Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Umum Perusahaan
PT. Growth Sumatra Industry merupakan salah satu badan usaha

penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terdapat di Sumatera Utara. PT.
Growth Sumatra Industry bergerak di bidang pengolahan besi dan baja.
Pada awalnya perusahaan bernama PT. Industry Ltd Besi dan Baja
Sumatra yang berlokasi di Jalan K.L. Yos Sudarso Km.10 Medan, Belawan.
Dengan perkembangan yang terjadi perusahaan mengalami kemajuan yang sangat
pesat dan keuntungan yang semakin tinggi. Perusahaan juga berusaha untuk
meningkatkan aktifitasnya dengan pemanfaatan teknologi baru di bidang
pengolahan logam. Energi yang digunakan selama pengoperasian adalah energi
listrik yang berasal dari PLN.

2.2.

Ruang Lingkup dan Pemasaran Bidang Usaha

PT. Growth Sumatra Industry merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak pada bidang pengolahan besi dan baja. PT. Growth Sumatra Industry
juga menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk melebarkan
daerah pemasaran.

2.3.

Lokasi Perusahaan
PT. Growth Sumatra Industry berlokasi di Jalan K.L. Yos Sudarso Km.10.

Universitas Sumatera Utara

2.4.

Organisasi dan Manajemen

2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi dan hubungan
kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan. Masing-masing

unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk mewujudkan suatu
keberhasilan. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry berbentuk
fungsional dimana bagian-bagian dalam organisasi dibagi menurut fungsi dan
tugas masing-masing. Segala ketentuan, keputusan, atau segala kebijaksanaan ada
di tangan satu orang yaitu pimpinan.

2.4.2. Jam Kerja
Ketentuan jam kerja pada PT. Growth Sumatra Industry dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut:
1. Jam Non Shift (Regular )
Tenaga kerja atau karyawan tetap yang bekerja setiap hari Senin hingga
Sabtu.
2. Jam Kerja Shift
PT. Growth Sumatra Industry berproduksi terdiri dari 3 shift kerja. Jam
kerja shift digunakan karyawan atau buruh di bagian produksi.
Setiap karyawan bagian produksi akan mengalami pergantian shift pada
setiap pertengahan bulan dan akhir bulan, yaitu karyawan dari shift A pindah
ke shift B, dari shift B pindah ke shift C dan dari shift C pindah ke shift A,
demikian seterusnya.


Universitas Sumatera Utara

2.5.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu proses perubahan elemen-elemen input

dalam sistem produksi yang terdiri dari bahan baku, manusia, mesin, peralatan,
metode kerja, modal dan energi sehingga menghasilkan nilai tambah yang
mengubah input menjadi output.

2.5.1.

Bahan yang Digunakan

2.5.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan besi dan
baja adalah scrap (besi tua atau besi bekas) karbon rendah medium yang terdiri
atas 3 macam yaitu:
1. Import scrap adalah scrap yang didatangkan dari luar negeri (Singapura dan

Hongkong), misalnya scrap dari kapal-kapal tua.
2. Home scrap adalah scrap yang berasal dari pabrik-pabrik di lingkungan
PT. Growth Sumatra Industry.
3. Local

scrap

adalah

scrap

yang berasal

dari luar lingkungan

PT. Growth Sumatra Industry.

2.5.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan untuk memperlancar dalam proses
produksi, tetapi tidak tampak di bagian luar akhir produk. Bahan penolong yang

dimasukkan

dalam

tanur

sewaktu

proses

peleburan

berlangsung

pada PT. Growth Sumatra Industry sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Carbon Raiser
Fungsinya


adalah

mengatur

kadar

karbon

dalam

cairan

besi,

meningkatkan kadar karbon pada proses peleburan, dan menaikkan temperatur
cairan di dalam tanur.
2. Ferrosilicon (FeSi)
Fungsinya adalah membuang gas dalam cairan sehingga tidak terjadi
oksidasi, menyempurnakan aliran besi pada waktu penuangan, dan membuat

besi menjadi liat dan permukaannya mengkilat.
3. Ferromanganese (FeMn)
Fungsinya adalah menambah kekuatan dan kekerasan baja dan
menaikkan kadar mangan serta pereduksi atau menghilangkan oksigen.
4. Siliconmanganese (SiMn)
Fungsinya adalah sebagai deoxidizer yaitu pereduksi atau menghilangkan
oksigen dan unsur paduan dalam baja.

