Usaha Pemerintah Kabupaten Malang untuk

Usaha Pemerintah Kabupaten Malang untuk
Menjaga Ketahanan Pangan Daerahnya
The Ways of Malang Sub-Province Goverment To
Keep Their Food Endurances
Darin Iftinani Aulia Dewi1
1

Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya
Jl. MT Haryono 169, Malang 65154

Abstrak
Pangan merupakan hak asasi manusia, pangan juga menentukan kualitas
sumberdaya manusia suatu bangsa dan pangan merupakan pilar ketahanan
nasional. Ketahanan pangan merupakan pilar pembangunan sektor lainnya.
Ketergantungan pangan dari impor dan ketidakmampuan suatu bangsa
mencapai kemandirian pangan akan menyebabkan ketahanan nasional akan
terganggu. Beberapa tahun terakhir terjadi kelangkaan pangan di pasar dunia
yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan harga panga yang dipicu oleh
kenaikan harga minya bumi, menurunnya produksi, menurunnya produksi
pangan beberapa negara penghasil pangan, konvensi pangan menjadi energi

dan meningkatnya permintaan pangan dari negara yang mempunyai
pertumbuhan ekonomi tinggi dan dengan populasi yang besar. Pemerintah
adalah lembaga yang wajib melindungi dan bertanggung jawab apabila terjadi
rawan pangan
Kata kunci: pangan, kerawanan, pemerintah
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN
Ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga
yang
tercermin
dari
tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah, mutunya, aman,
merata dan terjangkau (Soemarno,
2010)
Tiga pilar mengenai ketahanan
pangan

yakni
ketersediaan,
distribusi
dan
konsumsi.
Jika
seluruh pilar tersebut dikelola
dengan baik di suatu daerah maka
akan tercapai daerah tersebut yang
disebut dengan kondisi daerah
yang tahan pangan dan begitu juga
sebaliknya, apabila hal tersebut
tidak dapat diwujudkan maka akan
terjadi rawan pangan. Kondisi

ketahanan pangan menentukan
status
gizi
individu
dalam

masyarakat yang pada akhirnya
berpengaruh
besar
terhadap
sumber daya manusia. Untuk
menjamin
kebutuhan
konsumsi
penduduk secara fisik maupun
ekonomi, diperlukan pengelolaan
cadangan
pangan
di
seluruh
komponen masyarakat. Salah satu
cara
ialah
dengan
menumbuhkembangkan sekaligus
memelihara

tradisi
masyarakat
secara
perorangan
maupun
kelompok
untuk
menyisihkan
sebagian hasil panen sebagai
cadangan
pangan
dengan
membangun lumbung pangan.

Sebagai
bentuk
keseriusan
pemerintah
Kabupaten
Malang

dalam rangka menjaga ketahanan
pangannya,
tertuang
dalam
peraturan
bupati
Kabupaten
Malang no 27 tahin 2012 mengenai
Dewan Ketahanan Pangan, pada
pasal
dua
dijelaskan
fungsi
dibentuknya
adalah
untuk
mengupayakan
terwujudnya
ketahanan pangan daerah sebagai
bagian dari ketahanan pangan

nasional. Juga tertuang dalam visi
kerja Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan Kabupaten
Malang
yakni
“terwujudnya
ketahanan
pangan
yang
mantap didukung sumber daya
manusia
penyuluhan
yang
handal” dan misi kerja yang
dijabarkan dalam enam poin.
Sehingga upaya BKP3 Kabupaten
Malang menjaga ketahanan pangan
dengan dilaksanakannya beberapa
program pendukung capaian visi
misi tersebut. Atas dasar itulah

peneliti tertarik untuk meneliti
seberapa besar usaha BKP3 perihal
menjaga ketahanan pangannya.

METODE PENELITIAN
Dalam pembuatan karya tulis ini
untuk memperoleh data-data yang
diperlukan penulis menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
pendekatan
kualitatif,
dengan
model
sebagai
berikut;
Studi
Kepustakaan
yaitu

penulis
membaca buku, literatur, internet,
dan sumber-sumber yang dapat
dipercaya
berkaitan
dengan
penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN
ketahanan
pangan
merupakan
komitmen Indonesia pada sektor
pembangunan pangan pada sektor
pembangunan pangan. Komitmen
tersebut
dituangkan
dalam
beberapa kebijakan, yaitu dalam
undang-undang no 7 tahun 1996

tentang pangan dan peraturan

pemerintah daerah RI no 68 tahun
2002 tentang ketahanan pangan.
Menurut undang-undang nomor 7
tahun tahun 1996 dan Peraturan
Pemerintah RI nomor 68 tahun
2001 tentang pangan, ketahanan
pangan didefinisikan sebagai suatu
kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup
dalam jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau.
Terdapat beberapa definisi lain
tentang ketahanan pangan yang
dikemukakan baik oleh lembaga
perbankan maupun hasil konferensi
internasional. Menurut World Bank
dalam

