secara
umum penilaian kinerja praktikum secara
keseluruhan untuk kelas eksperimen I maupun
eksperimen II relatif sama baiknya, pada
beberapa aspek seperti atusiasme mahasiswa
dalam praktikum, keaktifan dalam praktikum
dan keterlibatan mahasiswa dalam praktikum
kelas eksperimen I relatif lebih unggul dari
eksperimen II, akan tetapi pada asepk penutup
praktikum hampir semua kelas yang dijadikan
sampel penelitian hanya kurang dari 50% dari
enam kelompok tiap kelas sampel yang
membersihkan kembali peralatan bekas
praktikum dan mengembalikan ke tempat
semula, sisanya membiarkan peralatan bekas
praktikum atau hanya mengumpulkannya di
atas meja praktikum, hal ini menunjukkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap sarana
dan prasarana kegiatan praktikum masih
belum tumbuh sepenuhnya.
Selain kinerja, selama kegiatan
praktikum dilakukan dilakukan penilaian antar
teman (peer assessment) pada praktikum
pembuatan herbarium, adapun penilaian
tersebut dapat dilihat pada gambar grafik ratarata skor penilaian antar teman pada kelas
eksperimen I dan II yang dibadingkan dengan
nilai yang diberikan oleh dosen.
85
84
85
80
75
70
80
78
Rataan
Kelompok
IPA-1
Rataan Dosen
IPA-2
Gambar 2. Diagram Batang Rataan Penilaian
Antar Teman dan Penilaian Dosen pada
Produk Praktikum Herbarium
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat
dilihat bahwa rata-rata penilaian yang
diberikan antar kelompok dan penilaian dosen
perbedaannya tidak lebih dari 10 poin
sehingga dapat disimpulkan antara penilaian
antar teman dan penilaian dosen dapat
diterima. Untuk lebih jelaskan hasil penelitian
dapat dijelaskan berikut.
1. Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar
Biologi
pada
Mahasiswa
PGSD
Universitas Majalengka
Penguasaan konsep pada penelitian
ini dijaring menggunakan tes essay dengan
pretest adalah soal konsep pada UTS dan
postest adalah soal konsep pada UAS, hal ini
digunakan karena pra UTS belum dilakukan
penerapan metode praktikum sedangkan pasca
UTS perkuliahan dipadukan dengan kegiatan
praktikum.
Untuk
mengetahui
tingkat
penguasaan konsep dan hasil pengujian
statistiknya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut.
Tabel 1. Uji Hipotesis Statistik Penguasaan
Konsep Biologi
Data
Eksperimen
I
Eksperimen
II
Kelas
Asym.
Sig
Pretest
Postest
0,000
Pretest
Postest
0,000
Kesimpulan
Terdapat
peningkatan
signifikan
Terdapat
peningkatan
signifikan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui hasil
analisis uji t terhadap data pretest dan postest
kelas eksperimen I dan eksperimen II
menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa metode
perkuliahan yang diintegrasikan dengan
praktikum dapat meningkatkan penguasaan
konsep.
Dari pengujian N-gain diketahui
peningkatan penguasaan konsep kelas
eksperimen
I
0,66
atau
mengalami
peningkatan dengan kategori sedang, dan pada
kelas Eksperimen II mengalami peningkatan
0,52 juga pada kategori sedang.
2.
Peningkatan
Keterampilan
Proses
Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon
Guru SD Universitas Majalengka
Keterampilan proses sains (KPS) pada
penelitian ini menggunakan instrumen
observasi, dari tujuh praktikum yang dilakukan
hanya enam praktikum yang bisa diamati
karena praktikum perkecambahan biji tidak
dilakukan secara langsung di laboratorium
tetapi praktikumnya dilakukan di rumah
masing-masing yang dilakukan selama satu
minggu. Adapun kategori KPS yang
digunakan adalah sangat baik, baik, cukup dan
kurang, pada diagram ini hanya ditampilkan
kategori baik saja sebagai acuan data yang
paling banyak.
200%
150%
100%
50%
0%
36%
45%
45%
45%
55%
55%
64%
64%
74%
82%
73%
80%
Prak. I Prak. Prak. Prak. Prak. Prak.
