Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya bagi sebuah perusahaan yang go publik harga saham
perusahaan menjadi patokan dari keberhasilan kinerja keuangan perusahaan.
Harga saham yang tinggi menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap
kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi
antara penjual dan pembeli di bursa efek yang akan bergerak sesuai dengan
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tersebut. Pada saat
ini banyak perusahaan maupun perorangan yang tertarik terhadap investasi dalam
bentuk saham. Saham merupakan salah satu modal bagi perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Seorang investor sebelum melakukan investasi
dalam saham, harus memastikan terlebih dahulu bahwa investasi tersebut adalah
tepat. Seorang investor harus menilai dari berbagai alternatif yang akan
memberikan pengembalian positif pada masa yang akan datang.
Begitu pentingnya saham sehingga saham dijadikan simbol keuangan
perusahaan yang memegang peranan penting dalam menentukan kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Krisis global yang
terjadi menyebabkan banyak perusahaan mengalami ketidakstabilan keuangan dan
berimbas pada harga saham. Banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar
karena tidak mampu lagi mengatasi dampak krisis yang terjadi.


1
Universitas Sumatera Utara

Dalam artikel (bisnis liputan6.com 31 agustus) berjudul “sektor saham
ini mengalami penurunan terbesar sepanjang tahun 2015” menjelaskan
perusahaan pemegang merek Louis Vuitton, LVMH, sahamnya melemah 20,7%.
Saham Hermes minus 18,1%. Saham Burberry anjlok 30,2%. Lalu, saham
Ferragamo turun di level 24,7%. Dari artikel tersebut dapat dilihat bahwa
perusahaan yang mengalami penurunan saham adalah perusahaan yang ternama
yang seharusnya perusahaan tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
dari investor.
Dalam artikel (CNN Indonesia rabu 23/09/2015) yang berjudul
“manufaktur China negatif, IHSG dan Rupiah Lanjutkan pelemahan”
memaparkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi
signifikan mengikuti pelemahan bursa regional menyusul buruknya data ekonomi
China. Indeks turun sebesar 99 poin atau 2,29% ke level 4.244 setelah bergerak di
antara 4239 - 4308 pada rabu 23/9.
Sementara itu di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar
94 poin atau 0.65% menjadi Rp 14.646 per dolar AS, setelah berfluktuasi di

kisaran Rp 14.577 - Rp 14.730 per dolar AS. Edwin sebayang mengatakan “ kalau
menurut saya mungkin ini sudah komplikasi. Kita dapat data dari China bahwa
kinerja manufaktur turun paling rendah dalam 6,5 tahun terakhir. Jauh lebih buruk
dari perkiraan berdampak kepada Indonesia yang mengekspor komoditas”
ujarnya.

2
Universitas Sumatera Utara

Pelemahan bursa saham, kata Edwin merupakan dampak rembetan dari
kejatuhan rupiah yang terkena asentimen regional. Tren pelemahan rupiah yang
terus mendekati level Rp 15.000 per dolar AS cukup mengejutkan karena lebih
cepat dari perkiraan. Fenomena ini membuat kinerja saham-saham unggulan
mengalami kontraksi yang pada gilirannya membuat IHSG tertekan.
Dari Asia, mayoritas indeks saham terkoreksi. Kondisi itu ditunjukkan
oleh Indeks kospi di Korsel yang melemah sebesar 1,89%. Indeks hang seng di
Hong Kong yang terkoreksi sebesar 2,26% dan indeks straits times di Singapura
yang turun sebesar 0,56%. Ada banyak faktor penentu harga saham suatu
perusahaan. Bagi investor, informasi mengenai kebijakan dividen, leverage dan
likuiditas menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dalam pengambilan

keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang
mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Wujud kinerja manajemen perusahaan yang diharapkan
investor adalah return yang dapat dinikmati. Return saham ada dua, yaitu capital
gain dan dividen. Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana
harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan
bagian keuntungan yang diberikan kepada investor berdasarkan return saham
yang diperoleh perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan
berapa besar bagian dari laba bersih yang menjadi laba yang ditahan. Kebijakan
dividen dalam penelitian ini diproksikan melalui Dividen Payout Ratio (DPR).
Dalam artikel (okezone.com selasa 8 september 2015) yang berjudul
“bahayanya likuiditas yang bisa picu krisis ekonomi baru” memaparkan masalah
3
Universitas Sumatera Utara

rentannya likuiditas sangat berpotensi memicu terjadinya krisis keuangan global.
Oleh karena itu peneliti tertarik menggunakan likuiditas sebagai variabel
independen dalam penelitian ini.
Faktor penentu harga saham selanjutnya adalah financial leverage.
Financial leverage perusahaan yang tinggi cenderung membuat harga saham

