9 Model Pembelajaran Bahasa Inggris yang

9 Model Pembelajaran Bahasa Inggris yang
wajib diketahui
9 MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS YANG WAJIB
DIKETAHUI
Metode pembelajaran bahasa inggris memainkan peranan yang sangat penting di dalam
kegiatan belajar bahasa Inggris. Ada banyak siswa yang mampu mencapai prestasi baik karena
diajarkan menggunakan metode pembelajaran bahasa inggris yang tepat. Sebaliknya,
kebanyakan siswa merasa bosan dan enggan belajar bahasa Inggris karena metode yang ada
begitu membosankan.
Sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris merupakan kunci dalam pembelajaran.
Apabila seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta membosankan, maka habislah
sudah kelas tersebut. Rata-rata, siswa akan cenderung bosan dan tidak menyukai kelas bahasa
Inggris yang berlansung selama hampir dua jam. Berikut ini adalah Sembilan model utama
pembelajaran Bahasa Inggris yang wajib untuk diketahui setiap pengajar Bahasa Inggris:
1. Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau model langsung yaitu suatu cara mengajikan
materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut
sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam
mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat
mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lainlain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing tidak sama halnya

dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal
rumus-rumus tertentu, berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik
dilatih praktek langsunng mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu. Sekalipun katakata atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak dipahami anak didik, namun sedikit
demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Demikian halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan basah kepada anakanaknya langsung dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat per
kalimat dan anaknya menurutinya meskipun masih terihat lucu. Misalnya ibunya mengajar
“Ayah” maka anak tersebut menyebut “Aah” dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak
mengenali kata-kata itu dan akhirnya ia mengerti pula maksudnya
Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini sangat utama dalam mengajar
bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah tanpa

menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terlihat sulit anak
didik untuk menuirukannya, tapi adalah menarik bagi anak didik.
2. Metode Berlitz (Berlitz Method)
Metode Berlitz (Berlitz Metode) adakah metode langsung (Direct Method) yang selalu
digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama.
Semua sekolah-sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (direct Method) ini dalam
pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahnya dan bnyak lagi sekolah-sekolah lain di Amerika
dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini.
Mereka telah yakin bahwa metode inilah yang paling cocok dan paling berhasil untuk

pengajaran bahasa asing agar lebih serasi dan mencapai kemampuan aktif berbahasa asing.
Karena itu metode langsung disebut juga dengan metode Berlitz, sebab sekolah-sekolah
berlitz lebih banyak mempopulerkan pemakaian metode ini secara kontinu dan mereka ternyata
memang berhasil sangat baik.
3. Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa
dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct)
dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan
sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat
digunakan.
Ciri Metode Natural ini antara lain :Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui
menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading)
menulis atau (writing) terahir baru gramatika Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan
kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan
benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan
mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.Alat peraga dan kamus
yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan
mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata
atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing Oleh karena

kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini
maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan
4. Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa
lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa
asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau

ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good
Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau
kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya;
semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua
barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif,
berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari
bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa
asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan
dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan
prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.

Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini
sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan
serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa
yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di
dalam bahasa asing tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya
punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa
keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar
bahasa asing.
5. Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode ini mengutamakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan
pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihanlatihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.
Metode Phonetic ini dapat dikatakan gabungan dari dua metode Natural dan Reading
diatas. Dimana mula-mula menurut metode ini pelajaran dimulai dengan latihan-latihan
mendengar kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat
dalam bahasa asing. Kemudian disusul latihan-latihan membaca (reading and conversation).
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yang dapat dilakukan :Guru membacakan
bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas, atau membuka/menghidupkan acara bacaan berupa
radio kaset/video, siswa mendengarkan dan memperhatikan baik-baik acara bacaan ini dengan
cermat, serius (tidak ada yang main-main saat pembacaan itu), siswa harus memperhatikan betul

