Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Jkn Di Puskesmas Pancur Batu Tahun 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang di tandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh Republik Indonesia.
Visi yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut di rumuskan
sebagai Indonesia sehat 2015.
Millennium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah paket yang
dibentuk dari kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia sehat 2015. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390/100.000 kelahiran hidup
tahun 1991 menjadi 334/100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 307/100.000
kelahiran hidup, tahun 2005 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, tahun 2010 sebesar
125/100.000 kelahiran hidup. Saat ini status kesehatan ibu di dunia masih jauh dari
harapan, ditandai masih tingginya AKI, tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI
melonjak. Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKI tercatat mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup. Dalam hal ini, pemerintah yang sebelumnya berusaha akan
1
Universitas Sumatera Utara
menurunkan AKI hingga 108/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sesuai
dengan target MDGs (Kemenkes RI, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku ilmu kebidanan
(Sarwono, 2012) kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari
tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebabsebab kematian dapat terjadi secara langsung di sebabkan oleh komplikasi-komplikasi
kehamilan, persalinan, nifas dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung.
Program pembangunan di bidang kesehatan yang di upayakan pemerintah dalam
meningkatkan mutu kesehatan serta dengan kesehatan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan kesehatan mulai dari pengadaan tenaga medis yang profesional.
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan
di Indonesia. Berbagai upaya telah di lakukan untuk mereduksi AKI di Indonesia.
Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, Kementerian Kesehatan menetapkan 5
strategi operasional yaitu: 1. penguatan puskesmas dan jaringannya, 2. penguatan
manajemen program dan sistem rujukannya, 3. Meningkatkan peran serta masyarakat,
4. kerjasama dan kemitraan, 5. kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011, penelitian
dan pengembangan inovasi yang terkoordinir (Kemenkes RI, 2010).
Tingginya AKI di Indonesia terkait dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan serta
keterbatasan jangkauan pelayanan Antenatal Care (ANC) di sebabkan kondisi
geografis, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC
Universitas Sumatera Utara
pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi. Ibu hamil di
anjurkan untuk melakukan kunjungan ANC ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal
sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke
II, dan dua kali pada trimester III (Pudiastuti, 2012).
Target pencapaian MDGs Tahun 2015 dalam menurunkan AKI dan AKB
serta meningkatkan kesehatan Ibu, menjadi prioritas utama dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia. Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya mengatasi
masalah dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya mendekatkan jangkauan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberi Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) seperti Jaminan Persalinan (JAMPERSAL), Jaminan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS), sedangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang terdiri atas
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenaga kerjaan.
JKN diselengarkan oleh BPJS kesehatan yang implementasinya dimulai 1
Januari 2014. Secara operasional, pelaksana JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan.
Untuk mendukung pelaksanaan tersebut, Kementerian Kesehatan memberikan
prioritas kepada jaminan kesehatan dalam reformasi kesehatan. Kementerian
Kesehatan telah mengupayakan suatu regulasi berupa peraturan menteri, yang akan
Universitas Sumatera Utara
menjadi payung hukum untuk mengatur antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan
kesehatan tingkat pertama, dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Dalam
hal ini JKN mempunyai manfaat asuransi kesehatan nasional yaitu pertama
memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi terjangkau. Kedua, asuransi
kesehatan sosial menerapkan prinsip kendali biaya dan mutu (peserta bisa
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan terkendali).
Ketiga, asuransi kesehatan sosial menjamin sustainabilitas (kepastian pembiayaan
pelayanan kesehatan yang berkelanjutan) dan Keempat, asuransi kesehatan sosial
memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh
sebab itu, untuk melindungi seluruh warga, kepesertaan asuransi kesehatan
sosial/JKN wajib dan target pencapaian JKN paling lambat tahun 2019 seluruh
Indonesia sudah menjadi peserta.