II
III
IV
V
VI
Eksperimen I
Eksperimen II
Gambar 5. Diagram Batang Rata-rata
Peningkatan KPS Mahasiswa
Keterangan :
P-1 (praktikum pengamatan sel hewan dan sel
tumbuhan), P-2 (praktikum pengamatan protista), P-3
(pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji), P-4
(praktikum herbarium), P-5 (praktikum fotosintesis), P6 (praktikum uji kandungan bahan makanan).
Berdasarkan Gambar 5 di dapat dilihat
adanya peningkatan KPS mahasiswa dari
pertemuan ke pertemuan. Penerapan metode
praktikum telah membantu peserta didik untuk
terus mengembangkan keterampilan proses
sains dari praktikum ke praktikum berikutnya
semakin terlatih dan baik.
3.
Respon Mahasiswa Calon Guru SD
Universitas
Majalengka
terhadap
Kegiatan Praktikum Konsep Dasar
Biologi
Untuk mengetahui respon mahasiswa
terhadap kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi dijaring dengan angket, spesifikasi
dari pertanyaan angket yang diberikan lebih
mengarah pada kegiatan praktikum dan
kendala yang dihadapi mahasiswa dalam
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi, hal
ini penulis lakukan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan terhadap proses kegiatan
praktikum yang sudah dilakukan dan
penyempurnaan terhadap modul praktikum
yang dibuat. Adapun gambaran dari respon
mahasiswa terhadap kegiatan praktikum
Konsep Dasar Biologi sebagai berikut:
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
56%
32%
29%
S. Baik
53%
Baik
Eksperimen I
9%
12%
3%
6%
Cukup Kurang
0%
S.
Kurang
Eksperimen II
Gambar 6. Diagram Batang Respon Mahasiswa
Terhadap Kegiatan Praktikum
Berdasarkan Gambar 6 di atas
diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
tergolong baik, lebih dari setengah responden
memberikan. Kendala utama yang dihadapi
dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi adalah masih kurangnya fasilitas alat
dan bahan laboratorium.
PEMBAHASAN
1. Penerapan
Perkuliahan
Berbasis
Praktikum pada Mata Kuliah Konsep
Dasar Biologi di Prodi Pendidikan
Dasar Universitas Majalengka
Penerapan pembelajaran Konsep Dasar
Biologi di Prodi PGSD Universitas
Majalengka Tahun Akademik 2014-2015
dilakukan sebanyak 7 kali praktikum, ini
didasarkan atas ketersedian alat dan bahan,
waktu dan keterkaitan antara konsep teori yang
dipelajari dengan kegiatan praktikum yang
dilaksanakan. Secara umum teknis dari
pelaksanaan praktikum konsep biologi SD di
PGSD Universitas Majalengka melalui empat
tahapan, yaitu : (1) persiapan, yang terdiri atas
prelab dan pretes; (2) pelaksanaan; (3) penutup
dan
(4)
pelaporan.
Langkah-langkah
praktikum tersebut hampir senada dengan
pendapat dari Joyce dan Weil dalam Amelia
(2009), dimana langkah-langkah praktikum
yang digunakan adalah melalui lima fase, yaitu
: (1) fase orientasi masalah; (2) fase
perumusan masalah; (3) fase melakukan
penyelidikan; (4) fase mengatasi kesulitan; (5)
fase merefleksikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama melakukan perkuliahan
mahsiswa memberikan kesan yang antusian
dan termotivasi dalam kegiatan praktikum
Konsep Dasar Biologi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Slameto (2003:57) bahwa minat dan
motivasi yang tinggi besar pengaruhnya
terhadap belajar, bila bahan pelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar sebaik-baiknya, tetapi jika siswa
memiliki minat maka ia tidak segan-segan
untuk belajar. Pendapat Slameto (2003) ini
diperkuat dengan data kehadiran mahasiswa
yang
tergolong
tinggi
pada
setiap
pertemuannya dimana pada kelas eksperimen I
lebih dari 80% dan kelas eksperimen II lebih
dari 90% padahal biasanya kehadiran
mahasiswa hanya berkisar 70%-80% pada
perkuliahan Konsep Dasar Biologi sebelum
dilakukan pembelajaran praktikum.
