PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN . docx

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan
untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatkan kebutuhan
sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah- daerah terpencil yang merupakan
sentra produksi pertanian.
Perkembangan kapasitas dan kuantitas kendaraan yang meghubungkan kotakota antar propinsi dan terbatasnya sumber dana untuk pembangunan jalan raya serta
belum optimalnya pengoperasian prasarana lalu lintas yang ada, merupakan persoalan
utama di Indonesia dan di banyak negara, terutama negara- negara berkembang.
Untuk membangun ruas jalan yang baru maupun peningkatan yang diperlukan
sehubungan dengan penambahan kapasitasjalan raya, tentu akan memerlukan metode
efektif dalam melakukan perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang
terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan pengguna jalan dan tidak
menggangu ekosistem.
1.2 Tujuan Penulisan

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
dititikbertakan pada bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan
yaitu memberikan pelayanan yang optimim pada arus lalu lintas dan sebagai akses
kerumah-rumah.Dalam lingkup perencanaan geometri tidak termasuk perencanaan
tebal perkerasan jalan,walaupun dimensi dariperkerasan yang merupakan bagian dari
perencanaan

geometri sebagai bagian dari perencanaan yang seutuhnya. Demikian

pula dengan drainase jalan .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

1

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Jadi tujuan dari perencanaan geometri jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang
aman ,efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat

penggunaan/biaya pelaksanaan . Ruang ,bentuk ,dan ukuran jalan dikatakan baik ,jika
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan .
Yang menjadi dasar perencanaan geometri adalah sifat gerakan ,dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan
karakteristik arus lalulintas.Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan
perencana sehingga dihasilkan bentuk-bentuk dan ukuran jalan , serta ruang gerak
kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan ini berkisar pada penentuan dan
perencanaan jalan sehingga dapat menjalankan fungsinya.

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

2

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

BAB II
Tinjauan Pustaka




Lalu Lintas Jalan Raya
Lalu

lintas

dalam

jalan

raya

umumnya

terdiri

dari


campuran

kendaraanlambat, kendaraan cepat ,kendaraan berat,kendaraan ringan,dan
kendaraan tidak bermotor .
Penilaian setiap kendaraan dalam smp bagi jalan datar digunakan sebagai
berikut :
a. Sepeda

= 0.5

b. Truk ringan (berat kotor 5 ton)

=1

c. Truk sedang 5 ton

=2

d. Bus


=3

e. Truk berat 10 ton

=3

f. Kendaraan tidak bermotor

=7

untuk daerah perbulitan dan pegunungan ,koefisien ,untuk kendaraan
bermotor diatas dapat dinaikkan,sedangkan kendaraan tidak bermotor tidak
perlu dihitung.



Klasifikasi Jalan Raya
a. Menurut fungsi jalan
Kalasifikasi menurut fungsijalan terbagi atas :
1.Jalan Arteri : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh. Kecepatan rata-rata tinggi,dan jumlahjalan masuk
dibatasi secara efisien .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

3

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

2.Jalan

kolektor

:

Jalan

yang


melayani

angkutan

pengumpul/pembagidengan ciri-ciri perjalanan jalan sedang, kecepatan
rata-rata sedang dan jumlah jalanmasuk dibatasi.
3.Jalan lokal : jalan yangmelayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat,kecepatanrata-rata rendah,dan jumlah jalan
masuk tidakdibatasi.
b. Menurt kelas Jalan
1.Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas ,dinyatakan dalam muatan terberat
(MST) dalam satuan ton.
2.Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya
dengan klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam (pasal
11,PP.No.43/1993 )
c.

Menurut Medan Jalan
1.Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisisebagian besar

kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
2.Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometri dapat
dilihat .
3.Keseragaman

kondisi

medan

yang

diproyeksikan

harus

mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencan trase
jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari
segmen rencana jalan tersebut.

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |


4

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

No

Jenis Medan

Notasi

Kemiringan

.
1.
2.
3.

