BASIC PROSES EKSPOR INDONESIA pdf
INDONESIAN BASIC EKSPOR PROCESS
BASIC
PROSES
EKSPOR
INDONESIA
Oleh:
Desmarnov Tirto Pamangin
Marketing Export Import Shipment
PT. TPIL Logistics Indonesia
February 2018
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang ................................................................................
Identifikasi Masalah ….....................................................................
Perumusan Masalah ................………………………………….........
Petunjuk Penggunaan Buku ................……………………………….
Manfaat Penulisan ……………………………...………………….......
1
2
2
2
2
BAB II. PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Proses Ekspor ….…..........................................................................
Pihak Terkait …................................................................................
Dokumen Wajib untuk Melakukan Ekspor …………………………..
Beberapa Istilah dalam Ekspor/Impor ……………………………….
3
6
9
10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………….......................................................................
B. Rekomendasi Untuk Eksportir …………………………………………
13
13
LAMPIRAN ..........................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Meningkatkan angka ekspor merupakan salah satu program prioritas pemerintah
Indonesia karena transaksi ekspor ke luar negri dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara, serta menambah
cadangan
devisa
negara.
Dengan
meningkatnya
angka
ekspor
maka
kesejahteraan para pelaku ekonomi akan meningkat dan tingkat pengangguran
akan berkurang karena adanya peningkatan produktivitas guna memenuhi
permintaan pembeli luar negeri.
Ekspor adalah kegiatan transportasi (perdagangan) barang di dalam negeri ke
luar negeri, dimana barang yang dimaksud bisa berupa barang yang dibuat di
dalam negeri, barang dari luar negeri (yang kemudian dijual kembali ke luar
negeri), barang bekas atau baru. Barang-barang yang diperdagangkan ke luar
negeri atau diekspor terdiri dari bermacam-macam jenis seperti hasil bumi (karet,
kopi, lada, rotan, kayu, tapioka), hasil-hasil tambang, hasil-hasil laut (minyak
mentah, timah, udang, ikan, agar-agar laut, kulit kerang), dan lain-lainnya.
Proses ekspor
secara garis besar
melibatkan
penjual barang (dalam
negeri)/eksportir/shipper, PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan),
otoritas bea cukai, otoritas pelabuhan, perusahaan pelayaran/penerbangan
internasional, dan pembeli barang (luar negeri)/importir/consignee. Namun
seiring dengan adanya tuntutan pembeli terhadap jumlah, kualitas, dan
kesinambungan produk yang dimiliki penjual, perusahaan forwarder dan vendor
angkut lanjut pun sering dilibatkan agar penjual bisa focus untuk memenuhi
tuntutan pembeli.
1
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pembahasan dalam tulisan ini terdiri
dari:
1.
Perbedaan proses ekspor yang tanpa melalui perusahaan forwarder dan
yang melalui perusahaan forwarder
C.
2.
Dokumen dokumen wajib untuk melakukan ekspor
3.
Beberapa istilah dalam Ekspor/Impor
4.
Pemahaman Incoterm
5.
Pemahaman spesifikasi container laut dan udara
Perumusan Masalah
Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pemerintah terhadap angka ekspor
terutama
UMKM
Indonesia,
maka
pemahaman
terhadap
Basic
Proses/Knowledge Ekspor yang ada di Indonesia wajib dipahami oleh setiap
pelaku UMKM. Diharapkan bahwa, dengan memahami basic proses ekspor,
banyak eksportir baru bermunculan terutama UMKM Indonesia.
D.
Petunjuk Penggunaan Buku
Untuk setiap kata/kalimat dalam buku ini yang masih asing bagi pembaca,
sekiranya dapat merujuk ke BAB II PEMBAHASAN -> bagian D. Beberapa Istilah
dalam Ekspor/Impor (halaman 10 - 12)
E.
Manfaat Penulisan
Selain menjadi acuan bagi penulis dalam menyajikan materi, penulis (yang juga
aktif volunteer sebagai Consultant Ekspor di asosiasi pelaku UMKM kota
Makassar) ingin mengajak pembaca khususnya pelaku UMKM untuk memahami
Basic Proses/Knowledge Ekspor yang ada di Indonesia sehingga diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Ekspor
Ada dua jenis proses ekspor yaitu proses yang tanpa melalui perusahaan
forwarder dan yang melalui perusahaan forwarder. Secara garis besar, proses
ekspor tanpa melalui perusahaan forwarder tergambar seperti berikut:
Eksportir
Indonesia
Bea cukai
Otoritas pelabuhan
Pelayaran/Penerbangan
internasional
Importir
luar negeri
Gambar 1 - Proses Ekspor tanpa Perusahaan Forwarder
3
Seperti yang tertera pada Gambar 1, semua proses (beserta korespondensi nya)
mulai dari menyiapkan barang dagangan hingga barang tersebut tiba di negara
tujuan (POD -> Port of Destination) merupakan tugas & tanggung jawab
eksportir.