2.5.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
dan meningkatkan mutu produk. Bahan tambahan yang dipakai dalam proses
pengolahan besi dan baja pada PT. Growth Sumatra Industry sebagai berikut:
1. Air
Air digunakan sebagai pendingin pada Continuous Casting Machine
(CCM) dan Rolling Mill. Air diambil dari sumur bor yang berada di lokasi

Universitas Sumatera Utara

pabrik. Air diolah dengan water treatment dan kemudian dialirkan ke pabrik
dengan menggunakan pompa air.

2. Minyak pelumas (Oli)
Minyak pelumas (oli) digunakan untuk meminyaki roda gigi yang
terdapat pada mesin-mesin. Pemberian minyak pelumas akan memperlancar
putaran roda. Minyak pelumas yang dipakai untuk roda gigi adalah RORED
HD-A (Sae 140), sedangkan untuk hidrolik sirkulasi digunakan minyak
pelumas TURALIK 69 (VG 100).

2.5.2.

Uraian Proses Produksi
PT. Growth Sumatra Industry mempunyai tiga bagian utama proses

produksi, yaitu proses peleburan (melting), proses penuangan (continuous casting
machine) dan proses penggilingan (rolling mill).

2.5.2.1. Proses Peleburan (Melting)
Proses pengolahan besi baja pada proses peleburan dibagi atas dua unit,
yaitu unit scrap dan unit Electric Arc Furnance (EAF).
1. Unit Scrap
Scrap yang digunakan oleh PT. Growth Sumatra Industry adalah import

scrap (biasanya sudah dalam keadaan ditekan (press)), home scrap dan local
scrap. Scrap ini didatangkan dengan truk dan ditimbun di dua tempat yaitu:

a. Scrap yard, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan terbuka belakang
pabrik. Ini merupakan tempat penimbunan import scrap dan home scrap.

Universitas Sumatera Utara

Proses pengangkutan scrap dari scrap yard ke scrap bay dengan
menggunakan truk dengan bantuan bucket.
b. Scrap bay, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan tertutup di samping
tanur. Local scrap biasanya langsung dibawa ke tempat ini ditambah dengan
scrap dari scrap yard.

Tugas utama unit scrap adalah pemotongan scrap, pemilihan scrap dan
pengangkatan scrap yang diuraikan sebagai berikut:
a. Pemotongan Scrap
Pemotongan scrap dilakukan menggunakan gas alam (LNG) dan oksigen.
Scrap yang harus dipotong adalah yang bentuknya panjang dan besar agar


mudah dimasukkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ruang.
Pemilihan tabung-tabung yang tertutup agar dibelah karena dapat
menimbulkan ledakan sewaktu dilebur. Ledakan ini dapat menumpahkan
cairan logam dan merusak dinding Electric Arc Furnance (EAF).
b. Pemilihan Scrap
Sebelum scrap dimasukkan kedalam EAF, scrap harus dipilih sesuai dengan
syarat-starat sebagai berikut:
1)

Kering dari oli dan air

2)

Scrap tidak boleh berupa granat bom dan peluru

3)

Karat (Fe2O3 dan Fe3O4) pada scrap mengandung banyak oksigen

4)


Tembaga harus dipisahkan dari scrap

5)

