Rencana Kerja Dan Syarat Syarat Pada Sal

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

SPESIFIKASI TEKNIS
1. RUANG LINGKUP PROYEK
Nama Kegiatan
: Perencanaan, Pembangunan, dan Rehabilitasi Sarana Pematusan
Paket Pekerjaan
: Saluran Jl. Semarang sisi Barat
Lokasi
: Kota Surabaya
Pemilik Proyek
: Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya
Pek. Utama
: Pemasangan U-Ditch + Cover (konsep Pedestrian)

2. Lingkup Pekerjaan :
A
1
2
3
4


PEKERJAAN PENDAHULUAN
Persiapan dan Sewa Direksi Keet
Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit
Pasang Rambu Pengaman
Pembuatan Bouwplank

5

Mobilisasi dan Demobilisasi

B
1
2
3
4
5
6

PEKERJAAN TANAH

Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
Pembongkaran Beton
Bongkar Pasangan Lama
Pengurugan Sirtu Padat
Pengurugan Pasir Padat
Pengangkutan Tanah keluar proyek

C

PEKERJAAN SALURAN

1

Pekerjaan Beton K-350 (Tanpa Tulangan) untuk galian

2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)
Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabriksi Tanpa Manhole Type A
Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Dengan Manhole Type A
Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Type B
Pemasangan U-Ditch + Cover K-350 (Fabrikasi) Type A dan Type B
Pekerjaan Beton Berstruktur Sloof K-225 ( 150 Kg ) Polos ( list manhole/Tanaman )

Pekerjaan plat beton t 10 cm (wiremesh m 6 - 150) (K-225)
Box Tangkapan Air (K-350) (Fabrikasi) + Pemasangan
Box Pelaluan Air (K-225) (Fabrikasi) + Pemasangan
Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikasi
Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikasi
Grill Tanaman (Cover & Frame) Fabrikasi
Pemasangan Pipa Air Kotor 4"
Lapisan Aspal Perekat ( Tack Coat )
Lapisan Aspal Pengikat ( Prime Coat )
Lapisan AC Tb.4cm (Manual)
Lapisan ATB Tb.4cm (Manual)
Cor Setempat (K-225) Besi ; 150 Kg
Spesifi kasi Teknis -1

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

20
21
22
D

1
2
3
4
5
6
7
8
E
1
2

Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1Pc:4Ps )
Plesteran Halus 1 Pc : 4 Ps
Pekerjaan Acian
PEKERJAAN PEDESTRIAN
Pemasangan Kerb 20.30.50 (K-400) Fabrikasi
Pengadaan dan Pemasangan Lantai Porcelain Tile Lis 40x40 cm (gelap/terang)
Pengadaan dan Pemasangan Lantai Granit di Glasur Uk. 20x40
Plastik Polythene tb. 125 mikron

Spesi 1Pc : 2Ps t= 3 cm
Pondasi Lampu PJU Per jarak 50 m
Pemasangan/Penarikan Kabel NYFGBY 4 X 10 mm
Pekerjaan Cutting Aspal
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Dewatering
Quality Kontrol

3

Sheet Pile

4

Pembuatan KISDAM tinggi 1,5 m tebal 0,6 m

5
6
7
8


Pembongkaran Pagar Existing
Rekondisi Pagar pasang Kembali
Penebangan pohon existing
Pembersihan Lapangan / Lokasi

3. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.
4. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor
harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

5. Tanggung Jawab Kontraktor
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor
tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
Spesifi kasi Teknis -2

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
6. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.
7. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

8. Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
9. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini
untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahanbahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

10. Laporan
10.1 Laporan Perkembangan Bulanan.

Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5)
salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada
Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang
barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi
pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang
dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang
pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan
Spesifi kasi Teknis -3

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang
mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.
10.2 Laporan Harian
Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi

pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang
diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang
dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan
pekerjaan.
10.3 Buku Tamu
Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.
10.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek
Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh
Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat
pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari
konsultan perencana dan konsultan pengawas.

10.5 Request for inspection / Ijin Tahapan
Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat
ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka
pekerjaan baru boleh dilaksanakan.
11. Gambar-gambar dan Ukuran
a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2
(dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.
Spesifi kasi Teknis -4

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

12. Wilayah Kerja
a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.
13. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan
a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
Spesifi kasi Teknis -5

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor .
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang dia jukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewe nang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan
Kontraktor.
14. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering
a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan peker jaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat bangunan
atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat
Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan per mukaan tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana
untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya
adalah beban Kontraktor .
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kon traktor .
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan se mentara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam
keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus
menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.

Spesifi kasi Teknis -6

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah
ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan
tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi
bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan
aliran air di saluran.
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan
dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran
=3mx6m
 Lantai
= Rabatan beton
 Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
 Rangka
= Kayu meranti 5/7
 Atap
= Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor la pangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pe madam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.