Pertama-tama eksportir menyiapkan barang dagangan sesuai dengan pesanan
importir.
Selanjutnya
eksportir
akan
menghubungi
perusahaan.pelayaran/penerbangan internasional terkait booking space muatan,
kapan barang siap untuk stuffing, dan akhirnya confirm schedule/jadwal shipping.
Ketika tiba waktu nya barang dagangan siap untuk stuffing, eksportir akan
menyiapkan armada haulage/angkut lanjut (pada umumnya trucking) untuk
membawa barang dagangan menuju pelabuhan di mana tim Bea & Cukai akan
turut memvalidasi dokumen dokumen ekspor nya, juga memeriksa fisik barang
tersebut. Jika hasil nya sesuai kebijakan Bea & Cukai, maka barang dagangan
siap diangkut ke dalam kapal/pesawat untuk diberangkatkan ke negara tujuan.
4
Adapun proses ekspor melalui perusahaan forwarder secara garis besar
tergambar seperti berikut:
Otoritas pelabuhan
Eksportir
Indonesia
Forwarder
Bea cukai
Pelayaran/Penerbangan
internasional
Importir
luar negeri
Gambar 2 - Proses Ekspor melalui Perusahaan Forwarder
5
Seperti yang tertera pada Gambar 2, semua proses beserta korespondensi nya
(terkecuali menyiapkan barang dagangan) hingga barang tersebut tiba di negara
tujuan merupakan tugas & tanggung jawab forwarder.
Pertama-tama eksportir akan menghubungi forwarder dengan memberikan
informasi detail terkait rencana ekspor ke negara tujuan. Selanjutnya forwarder
akan menghubungi perusahaan.pelayaran/penerbangan internasional terkait
booking space muatan, kapan barang nya eksportir siap untuk stuffing, dan
akhirnya confirm schedule/jadwal shipping. Ketika tiba waktu nya barang
dagangan
siap
untuk
stuffing,
forwarder
akan
menyiapkan
armada
haulage/angkut lanjut (pada umumnya trucking) untuk membawa barang
dagangan menuju pelabuhan di mana tim Bea & Cukai akan turut memvalidasi
dokumen dokumen ekspor nya, juga memeriksa barang tersebut. Jika hasil nya
sesuai kebijakan Bea & Cukai, maka barang dagangan siap diangkut ke dalam
kapal/pesawat untuk diberangkatkan ke negara tujuan.
Catatan:
Lisensi IATA wajib dimiliki oleh eksportir/forwarder supaya bisa booking space
muatan di perusahaan penerbangan internasional.
B.
Pihak Terkait
a.
Forwarder (kadang juga disebut Ekspedisi) adalah perusahaan yang
bertindak sebagai forwarding agent yang memberikan jasa dalam pengumpulan,
pengurusan, pergudangan, dan penyerahan barang door-to-door via darat, laut,
dan/atau udara.
6
Beberapa forwarder yang ada di Indonesia yaitu: PT. TPIL Logistics, DB
Schenker, CEVA Logistics, MSA KARGO, dan sebagainya
b.
PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) merupakan individu
yang menyediakan jasa pengurusan tentang formalitas kepabeanan dan hal-hal
yang terkait di dalamnya. Untuk mendirikan PPJK wajib memiliki izin atau
pengesahan dari Kantor Bea dan Cukai. PPJK mengurus barang ekspor/import
yang wajib membayar pajak bea sehingga padanya dikenakan jaminan bahwa
PPJK telah bertanggung jawab untuk melunasi pajak bea berdasarkan kuasa
dari Perusahaan atau perorangan selaku
Eksportir/Importir. PPJK bisa
merupakan karyawan di pihak eksportir ataupun forwarder
c.
Vendor Angkut Lanjut (pada umumnya trucking)
Merupakan perusahaan yang menyediakan armada angkut lanjut (pada
umumnya trucking). Tanggung jawab vendor angkut lanjut terhadap barang yang
dikirim hanya terletak pada dari gudang eksportir Indonesia ke pelabuhan
Indonesia.
7
Beberapa vendor angkut lanjut yang ada di Indonesia yaitu: PT. SIBA SURYA,
PT Cardig Logistics, dan sebagainya
d.