Datar

Perbukitan
Pegunungan

D
B
G

25 %

Untuk memperkecil biaya pembangunan , suatu standar perlu
disesuaikan dengan kjeadaan topografi. Dalam hal ini jenis medan
dibagi dalam tiga golongan umum uang dibedakan menurut besarnya
lereng melintanbg dalam arah kurang lebih tegaklurus sumbu jalan raya.
Klasifikasi

medan

dan

besarnya


lereng

melintang

yang

bersangkutanadalah sbb :
Golonagn Medan

Lereng Melintang

1. Datar ( D )
2. Perbukitan ( B )
3. Pegunungan ( G )

0 sampai 9,9 %
10 sampai 24,9 %
Dari 25 % Keatas

d. Menurut wewenang pembinaan jalan
Kasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan sesuai PP.No.26/1985 adalah
Jalan Nasional,jalan propinsi,jalan kabupaten/kotamadya,jalan desa , dan
jalan khusus.



Ketentuan – ketentuan Dasar

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

5

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Dalam daftar I peraturan peraturan perencanaan geometri dari bina marga
,tercantum ketentuan-ketentuan dasar yang meliputi :
a. Klasifikasi Jalan
b. Klasifikasi medan
c. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
d. Kecepatan rencana
e. Lebar daerah penguasaan minimum
f. Lebar bahu
g. Lebar melintang perkerasan
h. Lebar perkerasan
i. Lebar median minimum
j. Lebar melintang bahu
k. Jenis lapisan perkerasan
l. Miring tikungan Maksimum
m. Jari lengkung meinimum
n. Landai maksimum
Ketentuan – ketentuan dasar tersebut merupakan syarat batas yang harus
dibatasi pengguanaannya sesedikit mungkin ,agar dapat menghasilkan jalanjalan yang memuaskan .

A. TRASE JALAN

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

6

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Pada gamabar trase jalan akan terlihat apakah jalan tesebut merupakan jalan lurus
,menikung kekiri atau kekanan .Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus
,lengkung berbentuk lingkaran atau lengkung peralihan dari bentuk garis lurus
kebentuk busur lingkaran.Perencanaan geometri jalan memfokuskan pada
pemilihan letak dan panjang dari bagian-bagian ini ,sesuai dengan kondisi medan
sehingga tepenuhi kebutuhan akan pengoperasian lalu lintas , dan keamanan
(ditinjau dari jarak pandang dan sifat mengemudikan kendaraan dibagian
tikungan )
B. PENAMPANG MEMANJANG DAN MELINTANG
Pada gambar penampang melintang akan terlihat apakah jalan tesebut tanpa
kelandaian

,mendaki,

ataupun

menurun

.Pada

perencanaan

ini

yang

dipertimbangkan adalah bagaimana meletakkan sumbujalan sesuaikondisi medan
dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan , keamanan , jarakpandang dan
fungsi jalan. Penampang melintang juga berkaitan pula dengan pekerjaan tanah
yang mungkin menimbulkan akibat adanya galian atau timbunan yang harus
dilakukan .
Penampang melintang jalanmerupakanpotongan melintang tegaklurus jalan. Pada
potongan melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan
yang utama dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bagian yanglangsung berguna untuk lalu lintas
a. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas
kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan . Batas jalur lalu
lintas dapat berupa


Median



Bahu



Trotoar



Pulau jalan, dan
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

7

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5



Separator

Jalur lalulintas dapat terdiri dari beberapa jalur. Jalur lalulintas dapat
terdiri atas beberapa tipe :
1. 1 jalur – 2 Lajur – 2 arah (2/2 TB).
2. 1 Jalur – 2 lajur – 1 arah (2/1 TB)
3. 2 Jalur – 4 Lajur – 2 arah (4/2 B )
4. 2 Jalur – n Lajur – 2 arah (n/2 B), dimana n = Jumlah lajur
Keterangan :
TB

= tidak terbagi

B

= Terbagi

Lebar Jalur


Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah danlebar lajur
peruntukkannya.