Spesifi kasi Teknis -7

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.
l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku harian
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,9
m x 1,2 m
1.2 Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit
Jaringan dan Permukiman
a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang terdekat.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya un tuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khusus nya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersamasama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan
sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua peker jaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10.
Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran
ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi
dan dikoreksi oleh pihak Direksi.
Spesifi kasi Teknis -8

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

11.
Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12.
Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross
Section per titik. Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13.
Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta
letak patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk men dapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
14.
Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan
untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar
yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
15.
Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan
daya dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.
1.3. Pasang Rambu Pengaman
Kontraktor harus membuat rambu lalu lintas sementara untuk pengaman.
1.4. Pembuatan Bouwplank
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan
dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
c. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar
dasar pondasi jembatan.
d. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan jarak antar
patok sesuai RAB
e. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar jembatan, tinggi jembatan maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.
1.5. Mobilisasi dan Demobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini
akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara umum
harus memenuhi ketentuan berikut :
1. Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor Pelaksana.
2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
3. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan Kantor
Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang dan sebagainya.
4. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah selesai dalam
jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

Spesifi kasi Teknis -9

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi kepada
Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari terhitung sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
6. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja termasuk
pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor Pelaksana dari Tanah
Milik Pemerintah serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai.
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
2.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan ma terial yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis,
ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.
2.1.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
 Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
 Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2.1.3. Pelaporan dan Pencatatan
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal dari pada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap
seksi pekerjaan galian.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi se belum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.
2.1.4. Prosedur Penggalian
1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan menggu nakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan
harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai
termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus
dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di
luar batas galian.
Spesifi kasi Teknis -10

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
2.1.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor
harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya
hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.
2.1.6. Pembuangan Material Galian
Seluruh material Galian tanah di buang di areal lokasi pekerjaan.
2.2. Pembongkaran Beton
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran beton .
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.
2.3. Bongkar Pasangan Lama
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan lama
seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari
sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.
2.4. Pengurugan Sirtu (Padat)
Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Spesifi kasi Teknis -11

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

dengan

2.5. Pengurugan Pasir Padat
Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat
Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

dengan

2. 6. Pengangkutan Tanah keluar proyek
1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan,
dan apabilatidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil galian tersebut jangan sampai menggangu sekitranya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempattersebut sampai 1 ( satu hari ).
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatansementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat sesuaiAnalisa RAB atau bila kondisi jalan / area yang
tidak memungkinkan bisamenggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan.
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutanmaterial sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telahdiangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.
3. PEKERJAAN SALURAN
3.1. Pekerjaan Beton K-350 (Tanpa Tulangan) untuk galian

1. Syarat-syarat umum
1. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.

Spesifi kasi Teknis -12

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2. Mutu Beton Beton memakai mutu K-350. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik
merupakan syarat mengikat.
a. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan ukuran
nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan komposisi
campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta. Pemakaian
jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran K-350 untuk pengunci
Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan Jenis Beton B0 untuk
lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan) dilakukan dengan
mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat
adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama.  Takaran
perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar menurut volume/beratnya.
Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
b. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus
terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm
dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahanbahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.
d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator
dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan

Spesifi kasi Teknis -13

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang
setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan
adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotorankotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton
(Khusus untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui
oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan
membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos,
angker, dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu
halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang
diperintahkan oleh pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus
mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak
disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang
telah dicor atas biaya sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga
dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa
tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan
talang.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud
dibasahi dengan air sebelum dicor.

Spesifi kasi Teknis -14

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin
dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1
menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan
adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke
cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton
yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagianbagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin
dari pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada
beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap
berlangsung. Perhatian pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan
ke PBI–1971. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagianbagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya.

3.2. Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)
1. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu 1Pc:3Ps:6Kr. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik merupakan
syarat mengikat.
c. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan
ukuran nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan
komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta.
Pemakaian jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran 1Pc:3Ps:6Kr untuk
pengunci R segmen, Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan

Spesifi kasi Teknis -15

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Jenis Beton B0 untuk lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam
cetakan) dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan
kentalnya sama.  Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar
menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.
2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan
yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton
Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di
gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan
dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi
beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran,
serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua
ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.

Spesifi kasi Teknis -16

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan
dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton (Khusus
untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
b. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan membuat
lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos, angker, dan
sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat yang
salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh pemberi
tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
c. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1
cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing- masing
bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
i. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran
beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat
persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya
sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
j. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh
beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan talang.
k. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan bendabenda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum
dicor.
l. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran
suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakantindakan mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
m. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan
berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi
tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik.Dengan
sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan
langsung menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
n. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
3. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
4. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturutturut.
Spesifi kasi Teknis -17

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

j. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari
pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian
pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor
harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya.

3.3. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Tanpa Manhole Type A
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2
1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor
3.4. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Dengan Manhole Type A
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2
1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.

Spesifi kasi Teknis -18

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor
3.5. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Type B
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 10 ton/m2
1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikas

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65