langgam dan intonasi, serta gerak-gerik bentuk mimik tertentu dalam bacaan

Seri-seri dalam bacaan itu hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi bahan
bacaan yang sempurna/berkelanjutanGuru dapat menghentikan seri-seri tertentu jika seri
pelajaran tersebut sudah dianggap selesai dan dikuasai oleh anak didik, kemudian dapat
dilanjutkan pada session/seri berikutnya Setelah pelajaran membaca selesai, maka latihan
percakapan dapat dilakukan. Misalnya percakapan-percakapan yang sifatnya mula-mula
sederhana, setelah itu menuju pada percakapan yang kompleks/lebih sulitUntuk memperjelas
ucapan dan percakapan, maka metode ini dianjurkan untuk menggunakan alat peraga/media
pengajaran
Pada setiap akhir materi pelajaran, guru hendaknya memberikan latihan-latihan praktis
membaca dan larihan bercakap-cakap pada masing-masing anak didik, dan jangan lupa guru
dapat memberikn berbagai catatan-catatan khusus, kesimpulan-kesimpulan dan juga nasihatnasihat berupa dorongan (memberi motivasi bagi anak didik) supaya belajar sungguh-sungguh,
rajin dan rutin tiap hari latihan (PR).
6. Metode Practice – Theory
Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari
teori. Perbandingan dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis.
Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktek, lalu diiringi dengan teori (tata
bahasa).
Jadi disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu

berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus diarahkan pada
kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
Pada tingkat-tingkat awal materi pelajaran praktis dapat dipilih dan diterapkan pada halhal yang sederhana, apakah itu lewat percakapan sehari-hari yang ada hubungannya dengan
dunia sekolah anak didik atau lingkungan rumah tangga dan masyarakat lebih luas atau dapat
pula menyebutkan rincian nama-nama benda dan kata kera sebagai dasar pembentukan bahasa
percakapan.
Sedangkan pada tingkat lanjutan atas materi pelajaran dikembangkan lebih luas dan
kompleks melalui percakapan teoritis dan penalaran ilmiah.
7. Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih
dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan,
kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung
anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan
dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru
langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan

bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk
membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan

itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu
kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis
untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah
selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
8. Metode Bicara Lisan (Oral Method)
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method, tetapi pada
orak method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penutuan dengan
mulut. Melatih untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas
Melatih lisan/mulut agar pengucapan bahasa asing itu bisa tepat bunyi, tidak kedengaran
janggal. Latihan-latihan Sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnya huruf-huruf
kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau di pangkal lidah dan sebagainya
Latihan-latihan menyusun kata-kata membuat kalimat sendiri dan sebagainya, semua
dilakukan dengan mengaktifkan bicara lisan, oral, speaking
Target yang hendak dicapai melalui metode ini ialah keammpuan dan kelancaran
berbahasa lisan atau berbicara lisan atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa
Prinsip metode ini ialah : Teach the language, don’t teach only about the language.
9. Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek
langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan
sebagaimana yang dimaksud oleh pola kalimat tersebut.

Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun
secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan
perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif
mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat
tersebut sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih
sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan
yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya
bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan
sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa
dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk
mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif. Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan

ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita.
Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih
mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya
serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan
pendengaran (Listening, dll). Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk
kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill

yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan
atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan
mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris
dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara
lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan
alamiah pengajaran bahasa asing.

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD Kelas Rendah

Pembelajaran Bahasa Inggris
Di SD Kelas Rendah
Oleh: EHB

Sejak kemerdekaan bahasa Inggris sudah diajarkan dan masuk kurikulum
sekolah dasar. Dalam rentang waktu sampai dengan sekarang, Pembelajaran
bahasa Inggris di Sekolah Dasar masih menjadi muatan lokal. Hal tersebut
dikarenakan banyak kalangan yang tidak menyetujui pembelajaran bahasa Inggris
di level sekolah dasar atau taman kanak-kanak dengan berbagai alasan.
Alasan yang dikemukakan sebagian besar memang mengandung

kebenaran, tetapi tuntutan masyarakat yang menghendaki bahasa Inggris masuk
dalam kurikulum sekolah dasar tidak bisa diabaikan karena adapula kalangan yang
mendukung hal tersebut. Dikarenakan pentingnya penggunaan bahasa Inggris
dalam pergaulan dunia. Maka kebijakan bahasa Inggris harus tetap diperkenalkan
dimulai dari sekolah dasar.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun
pembelajaran Bahasa Inggris di SD, adalah sebagai berikut:

prinsip

dasar

Kemampuan memahami sekitar
Penggunaan permainan dan gerak fisik
Pembelajaran secara tidak langsung (indirect Learning)
Pengembangan imajinasi
Pengaktifan seluruh indera
Kegiatan pembelajaran yang berganti-ganti setiap waktu
Perlunya penguatan melalui pengulangan
Perlunya pendekatan kepada siswa secara individu