turun, sedangkan financial leverage yang rendah akan membuat harga saham
cenderung naik. Hal ini disebabkan jika financial leverage tinggi maka dapat
dikatakan hutang perusahaan semakin besar, dan investor merasa resiko
berinvestasi semakin besar pula, sehingga investor merespon negatif terhadap
kenaikan fianancial leverage.
Dalam artikel (viva.co.id sabtu 3 oktober 2015) yang berjudul “5
negara bangkrut karena tak bisa bayar hutang”. Menyatakan bahwa Yunani
dengan utang US$ 138 miliar di tahun 2012, Argentina dengan utang US$ 95
miliar, Puerto Rico juga bangkrut karena utang US$73 miliar, dan Ekuador
dengan utang US$ 3,2 miliar. Negara-negara tersebut bangkrut karena
ketidakmampuan membayar leverage. Hal inilah yang mendasari peneliti
menggunakan leverage sebagai variabel independen.
Dalam penelitian Tita Deitiana (2011) dengan judul penelitian pengaruh
rasio keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham.
Dengan menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, dividen dan
pertumbuhan penjualan. Menghasilkan profitabilitas berpengaruh terhadap harga

4
Universitas Sumatera Utara


saham, likuiditas, dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Dalam

penelitian

Zia

Arnanto

dengan

judul

pengaruh

rasio

profitabilitas dan rasio leverage terhadap harga saham perusahaan manufaktur di
bursa efek Indonesia. Dengan variabel independen adalah profitability, leverage,

return on asset, earnings per share, debt to equity ratio, dan stock price.
Menghasilkan return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham. Earnings per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham. Debt to equity ratio berpengaruh negatif namun pengaruh tersebut tidak
signifikan terhadap harga saham. Sedangkan dalam penelitian Agung Sugiarto
(2010) analisa pengaruh beta, size perusahaan, DER dan PBV ratio terhadap
return saham menghasilkan beta mempunyai dampak yang positif stock return
tapi tidak signifikan. DER mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap
stock return.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian mengenai
faktor yang mempengaruhi harga saham dengan menganalisis lebih lanjut
mengenai kebijakan dividen, leverage, dan likuiditas terhadap harga saham
dengan beta saham sebagai varibel moderating. Beta saham merupakan indeks
dari risiko sistematis karena kondisi pasar. Beta adalah sebuah ukuran volatilitas,
atau risiko sistematis, dari keamanan atau portofolio dibandingkan dengan pasar
secara keseluruhan.

5
Universitas Sumatera Utara


Dalam kaitannya dengan investasi dan perdagangan saham di bursa,
beta merupakan sebuah indikator yang mencerminkan tingkat risiko yang
terkandung dalam saham terhadap tingkat risiko pasar. Dengan mengetahui beta
saham, investor bisa mengukur tingkat sentivitas saham terhadap risiko pasar
yang ada. Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai
objek penelitian, dan periode pengamatan tahun 2012-2014.
Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek
penelitian karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki
aktivitas produksi yang berkesinambungan, sehingga dibutuhkan pengelolaan
modal kerja dan aktiva yang baik, sehingga rentabilitas ekonominya tinggi, yang
pada gilirannya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya. Di samping
itu, perusahaan manufaktur sangat rentan terhadap perkembangan ekonomi
internasional dan memiliki persaingan bisnis yang kuat, sehingga akan sangat
menarik jika dikaitkan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Berdasarkan beberapa fenomena yang telah disebutkan di atas maka
saya sebagai peneliti akan melakukan penelitian terhadap “ Pengaruh Kebijakan
Dividen, Leverage, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham dengan Beta
Saham Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.


6
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah, yaitu:
1. Apakah kebijakan dividen berpengaruh secara parsial terhadap harga saham?
2. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap harga saham?
3. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap harga saham?
4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
dengan beta saham sebagai variabel moderating?
5. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap harga saham dengan beta
saham sebagai variabel moderating?
6. Apakah likuiditas berpengaruh parsial terhadap harga saham dengan beta
saham sebagai variabel moderating?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen secara parsial terhadap harga saham.
2. Mengetahui pengaruh leverage secara parsial terhadap harga saham.

3. Mengetahui pengaruh likuiditas secara parsial terhadap harga saham.
4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham secara parsial
dengan beta saham sebagai variabel moderating.
5. Mengetahui pengaruh leverage terhadap harga saham secara parsial dengan
beta saham sebagai variabel moderating.

7
Universitas Sumatera Utara

6. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap harga saham secara parsial dengan
beta saham sebagai variabel moderating.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menjadi bahan sebagai referensi
dengan permasalahan yang sama
2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan tentang pengaruh kebijakan dividen, leverage, dan
likuiditas terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel

moderating.
3. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan investasi.

8
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 89

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 11 111

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 96

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL AKUNTANSI TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 115

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17