Lebar jalur minimum adalah 4,5 meter ,memungkinkan dua
kendaraan kecil saling berpapasan . Papasan 2 kendaraan besar
yang terjadi sewaktu waktu dapat menggunakan bahu jalan.

b. Lajur jalan
Lebar lajur lalulintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar
melintang jalansecara keseluruhan .Besarnya lebar lajur lalu lintas
hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung dilapangan
karena:

 Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti oleh
lintasan kendaraan lain dengan tepat .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

8

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

 Lajur lalulintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan
maksimum.Untuk keamanan dan kenyamanan, setiap pengemudi
membutuhkan ruang gerak antara kendaraan .

 Lintasan kendaraaan takmungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur
lalu lintas , karena kendaraan selama bergerak akan mengalami
gaya-gaya

samping

sepertitidakratanya

permukaaan,

gaya

sentrifugal di tikungan ,dan gaya angin akibat kendaraanlain
yangmnyiap.
Banyaknya lajur yang dibutuhkan sanagat tergantung dari volume lalu
lintas yang akanmemakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan jalan
yang diharapkan.
Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan
terutama untuk kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh diatas
permukaan jalan supaya cepat dialirkan kesalran saluranpembuangan.
Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4%,untuk jenis lapisan
permukaan

dengan mempergunakan bahan pengikat seperti lapisan

aspal atau semen. Semakin kedap air lapisan tersebut semakin kecil
kemiringan melintang yang dapat digunakan. Sedangkan untuk jalan
dengan lapisan permukaaan belum mempergunakan bahan pengikat
seperti jalan berkerikil, kemiringan melintang dibuat sebesar 5 %.
Kemiringan melintang jalur lalulintas ditikungan dibuat untuk
kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja , disamping
kebutuhan akan drainase.

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

9

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

c. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu
lintas yang berfungsi sebagai :

 Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok
atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi
mengenai jurusan yang akan ditempuh atau untuk beristirahat.

 Ruangan untukmenghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

 Memberikan kelegaan pada pengemudi dengan demikian dapat
meningkatkan kapasitas jalan yang besangkutan.

 Memberikan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah sampingan .
 Ruangan pembantu pada saat mengadakan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan jalan

 Ruangan untuk lintasan kendaran-kendaran patroli ,ambulance yang
sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya
kecelakaan .
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :

 Bahu yang tidak diperkeras yaitu bahu yang hanya dibuat dari
material perkerasan jalan tanpa pengikat.

 Bahu yang diperkeras yaitu bahu yang dibuat dengan
mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih
kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras.

 Bahu kiri atau bahu luar adalah bahu yang terletak disebelah kiri
dari jalur lalu lintas.

 Bahu kanan atau bahu dalam adalah bahu yang terletak ditepi
sebelah kanan dari jalur lalulintas .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

10

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Besarnya bahu jalan sangat dipengaruhi oleh :

 Fungsi jalan : Jalan arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan lokal.

 Volume lalulintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih
lebar dibandingkan volumelalu lintas yang lebih rendah .

 Kegiatan disekitar jalan ,jalan yang melintas daerah peekotaan
,pasar,sekolah membutuhkan lebar bahu jalan yang lebih lebar dari
pada jalan yang melintas daerah liral,karena bahu jalan tersebut
akan dipergunakan pula sebagai tempat parkir dan pejalan kaki .

 Ada atau tidaknya trotoar.
 Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah
dan biaya untuk konstruksi.
d. Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalulintas
ang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki .
Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki
,tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan , dan fungsi jalan .
Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 meter

merupakan nilai yang umum

dipergunakan.
e. Median
Secara garis besar median berfungsi sebagai :

 Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi
masih dapat mengontrol kendaraan pada saat-saat darurat.

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

11

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

 Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi atau mengurangi
kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan
arah.

 Menambah rasa kelegaan ,kenyamanan dan keindahan bagi setiap
pengemudi.