Pembelajaran pada anak-anak yang efektif sebaiknya mengingatkan terjadinya
pemerolehan bahasa (Language Acquisition) bukannya pembelajaran bahasa
(Languange Learning). Mekanisme pemerolehan bahasa ini dilakukan dengan cara
memberikan limpahan kesempatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk
menciptakan makna dan berbagi makna dan dengan memberikan penguat
(scaffolding) untuk membantu anak-anak berfungsi secara komunikatif dalam waktu
pertumbuhannya. Oleh karena itu pengajaran dan pembelajaran yang efektif mesti
melibatkan komunikasi alami antara siswa dan guru, antara siswa dan siswa dan
juga berbasis kegiatan yang berupa kegiatan belajar. Pembelajaran yang efektif

juga harus memberikan limpahan cara cara bagi siswa untuk bisa menggunakan
bahasa yang sesuai dengan usianya.
Anak-anak adalah anak-anak, bukan orang dewasa mini. Mereka bukan orang
dewasa seperti kita. Anak-anak memiliki karakter, aspirasi kebutuhan dan kemauan
yang berada dengan orang dewasa dan hal tersebut adalah sesuatu yang alamiah.
Maka berdasarkan kondisi tersebut, Implikasi Landasan dan Prinsip-prinsip
Pembelajaran Bahasa Inggris di SD, maka sebaiknya pembelajaran
dilaksanakan berbasis prinsip-prinsip berikut:
Guru harus menyediakan pengalaman
memberikan posisi pada siswa untuk aktif.

belajar

yang

menyenangkan

serta

Guru harus bisa membantu siswa mengembangkan serta melatih menggunakan
bahasa melalui serangkaian kerjasama.
Guru harus bisa menggunakan kegiatan belajar yang terencana,terorganisir,
berdimensi banyak dan dikembangkan berbasis tema.
Guru harus bisa memberikan input pembelajaran yang bermakna dengan tindakan
yang mendukung pembelajaran (Scaffolding).
Guru harus bisa membuat pelajaran bahasa Inggris dan pelajaran bahasa Indonesia
serta budayannya yang saling melengkapi dan menguatkan.
Guru harus bisa mengintegrasikan bahasa Inggris dengan pengetahuan lain yang
sesuai dengan usia siswa.
Guru harus memberikan pemahaman tentang tujuan pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan jelas dan apabila siswa telah menunjukkan keberhasilannya,
guru perlu memberikan umpan balik yang memadai.

Agar lebih mudah mengingat prinsip-prinsip tersebut, dengan adanya 7R yang
dikemukakan oleh Read (2005), yaitu: Relationship, Rules, Routines, Rights,
Responsibilities,
Respect
dan
Rewards.
(baca
selengkapnya
di
rahayugita.blogspot.com)

Struktur Kurikulum dan Standart Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
Inggris
Struktur Kurikulum dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris
mengacu pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dimana Mata
Pelajaran Bahasa Inggris berkedudukan hanya sebagai Muatan Lokal.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah progam untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap
Bahasa Inggris.
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD terdiri dari
aspek: listening, speaking, reading, dan writing.
Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris
Sebagai muatan lokal, bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang
dipelajari setelah bahasa ibu. Dengan kata lain, pengaplikasian serta alokasi waktu
yang diberikan ditingkat sekolah dasar tidak akan melebihi pembelajaran bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu. Kemudian, bahasa Indonesia itu sendiri tetap
digunakan sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran lain kecuali pada sekolah
berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Melalui sejumlah pengamatan,
secara umum, peserta didik di kelas 1-3 terlihat antusias terhadap pembelajaran
bahasa Inggris selama pembelajaran tersebut tidak keluar dari patokan yang
diberikan di dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yakni memberikan
materi sesuai tingkat literasi performative. Kenyataannya, tes sering menjadi tujuan
utama dalam pembelajaran bahasa Inggris serta banyak guru yang mengutamakan
tes dalam proses pembelajaran. Guru juga sering terjebak dan terpaku pada buku
bahasa Inggris dari penerbit, sehingga tujuan pembelajaran bahasa Inggris
seringkali melenceng dari tujuan semula. Selain itu, seharusnya pembelajaran lebih
ditekankan pada kosakata yang beragam sesuai dengan konteks kelas dan sekolah
dan bukan melulu tentang grammar atau structure, sesuai dengan pendapat
Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti
(Kompas.com, 13/11/2012). (baca selengkapnya di ratnamizan.blogspot.com)