Otoritas Bea Cukai
adalah nama dari sebuah instansi pemerintah (Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai disingkat DJBC atau bea cukai) yang melayani masyarakat di bidang
kepabeanan dan cukai. Seiring dengan era globalisasi, bea dan cukai sering
menggunakan istilah customs
e.
Otoritas Pelabuhan
merupakan wakil pemerintah untuk memberikan izin atau bentuk lainnya kepada
Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
Otoritas pelabuhan juga:
i.
Mengatur lalu lintas kapal/pesawat keluar masuk pelabuhan melalui
pemandu
ii.
Menetapkan
standar
kinerja
operasional
pelayanan
jasa
kepelabuhanan
8
f.
Pelayaran/Penerbangan Internasional
Merupakan perusahaan yang menyediakan space di kapal/pesawat dan
container nya. Tanggung jawab pelayaran/penerbangan terhadap barang yang
dikirim hanya terletak pada dari pelabuhan Indonesia (POL -> Port of Loading)
ke pelabuhan negara tujuan ekspor (POD -> Port of Destination). Beberapa
pelayaran/penerbangan internasional yang ada di Indonesia yaitu: Maersk Line,
SITC, Garuda Indonesia, Singapore Airlines, dan sebagainya
C.
Dokumen Wajib untuk Melakukan Ekspor
a.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) merupakan dokumen utama yang
harus diisi dengan benar guna memperoleh persetujuan Bea dan Cukai
dengan dasar SK. Menteri Keuangan No: 1012/KMK.00/1991 tahun 1991
tentang Pemberitahuan Ekspor Barang. PEB merupakan satu-satunya
dokumen yang diserahkan kepada Bea dan Cukai, dan berguna untuk:
b.
i.
Customs clearance di negara/ pelabuhan asal barang
ii.
Dokumen utama untuk keperluan statistik perdagangan
iii.
Penetapan pajak ekspor
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan),
NPWP
c.
NIK (Nomor Identitas Kepabeanan) & API (Angka Pengenal Importir) ->
bisa didapatkan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
d.
Invoice & Packing List
e.
Bill of Lading, dan
9
f.
Dokumen wajib lain nya sesuai HS Code barang dagangan yang bisa
dicheck di website INSW ( http://eservice.insw.go.id/ ). Contoh: apabila
barang dagangan adalah Sarang Burung Walet, maka, berdasarkan
website INSW, eksportir wajib memiliki dokumen Eksportir Terdaftar
Sarang Burung Walet
.
D.
Beberapa Istilah dalam Ekspor/Impor
a.
Devisa negara adalah semua aset yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia
internasional. Yang biasanya banyak dijadikan devisa saat ini adalah
dollar amerika (usd). Devisa negara merupakan salah satu pilar utama
yang menunjukkan kekuatan ekonomi sebuah negara. Makin tinggi
cadangan devisa yang dkantongi negara, maka makin tajir kekuatan
ekonomi negara itu
b.
HS Code atau Harmonized System atau biasa juga disebut HS adalah
kode suatu barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan
mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan
statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi sebelumnya
c.
Stuffing/Loading adalah proses pemuatan barang ekspor kedalam
container atau truck angkutan (berlaku untuk kegiatan ekspor)
d.
Invoice/Commercial Invoice merupakan dokumen nota/faktur penjualan
barang ekpor/impor. Invoice diterbitkan oleh penjual/eksportir/pengirim
barang. Di dalam invoice wajib tercantum: nomor dan tanggal invoice itu
sendiri, nama penerima barang, nama barang, harga per unit, harga total
seluruh barang, cara penyerahan barang (FOB, CNF, CIF atau lainnya).
Adapun
informasi
lain
yang
dapat
dicantumkan
seperti:
nama
kapal/pesawat, nomor container, tempat muat dan bongkar, dan
sebagainya. Commercial invoice ini juga digunakan sebagai dasar untuk
menghitung pajak/pungutan Negara
10
e.
Packing List/Weight List merupakan dokumen packing/kemasan yang
menunjukkan jumlah, jenis, serta berat dari barang ekspor/impor. Packing
List Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang tercantum di
dalam commercial invoice
f.
Bill of Lading atau biasa disingkat dengan B/L, arti sederhananya adalah
Konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan barang.