 Mengamankan kebebasan samping darimasing masing arus lalu
lintas.
Disamping median terdapat apa yang dinamakan jalur tepian median
,yaitu jalur yang terletak berdampingan dengan median .Jalur tepian
median ini berfungsi untuk mengamankan kebebasan samping dariarus
lalulintas .
Lebar jalur tepian median dapat bervariasi antara 0.25 – 0.75 meter dan
dibatasi dengan marka berupa garis putih menerus .
2. Bagian yang berguna untuk drainase jalan
a. Saluran samping
Saluran samping terutama berguna untuk :

 Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari
bagian luar jalan .

 Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan
kering ,tidak terendam air.
b. Tallud atau kemiringan lereng.
Tallud jalan umumnya dibuat 2H:IV ,tetapi untuk tanah-tanah yang
mudah longsor tallud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai
yang aman,yang diperoleh dariperhitungan kestabilan lereng

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

12

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

3. Bagian pelengkap jalan
a. Kereb
Kereb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan/bahu jalan,yang
terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase,mencegah
keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan dan memberikan ketegasan
tepi perkerasan .
Fungsi Kereb :

 Kereb Peninggi adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki
kendaraan ,biasanya terdapat ditempat parkir dipinggir jalan atau
jalur lalu lintas .

 Kereb penghalang adalah kereb yang direncanakan untuk
menghindari kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas ,terutama di
median ,trotoar,pada jalan-jalan tanpa pagar pengaman.

 Kereb berparit adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk
sistem drainase perkerasan jalan .

 Kereb penghalang berparit adalah kereb penghalang yang
direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan
b. Pengaman Tepi
Bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan . Umumnya
dipergunakansisepanjang jalan yang menyusur jurang ,pada tanah
timbunan lebih besar dari 2,5 m,dan pada jalan-jalan dengan kecepatan
tinggi.
Jenis pengaman tepi :
1. Pengaman tepi dari besi yang digalvaniset

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

13

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

2. Pengaman tepi dari beton
3. Pengaman tepi dari tanah timbunan
4. Pengaman tepi dari batu kali
5. Pengaman tepi dari balok kayu
4. Bagian konstruksi jalan
a. Lapisan perkerasan jalan
Dapat dibedakan atas : lapisan permukaan ,lapisan pondasi atas
,lapisan pondasi bawah ,dan lapisan tanah dasar.
b. Lapisan pondasi atas
c. Lapisan pondasi bawah
5. Daerah manfaat jalan
Meliputi :badan jalan,saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya.Badan
jalan meliputi :jalur lalu lintas ,dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu
jalan .
6. Daerah milik jalan
Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi
tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu .
7. Daerah pengawsan jalan
Adalah jalur tanah tertentu yang terletak diluar daerah milik jalan ,yang
penggunaanya diawasi pembina jalan ,dengan maksud agar tidak
mengganggu pandangan pengemudidan konstrulsi bangunan jalan
,dalamhal tidak cukup luasnya daerah milik jalan .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

14

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

C. JARAK PANDANGAN HENTI MENYIAP
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan
yang membahayakan ,pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari
bahaya tersebut dengan aman ,dibedakan atas :
1. Jarak Pandang henti
Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan
didepan .Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi Jh.
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan adalah 15 cm diukur dari permukaan jalan.
Jh terdiri atas dua elemen jalak , yaitu :
 Jarak

tanggap

(Jht)

adalah

jarakyang

ditempuh

oleh

kendaraan

sejakpengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus
berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem,dan
 Jarakpengereman (Jhr) adalah jarak ayng dibutuhkan untuk menghentikan
kndaraan sejak pengemudi menginjak mrem sampai kendaraan berhenti.
Jarak pandang henti
VR (km/jam)

120

10

80

60

50

40

30

20

Jh minimum (m)

250

0
17

120

75

55

40

27

16

5
2. Jarak Pandang mendahului (Jd)

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

15

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan
lain di depan dengan aman sampaikendaraan tersebut kembali kelajur semula.
Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan adalah 105 cm.