Indaryati
(2003)
mendefinisikan ketahanan pangan
sebagai akses semua orang pada
setiap saat terhadapa pangan yang
mencukupi
untuk
menjamin
kehidupan yang aktif dan sehat.
Berdasarkan
hasil
konferensi
internasional World Conference on
Human Right (1993) dalam Saliem
(2005),
ketahanan
pangan
didefinisikan
sebagai
kondisi

terpenuhinya kebutuhan gizi setiap
individu baik dalam jumlah maupun
mutu agar dapat hidup aktif dan
sehat secara berkesinambungan
sesuai dengan budaya setempat.
Salah satu definisi ketahanan
pangan yang dituangkan dalam
kebijakan UU RI No. 7 tahun 1996
sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Chung (1997) dalam Maisaroh
(2001), bahwa ketahanan pangan
mempunyai tiga komponen utama,
yaitu:
a. Ketersediaan pangan
Menurut
Braun
(1992)
dalam Antang (2002), pada
tingkat
rumah
tangga,
ketersediaan pangan dapat
dipenuhi
dari
produksi
pangan sendiri dan membeli
pangan yang tersedia di
pasar
b. Akses pangan
Akses
pangan
terkait
dengan akses ekonomi bagi
individu untuk memperoleh
pangan.
Akses
pangan
terjamin
apabila

rumahtangga dan individu
di
dalamnya
memiliki
sumberdaya yang cukup
untuk mendapatkan pangan
yang tepat untuk konsumsi
yang bergizi dan akses
pangan ini tergantung pada
pendapatan rumahtangga,
distribusi pendapatan di
dalam rumahtangga dan
harga pangan.
c. Pemanfaatan pangan
Pemanfaatan pangan adalah
penggunaan sifat biologi
yang
dimiliki
pangan,
kebutuhan akan konsumsi
yang memberikan energi
dan zat gizi esensial,air
yang sehat, dan sanitasi
yang baik. Pemanfaatan
pangan
dapat
diartikan
sebagai konsumsi pangan.
Visi badan ketahanan pangan dan
pelaksana penyuluhan kabupaten
Malang
adalah:
terwujudnya
ketahanan pangan yang mantap
didukung sumber daya manusia
penyuluhan
yang
handal.
Sedangkan untuk misi badan
ketahanan pangan dan pelaksanan
penyuluhan
kabupaten
malang
adalah:
1. Meningkatkan ketersediaan
pangan
dengan
menoptimalkan
sumber
daya yang dimiliki dan
dikuasai
secara
berkelanjutan
2. Mengembangkan
sistem
distribusi
dan
cadangan
pangan untuk turut serta
memelihara
stabilitas
pasokan dan harga pangan
bagi masyarakat
3. Meningkatkan
kualitas
konsumsi pangan beragam,
bergizi,
berimbang
dan
aman
serta
penurunan
konsumsi beras perkapita
4. Mempercepat pembentukan
kelembagaan
penyuluhan
dan
meningkatkan
kelembagaan petani

5. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas
sumber
daya
manusia pertanian
6. Meningkatkan
dan
mengembangkan
sistem
penyelenggaraan
penyuluhan
Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Secara umum tujuan Pembangunan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan yaitu mewujudkan dan
mengembangkan sistem ketahanan
pangan yang kuat, dinamis dan
sinergis
serta
mewujudkan
revitalisasi
penyuluhan
dan
meningkatkan
kesejahteraan
petani. Hal ini dicapai melalui
pengembangan
sub
sistem
ketersediaan pangan, subsistem
konsumsi
pangan,
distribusi
pangan, mutu dan keamanan
pangan dengan memperhatikan
potensi, keragaman sumberdaya
pangan dan budaya serta kultur
setempat
secara
rinci,
serta
meningkatkan
peran
penyuluh
dalam pembangunan pertanian.
Secara
khusus
tujuan
pembangunan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan adalah:
1. Meningkatkan kemampuan
subsistem konsumsi dan
distribusi yang sinergik dan
berkelanjutan
2. Meningkatkan kewaspadaan
pangan di tingkat wilayah
dengan
meningkatkan
kemampuan mengenali dan
mengantisipasi secara dini
masalah kerawanan pangan
3. Meningkatkan
diversifikasi
konsumsi
pangan,
mengenali
mutu
dan
keamanan pangan
yang
beragam,
bermutu
dan
bergizi serta menurunnya
tingkat keracunan konsumsi
pangan
4. Meningkatkan
koordinasi
dan peran aparatur serta
masyarakat
sehingga
mampu
mewujudkan