Dokumen Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas
dari dunia International sebagai alat/bukti pengiriman dan pengambilan
barang ekspor/import. Bill of Lading memuat data-data seperti: Shipper,
Consignee, Notify Party, Vessel & Voy, Description of Goods, GW, NW,
Measurement, POD, POL, dan lain nya. B/L dikeluarkan oleh pihak
pengangkut baik pelayaran, penerbangan atau lainnya atau agen nya
yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan barangnya dengan
kesepakatan yang tertulis di dalam B/L tersebut. B/L ini jika oleh
pelayaran lazim disebut Bill Of Lading (B/L) atau bahkan ada sebutan lain
Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill namun untuk maskapai penerbangan
disebut Airwaybill. Apapun sebutan itu pada dasarnya sama yaitu
dokumen pengangkut, dan semua itu adalah dalam kategori B/L (meski
dalam prakteknya akan berbeda, tapi yang jelas kita samakan semua itu
adalah B/L)
g.
Incoterm atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah
yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli
dalam perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan
kewajiban pembeli dan penjual yang berhubungan dengan pengiriman
barang. Hal-hal yang dijelaskan meliputi proses pengiriman barang,
penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya yang timbul
dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi
akibat proses pengiriman
11
h.
Notify Party adalah pihak ketiga selain Consignee yang mengetahui
adanya sebuah pengiriman barang
i.
Transit Time adalah lama waktu perjalanan dari pelabuhan Indonesia
(POL -> Port of Loading) ke pelabuhan negara tujuan ekspor (POD -> Port
of Destination)
j.
IATA
(International
Air
Transport
Association)
adalah
sebuah
organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapaimaskapai penerbangan. IATA bermarkas di Montreal, Kanada. Anggota
maskapai-maskapai penerbangan diberikan kelonggaran khusus sehingga
dapat mengkonsultasikan harga antar sesama anggota melalui organisasi
ini. IATA juga bertugas menjalankan peraturan dalam pengiriman barangbarang berbahaya dan menerbitkan panduan Peraturan Barang-barang
Berbahaya IATA (IATA Dangerous Goods Regulations)
12
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada dua jenis proses ekspor yaitu tanpa melalui perusahaan forwarder dan yang
melalui perusahaan forwarder. Dokumen wajib untuk melakukan ekspor yaitu,
paling tidak, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), NPWP, NIK (Nomor Identitas Kepabeanan), API (Angka Pengenal
Importir), dan dokumen lain nya sesuai HS Code barang dagangan.
B.
Rekomendasi Untuk Eksportir
a.
Pahami incoterm nya agar tidak terjadi kesalahan hak dan kewajiban
pembeli dan penjual
b.
Pahami spesifikasi container yang digunakan agar quantitas barang
dagangan bisa masuk maksimal
c.
Jagalah pembeli luar negeri anda karena mendapatkan satu bukan hal
mudah. Oleh sebab itu pastikan barang dagangan sudah sesuai standard
yang telah disepakati dengan pembeli luar negeri
d.
Hindari pengiriman yang mana dokumen dokumen ekspor nya bukan atas
nama penjual itu sendiri. Dengan kata lain hindari pengiriman undername
e.
Apabila proses ekspor melalui perusahaan forwarder, pilihlah forwarder
yang sudah berpengalaman
f.
Pastikan schedule/jadwal shipping tidak bentrok dengan proses dalam
menyiapkan barang dagangan pesanan importer
g.
Pastikan HS Code sudah sesuai dengan barang dagangan agar dokumen
wajib/ketentuan lain nya bisa dipersiapkan jauh hari. Mengenai hal itu,
eksportir disarankan untuk menghubungi PPJK yang terpercaya. Kerap
kali ALFI dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dijadikan referensi
untuk mencari daftar PPJK yang terpercaya
13
LAMPIRAN
INCOTERM
14
Spesifikasi container udara:
15
Spesifikasi container laut:
SEA CONTAINER SPECIFICATIONS
16
Check HS Code di website INSW ( http://eservice.insw.go.id/ ) :
17
Contoh schedule/jadwal shipping pelayaran internasional
18
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Asosiasi_Pengangkutan_Udara_Internasional diakses pada
9:41 AM 2/16/2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Incoterms diakses pada 9:21 AM 2/16/2018
http://strategimanajemen.net/2017/10/23/ranking-10-besar-penyumbang-devisa-dollarke-indonesia/ diakses pada 3:54 PM 2/12/2018
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-devisa-negara-fungsi-gunasumber-jenis-macam-devisa.html#.WoFHlLOYO00 diakses pada 3:53 PM 2/12/2018
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/links/98-hs-code diakses pada 3:48 PM
2/12/2018
http://emkllogindo.blogspot.co.id/2015/01/dokumen-ekspor.html diakses pada 3:02 PM
2/12/2018
http://tentangexportimport.blogspot.co.id/p/istilah2-umum.html diakses pada 2:54 PM
2/12/2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Pengurusan_Jasa_Kepabeanan diakses pada
12:27 PM 2/12/2018
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan_ekspedisi.aspx diakses pada
12:23 PM 2/12/2018
BASIC
PROSES
EKSPOR
INDONESIA
Oleh:
Desmarnov Tirto Pamangin
Marketing Export Import Shipment
PT. TPIL Logistics Indonesia
February 2018
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang ................................................................................