JKN yang dimaksud untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan
kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan dan
pelayanan bayi baru lahir. Dengan demikian, Kehadiran JKN diharapkan dapat
mengurangi terjadinya 3T (Tiga Terlambat: Terlambat mengenal tanda bahaya dan
mengambil
keputusan,
Terlambat
mencapai
fasilitas
kesehatan,
Terlambat
mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan) dan 4T (Empat Terlalu: Terlalu
muda punya anak < 20 tahun, Terlalu banyak melahirkan > 3 anak, Terlalu rapat jarak
melahirkan < 2 tahun,Terlalu tua untuk mempunyai anak > 35 tahun)
tersebut
sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian kesehatan di masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Sampai saat ini tingginya AKI di Sumatera Utara masih merupakan masalah
prioritas di bidang kesehatan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BkkbN) Sumatera Utara AKI dapat dilihat dari berdasarkan laporan dari
Profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara Kab/Kota AKI maternal yang dilaporkan di
Sumatera Utara tahun 2010 sebesar 268/100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 sebesar
249/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012 sebesar 106/100.000 kelahiran hidup
dan pada tahun 2013 sebesar 268/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi
maka AKI tidak mengalami penurunan sampai tahun 2013. Dalam hal ini penyebab
AKI menggambarkan status kesehatan / gizi ibu selama hamil yang rendah, kondisi
wanita pada umumnya, kondisi lingkungan dan masih rendahnya perilaku
menggunakan pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan
menyusui.
Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten yang berada di Provinsi
Sumatera Utara. Sudah seharusnya Kabupaten Deli Serdang memiliki berbagai
kemajuan pelayanan kesehatan di bandingkan daerah lain di Sumatera Utara, Salah
satunya adalah pelayanan kesehatan antenatal.
Pelayanan antenatal diberikan di puskesmas-puskesmas yang tersebar di
Indonesia. Saat ini dalam pelaksanaannya, puskesmas menghadapi banyak masalah.
Sejalan dengan otonomi daerah, puskesmas diupayakan direvitalisasi, antara lain
lewat keputusan Menteri Kesehatan. Puskesmas dalam memberikan pelayanan
antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan
oleh pemerintah menjadi 7T standar. Standar minimal ibu hamil 7T tersebut yaitu
Universitas Sumatera Utara
timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes penyakit menular seksual serta temuwicara
dalam rangka persiapan rujukan.
Puskesmas Pancur Batu sebagai pelayanan kesehatan di Kabupaten Deli
Serdang yang melaksanakan pelayanan JKN yang berdiri sejak pada bulan Januari
tahun 2014. Berdasarkan data Puskesmas Pancur Batu menunjukan bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil mulai dari bulan Januari sampai Desember 2014, secara rinci
dan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Pancur Batu
Januari-Desember Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Sumber : Puskesmas Pancur Batu, 2014
Ibu Hamil
Non JKN
236
213
253
255
261
265
253
228
249
299
292
364
3168
Ibu Hamil JKN
12
11
15
18
16
23
29
32
26
22
30
30
264
Kunjungan ibu hamil di Puskesmas Pancur Batu, ibu hamil yang
memanfaatkan JKN sebanyak 264 orang dan non JKN sebanyak 3168 orang
sedangkan yang memiliki JKN sebanyak 2916 orang, yang di peroleh dari 5 PUSTU,
Universitas Sumatera Utara
9 POSKESDES dan 7 POLINDES. Target pencapaian kunjungan ibu hamil sebesar
3557 dan target pencapaian yang memanfaatkan JKN sebesar 15,768 orang di
Puskesmas Pancur Batu. Dalam hal ini dapat di lihat bahwa ibu hamil yang berada di
Puskesmas Pancur Batu masih rendahnya target pencapaian melakukan kunjungan
ibu hamil khususnya dalam memanfaatkan JKN yang telah disediakan di Puskesmas
pada tahun 2014.
Peneliti melakukan survei awal dengan mewawancarai 30 informan pada
bulan Desember, dari hasil wawancara yang dilakukan terdapat 10 informan yang
memanfaatkan JKN pada saat melakukan kunjungan kehamilan dan sebanyak 20
informan yang tidak memanfaatkan JKN. Alasannya jarak dari Puskesmas ke tempat
tinggal terlalu jauh dan membutuhkan biaya dan informan juga mengatakan bahwa
peralatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di PUSTU/POSKESDES kurang
lengkap sehingga informan tidak melakukan kunjungan kehamilan dalam
memanfaatkan JKN hanya di Puskesmas inti saja. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kesadaran ibu-ibu untuk memeriksakan kesehatanya, dalam hal ini yang terkait
dengan memanfaatkan JKN pada kunjungan pemeriksaan kehamilan masih rendah
melakukan kunjungan Ibu hamil sebagian besar tidak memanfaatkan JKN.