Pada kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi juga dilakukan penilaian kinerja
(performance assessment) pada kegiatan
praktikum mahasiswa dengan keseimpulan
lebih dari 75% mahasiswa mengikuti proses
dan prosedur praktikum Konsep Dasar Biologi
sesuai dengan prosedur dan SOP praktikum
yang ada di Universitas Majalengka.
Praktikum Konsep Dasar Biologi juga
dimanfaatkan peneliti untuk melatih dan
membiasakan
mahasiswa
untuk
dapat
memberikan penilaian dan evaluasi terhadap
kegiatan pembelajaran atau produk hasil
pembelajaran. Dalam hal ini dilakukan
penilaian antar teman (peer assessment) untuk
menilai produk praktikum herbarium pada
prakteknya setiap kelompok diberi kesempatan
menilai kelompoknya sendiri dan menilai
kelompok yang lain kemudian nilai tersebut
diimbangi oleh nilai dari dosen, dan hasilnya
cukup memuaskan dimana sebagian besar
mahasiswa memberikan penilaian yang tidak
jauh dari yang diberikan oleh dosen, artinya
kemampuan mahasiswa dalam memberikan
penilaian dengan menggunakan kategori yang
sudah ditentukan relative baik.
2.
Peningkatan Penguasaan Konsep Dasar
Biologi pada Mahasiswa Calon Guru
SD Universitas Majalengka
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa terdapat peningkatan penguasaan
Konsep Dasar Biologi dengan kategori sedang
baik pada kelas eksperimen I (0,66) maupun
kelas eksperimen II (0,52) antara sebelum
diterapkan pembelajaran berbasis praktikum.
Dari pengujian secara statistik diketahui tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
penguasaan konsep kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II, ini menunjukan bahwa
penerapan
metode
praktikum
efektif
memberikan pengalaman lebih dalam proses
belajar peserta didik.
Dari hasil penelitian Sudargo (2009)
menunjukkan bahwa pembelajaran biologi
berbasis praktikum dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep, berpikir
kritis dan KPS siswa SMA. Dalam kegiatan
praktikum semua aspek ranah belajar
dilibatkan sehingga aspek pengetahuan, sikap
dan keterampilan peserta didik juga dapat
dilatih melalui kegiatan praktikum. Zainuddin
dalam Wulandari (2013:4)
menyatakan
bahwa kegunaan praktikum dalam proses
pembelajaran, yaitu 1) melatih keterampilanketerampilan yang dibutuhkan oleh siswa, 2)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipunyai sebelumnya secara
nyata dalam praktik.
Penerapan
pembelajaran
Biologi
berbasis praktikum membuat peserta didik
menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran sehingga konsep yang didapat
akan lebih mudah diingat serta membantu
dalam melatih keterampilan-keterampilan
peserta didik. Hal yang terpenting lainnya
yaitu dengan pembelajaran ini, penyampaian
materi menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan. Berdasarkan uraian tersebut,
pembelajaran berbasis praktikum dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dan
pengusaan konsep siswa. Pengembangan
keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep perlu dilakukan agar siswa lebih
memahami konsep pelajaran dan juga lebih
mengoptimalkan keterampilan dasar tersebut
(Wulandari, 2013:7). Secara tidak langsung,
dengan meningkatkannya keterampilan proses
sains maka penguasaan konsep siswa juga
dapat meningkat.
3.
Peningkatan
Keterampilan
Proses
Sains (KPS) pada Mahasiswa Calon
Guru SD Universitas Majalengka
Berdasarkan hasil observasi terhadap
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
diketahui bahwa terdapat peningkatan KPS
mahasiswa dari satu praktikum ke praktikum
berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
kegiatan praktikum sangat penting dalam
pengembangan keterampilan proses sains
peserta didik. Menurut Wiyanto dalam
Wulandari (2013) praktikum
dalam
pembelajaran
sains
memiliki
peranan
penting. Peranan tersebut diantaranya, yang
pertama adalah sebagai wahana untuk
mengembangkan
keterampilan
dasar
mengamati
atau
mengukur
dan
keterampilan-keterampilan proses lainnya,
seperti mencatat data, membuat tabel,
membuat grafik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, berkomunikasi, bekerjasama
dalam tim. Kedua, praktikum juga dapat
dijadikan
sebagai wahana
untuk
membuktikan konsep atau hukum-hukum
alam sehingga dapat lebih memperjelas
konsep yang telah dibahas sebelumnya.