Identifikasi Masalah ….....................................................................
Perumusan Masalah ................………………………………….........
Petunjuk Penggunaan Buku ................……………………………….
Manfaat Penulisan ……………………………...………………….......
1
2
2
2
2
BAB II. PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Proses Ekspor ….…..........................................................................
Pihak Terkait …................................................................................
Dokumen Wajib untuk Melakukan Ekspor …………………………..
Beberapa Istilah dalam Ekspor/Impor ……………………………….
3
6
9
10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………….......................................................................
B. Rekomendasi Untuk Eksportir …………………………………………
13
13
LAMPIRAN ..........................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Meningkatkan angka ekspor merupakan salah satu program prioritas pemerintah
Indonesia karena transaksi ekspor ke luar negri dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara, serta menambah
cadangan
devisa
negara.
Dengan
meningkatnya
angka
ekspor
maka
kesejahteraan para pelaku ekonomi akan meningkat dan tingkat pengangguran
akan berkurang karena adanya peningkatan produktivitas guna memenuhi
permintaan pembeli luar negeri.
Ekspor adalah kegiatan transportasi (perdagangan) barang di dalam negeri ke
luar negeri, dimana barang yang dimaksud bisa berupa barang yang dibuat di
dalam negeri, barang dari luar negeri (yang kemudian dijual kembali ke luar
negeri), barang bekas atau baru. Barang-barang yang diperdagangkan ke luar
negeri atau diekspor terdiri dari bermacam-macam jenis seperti hasil bumi (karet,
kopi, lada, rotan, kayu, tapioka), hasil-hasil tambang, hasil-hasil laut (minyak
mentah, timah, udang, ikan, agar-agar laut, kulit kerang), dan lain-lainnya.
Proses ekspor
secara garis besar
melibatkan
penjual barang (dalam
negeri)/eksportir/shipper, PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan),
otoritas bea cukai, otoritas pelabuhan, perusahaan pelayaran/penerbangan
internasional, dan pembeli barang (luar negeri)/importir/consignee. Namun
seiring dengan adanya tuntutan pembeli terhadap jumlah, kualitas, dan
kesinambungan produk yang dimiliki penjual, perusahaan forwarder dan vendor
angkut lanjut pun sering dilibatkan agar penjual bisa focus untuk memenuhi
tuntutan pembeli.
1
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pembahasan dalam tulisan ini terdiri
dari:
1.
Perbedaan proses ekspor yang tanpa melalui perusahaan forwarder dan
yang melalui perusahaan forwarder
C.
2.
Dokumen dokumen wajib untuk melakukan ekspor
3.
Beberapa istilah dalam Ekspor/Impor
4.
Pemahaman Incoterm
5.
Pemahaman spesifikasi container laut dan udara
Perumusan Masalah
Seiring dengan meningkatnya ekspektasi pemerintah terhadap angka ekspor
terutama
UMKM
Indonesia,
maka
pemahaman
terhadap
Basic
Proses/Knowledge Ekspor yang ada di Indonesia wajib dipahami oleh setiap
pelaku UMKM. Diharapkan bahwa, dengan memahami basic proses ekspor,
banyak eksportir baru bermunculan terutama UMKM Indonesia.
D.
Petunjuk Penggunaan Buku
Untuk setiap kata/kalimat dalam buku ini yang masih asing bagi pembaca,
sekiranya dapat merujuk ke BAB II PEMBAHASAN -> bagian D. Beberapa Istilah
dalam Ekspor/Impor (halaman 10 - 12)
E.
Manfaat Penulisan
Selain menjadi acuan bagi penulis dalam menyajikan materi, penulis (yang juga
aktif volunteer sebagai Consultant Ekspor di asosiasi pelaku UMKM kota
Makassar) ingin mengajak pembaca khususnya pelaku UMKM untuk memahami
Basic Proses/Knowledge Ekspor yang ada di Indonesia sehingga diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Ekspor
Ada dua jenis proses ekspor yaitu proses yang tanpa melalui perusahaan
forwarder dan yang melalui perusahaan forwarder. Secara garis besar, proses
ekspor tanpa melalui perusahaan forwarder tergambar seperti berikut:
Eksportir
Indonesia
Bea cukai
Otoritas pelabuhan
Pelayaran/Penerbangan
internasional
Importir
luar negeri
Gambar 1 - Proses Ekspor tanpa Perusahaan Forwarder
3
Seperti yang tertera pada Gambar 1, semua proses (beserta korespondensi nya)
mulai dari menyiapkan barang dagangan hingga barang tersebut tiba di negara
tujuan (POD -> Port of Destination) merupakan tugas & tanggung jawab
eksportir.