Materi Pembelajaran Bahasa Inggris
Materi bahasa inggris sekolah dasar haruslah mencakup semua aspek skill
bahasa Inggris, mulai dari reading, speaking, listening, dan writing. Hal ini bertujuan
agar para siswa sekolah dasar mampu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
mereka secara keseluruhan. Namun semua materi yang disampaikan sebaiknya
merupakan materi dasar yang memang dibuat khusus untuk siswa sekolah dasar.
Secara umum materi bahasa Inggris untuk sekolah dasar mungkin sangat
mudah dibuat, namun dalam penyampaiannya, justru materi bahasa Inggris sekolah
dasar adalah yang paling sulit diimplementasikan. Oleh karena itu para pengajar
bahasa Inggris tak hanya dituntut untuk pitar dalam menyusun materi, tapi juga
harus jenius dalam menyampaikan materi kepada anak-anak.
Materi bahasa inggris sekolah dasar yang sudah berjalan saat ini memang
memang fokus penekanannya kepada penguasaan vocabulary. Hal ini tentunya

tidaklah sama sekali salah, akan tetapi ada hal yang perlu digaris bawahi dalam
mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar, yaitu pendekatan pengajaran yang
komunikatif.
Dengan cara membiasakan penyampaian materi dengan menggunakan
bahasa Inggris dalam setiap kesempatan, meskipun kata-kata tersebut sulit
disampaikan secara verbal, tapi Anda bisa menggunakan metode visual ataupun
gerak tubuh. Karena penyampaian materi bahasa Inggris yang komunikatif akan
mendorong anak untuk menggunakan Bahasa Inggris secara nyata di dalamkelas.
Hal ini tentunya akan memberikan pengalaman dan pembelajaran bahasa
Inggris, yang memang tujuan utamanya kita dapat menerapkannya untuk tujuan
komunikasi.

Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris
Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik dengan
mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di sekolah
dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan berdampak pada pola
pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD yang lebih bersifat pengenalan.
Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa yang disebut “kesan
pertama sangat mengesankan’ yang selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka
untuk mengeksplorasi khasanah berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka
dari itu diperlukan kiat-kiat khusus berupa penerapan metode-metode
pembelajaran yang inovatif.
Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris
dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya seperti
Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika Serikat mengajarkan bahasa secara
terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun 1980-an mulai menerapkan pendekatan whole
language pada pembelajaran bahasa ( Routman, 1991). Whole language adalah
pendekatan pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991 ;
Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver , 1992) . Pendekatan whole language
didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan bahwa anak dapat
mengkonstruksikan sendiri strutur kognitifnya berdasarkan pengalaman yang
didapatkannya melalui peran aktif dalam belajar secara utuh (whole) dan
(integrated) terpadu. (Robert, 1996).
Komponen whole language adalah (1) Reading alloud, yaitu kegiatan
membaca yang dilakukan guru kepada siswanya. (2) Jurnal writing yaitu suatu
kegiatan menulis jurnal yang memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang
kegiatan belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran serta
sekolah
dalam
bentuk
tulisan.
(3) Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati. (4) Guided
reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing, (5) Guded Writing, yaitu kegiatan

pembelajaran menulis terbimbing, (6) Independen reading, yaitu kegiatan membaca
bebas sesuai bacaan yang siswa gemari. (7) Independent writing yaitu kegiatan
menulis bebas sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam menganalisa obyek atau
hal yang ia tulis.
Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan whole language adalah
merupakan kelas yang kaya akan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan
buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dilengkapi dengan sudut-sudut
yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian
yang guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan
fortofolio.
Sementara menurut David Nunan (1989) dalam Solchan T.W., dkk (2001:66)
pembelajaran bahasa hendak dibelajarkan menggunakan pendekatan komunikatif.
Dimana pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa adalah suatu sistem
untuk mengekspresikan suatu makna, yang menekankan fasa dimensi semantik dan
komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karna itu yang perlu
ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang
bahasa.
Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori pemerolehan
bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar lebih
efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah sehingga proses belajar bahasa
lebih efektif dilakukan melalui komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari.
Kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan
berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk
mengembangkan siswa untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris
dengan pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata ,
seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya
riil.
Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat memfasilitasi
proses komunikasi , partisipan tugas dan teks, menganalisa kebutuhan, konselor
dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima,
negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk
bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaian.
Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan
kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.
Menurut pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan adalah
metode komunikatif itu sendiri dengan uraian teknik seperti yang diuaraikan dalam
Santosa, dkk yang dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan, dkk. (2001)
berikut ini, (1) teknik pelajaran menyimak, (2) teknik pembelajaran berbicara, (3)
teknik pembelajaran membaca, (4) teknik pembelajaran menulis. Sementara teknik
evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit yaitu tes yang bersifat terpisah