Scrap berupa baja karbon rendah

c. Pengangkatan Scrap

Universitas Sumatera Utara

Scrap mempunyai bentuk ukuran yang tidak menentu sehingga alat

pengangkatan yang sesuai adalah magnetic crane dan bucket. Kapasitas
angkat maksimum crane adalah 20 ton sedangkan bucket adalah 40 ton.
2. Unit Electric Arc Furnance (EAF)
Electric Arc Furnance atau tanur busur listrik merupakan tanur yang

memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi panas untuk melebur
scrap baja. jenis EAF yang digunakan pada PT. Growth Sumatra Industry

adalah EAF langsung, pada tanur ini ruang tanur dilapisi dengan bata tahan api
dinding magnesia.
Tanur berlapis bata tahan api beralas serbuk ganister dan berdinding bata
silika yang digunakan untuk peleburan baja karbon rendah dan baja paduan
rendah. Bahan bakunya adalah scrap yang mempunyai kadar fosfor dan
belerang yang rendah. Secara berkala komposisi logam cair ditentukan dan bila
perlu dapat dicampur unsur paduan tertentu sehingga sewaktu logam cair
dituang komposisinya telah memenuhi persyaratan.
EAF langsung memiliki tanur yang dapat dibuka dengan memutar ke
samping untuk memasukkan elektroda. Elektroda yang digunakan adalah grafit
(bahan dasar karbon) berdiameter 14 inci dengan berat 375 kg/buah dan
diperkirakan akan habis 5 kg/ton pada saat scrap dilebur.

2.5.2.2. Proses Penuangan
Proses penuangan cairan pada pabrik terdiri atas unit ladle dan unit
continuous casting machine (CCM).

Universitas Sumatera Utara

1. Unit Ladle
Scrap yang dicairkan di unit EAF kemudian dituangkan ke dalam ladle

dan diangkut oleh Bridge Crane ke CCM. Ladle tersebut dari pelat baja dengan
ketebalan 22 mm dan dilapisi dengan batu tahan api. Saluran keluar cairan
logam (cairan baja/logam cair) dibuat di dasar ladle. Mekanisme pembukaan
dan penutupan saluran diatur melalui sliding gate yang digerakkan secara
manual. Batu tahan api yang digunakan adalah:
a. Type LW 151 lama/baru LW 152 lama/baru dan K6 yang terbuat dari bahan
yang sama.
b. Type SK 32
Batu tahan api LW 151 dan LW 152 disusun berselang-seling sehingga
diperoleh lingkaran bulat sesuai dengan bentuk ladle. Untuk merekatkan batu
tahan api digunakan morter jenis M-80 SLP yang mempunyai komposisi Al2O3
85% dan SiO2 10% sebagai pengisi antara batu tahan api LW dengan batu
tahan api SK 22 digunakan lapisan MgO (Magnesium Oksida). Lapisan MgO
ini berfungsi sebagai penyerap panas. Cairan logam akan keluar melalui Weel
Block yang terpasang di dasar ladle. Weel block ini juga terbuat dari batu tahan

api, dimana pada bagian bawahnya dipasang sliding gate. Batu tahan api dalam
ladle dapat dipakai dalam ± 70 kali tuang sedangkan sliding gate dapat dipakai

empat kali tuang. Sebelum digunakan untuk menampung cairan logam, terlebih
dahulu dipanaskan dengan gas alam (LNG) sekitar 30 menit tujuannya agar
temperatur cairan logam pada saat dituang kedalam ladle tidak menurun.
2. Unit Continuous Casting Machine (CCM)

Universitas Sumatera Utara

Unit CCM adalah suatu mesin yang dapat melaksanakan pengecoran
secara terus-menerus, dimana cairan logam yang dimasukkan ke dalam mesin
ini akan keluar langsung sebagai billet. CCM merupakan satu kesatuan unitunit yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1.

Tundish

2.

Kereta tundish

3.

Saluran pembuangan cairan dan tong penampung baja cair

4.

Box bending mold

5.

Bending Mold

6.

Oscillating machine

7.

Cooling chamber

8.

Dummy bar

9.