Pertama-tama eksportir menyiapkan barang dagangan sesuai dengan pesanan
importir.
Selanjutnya
eksportir
akan
menghubungi
perusahaan.pelayaran/penerbangan internasional terkait booking space muatan,
kapan barang siap untuk stuffing, dan akhirnya confirm schedule/jadwal shipping.
Ketika tiba waktu nya barang dagangan siap untuk stuffing, eksportir akan
menyiapkan armada haulage/angkut lanjut (pada umumnya trucking) untuk
membawa barang dagangan menuju pelabuhan di mana tim Bea & Cukai akan
turut memvalidasi dokumen dokumen ekspor nya, juga memeriksa fisik barang
tersebut. Jika hasil nya sesuai kebijakan Bea & Cukai, maka barang dagangan
siap diangkut ke dalam kapal/pesawat untuk diberangkatkan ke negara tujuan.
4
Adapun proses ekspor melalui perusahaan forwarder secara garis besar
tergambar seperti berikut:
Otoritas pelabuhan
Eksportir
Indonesia
Forwarder
Bea cukai
Pelayaran/Penerbangan
internasional
Importir
luar negeri
Gambar 2 - Proses Ekspor melalui Perusahaan Forwarder
5
Seperti yang tertera pada Gambar 2, semua proses beserta korespondensi nya
(terkecuali menyiapkan barang dagangan) hingga barang tersebut tiba di negara
tujuan merupakan tugas & tanggung jawab forwarder.
Pertama-tama eksportir akan menghubungi forwarder dengan memberikan
informasi detail terkait rencana ekspor ke negara tujuan. Selanjutnya forwarder
akan menghubungi perusahaan.pelayaran/penerbangan internasional terkait
booking space muatan, kapan barang nya eksportir siap untuk stuffing, dan
akhirnya confirm schedule/jadwal shipping. Ketika tiba waktu nya barang
dagangan
siap
untuk
stuffing,
forwarder
akan
menyiapkan
armada
haulage/angkut lanjut (pada umumnya trucking) untuk membawa barang
dagangan menuju pelabuhan di mana tim Bea & Cukai akan turut memvalidasi
dokumen dokumen ekspor nya, juga memeriksa barang tersebut. Jika hasil nya
sesuai kebijakan Bea & Cukai, maka barang dagangan siap diangkut ke dalam
kapal/pesawat untuk diberangkatkan ke negara tujuan.
Catatan:
Lisensi IATA wajib dimiliki oleh eksportir/forwarder supaya bisa booking space
muatan di perusahaan penerbangan internasional.
B.
Pihak Terkait
a.
Forwarder (kadang juga disebut Ekspedisi) adalah perusahaan yang
bertindak sebagai forwarding agent yang memberikan jasa dalam pengumpulan,
pengurusan, pergudangan, dan penyerahan barang door-to-door via darat, laut,
dan/atau udara.
6
Beberapa forwarder yang ada di Indonesia yaitu: PT. TPIL Logistics, DB
Schenker, CEVA Logistics, MSA KARGO, dan sebagainya
b.
PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) merupakan individu
yang menyediakan jasa pengurusan tentang formalitas kepabeanan dan hal-hal
yang terkait di dalamnya. Untuk mendirikan PPJK wajib memiliki izin atau
pengesahan dari Kantor Bea dan Cukai. PPJK mengurus barang ekspor/import
yang wajib membayar pajak bea sehingga padanya dikenakan jaminan bahwa
PPJK telah bertanggung jawab untuk melunasi pajak bea berdasarkan kuasa
dari Perusahaan atau perorangan selaku
Eksportir/Importir. PPJK bisa
merupakan karyawan di pihak eksportir ataupun forwarder
c.
Vendor Angkut Lanjut (pada umumnya trucking)
Merupakan perusahaan yang menyediakan armada angkut lanjut (pada
umumnya trucking). Tanggung jawab vendor angkut lanjut terhadap barang yang
dikirim hanya terletak pada dari gudang eksportir Indonesia ke pelabuhan
Indonesia.
7
Beberapa vendor angkut lanjut yang ada di Indonesia yaitu: PT. SIBA SURYA,
PT Cardig Logistics, dan sebagainya
d.