antar aspek kebahasaan, tes integratif yaitu tes yang memadukan semua aspek
kebahasaan pada suatu tes evaluasi yang bersifat tercampur. Yang terakhir adalah
tes pragmatik yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen
kebahasaan dalam konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya. Beberapa
jenis tes pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan
teknik rumpang.
Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan adalah
pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan proses
diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan
bahasa. Kalau dibandingkan dengan pendekatan whole language dan pendekatan
komunikatif maka pendekatan ketrampilan proses adalah dijiwai oleh dua
pendekatan tersebut. Demikian halnya dengan pendekatan CBSA yang pernah
populer di era tahun 1980-an juga merupakan cerminan dari dua pendekatan
sebelumnya. Sampai kepada pendekatan pakem dan yang terakhir adalah
pendekatan quantum teaching.

Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris
Metode pembelajaran bahasa inggris memainkan peranan yang sangat penting di
dalam kegiatan belajar bahasa Inggris. Ada banyak siswa yang mampu mencapai
prestasi baik karena diajarkan menggunakan metode pembelajaran bahasa inggris
yang tepat. Sebaliknya, kebanyakan siswa merasa bosan dan enggan belajar
bahasa Inggris karena metode yang ada begitu membosankan.
Sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris merupakan kunci dalam
pembelajaran. Apabila seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta
membosankan, maka habislah sudah kelas tersebut. Rata-rata, siswa akan
cenderung bosan dan tidak menyukai kelas bahasa Inggris yang berlansung selama
hampir dua jam. Metode belajar bahasa inggris apakah yang wajib diketahui oleh
seorang guru? Di bawah ini, kami memberikan informasi mengenai 4 metode
belajar yang wajib untuk diketahui.
1.

Grammar Translation Method

Metode ini biasa disingkat dengan GTM. Adalah sebuah metode yang paling lama
ada di dunia pembelajaran sebuah bahasa asing. Indonesia sendiri, masih
menggunakan metode GTM dari sejak pengajaran bahasa Inggris terjadi hingga saat
ini. Apa sebenarnya GTM?

Ini merupakan metode dimana grammar atau tata bahasa lebih ditekankan. Selain
tata bahasa, juga terdapat translate atau alih bahasa yang paling sering digunakan

untuk mengajarkan kosakata. Guru akan mengajarkan materi tentang tata bahasa
menggunakan rumus, dan kemudian menggunakan alih bahasa ketika memberikan
pengajaran membaca, menulis, serta kosakata dalam bahasa Inggris.
2.

Audio Lingual Method

Audio Lingual Method adalah sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris dimana
guru mempraktikkan sebuah dialog pendek yang satupun artinya belum dapat
diterjemahkan oleh siswa. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
mengikuti dialog tersebut dan siswa menebak maksud dialog dari mimik, pose
dialog, dan beragam hal yang dipraktikkan oleh seorang guru.
Siswa diajak menghafal dialog yang bahkan mereka tidak mengetahui tulisan dan
arti secara jelas. Mereka dipaksa berpikir untuk mengerti isi dialog dan
menghafalnya dalam waktu singkat tanpa boleh membaca atau menulisnya.
Setelah siswa menghafal, maka barulah mereka diberikan kata-kata yang ada di
dalam dialog tersebut. Siswa membaca, kemudian mereka menulisnya.
Metode ini dipercaya ampuh untuk membuat siswa belajar bahasa Inggris dengan
cepat. Mereka diajarkan sebuah bahasa layaknya masa bayi dahulu. Karena bahasa
diajarkan melalui mendengar dialog tanpa arti dan mereka mengetehui maksudnya
hanya dari mimik wajah, pose dialog, serta gesture. Setelah mendengar, siswa
diajak untuk berbicara dan menghafal dengan bekal mengetahui maksud kata
tersebut tetapi tanpa arti yang jelas secara detail. Kemudian, kegiatan membaca
dan menulis baru dilakukan setelah siswa mendengar serta berbicara.
3.