Roll conveyor dan collecting table

10. Extraction machine
11. Shearing machine

2.5.2.3. Proses Penggilingan (Rolling Mill)
Gilingan merupakan proses pengolahan billet dengan menggilingnya
menjadi baja tulangan polos, baja tulangan as, besi siku ataupun baja WF. Dimana
penggilingan dilakukan untuk memperkecil ukuran sesuai yang diinginkan dan
melakukan pembentukan. Billet yang telah dicetak dikirim ke setiap rolling mill
untuk digiling sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan. Sebelum
masuk ke rolling mill, ujung dan pangkal billet akan dipotong oleh rotary shear

Universitas Sumatera Utara

untuk mendapatkan ujung yang sempurna. Hal yang perlu diperhatikan adalah
semakin kecil ukuran billet yang diinginkan maka akan semakin banyak rolling
stand yang digunakan, sebaliknya bila semakin besar billet yang digunakan maka

akan semakin sedikit rolling stand yang digunakan.
Diagram alir proses produksi PT. Growth Sumatra Industry yang
ditampilkan pada Gambar 2.2.
Pembentukan di
mesin Milling I
Pembentukan di
mesin Milling II
Peleburan di
mesin EAF

Scrap

Logam
cair

Pencetakan di
mesin CCM

Billet

Pembentukan di
mesin Milling III
Pembentukan di
mesin Milling IV
Pembentukan di
mesin Milling V

Sumber: PT. Growth Sumatra Industry

Gambar 2.2. Diagram Alir Produksi PT. Growth Sumatra Industry

2.5.3.

Mesin dan Peralatan

2.5.3.1. Mesin Produksi
Mesin produksi yang digunakan yaitu:
1. Nama Mesin

: Electric Arc Furnance (EAF)

Fungsi

: Tempat bahan baku utama untuk dilebur

Jumlah

: 3 unit

Merek

: SS 3600-L

Tipe

: Steel Marketing

Kapasitas

: 20 ton/proses

Universitas Sumatera Utara

Sistem Kontrol Suhu

: Otomatis

Power

: 697 kwh/ton; 220/380 V

Ukuran Dapur

:4mx9m

Diameter Dalam

: 3,6 m

Tinggi

: 2,8 m

Operating Temperature : 16800C

Penggerak
2. Nama Mesin
Fungsi

: Hidrolik
: Ladle
: Tempat penuangan cairan dari tanur ke Continuous
Casting Machine

Jumlah

: 12 unit

Kapasitas

: 20 ton

Sistem Kontrol Operasi : Manual
Diameter

: 1,5 m

Tinggi

: 2,5 m

Tebal

: 10 cm

Maksimum Temperatur : 17000C
3. Nama Mesin

: Continuous Casting Machine (CCM)

Fungsi

: Tempat pencetakan baja secara continuous

Merek

: Daniel 2 BLC – 501 / 2

Power

: 697 kwh/ton, 220/380 V

Jumlah

: 1 unit

Sistem operasi

: Manual

Universitas Sumatera Utara

Ukuran CCM
4. Nama mesin

: 130m x 130 m
: Tundish

Fungsi

: Sebagai penampung cairan baja ladle

Flowing Speed

: 10 ton / 15 menit

Sistem Kontrol

: Manual

Jumlah

: 8 unit

5. Nama mesin

: Hydrolic Shear Machine

Fungsi

: Memotong billet sesuai ukuran

Model

: Hidrolik

Power

: 6 Hp

Tegangan

: 380 V

Kapasitas

: 2,6 m/menit

Jumlah

: 2 unit

6. Nama mesin

: Reheating Furnance

Fungsi

: Tempat pemanasan ulang billet

Kapasitas

: 200 batang billet

Power

: 500 kwh/ton ; 220/380 V

Sistem Kontrol

: Otomatis

Jumlah

: 4 Unit

7. Nama Mesin

: Rolling Mill Machine

Fungsi

: Membentuk baja billet sesuai cetakan

Jumlah

: 5 unit

Merek

: NKC Taiwan, RDC

Universitas Sumatera Utara

8.

