Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (2)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI
KELOMPOK

Disusun untuk Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampu: Dr. Emah Khuzaemah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Hikmah Uswatun Ummi
NIM 1415110013

TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2016
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Kesambi Cirebon
Kode Pos 54132 Telp. (0231) 481264

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Investigasi Kelompok
Model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok adalah model yang

dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Israel tepatnya di
Universitas Tel Aviv. Menurut Killen (dalam Anggraini, Siroj, & Indra, 2009: 34)
model ini memiliki ciri-ciri esensial sebagai berikut: (1) Para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi terhadap guru; (2) Kegiatankegiatan siswa terfokus pada upayamenjawab pertanyaan yang telah dirumuskan;
(3) Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersaratkan mereka untuk
mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai beberapa
kesimpulan; (4) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam
belajar; (5) Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa.
Sharan menyatakan bahwa investigasi kelompok adalah perencanaan
pembelajaran yang mengajak peserta didik bekerja dalam kelompok kecil
menggunakan pertanyaan kooperatif. Investigasi kelompok menuntut siswa untuk
mandiri dan aktif mencari bahan di buku atau internet atau sumber-sumber
lainnya. Siswa terlibat aktif dari awal hingga akhir pembelajaran.Sehingga
kemampuan komunikasi siswa dituntut terlibat aktif (dalam Ilyyana, 2013: 5).
Peran guru dalam model ini adalah sebagai konselor, konsultan, dan
pemberi kritik yang bersahabat. Guru membimbing siswa dalam tiga tahap
(Suherman dalam Fitriana, 2010: 39) yaitu sebagai berikut: (1) tahap pemecahan
masalah; (2) tahap pengelolaan kelas; dan (3) tahap pemaknaan secara
perseorangan.
Adapun anggota kelompok-kelompok siswa dapat bersifat heterogen atau

bisa juga berdasarkan ketertarikan yang sama (Rusman, 2010: 222). Guru juga
dapat menjadikan pembentukan kelompok menjadi apersepsi yang menarik siswa,
sehingga guru dituntut untuk kreatif. Apersepsi yang menarik berupa
pembentukan kelompok dapat dilihat di lampiran berupa skenario pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yaitu
sebagai berikut(Rusman, 2010: 223).

1. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
kurang lebih 5 orang.
2. Memberikan pertanyaan analitis secara terbuka.
3. Mengajak siswa berpartisipasi untuk menjawab pertanyaan secara
bergiliran.
Referensi
Anggraini, L., Siroj, R. A., & Indra, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran
Investigasi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri
27 Palembang. Pendidikan Matematika, 4(1).
Fitriana, L. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group
Investigation (GI) dan STAD terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau
dari Kemandirian Belajar Siswa. Universitas Sebelas Maret. Retrieved from
http://eprints.uns.ac.id/8621/

Ilyyana, K. (2013). KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI
KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI MTs NEGERI SALATIGA
MATERI SEGIEMPAT. Universitas Negeri Semarang. Retrieved from
lib.unnes.ac.id
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran (I). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Skenario Pembelajaran
Sebelumnya guru telah menyiapkan stiker tempel kosong berwarna-warni.
Guru menyiapkan spidol, juga kertas kosong. Guru menyiapkan video pentingnya
menjadi pengamat. Materi yang akan disampaikan yaitu Teks Hasil Observasi.
Sehingga siswa diharapkan mampu menyusun teks hasil observasi. Pertemuan
kedua di kelas X SMK program Teknik Instalasi Tenaga Listrik dilaksanakan di
pagi hari.
Guru masuk, memberi salam dan motivasi. “Assalamu’alaikum. Selamat
pagi anak-anak.” Siswa dengan senang menjawab, “Wa’alaikumussalam, Ibu
Guru. Selamat pagi.”
Guru menyemangati siswa, “Wah, Ibu belum lihat semangat kalian. Mana
semangat kalian? Ketika ibu bertanya ‘mana semangat kalian’, kalian harus
menjawab ‘Ini semangatku’ sambal menunjukan kepalan tangan kalian. Nah