Karakteristik dan motivasi yang berpengaruh dengan pemanfaatan JKN di
Puskesmas Pancur Batu. Hasil penelitian Agnes (2005) menyatakan bahwa
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan
antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Deli Serdang tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dijelaskan bahwa adanya pengaruh karakteristik dan motivasi ibu hamil
untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya dengan memanfaatkan JKN untuk
mengetahui tanda-tanda bahaya yang sering dijumpai pada ibu hamil, seperti
melakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari awal kehamilan sampai akhir dari
kehamilan atau konsultasi ke pelayanan kesehatan yang disediakan di Puskesmas
Pancur Batu.
Karakteristik dan motivasi
kesehatan masyarakat merupakan faktor yang
sangat berpengaruh dengan kualitas kesehatan masyarakat. Motivasi kesehatan
ditentukan atau dipengaruhi oleh seseorang terhadap suatu penyakit atau masalah
kesehatan yang dihadapi. Konsep Herzberg mengacu kepada teori motivasi terbagi
menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik (internal) dan motivasi ekstrinsik
(eksternal). Sementara Anderson (1974) menggambarkan model pemanfaatan
pelayanan kesehatan yang berupa determinan yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan, dimana pada model ini terdapat tiga kategori utama dalam
pelayanan kesehatan yakni: karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung,
karakteristik kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut
Pengaruh karakteristik dan motivasi ibu hamil terhadap pemanfaatan JKN di
Puskesmas Pancur Batu tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi masalah
pada penilitian ini adalah: rendahnya pemanfaatan JKN Ibu Hamil di Puskesmas
Pancur Batu. Maka diharapkan kepada ibu hamil agar lebih memanfaatkan JKN yang
berada di Puskesmas Pancur Batu sebagai sarana pelayanan kesehatan.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis Pengaruh Karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan) dan Motivasi Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan JKN di Puskesmas
Pancur Batu tahun 2015.
1.4. Hipotesis
Adanya
Pengaruh
Karakteristik
dan
Motivasi
Ibu
Hamil
terhadap
Pemanfaatan JKN di Puskesmas Pancur Batu Tahun 2015.
1.5.
1.
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk meningkatkan sosialisasi pada Ibu
hamil untuk memanfaatkan JKN.
2.
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan agar melakukan sosialisasi dan
promosi tentang perlunya pemanfaatan JKN pada Ibu hamil
3.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang di tandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh Republik Indonesia.
Visi yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut di rumuskan
sebagai Indonesia sehat 2015.
Millennium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah paket yang
dibentuk dari kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia sehat 2015. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390/100.000 kelahiran hidup
tahun 1991 menjadi 334/100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 307/100.000
kelahiran hidup, tahun 2005 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, tahun 2010 sebesar
125/100.000 kelahiran hidup. Saat ini status kesehatan ibu di dunia masih jauh dari
harapan, ditandai masih tingginya AKI, tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI
melonjak. Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKI tercatat mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup. Dalam hal ini, pemerintah yang sebelumnya berusaha akan
1
Universitas Sumatera Utara
menurunkan AKI hingga 108/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sesuai
dengan target MDGs (Kemenkes RI, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku ilmu kebidanan
(Sarwono, 2012) kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari
tuanya kehamilan dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebabsebab kematian dapat terjadi secara langsung di sebabkan oleh komplikasi-komplikasi
kehamilan, persalinan, nifas dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung.
Program pembangunan di bidang kesehatan yang di upayakan pemerintah dalam
meningkatkan mutu kesehatan serta dengan kesehatan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan kesehatan mulai dari pengadaan tenaga medis yang profesional.
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan
di Indonesia. Berbagai upaya telah di lakukan untuk mereduksi AKI di Indonesia.
Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, Kementerian Kesehatan menetapkan 5
strategi operasional yaitu: 1. penguatan puskesmas dan jaringannya, 2. penguatan
manajemen program dan sistem rujukannya, 3. Meningkatkan peran serta masyarakat,
4. kerjasama dan kemitraan, 5. kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011, penelitian
dan pengembangan inovasi yang terkoordinir (Kemenkes RI, 2010).
Tingginya AKI di Indonesia terkait dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan serta
keterbatasan jangkauan pelayanan Antenatal Care (ANC) di sebabkan kondisi
geografis, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC
Universitas Sumatera Utara
pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi. Ibu hamil di
anjurkan untuk melakukan kunjungan ANC ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal
sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke
II, dan dua kali pada trimester III (Pudiastuti, 2012).