Ketiga, praktikum dapat dijadikan sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan
berfikir melalui proses pemecahan masalah
dalam rangka peserta didik menemukan
konsep sendiri. Peran yang paling tinggi
tingkatannya dibandingkan peran-peran yang
lainnya adalah peran ketiga, yaitu laboratorium
untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
karena hal itu berarti laboratorium telah
dijadikan sebagai wahana untuk learning
how to learn.
IPA bukanlah sekedar kumpulan
konsep dan pengetahuan tetapi juga proses
bagaimana konsep dan pengetahuan tersebut
diperoleh. Konsep merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak suatu objek. Melalui konsep,
diharapkan akan dapat menyederhanakan
pemikiran dengan menggunakan satu istilah.
Berdasarkan hasil penelitian, praktikum
dalam mata kuliah Konsep Dasar Biologi yang
menjadi
perlakuan
dalam
proses
pembelajaran IPA, dapat melatih kemampuan
untuk penguasaan materi atau konsep biologi,
selain itu peserta didik
mampu untuk
mengamati suatu objek dan mengetahui
hukum sebab akibat pada variable-variabel
masalah sains, dan mampu menyimpulkan
hasil praktikum
dalam setiap pembelajaran
biologi yang disampaikan dengan suasana
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
4.
Respon Mahasiswa Calon Guru SD
Universitas
Majalengka
terhadap
Kegiatan Praktikum Konsep Dasar
Biologi
Kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi mendapat apresiasi yang positif dari
mahasiswa, sebagian besar mahasiswa menilai
kegiatan praktikum Konsep Dasar Biologi
dilakukan dengan baik. Hanya saja ada
beberapa hal yang kedepannya harus
diperbaiki dan disempurnakan terutama dalam
hal ketersediaan alat dan bahan praktikum,
keran air yang sering mati serta tidak adanya
laboran IPA yang membantu dosen dalam
menyiapkan alat dan bahan praktikum.
Beberapa kesulitan yang dihadapi
dalam kegiatan praktikum Konsep Dasar
Biologi, berdasarkan hasil responsi mahasiswa
selain masih kurangnya sarana dan prasarana
praktikum seperti jumlah mikroskop serta alatalat laboratorium yang lain, keluhan lainnya
adalah kurangnya
fasilitas
pendukung
praktikum seperti buku biologi sebagai
referensi
dalam
penyusunan
laporan
praktikum, waktu praktikum yang terbatas dan
perbandingan ketersediaan alat dan jumlah
mahasiswa yang tidak seimbang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
pada
Bab
IV,
penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan praktikum Konsep Dasar
Biologi teknis dari pelaksanaan praktikum
konsep biologi SD di PGSD Universitas
Majalengka melalui empat tahapan, yaitu :
persiapan, pelaksanaan; penutup dan
pelaporan.
2. Terdapat peningkatan penguasaan Konsep
Dasar Biologi, sebelum dan sesudah
digunakan metode praktikum. Pada kelas
eksperimen I diperoleh peningkatan N-gain
dengan kategori 0,66 (kategori sedang), dan
pada kelas eksperimen II diperoleh
peningkatan 0,52 (kategori sedang).
3. Terdapat peningkatan keterampilan proses
sains (KPS) pada kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II dengan rentang
kategori sangat baik dan baik.
4. Respon mahasiswa terhadap kegiatan
praktikum Konsep Dasar Biologi tergolong
tinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis sampaikan kepada
LPPM Universitas Majalengka yang telah
memberikan sokongan dana pada penelitian
ini. Dekan Fapendasmen Ibu Titien Sukartini
yang telah mendukung dan memfasilitasi
dalam penelitian bagi dosen-dosen di
lingkungan Fapendasmen khusunya Prodi
Pendidikan Biologi Universitas Majalengka.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia,
(2009). Peranan Pembelajaran
Biologi Berbasis Praktikum dengan
Menerapkan Peer Assessment pada
Konsep
Hama
dan
Penyakit
Tumbuhan
untuk
Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah Siswa SMP . Tesis SPs
UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian
”Suatu
Pendekatan
Praktek”. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar .
Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Pedoman
Khusus
Pengembangan
Silabus dan Penilaian. Mata pelajaran
biologi. Kurikulum 2004 Departemen
pendidikan
Nasional.
Jakarta
:
Depdiknas
Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di
Indonesia Berdasarkan Hasil PISA.
Tersedia di www.kemdikbud.go.id/
main/blog/peringkat-dan-capaian-pisaindonesia-mengalami-peningkatan
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Florentina. (2005).
Studi Pengaruh
Pembelajaran Menggunakan Praktikum
Skala Mikro Terhadap Hasil Belajar
Siswa . Prosiding
Seminar Nasional
Pendidikan IPA 2005.
Fraenkel, J.C, and Wallen, N.E. (2006). How
to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill,
inc.
Hake,
Richard.
(1999).
Anazyng
Change/Gaoin Score. Dept of Physic.
Indiana
University,
USA.
http,//www.physic.indiana.edu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
(2015). KBBI. Tersedia secara online di
: http// kbbi.web.id/
Kurniati,
Tuti.
(2001).
Pembelajaran
Pendekatan
Keterampilan
Proses
Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa . Tesis PPs UPI.
Bandung: Tidak diterbitkan. [tersedia
di digital Liblary UPI]
Leslie W. Trowbridge, Rodger W. Bybee.
(1990). Becoming a Secondary School
Science Teacher . Merrill Publishing
Company. Ohio
Meltzer, D.E. (2002). Normalized Learning
Gain.
[online].
Tersedia:
http://ojps.aip.org/jp/
Rahman, Taufik. (2008). Profil Kemampuan
Generik
Perencanaan
Percobaan
Calon Guru Hasil Pembelajaran
Berbasis Kemampuan Generik Pada
Praktikum
Fisiologi Tumbuhan.
Disertasi PPs UPI Bandung : Tidak
Diterbitkan. [tersedia di digital Liblary
UPI]
Hyllegard, Randy Dale P. & Mood, James R.
Morrow. (1996). Interpreting Research
in Sport and Exercise Science.
Mishawaka : C.V. Mosby
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru, Karya wan, dan Peneliti
Pemula . Bandung : Alfabeta
file.upi.edu/Direktori/HIBAH_KOMPE
TITIF.
Sudjana, Nana. (2001). Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru
Algensido Offset.
Sugiyono.
(2013).
Metode
Penelitian
Kuntitatif Kulaitatif dan R & D .
Bandung: Alfabeta
Susanti, R. (2013). Pengaruh Penerapan
Pembelajaran berbasis Masalah pada
Praktikum Fotosintesis dan Respirasi
untuk Meningkatkan
Kemampuan
Generik Sains Mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Unsri. Jurnal online
tersedia
http
://di
eprints.unsri.ac.id/3247/1 di akses
pada Rabu {28/07/2015}
Trianto.
(2010).
Model
Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Uyanto, S. (2006). Pedoman Analisis Data
dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang : UM Press
Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung : Sangga
Buana
Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar
Mengjar . Jakarta: Rineke Cipta
Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar
Fisika . Malang: JICA.
Pratiwi, dkk. (2014). Pengaruh Penggunaan
Metode Praktikum dengan Model
Jigsaw terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa . Jurnal online tersedia
http//
download.portalgaruda.org/article.PE
NGARUH%20PENGGUNA
Winkel. (2009). Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudargo, F. & Asiah, S. Soesy. (2009).
Pembelajaran Biologi Berbasis
Praktikum untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Keterampilan Proses Siswa SMA.
Tersedia di :
Wulandari,
dkk.
(2013).
Penerapan
Pembelajaran Berbasis Praktikum
untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains dan Penguasaan Konsep
Siswa Kelas XI IPA1 di SMA
Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal
online tersedia di http:// jurnalonline.um.ac.id/.../artikel7387AA530C
F0AEA29146