koordinasi
dalam
membangun
ketahanan
pangan
5. Meningkatkan
peran
penyuluh
dalam
meningkatkan
aktivitas
ekonomi
kerakyatan
berbasis
agribisnis
dan
agroindustri
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam
peningkatan
pangan
dan
pelaksanaan penyuluhan adalah:
1. Tersedianya pangan dalam
jumlah yang cukup sejumlah
2.197 kkal/kap/hari untuk
energi
dan
56.87
gram/kap/hari untuk protein
2. Tercapainya
konsumsi
pangan penduduk sesuai
dengan
pola
pangan
harapan, dengan konsumsi
energi
sebesar
2.500/kkal/kap/hari
3. Meningkatkan
keragaman
dan
kualitas
konsumsi
dengan
pendekatan
beragam, berimbang dan
bergizi dengan kontribusi
padi-padian 48.9%, umbiumbian
25.1%,
kacangkacangan
0.4%,
pangan
hewani 2.9%, sayur dan
buah 3.9&, minyak dan
lemak 0.1%, gula 18.7%
4. Berkurangnya daerah rawan
pangan di 2 kecamatan
5. Meningkatnya
lumbung
pangan 12 unti
6. Kelompok sistem tuna jual 6
unit
7. Kelompok
sistem
kelembagaan pangan 4 unti
8. Cadangan
pangan
pekarangan 3 unit
9. Meningkatnya
lembaga
pembeli gabah 9 lembaga
10. Tercapainya
peranan
penyuluh
dalam
pendampingan masyarakat
satu desa satu penyuluh
dan terbentuknya gapoktan
berwawasan agribisnis dan
agroindustri sebanyak 200
gapoktan

11. Terbentuknya kelompok tani
utama
sebanyak
33
kelompok,
madya
330
kelompok
Rencana Strategis
Adapun strategi organisasi badan
ketahanan pangan dan pelaksana
penyuluhan
kabupaten
malang
adalah sebagai berikut:
1. Strategi ketahanan pangan: (a)
mengembangkan
forum
koordinasi ketahanan pagnan
tingkat
kabupaten
dan
kecamatan; (b) meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam
keseluruhan sistem ketahanan
pangan; (c) mengembangkan
penganekaragaman
produksi
dan konsumsi pangan berbasis
sumber
daya
lokal;
(d)
membangun kesiapan aparat
dan
masyarakat
dalam
mengantisipasi
dan
menanggulangi masalah akses,
kerawanan
dan
keamanan
pangan
2. Strategi pelaksanan penyuluhan:
(a)
mengembangkan
forum
koordinasi penyuluhan tingkat
kabupaten dan kecamatan; (b)
meningkatkan
kualitas
dan
profesialisme tenaga penyuluh;
(c) peningkatan sistemkerja laku
dengan mewujudkan “1 desa-1
penyuluh’;
(d)
mewujudkan
penataan jenjang karir serta
sistem penghargaan dan sanksi
bagi penyuluh; (e) penataan
kembali
fungsi
penyuluhan
berbasis pada kebutuhan petani;
(f) restrukturisasi kelembagaan
petani;
(g)
pengoptimalan
sumberdaya petani, perikanan
dan kehutanan yang berbasis
pada spesifikasi lokalitas; (h)
pengembangan metodologi dan
model-model
penyuluhan
partisipatif;
(i)
peningkatan
kelembagaan petani menjadi
lembaga sosial ekonomi yang
mandiri
dan
tangguh;
(j)
pengembangan
jejaring
dan
teknologi dalam agribisnis