Target pencapaian MDGs Tahun 2015 dalam menurunkan AKI dan AKB
serta meningkatkan kesehatan Ibu, menjadi prioritas utama dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia. Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya mengatasi
masalah dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya mendekatkan jangkauan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberi Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) seperti Jaminan Persalinan (JAMPERSAL), Jaminan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS), sedangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang terdiri atas
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenaga kerjaan.
JKN diselengarkan oleh BPJS kesehatan yang implementasinya dimulai 1
Januari 2014. Secara operasional, pelaksana JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan.
Untuk mendukung pelaksanaan tersebut, Kementerian Kesehatan memberikan
prioritas kepada jaminan kesehatan dalam reformasi kesehatan. Kementerian
Kesehatan telah mengupayakan suatu regulasi berupa peraturan menteri, yang akan
Universitas Sumatera Utara
menjadi payung hukum untuk mengatur antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan
kesehatan tingkat pertama, dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Dalam
hal ini JKN mempunyai manfaat asuransi kesehatan nasional yaitu pertama
memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi terjangkau. Kedua, asuransi
kesehatan sosial menerapkan prinsip kendali biaya dan mutu (peserta bisa
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan terkendali).
Ketiga, asuransi kesehatan sosial menjamin sustainabilitas (kepastian pembiayaan
pelayanan kesehatan yang berkelanjutan) dan Keempat, asuransi kesehatan sosial
memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh
sebab itu, untuk melindungi seluruh warga, kepesertaan asuransi kesehatan
sosial/JKN wajib dan target pencapaian JKN paling lambat tahun 2019 seluruh
Indonesia sudah menjadi peserta.
JKN yang dimaksud untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan
kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan dan
pelayanan bayi baru lahir. Dengan demikian, Kehadiran JKN diharapkan dapat
mengurangi terjadinya 3T (Tiga Terlambat: Terlambat mengenal tanda bahaya dan
mengambil
keputusan,
Terlambat
mencapai
fasilitas
kesehatan,
Terlambat
mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan) dan 4T (Empat Terlalu: Terlalu
muda punya anak < 20 tahun, Terlalu banyak melahirkan > 3 anak, Terlalu rapat jarak
melahirkan < 2 tahun,Terlalu tua untuk mempunyai anak > 35 tahun)
tersebut
sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian kesehatan di masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Sampai saat ini tingginya AKI di Sumatera Utara masih merupakan masalah
prioritas di bidang kesehatan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BkkbN) Sumatera Utara AKI dapat dilihat dari berdasarkan laporan dari
Profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara Kab/Kota AKI maternal yang dilaporkan di
Sumatera Utara tahun 2010 sebesar 268/100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 sebesar
249/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012 sebesar 106/100.000 kelahiran hidup
dan pada tahun 2013 sebesar 268/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi
maka AKI tidak mengalami penurunan sampai tahun 2013. Dalam hal ini penyebab
AKI menggambarkan status kesehatan / gizi ibu selama hamil yang rendah, kondisi
wanita pada umumnya, kondisi lingkungan dan masih rendahnya perilaku
menggunakan pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan
menyusui.
Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten yang berada di Provinsi
Sumatera Utara. Sudah seharusnya Kabupaten Deli Serdang memiliki berbagai
kemajuan pelayanan kesehatan di bandingkan daerah lain di Sumatera Utara, Salah
satunya adalah pelayanan kesehatan antenatal.
Pelayanan antenatal diberikan di puskesmas-puskesmas yang tersebar di
Indonesia. Saat ini dalam pelaksanaannya, puskesmas menghadapi banyak masalah.
Sejalan dengan otonomi daerah, puskesmas diupayakan direvitalisasi, antara lain
lewat keputusan Menteri Kesehatan. Puskesmas dalam memberikan pelayanan
antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan
oleh pemerintah menjadi 7T standar. Standar minimal ibu hamil 7T tersebut yaitu
Universitas Sumatera Utara
timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes penyakit menular seksual serta temuwicara
dalam rangka persiapan rujukan.