sekarang Ibu tes ya, mana semangat kalian?
“Ini semangatku!”
“Mana semangat kalian?”
“Ini semangatku.”
“Bagus tepuk tangan untuk kita semua…... Karena kalian sudah
bersemangat dan sudah mengenal teman-teman kalian, coba kalian buat kelompok
4-5 orang dengan kesukaan yang sama kemudian namai kelompok kalian
berkaitan dengan kesukaan tersebut. Mulai dari sekarang.”
Suasana kelas makin ramai karena mereka harus mencari kesamaan.
“Stop, sudah dapat kelompok?’
“Sudah buu.”
“Coba kelompok pertama, mengapa kalian berkumpul.”

“Kami sama-sama suka ke Masjid Attaqwa, sehingga kami menamai
kelompok kami Attaqwa.”
“Masya Allah, ternyata siswa Ibu rajin ke masjid ya. Coba ibu tanya ke
kelompok dua, apa alasan kalian berkumpul?
“Kami sama-sama suka konser shalawat Habib Syekh, sehingga kelompok
ini kami namai dengan Habib Syekh.”
“Coba kelompok tiga, apa alasan kalian berkumpul?”

“Menulis di blog adalah hobi kami, kami menamai kelompok kami dengan
Blogger.”
“Kelompok terakhir, coba kemukakan nama kelompok kalian.”
“Hamkih, bu.”
“hamkih? Apa itu?
“Kami sama-sama menyukai Ibu, sehingga kami menamai kelompok kami
dengan kebalikan nama Ibu.”
“Wah ternyata kalian kreatif juga. Sekarang Ibu akan beri kalian stiker
warna warni sebagai hadiah. Stiker ini kosong, fungsinya apa? Nanti ibu jelaskan
ketika pembelajaran selesai.”
Begitulah apersepsi yang dilakukan guru untuk membuka pembelajaran.
Kemudian masuk ke kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit mengenai Teks Hasil
Observasi, menceritakan pentingnya menjadi pengamat melalui media video dan
siswa diajak untuk menyusun teks hasil observasi secara berkelompok
berdasarkan kesukaan mereka.
“Kalian sekarang sudah mengetahui apa itu teks hasil observasi, kalian
juga telah mengetahui manfaat menjadi pengamat melalui video yang telah ibu
tayangkan. Sekarang ibu minta kalian menyusun teks hasil observasi. Apa yang
diobservasi? Kalian akan mengobservasi atau mengamati kegiatan-kegiatan atau
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kesukaan kalian. Coba kalian ingat-


ingat apa peristiwa yang berkaitan dengan kesukaan kalian, kalian boleh
membuka buku atau sumber bacaan terpercaya di Internet agar tulisan kalian
makin kaya. Ada yang ingin ditanyakan?”
“Tidak, bu.”
Beberapa menit kemudian siswa selesai membuat teks hasil observasi.
Guru meminta mereka untuk menyampaikan dan menunjukan hasil kerjanya
kepada teman-temannya. Kemudian guru memberikan reward berupa pujian agar
siswa makin bersemangat. Di akhir pembelajaran guru meminta beberapa siswa
menyimpulkan materi yang mereka dapat dan mengulas kembali secara singkat
mengenai teks hasil observasi.
“Kalian tentunya sudah mulai mencintai teks hasil observasi. Nah sekarang
coba keluarkan stiker yang tadi kalian terima. Kalian tulis nama dan profesi yang
kalian cita-citakan. Kemudian tempel di kertas lebar ini dan hias sesuai kreativitas
kalian.”
“Nah bagus, stiker-stiker ini semoga menjadi penyemangat kalian meraih
cita-cita. Sekarang ibu akhiri pembelajaran ini, tugas kalian di rumah adalah
membuat teks hasil observasi tentang orang-orang dengan profesi yang kalian
cita-citakan, ditambah cara mereka mendapatkan cita-citanya. Sehingga kalian
lebih semangat lagi mengejar cita-cita. Jangan takut mencapai cita-cita kalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.”