Panjang jarak pandang
VR(Km/jam)
Jd

120

10

80

60

50

40

30

20

800

0
67

550

350

25

20

150

10

0

0

0

0

D. DERAJAT LENGKUNG MAKSIMUM
Dari persamaan e + f = V2 / 127R terlihat bahwa besarnya radius lengkung
horizontal dipengaruhi oleh e dan f serta nilai kecepatan rencana yang
ditetapkan .Ini berarti terdapat nilai radius minimum atau derajat lengkung
maksimum untuk nilai super elevasi maksimum dan koefisien gesekan melintang
maksimum . Lengkung tersebtu dinamakn lengkung tertajam yang dapat
direncanakan untuk satu nilai kecepatan rencana yang dipilih pada satu nilai
superelevasi maksimum.
Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya
dihindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan menggunakan
radius minimum yang mengahasilkan lengkung tertajam tersebut . Disamping
sukar menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulakan rasa idak
nyaman pada pengemudi yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari
kecepatan rencana . Harga radius minimum ini sebaiknya hanya merupakan
haraga batas sebagai penunjuk dalam memilih radius untuk perencanaan saja .

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

16

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

E. ALINEMEN HORIZONTAL
Pada perencanaan alinemen horizontal ,umumnya akan ditemuai dua jenis bagian
jalan , yaitu bagian lurus dan bagianlengkung ,yaitu:
 FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingakaran saja .Tikungan FC hanya digunakan untuk jari-jari tikungan yang
besar agar tidak terjadi patahan ,karena dengan jari-jari kecil maka
diperlukan superelevasi yang besar .
 S-C-S (Spiral-Circle-Spiral ) merupakan lengkung peralihan yang dibuat untuk
menghindari terjadinya perubahan alinemen yang tiba-tiba dari bentuklurus
ke bentuk lingkaran,jadi diletakkan antara bagian lurus dan bagian
lingkaran yaittu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur
lingkaran .
 S-S ( Spiral-Spiral ) merupakan lengkung tanpa busur lingkaran .
Panjang maksimum bagian lurus ,haruslah ditempuh dalamwaktu 25 m
Lc + 2 Ls < 2 Ts


Tikungan Spiral – Spiral ( S – S )
Lc = 0
s = ½ 
Ltot = 2 Ls
Ls = s.π.Rc / 90
Ts = ( Rc + P ) tan ½  + K
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

34

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Es = ( Rc + P ) Sec ½  - Rc
P = Ls2 / 6Rc – Rc ( 1 – Cos s )
K = Ls – Ls2 / 40 Rc2 – Rc Sin s
Syarat S – S :
P = Ls2 / 24 Rc > 0,25 m
Lc < 25 m


Lengkung Vertikal


= L G1 / G1 – G2

y

= L G12 / 2 ( G1 – G2 ) = L G12 / 2 A

=

L G1 / A

Ev = A L / 800
Untuk : x =1/2 L
Y =Ev

Keterangan :


= Jarak dari titik P ke titil yang ditinjau pada Sta

y

= Perbedaan elevasi antara titik P dan titik yang ditinjau pada Sta

L = Panjang lengkung vertikal parabola , yang merupakan jarak proyeksi
pada titik A ketitik Q (Sta)
G1 = Kelandaian tangen dari titik P (%)
G2 = Kelandaian tangen titik Q (%)
(G1±G2) = A = Perbedaan aljabar untuk kelandaian (%)
a. Lengkung Vertikal Cembung
1. Panjang L, Berdasarkan Jh
Jh < L, Maka : L=A.Jh2 /399
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

35

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Jh > L, Maka : L=2Jh – 399 / A
2. Panajang L,berdasarkan Jd
Jd < L,Maka :L= A.Jd2 / 840
Jd > L,Maka :L= 2Jd – 840 / A
b. Lengkung Vertikal Cekung
1. Jaraka penyinakranlampu kendaraan
Lengkung vertikal cekung dengan jarak penyinaran lampu depan L :
L = 2S – ( 120 + 3,5 S ) / A
2. Jarak pandang bebas dibawah bangunan pada lengkung vertikal cekung
Jarak pandangan SL :
L = 2S – 3480 / A