Otoritas Bea Cukai
adalah nama dari sebuah instansi pemerintah (Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai disingkat DJBC atau bea cukai) yang melayani masyarakat di bidang
kepabeanan dan cukai. Seiring dengan era globalisasi, bea dan cukai sering
menggunakan istilah customs
e.
Otoritas Pelabuhan
merupakan wakil pemerintah untuk memberikan izin atau bentuk lainnya kepada
Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan.
Otoritas pelabuhan juga:
i.
Mengatur lalu lintas kapal/pesawat keluar masuk pelabuhan melalui
pemandu
ii.
Menetapkan
standar
kinerja
operasional
pelayanan
jasa
kepelabuhanan
8
f.
Pelayaran/Penerbangan Internasional
Merupakan perusahaan yang menyediakan space di kapal/pesawat dan
container nya. Tanggung jawab pelayaran/penerbangan terhadap barang yang
dikirim hanya terletak pada dari pelabuhan Indonesia (POL -> Port of Loading)
ke pelabuhan negara tujuan ekspor (POD -> Port of Destination). Beberapa
pelayaran/penerbangan internasional yang ada di Indonesia yaitu: Maersk Line,
SITC, Garuda Indonesia, Singapore Airlines, dan sebagainya
C.
Dokumen Wajib untuk Melakukan Ekspor
a.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) merupakan dokumen utama yang
harus diisi dengan benar guna memperoleh persetujuan Bea dan Cukai
dengan dasar SK. Menteri Keuangan No: 1012/KMK.00/1991 tahun 1991
tentang Pemberitahuan Ekspor Barang. PEB merupakan satu-satunya
dokumen yang diserahkan kepada Bea dan Cukai, dan berguna untuk:
b.
i.
Customs clearance di negara/ pelabuhan asal barang
ii.
Dokumen utama untuk keperluan statistik perdagangan
iii.
Penetapan pajak ekspor
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan),
NPWP
c.
NIK (Nomor Identitas Kepabeanan) & API (Angka Pengenal Importir) ->
bisa didapatkan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
d.
Invoice & Packing List
e.
Bill of Lading, dan
9
f.
Dokumen wajib lain nya sesuai HS Code barang dagangan yang bisa
dicheck di website INSW ( http://eservice.insw.go.id/ ). Contoh: apabila
barang dagangan adalah Sarang Burung Walet, maka, berdasarkan
website INSW, eksportir wajib memiliki dokumen Eksportir Terdaftar
Sarang Burung Walet
.
D.
Beberapa Istilah dalam Ekspor/Impor
a.
Devisa negara adalah semua aset yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia
internasional. Yang biasanya banyak dijadikan devisa saat ini adalah
dollar amerika (usd). Devisa negara merupakan salah satu pilar utama
yang menunjukkan kekuatan ekonomi sebuah negara. Makin tinggi
cadangan devisa yang dkantongi negara, maka makin tajir kekuatan
ekonomi negara itu
b.
HS Code atau Harmonized System atau biasa juga disebut HS adalah
kode suatu barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan
mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan
statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi sebelumnya
c.
Stuffing/Loading adalah proses pemuatan barang ekspor kedalam
container atau truck angkutan (berlaku untuk kegiatan ekspor)
d.
Invoice/Commercial Invoice merupakan dokumen nota/faktur penjualan
barang ekpor/impor. Invoice diterbitkan oleh penjual/eksportir/pengirim
barang. Di dalam invoice wajib tercantum: nomor dan tanggal invoice itu
sendiri, nama penerima barang, nama barang, harga per unit, harga total
seluruh barang, cara penyerahan barang (FOB, CNF, CIF atau lainnya).
Adapun
informasi
lain
yang
dapat
dicantumkan
seperti:
nama
kapal/pesawat, nomor container, tempat muat dan bongkar, dan
sebagainya. Commercial invoice ini juga digunakan sebagai dasar untuk
menghitung pajak/pungutan Negara
10
e.
Packing List/Weight List merupakan dokumen packing/kemasan yang
menunjukkan jumlah, jenis, serta berat dari barang ekspor/impor. Packing
List Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang tercantum di
dalam commercial invoice
f.
Bill of Lading atau biasa disingkat dengan B/L, arti sederhananya adalah
Konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan barang.
Dokumen Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas
dari dunia International sebagai alat/bukti pengiriman dan pengambilan
barang ekspor/import. Bill of Lading memuat data-data seperti: Shipper,
Consignee, Notify Party, Vessel & Voy, Description of Goods, GW, NW,
Measurement, POD, POL, dan lain nya. B/L dikeluarkan oleh pihak
pengangkut baik pelayaran, penerbangan atau lainnya atau agen nya
yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan barangnya dengan
kesepakatan yang tertulis di dalam B/L tersebut. B/L ini jika oleh
pelayaran lazim disebut Bill Of Lading (B/L) atau bahkan ada sebutan lain
Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill namun untuk maskapai penerbangan
disebut Airwaybill. Apapun sebutan itu pada dasarnya sama yaitu
dokumen pengangkut, dan semua itu adalah dalam kategori B/L (meski
dalam prakteknya akan berbeda, tapi yang jelas kita samakan semua itu
adalah B/L)
g.