Kebijakan yang diambil dalam
peningkatan ketahanan pangan
dan pelaksana penyuluhan:
(1)Membentuk dan mengaktifkan
peran dewan ketahanan pangan
daerah
(2)Membentuk dan mengaktifkan
peran komisi penyuluhan daerah
(3)Memperkuat cadangan pangan
masyarakat dengan membangun
lumbung pangan di pedesaan
(4)Mempercepat
penganekaragaman
konsumsi
pangan dan giiizi
(5)Reviltalisasi balai penyuluhan
(6)Revitalisasi
sumber
daya
manusia penyuluhan
(7)Revitalisasi
kelembagaan
pertanian
(8)Penyelenggaraan
penyuluhan
dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten malang, pemerintah
provinsi jawa timur, pemerintah
pusat, petani dan swasta
(9)Penyelenggaraan
penyuluhan
pertanian dilakukan berdasarkan
suatu
programa
penyuluhan
yang disusun antara penyuluh
dan petani
(10)
Pembiayaan
penyuluhan
petani merupakan tanggung
jawab
bersama
antara
pemerintah, petani dan swasta
(11)
Pendirian
UPT

Balai
Penyuluhan pada kecamatankecamatan yang belum memiliki
bangunan kantor UPT-BP
(12)
Pemerintah
pusat
diharapkan dapat mengalokasi
bantuan danan operasional bagi
para
penyuluh
pertanian,
perikanan dan kehutanan
Sedangkan untuk program-program
ketahanan pangan ada:
1. Bidang
ketersediaan
dan
distribusi
pangan:
ketersediaan
pangan
adalah
jumlah pangan yang disediakan
di suatu wilayah mencakup
produksi, impor atau ekspor,
bibit atau benih, bahan baku
industri
pangan
dan
non
pangan,
penyusutan
atau
tercecer dan yang tersedia
untuk dikonsumsi. Sedangkan

distribusi pangan adalah setiap
kegiatan
atau
serangkaian
kegiatan
dalam
rangka
penyaluran bahan pangan atau
pangan
kepada
masyarakat,
baik untuk diperdagangkan atau
tidak. Bidang ketersediaan dan
distribusi pangan merupakan
salah satu dari 4 bidang yang
ada di Badan Ketahnaan Pangan
dan
Pelaksana
Penyuluhan.
Penyuluhan yang mempunyai
tugas sebagai berikut:
(1) Melaksanakan
identifikasi,
inventarisasi
dan
pemantauan permasalahan
ketahanan pangan melalui
koordinasi untuk menyusun
perumusan kebijakan dalam
rangka
pengaturan
dan
pembinaan,
pengelolaan,
distribusi, ketersediaan dan
cadangan pangan sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
(2) Melaksanakan
tugas-tugas
lain yang diberikan oleh
Kepala Badan sesuai dengan
bidang tugasnya
Sub
Bidang
Pangan

Ketersediaan

Tugas dan fungsi sub-bidang
ketersediaan pangan dijabarkan
sebagai berikut:
(1) Melaksanakan
koordinasi,
monitoring, perencanaan dan
evaluasi
di
sub
bidang
ketersediaan pangan sesuai
ketentuan yang berlaku
(2) Menghimpun,
mempelajari
dan melaksanakan persatuan
perundang-undangan
kebijaksanaan
teknis,
petunjuk teknisdan bahanbahan
lainnya
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
tugastugas
sub
bidang
ketersediaan pangan sebagai
pedoman dan landasan kerja
(3) Mengumpulkan,
mengolah
data
dan
informasi,
menginventarisasi
permasalahan-permasalahan
serta
menentukan

pemecahan masalah yang
berhubungan dengan tugastugas
sub
bidang
ketersediaan pangan
(4) Menyusun program kerja dan
anggaran
sub
bidang
ketersediaan pangan
(5) Menyiapkan bahan untuk
penyusunan kebijaksanaan,
pedoman
dan
petunjuk
teknis yang berhubungan
dengan
tugas-tugas
sub
bidang ketersediaan pangan
(6) Melaksanakan
pembinaan
dan
pemantauan
ketersediaan dan cadangan
pangan
(7) Melaksanakan
dan
mengkoordinasi
pelayanan
pengembangan modal usaha
kelembagaan pangan dalam
rangka
pengadaan
dan
cadangan serta pemerataan
pangan
(8) Melaksanakan
koordinasi
untuk menyusun perumusan
kebijakan kecukupan dan
pemerataan bahan pangan
(9) Melaksanakan evaluasi dan
menyusun
laporan
pelaksanaan
tugas
sub
bidang ketersediaan pangan
secara
berkala
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
(10) Mengembangkan
“trust
fund”
(11) Melaksanakan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh
kepala bidang ketersediaan
pangan
dan
distribusi
pangan
sesuai
dengan
bidang tugasnya
Program lumbung pangan
Tujuan
kegiatan
lumbung
pangan antara lain adalah:
(1) Memfasilitasi
masyarakat
dalam stabilisasi penyediaan
pangan
(2) Meningkatkan
kemampuan
kelembagaan
lumbung
sebagai
salah
satu
penggerak
ekonomi
pedesaan