Silent Way

Silent Way sejatinya digunakan oleh Celeb Cattegno untuk mengajarkan
matematika. Namun, dewasa ini metode pembelajaran bahasa inggris bernama
silent way merupakan metode yang powerful apabila diterapkan pada pembelajaran
bahasa Inggris.
Silent way adalah metode yang menggunakan rods atau batang sebagai medianya.
Rods mempunyai warna dan panjang yang berbeda. Dengan rods, seorang guru
mengajarkan banyak hal terutama mengenai berbicara dan tata bahasa dalam
bahasa Inggris.
Metode ini secara garis besar mempunyai konsep yang sama dengan audi lingual
method. Siswa diajak untuk mendengar, berbicara, membaca, dan baru menulis.
Ada satu hal menarik dimana siswa juga diajak untuk membangun sense atau inner
criteria yang membuat mereka mampu mendeteksi serta memperbaiki diri apabila
terdapat kesalahan dalam menggunakan bahasa Inggris.
4.

Total Physical Response

Awal mulanya guru melakukan beberapa pekerjaan misalnya berjalan, duduk,
memegang telinga, menaruh penggaris, atau menulis. Namun sebelum guru

melaksanakan semua pekerjaan tersebut, ia memerintah dirinya terlebih dahulu
dengan instruksi bahasa Inggris.

Setelah beberapa kali pengulangan melalui perintah yang dilakukan dan
dilaksanakan oleh dirinya sendiri, pada tahap selanjutnya guru memberikan
perintah kepada siswa dengan perintah yang sama dengan dirinya tadi. Melalui
perintah tersebut, siswa diharapkan mampu melaksanakan sesuai dengan perintah
dan contoh yang tadi diberikan. Tentu saja, guru tidak melaksanakan perintah
tersebut dan ia hanya memberikan koreksi.

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris
Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan kegiatan evaluasi untuk
mengukur sejauh mana efektifitas pembelajaran telah dapat diselenggarakan.
Tentunya hal tersebut memerlukan acuan penilaian yang dijadikan tuntunan
pemberian skor secara kuantitatif sebelum disimpulkan secara evaluatif. Dalam
skenario pembelajaran acuan umum yang dipakai adalah indikator yang dijabarkan
dalam bentuk tujuan pembelajaran.
Begitu pentingnya kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga setiap kegiatan
pembelajaran mempersaratkan keberadaan perangkat evaluasi. Rusyan (1993:211),
dalam buku Proses Belajar Mengajar Yang Efektif menyatakan evaluasi dalam suatu
proses belajar mengajar merupakan komponen yang sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya
mempunyai makna bagi proses belajar peserta didik, tetapi juga memberikan
umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Inti dari evaluasi adalah
pengadaaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk
membuat macam – macam keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperolehnya melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instumen
tes maupun non tes. Sedangkan penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang
telah dicapai oleh siswa. Bentuk evaluasi itu ada berbentuk tes dan non tes. Kedua
bentuk itu dapat digunakan salah satu atau kedua – duanya tergantung tujuan dari
penilaian pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris evaluasi dapat
diselenggarakan untuk mengetahui sejauh mana indikator ketrampilan berbahasa
sudah dapat dikuasai oleh siswa. Evaluasi yang paling relevan adalah menggunakan
lembar tes perfomance yang akan mengukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap aspek kebahasaan yaitu, mendengarkan, membaca, berbicara dan
menulis. Tampilan tes perfomance tersebut dapat berupa diskrit, yang menampilkan
bagian demi bagian aspek kebahasaan tersebut. Dapat juga berupa tes integratif
dan fragmatik. Yang terpenting dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran tercapai
sesuai dengan indikator yang ditargetkan dengan menggunakan alat ukur berupa

evaluasi yang relevan. Tentunya dengan mempertimbangkan prosedur pembuatan
alat ukur evaluasi tersebut.

Sumber:
http://rahayugita.blogspot.com/2012/03/prinsip-prinsip-pembelajaran-bahasa.html
http://gurukotajambi.files.wordpress.com/pemetaan-sk-kd-b-inggris-kelas-1-6.doc
http://ratnamizan.blogspot.com/2013/02/normal-0-false-false-false-in-x-nonex_12.html
http://www.ef.co.id/englishfirst/englishstudy/tipsbelajarbahasainggris/materi-bahasainggris-sekolah-dasar.aspx
http://baliteacher.blogspot.com/2010/02/metode-pembelajaran-bahasa-inggrissd.html

http://www.caramudahbelajarbahasainggris.net/2013/04/4-metode-pembelajaranbahasa-inggris-yang-wajib-diketahui.html

Dokumen yang terkait

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung

9 87 167

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1

Asas asas pemerintahan yang baik

0 38 8