Incoterm atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah
yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli
dalam perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan
kewajiban pembeli dan penjual yang berhubungan dengan pengiriman
barang. Hal-hal yang dijelaskan meliputi proses pengiriman barang,
penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya yang timbul
dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi
akibat proses pengiriman
11
h.
Notify Party adalah pihak ketiga selain Consignee yang mengetahui
adanya sebuah pengiriman barang
i.
Transit Time adalah lama waktu perjalanan dari pelabuhan Indonesia
(POL -> Port of Loading) ke pelabuhan negara tujuan ekspor (POD -> Port
of Destination)
j.
IATA
(International
Air
Transport
Association)
adalah
sebuah
organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapaimaskapai penerbangan. IATA bermarkas di Montreal, Kanada. Anggota
maskapai-maskapai penerbangan diberikan kelonggaran khusus sehingga
dapat mengkonsultasikan harga antar sesama anggota melalui organisasi
ini. IATA juga bertugas menjalankan peraturan dalam pengiriman barangbarang berbahaya dan menerbitkan panduan Peraturan Barang-barang
Berbahaya IATA (IATA Dangerous Goods Regulations)
12
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada dua jenis proses ekspor yaitu tanpa melalui perusahaan forwarder dan yang
melalui perusahaan forwarder. Dokumen wajib untuk melakukan ekspor yaitu,
paling tidak, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), NPWP, NIK (Nomor Identitas Kepabeanan), API (Angka Pengenal
Importir), dan dokumen lain nya sesuai HS Code barang dagangan.
B.
Rekomendasi Untuk Eksportir
a.
Pahami incoterm nya agar tidak terjadi kesalahan hak dan kewajiban
pembeli dan penjual
b.
Pahami spesifikasi container yang digunakan agar quantitas barang
dagangan bisa masuk maksimal
c.
Jagalah pembeli luar negeri anda karena mendapatkan satu bukan hal
mudah. Oleh sebab itu pastikan barang dagangan sudah sesuai standard
yang telah disepakati dengan pembeli luar negeri
d.
Hindari pengiriman yang mana dokumen dokumen ekspor nya bukan atas
nama penjual itu sendiri. Dengan kata lain hindari pengiriman undername
e.
Apabila proses ekspor melalui perusahaan forwarder, pilihlah forwarder
yang sudah berpengalaman
f.
Pastikan schedule/jadwal shipping tidak bentrok dengan proses dalam
menyiapkan barang dagangan pesanan importer
g.
Pastikan HS Code sudah sesuai dengan barang dagangan agar dokumen
wajib/ketentuan lain nya bisa dipersiapkan jauh hari. Mengenai hal itu,
eksportir disarankan untuk menghubungi PPJK yang terpercaya. Kerap
kali ALFI dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dijadikan referensi
untuk mencari daftar PPJK yang terpercaya
13
LAMPIRAN
INCOTERM
14
Spesifikasi container udara:
15
Spesifikasi container laut:
SEA CONTAINER SPECIFICATIONS
16
Check HS Code di website INSW ( http://eservice.insw.go.id/ ) :
17
Contoh schedule/jadwal shipping pelayaran internasional
18
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Asosiasi_Pengangkutan_Udara_Internasional diakses pada
9:41 AM 2/16/2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Incoterms diakses pada 9:21 AM 2/16/2018
http://strategimanajemen.net/2017/10/23/ranking-10-besar-penyumbang-devisa-dollarke-indonesia/ diakses pada 3:54 PM 2/12/2018
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-devisa-negara-fungsi-gunasumber-jenis-macam-devisa.html#.WoFHlLOYO00 diakses pada 3:53 PM 2/12/2018
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/links/98-hs-code diakses pada 3:48 PM
2/12/2018
http://emkllogindo.blogspot.co.id/2015/01/dokumen-ekspor.html diakses pada 3:02 PM
2/12/2018
http://tentangexportimport.blogspot.co.id/p/istilah2-umum.html diakses pada 2:54 PM
2/12/2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Pengurusan_Jasa_Kepabeanan diakses pada
12:27 PM 2/12/2018
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan_ekspedisi.aspx diakses pada
12:23 PM 2/12/2018