(3) Mengembangkan
sumber
pendapatan petani melalui
usahah
yan
berbasis
lumbung pangan
(4) Mewujudkan
ketahanan
pangan di tingkat rumah
tangga melalui peningkatan
akses masyarakat terhadap
pangan yang cukup
Dalam
peraturan
menteri
pertanian,
lumbung
pangan
adalah lembaga yang dibentuk
oleh masyarakat desa ataupun
kota.
Tujuannya
untuk
pengembangan
penyediaan
cadangan
pangan
dengan
sistem tunda jual, penyimpanan,
pendistribusian, pengolahan dan
perdagangan
bahan
pangan
yang dikelola secara kelompok.
Mulai tahun 2008 pemerintah
kabupaten
malang
telah
menyediakan anggaran untuk
bantuan fisik bangunan lumbung
pangan kepada lima kelompok
atau desa dan pada tahun 2009
terealisasi dua fisik bangunan
lumbung pangan serta pada
tahun 2010 memperoleh 13 unit
dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
dengan anggaran sebesar Rp
150
juta.
Pembangunan
lumbung
pangan
untuk
menjadikan kabupaten Malang
sebagai salah satu daerah yang
dapat
diandalkan
untuk
mendukung ketahanan pangan
nasional.
Sebenarnya dana yang diperoleh
oleh BKP3 kabupaten malang
senilai Rp 1,280 miliar. Selain
digunakan untuk membangun
lumbung pangan, dana juga
digunakan untuk membangun
UPT di kecamatan Jabung dan
kecamatan
Gedangan
demi
lancarnya kegiatan penyuluhan
kepada para petani.
Pengelolaan lumbung pangan
diserahkan kepada kelompok
tani atau gabungan kelompok
tani. Di kabupaten Malang,
lumbung pangan dikelola oleh
Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat.
Lembaga
ini

berkoordinasi dengan lembaga
pembelian gabah di masingmasing wilayah
2. Bidang
konsumsi
dan
penganekaragaman pangan
Database bidang konsumsi dan
penganekaragaman pangan
(1) Konsumsi pangan penduduk
kabupaten malang: konsumsi
pangan penduduk kabupaten
pangan pada tahun 2010
berdasarkan
hasil
survei
konsumsi masyarakat pada
tahun
2010
yang
dilaksanakan pada sampel
270 rumah tangga di 27
desa,
9
kecamatan
di
wilayah kabupaten malang,
hasil
survei
konsumsi
kabupaten
malang
berdasarkan
kelompok
bahan pangan untuk padipadian sebesar 56,3%
3. Bidang
pembinaan
dan
kelembagaan SDM
Dalam
menghadapi
era
globalisasi, pemerintah daerah
perlu
memperkokoh
sektor
pertanian khususnya ketahanan
pangan
dan
pelaksanaan
penyuluhan
agar
tetap
kompetitif
di
pasar
bebas,
aparatur
yang
tersedia
sebenarnya
masih
kurang
memadai
dan
belum
mencerminkan
struktur
piramida.
Secara rinci data sumberdaya
aparat
mencakup
jumlah
pegawai
negeri
berdasarkan
pendidikan,
jumlah
pegawai
berdasarkan golongan, jumlah
pegawai yang mengikuti diklat
struktural dan jumlah jabatan
menurut Eselon.
4. Bidang
pengembangan
programa penyuluhan
Berikut ini akan dijelaskan
mengenai materi penyuluhan:
Produksi gabah di Indonesia
rata-rata 4-5/ha. PT Natural
Nusantara berupaya membantu
tercapainya ketahanan pangan
nasional melalui peningkatan
produksi padi berdasarkan asas

