Perbandingan keratometri sebelum dan setelah fakoemulsifikasi penderita katarak senilis

PERBANDINGAN KERATOMETRI SEBELUM DAN SETELAH
FAKOEMULSIFIKASI PENDERITA KATARAK SENILIS
ABSTRAK
PENDAHULUAN :Pembedahan katarak menginduksi astigmatisma
merupakan komplikasi yang disebabkan oleh tipe, panjang, dan lokasi
insisi, penggunaan jahitan, dan jarak insisi terhadap pusat optik
kornea.
TUJUAN : Untuk mengetahui perbandingan keratometri sebelum dan
setelah fakoemulsifikasi penderita katarak senilis.
METODOLOGI : Penelitian ini menggunakan rancangan prospektif
longitudinal. Seluruh penderita katarak senilis yang dilakukan
fakoemulsifikasi. Dilakukan pemeriksaan keratometri sebelum dan
setelah tindakan pada hari ke-7 dan hari ke-30. Dilakukan oleh satu
orang operator.
HASIL : Responden 65 orang (laki-laki 43.1%, perempuan 56.9%).
Usia rata-rata 66.6 tahun (range 44-84 tahun). Grup ATR 45 orang.
Hari ke-7 dijumpai perubahan 0.412 D (p.=0.035), dan hari ke-30
sebesar 0.382 D (p.=0.052). Grup AWR 20 orang. Hari ke-7 dijumpai
perubahan 0.384 D (p.=0.192), dan hari ke-30 sebesar 0.265 D
(p.=0.333). Setelah fakoemulsifikasi didapati ATR 43 orang dan AWR
22 orang, responden yang sebelum dan setelahnya tetap ATR 35

orang dan tetap AWR 12 orang dan yang mengalami konversi 18
orang.

Hasiluji

Wilcoxonp.

=

0,637

> =

0,05,

tidakadapengaruhperlakuan yang diberikan secara statistik.
KESIMPULAN Ada perubahan nilai keratometri sebelum dan setelah
fakoemulsifikasi meskipun secara statistik tidak bermakna.
KATA KUNCI : keratometri, pembedahan induksi astigmatisma,
fakoemulsifikasi.


9
Universitas Sumatera Utara

COMPARISON KERATOMETRYBEFORE
ANDAFTERPHACOEMULSIFICATIONOF SENILE CATARACT
ABSTRACT
INTRODUCTION :Surgically Induced Astigmatism (SIA) is the most
common complication after phacoemulsification involve cornea.
Astigmatism due to surgery related to the type and size of the incision
and suture utilization
PURPOSE : To study SIA caused by clear corneal incisionin
phacoemulsification.
METHODS

:

Design

longitudinal


prospective.

Senile

cataract

underwent phacoemulsification. Ophthalmologic evaluation included
visual acuity, keratometry before and after phacoemusification in day 7
and 30. All operations were performed by one operator.
RESULT : Sixty eyes patients (male 43.1%, female 56.9%). Medan
age was 66.6 (range 44-84) years. ATR group 45 patients. Mean
keratometry in day-7 0.412 D (p.=0.035), andday-30 0.382 D
(p.=0.052). AWR group 20 patients.Mean keratometry in day-7 0.384
D (p.=0.192), andday-30 0.265 D (p.=0.333). post operative in ATR
group 43 patients and AWR 22 patients. Remain unchanged ATR 35
patients and AWR 12 patients, converted 18 patients. Wilcoxontest
analysis p. = 0,637 >  = 0,05, this difference was not statistically
significant.
KESIMPULAN


Keratometric

change

before

and

after

phacoemulsification not statistically significant.
KEYWORDS : keratometry,phacoemulsification, surgically induced
astigmatisma

10
Universitas Sumatera Utara