9.

Power

: 500-1.200 HP

Kuat Arus

: 100-200 Ampere

Sistem control suhu

: Otomatis

Nama Mesin

: Flying Shear Machine

Fungsi

: Memotong bagian ujung billet setelah dicetak

Jumlah

: 5 unit

Merek

: SI 132 M-6-A

Tegangan

: 380 V

Sistem kontrol

: Otomatis

Nama Mesin

: Cooling Bed

Fungsi

: Tempat

penampungan

baja

beton

keluar dari

rolling mill dan sekaligus tempat pendinginan

Jumlah

: 6 unit

Power

: 250 kwh/ton ; 220V

Kapasitas

: 200 batang billet

Sistem kontrol

: Otomatis

Penggerak

: Elektromotor

10. Nama Mesin

: Shapping Machine

Merek

: HU DONG

Model

: B 6050

Jumlah

: 3 unit

Penggerak

: Otomatis

Universitas Sumatera Utara

2.5.3.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan yang digunakan yaitu:
1. Electric Crane
Fungsi

: Mengangkat

charging bucket

dan

tundish ke

tempat peleburan
Kapasitas

: 30 ton

Jumlah

: 10 unit

2. Charging Bucket
Fungsi

: Pembuatan scrap baja yang akan dimasukan ke tanur

Kapasitas

: 7 ton

Jumlah

: 10 unit

3. Compressor
Fungsi

: Angin untuk keperluan pneumatic pada CCM

Jumlah

: 6 unit

Power

: 100 Hp

Tekanan

: 5 kg/cm2

4. Trafo
Fungsi

: Supply daya keseluruhan pabrik

Tipe

: Indoor

Sistem Pendingin

: ONAN

Daya

: 6000 KVA

Rating Arus

: 173,2 A

Massa Total

: 9.000 kg

Universitas Sumatera Utara

Jumlah

: 4 unit

5. Blower
Fungsi

: Menyediakan udara pada Reheating Furnance

Penggerak

: Elektromotor

Tipe

: Sentrifugal

Jumlah

: 2 unit

6. Gap-Bed Lathe Machine (Mesin Bubut)
Fungsi

: Mebuat gigi pada rolling

Merek

: CROWB-4

Tipe

: C40271

Jumlah

: 7 unit

7. Roll Conveyor
Tipe

: Horizontal

Merek

: AEE/50 Hz

Tipe

: B 6050

Jumlah

: 5 unit

2.5.4.

Utilitas
Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi

dalam kegiatan perusahaan. Beberapa utilitas yang digunakan antara lain:
1. Fasilitas Penyediaan Sumber Tenaga Listrik
Sumber arus listrik pada PT. Growth Sumatera Industry berasal dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara) dan generator. Sumber listrik dari PLN digunakan

Universitas Sumatera Utara

dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan, selain itu juga digunakan
penerangan pada area kerja 30 MW, 20 KV, sedangkan arus listrik yang
dibangkitkan dari generator hanya berfungsi sebagai supply cadangan apabila
ada gangguan pada PLN.
2. Fasilitas Penyediaan Air
Air merupakan unit pendukung yang sangat penting pada proses produksi
yaitu sebagai media pendingin tanur maupun rolling machine. Sumber air
berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum).
3. Dust Collector
Dust collector merupakan tempat penyaringan partikel-partikel debu

yang berasal dari asap dan debu pabrik peleburan. Asap dan debu ini tidak
langsung dibuang begitu saja, tetapi dialirkan terlebih dahulu ke dust collector
melalui pipa asap, selanjutnya asap dan debu diproses atau disaring dalam dust
collector sehingga kadar debunya memenuhi nilai ambang batas (NAB) yang

ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Kesehatan.
4. Bengkel
Untuk perawatan korektif dan fasilitas produksi, perusahaan membentuk
unit perbaikan dan perawatan (repairing and maintenance) yaitu fasilitas
perbengkelan. Dengan adanya bengkel ini maka perusahaan dapat menekan
biaya perbaikan dan reparasi seminimum mungkin dan waktu perbaikan alat
yang lebih singkat bila dikerjakan oleh pihak orang lain.
5. Laboratorium
Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian komposisi kimia dan

Universitas Sumatera Utara

pengujian sifat mekanik baja dari proses produksi. Laboratorium pengujian
komposisi kimia telah dilengkapi dengan sistem pemeriksaan sampel dan
sistem komputasi, sehingga dengan adanya ini proses analisis kimia dapat
diketahui secara cepat dan akurat.

2.5.5.

Safety and Fire Protection

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Bahaya kecelakaan kerja dalam pabrik dapat dihindari dengan
memperhatikan hal berikut:
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat

Universitas Sumatera Utara

terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Keselamatan kerja akan lebih terjamin sehingga produksi dapat berjalan
dengan lancar. Apabila terjadi kecelakaan kerja maka tindakan penyelamatan
dilakukan melalui unit Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) pada
poliklinik sebelum dibawa ke rumah sakit.
Pencegahan terhadap kebakaran pabrik dapat diatasi dengan cara:
a. Konstruksi bangunan yang tahan api
b. Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
c. Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
d. Sistem tanda kebakaran manual yang memungkinkan seseorang menyatakan
tanda bahaya segera dan memberikan tanda secara otomatis
e. Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran
f. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan yaitu:
1. Helm
Helm digunakan sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari
atas.
2. Pelindung Telinga (Ear Protection)
Pelindung telinga digunakan sebagai pelindung suara-suara yang bising.

Universitas Sumatera Utara

3. Pakaian Seragam
Sebagai baju kerja untuk melindungi diri dari panas dan debu di lapangan.
4. Sepatu Boot
Sebagai pelindung kaki dari ancaman benda-benda yang jatuh dari atas.
5. Kaca Mata
Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi.
6. Dust Mask (Masker debu)
Masker debu digunakan untuk mencegah masuknya debu dan bau-bauan zat
kimia ke dalam saluran pernapasan.
7. Sarung Tangan
Sarung tangan sebagai pelindung dari bahan-bahan panas dan bahan kimia
yang beracun.

2.5.6. Waste Treatment
PT. Growth Sumatera Industry melakukan pengawasan secara regular
dengan pengambilan sampel dari bahan yang berdekatan dengan pabrik untuk
melihat pengaruh limbah dan gas dari proses produksi baja. Proses pengolahan
limbah yang dihasilkan pada proses produksi telah disesuaikan dengan standar
lingkungan dan telah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Proses
pengolahan limbah terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Proses Pengolahan Limbah Padat

Universitas Sumatera Utara

Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasi pabrik dikumpulkan pada
tempat penyimpanan sementara, dan ditutup dengan baik. Limbah padat
umumnya ditempatkan pada tempat yang telah disediakan.
2. Proses Pengolahan Limbah cair
Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada
water purifying. Setelah dimurnikan maka air kemudian digunakan kembali

untuk keperluan industri.
3. Proses Pengolahan Limbah Gas
Proses pengolahan limbah gas adalah proses dry scrubbling system dimana
bahan gas hasil reaksi dibuang ke dalam sebuah reactor . Gas yang dilepas dari
tungku reduksi termasuk karbon dan debu diisap ke dalam sistem pembersihan
gas kering dan ventilator pengisapan melalui pipa gas. Fasilitas utama untuk
pembuangan limbah gas melalui dry scrubing system dan reacted chloride
handing system.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Perancangan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Quality Function Deployment (QFD) pada Industri Keripik Ubi

6 104 284

Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Pada UD. M. Irfan Shoes

2 66 274

Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Quality Function Deployment (QFD) Pada Industri Keripik Ubi

5 51 284

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

0 0 24

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

0 0 1

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

0 0 7

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry Chapter III VII

1 1 100

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

1 1 14