kuantitas,
kualitas
dan
kelestarian (K-3)
Syarat tumbuh: pada dapat
tumbuh pada ketinggian 0-1500
mdpl dengan temperatur 19-27
derajat
celcius,
memerlukan
penyinaran
matahari
penuh
tanpa
naungan.
Angin
berpengaruh pada penyerbukan
dan
pembuahan.
Padi
menghendaki
tanah
lumpur
yang subur dengan ketebalan
18-22 cm dan pH tanah 4-7
Pedoman teknik budidaya:
(a) Benih
Dengan jarak tanam 25x25 cm
per
1000
m2
sawah
membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah
ideal benih yang disebarkan
sekitar
50-60
gr/m2.
Perbandingan luas tanah untuk
pembenihan
dengan
lahan
tanam adalah 3:100, atau 1000
m2 sawah: 3,5 m2 pembibitan
(b) Perendaman basah
Benih direndam POC NASA dan
air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12
jam, tiriskan dan masukkan
karung goni, benih padi yang
mengambang
dibuang.
Selanjutnya
diperam
menggunakan daun pisang atau
dipendam
di
dalam
tanah
selama 1-2 malang sehingga
benih berkecambah serentak
(c) Pemeliharaan
pembibitan/penyemaian
Persemaian
diairi
dengan
berangsur sampai setinggi 3-5
cm. Setelah bibit berumur 7-10
hari dan 14-18 hari, dilakukan
penyemprotan
POC
NASA
dengan dosis 2 tutup/tangki
(d) Pemindahan bibit
Bibit
yang
siap
dipindahtangankan ke sawah
berumur 21-40 hari, berdaun 5-7
helai, batang bawah besar dan
kuat, pertumbuhan seragam,
tidak
terserang
hama
dan
penyakit

(e) Pemupukan
Pemupukan, dosis pupuk sesuai
dengan
hasil
panen
yang
diinginkan. Semua pupuk makro
dicampur
dan
disebarkan
merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan homonik
bisa dicampurkan dengan POC
NASA kemudian disemprotkan
(3-4 tutup NASA +1 tutup
hormonik/tangki). Hasil akan
bervariasi
tergantung
jenis
varietas, kondisi dan jenis tanah,
serangan hama dan penyakit.
(f) Pengolahan lahan ringan
Dilakukan pada umur 20 HST,
bertujuan untuk sirkulasi udara
dalam tanah, yaitu membuang
gas beracun dan menyerap
oksigen

Panen dilakukan jika butir gabah
80% menguning dan tangkainya
merunduk. Alat yang digunakan
ketam atau sabit. Setelah panen
segera dirontokkan misalnya
dengan perontok mesin atau
tenaga
manusia.
Usahakan
kehilangan
hasil
panen
seminimal
mungkin.
Setelah
dirontokkan diayaki. Dilakukan
pengeringan
dengan
sinar
matahari 2-3 hari. Setelah kering
lalu digiling yaitu pemisahan
gabah dari kulit bijinya. Beras
siap dikonsumsi

KESIMPULAN

(g) Penyiangan
Penyiangan rumput-rumput liar
seperti
jajagoan,
sunduk
gangsir, teki dan eceng gondok
dilakukan 3 kali umur 4 minggu,
35 dan 55
(h) Pengairan
Penggenangan
air
dilakukan
pada fase awal pertumbuhan,
pembentukan
anakan,
pembuangan dan masa bunting.
Sedangkan pengeringan hanya
dilakukan pada fase sebelum
bunting bertujuan menghentikan
pembentukan anakan dan fase
pemasakan
biji
untuk
menyeragamkan
dan
mempercepat pemasakan biji
(i) Pengendalian
penyakit

(j) Panen dan pasca panen

hama

1. Pangan
merupakan
kebutuhan primer setiap
mahluk hidup
2. Pemerintah memiliki peran
dan fungsi yang besar
mengenai
penjagaan
terhadap ketahanan pangan
3. Pemerintah
kabupaten
malang memiliki visi dan
misi, tujuan dan sasaran,
rencana
strategis,
dan
progama
untuk
menunjangnya
4. Usaha
utama
yang
dilakukan
pemerintah
kabupaten malang adalah
pembuatan
lumbung
pangan
sebagai
bentuk
ketahanan pangan

dan

Hama putih, wereng penyerang
batang padi, walang sangit,
kepik hijau, penggerek batang
padi,
hama
tikus,
burung,
penyakit bercak daun coklat,
penyakit blast, busuk pelepah
daun,
penyakit
fusarium,
penyakit kresek/hawar daun,
penyakit kerdil, penyakit tungro

DAFTAR PUSTAKA
http://www.bkp3.malangkab.go.id
http://www.lemhannas.go.id
http://www.surabaya.bisnis.com
http://www.tempo.co
http://www.malangkab.go.id

http://www.jatimprov.go.id
http://www.portalgaruda.org
http://www.bkp.pertanian.go.id

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72