Perencanaan Tebal perkerasan Jalan
1.Penentuan nilai daya dukung tanah dasar ,dengan grafik korelasi anatara CBR
dan DDT
2. Dari data-data volume lalulinas ,pertumbuahan lalulintas , jumlah lajur dan
lajur rencana :
a.lintas harian rata-rata = LHR ( 1 + I )n
b.Angka ekuivalen masing-masing kendaraan setiap golongan beban sumbu :
- Sumbu tunggal :
E = ( beban i sumbu tunggal dalam Kg / 8.160 )4
- Sumbu ganda
E = 0,086 (beban 1 sumbu ganda dalam kg / 8.160)4
c. Lintas ekuivalen permulaan (LEP)

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

36

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

LEP = ΣLHRj .Cj. Ej
Dimana :
C = Koefisien distribusi kendaraan (lihat tabel )
E = angka ekuivalen
J = Jenis kendaraan
d. Lintas ekuivalen akhir (LEA)
LEA = ΣLHRj (1 + I ) UR .CJ.Ej
Dimana :
I = Perkembangan lalu lintas
J = Jenis kendaraan
e.Lintas ekuivalen tengah (LET)
LET = LEP + LEA / 2

f. Lintas ekuivalen rencana (LER)
LER = LET.FP
Dimana : FP = Faktor penyesuaian = UR / 10
3. Dari data curah hujan ,persentase kendaraan berat ,keadaan topograafi
setempat.maka didapat faktor
4. Tentukan indeks permukaan awal (Ipo)
5. Tentukan indeks permukaan pada akhir dan awal umur rencana berdasarkan
LER ( Lintas Ekuivalen Rencana ).

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

37

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

MENENTUKAN KLASIFIKASI MEDAN
JENIS MEDAN
 Datar ( D )
 Perbukitan ( B
)
 Pegunungan (
G)

#

KEMIRINGAN MELINTANG RATA-RATA
0 - 9,9 %
10 - 24,9 %
> 25 %

Cara perhitungan ketinggian stasiun
a Tinggi Sta.

=

a

-

p
p+q

x

(a-b)

b

#

Cara perhitungan kemiringan lereng (%)

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

38

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

¿
#

Beda Tinggi
x 100
Jarak Stasiun

Perhitungan panjang lintasan tikungan

Lc =
x 2 π Rc
360
Lc

R
c

Untuk Tikungan I
Rc = 380


=

Lc

=
=

Untuk Tikungan II
Rc = 350

0

55
55
360
365


x

2

x

3.14

x

380

Lc

m

Untuk Tikungan III
Rc = 290


=

Lc

=
=

=

89
360
450

65

0

65
360
=
397

x

2

x

=

=
x

2

x

3.14

x

290

m

Lc

=
=

45

Lc

=

46

350

0

45
360
361

x
m

0

46

x

m

Untuk Tikungan V
Rc = 380


3.14

Untuk Tikungan IV
Rc = 460

0

89

=

x

2

x

3.14

x

380

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

39

2

x

3.14

x

460

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

=

360
305

m

PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL

A. TIKUNGAN I
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc
Vr

: 380
: 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan

perbukitan
Δ
:55 0
emax
: 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

40

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Vt = √ 127. R ( e+ fm )
dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √ 127 .380 .(0,10+ 0,153)
= 110,50 Km/Jam
Syarat aman: Vt
>
Vr
110,50
>
60
Aman

 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin

=

Vr 2
3600
=
127 (e max + f max ) 127 (0,10+0,153)
= 112,04 m

Syarat aman

Rmin
112 m

<
<

Rc
380 m

Aman

 Menghitung derajat lengkung Maksimum

Dmax

=

181913,53(e max +f max )
VR2

=

181913,53( 0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e= 0,048
Ls= 50
D= 3.50
Syarat aman: D
<
0
3,50 <

Dmax
12,780

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

41

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral

 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls

Ys =

(1− 40LsRc2 2 )

Ls 2
=
6 Rc

50
6 .380

50
= 50 1− 40 380

(

)

= 49,99 m

= 1,096 m

Ls .90 50 . 90
=
=¿ 3,7710
πR
π 380
= Δ – 2.θs = 55- (2. 3,771) = 47,450
θc
47,45
=
x 2 π R c=
x 2 π 380 = 314 m
360
360
= Lc+2Ls = 314 + (2.50)= 414 m

Θs =
Θc
Lc
L

Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0058249
k* = 0,4999187
2
Ls
−Rc ( 1−cos θ s )
p =
6. Rc
¿

502
−380 ( 1−cos 3,771 )
6. 380
= 0,273 m
k

= Ls-Ls3/40 Rc2-Rc Sin θs
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

42

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

= 50-503/(40. 3802)-(380. Sin 3,771)
= 24,986 m
Es

= (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (380+0,273) Sec½ 550- 380
= 48,712 m

Ts

= (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (380+0,273) tg ½550 + 24,986
= 222,943 m

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V
= 60 Km/Jam
Δ
=560
Θs =3,7710
R =380 m
Ys

Es = 48,712
Ts = 222,943 m
L = 414 m
e =4,8%

Ls = 50m
p = 0,273 m
k =24,986 m
Xs = 49,99 m

= 1,096 m

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

43

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

B. TIKUNGAN II
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc
Vr

: 350
: 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan

perbukitan
Δ
:65 0
emax
: 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √ 127. R ( e+ fm )
dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √ 127 .350 .(0,10+ 0,153)
= 106,05 Km/Jam
Syarat aman: Vt
>
Vr
106,05
>
60
Aman

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

44

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin

=

Vr 2
3600
=
127 (e max + f max ) 127 (0,10+0,153)
= 112,04 m

Syarat aman

Rmin
112 m

<
<

Rc
350 m

Aman

 Menghitung derajat lengkung Maksimum

Dmax

=

181913,53(e max +f max )
VR2

=

181913,53( 0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e = 0,054
Ls= 50
D= 4,00
Syarat aman: D
40

<
<

Dmax
12,780

Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

45

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls

Ys =

(1− 40LsRc2 2 )

Ls 2
=
6 Rc

50
= 50 1− 40 350

(

50
6 .350

)

= 49,974 m

= 1,190 m

Ls .90 50 . 90
=
=¿ 4,0940
πR
π 350
= Δ – 2.θs = 65- (2. 4,094) = 56,8120
θc
56,812
=
x 2 π R c=
x 2 π 350 = 345 m
360
360
= Lc+2Ls = 345 + (2.50)= 445 m

Θs =
Θc
Lc
L

Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0058249
k* = 0,4999187
2
Ls
−Rc ( 1−cos θ s )
p =
6. Rc
2

¿

50
−350 ( 1−cos 4,094 )
6. 350
= 0,297 m
k

= Ls-Ls3/40 Rc2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 3502)-(350. Sin 4,094)
= 24,986 m

Es

= (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (350+0,297) Sec½ 650- 350
= 65.343 m

Ts

= (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (350+0,297) tg ½650 + 24,986
= 248,149 m
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V
= 60 Km/Jam
Δ
=650
Θs =4,0940
R
=350 m

Es
Ts
L
e

= 65,343
= 248,149 m
= 445 m
= 5,4%

Ls
p
k
Xs

= 50m
= 0,297 m
=24,986 m
= 49,974 m

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

46

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

Ys

= 1,190 m

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

47

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

C. TIKUNGAN III
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc
Vr

: 290
: 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan

perbukitan
Δ
:89 0
emax
: 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral Circle Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √ 127. R ( e+ fm )
dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √ 127 .290 .(0,10+ 0,153)
= 96,53 Km/Jam
Syarat aman: Vt
96,53

>
>

Vr
60

Aman

 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin

=

Vr 2
3600
=
127 (e max + f max ) 127 (0,10+0,153)
= 112,04 m

Syarat aman

Rmin

<

Rc

CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) |

48

201
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 5

112 m

<

290 m

Aman

 Menghitung derajat lengkung Maksimum

Dmax

=

18191