Puskesmas Pancur Batu sebagai pelayanan kesehatan di Kabupaten Deli
Serdang yang melaksanakan pelayanan JKN yang berdiri sejak pada bulan Januari
tahun 2014. Berdasarkan data Puskesmas Pancur Batu menunjukan bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil mulai dari bulan Januari sampai Desember 2014, secara rinci
dan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Pancur Batu
Januari-Desember Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Sumber : Puskesmas Pancur Batu, 2014
Ibu Hamil
Non JKN
236
213
253
255
261
265
253
228
249
299
292
364
3168
Ibu Hamil JKN
12
11
15
18
16
23
29
32
26
22
30
30
264
Kunjungan ibu hamil di Puskesmas Pancur Batu, ibu hamil yang
memanfaatkan JKN sebanyak 264 orang dan non JKN sebanyak 3168 orang
sedangkan yang memiliki JKN sebanyak 2916 orang, yang di peroleh dari 5 PUSTU,
Universitas Sumatera Utara
9 POSKESDES dan 7 POLINDES. Target pencapaian kunjungan ibu hamil sebesar
3557 dan target pencapaian yang memanfaatkan JKN sebesar 15,768 orang di
Puskesmas Pancur Batu. Dalam hal ini dapat di lihat bahwa ibu hamil yang berada di
Puskesmas Pancur Batu masih rendahnya target pencapaian melakukan kunjungan
ibu hamil khususnya dalam memanfaatkan JKN yang telah disediakan di Puskesmas
pada tahun 2014.
Peneliti melakukan survei awal dengan mewawancarai 30 informan pada
bulan Desember, dari hasil wawancara yang dilakukan terdapat 10 informan yang
memanfaatkan JKN pada saat melakukan kunjungan kehamilan dan sebanyak 20
informan yang tidak memanfaatkan JKN. Alasannya jarak dari Puskesmas ke tempat
tinggal terlalu jauh dan membutuhkan biaya dan informan juga mengatakan bahwa
peralatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di PUSTU/POSKESDES kurang
lengkap sehingga informan tidak melakukan kunjungan kehamilan dalam
memanfaatkan JKN hanya di Puskesmas inti saja. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kesadaran ibu-ibu untuk memeriksakan kesehatanya, dalam hal ini yang terkait
dengan memanfaatkan JKN pada kunjungan pemeriksaan kehamilan masih rendah
melakukan kunjungan Ibu hamil sebagian besar tidak memanfaatkan JKN.
Karakteristik dan motivasi yang berpengaruh dengan pemanfaatan JKN di
Puskesmas Pancur Batu. Hasil penelitian Agnes (2005) menyatakan bahwa
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan
antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Deli Serdang tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dijelaskan bahwa adanya pengaruh karakteristik dan motivasi ibu hamil
untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya dengan memanfaatkan JKN untuk
mengetahui tanda-tanda bahaya yang sering dijumpai pada ibu hamil, seperti
melakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari awal kehamilan sampai akhir dari
kehamilan atau konsultasi ke pelayanan kesehatan yang disediakan di Puskesmas
Pancur Batu.
Karakteristik dan motivasi
kesehatan masyarakat merupakan faktor yang
sangat berpengaruh dengan kualitas kesehatan masyarakat. Motivasi kesehatan
ditentukan atau dipengaruhi oleh seseorang terhadap suatu penyakit atau masalah
kesehatan yang dihadapi. Konsep Herzberg mengacu kepada teori motivasi terbagi
menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik (internal) dan motivasi ekstrinsik
(eksternal). Sementara Anderson (1974) menggambarkan model pemanfaatan
pelayanan kesehatan yang berupa determinan yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan, dimana pada model ini terdapat tiga kategori utama dalam
pelayanan kesehatan yakni: karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung,
karakteristik kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut
Pengaruh karakteristik dan motivasi ibu hamil terhadap pemanfaatan JKN di
Puskesmas Pancur Batu tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi masalah
pada penilitian ini adalah: rendahnya pemanfaatan JKN Ibu Hamil di Puskesmas
Pancur Batu. Maka diharapkan kepada ibu hamil agar lebih memanfaatkan JKN yang
berada di Puskesmas Pancur Batu sebagai sarana pelayanan kesehatan.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis Pengaruh Karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan) dan Motivasi Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan JKN di Puskesmas
Pancur Batu tahun 2015.
1.4. Hipotesis
Adanya
Pengaruh
Karakteristik
dan
Motivasi
Ibu
Hamil
terhadap
Pemanfaatan JKN di Puskesmas Pancur Batu Tahun 2015.
1.5.
1.
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk meningkatkan sosialisasi pada Ibu
hamil untuk memanfaatkan JKN.
2.
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan agar melakukan sosialisasi dan
promosi tentang perlunya pemanfaatan JKN pada Ibu hamil
3.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara